• Tidak ada hasil yang ditemukan

luka listrik forensik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "luka listrik forensik"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 BAB 1

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Luka listrik adalah salah satu jenis luka karena peristiwa fisika. Trauma listrik  Luka listrik adalah salah satu jenis luka karena peristiwa fisika. Trauma listrik  te

terjrjadadi i sasaat at seseseseororanang g memenjnjadadi i babagigian an dadari ri sesebubuah ah peperprpututararan an alaliriran an liliststririk k atatauau disebabkan oleh terkenanya pada saat berada dekat dengan sumber listrik. Rangkaian disebabkan oleh terkenanya pada saat berada dekat dengan sumber listrik. Rangkaian listrikdalam hal ini adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling listrikdalam hal ini adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dih

dihubuubungkngkan an dendengan gan carcara-caa-cara ra tertertententu. tu. EleElemen men atau atau komkomponponen en memmemilikiliki i dua dua buabuahh terminal atau kutub pada kedua ujungnya. Pembatasan elemen atau komponen listrik  terminal atau kutub pada kedua ujungnya. Pembatasan elemen atau komponen listrik   pada Rangkaian Listrik dapat dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif dan  pada Rangkaian Listrik dapat dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif dan  pasif. Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber   pasif. Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber  tegangan dan sumber arus. Elemen lain adalah elemen pasif dimana elemen ini tidak  tegangan dan sumber arus. Elemen lain adalah elemen pasif dimana elemen ini tidak  dapat menghasi

dapat menghasilkan energi, lkan energi, dapat dikelompdapat dikelompokkan menjadi okkan menjadi elemen yang elemen yang hanyhanya a dapatdapat menyerap energi dalam hal ini hanya terdapat pada komponen resistor atau banyak juga menyerap energi dalam hal ini hanya terdapat pada komponen resistor atau banyak juga yang menyebutkan tahanan atau hambatan

yang menyebutkan tahanan atau hambatan dengan simbol R.dengan simbol R.

Cedera Akibat Listrik merupakan kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir  Cedera Akibat Listrik merupakan kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir  ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya fungsi suatu organ dalam. Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak  fungsi suatu organ dalam. Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak  langsung dengan arus listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalam langsung dengan arus listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia akan menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan tubuh manusia akan menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan   jaringan tubuh. Meskipun luka bakar listrik tampak ringan, tetapi mungkin saja telah   jaringan tubuh. Meskipun luka bakar listrik tampak ringan, tetapi mungkin saja telah

terjadi kerusakan organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak. terjadi kerusakan organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak.

Luka yang diakibatkan oleh arus listrik yang fatal umumnya disebabkan oleh Luka yang diakibatkan oleh arus listrik yang fatal umumnya disebabkan oleh ke

kececelalakakaanan, , dadan n lelebibih h seseriring ng papada da ararus us bobolalak-bk-balalik ik (A(AC) C) dadariripapada da sesearaarah h (D(DC)C).. Kerus

Kerusakanyakanyang ang diakidiakibatkabatkanoleh noleh trauma trauma listrilistrik k disebdisebabkan oleh abkan oleh dua dua mekanmekanisme isme yaituyaitu terjadinya pemanasan dan aliran listrik itu sendiri yang melewati jaringan. Pemanasan terjadinya pemanasan dan aliran listrik itu sendiri yang melewati jaringan. Pemanasan ak

akan an memenynyebebababkakan n nenekrkrososis is kokoagagululatatif if dadan n alaliriran an liliststririk k papada da jajariringngan an akakanan menyebabkan kerusakan membran sel. Kerusakan terbesar biasanya pada sel-sel saraf  menyebabkan kerusakan membran sel. Kerusakan terbesar biasanya pada sel-sel saraf   pembuluh darah dan otot.

(2)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Luka Listrik adalah luka yang disebabkan oleh trauma listrik, yang merupakan  jenis trauma yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan benda yang memiliki

arus listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat berubahnya energi listrik menjadi energi panas.

Arus listrik bergerak dari tempat yang berpotensial tinggi ke potensial rendah. Arahnya sama dengan arah gerak muatan-muatan positif (berlawanan arah dengan elektron-elektron).

