• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1.4.1 Renstra Puskesmas Sitinjo Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1.1.4.1 Renstra Puskesmas Sitinjo Baru"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1.

1.1. LATAR LATAR BELAKANGBELAKANG

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan pembangunan Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan pembangunan kesehatan yang berkesinambungan, baik oleh pemerintah pusat, kesehatan yang berkesinambungan, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten, maupun masyarakat pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten, maupun masyarakat termasuk swasta.

termasuk swasta.

Sebagai pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Sebagai pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mewajibkan setiap tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mewajibkan setiap Dinas/Instansi/Badan membuat Rencana Pembangunan Jangka Dinas/Instansi/Badan membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang selanjutnya disebut sebagai Rencana Strategis Menengah yang selanjutnya disebut sebagai Rencana Strategis (RENSTRA). Renstra tersebut akan dipergunakan sebagai dasar dalam (RENSTRA). Renstra tersebut akan dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran Dinas/Instansi/Badan.

penyusunan rencana kerja dan anggaran Dinas/Instansi/Badan.

Rencana Strategi (RENSTRA) ini merupakan dokumen perencanaan Rencana Strategi (RENSTRA) ini merupakan dokumen perencanaan  yang

 yang bersifat bersifat indikatiindikatif f yang yang memuat memuat program-program program-program pembangunpembangunanan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung maupun dengan mendorong kesehatan yang akan dilaksanakan langsung maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat dalam kurun waktu selama 5 (lima) tahun yaitu peran aktif masyarakat dalam kurun waktu selama 5 (lima) tahun yaitu  Tahun

 Tahun 2014-2012014-2019 9 yang yang merupakan merupakan penjabaran penjabaran dari dari RencanaRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Dairi Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Dairi  Tahun

 Tahun 2014-2019 2014-2019 yang yang di di sinergiksinergikan an dengan dengan Rencana Rencana Strategis Strategis DinasDinas Kesehatan Kabupaten Dairi Tahun 2014-2019, Rencana Strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi Tahun 2014-2019, Rencana Strategi Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018 dan Rencana Kesehatan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018 dan Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015

Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 –  –  2019. 2019.

Rencana Strategis (RENSTRA) Puskesmas Sitinjo tahun 2014-2019 Rencana Strategis (RENSTRA) Puskesmas Sitinjo tahun 2014-2019 ini selanjutnya dipergunakan dalam penyusunan Rencana Kerja dan ini selanjutnya dipergunakan dalam penyusunan Rencana Kerja dan anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi setiap tahunnya mulai tahun anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi setiap tahunnya mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. Rencana Strategis (RENSTRA) ini 2015 sampai dengan tahun 2019. Rencana Strategis (RENSTRA) ini

(2)
(3)

pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan menjadi acuan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan menjadi acuan dalam menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

(LAKIP).

Rencana Strategis (RENSTRA) Puskesmas Sitinjo ini merupakan Rencana Strategis (RENSTRA) Puskesmas Sitinjo ini merupakan penjabaran dari visi dan misi RPJMD Kabupaten Dairi di bidang penjabaran dari visi dan misi RPJMD Kabupaten Dairi di bidang kesehatan yang disusun dengan pendekatan politik, teknokratik, kesehatan yang disusun dengan pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, pendekatan top-down dan pendekatan bottom-up. Rencana partisipatif, pendekatan top-down dan pendekatan bottom-up. Rencana strategis Puskesmas ini merupakan dokumen perencanaan taktis strategis Puskesmas ini merupakan dokumen perencanaan taktis strategis yang menjabarkan potret permasalahan pembangunan strategis yang menjabarkan potret permasalahan pembangunan kesehatan serta indikator program yang akan dilaksanakan untuk kesehatan serta indikator program yang akan dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan yang dimaksud secara terencana dan memecahkan permasalahan yang dimaksud secara terencana dan bertahap melalui sumber-sumber pembiayaan sesuai dengan prioritas bertahap melalui sumber-sumber pembiayaan sesuai dengan prioritas dan kebutuhan di dalam RPJMD Kab. Dairi yang memberi penekanan dan kebutuhan di dalam RPJMD Kab. Dairi yang memberi penekanan pada pencapaian indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang pada pencapaian indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten Dairi dan Indikator Sustainnable Development Kesehatan Kabupaten Dairi dan Indikator Sustainnable Development Goals (S

Goals (SDG’s).DG’s).

1.2.

1.2. LANDASAN LANDASAN HUKUMHUKUM

Rencana Strategis (Renstra) Puskesmas Sitinjo ini adalah bagian Rencana Strategis (Renstra) Puskesmas Sitinjo ini adalah bagian dari Perencanaan Pembangunan Nasional dan Perencanaan dari Perencanaan Pembangunan Nasional dan Perencanaan Pembangunan

Pembangunan Provinsi Provinsi Daerah Daerah Sumatera Sumatera Utara. Utara. Dengan Dengan demikiandemikian landasan Renstra adalah sama dengan landasan Pembangunan Nasional landasan Renstra adalah sama dengan landasan Pembangunan Nasional maupun Pembangunan Daerah.

maupun Pembangunan Daerah.

Landasan hukum dalam penyusunan Renja Dinas Kesehatan Landasan hukum dalam penyusunan Renja Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi Tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut :

Kabupaten Dairi Tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut : 1.

1. UndangUndang –  – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,  Tambahan L

 Tambahan Lembar Negara Repembar Negara Republik Indonublik Indonesia Nomor 4286esia Nomor 4286);); 2.

2. UndangUndang –  – Undang Nomor 25 tahun 2004, tentang Sistem PerencanaanUndang Nomor 25 tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

(4)

3.

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,  Tambahan L

 Tambahan Lembaran Negara Rembaran Negara Republik Indepublik Indonesia Nomor 55onesia Nomor 5587);87); 4.

4. UndangUndang –  – Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang PerimbanganUndang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

Lembaran Negara Nomor 4438); 5.

5. UndangUndang –  – Undang Undang Nomor Nomor 17 17 tahun tahun 2007 2007 tentang tentang RencanaRencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005  –  –   2025  2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,  Tambahan L

 Tambahan Lembaran Negara Rembaran Negara Republik Indepublik Indonesia Nomor 47onesia Nomor 4700);00); 6.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang PerangkatPeraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 7.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, TataPeraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

Nomor 4817); 8.

8. Peraturan Peraturan Menteri Menteri Dalam Dalam Negeri Negeri Nomor Nomor 13 13 Tahun Tahun 20062006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telahbeberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri telahbeberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas DalamNegeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 9.

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 TentangPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang  Tahapan,

 Tahapan, Tatacara Tatacara PenyusunanPenyusunan, , PengendalPengendalian, ian, dan dan EvaluasiEvaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara  Tahun 201

(5)

10.

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 Tentang StandarPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Berita Negara Republik Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1475);

Indonesia Tahun 2016 Nomor 1475); 11.

11. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 02 Tahun 2008 tentangPeraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 02 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi (Lembaran Daerah Kabupaten Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2008 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2008 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Nomor 125);

Dairi Nomor 125); 12.

12. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 05 Tahun 2008 tentangPeraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Dairi Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Dairi (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2008 Nomor 05, (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2008 Nomor 05,  Tambahan L

 Tambahan Lembaran Daerah Kaembaran Daerah Kabupaten Dairi Nbupaten Dairi Nomor 128);omor 128); 13.

13. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 02 Tahun 2008 tentangPeraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 02 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Dairi (Lembaran Daerah Kabupaten Pemerintahan Daerah Kabupaten Dairi (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2008 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2008 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Nomor 125);

Dairi Nomor 125); 14.

14. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 06 Tahun 2009 tentangPeraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 06 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Dairi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Dairi  Tahun

 Tahun 2005-2025 2005-2025 (Lembaran (Lembaran Daerah Daerah Kabupaten Kabupaten Dairi Dairi Tahun Tahun 20092009 Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Nomor 150); Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Nomor 150);

1.3.

1.3. MAKSUD MAKSUD DAN DAN TUJUANTUJUAN 1. Maksud

1. Maksud

Penyusunan Rencana Strategis ini dimaksudkan untuk tersedianya Penyusunan Rencana Strategis ini dimaksudkan untuk tersedianya dan tersusunnya dokumen Perencanaan Puskesmas dalam kurun waktu dan tersusunnya dokumen Perencanaan Puskesmas dalam kurun waktu lima tahun.

lima tahun. 2. Tujuan 2. Tujuan

a. Tersedianya dokumen yang strategik dan komprehensif yang menjamin a. Tersedianya dokumen yang strategik dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi perumusan kondisi atau masalah daerah, adanya konsistensi perumusan kondisi atau masalah daerah,

(6)

b. Tersedianya bahan evaluasi sebagai indikator keberhasilan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Puskesmas 2.2 Sumber Daya Puskesmas

2.3 Kinerja Pelayanan Puskesmas

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Puskesmas

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan SKPD

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi SKPD

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD 4.3 Visi dan Misi Puskesmas Sitinjo

(7)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Puskesmas

A. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor …… Tahun 2016  Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Dairi adalah

sebagai berikut :

1. Kepala UPT Puskesmas

Kepala UPT mempunyai tugas pokok melaksanakan sebahagian kegiatan teknis dinas yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan di wilayah kerja kecamatan.

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas

Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan-bahan pengelolaan kegiatan ketatausahaan di lingkungan UPT dan pelayanan administrasi, meliputi : perlengkapan, kepegawaian, keuangan, surat-menyurat, urusan rumah tangga dan ketatausahaan lainnya serta pelaporan tugas-tugas

3. Bagian Sistem Informasi Puskesmas

Bagian Sistem Informasi Puskesmas mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan laporan dalam bentuk visualisasi data (tabel, grafik, dll) atau data urusan perencanaan, program dan pelaporan.

4. Bagian Kepegawaian

(8)

merekap Absensi (Ijin, Cuti, sakit) dan membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM staf Puskesmas.

5. Bagian Umum dan Kerumahtanggaan

Bagian Umum dan Kerumahtanggaan mempunyai tugas meregistrasi surat masuk dan surat keluar, mengkoordinir pendisribusikan barang/aset di puskesmas dan membuat kartu Inventaris ruangan.

6. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan mempunyai tugas mempunyai tugas melakukan perencanaan keuangan, merealisasikan keuangan dan melakukan pencatatan dan pelaporan urusan keuangan.

7. Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) mempunyai tugas menggkoordinir dan bertanggung jawab dalam penuyusunan perencanaan dan evaluasi di unit P2P, Promkes, KIA/KB, Gizi dan Kesling serta Upaya Kesehatan Pengembangan.

8. Penanggung jawab Perkesmas

Penanggung jawab Perkesmas mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan Perkesmas berdasarkan data program puskesmas dan melaksanakan kegiatan meliputi pengumpulan data, pengjakian kasus dan koordinasi lintas program terkait.

9. Penanggung jawab Program Promkes

Penanggung jawab Program Promkes mempunyai tugas mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

10.Penanggung jawab Program Kesehatan Lingkungan

Penanggung jawab Program Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas menyusun perencanaan dan evaluasi unit kesling, melakukan

(9)

11.Penanggung jawab Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Penanggung jawab Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) mempunyai tugas menyusun perencanaan dan evaluasi unit KIA, melakukan pelayanan terhadap Ibu Hamil, melahirkan, menyusui serta bayi dan anak balita.

12.Penanggung jawab Program Keluarga Berencana (KB)

Penanggung jawab Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai tugas komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dan pelayanan kontrasepsi.

13.Penanggung jawab Program Gizi

Penanggung jawab Program Gizi mempunyai tugas melakukan upaya perbaikan gizi keluarga, pembinaan sarana posyandu, penanggulangan anemia gizi besi, defisiensi Vit.A dan intervensi kasus gizi buruk/pemberian PMT.

14.Penanggung jawab Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Penanggung jawab Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas menyusun perencanaan dan evaluasi unit P2P, dan ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus penyakit menular serta menindaklanjuti terjadinya KLB.

15.Penanggung jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Penanggung jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) mempunyai tugas menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit serta mengkordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.

16. Penanggung jawab Jaring dan jejaring Fasyankes

Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) mempunyai tugas menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P3K, Pusling dan Pustu.

(10)

RENCANA STRATEGIS PUSKESMAS SITINJO TAHUN 2014-2019 Page 9

(11)

2.2 Sumber Daya Puskesmas

2.2.1. Jumlah Sumber Daya Manusia

Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Sitinjo Tahun 2017

No Jenis Tenaga Jumlah

1 Dokter Umum 1 orang

2 Dokter Gigi 1 orang

3 Perawat 12 orang

4 Bidan 13 orang

5 Tenaga Farmasi 1 orang

6 Tenaga Laboratorium 1 orang

7 Tenaga Kesehatan Lingkungan 3 orang

8 Tenaga Gizi 1 orang

9 Tenaga Promkes 1 orang

10 Tenaga Umum lain 1 orang

2.2.2. Fasilitas Kesehatan

 Tabel 2.4 Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitinjo No Nama Desa Puskesmas Pustu Poskesdes Polindes

1 Sitinjo - 1 - 1

2 Sitinjo I - 1 1

-3 Sitinjo II - 2 -

-4 Panji

Dabutar 1 2 - 1

Dari aspek kondisi bangunan fasilitas kesehatan di wilyah kerja Puskesmas Sitinjo secara umum telah memadai dalam keadaan baik, dapat dilihat dari tebel berikut ini:

 Tabel 2.6

Kondisi Bangunan Fisik Puskesmas di Kabupaten Dairi tahun 2016

No Nama Sarana

Kondisi Bangunan

Keterangan Baik Rusak Rusak

(12)

1 Puskesmas Sitinjo v

2 Pustu Sitinjo v

3 Pustu Panji Dabutar v 4 Poskesdes Panji Dabutar v

(13)

2.3 Kinerja Pelayanan Puskesmas 2.3.1 Indikator Derajat Kesehatan

Indikator Derajat Kesehatan Tahun 2015-2016 No Indikator Derajat Kesehatan Pencapaian Pembanding Target MDG’s 2015 Tahun 2015 Tahun 2016 1 Angka Kematian Bayi ( AKB) 6,74/1000 Kelahiran Hidup (34 dari 5047 Bayi Lahir hidup)

2,55/1000 Kelahiran Hidup (16 dari 6263 Bayi Lahir hidup) 23/1.000 Kelahiran Hidup 2 Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan 138,94/100.000 Kematian Ibu (7 kasus kematian dari 5038 kelahiran) 95,56/100.000 Kematian Ibu (6 kasus kematian dari 6279 kelahiran) 102/100.00 0 Kelahiran Hidup 3 Status Gizi : 1. Balita Gizi Buruk 2. Bumil KEK (Kurang Energi Kronis ) 59/32956 (0,21%) 145/7049 (2,05 %) 59/32956 (0,21%) 283/6441 (4,39 %) 3,6% 15 % 4. Angka Harapan Hidup 68,79 68,89

Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2016 adalah 2,55(16 kasus dari 6263 kelahiran hidup) mengalami penurunan  jika dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu sebesar 6,74 (34 kasus dari 5047 kelahiran hidup)dengan rincian penyebab kematian disebabkan oleh

(14)

Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Asfiksia, Prematur dan sebab lainnya.

