• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPECIES ALGA PERIFITON YANG DITEMUKAN DI SUNGAI JORONG MUDIAK PALUPUH NAGARI KOTO RANTANG KECAMATAN PALUPUH KABUPATEN AGAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SPECIES ALGA PERIFITON YANG DITEMUKAN DI SUNGAI JORONG MUDIAK PALUPUH NAGARI KOTO RANTANG KECAMATAN PALUPUH KABUPATEN AGAM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

JORONG MUDIAK PALUPUH NAGARI KOTO RANTANG KECAMATAN PALUPUH KABUPATEN AGAM

Isra Mahdiawati1, Nursyahra2, Vivi Fitriani2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat isramahdiawati9322@gmail.com

ABSTRACK

Jorong Mudiak Palupuh Koto Rantang Palupuh Agam river is used by people to wash, bathed, toilets, household waste disposal, stone and sand excavating. All activity people in Jorong Mudiak Palupuh Koto Rantang river can be affect the life of a organism in the river like algae periphyton.The aim of this research is to know a species of algae periphyton and to know chemical physics factor of water in Jorong Mudiak Palupuh Koto Rantang Palupuh Agam. This research is descriptive survey research. Sampling is done directly. The stations by 3 stations. Establishment of stations by purposive sampling. Stasions 1 in near the forest. Stasions II in near stone and sand excavating. Stations III in near residential area. The result is a species of algae periphyton found in Jorong Mudiak Palupuh Koto Rantang Palupuh Agam river is 18 a species (13 genera, 9 famlies, 5 orders, and 3 classes). Chemical physics factor of water in Jorong Mudiak Palupuh Koto Rantang Palupuh Agam river is a temperature of 21ᴼC, the pH ranges from 7-7.2, the current velocity ranges from 0.32 to 0.40 m / sec, dissolved oxygen (DO) ranges between 7.2 - 8.8 mg / L, carbon dioxide (CO2) ranged from 7.92 - 17.6 mg / L.

Keyword: Species, Algae periphyton, Jorong Mudiak Palupuh river, chemical

physics factor of water river

PENDAHULUAN

Sungai merupakan perairan umum dengan pergerakan air satu arah yang terus menerus. Ekosistem sungai merupakan habitat bagi biota

air yang keberadaanya sangat

dipengaruhi oleh lingkungan

sekitarnya. Sungai juga merupakan sumber air bagi masyarakat yang

dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan dan kegiatan, seperti

kebutuhan rumah tangga, pertanian,

industri, sumber mineral, dan

pemanfaatan lainnya.

Kegiatan-kegiatan tersebut tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif

terhadap sumber daya air,

diantaranya adalah menurunnya

kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. 1

(2)

Untuk menentukan kualitas air suatu

perairan salah satunya dapat

menggunakan indikator biologi yaitu alga.

Sungai Koto Rantang

merupakan sungai yang berada di Jorong Mudiak Palupuh Kabupaten Agam. Sungai ini mengalir di sepanjang pemukiman penduduk dan melewati bukit batu kapur yang aliran air tanahnya masuk ke sungai.

Umumnya masyarakat

memanfaatkan sungai untuk berbagai aktifitas penduduk setempat, untuk MCK, pembuangan limbah rumah tangga serta penggalian pasir dan batu. Akibat dari aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat tentunya

menyebabkan terjadinya

penambahan material ke dalam sungai baik secara biologis, fisik maupun secara kimia. Limbah rumah tangga berupa sampah organik, anorganik dan deterjen. Limbah

rumah tangga tersebut apabila

dibuang ke sungai, akan

menghalangi dan menghambat

proses fotosintesis alga dalam

menghasilkan oksigen. Diduga

berdampak pencemaran terhadap

lingkungan yang diakibatkan oleh

tidak terkendalinya pembuangan

limbah. Masyarakat cenderung melakukan penggalian pasir dan

batu. Jika masyarakat terus

melakukan aktifitas tersebut dapat

merusak kondisi sungai dan

mempengaruhi kehidupan alga

epilitik karena batu merupakan tempat hidup dari alga epilitik.

