• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS V SD ISLAM PERTIWI NUSANTARA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS V SD ISLAM PERTIWI NUSANTARA MAKASSAR"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DAN SIKAP SOSIAL SISWA

KELAS V SD ISLAM PERTIWI NUSANTARA MAKASSAR

THE INFLUENCE OF CONCEPT MAPPING MEDIA ON IPA LEARNING OUTCOMES AND SOCIAL ATTITUDES OF FIFTH GRADE STUDENTS

IN SD ISLAM PERTIWI NUSANTARA MAKASSAR

TESIS

OLEH:

SUMARNIANTI USMAN

Nomor Induk Mahasiswa: 105.06.02.069.17

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DAN SIKAP SOSIAL SISWA

KELAS V SD ISLAM PERTIWI NUSANTARA MAKASSAR

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister Program Studi

Magister Pendidikan Dasar

Disusun dan Diajukan oleh

SUMARNIANTI USMAN

Nomor Induk Mahasiswa: 105.06.02.069.17

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

(3)

TESIS

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DAN SIKAP SOSIAL SISWA

KELAS V SD ISLAM PERTIWI NUSANTARA MAKASSAR

Yang disusun dan diajukan oleh

SUMARNIANTI USMAN NIM. 105.06.02.069.17

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 12 November 2020

Menyetuji Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Arsad Bahri, M.Pd. Dr. Evi Ristiana, M.Pd.

Mengetahui :

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Universitas Muhammadiyah Makassar Pendidikan Dasar Pascasarjana

Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag. Sulfasyah,S.Pd.,M.A.,Ph.D.

(4)

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI

Judul tesis : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS V SD ISLAM PERTIWI NUSANTARA MAKASSAR

Nama Mahasiswa : SUMARNIANTI USMAN Nim : 105.06.02.069.17

Program Studi : Pendidikan Dasar

Telah diuji dan dipertahankan di depan panitia penguji tesis pada tanggal 12 November 2020 dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar (M.Pd.) pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 30 November 2020 Tim Penguji Dr. Arsad Bahri, M.Pd ……….. (Ketua/Pembimbing/Penguji) Dr. Evi Ristiana, M.Pd ……….. (Sekretaris/Pembimbing/Penguji) Dr. Khaeruddin, M.Pd ……….. (Penguji)

Dr. Syarifuddin Kune, M.Si ………...

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sumarnianti Usman NIM : 105.06.02.069.17

Program Studi : Magister PendidikanDasar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat di buktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, November 2020

(6)

ABSTRAK

Sumarnianti Usman, 2020. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar IPA dan Sikap Sosial Siswa Kelas V SD Islam Pertiwi Nusantara Makassar, dibimbing oleh Arsad Bahri dan Evi

Ristiana.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar dan sikap sosial siswa yang salah satu faktornya adalah penggunaan dan pemilihan metode pembelajaran yang kurang sesuai. Sehingga peneliti melakukan eksperimen pembelajaran dengan menggunakan metode peta konsep. Rumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah ada pengaruh penggunaan peta konsep terhadap hasil belajardan sikap sosial siswa kelas V SD Islam Pertiwi Nusantara Makassar?Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan peta konsep terhadap hasil belajar dan sikap sosial siswa kelas V SD Islam Pertiwi Nusantara, Makassar. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen semu. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang berjumlah 190 siswa mengikuti satuan kegiatan pembelajaran IPA pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020 di SD Islam Pertiwi Nusantara Makassar, sampel yang diambil adalah peserta didik kelas V SD Islam Pertiwi Nusantara, Makassar. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes, angket dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Kovariat (ANAKOVA) satu jalur Analisis Kovariat (ANAKOVA) satu jalur, yang sebelumnya diuji prasyarat yaitu normalitas dan homogenitas. Hasil penelitian ini menunjukkan Hasil uji anakova post test 0,030 dan angket sikap sosial diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000. 0,030dan0,000< 0,05 maka 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima, artinya ada pengaruh meta konsep terhadap hasil belajar dan sikap sosia lsiswa SD Islam Pertiwi Nusantara. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini peta konsep memiliki pengaruh terhadap hasil belajardan sikap sosial siswa. Kata Kunci: Peta Konsep, Hasil Belajar, Sikap Sosial.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan baik. Shalawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, semoga dengan berkah dan syafa’atnya kita dapat menjalankan kehidupan ini dengan penuh kedamaian.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tesis ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, bantuan, dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan ucapan terima kasih teriring do’a Jazaakumullahu Khaira Jaza kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse.,M.Ag. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar atas dukungannya.

2. Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag. Selaku Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar atas dukungannya.

3. Sulfasyah, S.Pd.,M.A.,Ph.D. Selaku Ketua Prodi jurusan Magister Pendidikan Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar atas dukungan dan motivasinya.

4. Dr. Arsad Bahri, M.Pd. Selaku Pembimbing I Universitas Muhammadiyah Makassar atas bimbingan dan motivasinya.

(8)

5. Dr. Evi Ristiana, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing II Universitas Muhammadiyah Makassar atas bimbingan dan motivasinya.

6. Segenap guru besar, para dosen dan seluruh jajaran tenaga kependidikan pada Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar yang begitu banyak memberikan ilmu dan pelayanan kepada penulis dalam mengikuti proses pembelajaran.

7. Ketua Yayasan, Kepala Sekolah beserta guru-guru SD Islam Pertiwi Nusantara Makassar yang telah bekerjasama membantu penulis selama penelitian.

8. Suami, Orang tua, mertua, kakak-kakak, ipar-ipar dan anakku yang telah tulus ikhlas selalu mendoakan penulis dalam menyelesaikan pendidikan pada program Pascasarjana (S2) Universitas Muhammadiyah Makassar.

9. Seluruh staf tata usaha Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar atas segala bantuannya

10. Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar atas kerjasamanya.

Kepada semua pihak tersebut, semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima di sisi Allah SWT.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... iii

ABSTRAK ... ... iv

KATA PENGANTAR / PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Fokus Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ... 12

A. KajianTeoritis ... 12

B. Tinjauan Hasil Penenlitian ... 35

C. Kerangka Pikir ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Desain dan Jenis Penelitian ... 40

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

C. Populasi dan Sampel ... 43

D. Metode Pengumpulan Data ... 44

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 46

F. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

(10)

a. Statistik Deskriptif ... 52

b. Statistik Inferensial ... 56

B. Pembahasan ... 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Simpulan ... 67 B. Saran... 68 DAFTAR PUSTAKA ... 69 RIWAYAT HIDUP ... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 74 1. OLAHAN DATA ... 74 2. INSTRUMEN PENELITIAN ... 91 3. IZIN PENELITIAN ... 138

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL TEKS HALAMAN

Table 3.1 Desain Penelitian quasi eksperimen ... 39

Tabel 3.2 Klasifikasi Nilai Siswa ... 47

Tabel 3.3 Likert Scale ... 48

Tabel 3.4 Klasifikasi Nilai Sikap Sosial ... 49

Tabel 3.5 Ruting Scale ... 40

Table 4.1 Score Hasil Belajar IPA Peserta Didik ... 52

Tabel4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPA ... 53

Table 4.3 Distribusi Kategori Hasil Belajar Peserta Didik ... 53

Table 4.4 Distribusi Kategori Sikap Sosial Peserta Didik ... 54

Tabel 4.5 Ringkasan Uji Anakova Pengaruh Peta Konsep terhadap Sikap sosial peserta didik ... 57