Angka kematian Ibu melahirkan sebanyak 6 Kasus dari 6263 (dikonversikan dengan angka nasional sebesar 95,8/100.000 kelahiran hidup), jika dibandingkan dengan angka 2015 sebanyak 7 Kasus dari 5038 (dikonversikan dengan angka nasional sebesar 138,94/100.000 kelahiran hidup) terjadi penurunan kematian ibu melahirkan hal ini disebabkan semakin baiknya kualitas pelayanan kesehatan khususnya di desa.

Kondisi Status Gizi pada masyarakat Dairi pada tahun 2016 dapat dilihat dari: Prevalensi balita gizi buruk juga terjadi penurunan,tahun 2015 sebesar 0,21 % menurun menjadi 0,14%pada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kegiatan pemantauan status gizi oleh petugas kesehatan sehingga intervensi bagi balita gizi kurang dapat segera diatasi melalui pemberian makanan tambahan (PMT) peningkatan pengetahuan pada masyarakat sehingga kondisinya tidak menjadi gizi buruk.

Demikian juga halnya dengan prevalensi bumil KEK tahun 2016 sebesar sebanyak 283 kasus dari sebanyak 6.441 ibu hamil (4,39 %)meningkat dari tahun 2015 sebesar sebanyak 145 kasus dari sebanyak 7.049 ibu hamil (2,05 %).

Angka Harapan Hidup pada Tahun 2015 adalah sebesar 68,79 tahun (angka Proyeksi) meningkat pada tahun 2016 sebesar 68,89 tahun (meningkat 0,1 per tahun)

2.3.2 Angka Kesakitan a. Pola Penyakit.

Data pola penyakit di Puskesmas menunjukkan bahwa pola penyakit pada semua golongan umur masih didominasi oleh penyakit penyakit infeksi. Disamping itu penyakit degenaratif sudah menunjukkan peningkatan . Dari 25 jenis penyakit yang dilayani di Puskesmas dengan

(15)

 jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas sebanyak 103.009 Pasien . Data 10 Penyakit terbesar dapat dilihat seperti tabel berikut ini

 Tabel 2.10

10 Penyakit Terbesar Rawat jalan di Kabupaten Dairi Tahun 2016

No Jenis Penyakit Jumlah Persentase

1 ISPA 35877 36,95% 2 Infeksi Usus 12342 12,71 % 3 Hipertensi 11932 12,29 % 4 Rematik 11216 11,55 % 5 Diare 8961 9,23 % 6 Kulit Alergi 6494 6,69 %

7 Kulit Karena Infeksi 3290 6,39 %

8 Hypotensi 2614 2,69 %

9 Karies Gigi 2523 2,60 %

10 Disentri 1847 1,90 %

 Jumlah 97,096 100%

Dari data tersebut diatas jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Dairi sebanyak 278.275 maka tingkat kunjungan Rawat jalan di Puskesmas Tahun 2013 sebesar 37,02%. Prevalensi (angka kesakitan) penyakit ISPA di Kabupaten Dairi masih cukup tinggi yang disebabkan beberapa hal antara lain sanitasi lingkungan yang masih rendah, jumlah rumah sehat yang masih rendah

b. Pencegahan Penyakit Menular 1. Penyakit DBD

 Terjadinya penyakit DBD dipengaruhi oleh faktor lingkungan , sikap dan perilaku masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencegah dan menanggulangi penyakit dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya. Pada  Tahun 2009 dilaksanakan upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah

(16)

kecamatan sidikalang, sumbul, dan tigalingga. Pada tahun 2010 sebanyak 2400 rumah di Tigalingga, Silalahi, Sumbul, Kutabuluh dan Gunung Sitember. Tahun 2011 dilakukan pengasapan rumah sebanyak 1.830 rumah di Kecamatan Tigalingga, Sumbul , Kutabuluh dan Sidikalang. Pada  Tahun 2012 dilakukan pengasapan rumah sebanyak 1835 di Kutabuluh, Sidikalang, Sitinjo, Tigalingga dan Parongil. Pada Tahun 2013 dilakanakan pengasapan rumah sebanyak 715 diwilayah Kecamatan Sidikalang,  Tigalingga dan Kutabuluh .

Salah satu upaya pencegahan yang masih perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan kegiatan promotif dan preventif, antara lain melalui menggalakkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

2. Penyakit Malaria

Kegiatan pengamatan dan penanganan kasus penyakit malaria telah dilaksanakan sepanjang Tahun dari tahun 2009-2013 . Pada tahun 2011 telah ditangani kasus penyakit malaria di Wilayah Sopobutar ( Desa Lae Haporas) yang menyerang penduduk desa sebanyak 52 orang ( meninggal 1 orang ). Tetapi dengan tindakan penanganan yang cepat kasus malaria dapat ditangani bersama dengan tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Pada Tahun 2012 ditemukan dan ditangani kasus penyakit malaria sebanyak 20 orang dari wilayah kuta buluh, Gunung Sitember dan Sopobutar yang merupakan daerah endemis penyakit malaria.  Tidak ada kasus yang meninggal dunia. Pada tahun 2013 kembali ditangani penderita kasus penyakit malaria sebanyak 5 orang diwilayah Sopobutar. Sehingga dilaksanakan penyemprotan rumah penduduk di Desa Lae

(17)

Haporas, Lae Luhung , Lae Itam (Kecamatan Siempat Nempu Hilir) di Desa Gundaling ( Kecamatan Gunung Sitember) , juga dilakukan pembagian kelambu sebanyak 1.000 buah.

 Trend terjadinya kasus penyakit malaria semakin menurun karena kesigapan Tim Epidemiologi Kabupaten dan Puskesmas dalam pengamatan penyakit di Wilayah yang diduga berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB ) Penyakit. Disamping itu juga didukung oleh tersedianya sarana logistik seperti alat Penyemprot, Insektisida dan kelambu yang telah dibagikan di daerah yang endemis penyakit malaria ( Sopobutar,Kutabuluh dan Gunung Sitember ). Upaya yang masih akan dilaksanakan adalah dengan melaksanakan pemantauan secara rutin dan terpadu .

3. Pelayanan Imunisasi

Kegiatan pelayanan imunisasi bertujuan untuk mencegah penyakit  TBC, Difteri, Pertusis ( Batuk Rejan), Tetanus, Tetanus Neonatorium,

Campak, Polio dan Hepatitis B. Dengan terlaksananya kegiatan imunisasi rutin setiap bulannya di Posyandu dan Sweeping imunisasi . Dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013 telah dilaksanakan imunisasi rutin terhadap bayi, balita dan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) di Kabupaten Dairi. Kegiatan yang mendukung pencapaian program imunisasi tersebut pada tahun 2010 dilaksanakan Sosialisasi GAIN UCI bagi petugas  juru imunisasi Puskesmas sebanyak 54 orang dan diberangkatkan

Pengelola Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas Studi Banding ke Bandung sebanyak 6 orang untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola program imunisasi. Pada

(18)

tahun 2012 juga dilaksanakan pelatihan bagi bidan di desa sebanyak 150 orang bidan sebagai ujung tombak pelaksanaan imunisasii di Posyandu. Dilaksanakan juga pengadaan vaksin carier sebanyak 70 unit untuk Puskesmas dan Bidan Desa untuk mempertahankan kualitas vaksin pada saat didistribusikan ke desa. Kegiatan rutinitas imunisasi akan terus ditingkatkan pengelolaannya sehingga target UCI Desa dapat tercapai .  Tahun 2013 diadakan pengadaan kulkas vaksin sebanyak 2 unit, Ice Pack

Freezer sebanyak 13 unit dan sosialisasi tentang imunisasi sebanyak 54 orang.

