• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA, PENDIDIKAN IBU, KONSUMSI TABLET FE DENGAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RB BHAKTI IBU KOTA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA, PENDIDIKAN IBU, KONSUMSI TABLET FE DENGAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RB BHAKTI IBU KOTA SEMARANG"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA, PENDIDIKAN IBU, KONSUMSI TABLET FE DENGAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RB BHAKTI IBU KOTA SEMARANG

ABSTRAK

Dewi Puspitaningrum*Nourita Mega Fratika**

Anemia gizi besi disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat, dan/ vitamin B12, yang

kesemuanya berakar pada asupan yang tidak adekuat, ketersediaan hayati rendah (buruk), dan kecacingan yang masih tinggi. Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilan. Penelitian untuk mendeskripsikan berbagai variabel penelitian dan menganalisis hubungan pengetahuan tentang anemia, pendidikan ibu, konsumsi tablet Fe dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang. Penelitian explanatory dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya di RB Bhakti Ibu Kota Semarang. Sedangkan jumlah sampel sebanyak 38 responden dipilih dengan cara undian (random sampling).

Hasil penelitian sebagian besar sampel (42,1%) ibu hamil termasuk kategori berpengetahuan cukup; 63,2% sampel berpendidikan sedang; 52,6% sampel mengkonsumsi tablet Fe dengan kategori kurang; dan 55,3% kadar Hb sampel termasuk kategori anemia. Dari analisis bivariat didapatkan hasil kadar Hb ibu hamil berkorelasi dengan pengetahuan tentang anemia (r : 0,748; p: 0,0001); pendidikan ibu (r: 0,666 ; p: 0,0001); konsumsi tablet Fe (r: 0,686 ; p: 0,0001).

Kata kunci: pengetahuan tentang anemia, pendidikan ibu, konsumsi tablet Fe, kadar Hb. ABSTRACT

CORRELATION OF KNOWLEDGE ABOUT ANEMIA, THE LEVEL OF MOTHER’S EDUCATION, THE CONSUMPTION OF IRON TABLET AND HEMOGLOBIN LEVELS IN PREGNANT WOMEN’S BLOOD IN THE THIRD TRIMESTER IN RUMAH BERSALIN BHAKTI IBU SEMARANG

Nutrient anemia caused by iron deficiency, folic acid, and / vitamin B12, has the inadequate consumption of nutrients, the low availability of biological resources and suffering from intestinal worms as the background. The solution to this anemia problem now is focused on providing iron tablet for pregnant women. Pregnant women get 90 blood tablets during pregnancy. This research was done to describe the various research variables and to analyze the correlation of the knowledge about anemia, the level of mother’s education, the consumption of iron tablets and the Hemoglobin levels in pregnant women’s in third trimester in Rumah Bersalin Bhakti Ibu Semarang . This study was conducted as an explanatory study with cross sectional approach. The population was all pregnant women who checked theird third trimester in Rumah Bersalin Bhakti Ibu Semarang. While the number of samples were 38 respondents chosen by random sampling. Results most of the samples (42.1%) pregnant women, were categorized as knowledgeable enough; 63.2% of samples were educated; 52.6% samples consumed less Fe tablets, and that 55.3% of Hemoglobin samples were indicated as anemia. The bivariate analysis shows that Hemoglobin levels in mother’s blood correlated with the knowledge of anemia (r: 0.748 p: 0.0001), the level of mother’s education (r: 0.666 p: 0.0001), the consumption of iron tablets (r: 0.686 p: 0.0001).

(2)

2 PENDAHULUAN

Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama anemia gizi besi. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, prevalensi anemia ibu hamil sebesar 40,1% dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5% (Riskesdas, 2007 dalam profil DKK Semarang, 2009, p.106). Namun demikian keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya.

Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, angka nasional untuk Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002-2003 yang mencapai 307/100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2009). AKI di Provinsi Jawa Tengah untuk tahun 2009 berdasarkan laporan dari Kabupaten atau Kota sebesar 117,02/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut telah memenuhi target dalam indikator Indonesia sehat 2010 sebesar 150/100.000 kelahiran hidup. Kejadian AKI yang paling banyak adalah pada waktu nifas sebesar 49,12%, kemudian waktu bersalin sebesar 26,99%, dan waktu hamil sebesar 23,89%. Kematian ibu disebabkan karena eklamsi (28,76%), perdarahan (22,42%), infeksi (3,54%), dan lain- lain (45,28%) (DinKes, Prov.Jawa Tengah,

(3)

3

2009, pp.13 - 14). Komplikasi yang menyertai kehamilan diantaranya adalah penyakit kurang darah (anemia). Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20% sampai dengan 89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Hb 9-10 gr% disebut anemia ringan. Hb 7-8 gr% disebut anemia sedang. Hb < 7 gr% disebut anemia berat (Manuaba, 2010, p.239). Anemia gizi besi disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat, dan/ vitamin B12, yang kesemuanya berakar pada

asupan yang tidak adekuat, ketersediaan hayati rendah (buruk), dan kecacingan yang masih tinggi (Arisman, 2004, p.144). Pada pengamatan lebih lanjut menunjukkanbahwa kebanyakan anemia yang diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi. Selain itu di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi, kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah (Manuaba, 2010, p.237). Menurut data dari DKK Semarang tahun 2010 masalah anemia pada ibu hamil sebanyak 1.742 orang (24,33%). Adapun cakupan pemberian Tablet Fe3 90 tablet pada ibu hamil Kota Semarang tahun 2010 sebanyak 25.115 orang (88,71%). Dari jumlah ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya di RB Bhakti Ibu Kota Semarang pada bulan

(4)

4

Februari-April 2011 berkisar 60 ibu hamil, dan yang menderita anemia pada trimester III sebanyak 19 orang ibu hamil (31,67%).

Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan di RB Bhakti Ibu Kota Semarang pada bulan April 2011 dengan metode wawancara, dari 10 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, didapatkan hasil 5 orang (50%) pengetahuan ibu cukup dengan hasil ukur nilai 56-75%, 3,5 orang (35%) pengetahuan ibu baik dengan hasil ukur nilai 76-100% dan 1,5 orang (15%) pengetahuan ibu rendah. 6 orang (60%) lulusan SLTA dengan kategori pendidikan sedang, 3 orang (3%) lulusan SLTP dengan kategori pendidikan rendah dan 1 orang (10%) ibu lulusan perguruan tinggi dengan kategori pendidikan tinggi. Dari 10 orang ibu hamil, 6 orang (60%) mengkonsumsi tablet Fe3 kurang dari 90 tablet.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian explanatory yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis.Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah menggunakan studi observasional yaitu cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point

time approach) artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan

(5)

5

pemeriksaan (Notoatmodjo, 2005, pp.145-146). Penelitian dilaksanakan di RB Bhakti Ibu Kota Semarang pada bulan Juli - Agustus 2011. Populasi adalah semua ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya di RB Bhakti Ibu Kota Semarang pada bulan Februari – April 2011 jumlah ibu hamil sebanyak 60 orang.

Sampel 38 orang dalam penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan simple random sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengetahuan Ibu

Tetapi masih ada beberapa responden yang memiliki pengetahuan kurang diantaranya 21 responden (55,3%) menyatakan bahwa kubis, wortel, dan lobak termasuk ke dalam sayuran hijau. 12 responden (31,6%) tidak mengetahui kalau umur waktu hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun merupakan faktor penyebab penyakit kurang darah, 11 responden (28,9%) tidak mengetahui bahwa jarak kehamilan yang terlalu dekat bisa menyebabkan penyakit kurang darah. Padahal jarak kehamilan yang cukup tidak terlalu pendek menyebabkan kondisi ibu dalam keadaan fit, sehingga resiko mengalami perdarahan pada trimester III termasuk plasenta previa dapat ditekan serendah-rendahnya karena terjadinya perdarahan pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadinya anemia (Herman, 2006).