Tabel 4.6 Ringkasan Uji Anakova Pengaruh Peta Konsep terhadap Sikap sosial peserta didik ... 58

(12)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR TEKS HALAMAN

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN TEKS HALAMAN

Lampiran1 Daftar Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 74

Lampiran2 Daftar Nilai Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 75

Lampiran3 Perhitungan KKM ... 76

Lampiran4 Penilaian Angket Sikap Sosial Kelas Eksperimen ... 78

Lampiran5 Penilaian Angket Sikap Sosial Kelas Kontrol ... 79

Lampiran6 Penilaian Observasi Sikap Sosial Kelas Eksperimen ... 80

Lampiran7 PenilaianObservasiSikapSosialKelasKontrol ... 81

Lampiran8 Uji Normalitas Hasilbelajar ... 82

Lampiran9 Uji Normalitas Sikap Sosial ... 83

Lampiran10 Uji Homogenitas Hasil Belajar ... 84

Lampiran 11 Uji Homogenitas Sikap Sosial ... 85

Lampiran 13 Uji Anakova Pengaruh Peta Konsep terhadap sikap Sosial peserta didik ... 86

Lampiran 14 Uji Anakova Pengaruh Peta Konsep terhadap sikap Sosial peserta didik ... 87

(14)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman seluas-luasnya bagi peseta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Tujuan kurikulum 2013 untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkonstribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang di kembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas dan masyarakat; (2) pengalaman

(15)

belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Kurikulum ini disusun dan di kembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan untuk memungkinkan terjadinya penyesuaian program pendidikan sesuai kebutuhan dan potensi yang dimiliki

Sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan formal harus dapat berperan memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran kepada masyarakat secara optimal untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk mengemban misi tersebut maka pendidikan di sekolah harus direncanakandandilaksanakan secara sistemik dengan managemen berbasis kompetensi yang tertuang dalam program pengajaran. Penyusunan program pengajaran hendaknya mengacu pada Standar Isi sebagaimana tertuang dalam Permendikbud (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan).Dalam Permendikbud juga terdapat standar penilaian yang bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan.

Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Hasil belajar sebagai pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses belajar dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu, menurut Gagne (dalam Sugiyono, 2010).

(16)

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas 5 (lima) pada 11 November 2018, diketahui bahwa nilai rata-rata ulangan siswa adalah di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan, atau sekitar 50% siswa belum mengalami ketuntasan. Ini menunjukkan bahwa siswa belum memahami materi yang diajarkan pada mata pelajaran IPA, metode konvensional yang masih digunakan guru dalam mengajar menjadi penyebab siswa pasif dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa rendah dan terkadang ada siswa yang mengantuk sehingga materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa tidak terserap yang mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi turun saat ujian.

Rendahnya hasil belajar juga dipengaruhi oleh sikap sosial siswa.yang mendukung pernyataan tersebutadalah penelitian Rijal &Bachtiar menjelaskan terdapat hubungan yang positif antara sikap siswa dengan hasil belajar (Rijal & Bachtiar, 2015). Sikap Sosial merupakan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.Sikap sosial siswa saat proses pembelajaran berlangsung yaitu masih ada siswa yang menyontek saat ujian, terlambat kesekolah, tidak berani menyampaikan pendapat, dan tidak menyelesaikan tugas baik tugas individu ataupun tugas kelompok.

(17)

Berkaitan dengan masalah ini, perlu diupayakan suatu bentuk dan strategi pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dan penyajian materi IPA dengan lebih menarik. Pada pembelajaran IPA sangat berkaitan dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat membuka berbagai pikiran dari siswa yang bervariasi sehingga siswa dapat mempelajari konsep-konsep dalam penggunaannya pada aspek yang terkandung dalam mata pelajaran IPA untuk memecahkan suatu masalah atau persoalan serta mendorong siswa membuat hubungan antara materi IPA dan penerapannya yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat siswa serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga fakta penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Sutarno, 2006).

Begitu pentingnya kedudukan pembelajaran IPA di sekolah dasar, seorang guru perlu merancang, memahami dan melaksanakan pembelajaran IPA dengan sebaik mungkin sehingga konsep IPA yang diajarkan, dapat dipahami siswa dengan baik. Penekanan dalam pembelajaran IPA seperti

(18)

yang dikemukakan sebelumnya, adalah penciptaan suasana pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran.

Hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut.

Ilmu pengetahuan alam dan ilmu agama hakikatnya semua ilmu yang datangnya dari Allah. Karenanya, jika di sebuah sekolah ada mata pelajaran IPA, sesungguhnya anak-anak didik sedang belajar Al-Quran. Al-Quran bukan hanya berbicara soal ketuhanan, syariati badah, akhlak, kemanusiaan dan lainnya, namun juga berbicara soal ilmu pengetahuan, termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Pelajaran IPA bukan sekedar hafalan atau rumusan angka-angka, namun lebih dari itu, untuk menanamkan kepada anak-anak didik bahwa belajar IPA merupakan bagian dari belajar Al-Quran atau bagian dari Tahfidz Al-Quran. Sebab, Allah yang menciptakan alam semesta. Maka, ilmu yang pas untuk menegetahui rahasia alam dan upaya mengeksplorasinya untuk kemaslahatan manusia dan lingkungannya, adanya di dalam Al-Quran yang diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta.

(19)

Berikut beberapa di antara ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

1. Surat Ali Imran ayat 190

َنيِذَّلٱ * ِب ََٰبْلَ ْلْٱ ىِل ۟وُ ِّلْ ٍت ََٰياَءَل ِراَهَّنلٱ َو ِلْيَّلٱ ِفََٰلِتْخٱ َو ِضْرَ ْلْٱ َو ِت ََٰو ََٰمَّسلٱ ِقْلَخ ىِف َّنِإ اًم ََٰيِق َ َّللَّٱ َنوُرُكْذَي

ِت ََٰو ََٰمَّسلٱ ِقْلَخ ىِف َنوُرَّكَفَتَي َو ْمِهِبوُنُج َٰىَلَع َو اًدوُعُق َو اَنِقَف َكَن ََٰحْبُس ًلً ِط ََٰب اَذ ََٰه َتْقَلَخ اَم اَنَّب َر ِض ْرَ ْلْٱ َو

ِراَّنلٱ َباَذَع Terjemahan: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan

langit dan bumi [serayaberkata]: “YaTuhan kami, tiadalah Engkau

menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran [3]: 190).

Isi Kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191 ini adalah sebagai pembuktian tentang tauhidullah di satu sisi dan kekuasaan Allah atas hukum-hukum alam. Untuk dapat men-tadabburi (menghayati) kekuasan Allah pada penciptaan alam semesta, tidak dapat dipahami kecuali dengan berpikir (ulul

albab).