1. Pencegahan penyakit Acute Falccid Paralyses ( AFP)

 Target Nasioanal untuk penderita penyakit AFP adalah ≤ 2 per 100.000 penduduk berumur < 15 Tahun. Kegiatan yang dilaksanakan adalah berupa penyelidikan epidemiologi kasus AFP ke seluruh wilayah Kabupaten Dairi . Pada tahun 2009 ditemukan 1 suspect ( tersangka ) penderita AFP setelah di ambil sampel dan dikirim ke Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara ternyata hasilnya Negatif Polio. Pada  Tahun 2010 ditemukan 1 suspect dengan hasil negatif, Tahun 2011 ditemukan 1 kasus setelah dianalisa Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dengan hasil Negatif, Pada Tahun 2012 ditemukan suspect 2 orang dengan hasil nagatif dan pada tahun 2013 ditemukan 2 kasus setelah diperiksa juga Negatif (bukan Polio). Secara keseluruhan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tidak ada ditemukan kasus Polio. Pencapaian ini akan terus diupayakan di tahun mendatang melalui penanganan kasus yang cepat dan tepat.

(19)

2. Pencegahan Penyakit Rabies

Kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit Rabies setiap tahun telah dilaksanakan di Kabupaten Dairi, dikarenakan daerah ini merupakan daerah endemis Rabies disebabkan populasi anjing banyak ditemukan . Sejak Tahun 2009 jumlah kasus yang ditangani sebanyak 89 kasus gigitan, Tahun 2010 sebanyak 233 kasus gigitan, Tahun 2011 sebanyak 400 kasus gigitan , Tahun 2012 ditemukan kasus gigitan sebanyak 523 dan pada tahun 2013 sebanyak 284. Kasus gigitan. Untuk mengurangi kasus penyakit rabies Dinas Kesehatan juga berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dalam hal vaksinasi Rebies bagi hewan penular seperti anjing. Untuk mengantisipasi kasus gigitan yang trendnya meningkat setiap tahun Dinas Kesehatan setiap tahun mengadakan Vaksin Rabies. Lemahnya koordinasi di antara Dinas Kesehatan dan Dinas pertanian terhadap penanggulan Penyakit Rabies ini menyebabkan kerugian material yang cukup banyak. Jika dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan korban gigitan anjing dari biaya memvaksinasi anjing dengan membeli vaksin anti rabies maka nilai materi yang harus dikeluarkan lebih banyak ketika korban telah digigit anjing. Untuk kedepannya akan menjadi perhatian bersama antara Dinas kesehatan dengan Dinas Pertanian.

3. Penyakit Diare

Kegiatan pemantauan penyakit diare juga merupakan tugas rutin  yang dilaksanakan sepanjang tahun. Tahun 2009 penderita diare yang ditangani dalam kelompok umur usia 0  –   5 Tahun sebanyak 5133 kasus,  Tahun 2010 ditangani sebanyak 2842 kasus, tahun 2011 sebanyak 4304

(20)

kasus, Tahun 2012 sebanyak 5224 kasus dan Pada Tahun 2013 ditangani sebanyak 6587 kasus. Sepanjang Tahun 2009 -2013 di Kabupaten Dairi tidak ada ditemukan kasus kematian akibat penyakit diare .Berapa faktor penyebab masih tingginya angka kesakitan diare adalah antara lain masih belum membudayanya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada masyarakat, rendahnya kualitas lingkungan diantaranya akibat dari pencemaran air, masih rendahnya kualitas air bersih yang memenuhi syarat, penggunaan jamban belum optimal serta pola makan anak yang tidak sehat ( tidak cuci tangan , karena terburu-buru/kurang pengawasan orang tua)

4. Penyakit TB Paru

Kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit TB Paru merupakan kegiatan prioritas yang setiap tahun terus dilaksanakan. Pada tahun 2009 Penemuan kasus TB Paru sebanyak 63,18 % ( 278/440) . Pada tahun 2010 dicanangkannya Gerakan Aksi Sayang Dahak guna meningkatkan partisipasi masyarakat untuk terlibat secara langsung dalam upaya pencegahan Penyakit TB Paru. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain Work Shop TB Paru yang dilaksanakan diseluruh desa dengan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan Dahak secara langsung dan diperiksa ditempat oleh petugas kesehatan. Bagi penderita Positip TB Paru langsung ditindak lanjuti dengan pengobatan Paket TB secara gratis. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru Tahun 2010 sebesar 96,81 % ( 273/282) penderita yang meninggal dunia 9 orang.Pada Tahun 2011  Jumlah Penderita TB Paru yang sembuh sebesar 98,79 %,( 326/330 )

(21)

Meninggal sebanyak 4 orang. Tahun 2012 Jumlah Penderita yang sembuh sebanyak 95% ( 399/422) meninggal 20 , Drop Out berobat sebanyak 3 orang .Dilaksanakan juga pelatihan Petugas kesehatan tentang TB paru terutama Bidan desa yang dilatih proses fiksasi dahak untuk memastikan apakah dahak yang diperiksa Positif TB atau negative . Pada Tahun 2013  jumlah penderita TB yang sembuh sebesar 98,76% ( 319/323 ) jumlah pasien yang meninggal 4 orang. Jadi Pencapaian jumlah penderita yang sembuh sampai dengan tahun 2013 sebanyak 1317 orang.Keberhasilan ini didukung oleh sudah terlaksananya Program DOTS yang semakin baik dan efektif, namun masih perlu ditingkatkan.

5. HIV AIDS

Kasus penyakit HIV AIDS dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan Kasus. Dari laporan berdasarkan hasil pemeriksaan Voluntary Counseling and Testing (VCT) RSU di Kabupaten Dairi terdapat 24 orang dan positif HIV 6 orang. Disamping itu juga dilakukan sero survey di Lembaga Pemasyarakatan Sidikalang sebanyak 60 orang dan ditemukan Positif HIV satu orang.

Penemuan kasus HIV dan AIDS merupakan fenomena “ Gunung Es” bahwa kasus yang terdata hanya cerminan sedikit kasus yang sebenarnya ada dimasyarakat. Secara teori adanya 1 kasus HIV dan AIDS yang terdeteksi , kasus yang sebenarnya ada di masyarakat adalah 100 kasus. Upaya yang dapat dilaksanakan adalah dengan meningkatkan kinerja Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) di Puskesmas Sitinjo dan VCT di RSUD Sidikalang. Klinik ini harus dengan intensif melaksanakan kegiatan penyuluhan ,

(22)

pemeriksaan dan pemberian kondom. Selanjutnya menggalakkan kembali upaya promosi dan sosialisasi HIV AIDS bagi masyarakat luas.

a. Status Gizi

Seperti halnya di Negara Indonesia pada umumnya, Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Dairi memiliki permasalahan Gizi yaitu permasalahan gizi makro, khususnya Balita dengan gizi buruk, gizi kurang dan permasalahan gizi mikro terutama Kurang Vitamin A , Anemia Gizi Besi dan Gangguan Akibat Kurang Yodium. Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan Program perbaikan Gizi adalah tingkat Prevalensi Balita Gizi Buruk, Prevalensi Gizi Kurang .

Kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi Angka Prevalensi Gizi Buruk,Kurang dan Bumil KEK maka sejak tahun 2009 telah dilaksanakan kegiatan Pemberian makanan Tambahan (PMT) kepada balita Gizi Buruk sebanyak 80 Balita, Balita Gizi Kurang sebanyak 70 orang anak balita. Pada  Tahun 2010 dilaksanakan Kegiatan Pemberian Makanan kepada Balita Gizi Buruk sebanyak 575 or, Balita Gizi Kurang sebanyak 1581 orang serta Ibu Hamil KEK sebanyak 3915 orang. Peningkatan kasus yang ditemukan ini disebabkan adanya dukungan Proyek NICE dari bantuan ADB dengan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi di 66 desa yang ada di Kabupaten Dairi. Tahun 2011 dilaksanakan kegiatan Pemberian Makanan tambahan bagi balita Gizi Buruk sebanyak 145 orang dan Balita gizi kurang sebanyak 1173 orang. Pada tahun 2012 melalui kegiatan PMT diberikan kepada Bayi gizi buruk sebanyak 45 orang , Balita gizi kurang sebanyak 500 orang. Disamping itu dilaksanakan juga

(23)

pencetakan Kartu Menuju Sehat (KMS) sebanyak 4400 eksemplar dan pertemuan pembinaan petugas gizi puskesmas sebanyak 18 orang.