Penelitian yang telah

dilakukan oleh Alfiah (2012) tentang komposisi alga epilitik di

sungai Asik kenagarian Lubuk

Layang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman Timur menemukan 15 genera yaitu classis Cyanophyceae 2 genera, Chlorophyceae 6 genera,

Bacillariophyceae 7 genera.

Oktaviani 2013 tentang komposisi alga epilitik di Batang Kuranji Kota Padang menemukan 22 genera yaitu classis Bacillariophyceae 11 genera,

Chlorophyceae 7 genera,

Cyanophyceae 4 genera. Elva (2016) tentang Species alga perifiton yang ditemukan di sungai Batanghari Kenagarian Lubuk Ulang Aling

Kecamatan Sangir Batanghari

Kabupaten Solok Selatan

menemukan 17 genera yaitu classis

Bacillaryophyceae 12 genera,

2

(3)

Chlorophyceae 3 genera,

Cyanophyceae 1 genera,

Euglenophyceae 1 genera.

Sedangkan species alga perifiton di sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam belum

ada informasi ilmiahnya.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis telah melakukan penelitian tentang species alga perifiton yang ditemukan di sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto

Rantang Kecamatan Palupuh

Kabupaten Agam.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui species Alga Perifiton yang ditemukan di Sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto

Rantang Kecamatan Palupuh

Kabupaten Agam dan mengetahui faktor fisika dan kimia air yang meliputi suhu, pH, kecepatan arus, Dissolved Oksigen (DO) dan CO2 bebas. Menurut Sastrawijaya (2009)

alga adalah organisme yang

mempunyai klorofil, setiap sel dapat

melaksanakan proses hidupnya.

Sachlan (1974) menyatakan alga tidak saja hidup sebagai plankton, tetapi juga sebagai bentos (hidup

pada dasar perairan), neuston (hidup pada permukaan air), symbiont

(hidup bersama-sama dengan

makhluk lain), dan perifiton

(menempel pada benda-benda lain). Menurut Loeb dan Reuter (1981) dalam Stevendon (1996) kelompok alga yang biasa hidup sebagai

perifiton adalah diatom

(Bacillariophyceae), alga hijau

(Chlorophyceae), alga hijau-biru

(Cyanophyceae) dengan perwakilan

alga merah (Rhodophyceae).

Kehidupan organisme air sangat tergantung pada faktor fisika kimia

air diantaranya suhu, derajat

keasaman (pH), kecepatan arus,

oksigen terlarut, karbondioksida

(CO2)bebas (Suin,2002).

METODE PENELITIAN

Penelitian telah dilaksanakan bulan Mei 2017 di Sungai Jorong

Mudiak Palupuh Nagari Koto

Rantang Kecamatan Palupuh.

Identifikasi alga perifiton dilakukan di Laboratorium Botani Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera

Barat. Pengukuran suhu, pH,

kecepatan arus, DO (Dissolved Oksigen), dan CO2 bebas dilakukan 3

(4)

di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Padang.

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sikat kawat halus, tali rafia 2 m, botol sampel plankton 25 ml, thermometer

alkohol, pH meter, mikroskop

binokuler, ember plastik, botol

sampel 250 ml, kaca objek, kaca

penutup, gelas ukur, labu

erlenmeyer, pipet tetes, gabus,

stopwatch, selotip, kamera digital dan alat-alat tulis.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel alga

perifiton, formalin 37%, MnSO4,

Alkali Asida, H2SO4 pekat, Natrium

tiosulfat, Amilum, NaOH 0,02 N,

penolptelein, larutan kanji, dan kertas label.

Penelitian telah dilakukan di daerah Palupuh berada dalam Jorong Mudiak Palupuh Kenagarian Koto

Rantang Kecamatan Palupuh

Kabupaten Agam yang luas

daerahnya ± 3.346 hektar, dengan panjang sungai ± 10 km, lebar ± 4 m dan kedalaman ± 1 m. Secara

geografis daerah sebelah barat

berbatasan dengan Kecamatan

Palembayan, sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten 50

Kota, sebelah utara berbatasan

dengan Kabupaten Pasaman, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tilantang Kamang.