Bagian-bagian listrik, antara lain : a. Arus listrik (I)

a. Arus listrik searah atau direct current (DC)

mengalir secara terus menerus ke satu arah, dipakai dalam industri elektrolisis, misalnya pada pemurnian dan pelapisan/penyepuhan logam. Juga digunakan pada telepon (30-50 volt), dan kereta listrik (600-1500 volt). Sumber misalnya baterai dan accu.

b. Arus listrik bolak-balik atau alternating current (AC)

mengalir bolak-balik, digunakan di rumah-rumah dan pabrik-pabrik,  biasanya 110 volt atau 220 volt, jauh lebih berbahaya daripada arus DC,

tubuh manusia 4-6 kali lebih sensitif terhadap arus AC.  b. Frekuensi listrik 

Satuan : cycle per second atau hertz, yang paling sering digunakan 50 dan 60 hertz, yang paling tinggi 1 jt hertz dengan voltage 20.000-40.000 volt tidak begitu  berbahaya dapat digunakan sebagai diatermi. Tubuh sangat tidak peka terhadap frekuensi yang sangat tinggi atau sangat rendah, contohnya kurang dari 40 hertz atau lebih dari 1.000 hertz.

(3)

c. Tegangan (voltage/V)

Satuan : volt. 1 volt = tenaga listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan intensitas listrik sebesar 1 ampere melalui sebuah konduktor (penghantar) yang memiliki tahanan sebesar 1 ohm.

- Voltase rendah (110-460 V) misalnya penerangan, pabrik, tram listrik.

- Voltase tinggi (= 1.000 V) misalnya transpor arus listrik.

- Voltase sangat tinggi (20.000-1.000.000 V) misalnya deep X-rays therapy dan diatermi. Diatermi : frekuensi 1 juta Hz dan tegangan 20 ribu - 40 ribu volt. Kuat arus yang sering kita gunakan dibawah 6 ampere.   LET GO CURRENT  = kuat arus dari aliran listrik dimana korban masih bisa melepaskan diri darinya.

d. Tahanan/hambatan listrik (resistance/R)

Satuan : ohm. Menurut hukum Ohm, besarnya intensitas listrik (I) sama dengan besarnya tegangan/voltage (V) dibagi dengan tahanan (R) dari medium. Panas yang terjadi tergantung dari :

1. banyaknya arus 2. lamanya kontak  3. besarnya hambatan

Hal ini sesuai dengan rumus :

Keterangan : W = panas yang dihasilkan (kalori) I = kuat arus (ampere) R = hambatan (ohm) t = waktu (detik) 2. Etiologi V I = ---W = I2R t

(4)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, trauma listrik terjadi saat seseorang menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau bisa disebabkan pada saat  berada dekat dengan sumber listrik.

Secara umum, terdapat 2 jenis tenaga listrik:

a. Tenaga listrik alam, seperti petir dan kilat.

b. Tenaga listrik buatan meliputi arus listrik searah (DC) seperti baterai dan accu, dan arus listrik bolak-balik (AC) seperti listrik PLN pada rumah maupun  pabrik.

3. Patofisiologi

Elektron mengalir secara abnormal melalui tubuh menghasilkan cedera dengan atau kematian melalui depolarisasi otot dan saraf, inisiasi abnormal irama elektrik    pada jantung dan otak, atau menghasilkan luka bakar elektrik internal maupun

eksternal melalui panas dan pembentukan pori di membran sel.

Arus yang melalui otak, baik voltase rendah maupun tinggi mengakibatkan   penurunan kesadaran segera karena depolarisasi saraf otak. Arus AC dapat

menghasilkan fibrilasi ventrikel jika jalurnya melalui dada. Aliran listrik yang lama membuat kerusakan iskemik otak terutama yang diikuti gangguan nafas. Seluruh aliran dapat mengakibatkan mionekrosis, mioglobinemia, dan mioglobinuria dan  berbagai komplikasi. Selain itu dapat juga mengakibatkan luka bakar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efek listrik terhadap tubuh: a. Jenis / macam aliran listrik 

Arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC). Banyak kematian akibat sengatan arus listrik AC dengan tegangan 220 volt. Suatu arus AC dengan intensitas 70-80 mA dapat menimbulkan kematian, sedangkan arus DC dengan intensitas 250 mA masih dapat ditolerir tanpa menimbulkan kerusakan.