Hasil kegiatan dari program perbaikan gizi selama tahun 2009-2013 dapat dilihat dari Angka Prevalensi Gizi buruk dan Gizi kurang sebagai berikut:

 Tabel 2.11

Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk dan Kurang Tahun 2009-2013

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa Prevalensi Gizi Kurang ,Gizi Buruk dan Bumil KEK menunjukkan adanya trend menurun sejak tahun 2009.Hal ini menunjukan bahwa secara umum telah terjadi peningkatan kesejahtraan dan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terutama ibu untuk memantau perkembangan anak balitanya. Penelitian menjelaskan bahwa adanya korelasi antara anemia Bumil dengan kejadian BBLR. Beberapa faktor penyebabnaya antara lain perilaku masyarakat terhadap

No Angka Prevalensi

 Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 1 Balita Gizi Kurang (

 Terget Nasional 11,9%)

12,07% 6,97% 4,79% 1,8% 3,50%

2 Balita Gizi Buruk (Target Nasional 3,6%)

1,15% 2,53% 1,63% 0,27% 0,49 %

3 Bumil KEK ( Target Nasional 15%)

(24)

pola konsumsi atau pola makan yang ternyata kurang mendukung kesehatan individu, penyuluhan masyarakat mengenai pentingnya tablet gizi masih kurang intensif, tingkat social ekonomi yang rendah dan sosialisasi mengenai pola makan gizi seimbang masih rendah.

 Jika dibandingkan dengan Indikator MDGs Tahun 2015 Prevalensi Gizi Kurang sebesar 11,9%, Gizi Buruk 3,6% serta Bumil KEK 15 % maka kita optimis Target yang ditetapkan tersebut dapat dicapai Oleh Pemerintah Kabupaten Dairi.

(25)

RENCANA STRATEGIS PUSKESMAS SITINJO TAHUN 2014-2019 Page 24

2.3.3. Pencapaian SPM

PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2013

NO INDIKATOR SPM / STANDAR NASIONAL WAKTU CAPAIAN Target Capaian Tahun 2013 Realisa si Tahun 2013 Ket 1 2 3 4 5 6 7

1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95 % Tahun 2015 80% 81,91%

2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80 % Tahun 2015 60 % 70,32% 3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan 90 % Tahun 2015 80 %

83,63%

4 Cakupan pelayanan Nifas 90 % Tahun 2015 90 % 83,63 %

5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80 % Tahun 2015 80 % 14,91 %

6 Cakupan kunjungan bayi 90 % Tahun 2010 85 % 70,27 %

7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100 % Tahun 2010 85 % 70,41 %

8 Cakupan pelayanan anak balita 90 % Tahun 2010 80 % 73,76%

9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6  –  24

bulan keluarga miskin 100 % Tahun 2010 80 %

-10 Cakupan balita gizi burukmendapat perawatan 100 % Tahun 2010 90 % 100 % 11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100 % Tahun 2010 90 % 98,79 %

(26)

RENCANA STRATEGIS PUSKESMAS SITINJO TAHUN 2014-2019 Page 25

12 Cakupan peserta KB aktif 70 % Tahun 2010 80 % 64,70 %

13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100 % Tahun 2010 a. AFP Rate /100.000 penduduk <15 Tahun

100 % Tahun 2010 2 kasus

(-)

b. Penemuan Penderita Pneumonia Balita 0 kasus

c. Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif 100 % Tahun 2015 83,47 %

d. Penderita DBD yang ditangani 100 % Tahun 2015 100 %

e. Penemuan Penderita Diare 100 %

14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100 % Tahun 2015 90 % 82,65 % B Pelayanan Kesehatan Rujukan

1 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat

miskin 80 % Tahun 2015 90 % 28,8%

C Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa / KLB

1 Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan

penyelidikan epidemologi < 24 jam 100 % Tahun 2015 100 % 100 % D Promosi Kesehatan dan P emberdayaan Masyarakat

(27)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan fungsi Pelayanan SKPD

a. Isu Internal

1). Sumber Daya Manusia Aparatur

 Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat namun kebutuhan dan pemerataan distribusinya belum terpenuhi, utamanya di desa di setiap kecamatan. Kualitas tenaga kesehatan juga masih rendah, sistem penghargaan, dan sanksi belum sebagaimana mestinya. Masalah kurangnya tenaga kesehatan terutama bidan dan dokter, baik jumlah, jenis dan distribusinya menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, di samping itu juga menimbulkan permasalahan pada rujukan dan penanganan pasien untuk kasus tertentu.

2). Sarana dan Prasarana

Masih terbatasnya Sarana dan Prasarana di puskesmas terutama puskesmas rawat inap sehingga bangunan untuk rawat inap belum bisa difungsikan secara optimal. Beberapa desa masih belum mempunyai bangunan pustu maupun poskesdes sehingga upaya pendekatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat masih belum maksimal.

Sistem informasi kesehatan (SIK) belum diterapkan secara optimal. Keterbatasan data menjadi kendala dalam pemetaan masalah dan penyusunan kebijakan. Pemanfaatan data belum optimal dan surveilans belum dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Proses sosialisasi yang belum optimal berpotensi menimbulkan masalah pada buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan bagi masyarakat. Permasalahan tersebut antara lain muncul pada pembagian peran dinas

(28)

pelaksanaan kebijakan termasuk sinkronisasi dinas kesehatan dan manajemen Rumah Sakit, serta komitmen pemerintah daerah untuk biaya operasional dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar.

3). Keterbatasan Kemampuan Anggaran Pemerintah Daerah

Untuk anggaran pembiayaan kesehatan, permasalahannya lebih pada alokasi yang cenderung pada upaya kuratif dan masih kurangnya anggaran untuk biaya operasional dan kegiatan langsung untuk Puskesmas. Selain itu terhambatnya realisasi anggaran juga terjadi sehingga berpengaruh terhadap penyerapan anggaran.

Akibat dari pembiayaan kesehatan yang masih cenderung kuratif dibandingkan pada promotif dan preventif mengakibatkan pengeluaran pembiayaan yang tidak efektif dan efisien, sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan pada kecukupan dan optimalisasi pemanfaatan pembiayaan kesehatan. Adanya masyarakat yang belum terlindungi oleh jaminan kesehatan mengakibatkan rendahnya akses masyarakat dan risiko pembiayaan kesehatan yang berakibat pada timbulnya kemiskinan.

b. Isu Eksternal 1). Globalisasi

Keterikatan Indonesia dengan berbagai komitmen internasional seperti Millennium Development Goals , Sustainable Development Principles , World Fit  for Children dan agendaagenda internasional lainnya di bidang kesehatan,

perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kebijakan dan penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Kondisi ini juga menjadi target dalam pembangunan bidang Kesehatan di Kabupaten Dairi, khususnya dalam pencapaian target MDGs bidang kesehatan dan Target Standard Pelayanan Minimal yang belum tercapai pada tahun 2015.