Sungai Mudiak Palupuh

merupakan salah satu sungai yang ada di Kecamatan Palupuh, sungai

tersebut berbatu dan berpasir,

terdapat pemukiman penduduk, dan adanya bukit batu putih. Stasiun I dekat area hutan yang jauh dari pemukiman penduduk dan belum melewati kawasan bukit batu kapur

dengan substrat batu berpasir.

Stasiun II berada dekat area

penggalian pasir dan batu yang melewati bukit batu putih yang aliran air tanahnya masuk ke sungai dengan bersubstrat batu berpasir. Stasiun III

dimanfaatkan oleh penduduk

setempat untuk mandi, mencuci, kakus, pembuangan sampah dengan substrat batu dan berpasir.

Penelitian ini dilakukan

dengan metode survey deskriptif,

pengambilan sampel dilakukan

secara purposive sampling dengan

menetapkan 3 stasiun. Stasiun

pengambilan sampel ditentukan oleh keadaan fisik perairan dan tata guna

(5)

lahan. Pada masing-masing stasiun diambil 3 kali pengulangan yaitu tepi kiri, tengah dan tepi kanan. CARA KERJA

Sampel perifiton diambil

dengan cara mengambil batu,

kemudian substrat tersebut

dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat halus di dalam bak tampungan. Kemudian dimasukan kedalam botol sampel ukuran 25 ml dan diberi formalin 37% sebanyak 3-5 tetes. Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Pengukuran Suhu diukur dengan thermometer alkohol. Thermometer digantung menggunakan tali dan

dimasukkan ke dalam air.

Pengukuran pH diukur dengan

menggunakan pH meter Untuk mengukur kecepatan arus digunakan gabus yang mengapung di atas air. (Suin, 2002). Pengukuran oksigen

terlarut dilakukan sesuai dengan SNI 06-6989.14-2004. Sampel air diambil dari titik tempat pengkoleksian sampel dengan menggunakan botol kaca berukuran 50 ml, dimana pada waktu pengisian usahakan tidak membentuk gelembung udara dalam botol, setelah botol berisi penuh air, tutup botol secepatnya lalu angkat kepermukaan. Identifikasi Perifiton

diamati di bawah mikroskop

binokuler dengan perbesaran 10x10

sampai 10x40.Pengukuran CO2 bebas

terlarut dilakukan dengan metode titrimetri.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Species alga perifiton yang ditemukan di sungai Jorong Mudiak

Palupuh Nagari Koto Rantang

Kecamatan Palupuh Kabupaten

Agam dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

3

(6)

Tabel 1. Spesies Alga Perifiton yang Ditemukan Di Sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari KotoRantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam

Classis/Species Stasiun

I II III

I. Bacillaryophyceae

1. Cymbella affinis Kutz. √ √ √

2. Cymbella minuta Hilse ex Robenhorst √ − √

3. Cymbella turgidula Grund − − √

4. Fragillaria vaucheriae (Kuetz) Boye Petersen √ √ √

5. Gomphonema gracile Ehrenberg √ − √

6. Gomphonema parvulum (Kuetzing) van Heurck √ − −

7. Navicula sp. √ √ √

8. Pinnularia gibba W. Smith √ − −

9. Surirella ovalis Kutz √ − √

10. Synedra ulna (Nitzsch) Ehrenberg √ √ √

II. Chlorophyceae

11. Cladophora fracta (Kuetz). Brand.ex Herring √ √ √

12. Cladophora glomerata (Kuetz). Brand.ex Herring √ √ −

13. Closterium dianae Ehrenberg √ − √

14. Cosmarium pachydenum Lund √ − √

15. Cosmarium vexatum West − − √

16. Pleurotaenium trabecula Ehrenberg − √ −

17. Scenedesmus perforatus Lemm √ √ √

III. Cyanophyceae

18. Oscillatoria tenuis (Kuetz) Rabenhorst √ − −

Jumlah Spesies 15 8 13

Ket: (√) = Ditemukan, (−) = Tidak ditemukan

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa species alga perifiton yang ditemukan adalah 18 species. Stasiun I sungai yang berada di area hutan ditemukan 15 species, stasiun

II sungai yang berada dekat

penggalian pasir dan batu ditemukan 8 species dan stasiun III sungai yang berada di sekitar pemukiman penduduk ditemukan 13 species.