(6)

6

Pengetahuan responden tentang anemia termasuk dalam kategori cukup. Dari 22 pertanyaan yang diberikan rata-rata responden memiliki nilai skor minimum 54,55 dan skor maksimum 86,36 dengan rata-rata 69,37 dan standar deviasi 10,06. Skor pengetahuan dikategorikan berdasarkan Nursalam (2003, p.124), maka proporsi masing-masing pengetahuan seperti gambar berikut.

Gambar 4.1 Proporsi sampel berdasarkan pengetahuan tentang anemia

Berdasarkan gambar 4.1. sebagian besar 16 (42,1%) pengetahuan ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang termasuk kategori berpengetahuan cukup.

(7)

7 Pendidikan Ibu

Hasil penelitian menunjukkan lama pendidikan yang ditempuh oleh ibu (sampel) mempunyai rata-rata 11,5 tahun dengan pendidikan minimum 9 tahun dan pendidikan maksimum 15 tahun dan standar deviasi 1,70 tahun . Bila dikategorikan menurut Undang-undang RI No 20 tahun 2003, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2. Distribusi Gambaran Pendidikan Responden di RB Bhakti Ibu Kota Semarang

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Pendidikan tinggi 4 10,5

Pendidikan sedang 24 63,2

Pendidikan rendah 10 26,3

Total 38 100

Berdasarkan tabel 4.2. sebagian besar pendidikan ibu dengan kategori pendidikan sedang sebanyak 24 (63,2%).

Konsumsi tablet Fe

Berdasarkan jumlah tablet Fe (besi) yang dikonsumsi ibu hamil, rata-rata tablet Fe yang dikonsumsi sebanyak 87,84 tablet dan simpangan baku 4,97 tablet dengan kisaran minimal minum tablet Fe sebanyak 78 tablet dan maksimal minum tablet Fe sebanyak 95 tablet. Bila dikategorikan menjadi cukup (konsumsi tablet Fe lebih dari 90 tablet) dan kurang (konsumsi tablet Fe kurang dari 90 tablet), dapat dilihat pada gambar 4.2. berikut ini.

(8)

8

Gambar 4.2. Proporsi sampel menurut konsumsi tablet Fe

Berdasarkan gambar 4.2. sebagian besar menunjukkan ibu mengkonsumsi tablet Fe dengan kategori kurang sebanyak 20 sampel (52,6%).

Kadar Hb

Rata-rata kadar Hb sampel sebesar 10,79 g/dl dan simpangan baku 0,312 g/dl dengan kisaran Hb minimum 10 g/dl dengan Hb maksimum 11,2 g/dl. Berdasarkan kriteria Depkes RI (batas anemia <11 g/dl), dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut ini.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kadar Hb Responden di RB Bhakti Ibu

Berdasarkan tabel 4.3. sebagian besar responden masuk kategoti anemia sebanyak 21 (55,3%).

Kadar Hb Frekuensi Persentase (%)

Tidak anemia 17 44,7

Anemia 21 55,3

(9)

9

Hubungan antara pengetahuan tentang anemia dengan kadar Hb

Hubungan pengetahuan ibu tentang anemia dengan kadar Hb di RB Bhakti Ibu Kota Semarang, dapat dilihat dalam diagram scatter berikut ini:

Gambar 4.3. Diagram scatter hubungan antara pengetahuan tentang anemia dengan kadar Hb

Berdasarkan diagram scatter menunjukkan hubungan kuat dengan arah hubungan positif, semakin tinggi pengetahuan tentang anemia akan diikuti dengan semakin tinggi kadar Hb ibu hamil trimester III. Ada kecenderungan terjadi kenaikan kadar hemoglobin searah dengan makin bertambahnya pengetahuan pada ibu hamil. Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji korelasi

(10)

10

Berdasarkan hasil analisa uji korelasi Pearson Product Moment diperoleh nilai r= 0,730 p= 0,0001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kadar Hb ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang dengan tingkat signifikansi 95%. Hal ini ditandai dari probabilitas (nilai-p) sebesar 0,0001 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).