(29)

seperti Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang merupakan penyesuaian (revisi) dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992; Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; dan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Berbagai kebijakan dalam tingkatan manajerial juga tersedia, seperti Sistem Kesehatan Nasional (SKN), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) Tahun 2005-2025, Rencana Strategis (Renstra) Departemen Kesehatan 2010-2015, dan telah ditetapkannya Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Kebijakan teknis sebagian besar sudah tersedia. Namun dirasakan hubungan antar sekuen perencanaan belum berjalan baik, antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Renstra, Rencana Kerja Pemerintah Daerah dengan Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas Kesehatan, dan juga antara dokumen kebijakan dengan dokumen perencanaan dan anggaran yang masih harus disinkronkan. Pada masa yang akan datang berbagai panduan ini perlu disempurnakan seperti sistem penganggaran yang berbasis kinerja untuk selanjutnya dilengkapi dengan panduan tentang Kewenangan Wajib serta implementasi SPM dalam rangka desentralisasi. Sementara itu hukum kesehatan perlu ditata secara sistematis, serta banyak peraturan yang masih harus dilengkapi. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan, maka masyarakat dan tenaga kesehatan sebagai pengguna dan pemberi pelayanan kesehatan perlu dilindungi.

Permasalahan

Berdasarkan kondisi pencapaian kinerja ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam upaya pembangunan di bidang kesehatan di Kabupaten Dairi, diantaranya :

1. Pencapaian Standard Pelayananan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, masih terdapat beberapa indikator yang masih belum tercapai yaitu :

(30)

b. Cakupan Desa/Kelurahan UCI 100 % pada tahun 2010 namun pencapaian sampai dengan tahun 2013 sebesar 70,41%.

c. Cakupan Pelayanan anak balita 90 % pada tahun 2010 namun pencapaian sampai dengan tahun 2013 sebesar 80,05 %.

d. Cakupan Pemberian MP ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 100 % pada tahun 2010 namun pencapaian sampai dengan tahun 2012 sebesar 48,88%.

e. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan Setingkat 100 % pada tahun 2010 namun pencapaian sampai dengan tahun 2013 sebesar 55,77 %.

f. Cakupan peserta KB Aktif 70 % pada tahun 2010 namun pencapaian sampai dengan tahun 2013 sebesar 66,91 %.

g. Cakupan Desa Siaga Aktif 80 % pada tahun 2015 namun pencapaian sampai dengan tahun 2013 sebesar 70,37 %

Dampak

Upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) masih dirasakan kurang. Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti Puskesmas telah terdapat di semua kecamatan dan ditunjang oleh Puskesmas Pembantu, Poskesdes, dan Posyandu , namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat. Kabupaten Dairi memang masih menghadapi permasalahan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan. Masih terdapat desa yang masih belum memiliki sarana pelayanan kesehatan. Selanjutnya meskipun rumah sakit telah di bangun, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan juga belum dapat berjalan dengan semestinya. Pengalokasian dana bersumber pemerintah yang dikelola oleh sektor kesehatan sampai saat ini belum begitu efektif. Dana pemerintah lebih banyak dialokasikan pada upaya kuratif dan sementara itu besarnya dana yang dialokasikan

(31)

pemerintah belum cukup adil untuk mengedepankan upaya kesehatan masyarakat dan bantuan untuk keluarga miskin.

Tantangan dan Peluang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.

Pembangunan kesehatan di Kabupaten Dairi dilaksanakan melalui peningkatan:

a. Upaya Pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan dasar, b. Pembiayaan kesehatan,

c. Sumber daya manusia kesehatan,

d. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, e. Manajemen dan informasi kesehatan, dan

f. Pemberdayaan masyarakat.

Dengan penerapan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang terhalang dalam mengakses pelayanan kesehatan khususnya masyarakat miskin.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.2.1. Visi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Dairi mempunyai kurun waktu perencanaan dari tahun 2014-2019. Visi Pemerintah Kabupaten Dairi yaitu “MASYARAKAT KABUPATEN DAIRI YANG LEBIH MAJU DAN SEJAHTERA MELALUI AGRIBISNIS

(32)

Masyarakat Kabupaten Dairi,  adalah seluruh penduduk yang berdiam di wilayah Kabupaten Dairi yang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan.

Yang Lebih Maju dan sejahtera, dimaknai dengan adanya suatu peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Peningkatan kualitas kehidupan adalah kondisi dimana terjadi peningkatan mutu kehidupan masyarakatdari berbagai aspek atau ukuran dibanding sebelumnya.

Agribisnis, adalah cara pandang melihat pertanian sebagai suatu sistem bisnis yang terdiri dari empat sub sistem yang terkait (terintegrasi) satu sama lainnya yaitu :

1. Sub sistem agribisnis hulu (up stream agribusiness ) meliputi semua kegiatan yang memproduksi dan menyalurkan input-input pertanian dalam arti luas;

2. Sub sistem agribisnis usaha tani (on farm agribusiness)   merupakan kegiatan yang dilakukan di tingkat petani untuk menghasilkan produk pertanian;

3. Sub sistem agribisnis hilir (down stream agribusiness) merupakan kegiatan agroindustri  yaitu industri yang mengolah produk pertanian sebagai bahan bakunya termasuk penyimpanan, pemasaran untuk meningkatkan nilai tambah.

4. Sub sistem jasa pendukung lainnya (supporting institution) yang meliputi seluruh kegiatan layanan jasa dalam pengembangan agribisnis seperti lembaga keuangan, penyuluhan dan penelitian dan lain-lain termasuk kebijakan pemerintah.

3.2.2. MISI

1. Mewujudkan pemerintahan daerah yang berkualitas berbasis berbasis tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih ( clean government).

2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

(33)

Penjelasan makna atas pernyataan misi dimaksud adalah :

1. Meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah yang berkualitas dalam kerangka tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government ), bermakna bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepemerintahan , maka arah kebijakan ke depan diarahkan kepada pembinaan aparatur pemerintah yang profesional dan berkompetisi, pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam rangka peningkatan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dengan menjunjung tinggi empat pilar kebangsaan.

2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan pendidikan, kesehatan, penegakan hukum dan kebebasan berdemokrasi , bermakna untuk mewujudkan kondisi masyarakat Kabupaten Dairi  yang berkualitas yang diwujudkan melalui arah kebijakan peningkatan derazat kesehatan, pendidikan serta peningkatan standard hidup layak, penurunan penduduk miskin, peningkatan pengelolaan budaya, menciptakan kondisi saling menghormati dan mencegah konflik antar masyarakat yang berbeda agama, adat dan budaya, mendorong penegakan hukum yang konsisten penghormatan terhadap hak azasi manusia ,persamaan gender dan menjamin kebebasan dalam berdemokrasi .

3. Meningkatkan pengelolaan potensi daerah, bermakna bahwa untuk menunjang pembangunan dan pengembangan ekonomi daerah maka arah kebijakan pembangunan ke depan diarahkan kepada peningkatan pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan 4 sub sistem agribisnis, dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

4. Peningkatan infrastruktur daerah dan penataan ruang wilayah, bermakna bahwa untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkualitas maka arah

(34)

pendidikan, kesehatan, air minum dan sanitasi, rehabilitasi rumah layak huni, penataan ruang permukiman perdesaan dan perkotaan, serta pelaksanaan pembangunan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi Sumatera Utara

Kebijakan dalam melaksanakan tugas, kegiatan dan program di bidang kesehatan di Kabupaten Dairi selama ini Dinas Kesehatan berpedoman dan mengacu kepada Kebijakan Nasional dan Provinsi antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

b. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; c. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

e. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan  Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025;

f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

g. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2025;

h. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018;

Selanjutnya berdasarkan kebijakan Nasional, maka ditetapkan indikator kinerja di bidang kesehatan di Kabupaten Dairi dengan mengacu Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Dairi

(35)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi SKPD

4.1.1.Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi

Visi Dinas KesehatanKabupaten Dairi: ”Penggerak Pembangunan

Kesehatan Menuju Masyarakat Sehat, Mandiri dan Berkualitas”.

