08 Maret 2015 Tahun VI – No. 10
Tidak Hanya Berpantang dan Berpuasa
Bagian ketiga dari “What are you going to give up this lent?”
(Kamu mau pantang apa dalam masa Prapaskah ini?)
Selain berpantang dan berpuasa, selama masa prapaskah kita juga dapat pula membangun suatu kebiasaan baik secara konsisten sebagai salah satu bentuk pertobatan. Misalnya, secara khusus kita bangun lebih pagi setiap hari untuk berdoa. Jika biasanya kita berdoa selama lima menit, usahakan jadi 10 menit; atau dari yang biasanya 10 menit, usahakan jadi 20 menit; atau yang 30 menit jadi satu jam. Memulai hari dengan berdoa dan merenungkan Sabda Tuhan adalah sesuatu yang perlu kita usahakan setiap hari.
Mengikuti misa harian (di samping misa hari Minggu, tentu saja) adalah sesuatu yang dapat pula kita lakukan, jika memang memungkinkan dalam situasi kita. Jangan terlalu cepat mengatakan tidak mungkin apabila belum pernah dicoba. Apalagi, kalau kita enggan mencoba karena malas bangun pagi.
Mengikuti misa dan menyambut Kristus dalam Ekaristi adalah bukti nyata bahwa kita sungguh menghargai apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita di kayu salib demi keselamatan kita. Kita dapat pula meluangkan waktu untuk doa Adorasi, di hadapan Sakramen Maha Kudus.
Selain itu, kita juga dapat mulai berdoa Rosario setiap hari. Alternatif lain, kita dapat meluangkan waktu untuk mempelajari Kitab Suci dan Katekismus Gereja Katolik. Secara khusus pada masa prapaskah ini, kita dapat mengikuti Ibadat Jalan Salib di gereja setiap hari Jumat atau melakukannya bersama dengan keluarga di rumah.
JADWAL MISA
Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wibHari Sabtu : 17.00 wib Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib
Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib
Adorasi Ekaristi : Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium)
PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib
Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib
Romo Anton Baur, Pr.
PELAYANAN MISA REQUIEM Dapat dilaksanakan setiap hari
di luar hari Sabtu dan Minggu. Hubungi Sekretariat Paroki.
Website: www.parokisanmare.or.id
Mailing-list:
sanmare_news@yahoogroups.com Facebook Group: SanMaRe Kontribusi artikel, pengumuman, iklan:
komsos@parokisanmare.or.id
Dalam relasi kita dengan sesama, belas kasih terhadap sesama juga tidak dapat diartikan dengan jargon ‘asal sudah nyumbang, maka sudah beres’. Perenungan sengsara Tuhan Yesus mengajak kita untuk lebih peka terhadap sikap kita terhadap sesama yang kurang beruntung.
Misalnya saja, belas kasih terhadap orang-orang yang membantu kita seperti pembantu rumah tangga atau supir. Pernahkah kita memberi kesempatan pada mereka untuk beristirahat, misalnya memberi mereka libur? Libur di sini tidak termasuk hanya pada libur Lebaran dan hari nasional saja, tetapi libur agar mereka juga dapat berekreasi dan melepas lelah.
Atau, apakah kita sudah menjalin persahabatan dengan sesama anggota Paroki yang berkekurangan? Wah, banyak sekali hal yang dapat kita lakukan apabila kita sungguh ingin bertumbuh dalam iman. Seungguhnya, kita dapat memulai dengan langkah kecil dan sederhana. St. Theresia dari Liseux pernah mengatakan tipsnya, “Lakukanlah perbuatan-perbuatan yang kecil dan sederhana,
namun dengan kasih yang besar.”
Maka untuk menjawab pertanyaan awal, “Mau pantang apa aku pada Masa Prapaska ini?”, kita perlu kembali melihat ke dalam hati kita masing-masing. Jika mau jujur, pasti selalu ada yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengurangi nonton televisi, mengurangi ngemil/ jajan, mengurangi nonton bioskop, tidak main game di internet, dan lain-lain.
Pada misa Rabu Abu yang lalu, kita diingatkan bahwa hidup kita di dunia ini hanyalah sementara. Dari sebab itu, mari kita mempersiapkan diri bagi kehidupan kita yang sesungguhnya di surga kelak. Kita hanya dapat masuk surga dan memandang Tuhan hanya jika kita memiliki kekudusan itu (lih. Ibr 12:14), maka sudah saatnya kita bertanya pada diri sendiri: sudahkah aku hidup kudus?