Species yang paling banyak

ditemukan adalah dari genus

Navicula yang terdiri dari species Navicula sp., dari genus Fragilaria yang terdiri dari species Fragilaria vaucheria, dari genus Synedra yang terdiri dari species Synedra ulna, dari genus Cymbella yang terdiri dari species Cymbella affenis, dari genus Cladophora yang terdiri dari species Cladophora fracta, dan dari genus

(7)

species Scenedesmus perforatus. Species yang hanya ditemukan pada

stasiun I yaitu Gomphonema

parvulum, Pinnularia gibba, dan Oscillatoria tenuis. Species yang

hanya ditemukan pada stasiun II

yaitu Pleurotaenium trabecula.

Species yang hanya ditemukan pada stasiun III yaitu Cymbella turgida

dan Cosmarium vexatum.

Tabel 2. Klasifikasi Alga Perifiton Yang Ditemukan Di Sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam

Classis Ordo Familia Genus Species

Bacillaryo-phyceae

Pennales Cymbellaceae Cymbella 1. Cymbella affinis Kutz.

2. Cymbella minuta Hilse ex

Robenhorst

3. Cymbella turgidula Grund

Fragillariaceae Fragillaria 4. Fragillaria vaucheriae (Kuetz) Boye Petersen Synedra 5. Synedra ulna (Nitzsch)

Ehrenberg

Gomphonema-ceae

Gomphonema 6. Gomphonema gracile Ehrenberg

7. Gomphonema

parvulum(Kuetzing) van Heurck

Naviculaceae Navicula 8. Navicula sp.

Pinnularia 9. Pinnularia gibba W. Smith Surirellaceae Surirella 10. Surirella ovalis Kutz Chloro-phyceae Cladophor-ales Cladophora-ceae

Cladophora 11. Cladophora fracta (Kuetz). Brand. Ex Herring

12. Cladophora glomerata fracta (Kuetz). Brand. Ex Herring

Chlorococ-ales

Scenedesma-ceae

Scenedesmus 13. Scenedesmus perforatus Lemm

Zygnemat-ales

Desmidiaceae Closterium 14. Closterium dianae Ehrenberg Cosmarium 15. Cosmarium pachydernum

Lund

16. Cosmarium vexatum West Pleurotaenium 17. Pleurotaenium trabecula

Ehrenberg Cyano-phyceae Oscillatori-ales Oscillatoria-ceae

Oscillatoria 18. Oscillatoria tenuis(Kuetz) Robenhorst

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat banyak species alga perifiton yang ditemukan di sungai Jorong Mudiak Palupuh terdiri dari 18

species, 13 Genera, 9 Familia, 5 Ordo dan 3 classis. Tiga classis alga

perifiton yang ditemukan yaitu

(8)

terdiri 10 species, 7 genera, 5 familia, dan 1 ordo. Classis Chlorophyceae terdiri dari 7 species, 5 genera, 3 familia dan 3 ordo.

Classis Cyanophyceae terdiri dari 1 species, 1 genera, 1 familia dan 1 ordo.