Penggerak Pembangunan Kesehatan  yaitu bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi berkewajiban untuk menggerakkan pembangunan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Masyarakat Sehat adalah masyarakat yang memiliki kondisi sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Mandiri adalah masyarakat Dairi yang bisa memberdayakan diri sendiri dalam bidang kesehatan dengan sadar, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga bebas dari gangguan kesehatan akibat bencana maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

(36)

4.1.2. Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi

Untuk mewujutkan visi Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi maka misi  yang dibangun adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang merata dan bermutu

2. Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan

3. Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dan kemitraan di bidang kesehatan

4. Mengupayakan tersedianya pembiayaan jaminan kesehatan yang menyeluruh

5. Mengupayakan ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan  yang bermutu

6. Melaksanakan pengawasan dan pengaturan di bidang kesehatan

7. Menyelenggarakan manajemen kesehatan dan informasi kesehatan (SIK)

4.2. Visi dan Misi Puskesmas Sitinjo VISI :

Mewujudkan masyarakat kecamatan Sitinjo yang sehat dan mandiri Tahun 2022

MISI:

- Menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan masyarakat yang sesuai dengan standar

(37)

- Meningkatkan informasi, akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan

- Menggalang kemitraan dan kerjasama dengan masyarakat dan lintas sektoral untuk mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri

1.  TATA NILAI: “BISA” B: Bermutu

- Memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar dan wewenang keilmuan, keterampilan, serta bertanggungjawab

I: Integritas

- Melaksanakan tindakan yang sesuai dengan standar, nilai, metode dan prosedur yang sesuai dengan keilmuan yang dilakukan dengan konsisten

S: Senyum, Sapa, Salam

- Menunjukkan sikap yang sopan santun dengan memberikan senyuman, sapaan dan salam kepada pasien

A: Aman

- Memperhatikan keselamatan dan kenyamaman pasien ketika

memasuki puskesmas dengan memperhatikan sarana dan prasarana  yang ramah bagi lansia dan anak-anak

- Menyediakan jalur khusus untuk keadaan emergency

Untuk mewujudkannya , maka visi, misi dan tata nilai masuk dalam program kerja puskesmas yang aka dijabarkan dalam Rencana Usulan Kegiatan:

(38)

a. Menyusun Pedoman, SK, dan SOP Puskesmas

b. Membuat bagan struktur organisasi puskesmas, struktur organisasi per program

c. Membuat uraian tugas masing-masing program dan jabatan d. Menempelkan SOP yang penting di dinding

e. Membuat papan informasi di setiap ruangan

f. Menempelkan poster, flyer atau leaf let tentang kesehatan

II. Meningkatkan upaya promotif, preventif dengan membentuk dan memberdayakan UKBM di wilayah kerja Puskesmas Sitinjo:

a. Mengupayakan SK Kader posyandu balita dan lansia b. Membentuk UKBM di 3 desa dan 1 kelurahan

c. Melaksanakan penyuluhan di organisasi masyarakat setempat misalnya, partangiangan, perwiritan, dan STM setempat

d. Pemantapan STBM

III. Meningkatkan informasi, akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan

a. Sistem Informasi Pelayanan Puskesmas :

- Membuat jadwal pelayanan puskesmas di SK, spanduk, leaflet -  Jejaring dan Jaringan membuat jenis pelayanan di tempat masing-masing

- Membuat jadwal pelayanan luar baik gedung yang tertatur dan konsisten sehingga masyarakat hadir dan teratur serta syarat administrasi yang harus dibawa

(39)

b. Sistem Informasi : Data

- Menyiapkan Peta wilayah terbaru dan diperbesar - Data SDM Puskesmas Terakhir

- Data Peran serta masyarakat :Organisasi masyarakat yang

terbentuk, jadwalnya, SK Kader, dan struktur Organiasi kelurahan dan desa

- Data Penduduk dan sasaran - Data Kesehatan lingkungan - Data sekolah

- Data kematian, kelahiran, kesakitan - 10 Penyakit terbesar

- Data epidemiologi (KLB)

- SPM Tahun Lalu dan SPM pertengahan Tahun -  Jadwal minilokakarya

- Surat masuk dan keluar

- Penyusunan Rekam Medik dan mempersiapkan kebutuhannya c. Sistem Informasi Data Pegawai

- Data SDM : soft copy dan hard copy, dipersipkan alat dan kebutuhannya

d. Meningkatkan akses pelayanan

- Membuat jadwal pelayanan puskesmas keliling (one daya care service) - Membuat Rumah Tunggu kelahiran

(40)

IV. Menggalang kemitraan dan kerjasama dengan masyarakat dan lintas sektoral untuk mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri

- Melaksanakan mini lokakarya lintas sektoral - Melaksanakan Pertemuan Tingkat Desa

- Melaksanakan Musyawarah Masyarakat Desa - Mengikuti Musrenbang

- Membuat jadwal kegiatan / kunjungan ke sekolah - Membentuk UKS di setiap sekolah

4.3. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH 1. Tujuan Umum

 Tercapainya derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan Sitinjo yang Optimal

2. Tujuan Khusus

 Tujuan Khusus dalam mendukung Misi Puskesmas Sitinjo adalah : a. Mengupayakan pelayanan kesehatan yang merata dan bermutu

-  Tujuan

 Terselenggaranya upaya kesehatan yang merata bermutubagi seluruh masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

- Sasaran

1. Meningkatnya kesehatan ibu dan bayi ditandai dengan menurunnya angka kematian ibu dan bayi

(41)

b. Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan

-  Tujuan

 Terselenggaranya pencegahan dan pengendalian penyakit yang sinergis dan komprehensif dalam rangka menurunkan angka kesakitan,kematian akibat penyakit menular dan tidak menular dan pengendalian faktor resiko dari lingkungan.

- Sasaran

1. Menurunnya jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular

2. Meningkatnya upaya pencegahan penyakit 3. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan

c. Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dan ikut dalam jaminan kesehatan

-  Tujuan

 Terciptanya kemandirian dan partisipasi untuk memberdayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui Promosi Kesehatan yang efektif dan pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber daya

masyarakat serta ikut dalam jaminan kesehatan - Sasaran

1. Meningkatnya promosi kesehatan yang efektif untuk memberdayakan PHBS di Masyarakat

(42)

d. Mengupayakan ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan  yang bermutu

-  Tujuan

 Tersedianya SDM Kesehatan secara proporsional,terpenuhinya kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan secara merata serta sarana pelayanan kesehatan yang merata dan bermutu.

- Sasaran

1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM kesehatan yang profesional

2. Meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan bermutu

3. Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan dengan memperhatikan efesiensi dan efektifitas keseluruhan sistem pelayanan

e. Melaksanakan pengawasan dan pengaturan di bidang kesehatan -  Tujuan

 Terselenggaranya regulasi bidang kesehatan untuk mewujutkan pembangunan kesehatan .

- Sasaran

1. Menjamin penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman, baik untuk perorangan atau kelompok masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku

(43)

2. Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan swasta dengan memperhatikan efesiensi dan efektifitas keseluruhan sistem pelayanan tanpa mengabaikan fungsi sosialnya

f. Menyelenggarakan manajemen kesehatan, informasi kesehatan -  Tujuan :

 Terselenggaranya manajemen pembangunan kesehatan yang standar didukung oleh informasi yang akurat dalam

penyelenggaraan program dan kegiatan serta penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan dan program pembangunan kesehatan melalui kemitraan dengan pihak lain.

