JORONG MUDIAK PALUPUH NAGARI KOTO RANTANG KECAMATAN PALUPUH KABUPATEN AGAM
Isra Mahdiawati1, Nursyahra2, Vivi Fitriani2 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat isramahdiawati9322@gmail.com
ABSTRACK
Jorong Mudiak Palupuh Koto Rantang Palupuh Agam river is used by people to wash, bathed, toilets, household waste disposal, stone and sand excavating. All activity people in Jorong Mudiak Palupuh Koto Rantang river can be affect the life of a organism in the river like algae periphyton.The aim of this research is to know a species of algae periphyton and to know chemical physics factor of water in Jorong Mudiak Palupuh Koto Rantang Palupuh Agam. This research is descriptive survey research. Sampling is done directly. The stations by 3 stations. Establishment of stations by purposive sampling. Stasions 1 in near the forest. Stasions II in near stone and sand excavating. Stations III in near residential area. The result is a species of algae periphyton found in Jorong Mudiak Palupuh Koto Rantang Palupuh Agam river is 18 a species (13 genera, 9 famlies, 5 orders, and 3 classes). Chemical physics factor of water in Jorong Mudiak Palupuh Koto Rantang Palupuh Agam river is a temperature of 21ᴼC, the pH ranges from 7-7.2, the current velocity ranges from 0.32 to 0.40 m / sec, dissolved oxygen (DO) ranges between 7.2 - 8.8 mg / L, carbon dioxide (CO2) ranged from 7.92 - 17.6 mg / L.
Keyword: Species, Algae periphyton, Jorong Mudiak Palupuh river, chemical
physics factor of water river
PENDAHULUAN
Sungai merupakan perairan umum dengan pergerakan air satu arah yang terus menerus. Ekosistem sungai merupakan habitat bagi biota
air yang keberadaanya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya. Sungai juga merupakan sumber air bagi masyarakat yang
dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan dan kegiatan, seperti
kebutuhan rumah tangga, pertanian,
industri, sumber mineral, dan
pemanfaatan lainnya.
Kegiatan-kegiatan tersebut tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif
terhadap sumber daya air,
diantaranya adalah menurunnya
kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. 1
Untuk menentukan kualitas air suatu
perairan salah satunya dapat
menggunakan indikator biologi yaitu alga.
Sungai Koto Rantang
merupakan sungai yang berada di Jorong Mudiak Palupuh Kabupaten Agam. Sungai ini mengalir di sepanjang pemukiman penduduk dan melewati bukit batu kapur yang aliran air tanahnya masuk ke sungai.
Umumnya masyarakat
memanfaatkan sungai untuk berbagai aktifitas penduduk setempat, untuk MCK, pembuangan limbah rumah tangga serta penggalian pasir dan batu. Akibat dari aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat tentunya
menyebabkan terjadinya
penambahan material ke dalam sungai baik secara biologis, fisik maupun secara kimia. Limbah rumah tangga berupa sampah organik, anorganik dan deterjen. Limbah
rumah tangga tersebut apabila
dibuang ke sungai, akan
menghalangi dan menghambat
proses fotosintesis alga dalam
menghasilkan oksigen. Diduga
berdampak pencemaran terhadap
lingkungan yang diakibatkan oleh
tidak terkendalinya pembuangan
limbah. Masyarakat cenderung melakukan penggalian pasir dan
batu. Jika masyarakat terus
melakukan aktifitas tersebut dapat
merusak kondisi sungai dan
mempengaruhi kehidupan alga
epilitik karena batu merupakan tempat hidup dari alga epilitik.
Penelitian yang telah
dilakukan oleh Alfiah (2012) tentang komposisi alga epilitik di
sungai Asik kenagarian Lubuk
Layang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman Timur menemukan 15 genera yaitu classis Cyanophyceae 2 genera, Chlorophyceae 6 genera,
Bacillariophyceae 7 genera.