Tabel 3. Faktor fisika dan kimia air di sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam

Parameter Stasiun Penelitian

I II III

1.Suhu (ºC) 21 21 21

2.pH 7 7,2 7,2

3.Kecepatan arus (m/detik) 0,40 0,36 0,32

4.DO (mg/L) 8,8 8 7,2

5.CO2 bebas (mg/L) 7,92 8,80 17,6

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat faktor fisika dan kimia air sungai Jorong Mudiak Palupuh pada setiap stasiun pengamatan adalah suhu 21ºC, pH berkisar antara 7-7,2, kecepatan arus berkisar antara 0,32-0,40 m/detik, Dissolved Oksigen (DO) berkisar antara 7,2-8,8 mg/L,

dan karbondioksida (CO2) bebas

berkisar antara 7,92-17,6 mg/L. Species alga perifiton yang ditemukan di sungai Jorong Mudiak

Palupuh Nagari Koto Rantang

Kecamatan Palupuh Kabupaten

Agam sebanyak 18 species. Seperti yang terlihat pada Tabel 2 yang

terbagi dalam 3 classis yaitu

Bacillaryophyceae, Chlorophyceae,

Cyanophyceae. Pada classis

Bacillaphyceae ditemukan 1 ordo yaitu ordo Pennales yang terdiri dari

5 familia yaitu Cymbellaceae,

Fragilariaceae, Gomphonemaceae,

Naviculaceae, Surirellaceae. Pada familia Cymbellaceae ditemukan 1

genus yaitu Cymbella, familia

Fragilariaceae ditemukan 2 genera yaitu Fragilaria dan Synedra, familia

Gomphonemaceae ditemukan 1

genus yaitu Gomphonema, familia Naviculaceae ditemukan 2 genera

yaitu Navicula dan Pinnularia,

familia Surirellaceae ditemukan 1 genus yaitu Surirella.

Pada classis Chlorophyceae

(9)

Cladophorales, Chlorococcales dan Zygnematales. Ordo Cladophorales

ditemukan 1 familia yaitu

Cladophoraceae dan 1 genus yaitu

Cladophora. Pada Ordo

Chlorococcales ditemukan 1 familia yaitu Scenedesmaceae dan 1 genus

Scenedesmus. Pada Zynematales

ditemukan 1 familia Desmidiaceae dan 3 genera yaitu Closterium, Cosmarium, Pleurotaenium. Pada classis Cyanophyceae ditemukan 1 ordo yaitu Oscillatoriales, 1 familia Oscillatoriaceae dan 1 genus yaitu Oscillatoria.

Species yang terbanyak

adalah dari classis

Bacillaryophyceae, yaitu sebanyak 10 species. Banyaknya species dari classis Bacillaryophyceae karena classis ini ditemui hidup dalam berbagai kondisi perairan dan hidup menempel pada bebatuan. Menurut Prescott (1975) Bacillaryophyceae merupakan mikro alga yang dominan

di dalam perairan, memiliki

kemampuan yang lebih tinggi

melekat pada substrat dibandingkan dengan mikro alga lainnya, karena memiliki tangkai gelatin yang dapat membantu dirinya untuk melekat

pada substrat. Sedangkan species yang paling sedikit dari classis Cyanophyceae hanya ditemukan 1 species yaitu Oscillatoria tenuis karena species ini ditemukan pada kondisi perairan yang masih alami dan tidak diganggu oleh aktivitas

manusia. Menurut Muzayyinah

(2005) Oscillatoria dapat hidup dalam air tawar dan dapat digunakan sebagai indikator kualitas air yaitu untuk mengetahui baik buruknya air tergantung banyak sedikitnya spesies yang terdapat dalam perairan itu.

Species alga perifiton yang menempati semua stasiun adalah

Cymbella affinis, Fragillaria

vaucheriae, Navicula sp., Synedra ulna, Scenedesmus perforatus dan Cladophora fracta. Alga tersebut ditemukan di stasiun I, II dan III dimana kondisi lingkungan sungai dekat area hutan yang belum diganggu dengan aktivitas manusia dan lingkungan sungai yang sudah dicemari oleh aktivitas manusia.

Menurut Mason (1981) dalam

Aprisanti diantara keistimewaan

diatom adalah memiliki respon yang sangat cepat terhadap perubahan lingkungan. Menurut Muzayyinah

(10)

(2005) pada genus Cladophora habitatnya di air tawar, payau dan laut melekat pada substrat dengan rhizoid.