- Sasaran

1. Meningkatnya kualitas manajemen kesehatan mulai dari

perencanaan untuk mendukung penyelenggaraan program dan kegiatan

2. Menata Sistem Informasi kesehatan guna menjamin keakuratan dan kecepatan dala penyediaan data dan informasi dala

(44)

NO INDIKATOR SASARAN UTAMA TARGET SASARAN

2015 2016 2017 2018 2019 1

Angka kematian bayi (AKB)/1.000

KH 6,74 5 4 3,5 3

2

Angka kematian Ibu (AKB)/100.000

KH 138,94 95,56 85 75 70

3 Prevalensi Gizi Buruk (%) 0,21 0,2 0,19 0,18 0,17 4 Prevalensi balita Gizi Kurang (%) 2,5 2,2 2 1,8 1,5 5 Usia Harapan Hidup (tahun) 68,8 68,9 69 69,1 69,2 6

Setiap ibu hamil mendapatkan

pelayanan antenatal sesuai standar 85% 95% 100% 7

Setiap ibu bersalin mendapatkan

pelayanan persalinan sesuai standar; 85% 95% 100% 8

Setiap bayi baru lahir mendapatkan

pelayanankesehatan sesuai standar; 85% 95% 100% 9

Setiap balita mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar; 85% 95% 100%

10

Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining

kesehatan sesuai standar; 90% 95% 100%

11

Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan

skrining kesehatan sesuai standar; 75% 85% 100%

12

Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan

skrining kesehatan sesuai standar; 75% 85% 100%

13

Setiap penderita hipertensi

mendapatkan pelayanan kesehatan

sesuai standar; 75% 85% 100%

14

Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan

sesuai standar; 75% 85% 100%

15

Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar; 75% 85% 100%

16

Setiap orang dengan TB

mendapatkan pelayanan TB sesuai

standar; dan 85% 90% 100%

17 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga

pemasyarakatan) mendapatkan

(45)

20

Keluarga mempunyai akses terhadap

air bersih 75% 80% 90% 95% 100%

21

Keluarga mempunyai

akses/menggunakan jamban sehat 75% 80% 90% 95% 100% 22

Sekeluarga menjadi anggota

 JKN/Askes 45% 60% 70% 80% 100%

23 Jumlah Puskesmas Terakreditasi 5 11 18

24

Persentase TTU/TPM yng memenuhi

syarat kesehatan 50% 60% 70% 80% 90%

25

Persentase PIRT pangan yang memiliki Sertifikat Penyuluhan

Keamanan Pangan 50% 60% 70% 80% 90%

26

Angka Penemuan Kasus Baru Kusta

(/100.000 penduduk) < 5 < 4 < 3 < 2 < 1 27

Angka Kematian Jemaah Haji (/1000

penduduk) <2 <2 <2 <2 <2

28

Angka Kesakitan Demam Berdarah

Dengue (/100.000 penduduk) 75 60 55 50 45

29

Persentase Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB < 24 jam pada desa/Kel yang Terjadi Kejadian Luar Biasa

100% 100% 100

% 100% 100%

30

Angka Zoonosis lainnya yang

ditangani sesuai standar > 75 %

> 80 % > 85 % > 90 % > 95 % 31

 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terpencil yang

melaksanakan sesuai standard 3 3 8 10 12

32

 Jumlah Puskesmas Yang menyelenggarakan Pelayanan

(46)

4.3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan dengan pengutamaan pada upaya promotif –  preventif.

Pemenuhan pelayanan kesehatan yang berkualitas secara menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Fokus Kebijakan:

a. Penguatan dan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar b. Penerapan standart mutu pelayanan kesehatan

c. Peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak d. Mengurangi tingkat prevalensi gizi buruk balita e. Peningkatan kualitas hidup Lansia

2. Meningkatkan upaya penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan

Upaya penanggulangan masalah kesehatan melalui pencegahan dan pengendalian penyakit diselenggarakan secara sinergis, komprehensif dan bermutu serta selaras dengan peningkatan kualitas lingkungan sehat. Program ini bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular.

Fokus kebijakan :

a. Pemberdayaan masyarakat dan lintas sektor dalam PHBS.

b. Penguatan jejaring penanggulangan penyakit menular, dan faktor resiko.

c. Optimalisasi surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah. d. Penanggulangan New Emerging Desease dan Re Emerging Desease e. Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan pengendalian

faktor resiko.

(47)

3. Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dan kemitraan di bidang kesehatan serta ikut dalam program jaminan kesehatan pemerintah

Bekerjasama antar masyarakat, kelompok dan antar lembaga dalam rangka pembangunan kesehatan; memantapkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subyek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan; meningkatkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.

Fokus Kebijakan :

a. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam sistem kewaspadaan dini melalui Desa Siaga

b. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui peningkatan kapasitas c. Meningkatkan jumlah desa bebas masalah kesehatan di wilayah

Puskesmas sebagai percontohan

d. Memobilisasi masyarakat dalam rangka mendukung UKBM.

e. Menumbuhkembangkan kemitraan masyarakat dan swasta dalam upaya kesehatan

f. Advokasi pembiayaan jaminan kesehatan yang menyeluruh.

g. Menyempurnakan dan memantapkan pelaksanaan program jaminan kesehatan

4. Mengupayakan ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan yang bermutu

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, perlu didukung oleh SDM serta sarana dan prasarana yang memadai.

Fokus Kebijakan :

a. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan dengan memperhatikan efisiensi dan efektivitas sistem pelayanan kesehatan b. Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan

(48)

e. Mengupayakan tercapainya pembiayaan minimal 10 % dari APBD di luar gaji dan diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik

5. Meningkatkan pembinaan, pengawasan pengendalian dan penegakan regulasi di bidang kesehatan

Pengembangan regulasi kesehatan dilaksanakan untuk menjamin penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Dairi yang bermutu dan aman, baik untuk perorangan atau kelompok masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Fokus Kebijakan :

a. Fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki izin b. Tenaga kesehatan praktik profesi wajib memiliki izin

c. Pengobat tradisional wajib memiliki Surat Terdaftar Pengobat  Tradisional (STPT)

d. Industri rumah tangga pangan wajib memiliki PIRT e. Jasa boga wajib memiliki sertifikat laik sehat

f. Fasilitas umum wajib memiliki sertifikat laik higiene sanitasi

g.Peningkatan pengawasan pengendalian dan penegakan regulasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdaya guna dan berhasil guna didukung oleh informasi kesehatan yang akurat.

Pengembangan manajemen dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan selaras dengan Visi Pemerintah Kabupaten Dairi yang didukung oleh Sistem Informasi Kesehatan (SIK) untuk menjamin keakuratan dan kecepatan dalam penyediaan data dan informasi dalam pengambilan kebijakan kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

Fokus Kebijakan :

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Agar pelaksanaan perkuliahan dapat mencapai tujuan mata kuliah yang sudah direncanakan, dosen pengampu mata kuliah fisika sekolah II akan mencoba menyusun lembar

komunitas global dalam bidang ilmu pengetahuan, (4) peningkatan budaya ilmiah masyarakat Indonesia, dan (5) pelaksanaan dukungan manajemen. 2) Indikator jumlah industri

Drummer yang baik cenderung untuk memainkan masing- masing drum pada volume yang berhubungan dengan drum lainnya, sehingga drumset menghasilkan suara yang konsisten

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata,

5) Melihat animo masyarakat Kota Suwon yang begitu tinggi terhadap Kesenian Tradisional yang ditampilkan Tim Kesenian Kota Bandung, diharapkan Kota Bandung dapat

Faktor Fisika dan Kimia Air Sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam dapat dilihat pada tabel 3 yaitu suhu ketiga stasiun

Untuk jembatan yang mempunyai lengkung horizontal, harus diperhitungkan gaya sentrifugal akibat pengaruh pembebanan lalu lintas untuk seluruh bagian bangunan.. Beban

47.. ai:n.i,·\erJngkap· pllla ·eahwa tujuan untuk birokratisasi dan rekrutmen massa menjadi.ltujuan politik pendidikan pemerintah ko- lonial. dengan ini para lulusannya