Oktaviani 2013 tentang komposisi alga epilitik di Batang Kuranji Kota Padang menemukan 22 genera yaitu classis Bacillariophyceae 11 genera,
Chlorophyceae 7 genera,
Cyanophyceae 4 genera. Elva (2016) tentang Species alga perifiton yang ditemukan di sungai Batanghari Kenagarian Lubuk Ulang Aling
Kecamatan Sangir Batanghari
Kabupaten Solok Selatan
menemukan 17 genera yaitu classis
Bacillaryophyceae 12 genera,
2
Chlorophyceae 3 genera,
Cyanophyceae 1 genera,
Euglenophyceae 1 genera.
Sedangkan species alga perifiton di sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam belum
ada informasi ilmiahnya.
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis telah melakukan penelitian tentang species alga perifiton yang ditemukan di sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto
Rantang Kecamatan Palupuh
Kabupaten Agam.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui species Alga Perifiton yang ditemukan di Sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto
Rantang Kecamatan Palupuh
Kabupaten Agam dan mengetahui faktor fisika dan kimia air yang meliputi suhu, pH, kecepatan arus, Dissolved Oksigen (DO) dan CO2 bebas. Menurut Sastrawijaya (2009)
alga adalah organisme yang
mempunyai klorofil, setiap sel dapat
melaksanakan proses hidupnya.
Sachlan (1974) menyatakan alga tidak saja hidup sebagai plankton, tetapi juga sebagai bentos (hidup
pada dasar perairan), neuston (hidup pada permukaan air), symbiont
(hidup bersama-sama dengan
makhluk lain), dan perifiton
(menempel pada benda-benda lain). Menurut Loeb dan Reuter (1981) dalam Stevendon (1996) kelompok alga yang biasa hidup sebagai
perifiton adalah diatom
(Bacillariophyceae), alga hijau
(Chlorophyceae), alga hijau-biru
(Cyanophyceae) dengan perwakilan
alga merah (Rhodophyceae).
Kehidupan organisme air sangat tergantung pada faktor fisika kimia
air diantaranya suhu, derajat
keasaman (pH), kecepatan arus,
oksigen terlarut, karbondioksida
(CO2)bebas (Suin,2002).
METODE PENELITIAN
Penelitian telah dilaksanakan bulan Mei 2017 di Sungai Jorong
Mudiak Palupuh Nagari Koto
Rantang Kecamatan Palupuh.
Identifikasi alga perifiton dilakukan di Laboratorium Botani Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera
Barat. Pengukuran suhu, pH,
kecepatan arus, DO (Dissolved Oksigen), dan CO2 bebas dilakukan 3
di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Padang.
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sikat kawat halus, tali rafia 2 m, botol sampel plankton 25 ml, thermometer
alkohol, pH meter, mikroskop
binokuler, ember plastik, botol
sampel 250 ml, kaca objek, kaca
penutup, gelas ukur, labu
erlenmeyer, pipet tetes, gabus,
stopwatch, selotip, kamera digital dan alat-alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel alga
perifiton, formalin 37%, MnSO4,
Alkali Asida, H2SO4 pekat, Natrium
tiosulfat, Amilum, NaOH 0,02 N,
penolptelein, larutan kanji, dan kertas label.
Penelitian telah dilakukan di daerah Palupuh berada dalam Jorong Mudiak Palupuh Kenagarian Koto
Rantang Kecamatan Palupuh
Kabupaten Agam yang luas
daerahnya ± 3.346 hektar, dengan panjang sungai ± 10 km, lebar ± 4 m dan kedalaman ± 1 m. Secara
geografis daerah sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan
Palembayan, sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten 50
Kota, sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Pasaman, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tilantang Kamang.
Sungai Mudiak Palupuh
merupakan salah satu sungai yang ada di Kecamatan Palupuh, sungai
tersebut berbatu dan berpasir,
terdapat pemukiman penduduk, dan adanya bukit batu putih. Stasiun I dekat area hutan yang jauh dari pemukiman penduduk dan belum melewati kawasan bukit batu kapur
dengan substrat batu berpasir.
Stasiun II berada dekat area
penggalian pasir dan batu yang melewati bukit batu putih yang aliran air tanahnya masuk ke sungai dengan bersubstrat batu berpasir. Stasiun III
dimanfaatkan oleh penduduk
setempat untuk mandi, mencuci, kakus, pembuangan sampah dengan substrat batu dan berpasir.