2. Surah Al-Hujurat ayat 6

َف ٍةَلاَه َجِب ۢ اًم ۡوَق ا ۡوُب ۡي ِصُت ۡنَا ا ٰۤۡوُنَّيَبَتَف ٍاَبَنِب ۢ ٌقِساَف ۡمُكَءٓاَج ۡنِا ا ٰۤۡوُنَمَٰا َن ۡيِذَّلا اَهُّيَا َٰٰۤي َعَف اَم ىَٰلَع ا ۡوُحِب ۡصُت

ۡيِمِد َٰن ۡمُت ۡل

Terjemahan: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.(QS Al Hujurat ayat 6)

Isi Kandungan surah Al Hujurat ayat 6 ini adalah Allah memberitakan peringatan kepada kaum Mukminin, jika datang kepada mereka seorang fasik

(20)

membawa berita tentang apa saja, agar tidak tergesa-gesa menerima berita itu sebelum diperiksa dan diteliti dahulu kebenarannya.

3. Surat Al-Fatir ayat 28

ْلٱ ِهِداَبِع ْنِم َ َّللَّٱ ىَش ْخَي اَمَّنِإ ۗ َكِلََٰذَك ۥُهُن ََٰوْلَأ ٌفِلَتْخُم ِم ََٰعْنَ ْلْٱ َو ِّبٓا َوَّدلٱ َو ِساَّنلٱ َنِم َو ٌروُفَغ ٌزي ِزَع َ َّللَّٱ َّنِإ ۗ ۟ا ُؤََٰٓمَلُع

Terjemahan:“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternakada yang bermacam-macam warnanya (danj enisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Al-Fatir, 28).

Isi Kandungan surah Al Fatir ayat 28 ini adalah pentingnya kita menuntut ilmu karena dengan ilmu tersebut menambah rasa takut kita kepada Allah subhaanahu wa ta'ala.

4. Surat An-Nahl ayat 5

َنوُك ِرْشُي اَّمَع َٰىَل ََٰعَت َو ۥُهَن ََٰحْبُس ۚ ُهوُلِجْعَتْسَت َلًَف ِ َّللَّٱ ُرْمَأ َٰٓىَتَأ Terjemahan: “Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya, untuk kamu padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.”(QS An-Nahl: 5).

5. Surat An-Nahl ayat 6

َنوُح َر ْسَت َنيِح َو َنوُحي ِرُت َنيِح ٌلاَمَج اَهيِف ْمُكَل َو

Terjemahan: “Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan.” (QS An-Nahl: 6)

Isi kandungan surah An Nahl ayat 5 dan 6 ini adalah Sesudah Allah SWT menciptakan langit dan bumi sesuai dengan tata hukum yang pasti. Dia menciptakan manusia dan menurunkan wahyu-Nya untuk membimbingnya.

(21)

Tetapi kendatipun Dia menciptakan manusia dari sebuah benih yang kelihatannya hina, dan menganugerahinya kemampuan-kemampuan yang tertinggi, namun ia, dari berbuat sesuai dengan petunjuk yang dilimpahkan Allah kepadanya.

Penciptaaan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat terlibat secara langsung dalam proses penemuan konsep IPA yang diajarkan, sehingga dapat membawa pengaruh yang sangat berarti bagi pemahaman siswa pada materi yang diajarkan. Menurut West, C.K (1991:93) ”concept

mapping is a way ofgraphically displaying concepts and relationships between or among conceps.” (peta konsep adalah suatu jalan atau cara

dengan nyata memperlihatkan hubungan antara konsep atau antar konsep). Sebagaimana siswa secara langsung mengetahui dan menemukan sendiri konsep materi yang diajarkan melalui proses pengkonstruksian pemikiran mereka sendiri, sehingga siswa tidak merasa diberitahu melainkan menemukan sendiri konsep tersebut, dengan begitu siswa akan lebih memahami materi yang diajarkan guru.

Peta konsep sangat praktis untuk diaplikasikan. Dengan peta konsep tersebut siswa dapat dengan mudah mencatat selama pelajaran berlangsung dan merupakan alat bantu yang canggih untuk curah ide (brainstorming) kelompok. Peta konsep juga membantu dalam merencanakan pembelajaran dan juga menyediakan gambar-gambar yang berguna untuk presentasi dan tugas-tugas tertulis. Selain itu, peta konsep juga berguna untuk

(22)

menghaluskan pemikiran menjadi lebih kreatif dan kritis. Pernyataan di atas di dukung oleh penelitian Artini, Renda, Wibawa yang menjelaskan terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran Peta Konsep. (Artini, Renda & Wibawa, 2014).

Berdasarkan uraian diatas maka judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Peta Konsep terhadap hasil belajar IPA dan sikap sosial siswa kelas V SD Islam Pertiwi Nusantara Makassar.

B. Fokus Penelitian

Dengan memperhatikan latar belakang masalah, maka perlu adanya fokus penelitian sebagai batasan ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka peneliti memfokuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh pembelajaran dengan metode peta konsep terhadap hasil belajar IPA?

2. Apakah ada pengaruh pembelajaran dengan metode peta konsep terhadap sikap sosial siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian, maka tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Pengaruh pembelajaran dengan metode peta konsep terhadap hasil belajar IPA.

(23)

2. Pengaruh pembelajaran dengan metode peta konsep terhadap sikap sosial siswa.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberi informasi yang lengkap tentang pengaruh pembelajaran peta konsep terhadap hasil belajarIPAdan sikap sosial siswa. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan atau pembanding bagi penelitian-penelitian yang sama dibidang pendidikan untuk tahun-tahun mendatang.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Bagi penulis sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

yang telah diperoleh dan dipelajari dalam perkuliahan sekaligus untuk menambah wawasan dan pengetahuan dibidang penelitian.

b. Bagi guru Sekolah Dasar hasil penelitian ini sebagai masukkan untuk membantu mengatasi masalah – masalah yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran khususnya pada pelajaran IPA di Sekolah Dasar. c. Bagi Pengawas TK/SD/SDLB, Kepala Sekolah, dan pengambil kebijakan

sebagai masukan untuk membantu menciptakan mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam proses pembelajaran demi untuk

(24)

meningkatkan kualitas hasil belajar para siswa khususnya dalam pembelajaran IPA/Sains di Sekolah Dasar.

(25)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teoritis

1. Peta Konsep

a. Pengertian Peta Konsep

Menurut West, C.K (1991:93) ”concept mapping is a way ofgraphically

displaying concepts and relationships between or among concets.” (peta

konsep adalah suatu jalan atau cara dengan nyata memperlihatkan hubungan antara konsep atau antar konsep).Peta Konsep pada dasarnya merupakan perangkuman materi dalam bentuk penggambaran konsep-konsep beserta keterkaitanya antar konsep-konsep. Peta konsep-konsep mempunyai fungsi sama dengan frame yakni untuk menyajikan sebuah gambaran besar dari beberapa kompetensi dasar yang dipetakan kekonsep-konsep. Perbedaan antara Frame dengan peta konsep terletak pada, kalau frame adalah materi dari kompetensi dasar yang disusun dalam bentuk matrik-matrik dengan sel-selnya, sedangkan kalau peta konsep materi yang diambil dari kompetensi dasar pada sebuah mata pelajaran yang akan diajarkan disusun dan dibentuk fokus pada konsep-konsep beserta saling keterkaitannya antar konsep. Sedangkan menurut Mc Aleese dalam West, C.K (1991:93) memetakan konsep/concept mapping adalah analisis dengan kasar hubungan seperti jalan yangdinamai mata rantai, jadi antara konsep satu dengan konsep lain digambarkan seperti peta perjalanan. Selain itu West, C.K juga mengatakan

(26)

bahwa peta konsep menggunakan kiasan dari suatu jaring, maksudnya dari jaring-jaring itu merupakan bagian dari konsep yang saling berhubungan tidak ada habisnya.