Hubungan pendidikan ibu dengan kadar Hb

Hubungan pendidikan ibu dengan kadar Hb di RB Bhakti Ibu Kota Semarang, dapat dilihat dalam diagram scatter berikut ini:

Gambar 4.4. Diagram scatter hubungan antara pendidikan ibu dengan kadar Hb Berdasarkan diagram scatter menunjukkan hubungan kuat dengan arah hubungan positif, semakin tinggi pendidikan ibu akan diikuti dengan semakin tinggi kadar Hb ibu hamil trimester III. Ada kecenderungan terjadi kenaikan kadar hemoglobin searah dengan makin bertambahnya pendidikan pada ibu hamil.

(11)

11

Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji korelasi

Rank Spearman Rho dengan tingkat sig. α= 0,05.

Berdasarkan hasil analisa uji korelasi Rank Spearman Rho diperoleh nilai r= 0,666 p= 0,0001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kadar Hb ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang dengan tingkat signifikansi 95%. Hal ini ditandai dari probabilitas (nilai-p) sebesar 0,0001 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).

Hubungan konsumsi tablet Fe dengan kadar Hb

Hubungan konsumsi Fe dengan kadar Hb di RB Bhakti Ibu Kota Semarang, akan disajikan dalam diagram scatter berikut ini:

(12)

12

Gambar 4.5. Diagram scatter hubungan antara konsumsi tablet Fe dengan kadar Hb.

Berdasarkan diagram scatter menunjukkan hubungan yang kuat dengan arah hubungan positif, semakin tinggi ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe akan diikuti dengan semakin tinggi kadar Hb ibu hamil trimester III. Ada kecenderungan terjadi kenaikan kadar hemoglobin searah dengan makin bertambahnya ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe.

Untuk menganalisa hubungan antara konsumsi tablet Fe dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dengan tingkat sig. α= 0,05.

Berdasarkan hasil analisis uji korelasi Pearson Product Moment diperoleh nilai r= 0,686 p= 0,0001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara konsumsi tablet Fe dengan kadar Hb ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang dengan tingkat signifikansi 95%. Hal ini ditandai dari probabilitas (nilai-p) sebesar 0,0001 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).

Pembahasan

Hubungan antara pengetahuan tentang anemia dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III

(13)

13

Menurut Wawan dan Dewi (2010, p.16), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi faktor internal yang meliputi: pendidikan, pekerjaan, dan umur. Sedangkan faktor eksterna meliputi: faktor lingkungan dan sosial ekonomi (Arisman, 2004, dalam buku Sulistyoningsih, 2011, p.108).

Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil ada hubungan antara pengetahuan dengan kadar hemoglobin ibu hamil. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil khusus dengan anemia semakin berkurang resiko ibu mengalami anemia. Apabila pendidikan seseorang semakin tinggi maka akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan perubahan baru. Pengalaman sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, jika pendidikan tinggi maka pengalaman akan semakin banyak. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pemenuhan kebutuhan gizi selama hamil, bisa mengakibatkan kekurangan zat besi (Arisman, 2004, dalam buku Sulistyoningsih, 2011, p.108).

Tingkat pengetahuan ibu hamil berhubungan dengan tingkat pendidikannya. Pendidikan yang rendah baik secara informal maupun formal menyebabkan ibu kurang memahami kaitan anemia dengan faktornya, kurang mempunyai akses mengenai informasi dan penanggulangannya, kurang dapat memilih bahan makanan yang bergizi, khususnya yang mengandung zat gizi relatif tinggi dan kurang dapat menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia demikian

(14)

14

sebaliknya (Depkes, 1996). Untuk menerima informasi yang dapat merubah perilaku dan sikap gizi yang baik dibutuhkan pengetahuan yang cukup, sehingga pada akhirnya terjadinya anemia dapat dicegah atau dihindari.