(5)

Hanya penting untuk sifat-sifat fisik saja, sedangkan pada implikasi biologis kurang berarti. Tegangan yang paling rendah yang sudah dapat menimbulkan kematian manusia adalah 50 volt. Makin tinggi tegangan akan menghasilkan efek  yang lebih berat pada manusia baik efek lokal maupun general. +60% kematian akibat listrik arus listrik dengan tegangan 115 volt. Kematian akibat aliran listrik  tegangan rendah terutama oleh karena terjadinya fibrilasi ventrikel, sementara itu  pada tegangan tinggi disebabkan oleh karena trauma elektrotermis.

c. Tahanan / resistance

Tahanan tubuh bervariasi pada masing-masing jaringan, ditentukan perbedaan kandungan air pada jaringan tersebut. Tahanan yang terbesar terdapat pada kulit tubuh, akan menurun besarnya pada tulang, lemak, urat saraf, otot, darah dan cairan tubuh. Tahanan kulit rata-rata 500-10.000 ohm.

Di dalam lapisan kulit itu sendiri bervariasi derajat resistensinya, hal ini  bergantung pada ketebalan kulit dan jumlah relatif dari folikel rambut, kelenjar  keringat dan lemak. Kulit yang berkeringat lebih jelek daripada kulit yang kering. Menurut hitungan Cardieu, bahwa berkeringat dapat menurunkan tahanan sebesar  3000-2500 ohm. Pada kulit yang lembab karena air atau saline, maka tahanannya turun lebih rendah lagi antara 1200-1500 ohm. Tahanan tubuh terhadap aliran listrik juga akan menurun pada keadaan demam atau adanya pengaruh obat-obatan yang mengakibatkan produksi keringat meningkat.

Pertimbangkan tentang ”transitional resistance”, yaitu suatu tahanan yang menyertai akibat adanya bahan-bahan yang berada di antara konduktor dengan tubuh atau antara tubuh dengan bumi, misalnya baju, sarung tangan karet, sepatu karet, dan lain-lain.

d. Kuat arus / intensitas /amperage

Adalah kekuatan arus (intensitas arus) yang dapat mendeposit berat tertentu  perak dari larutan perak nitrat perdetik. Satuannya : ampere. Arus yang di atas 60

mA dan berlangsung lebih dari 1 detik dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Berikut ini disajikan sebuah tabel mengenai efek aliran listrik terhadap tubuh:

(6)

1,0 Sensasi, ambang arus

1,5 Rasa yang jelas, persepsi arus 2,0 Tangan mati rasa

4,0 Parestesia lengan bawah

15,0 Kontraksi otot-otot fleksor mencegah terlepas dari aliran listrik 

40,0 Kehilangan kesadaran 75-100 Fibrilasi ventrikel

Dikatakan bahwa kuat arus sebesar 30 mA adalah batas ketahanan seseorang,  pada 40 mA dapat menimbulkan hilangnya kesadaran dan kematian akan terjadi  pada kuat arus 100 mA atau lebih.

e. Adanya hubungan dengan bumi / earthing

Sehubungan dengan faktor tahanan, maka orang yang berdiri pada tanah yang basah tanpa alas kaki, akan lebih berbahaya daripada orang yang berdiri dengan mengggunakan alas sepatu yang kering, karena pada keadaan pertama tahanannya rendah.

f. Lamanya waktu kontak dengan konduktor 

Makin lama korban kontak dengan konduktor maka makin banyak jumlah arus yang melalui tubuh sehingga kerusakan tubuh akan bertambah besar & luas. Dengan tegangan yang rendah akan terjadi spasme otot-otot sehingga korban malah menggenggam konduktor. Akibatnya arus listrik akan mengalir lebih lama sehingga korban jatuh dalam keadaan syok yang mematikan Sedangkan pada tegangan tinggi, korban segera terlempar atau melepaskan konduktor atau sumber  listrik yang tersentuh, karena akibat arus listrik dengan tegangan tinggi tersebut dapat menyebabkan timbulnya kontraksi otot, termasuk otot yang tersentuh aliran listrik tersebut.

g. Aliran arus listrik (path of current)

Adalah tempat-tempat pada tubuh yang dilalui oleh arus listrik sejak masuk  sampai meninggalkan tubuh. Letak titik masuk arus listrik (point of entry) & letak  titik keluar bervariasi sehingga efek dari arus listrik tersebut bervariasi dari ringan sampai berat. Arus listrik masuk dari sebelah kiri bagiah tubuh lebih berbahaya daripada jika masuk dari sebelah kanan. Bahaya terbesar bisa timbul jika jantung atau otak berada dalam posisi aliran listrik tersebut. Bumi dianggap sebagai kutub

(7)

negatif. Orang yang tanpa alas kaki lebih berbahaya kalau terkena aliran listrik, alas kaki dapat berfungsi sebagai isolator, terutama yang terbuat dari karet.