Menurut Zaini (2004:182) pembelajaran peta konsep meminta siswa/mahasiswa membuat suatu gambar atau diagram tentang konsep-konsep utama yang saling berhubungan, yang ditandai atau dihubungkan dengan garis panah, dan disetiap garis panah ditulis level yang membunyikan bentuk hubungan antar konsep-konsep utama itu. Didalam kamus konsep diartikan sebagai sesuatu rencana yang dituangkan dalam kertas, rancangan dan sebagainya yang diterima dalam pikiran. Menurut Dahar dalam Sutarno (2006:8.6) Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas obyek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang memiliki atribut yang sama.

Peta konsep atau pemetaan konsep adalah alat peraga untuk memperlihatkan hubungan antara beberapa konsep. (Ausubel dalam Dahar 1988) Hubungan antar konsep dapat dirinci dalam bentuk Pernyataan-pernyataan, peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit. Semantik dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu peta konsep hanya terdiri dari dua konsep yang dihubungkan oleh suatu kata penghubung untuk membuat suatu proposisi.

(27)

Olivia (2008:14) dalam bukunya Mind mapping menyatakan pengelompokan materi atau konsep semakin menarik bila ditampilkan dalam wujud visual. Sedangkan visual-visual yang dimaksud dalam Mind mapping adalah konsep-konsep yang tampilkan dengan gambar, simbol, huruf, angka dengan menggunakan warna yang beragam atau menarik, dengan konsep-konsep yang ditampilkan menggunakan warna yamg menarik akan mudah diingat anak dan dapat mensinergikan kerja otak kanan dan otak kiri pada anak. Jadi antara Peta konsep/Concept mapping dengan peta pikiran/Mind

mapping dalam model pembelajaran dapat diintegrasikan dalam penyusunan

rencana pembelajaran di Sekolah Dasar, khususnya pada model pembelajaran peta konsep/consept mapping .

b. Tujuan Pembelajaran Peta konsep

Beberapa tujuan pembelajaran menggunakan peta konsep menurut Zaini (2004:184 ) adalah sebagai berikut :

1).Mengembangkan kemampuan menggambarkan kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal. 2).Mengembangkan kemampuan mensintesis dan mengintegrasikan informasi atau ide menjadi satu. 3).Mengembangkan kemampuan berpikir secara holistik untuk melihat keseluruhan dan bagian bagian. 4).Mengembangkan kecakapan, strategi, dan kebiasaan belajar. 5).Belajar memahami perspektif dan nilai tentang pelajaran. 6).Mengembangkan suatu keterbukaan terhadap ide baru. 7).Mengembangkan kapasitas untuk memikirkan kemandirian.

(28)

c. Manfaat Pembelajaran Peta Konsep

Setelah mengetahui tentang arti peta konsep dari beberapa kajian teori diatas serta tujuan pembelajaran dengan peta konsep, lalu apa manfaat peta konsep digunakan pada proses pembelajaran khususnya di Sekolah dasar. Menurut West, C. K (199:98) manfaat penggunaan peta konsep dalam pembelajaran antara lain:1).Peta konsep membantu dalam menangkap ide-ide pokok dari sebuah materi pelajaran.2).Peta konsep membantu mendapatkan “gambar besar“ dari sebuah materi pelajaran. 3).Peta konsep dapat membantu baik dalam belajar ilmu pengetahuan baik yang bersifat deklaratif maupun prosedural.4).Peta konsep yang diletakkan dari awal suatu bab, merupakan sebagai pemandu belajar akan dapat membantu meningkatkan prestasi belajar.5).Peta konsep akan membantu belajar dalam pemecahan masalah.6).Peta konsep membantu mengingatkan ide-ide baik dalam tes yang dilakukan sesaat setelah proses belajar mengajar (post

test) maupun sesudah ada tenggang waktu misalnya test sumatif.7).Peta

konsep membantu dalam membuat prediksi dalam belajar sejarah.

e. Langkah-langkah menyusun Pembelajaran Peta Konsep

Terdapat sejumlah langkah-langkah untuk menyususn model pembelajaran dengan peta konsep menurut Zaini (2004: 183) langkah-langkah tersebut secara berurutan adalah sebagai berikut:

1). Pilih salah satu masalah, topik, teks, wacana, bab, sebagai bahan evaluasi atau assesmen.

(29)

2). Mintalah siswa/mahasiswa melakukan brain storming (curah gagasan) tentang masalah, topik, teks, wacana, bab, itu sebanyak mungkin.

3). Kemudian, mintalah siswa/mahasiswa memilih dari sebagian konsep utama atau konsep mayor hasil curah gagasan.

4). Mintalah kembali siswa/mahasiswa untuk menuliskan konsep-konsep utama diatas kartu-kartu secara terpisah.

5). Kemudian dari kartu-kartu yang telah terisi konsep-konsep utama, mintalah siswa beberapa kali membuat suatu gambar yang saling berhubungan antar konsep.

6). Pastikan siswa membuat garis penghubung antar konsep.

7). Sebelum mengakhiri tugas mintalah mereka menuliskan satu kata atau level diatas setiap garis penghubung.

8). Tampilkan peta konsep yang dibuat antara kelompok satu dengan lainnya sebagai bahan pembanding.

9). Setelah menyelesaikan tugas, siswa mengumpulkan tugas dan siap melakukan koreksi dan evaluasi dengan kreteria yang sudah dibuat. 10). Setelah dikoreksi, lalu dikembalikan pada kelompok masing-masing.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.Menurut Bloom (Suprijono, 2009:6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(30)

Dalam ranah kognitif, keterampilan intelektual dibagi pada tingkatan-tingkatan, yaitu C1 sampai dengan C6. Tingkatan C1- C6 dalam ranah kognitif adalah sebagai berikut:

a. Mengingat (C1)

Kategori Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang seorang siswa. Dua proses kognitif yang berkaitan dengan kategori ini adalah menyadari atau recoqnizing dan mengingat kembali atau recalling. Jenis pengetahuan yang relevan dengan kategori ini adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif, serta kombinasi-kombinasi yang mungkin dari beberapa pengetahuan ini (Anderson, & Kratwhol; 2001).

b. Memahami (C2)

Seorang peserta didik dikatakan memahami jika mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran baik dalam bentuk lisan, tertulis dan grafik (gambar) yang disampaikan melalui pengajaran, penyajian dalam buku, maupun penyajian melalui layar komputer. Peserta didik dapat memahami jika mereka menghubungkan pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari dengan pengetahuan yang sebelumnya telah mereka miliki. Lebih tepatnya, pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari itu di padukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada. Lantaran konsep–konsep di otak seumpama blok–blok bangunan yang