Penelitian ini dilakukan
dengan metode survey deskriptif,
pengambilan sampel dilakukan
secara purposive sampling dengan
menetapkan 3 stasiun. Stasiun
pengambilan sampel ditentukan oleh keadaan fisik perairan dan tata guna
lahan. Pada masing-masing stasiun diambil 3 kali pengulangan yaitu tepi kiri, tengah dan tepi kanan. CARA KERJA
Sampel perifiton diambil
dengan cara mengambil batu,
kemudian substrat tersebut
dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat halus di dalam bak tampungan. Kemudian dimasukan kedalam botol sampel ukuran 25 ml dan diberi formalin 37% sebanyak 3-5 tetes. Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Pengukuran Suhu diukur dengan thermometer alkohol. Thermometer digantung menggunakan tali dan
dimasukkan ke dalam air.
Pengukuran pH diukur dengan
menggunakan pH meter Untuk mengukur kecepatan arus digunakan gabus yang mengapung di atas air. (Suin, 2002). Pengukuran oksigen
terlarut dilakukan sesuai dengan SNI 06-6989.14-2004. Sampel air diambil dari titik tempat pengkoleksian sampel dengan menggunakan botol kaca berukuran 50 ml, dimana pada waktu pengisian usahakan tidak membentuk gelembung udara dalam botol, setelah botol berisi penuh air, tutup botol secepatnya lalu angkat kepermukaan. Identifikasi Perifiton
diamati di bawah mikroskop
binokuler dengan perbesaran 10x10
sampai 10x40.Pengukuran CO2 bebas
terlarut dilakukan dengan metode titrimetri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Species alga perifiton yang ditemukan di sungai Jorong Mudiak
Palupuh Nagari Koto Rantang
Kecamatan Palupuh Kabupaten
Agam dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
3
Tabel 1. Spesies Alga Perifiton yang Ditemukan Di Sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari KotoRantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam
Classis/Species Stasiun
I II III
I. Bacillaryophyceae
1. Cymbella affinis Kutz. √ √ √
2. Cymbella minuta Hilse ex Robenhorst √ − √
3. Cymbella turgidula Grund − − √
4. Fragillaria vaucheriae (Kuetz) Boye Petersen √ √ √
5. Gomphonema gracile Ehrenberg √ − √
6. Gomphonema parvulum (Kuetzing) van Heurck √ − −
7. Navicula sp. √ √ √
8. Pinnularia gibba W. Smith √ − −
9. Surirella ovalis Kutz √ − √
10. Synedra ulna (Nitzsch) Ehrenberg √ √ √
II. Chlorophyceae
11. Cladophora fracta (Kuetz). Brand.ex Herring √ √ √
12. Cladophora glomerata (Kuetz). Brand.ex Herring √ √ −
13. Closterium dianae Ehrenberg √ − √
14. Cosmarium pachydenum Lund √ − √
15. Cosmarium vexatum West − − √
16. Pleurotaenium trabecula Ehrenberg − √ −
17. Scenedesmus perforatus Lemm √ √ √
III. Cyanophyceae
18. Oscillatoria tenuis (Kuetz) Rabenhorst √ − −
Jumlah Spesies 15 8 13
Ket: (√) = Ditemukan, (−) = Tidak ditemukan
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa species alga perifiton yang ditemukan adalah 18 species. Stasiun I sungai yang berada di area hutan ditemukan 15 species, stasiun
II sungai yang berada dekat
penggalian pasir dan batu ditemukan 8 species dan stasiun III sungai yang berada di sekitar pemukiman penduduk ditemukan 13 species.
Species yang paling banyak
ditemukan adalah dari genus
Navicula yang terdiri dari species Navicula sp., dari genus Fragilaria yang terdiri dari species Fragilaria vaucheria, dari genus Synedra yang terdiri dari species Synedra ulna, dari genus Cymbella yang terdiri dari species Cymbella affenis, dari genus Cladophora yang terdiri dari species Cladophora fracta, dan dari genus
species Scenedesmus perforatus. Species yang hanya ditemukan pada
stasiun I yaitu Gomphonema
parvulum, Pinnularia gibba, dan Oscillatoria tenuis. Species yang
hanya ditemukan pada stasiun II
yaitu Pleurotaenium trabecula.