4. Sebab Kematian

Kebanyakan oleh energi listrik itu sendiri. Sering trauma listrik disertai trauma mekanis. Ada kasus karena listrik yang menyebabkan korban jatuh dari ketinggian, dalam hal ini sukar untuk mencari sebab kematian yang segera.

Sebab kematian karena arus listrik yaitu : a. Fibrilasi ventrikel

Bergantung pada ukuran badan dan jantung. Dalziel (1961) memperkirakan pada manusia arus yang mengalir sedikitnya 70 mA dalam waktu 5 detik dari lengan ke tungkai akan menyebabkan fibrilasi. Yang paling   berbahaya adalah jika arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan kiri dan keluar melalui kaki yang berlawanan/kanan. Kalau arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan yang satu dan keluar melalui tangan yang lain maka 60% yang meninggal dunia.

 b. Paralisis respiratorik 

Akibat spasme dari otot-otot pernafasan, sehingga korban meninggal karena asfiksia, sehubungan dengan spasme otot-otot karena jantung masih tetap berdenyut sampai timbul kematian. Terjadi bila arus listrik yang memasuki tubuh korban di atas nilai ambang yang membahayakan, tetapi masih di batas bawah yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Menurut Koeppen, spasme otot-otot pernafasan terjadi pada arus 25-80 mA, sedangkan ventrikel fibrilasi terjadi pada arus 75-100 mA.

c. Paralisis pusat nafas

 jika arus listrik masuk melalui pusat di batang otak, disebabkan juga oleh trauma pada pusat-pusat vital di otak yang terjadi koagulasi dan akibat efek  hipertermias. Bila aliran listrik diputus, paralisis pusat pernafasan tetap ada,   jantung pun masih berdenyut, oleh karena itu dengan bantuan pernafasan   buatan korban masih dapat ditolong. Hal tersebut bisa terjadi jika kepala

(8)

5. Pemeriksaan Korban

a. Pemeriksaan korban di Tempat Kejadian Perkara (TKP)

Korban mungkin ditemukan sedang memegang benda yang membuatnya kena listrik, kadang-kadang ada busa pada mulut. Yang perlu dilakukan pertama kali adalah mematikan arus listrik atau menjauhkan kawat listrik dengan kayu kering. Lalu kemudian korban diperiksa apakah hidup atau sudah meninggal dunia. Bilamana belum ada lebam mayat, maka mungkin korban dalam keadaan mati suri dan perlu diberi pertolongan segera yaitu pernafasan buatan dan pijat jantung dan kalau perlu segera dibawa ke Rumah sakit. Pernafasan buatan ini jika dilakukan dengan baik dan benar masih merupakan pengobatan utama untuk korban akibat listrik. Usaha pertolongan ini dilakukan sampai korban menunjukkan tanda-tanda hidup atau tanda-tanda kematian pasti.

b. Pemeriksaan Jenazah a. Pemeriksaan Luar 

Sangat penting karena justru kelainan yang menyolok adalah kelainan pada kulit. Dalam pemeriksaan luar yang harus dicari adalah tanda-tanda listrik  atau current mark/electric mark/stroomerk van jellinek/joule burn. Tanda-tanda listrik tersebut antara lain :

1. Electric mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat dimana listrik masuk ke dalam tubuh. Electric mark  berbentuk bundar atau oval dengan bagian yang datar dan rendah di tengah, dikeliilingi oleh kulit yang menimbul. Bagian tersebut biasanya pucat dan kulit diluar elektrik mark  akan menunjukkan hiperemis. Bentuk dan ukurannya tergantung dari benda yang berarus lisrtrik yang mengenai tubuh.

(9)

Gambar electric mark 

2. Joule burn (endogenous burn) dapat terjadi bilamana kontak antara tubuh dengan benda yang mengandung arus listrik cukup lama, dengan demikian bagian tengah yang dangkal dan pucat pada electric mark  dapat menjadi hitam hangus terbakar.