(31)

di dalamnya berisi skema–skema dan kerangka–kerangka kognitif. maka pengetahuan konseptual (conceptual knowledge) merupakan dasar dari proses memahami. Proses-proses kognitif yang termasuk dalam kategori Memahami meliputi proses menginterpretasikan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menduga, membandingkan, dan menjelaskan (Anderson, et al. 2001).

c. Mengaplikasikan (C3)

Kategori mengaplikasikan ini sangat erat kaitannya dengan pengetahuan prosedural atau procedural knowledge. Soal latihan atau exercises merupakan jenis tugas yang prosedur penyelesaiannya telah diketahui siswa, sehingga siswa dapat menggunakannya secara rutin. Suatu masalah merupakan jenis tugas yang penyelesaiannya belum diketahui siswa, sehingga mereka harus menemukan prosedur yang tepat untuk memecahkan permasalahan tersebut (Anderson, et al. 2001).

d. Menganalisis (C4)

Yang termasuk dalam kategori menganalisis adalah proses mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antara bagian -bagian tersebut dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi tersebut secara keseluruhan. Kategori proses menganalisis ini mencakup proses-proses membedakan (differentiating), mengorganisasi (organizing), dan menghubungkan (attribute). (Anderson, et al. 2001).

(32)

Kategori mengevaluasi diartikan sebagai tindakan membuat suatu penilaian (judgement) yang didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, dan konsistensi. Kriteria– kriteria ini ditentukan sendiri oleh siswa. Standar yang bisa digunakan bisa berupa standar kuantitatif maupun standar kualitatif. Standar-standar tersebut kemudian diterapkan pada kriteria-kriteria yang dipilih tadi. Kategori mengevaluasi mencakup sejumlah proses kognitif, yaitu memeriksa (checking), dan mengkritik (critiquing). Proses memeriksa atau checking merupakan proses membuat penilaian terhadap suatu kriteria internal, sementara proses mengkritik atau critiquing merupakan proses membuat penilaian yang didasarkan pada kriteria-kriteria eksternal (Anderson, et al. 2001).

f. Mencipta (C6)

Proses menyusun sejumlah elemen tertentu menjadi satu kesatuan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan pengajaran yang termasuk kedalam kategori mencipta ini adalah mengajarkan pada para siswa agar mampu membuat suatu produk baru dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang belum pernah ada atau tidak pernah diprediksi sebelumnya. Proses-proses kognitif yang termasuk kedalam kategori ini biasanya juga dikoordinasikan dengan pengalaman belajar yang sudah dimiliki oleh para siswa sebelumnya. Meskipun kategori menciptakan ini mengharuskan adanya suatu pola pikir kreatif dari pihak siswa, pola pikir

(33)

kreatif tersebut tidak sepenuhnya terbebas dari tuntutan-tuntutan atau batasan-batasan yang telah ditentukan dalam suatu pengajaran pelajaran atau batasan-batasan yang terjadi dalam situasi tertentu (Anderson, et al. 2001).

Hasil belajar menurut Winkel (1996) didefenisikan sebagai pencapaian tujuan intruksional, berupa proses penilaian terhadap suatu objek yang telah dikuasai maupun yang telah dicapai oleh siswa, Djamarah (2006) menjelaskan hasil belajar merupakan hasil dari perubahan perilaku akibat adanya pengalaman melalui proses belajar mencapai tujuan pembelajaran.

Sudjana (2005) juga mengatakan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari proses pemberian nilai terhadap pengalaman belajar, dan penilaian terhadap hasil belajar diukur melalui norma, patokan, maupun kriterium tertentu. Dari beberapa pengertian di atas, maka dijelaskan secara umum hasil belajar sebagai sejumlah hasil penilaian dari perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.Hasil belajar dapat diketahui dengan melakukan penilaianpenilaian tertentu melalui pemberian tes untuk menunjukkan sejauh mana kriteria-kriteria penilaian telah tercapai.

Tujuan Penilaian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2005), tujuan maupun manfaat dari penilaian terhadap hasil belajar, yakni: a. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta

(34)

pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya. b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem pelaksanaannya. d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Pelajaran IPA

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam/Sains

Menurut Suriasumantri (2005:84) ilmu adalah teoritis yang dibangun diatas sosial penalaran deduktif yang meyakinkan serta pembuktian induktif yang sangat mengesankan. Ilmu yang termasuk paling maju diantara ilmu yang lain yakni ilmu fisika. Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk didalamnya adalah ilmu. Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya dan terbatas pada lingkup pengalaman kita. Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan yang sehari-hari dihadapi manusia, Jujun S. Suriasumantri (2005:105).

(35)

Menurut Bakhtiar (2006:13) ilmu adalah pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan, sedangkan pengetahuan adalah keseluruhan pengatahuan yang belum tersusun, baik metafisik maupun fisik, alam dalam kamus diartikan sebagai dunia, alam sekitar.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)sains merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah, antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan, dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (1995:121). Salah satu fungsi pengajaran sains seperti yang ada dalam pada GBPP kurikulum SD tahun 1994 yaitu mengembangkan ketrampilan proses dan menanamkan konsep-konsep dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar.

Menurut Hidayati (2007) pengertian sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan factor-faktor, konsep-konsep, prinsip -prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah.

b. Fungsi mata pelajaran IPA / Sains di SD

Beberapa fungsi mengapa pembelajaran IPA atau sains di laksakan dalam proses pembelajaran pada Sekolah Dasar antara lain : 1).Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan

(36)

lingkungan buatan dalam kaitanya dengan pemanfaatan bagi kehidupan sehari–hari. 2).Mengembangkan ketrampilan proses. 3).Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupannya sehari-hari. 4).Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. 5).Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi/SLTP

Sedangkan menurut Olivia (2008:66) Sains berfungsi mengembangkan kecerdasan naturalis dan logika anak. Kecerdasan naturalis bukan suatu kecerdasan bawaan, melainkan harus ditumbuhkembangkan orang tua kepada anak. Karena itu, dengan mengajarkan sains pada anak berarti orang tua mengembangkan kecerdasan naturalisnya. Selain itu, juga mengembangkan kecerdasan logika karena dengan menguasai sains berarti anak sudah berpikir logis.

c. Tujuan Pembelajaran IPA/Sain di SD

Beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran IPA/Sains di Sekolah Dasar adalah untuk Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar,

(37)

mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian dilingkungan sekitar, bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA/Sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Sedangkan menurut Hidayati (2007) tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar antara lain, menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi, mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, Ikut serta dalam mememlihara menjaga dan melestarikan lingkungan alam, mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (Salingtemas), menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

d. Ruang lingkup mata pelajaran IPA/Sains

Beberapa ruang lingkup pembelajaran IPA atau Sains di Sekolah Dasar antara lain sebagai berikut:

(38)

1). Kerja Ilmiah, yang mencakuppenyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah.