Masa pertobatan adalah masa rahmat yang Tuhan berikan pada kita, untuk mengatur kembali fokus kehidupan kita. Apakah yang menjadi pusat kegiatanku sehari-hari: aku atau Tuhan? Jika kita masih banyak menemukan ‘aku’ sebagai pusatnya, mungkin sudah saatnya kita mulai mengubahnya.
Disadur dari Katolisitas.org, Penulis: Ibu Ingrid Listiati
-St. Thomas (2)
Permenungan lanjutan tentang Rasul Thomas dapat kita kenali
dengan apa yang terjadi delapan hari setelah Paskah. Ada
sebuah peristiwa yang sangat terkenal dalam Kitab Suci
sehingga kerap kali kita mengidentikkan nama Thomas dengan
seorang yang ragu-ragu dan tidak percaya akan Kristus yang
bangkit dari kematian.
Dikisahkan dalam Yohanes bab 20, Thomas awalnya tidak
percaya bahwa Yesus telah menampakkan diri ketika ia tidak
hadir. Thomas berkata, "Sebelum aku melihat bekas paku pada
tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam
bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam
lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yoh 20:25)
Kita dapat melihat pernyataan Thomas dari sudut pandang
yang tidak biasanya. Kita bisa merefleksikan bahwa pernyataan Thomas ini mengantar kita
untuk meyakini bersama bahwa pribadi Yesus itu dapat dikenali melalui luka-luka-Nya,
bukan semata-mata dari wajah-Nya. Luka-luka Yesus itu menunjukkan dengan jelas bahwa
betapa Yesus mengasihi kita.
Sudut pandang refleksif ini semakin diperkuat dengan apa yang dinyatakan dalam ayat
berikutnya dalam perikop yang sama, ketika Yesus datang kembali dan meminta Thomas,
"Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam
lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (Yoh 20:27).
Perjumpaan dengan Yesus dan mengalami luka-luka-Nya mengantar Thomas sampai pada
sebuah pernyataan iman yang terdalam, bahkan di dalam seluruh Perjanjian Baru: “Ya
Tuhanku dan Allahku!” (Yoh 20:28). Ini menjadi kepastian iman paling tegas dari seorang
pengikut Yesus yang mengakui Yesus, bukan lagi sebagai Mesias, tetapi sebagai Tuhan dan
Allah.
Harapannya, kita pun mencapai titik iman yang sama layaknya Rasul Thomas dengan
mengakui iman kita akan Yesus Kristus sendiri, tanpa harus melihat dan mencucukan jari kita
ke luka-luka Yesus secara langsung. Yesus berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak
melihat, namun percaya." (Yoh 20:29). St. Thomas Aquinas, seorang teolog Abad
Pertengahan—dalam komentarnya atas Injil Yohanes bab 20—merefleksikan perkataan
Yesus ini dengan penegasan, “Mereka yang percaya tanpa melihat lebih berjasa daripada
mereka yang melihat, lalu percaya” (Johann XX lectio VI 2566).
Informasi lain tentang Thomas pun dapat kita jumpai dalam Yoh 2:1-14. Dikisahkan bahwa
Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di tepi pantai danau
Tiberias. Salah satu nama rasul yang dimunculkan adalah Thomas yang disebut Didimus.
Tentunya, bagi seorang Thomas, ini menjadi pengalaman iman yang luar biasa, yakni
Kolom ini diasuh oleh Romo Anton Baur Pr.
BAPA GEREJA
berjumpa kembali dengan Yesus yang bangkit. Perjumpaan ini bermuara pada sukacita besar
dan keberanian untuk mewartakan Yesus yang bangkit.
Memang, Kitab Suci tidak memberikan catatan lanjut tentang pewartaan dari Rasul Thomas
ini. Tetapi, tradisi yang berkembang menegaskan bahwa kemudian Thomas mewartakan
Yesus ke Siria dan Persia. Hal ini dinyatakan oleh Origenes, menurut Eusibius dari Kaisarea.
Kemudian, ia pergi ke India Barat dan kemudian ke India selatan.
Dari seluruh perjumpaan iman dengan Rasul Thomas ini, yang penting adalah bukan mencari
jejak pewartaan Rasul Thomas setelah kenaikan Yesus ke surga, tetapi semangat dan
spritualitasnya yang layak kita teladani. Perjumpaan dengan Yesus yang bangkit
mengantarnya berani untuk bersaksi.