Menurut penelitian Anik Suyanti (2006), menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil, semakin berkurang resiko ibu mengalami anemia. Tingkat pengetahuan ibu hamil dapat diperoleh dari pendidikan informal atau formal. Tingkat pengetahuan ibu hamil akan mempengaruhi perilaku gizi yang berdampak pada pola kebiasaan makanan yang akhirnya dapat menghindari terjadinya anemia. Tentunya semakin baik pengetahuan ibu hamil dapat membentuk perilaku gizi yang baik terutama dalam makanan dengan gizi yang seimbang dan beranekaragam.

Hubungan pendidikan ibu dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003, p.95).

Tingkat rendahnya pendidikan erat kaitannya dengan tingkat pengertian tentang zat besi (Fe) serta kesadarannya terhadap konsumsi tablet zat besi (Fe) untuk ibu hamil. Keadaan defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil sangat ditentukan oleh banyak faktor antara lain tingkat pendidikan ibu hamil. Tingkat pendidikan ibu

(15)

15

hamil yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi sehingga pengetahuan tentang zat besi (Fe) menjadi terbatas dan berdampak pada terjadinya defisiensi zat besi (Nasoetion, 2003).

Anemia cenderung terjadi pada kelompok penduduk dengan tingkat pendidikan yang rendah, karena berbagai sebab. Pada kelompok penduduk berpendidikan rendah pada umumnya kurang mempunyai akses informasi tentang anemia dan penanggulangannya, kurang memahami akibat anemia, kurang dapat memilih bahan makanan bergizi khususnya yang mengandung zat besi tinggi, serta kurang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia.

Sebaliknya dengan pendidikan yang berpendidkan tinggi, mempunyai pengetahuan dan akses informasi yang cukup tentang berbagai hal termasuk terhadap masalah-masalah kesehatan utamanya masalah gizi (anemia) dan cara penanggulangannya. Pada kelompok ini cenderung mampu dan dapat memilih bahan makanan dengan kandungan zat besi yang tinggi untuk dikonsumsi. Hal ini terlihat pada hasil penelitian, yang menunjukkan adanya korelasi positif yang kuat dan bermakna antara pendidikan ibu dengan kadar Hb ibu hamil. Dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu akan diikuti dengan semakin tinggi kadar Hb ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian di antaranya hasil penelitian Lely Ratnawati (2006) di wilayah kerja puskesmas Mijen 1 kabupaten Demak

(16)

16

yang melaporkan anemia cenderung terjadi pada kelompok penduduk dengan tingkat pendidikan rendah, karena mereka pada umumnya kurang mempunyai akses informasi tentang anemia dan penanggulangannya, kurang memahami akibat anemia, kurang dapat memilih bahan makanan bergizi khususnya yang mengandung zat besi tinggi, serta kurang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia.

Hubungan antara konsumsi tablet Fe dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III Anemia gizi karena kekurangan zat besi masih lazim terjadi di negara sedang berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Sementara itu, kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Penambahan asupan besi, baik lewat makanan dan/ atau pemberian suplementasi, terbukti mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Tanpa suplementasi (Committee on Maternal Nutrition menganjurkan suplementasi besi selama trimester II dan III), cadangan besi dalam tubuh wanita akan habis pada akhir kehamilan (Taylor dkk, 1982 dalam Arisman, 2004, p.16).

Pada analisis bivariat terhadap variabel konsumsi tablet Fe dengan kadar Hb menunjukkan adanya korelasi yang positif antara kedua variabel yang dianalisis. Sehingga dapat diasumsikan bahwa semakin banyak konsumsi tablet Fe akan diikuti dengan makin meningkatnya kadar Hb ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang.