2) Pemahaman konsep dan penerapannya yang mencakup: Makluk hidup dan proses kehidupan yaitu, manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan, Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi benda padat, cair dan gas. Energi dan perubahannya meliputi: Gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya, sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (Salingtemas).

e. Pembelajaran IPA yang berkualitas

Menurut Joyoatmojo (2003: 17) kualitas pembelajaran merupakan sebuah istilah yang mengandung nilai yang terkait dengan tujuan, proses, dan standar pendidikan. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang baik secara moral, epistimologis, maupun edukatif memiliki tujuan, proses, dan capaian dengan standar tinggi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Pembelajaran yang berkualitas menuntut keefektifan dan efisiensi dalam penyelenggaraannya.

Dewasa ini telah dilakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan mutu atau kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan untuk meningkatkan mutu atau kualitas IPA

(39)

Sekolah Dasar adalah model-model pembelajaran yang didasarkan pada pandangan Konstruktivis, Sutarno (2006:8.18). Menurut pandangan Konstruktivis dalam proses pembelajaran IPA seyogyanya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial. Dengan kata lain siswa harus terlibat langsung dalam proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan mutu atau kualitas dari pembelajaran yang sedang berlangsung.

4. Sikap Sosial

Dalam Kurikulum 2013 untuk tingkat Sekolah Dasar disebutkan bahwa penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Dalam penelitian ini, sikap yang lebih ditekankan adalah sikap sosial.

Menurut Kurikulum 2013 dapat dijelaskan aspek sikap sosial adalah sebagai berikut. (1) Jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. (2) Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. (3) Tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. (4)

(40)

Santun yaitu perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik. (5) Peduli yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan. (6) Percaya diri yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan.

Indikator-indikator masing-masing aspek yang dapat dikembangkan oleh sekolah sebagai berikut.

a. Jujur

1) Tidak mau berbohong atau tidak mencontek. 2) Mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru, tanpa menjiplak tugas orang lain. 3) Mengerjakan soal penilaian tanpa mencontek. 4) Mengatakan dengan sesungguhnya apa yang terjadi atau yang dialaminya dalam kehidupan seharihari. 5) Mau mengakui kesalahan atau kekeliruan. 6) Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan. 7) Mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang diyakininya, walaupun berbeda dengan pendapat teman. 8) Mengemukakan ketidaknyamanan belajar yang dirasakannya di sekolah. 9) Membuat laporan kegiatan kelas secara terbuka (transparan).

b. Disiplin

1) Mengikuti peraturan yang ada di sekolah. 2) Tertib dalam melaksanakan proses belajar mengajar. 3) Hadir di sekolah tepat waktu. 4) Masuk kelas tepat waktu. 5) Memakai pakaian seragam lengkap dan rapi. 6) Tertib mentaati peraturan sekolah. 7) Melaksanakan piket kebersihan kelas. 8)

(41)

Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu. 9) Mengerjakan tugas/pekerjaan rumah dengan baik. 10) Membagi waktu belajar dan bermain dengan baik. 11) Mengambil dan mengembalikan peralatan belajar pada tempatnya. 12) Tidak pernah terlambat masuk kelas.

c. Tanggung jawab

1) Menyelesaikan tugas yang diberikan. 2) Mengakui kesalahan. 3) Melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya di kelas seperti piket kebersihan. 4) Melaksanakan peraturan sekolah dengan baik. 5) Mengerjakan tugas/pekerjaan rumah sekolah dengan baik. 6) Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu. 7) Mengakui kesalahan, tidak melemparkan kesalahan kepada teman. 8) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah. 9) Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam kelompok di kelas/sekolah. 10) Membuat laporan setelah selesai melakukan kegiatan.

d. Santun

1) Menghormati orang lain dan menghormati cara bicara yang tepat. 2) Menghormati guru, pegawai sekolah, penjaga kebun, dan orang yang lebih tua. 3) Berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar. 4) Berpakaian rapi dan pantas. 5) Dapat mengendalikan emosi dalam menghadapi masalah, tidak marahmarah. 6) Mengucapkan salam ketika bertemu guru, teman, dan orang-orang di sekolah. 7) Menunjukkan wajah ramah, bersahabat, dan tidak

(42)

cemberut. 8) Mengucapkan terima kasih apabila menerima bantuan dalam bentuk jasa atau barang dari orang lain.

e. Peduli

1) Ingin tahu dan ingin membantu teman yang kesulitan dalam pembelajaran, perhatian kepada orang lain. 2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah, misal: mengumpulkan sumbangan untuk membantu yang sakit atau kemalangan. 3) Meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa/memiliki. 4) Menolong teman yang mengalami kesulitan. 5) Menjaga keasrian, keindahan, dan kebersihan lingkungan sekolah. 6) Melerai teman yang berselisih (bertengkar). 7) Menjenguk teman atau guru yang sakit. 8) Menunjukkan perhatian terhadap kebersihan kelas dan lingkungan sekolah.

f. Percaya diri

1) Berani tampil di depan kelas. 2) Berani mengemukakan pendapat. 3) Berani mencoba hal baru. 4) Mengemukakan pendapat terhadap suatu topik atau masalah. 5) Mengajukan diri menjadi ketua kelas atau pengurus kelas lainnya. 6) Mengajukan diri untuk mengerjakan tugas atau soal di papan tulis. 7) Mencoba hal-hal baru yang bermanfaat. 8) Mengungkapkan kritikan membangun terhadap karya orang lain. 9) Memberikan argumen yang kuat untuk mempertahankan pendapat. Dalam penelitian ini, aspek-aspek yang dipilih untuk diteliti adalah sikap sosial jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan bertanggung jawab.

(43)

5. Materi Ajar

a. Sistem pernapasan manusia

Bernapas adalah salah satu kegiatan yang terus-menerus dilakukan semua makhluk hidup sepanjang usianya. Dengan bernapas tubuh kita mendapatkan oksigen yang diperlukan agar proses metabolisme tubuh kita dapat berlangsung. Oksigen berperan mengubah sumber energi menjadi energi, sehingga tanpa oksigen proses metabolisme tidak dapat terjadi. Oleh karena itulah, jika tidak dapat bernapas selama beberapa menit saja manusia bisa meninggal dunia.

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah semua organ yang berperan dalam proses pernapasan/ respirasi.

Alat Pernapasan Manusia Pada Gambar di atas terlihat alat pernapasan manusia, yakni berupa : hidung, batang tenggorok (trakea), bronkus, paru-paru.

Hidung merupakan tempat keluar masuknya udara pernapasan. Udara masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut hidung dan selaput lendir. Rambut hidung berfungsi menyaring udara yang masuk agar bebas dari debu dan kuman. Selaput lendir berfungsi untukmenyesuaikan suhu. Dengan demikian, udara yang kita hirup bersih dari kotoran, debu. Di dalam hidung udara juga mengalami penyesuaian suhu dan kelembapan.

(44)

1) Batang tenggorok (trakea) terletak di depan kerongkongan (saluran makanan). Batang tenggorok tersusun dari tulang-tulang rawan yang berbentuk cincin. Dinding sebelah dalam tenggorok mempunyai selaput lendir yang sel-selnya berambut getar. Selaput lendir dan rambut getar berfungsi untuk menahan dan mengeluarkan udara kotor (debu) agar tidak masuk ke dalam paru-paru. Akibat pengeluaran secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin. Jadi, fungsi trakea yaitu mengusir debu-debu halus yang lolos dari penyaringan di rongga hidung.