Luka-luka Yesus menjadi lambang sukacita yang mengantarnya pada sukacita keselamatan
yang ia terima. Semoga, kita pun dapat semakin berani berjumpa dengan Yesus dalam
berbagai pengalaman hidup, suka dan duka, dan berani mewartakan-Nya setiap saat. **
SEMINAR KESEHATAN JANTUNG
●●●● SAYEMBARA CIPTA HYMNE PAROKI SANMARE ●●●●
Sebagai ungkapan syukur Paroki Santa Maria Regina, Bintaro Jaya yang akan
memasuki 5 tahun pelayanan sebagai Paroki di Keuskupan Agung Jakarta, maka
Panitia Tahun Lustrum I Paroki Santa Maria Regina Bintaro Jaya menyelenggarakan
sayembara cipta lagu yang akan menjadi Hymne Paroki Santa Maria Regina.
• PESERTA: Terbuka dan berlaku untuk umat Katolik baik perorangan maupun
kelompok di seluruh Keuskupan Agung Jakarta.
• BATAS WAKTU: 31 Maret 2015.
• HADIAH: Pemenang akan mendapatkan hadiah Rp. 2.000.000,-
Keterangan lebih lanjut dapat diperoleh pada website Paroki Sanmare
(www.parokisanmare.or.id) atau email ke: panitia.hymne@parokisanmare.or.id
0818 779 577
-Gereja Katolik mengajak umat untuk
merenungkan sengsara dan wafat Tuhan kita
Yesus Kristus melalui devosi Jalan Salib. Lalu,
bagaimanakah asal-usul devosi ini?
Asal-usul devosi Jalan Salib dapat ditelusuri
sampai pada awal Kekristenan. Sesudah
menemukan Salib Kristus pada tahun 325, Santa
Helena, Ibu Kaisar Konstantinus, mencari makam
Yesus yang terlupakan.
Diilhami oleh mimpi, akhirnya Santa Helena menemukan makam Yesus, yaitu di bukit di
mana terdapat kuil yang dibaktikan kepada Dewi Aphrodite. Di situ ditemukan sebuah gua
makam yang kecil.
Kuil tersebut kemudian dihancurkan dan dibangunlah sebuah gereja. Segera tempat itu
menjadi pusat ziarah orang-orang Kristen. Seiring dengan itu, berkembanglah sebuah bentuk
devosi yang menelusuri jejak perjalanan Yesus yang ditempuh sebelum disalibkan, yaitu dari
Benteng Antonia sampai ke Kalvari dan berakhir di Makam Suci.
Napak tilas jejak Yesus itu disertai dengan meditasi mengenangkan sengsara Kristus.
Pelan-pelan Gereja meresmikan devosi saleh ini dan memberikan indulgensi penuh pada devosi ini.
Tidaklah mudah mencapai Yerusalem untuk mengunjungi Makam Suci ini dan melakukan
napak tilas jejak Yesus. Ini disebabkan oleh jarak yang jauh, biaya yang tidak murah dan
belum lagi bahaya yang muncul setelah kaum Muslim menguasai Tanah Suci.
Gereja mengizinkan membuat semacam Makam Suci di pelataran gereja atau di biara atau di
pertapaan. Dibuatlah peristiwa-peristiwa utama sengsara Yesus. Juga diberikan pahala suci
atas ziarah atau devosi yang dilakukan. Namun hal ini juga tidak mudah dilakukan oleh
mereka yang hidup jauh dari Gereja atau Biara.
Pada abad XIV, biarawan-biarawan Fransiskan menemukan pemecahan yang praktis, yaitu
mendirikan stasi-stasi Jalan Salib di paroki-paroki dengan ijin dari Takhta Suci. Salib-salib
kayu sederhana ditancapkan untuk memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam
sengsara Kristus.
Pelan-pelan, stasi-stasi itu dilengkapi dengan gambar. Jumlah stasinya beraneka sampai Paus
Clemens XII menetapkannya sebanyak empatbelas pada tahun 1731. Bapa Suci juga
memberi izin untuk membuat stasi-stasi Jalan Salib itu di setiap gereja.
Asal-usul Devosi Jalan Salib
NAPAK TILAS
Versi yang lama mulai dengan pengadilan oleh Pilatus sampai Yesus dimakamkan. Sekarang
ada versi baru, yang mulai dengan Perjamuan Malam Terakhir dan berakhir dengan
Kebangkitan Tuhan.