(17)

17

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian lain yang serupa seperti penelitian Lely Ratnawati (2006), bahwa semakin banyak tingkat konsumsi tablet Fe akan diikuti dengan makin meningkatnya kadar Hb ibu hamil trimester III di Wilayah kerja Puskesmas Mijen I Kabupaten Demak. Zat besi diperlukan tubuh untuk pembentukan hemoglobin. Pada saat kehamilan zat besi yang dibutuhkan tubuh lebih banyak dibandingkan dengan pada saat tidak hamil. Zat besi ini diperlukan untuk memenuhi kehilangan basal, juga untuk pembentukan sel-sel darah merah yang semakin banyak, serta untuk kebutuhan janin dan plasenta. Apabila kebutuhan yang tinggi ini tidak terpenuhi maka kemungkinan terjadinya anemia cukup besar.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, beberapa simpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut adalah ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang, dengan nilai-p = 0,0001, ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang, dengan nilai-p = 0,0001, ada hubungan yang bermakna antara konsumsi tablet Fe dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang, dengan nilai-p = 0,0001.

(18)

18 DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari, S. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: YBP-SP

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arisman, M.B. 2004. Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta:EGC

Depkes RI. 1996. Pedoman pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan

anak (PWS-KIA). Jakarta: Depkes RI

Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2009. Profil kesehatan Indonesia 2009. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Dinkes Jateng. 2009. Profil kesehatan 2009 Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Hani, Ummi, dkk. 2010. Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.

Kristiyanasari, Weni. 2010. Gizi ibu hamil. Yogyakarta: Nuha Medika Kusmiyati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan ibu hamil. Yogyakarta: Fitramaya Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga

berencana. Jakarta: EGC

Manuaba, dkk. 2010. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga

(19)

19

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetri:sinopsis fisiologi, obstetric patologi. Jakarta: EGC

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, S. 2006. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan

neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Ratnawati, Leni. 2006. Hubungan antara tingkat pendidikan ibu, tingkat

pendapatan perkapita, tingkat konsumsi tablet Fe, dan tingkat konsumsi makanan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja

Puskesmas Mijen I Kabupaten Demak. Semarang: Universitas Muhammadiyah

Semarang. Skripsi

(20)

20

Saifuddin, A.B. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: YBP-SP

Suyanti, Anik. 2006. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar Hb pada ibu

hamil trimester III yang periksa di Puskesmas Demak Kabupaten Demak.

Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang. Skripsi

Sugiyono. 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta: Graha Ilmu

Supariasa, IDN. 2001. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC

Varney, H, et al. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC Waryana. 2010. Gizi reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Wawan A. Dan Dewi M. 2010. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan

perilaku manusia. Jakarta: Numed

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Gambar

Gambar 4.1 Proporsi sampel berdasarkan pengetahuan tentang  anemia
Tabel 4.2. Distribusi Gambaran Pendidikan Responden di RB Bhakti Ibu Kota  Semarang
Gambar 4.2. Proporsi sampel menurut konsumsi tablet Fe
Gambar  4.3.  Diagram  scatter  hubungan  antara  pengetahuan  tentang  anemia  dengan kadar Hb
+2

Referensi

Dokumen terkait

Total Quality Management (TQM) digunakan untuk memaksimalkan adanya persaingan organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan

Hal ini menunjukan bahwa dengan adannya Total Quality Management yang senantiasa diterapkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengukur kinerja dan

Keskimääräiset kokonaiskustannukset matkaa, lupaa sekä metsästyspäivää kohden – pienriistan metsästäjät (lyhytaikainen lupa) ...22..

(2014) menjelaskan bahwa pengembangan bank sampah ini juga akan membantu pemerintah lokal dalam pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah berbasis komunitas secara bijak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan budaya organisasi serta motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi

Penelitian ini bertujuan untuk meramalkan harga saham di pasar modal Indonesia secara teknikal dalam rentang waktu Januari 2009 sampai dengan Desember 2014

(1) Kepala ULP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a secara ex- officio dijabat oleh Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo

In this chapter you’ll learn that operator overloading is just a different type of function call and you’ll learn how to write your own, dealing with the sometimes-confusing uses