Gambar Joule burn

3. Exogenous burn, dapat terjadi bila tubuh manusia terkena benda yang  berarus listrik dengan tegangan tinggi, yang memang sudah mengandung  panas; misalnya pada tegangan di atas 330 volt. Tubuh korban hangus terbakar dengan kerusakan yang sangat berat, yang tidak jarang disertai  patahnya tulang-tulang.

(10)

Gambar exogenous burn b. Pemeriksaan Dalam

Pada autopsi biasanya tidak ditemukan kelainan yang khas. Pada otak didapatkan perdarahan kecil-kecil dan terutama paling banyak adalah  pada daerah ventrikel III dan IV. Organ jantung akan terjadi fibrilasi bila dilalui aliran listrik . Pada paru didapatkan edema dan kongesti. Pada korban yang terkena listrik tegangan tinggi, Custer menemukan pada  puncak lobus salah satu paru terbakar, juga ditemukan pneumothorak, hal ini mungkin sekali disebabkan oleh aliran listrik yang melalui paru kanan. Organ viscera menunjukkan kongesti yang merata. Petekie atau  perdarahan mukosa gastro intestinal ditemukan pada 1 dari 100 kasus fatal

akibat listrik. Pada hati ditemukan lesi yang tidak khas., sedangkan pada tulang, karena tulang mempunyai tahanan listrik yang besar, maka jika ada aliran listrik akan terjadi panas sehingga tulang meleleh dan terbentuklah   butiran-butiran kalsium fosfat yang menyerupai mutiara atau pearl like   bodies. Otot korban putus akibat perubahan hialin. Perikard, pleura, dan konjungtiva korban terdapat bintik-bintik pendarahan. Pada ekstremitas,   pembuluh darah korban mengalami nekrosis dan ruptur lalu terjadi  pendarahan kemudian terbentuklah gangren.

(11)

c. Pemeriksaan Tambahan

Yang dilakukan adalah pemeriksaan patologi anatomi pada electric mark. Walaupun pemeriksaan itu tidak spesifik untuk tanda kekerasan oleh listrik tetapi sangat menolong untuk menegakkan bahwa korban telah mengalami trauma listrik.

Hasil pemeriksaan akan terlihat adanya bagian sel yang memipih,   pada pengecatan dengan metoxyl lineosin akan bewarna lebih gelap dari normal. Sel-sel pada stratum korneum menggelembung dan vakum. Sel dan intinya dari stratum basalis menjadi lonjong dan tersusun secara palisade. Ada sel yang mengalami karbonisasi dan ada pula bagian sel-sel yang rusak  dari stratum korneum. Folikel rambut dan kelenjar keringat memanjang dan memutar ke arah bagian yang terkena listrik.

Gambaran histologis luka petir  6. Luka Akibat Petir 

Petir/lightning, adalah muatan listrik statis dalam awan dengan voltase sampai 10 mega volt dan kekuatan arus listrik sampai seratus ribu ampere yang dalam waktu 1/1000-1 detik dilepaskan ke bumi.

Seseorang yang disambar petir pada tubuhnya terdapat kelainan yang disebabkan oleh faktor arus listrik, faktor panas dan faktor ledakan:

(12)

a. Ada 3 efek listrik akibat sambaran petir :

- Current mark / electrik mark / electrik burn. Efek ini termasuk salah satu tanda utama luka listrik (electrical burn).

- Aborescent markings. Tanda ini berupa gambaran seperti pohon gundul tanpa daun akibat terjadinya vasodilatasi vena pada kulit korban sebagai reaksi dari  persentuhan antara kulit dengan petir. Tanda ini akan hilang sendiri setelah  beberapa jam.

Gambar aborescent marking 

- Magnetisasi. Logam yang terkena sambaran petir akan berubah menjadi magnet. Efek ini juga termasuk salah satu tanda luka listrik (electrical burn).

b. Ada 2 efek panas akibat sambaran petir :

- Luka bakar sampai hangus. Rambut, pakaian, sepatu bahkan seluruh tubuh korban dapat terbakar atau hangus.

- Metalisasi. Logam yang dikenakan korban akan meleleh seperti perhiasan dan komponen arloji. Arloji korban akan berhenti dimana tanda ini dapat kita gunakan untuk menentukan saat kematian korban. Efek ini juga termasuk  salah satu tanda luka listrik (electrical burn).