Makna Jalan Salib
Ibadat Jalan Salib mengajak kita masuk dalam peristiwa-peristiwa yang dialami Yesus dalam
sengsara-Nya sampai Dia wafat dan dimakamkan. Yesus mengajak murid-murid-Nya, untuk
”memanggul salibnya” dan mengikuti Dia (Mat 16:24).
Kristus telah menderita untuk kita dan telah meninggalkan teladan bagi kita, supaya kita
mengikuti jejak-Nya memanggul salib (1 Ptr 2:21). Inilah syarat yang diminta Yesus agar kita
pantas disebut murid-murid-Nya (Mrk 8:34).
Melalui renungan ini, kita diundang menyadari betapa berharganya penderitaan dan
sengsara yang dilakukan Tuhan Yesus untuk menebus dosa-dosa kita. Bilur-bilur yang
ditanggung-Nya dan tetesan darah yang dikucurkan-Nya memberi kita hidup kekal. Kurban
Kristus mendamaikan kita dengan Allah.
Yesus ingin mengikutsertakan kita dalam kurban ini, karena kita adalah ahli waris-Nya (Mrk
10:39). Diharapkan lahirlah sikap syukur dan terimakasih atas pengorbanan dan kasih Yesus
yang begitu besar.
Selain mengajak kita menyesali dosa-dosa kita yang ditanggung bebannya oleh Yesus, ibadat
Jalan Salib juga mengajak kita menjadi peka dan solider dengan sesama, khususnya yang
menderita. Simon dari Kirene dan Veronika menunjukkan keberanian yang luar biasa untuk
membantu Tuhan yang sedang menderita. Keberanian itu seringkali menuntut pengorbanan,
bukan hanya susah payah fisik, tetapi juga harga diri, tenaga, uang, bahkan kemapanan dan
masa depan, dll. (bdk Luk 10:25-37).
Teladan Yesus sendiri tak kalah mengagumkan. Meskipun tengah menderita begitu hebat,
Yesus masih sempat menghibur perempuan-perempuan yang menangisiNya (bdk. Luk
23:28). Lebih dari itu, di puncak salib, setelah disiksa begitu keji, Yesus masih sempat
mengingat kesejahteraan para penyiksanya, yaitu dengan memohonkan ampun untuk
mereka (Luk 23:34).
Kepekaan kepada sesama, khususnya yang menderita mengingatkan kita pada ajaran Yesus
bahwa segala sesuatu yang kita lakukan untuk salah seorang saudara yang paling hina, kita
lakukan untuk Dia (Mat 25:45). sumber: www.hidupkatolik.com
JADWAL JALAN SALIB
Jalan Salib IV, Jumat - 13 Maret 2015 - Pkl. 19.30 - Wil. IV
Jalan Salib V, Jumat - 20 Maret 2015 - Pkl. 19.30 - WKRI
Jalan Salib VI, Jumat - 27 Maret 2015 - Pkl. 19.30 - Legio
Jalan Salib VII / TABLO, Jumat - 03 April 2015 - Pkl. 07.00 - Tatib : Gabungan
6- JADWAL LITURGI
MINGGU PRAPASKAH IV – 14 & 15 Maret Bacaan: 2Taw. 36:14-16,19-23; Mzm. 137:1-2,3,4-5,6; Ul:6a; Ef. 2:4-10; Yoh. 3:14-21
Saran Lagu: PS 487, 486, 483, 539, 541, 691, 842, 965
MINGGU PRAPASKAH V – 21 & 22 Maret Bacaan: Yer. 31:31-34; Mzm. 51:3-4,12-13,14-15; Ul:12a; Ibr. 5:7-9; Yoh. 12:20-33 Saran Lagu: PS 479 (bait 1,4), 483, 486, 715, 811, 965
Sabtu, 14 Maret, pukul 17.00 Koor dan Tatib: OMK
Lektor : Christoporus Saras Damai Susetyo & Cicilia Nina
Putra/i Altar: Gabriel randall W, Gregorius Septaviel Kenzie, Benedicta Aurelia Virenze, Gregorius Rio Alfrian, Nicolas Yabes Condi, Gabriel Kineta, Joety Johannes Aaron Bongku, Timotius Gerwyn Jovian, Maria Lilian Dharmahutama, Thomas Ginta Tarigan
Prodiakon: Agustinus Darmawan, Bambang Tedjo Nugroho,Irwan Wijaya, Agustinus Fadjar AS, Saras Damai Susetyo, Daniel Bala Batti, Florentina Ratna Supeni H, Maryono Suwargo