2) Paru-Paru

Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas diafragma. Diafragma adalahsekat antara rongga dada dan rongga perut. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan.Proses pernapasan pada manusia atau proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 pada saluran

pernapasan terjadi pada saat berlangsungnya proses pernapasan. Proses-proses ini diatur oleh otot diafragma dan otot di antara tulang rusuk.

Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru disebut

inspirasi. Pada saat menarik napas otot diafragma berkontraksi.

Akibatnya, diafragma mendatar, rongga dada membesar, dan udara masuk paru-paru. Pada saat mengembuskan napas, otot diafragma dan otot antartulang rusukmengendur. Akibatnya, rongga dada mengecil dan paru-paru mengempis sehingga karbondioksida CO2 dalam paru-paru

(45)

terdorong keluar. Proses tersebut merupakan proses ekspirasi.

Udara masuk melalui hidung Di dalam rongga hidung terdapat rambut hidung dan selaput lendir. Rambut hidung dan selaput lendir berfungsi menyaring udara yang masuk agar bebas dari debu dan kuman. Dengan demikian, udara yang kita hirup bersih dari kotoran, debu, maupun kuman penyakit. Di dalam hidung udara juga mengalami penyesuaian suhu dan kelembapan.

Udara diteruskan ke kerongkongan (Trakhea), Ujung trakhea bercabang menjadidua bagian. Cabang cabang ini disebut bronkus. Setelah ini udara masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru terdapat cabang-cabang bronkus yang disebut bronkiolus. Bronkiolus juga memiliki percabangan yang jumlahnya sangat banyak. Cabang-cabang tersebut sangat halus dan tipis. Setiap ujung cabang membentuk kantung berdinding tipis yang disebut alveolus. Alveolus merupakan gelembung yang sangat tipis. Pada saat udara yang kita hirup sampai di alveolus, oksigen melewati dinding kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb) darah. Setelah itu, darah akan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dalam tubuh, oksigen digunakan untuk proses pembentukan energi. Pada proses tersebut dihasilkan energi dan gas karbon dioksida (CO2). CO2 tersebut diikat kembali oleh hemoglobin darah. Setelah itu,

darahakan membawa CO2ke paru-paru. CO2 dari alveolus menuju bronkiolus, bronkus lalu menuju tenggorokan, kemudian ke lubang hidung

(46)

untuk di keluarkan dari dalam tubuh

b. Penyakit yang berhubungan dengan sistem pernapasan

Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu alat pernapasan mengalamigangguan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kuman maupun polusi udara. Beberapa gangguan maupun penyakit pada alat pernapasan sebagai berikut.

1) TBC (Tuberkulosis)

TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.Penderita TBC, paru-parunya terdapat bintil-bintil kecil pada dinding alveolusnya sehingga mengganggu proses penyerapan oksigen. Penyakit ini dapat menular melalui benda-benda yang digunakan bersama, seperti sendok, gelas,dan sikat gigi. Untuk menghindari penularan TBC, sebaiknya penderita menggunakan peralatan makan dan sikat gigi tersendiri.

2) Influenza(flu)

Influrnza (flu) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Orang yang terserang flu akan mengalami demam, menggigil, batuk, sakit kepala, bersin- bersin, serta nyeri punggung. Lendir yang keluar dari hidung menutup lubang hidung sehingga udara terhalang masuk dan mengganggu pernapasan.

3) Asma yaitu gangguan pernapasan karena penyempitan saluran pernapasan. Menyempitnya saluran pernapasan dapat terjadi karena beberapa hal berikut.

(47)

a) Udara yang tercemar oleh asap dan debu. b) Udara yang terlalu dingin.

c) Keadaan jiwa penderita, misalnya stres dan tekanan emosi. d) Radang paru-paru karena bakteri Tuberkulosis.

4) Bronkitis yaitu adanya peradangan pada batang tenggorok (bronkus).

Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia). Bronkitis

iritatif bisa disebabkan oleh berbagai jenis debu, asap dari asam kuat,

ammonia, polusi udara, tembakau dan rokok lainnya. Ciri-ciri atau gejala awalnya batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan), sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan, sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu), bengek, lelah, pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan, wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan, pipi tampak kemerahan, sakit kepala, gangguan penglihatan. Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasanmenahun.

c. Cara memelihara organ pernapasan

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk memelihara alat pernapasan kita adalah dengan melakukan pola hidup sehat. Berikut ini beberapa contohnya:

(48)

Lingkungan yang ada disekitar kita harus senantiasa bersih, sehingga tidak ada debu yang beterbangan. Selain itu, agar udara dirumah kita tetap bersih maka di rumah harus tersedia lubang udara atau ventilasi yang cukup.

2) Memakai masker

Kita perlu memakai masker terutama ketika berada pada lingkungan yang terkena polusi udara seperti sedang berkendara sepeda motor. 3) Olahraga secara teratur

Olahraga secara teratur dapat melancarkan pernapasan, sehingga alat-alat pernapasan pun dapat bekerja dengan baik. Berenang, lari pagi, dan senam merupakan beberapa olahraga yang dapat dilakukan untuk memelihara alat pernapasan pada manusia.

4) Mengadakan penghijauan

Agar udara yang kita hirup pada saat bernapas merupakan udara yang bersih dan segar maka perlu dilakukan penghijauan di sekitar rumah, sekolah, dan tepi.

B. Tinjauan Hasil Penelitian

1. Ni Putu Sri Artini, Ndara Tanggu Renda, I Made Citra Wibawa (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran Peta Konsep Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Di Desa Panji Tahun Pelajaran 2013/2014.

(49)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran peta konsep, hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran konvensional. Hasil kajian ini adalah :

Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran Peta Konsep berbantuan media gambar dan siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran konvensional. Hal ini dilihat dari hasil rerata kelompok eksperimen lebih tinggi disbanding rerata kelompok kontrol (eksperimen= 23,26> control = 18,24) dan hasil uji hipotesi dengan menggunakan uji-t dengan thitung lebih besar dari ttabel yaitu

1,95146 > 1,67109. Dengan demikian, kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Peta Konsep berbantuan media gambar menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional.

2. Melania Sutarni (2011). Penerapan Metode Mind Mapping dalam Meningkatkan Kemampuan Mengerjakan Soal Cerita Bilangan Pecahan. Tujuan penelitian ini bermaksud mengatasi masalah kesulitan mengerjakan soal cerita tentang bilangan pecahan pada siswa kelas 5 SDK 3 BPK PENABUR Jakarta. Metode Mind mapping dapat dipakai siswa untuK memetakan soal dengan bertahap dan memudahkan siswa

(50)

dalam memahami serta menyelesaikan soal dengan benar. Hasil kajian ini adalah penggunaan metode mind mapping sangat tepat untuk mengerjakan soal cerita yang menggunakan konsep bilangan pecahan sehingga kemampuan siswa meningkat. Penggunaan metode mind

mapping meningkatkan minat siswa dalam belajar Matematika. C. Kerangka Pikir

Peta konsep dapat dimanfaatkan sebagai alternatif metode pembelajaran IPA. Sesuai dengan konsep materi yang akan diajarkan, agar siswa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Diharapkan dengan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran IPA, siswa mampu memahami konsep materi yang diajarkan, serta meningkatnya hasil belajar dan sikap sosial siswa.