Species yang hanya ditemukan pada stasiun III yaitu Cymbella turgida
dan Cosmarium vexatum.
Tabel 2. Klasifikasi Alga Perifiton Yang Ditemukan Di Sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam
Classis Ordo Familia Genus Species
Bacillaryo-phyceae
Pennales Cymbellaceae Cymbella 1. Cymbella affinis Kutz.
2. Cymbella minuta Hilse ex
Robenhorst
3. Cymbella turgidula Grund
Fragillariaceae Fragillaria 4. Fragillaria vaucheriae (Kuetz) Boye Petersen Synedra 5. Synedra ulna (Nitzsch)
Ehrenberg
Gomphonema-ceae
Gomphonema 6. Gomphonema gracile Ehrenberg
7. Gomphonema
parvulum(Kuetzing) van Heurck
Naviculaceae Navicula 8. Navicula sp.
Pinnularia 9. Pinnularia gibba W. Smith Surirellaceae Surirella 10. Surirella ovalis Kutz Chloro-phyceae Cladophor-ales Cladophora-ceae
Cladophora 11. Cladophora fracta (Kuetz). Brand. Ex Herring
12. Cladophora glomerata fracta (Kuetz). Brand. Ex Herring
Chlorococ-ales
Scenedesma-ceae
Scenedesmus 13. Scenedesmus perforatus Lemm
Zygnemat-ales
Desmidiaceae Closterium 14. Closterium dianae Ehrenberg Cosmarium 15. Cosmarium pachydernum
Lund
16. Cosmarium vexatum West Pleurotaenium 17. Pleurotaenium trabecula
Ehrenberg Cyano-phyceae Oscillatori-ales Oscillatoria-ceae
Oscillatoria 18. Oscillatoria tenuis(Kuetz) Robenhorst
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat banyak species alga perifiton yang ditemukan di sungai Jorong Mudiak Palupuh terdiri dari 18
species, 13 Genera, 9 Familia, 5 Ordo dan 3 classis. Tiga classis alga
perifiton yang ditemukan yaitu
terdiri 10 species, 7 genera, 5 familia, dan 1 ordo. Classis Chlorophyceae terdiri dari 7 species, 5 genera, 3 familia dan 3 ordo.
Classis Cyanophyceae terdiri dari 1 species, 1 genera, 1 familia dan 1 ordo.
Tabel 3. Faktor fisika dan kimia air di sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam
Parameter Stasiun Penelitian
I II III
1.Suhu (ºC) 21 21 21
2.pH 7 7,2 7,2
3.Kecepatan arus (m/detik) 0,40 0,36 0,32
4.DO (mg/L) 8,8 8 7,2
5.CO2 bebas (mg/L) 7,92 8,80 17,6
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat faktor fisika dan kimia air sungai Jorong Mudiak Palupuh pada setiap stasiun pengamatan adalah suhu 21ºC, pH berkisar antara 7-7,2, kecepatan arus berkisar antara 0,32-0,40 m/detik, Dissolved Oksigen (DO) berkisar antara 7,2-8,8 mg/L,
dan karbondioksida (CO2) bebas
berkisar antara 7,92-17,6 mg/L. Species alga perifiton yang ditemukan di sungai Jorong Mudiak
Palupuh Nagari Koto Rantang
Kecamatan Palupuh Kabupaten
Agam sebanyak 18 species. Seperti yang terlihat pada Tabel 2 yang
terbagi dalam 3 classis yaitu
Bacillaryophyceae, Chlorophyceae,
Cyanophyceae. Pada classis
Bacillaphyceae ditemukan 1 ordo yaitu ordo Pennales yang terdiri dari
5 familia yaitu Cymbellaceae,
Fragilariaceae, Gomphonemaceae,
Naviculaceae, Surirellaceae. Pada familia Cymbellaceae ditemukan 1
genus yaitu Cymbella, familia
Fragilariaceae ditemukan 2 genera yaitu Fragilaria dan Synedra, familia
Gomphonemaceae ditemukan 1
genus yaitu Gomphonema, familia Naviculaceae ditemukan 2 genera
yaitu Navicula dan Pinnularia,
familia Surirellaceae ditemukan 1 genus yaitu Surirella.