Sabtu, 21 Maret, pukul 17.00 Koor dan Tatib: PDKK & St. Timoteus Lektor :
-Putra/i Altar: Maria Kiara Anindita, Laurentius Melvin Pratama, Fransiskus Arya Kusuma Aji, Vincentius Adrian Laurens Nestya Pradhana, Felicia Safira Rahardjo, Gabriella Putri, Josephine Isabel Varella, Villda Regina, Brigitta Grace Simon, Graciella Antonius Putri
Prodiakon: Haryono Widarta, Joannes Suharno, Kamilus Arifin, Arden Andreas Barus, Didik Wiryawan AP, Lily Irene Tantra, Helfina M. Tisnakusuma, Esther Meinelsa Manurung
Minggu, 15 Maret, pukul 06.30 Koor dan Tatib: Sta. Monika - III
Lektor : Maria F. Kristiono & Alphonsus R. Seto Adi Wicaksono
Putra/i Altar: M. Rama Aviandri Santoso, Margaretha Velicia, Aurelia Anindita Herputri, Katarina Sari Kusuma Dewi Mursito, Kristina Irmadani Darwin, Alvin Kindy Setiawan, R. Darren Radyan, Th. Prabandari Ayu, Ivana Permata Ariesta, Elisabeth Novadiana Kurniasavitri T Prodiakon: Josz Juswanto, Yustinus T. Mudjihardjo, Bayu Rajasa, Willem Dagi, Ferry Kodrat, Franciscus Xaverius Andri
Minggu, 22 Maret, pukul 06.30 Koor dan Tatib: Emmanuel - VI Lektor : L. Wiyono & Yena Hidayat
Putra/i Altar: Peter Bradley, Brigitta Stephanie, Gabriela Alexander Putri, Thomas Ginta Tarigan, Alexander Andi, Christofer Rizal, Maria Carolina Itu Leba, Immanuel Xestospongiamura, Estherania N, Fransiska Wahyuni Novita Kristiyani Br.M
Prodiakon: Rinto Setiono, Paul August Liqui, Antonius E. Nelwan, Soetojo Dharmadi, Gatot Kusumo Atmojo, Metty Suprapti
Minggu, 15 Maret, pukul 09.00 Koor dan Tatib: Sta. Theresia - IV Lektor : Maria Conipra & F.X. Wibowo
Putra/i Altar : Gabriela Liviana, Stevanus Winata, Christofer Aldy S.U, Laurentius Melvin Pratama, Theresia Aurora Rosarian Adliana, Gabriella Putri, Timothy Luke Lumy, Adrian Alfa Sebastian kullit, Fransciscus Xaverio A. Nugroho, Alleandra Luwina Nugroho
Prodiakon: Gunawan Gunarso, Agung Wahyu Wibowo, F. A. Soedjarno, Georgino Godong, Maria Yoke Edna, Prima Widi Hatmi, Fransiskus P. Narendra, Noegroho Tjiptorahardjo, Ingewati Kusuma, Anna Retno Hapsari, Columbanus Marianto, F. Rismantoro, L. Hanifa Natahusada, R. C. Sampayan, Ping Julianto Widjaja, Yohanes Soeryanto Santoso, Yustinus F. Irjayanto, Alfonsus Haryanto, Felicianus Purnawan Solihin, A. A. Sayan Rampisela, G. Pangemanan, Hartawan Makmur
Minggu, 22 Maret, pukul 09.00 Koor dan Tatib: St. Damian - III
Lektor: Francisca Wulandari & Christiana E.N. Hendarjudani
Putra/i Altar : Santos Ferdinand Tambunan, Thomas Lasmono Wibowo, Aurelia Yashodara Nareswari, Paulus Winton Fernandes Tambunan, Paulus Winton Fernandes Tambunan, Kristina Irmadani Darwin, Jonathan Stevandhy, Kevin Stevandhy, Gabriel Nathaniel Orion, Dylan Alexander Christanto, Joety Johannes Aaron Bongku, Maria Ajeng Cipta Wening, Michael David Christopher
Prodiakon: Dwi Respati, Donanta Octaviardi, Probel Gultom, Indri Prijatmodjo, Temmy Royani, Romualdus Ponidjan, Andrianus Nggala, Hadi Susanto, Joachim Sulistyo, Veronika Kani, Wahid Gunawan, Agustono Widjaja, Agus Munandar, Saly Listiyadhi, Hesti Purbaningsih, Thomas Erwin Kurniawan, Bambang