Peneliti akan menguji keefektifan peta konsep pada kelas eksperimen dan menggunakan metode konvensional pada kelas kontrol. Peneliti dapat mengetahui perbedaan hasil belajar dan sikap sosial diantara kedua kelas yang diberi perlakuan berbeda tersebut. Adanya perbedaan hasil belajar dan sikap sosial yang ditunjukkan itu diharapkan dapat memberi masukan bagi guru tentang keefektifan penggunaan peta konsep dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA dan sikap sosial siswa.

Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:

(51)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

D. Hipotesis

Secara umum hipotesis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yakni hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).

siswa mampu memahami konsep materi yang diajarkan, serta meningkatnya hasil belajar

dan sikap sosial siswa.

Nilai tidak mencapai kriteria ketentuan Minimum

Solusi

Kelas Eksperimen menggunakan media peta

konsep

Kelas Kontrol tanpa menggunakan media

peta konsep

Hasil Belajar

(52)

:Tidak ada pengaruh penggunaan peta konsep terhadap hasil belajar IPA dan sikap sosial siswa kelas V SD Islam Pertiwi Nusantara Makassar : Ada pengaruh penggunaan peta konsep terhadap hasil belajar IPA dan

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodequasi experimental design. Jenis desain yang digunakan adalah pretest–posttest non equivalen control group

design (Gay, et al 2006). Kelompok eksperimen diberi perlakuan

menggunakan pembelajaran Peta Konsep dan kelompok kontrol diberi perlakuan menggunakan pendekatan konvensional dalam pembelajaran IPA.Berikut ini adalah desain yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain penelitianquasi eksperimen

Keterangan:

E = Kelas Eksperimen C = Kelas Kontrol O1 = Pre-Test O2 = Post-Test

X1 = Perlakuan menggunakan metode Peta Konsep

E O1 X1 O2 C O1 O2

(54)

Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi

1). Identitas Sekolah Tempat Penelitian

1) Nama Sekolah : SD Islam Pertiwi Nusantara Makassar 2) Alamat : Jl. Bontoloe Baru

3) Status : Sekolah Swasta 4) NPSN : 40307528 5) Kelurahan : Tamalanrea 6) Kecamatan : Tamalanrea 7) Kabupaten : Makassar

2). Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 3.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No Nama Jenis

Kelamin Jenis PTK

1. H.Abd.Rasjid Haji, BA L Ketua Yayasan 2. Sitti Maryati Rasjid, S.Pd P Ketua Harian Yayasan

3. Muhammad Zubair, S.Kom L Kepsek

4. Murniaty, S.Pd P Guru

5. Tahirah, S.Pd P Guru

6. Andi Hermawati, S.TP P Guru

7. Masran Mansyur, S.Pd L Guru

8. Andi Isna Ardiyanti, S.Pd P Guru

9. Andi Muh.Khadiq, S.Ag L Guru

10. Putri Devianty Natsir, S.Pd P Guru

11. Syukur L Satpam

(55)

3). Visi dan Misi SD Islam Pertiwi Nusantara

Visi :

Unggul dalam mutu dan prestasi, terampil dalam iptek dan inovasi dilandasi dengan imtaq menuju sekolah berkualitas berlandaskan kearifan lokal.

Misi :

1. Mengembangkan Kurikulun SD Islam Pertiwi Nusantara Makassar yang berkualitas.

2. Mengembangkan system penilaian dengan standar Nasional

3. Meningkatkan kinerja sekolah baik prestasi akademik mupun non akademik, inovasi dalam input dan proses pembelajaran yang berkualitas

4. Meningkatkan kompetensi guru dan system penghargaan guru 5. Mengembangkan media pembelajaran berbasis IT

6. Meningkatkan sarana dan prasarana yang bermutu

7. Meningkatkan mutu proses belajar mengajar, mengembangakan bahan ajar, serta memberikan bimbingan secara efektif, sehingga siswa dapat berkembang secara efektif, dan optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

8. Menciptakan lingkungan pengajaran dan lingkungan belajar, serta menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya lokal, sehingga menjadi sumber kearifan lokal.

(56)

b. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 selama kurang lebih 6 bulan. Terhitung dari bulan Julisampai Desember 2019. Rentang waktu tersebut dimulai dari tahap persiapan hingga penyusunan laporan hasil penelitian.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang berjumlah 190 siswa mengikuti satuan kegiatan pembelajaran IPA pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020 di SD Islam Pertiwi Nusantara Makassar. 2. Sampel

Penentuan sampel kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan dengan cara undian pada siswa kelas V SD Islam Pertiwi Nusantara Makassar. Dari hasil undian, maka terpilih 12 laki-laki dan 8 perempuan pada kelompok eksperimen, sedangkan pada kelompok kontrol terpilih 14 laki-laki dan 6 perempuan. Berdasarkan jumlah hasil undian tersebut, maka sebagai sampeldalam penelitian ini adalah satuan kegiatan pembelajaran IPA yang diikuti 20 siswa kelompok kontrol dan 20 siswa kelompok eksperimen di kelas V semester genap tahun pelajaran 2019/2020 di SD Islam Pertiwi Nusantara Makassar. Kedua kelas selanjutnya diuji t nilai rapor sebelumnya untuk kesetaraan kelas penelitian.

Gambar

GAMBAR           TEKS       HALAMAN
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Tabel 3.1. Desain penelitianquasi eksperimen
Tabel 3.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik dan memisahkan senyawa yang mempunyai kelarutan berbeda–beda dalam berbagai pelarut komponen kimia yang terdapat dalam bahan

b) Rezidenti, ktorí by v prípade, Ïe by sa akcia neuskutoãnila, neostali v lokalite a svoje v˘davky by realizovali in˘m spôsobom v externej ekonomike (napr. by i‰li na v˘let

Reorientasi Politik Islam bukan saja difokuskan pada mainstreaming paham-paham moderat dalam beragama, tetapi juga bagaimana agama itu dapat berperan dan berkontribusi positif

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penggunaan Lembar Kerja Siswa Dalam Kompetensi Dasar Pengolahan Dan Pengawetan Bahan Hasil Pertanian Di. SMKN 1

Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerja fabrikasi, bekisting dan pengecoran di PT X memiliki karakteristik pekerja yaitu usia sebagian besar memiliki usia dengan

Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut: (1) Batik Majapahit adalah batik yang dikerjakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah bekas kerajaan Majapahit

Hal ini menujukkan bahwa sebuah Kepercayaan konsumen terhadap merek Lifebuoy sabun mandi antiseptik dapat timbul dari adanya Identitas Merek yang dimiliki Lifebuoy

The sustainability of cocoa production in Tanggamus faced some weaknesses i.e: (1) low availability of high yielding planting materials and that resistant to pest and