Pada classis Chlorophyceae
Cladophorales, Chlorococcales dan Zygnematales. Ordo Cladophorales
ditemukan 1 familia yaitu
Cladophoraceae dan 1 genus yaitu
Cladophora. Pada Ordo
Chlorococcales ditemukan 1 familia yaitu Scenedesmaceae dan 1 genus
Scenedesmus. Pada Zynematales
ditemukan 1 familia Desmidiaceae dan 3 genera yaitu Closterium, Cosmarium, Pleurotaenium. Pada classis Cyanophyceae ditemukan 1 ordo yaitu Oscillatoriales, 1 familia Oscillatoriaceae dan 1 genus yaitu Oscillatoria.
Species yang terbanyak
adalah dari classis
Bacillaryophyceae, yaitu sebanyak 10 species. Banyaknya species dari classis Bacillaryophyceae karena classis ini ditemui hidup dalam berbagai kondisi perairan dan hidup menempel pada bebatuan. Menurut Prescott (1975) Bacillaryophyceae merupakan mikro alga yang dominan
di dalam perairan, memiliki
kemampuan yang lebih tinggi
melekat pada substrat dibandingkan dengan mikro alga lainnya, karena memiliki tangkai gelatin yang dapat membantu dirinya untuk melekat
pada substrat. Sedangkan species yang paling sedikit dari classis Cyanophyceae hanya ditemukan 1 species yaitu Oscillatoria tenuis karena species ini ditemukan pada kondisi perairan yang masih alami dan tidak diganggu oleh aktivitas
manusia. Menurut Muzayyinah
(2005) Oscillatoria dapat hidup dalam air tawar dan dapat digunakan sebagai indikator kualitas air yaitu untuk mengetahui baik buruknya air tergantung banyak sedikitnya spesies yang terdapat dalam perairan itu.
Species alga perifiton yang menempati semua stasiun adalah
Cymbella affinis, Fragillaria
vaucheriae, Navicula sp., Synedra ulna, Scenedesmus perforatus dan Cladophora fracta. Alga tersebut ditemukan di stasiun I, II dan III dimana kondisi lingkungan sungai dekat area hutan yang belum diganggu dengan aktivitas manusia dan lingkungan sungai yang sudah dicemari oleh aktivitas manusia.
Menurut Mason (1981) dalam
Aprisanti diantara keistimewaan
diatom adalah memiliki respon yang sangat cepat terhadap perubahan lingkungan. Menurut Muzayyinah
(2005) pada genus Cladophora habitatnya di air tawar, payau dan laut melekat pada substrat dengan rhizoid.
Species alga perifiton yang hanya menempati stasiun I adalah Gomphonema parvulum, Pinnularia
gibba dan Oscillatoria tenuis.
Species alga perifiton yang hanya
menempati stasiun II adalah
Pleurotaenium trabecula. Species alga perifiton yang hanya menempati stasiun III adalah Cymbella turgidula dan Cosmarium vexatum.
Faktor Fisika dan Kimia Air Sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam dapat dilihat pada tabel 3 yaitu suhu ketiga stasiun relatif stabil yaitu berkisar antara adalah 21ᴼC. Menurut Haslam (1995) dalam Effendi (2003) alga dari Chlorophyceae dan Diatom (Bacillaryophyceae) akan tumbuh pada kisaran suhu berturut-turut 30-35ºC dan 20-30ºC. Cyanophyceae lebih dapat toleransi terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi dibandingkan
Chlorophyceae dan Diatom
(Bacillaryophyceae). pH ketiga
stasiun berkisar antara 7-7,2 dan
masih pada kisaran pH normal. Menurut Effendi (2003) sebagian besar organisme akuatik sensitif
terhadap perubahan pH dan
menyukai nilai pH 7-8,5.