Sulistyo P., Fifi Amaliawaty, Marcus B. Samosir, Stephanus Soetyoso, Didi Hartanto, Yasinta Fatmawati Minggu, 15 Maret, pukul 17.00
Koor dan Tatib: St. Yakobus - II Lektor : Carin Faradina & Yasinta Dhyaning
Putra/i Altar: Shannon Wijaya, C. Inez Maharani P., C. Susan Mahadewi Gadis Amara, A. Anjani Cita Permata Kusuma, M.F. Chelsea Novelia Prodigma Gunawan, S.A. Girlani Oktafandi, Y. Purba Sangga Becik, Th. Avilla Revabelle Maharani, Kevin Bagas K., I. Yudia Hagaina Tarigan
Prodiakon: G. Suyanto Utomo, H. Darno, Heru Santosa, Johanes Sumardi, I. Y. Supriyanto, Yadi Djuhandi, Royandi Ernestus DP, Yohanes Budi Purwanto, Rudyanto Gunawan, Albertus Sugianto Supriadi
Minggu, 22 Maret, pukul 17.00
KoorTatib: GREGORIAN & St. Fransiskus Xaverius
Lektor : -
Putra/i Altar: Gabriel randall W, Elisabeth Anggitasari Hartawan, Gregorius Septaviel Kenzie, Margareta Sheren Angela Asroyo, Benedicta Aurelia Virenze, Laurenzi Matthew de Fretes, Vincentius Kevin Anggoro Redak Muda, Catarina Jennifer Juwana, Thomas Aldi Adi Saputro
Prodiakon: Yohannes Pudjiastoto, Agustinus Darmawan, Bambang Tedjo Nugroho, Irwan Wijaya, Yosep Yendi, Agnes Bertha Tabarani, Agustinus Fadjar AS, Saras Damai Susetyo, Daniel Bala Batti, Florentina Ratna Supeni H.
PENGUMUMAN
1. Seksi Kerasulan Keluarga
Misa HUT Perkawinan bulan Maret akan diadakan pada hari Sabtu, 21 Maret 2015 pukul 17.00, bagi yang merayakannya bisa mendaftarkan ke Sekretariat.
2. Panitia Pameran Kain Kafan Yesus
Mengucapkan terima kasih kepada para relawan, donatur serta seluruh pihak yang telah membantu sehingga pelaksanaan pameran berjalan dengan lancar.
Anda Ingin Melayani di Media Warta SanMaRe?
Seksi Komsos Paroki SanMaRe mengundang umat untuk bergabung dalam Tim Warta SanMaRe. Tim ini setiap minggunya bertugas menyiapkan dan mengolah tulisan atau bahan lain untuk disajikan di Warta SanMaRe tiap pekan. Syaratnya mudah koq, cukup: Telah dibaptis Katolik dan memiliki semangat pelayanan kristiani, Memiliki talenta dalam bidang penulisan artikel atau desain visual,
Memiliki kemampuan dasar menggunakan aplikasi Microsoft Office Word dan terbiasa menggunakan internet maupun media sosial.
Kirimkan biodata diri ke email komsos@parokisanmare.or.id / Yohan 08170123292 Lowongan Kerja: Klinik di Bintaro Sektor 5 membutuhkan: Dokter
Umum Wanita, max 28 thn diprioritaskan berpengalaman dibidang estetik, punya STR, Asisten Apoteker max. 25 thn punya STR, Dokter Spesialis Jantung/Internis, Dokter gigi dan Drg Spesialis, Kasir Wanita max. 28 thn berpengalaman min. 1 thn dan punya STR Perawat/bidan max 28 thn berpengalaman min 2 thn dan punya STR, Office Boy max 25 thn, punya SIM C, kenal daerah Bintaro. Lamaran dan CV ke drgunhal@gmail.com..
Lowongan Kerja: Bagian Admin, Customer Service dan Accounting. Syarat: berpenampilan menarik (Customer Service), usia max.30 thn, pendidikan min.D3, berpengalaman min.1 thn dibidangnya, tinggal di sekitar Bintaro. CV & Foto dikirim ke email: asihj@yahoo.com
IKLAN BARIS – Wahana bagi umat yang ingin mengiklankan informasi lowongan pekerjaan atau mencari pekerjaan.
Materi iklan diserahkan ke sekretariat paroki setiap hari kerja atau email ke: sekretariat@parokisanmare.or.id