(13)

Gambar metalisasi

c. Efek ledakan:

- Efek ledakan akibat sambaran petir (lightning / eliksem) terjadi akibat  perpindahan volume udara yang cepat & ekstrim. Setelah kilat menyambar, udara setempat menjadi vakum lalu terisi oleh udara kembali sehingga menimbulkan suara menggelegar/ledakan.

- Akibat pemindahan udara ini, pakaian korban koyak, korban terlontar  sehingga terdapat luka akibat persentuhan dengan benda tumpul, misalnya abrasi, kontusi, patah tulang tengkorak, epidural/subdural bleeding.

7. Aspek Medikolegal

Kematian oleh arus listrik biasanya tidak disengaja dari peralatan listrik rusak  atau kelalaian dalam penggunaan peralatan. Dalam industri, kematian dapat dihasilkan dari kontak dengan kabel yang berarus, atau dari alat penerangan, alat-alat elektronik, ataupun saklar-saklar. Kematian dapat terjadi selama terapi kejang untuk pasien dengan gangguan jiwa namun kasus tersebut jarang, kecuali sebagai kasus bunuh diri, dan bahkan pembunuhan telah terjadi. Organ dalam harus dianalisis untuk mengetahui apakah korban telah rusak pada saat kecelakaan. Bunuh diri jarang terjadi. Orang biasanya menggulung kawat ke pergelangan tangan atau jari-jarinya, yang kemudian dihubungkan ke arus listrik, dimana saklar terlihat dalam posisi on.

Kurang dari setengah korban sambaran petir meninggal. Mati akibat petir adalah selalu akibat dari kecelakaan. Kadang-kadang, mayat korban luka petir terlihat

(14)

sebagai korban kekerasan. Korban tersebut dapat ditemukan di lapangan terbuka dengan gambaran memar, luka robek, dan fraktur. Pada kasus ini, diagnosis harus ditegakkan berdasarkan riwayat badai petir di wilayah lokal tersebut, bukti adanya efek dari sambaran petir, dan magnetisasi terhadab bahan logam.

(15)

BAB 3

KESIMPULAN

1. Luka akibat listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir  ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya fungsi organ dalam.

2. Klasifikasi luka listrik secara garis besar dibagi dua yaitu luka listrik 

akibat kontak dengan alat listrik dan luka listrik petir.

3. Hal-hal yang mempengaruhi trauma listrik, antara lain tipe sirkuit (AC/DC), lama kontak, resistensi (R), tegangan (V), kuat arus (I) jalannya arus dan luas area kontak.

4. Penanganan trauma listrik pertama-tama yang harus dilakukan adalah memutuskan aliran listrik selekas mungkin.

5. Kematian akibat listrik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan   berdasarkan tinggi-rendahnya tegangan listrik, yaitu tegangan listrik pada kisaran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

1. Idries, Abdul Mun’im.   Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik . Jakarta: Bina Rupa Aksara. 1997

2. Budiyanto, A., Widiatamaka, W., Sudiono, S.   Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta:

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997

3. Tsokos, Michael. Forensic Pathology Reviews. Volume 5. Humana Press.

4. Rao, Dinesh.  Electrical Injury. Dikutip dari: http://forensicpathologyonline.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=61&Itemid=87 [diakses tanggal 4 Februari 2011]

Gambar

Gambar electric mark 
Gambar exogenous burn
Gambar aborescent marking 
Gambar metalisasi

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu jika media air budidaya yang mengandung logam berat Pb diminimalisasi menggunakan kompos dengan jenis dan dosis yang

Bahwa informasi tentang Meily Rahmi sebagai mantan Calon Anggota Legislatif dari Partai Perindo dalam daftar Panwas Kecamatan yang lulus di kecamatan Nan Sabaris, pihak

Namun ketepatan dalam penggunaan sunscreen masih dinilai kurang serta pengetahuan tentang pemilihan sunscreen yang sesuai dan terkait penggunaannya masih rendah dilihat

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kepustakaan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan kabupaten,

Sedangkan pada siklus II diperoleh hasil respon dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri dengan prosentase 67% siswa mudah memahami pelajaran, 76% siswa merasa

saringan atau campuran dari bahan saringan atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan

Berdasarkan analisis dengan menggunakan metode AHP dan AMK didapat kriteria yang paling berpengaruh adalah kriteria volume lalu lintas dengan bobot 0,386 dan dari 5

peluang pembentuan iatan hidrogen antar dan intramoleul lebih bai daripada dalam rantai yang mengandung banya residu prolina% Pertimbangan ini