Kecepatan arus berkisar
antara 0,32-0,40 m/detik. Kecepatan arus di Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam pada
stasiun penelitian dikategorikan
sedang. Menurut Mason (1981) dalam Wijaya (2009) bahwa arus dibagi menjadi 5 yaitu arus yang sangat kuat (>100cm/s), cepat
(50-100cm/s), sedang (25-50cm/s),
lambat (10-25 cm/s) dan sangat lambat ( <10 cm/s).
Kandungan oksigen terlarut (DO) ketiga stasiun berkisar antara 7,2-8,8 mg/L. Menurut Kristanto (2013) kehidupan di air dapat
bertahan jika terdapat oksigen
terlarut minimal 5 ppm atau 5 mg oksigen seriap liter air. Suin (2002) menyatakan oksigen merupakan faktor yang paling penting bagi organisme air. Semua tumbuhan dan
hewan dalam air memerlukan
oksigen terlarut untuk bernafas. Kadar oksigen dalam air berasal dari
7
6
udara dan hasil fotosintesis tumbuh-tumbuhan air.
Karbondioksida (CO2) bebas ketiga stasiun pengamatan berkisar antara 7,92-17,6 mg/L. Menurut Suin (2002) Kadar karbondioksida bebas (CO2 bebas) dalam air tinggi pada waktu malam hari dibanding dengan siang hari, karena siang hari sebagian
karbondioksida digunakan oleh
tumbuhan untuk proses fotosintesis. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan alga perifiton yang ditemukan sebanyak 18 species, 13 genus, 9 familia, 5 ordo dan 3 classis lebih sedikit
dibandingkan oleh peneliti
sebelumnya yaitu Eva (2016) tentang
species alga perifiton yang
ditemukan di sungai Batanghari Kenagarian Lubuk Ulang Aling
Kecamatan Sangir Batanghari
Kabupaten Solok Selatan sebanyak 24 species, 17 genera, 11 familia, 5 ordo dan 4 classis.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan maka dapat
disimpulkan species alga perifiton yang ditemukan sebanyak 18 species
(13 genus, 9 familia, 5 ordo dan 3 classis). Faktor fisika dan kimia air di sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam untuk suhu 21 ᴼC, pH berkisar antara7-7,2 , kecepatan arus berkisar antara 0,32-0,40 m/detik, oksigen terlarut (DO)
berkisar antara 7,2-8,8 mg/L,
karbondioksida (CO2) berkisar antara 7,92-17,6 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiah. 2012. Komposisi Alga Epilitik Di Sungai Asik Kenagarian Lubuk Layang Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman Timur. Skripsi. STKIP PGRI. Padang.
Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Kanisius.
Elva, P.R. 2016. Spesies Alga
Perifiton Yang Ditemukan Di Sungai Batanghari
Kenagarian Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batanghari Kabupaten Solok Selatan. Skripsi. STKIP PGRI. Padang. Kristanto, P. 2013. Ekologi Industri.Yogyakarta : ANDI. Muzayyinah. 2005. Keanekaragaman Tumbuhan 7 11
Tak Berpembuluh.UNS press. Surakarta.
Oktaviani.2013. Komposisi Alga Epilitik di Batang Kuranji Kota Padang. Skripsi STKIP PGRI. Padang.
Prescott, G. W. 1975. Algae Of The Western Great Lakes Area.
WCM. Brown Company
Publisher. Dubugue. Iowa. Sachlan, M. 1974. Planktonologi.
Jakarta: Corespondensi Cours Center.
Sastrawijaya, A.T. 2009.
PencemaranLingkungan. Jakarta: RinekaCipta.
Stevendon, J. Bothwell, M. Lowe, R.
1996. Algal Ecology
Freshwater Benthic
Ecosystem. USA : Academic Press.
Suin, N. M. 2002.Metode Ekologi. Padang: UniversitasAndalas. Titrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada. Wijaya, H.K. 2009. Komunitas
Perifiton dan Fitoplankton Serta Parameter Fisika-Kimia
Perairan Sebagai Penentu
Kualitas Air Di bagian Hulu Sungai Cisadane, Jawa barat. Jurnal skripsi. IPB. Bogor.