Species alga perifiton yang hanya menempati stasiun I adalah Gomphonema parvulum, Pinnularia

gibba dan Oscillatoria tenuis.

Species alga perifiton yang hanya

menempati stasiun II adalah

Pleurotaenium trabecula. Species alga perifiton yang hanya menempati stasiun III adalah Cymbella turgidula dan Cosmarium vexatum.

Faktor Fisika dan Kimia Air Sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam dapat dilihat pada tabel 3 yaitu suhu ketiga stasiun relatif stabil yaitu berkisar antara adalah 21ᴼC. Menurut Haslam (1995) dalam Effendi (2003) alga dari Chlorophyceae dan Diatom (Bacillaryophyceae) akan tumbuh pada kisaran suhu berturut-turut 30-35ºC dan 20-30ºC. Cyanophyceae lebih dapat toleransi terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi dibandingkan

Chlorophyceae dan Diatom

(Bacillaryophyceae). pH ketiga

stasiun berkisar antara 7-7,2 dan

masih pada kisaran pH normal. Menurut Effendi (2003) sebagian besar organisme akuatik sensitif

terhadap perubahan pH dan

menyukai nilai pH 7-8,5.

Kecepatan arus berkisar

antara 0,32-0,40 m/detik. Kecepatan arus di Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam pada

stasiun penelitian dikategorikan

sedang. Menurut Mason (1981) dalam Wijaya (2009) bahwa arus dibagi menjadi 5 yaitu arus yang sangat kuat (>100cm/s), cepat

(50-100cm/s), sedang (25-50cm/s),

lambat (10-25 cm/s) dan sangat lambat ( <10 cm/s).

Kandungan oksigen terlarut (DO) ketiga stasiun berkisar antara 7,2-8,8 mg/L. Menurut Kristanto (2013) kehidupan di air dapat

bertahan jika terdapat oksigen

terlarut minimal 5 ppm atau 5 mg oksigen seriap liter air. Suin (2002) menyatakan oksigen merupakan faktor yang paling penting bagi organisme air. Semua tumbuhan dan

hewan dalam air memerlukan

oksigen terlarut untuk bernafas. Kadar oksigen dalam air berasal dari

7

6

(11)

udara dan hasil fotosintesis tumbuh-tumbuhan air.

Karbondioksida (CO2) bebas ketiga stasiun pengamatan berkisar antara 7,92-17,6 mg/L. Menurut Suin (2002) Kadar karbondioksida bebas (CO2 bebas) dalam air tinggi pada waktu malam hari dibanding dengan siang hari, karena siang hari sebagian

karbondioksida digunakan oleh

tumbuhan untuk proses fotosintesis. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan alga perifiton yang ditemukan sebanyak 18 species, 13 genus, 9 familia, 5 ordo dan 3 classis lebih sedikit

dibandingkan oleh peneliti

sebelumnya yaitu Eva (2016) tentang

species alga perifiton yang

ditemukan di sungai Batanghari Kenagarian Lubuk Ulang Aling

Kecamatan Sangir Batanghari

Kabupaten Solok Selatan sebanyak 24 species, 17 genera, 11 familia, 5 ordo dan 4 classis.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan maka dapat

disimpulkan species alga perifiton yang ditemukan sebanyak 18 species

(13 genus, 9 familia, 5 ordo dan 3 classis). Faktor fisika dan kimia air di sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam untuk suhu 21 ᴼC, pH berkisar antara7-7,2 , kecepatan arus berkisar antara 0,32-0,40 m/detik, oksigen terlarut (DO)

berkisar antara 7,2-8,8 mg/L,

karbondioksida (CO2) berkisar antara 7,92-17,6 mg/L.

DAFTAR PUSTAKA

Alfiah. 2012. Komposisi Alga Epilitik Di Sungai Asik Kenagarian Lubuk Layang Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman Timur. Skripsi. STKIP PGRI. Padang.

Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Kanisius.

Elva, P.R. 2016. Spesies Alga

Perifiton Yang Ditemukan Di Sungai Batanghari

Kenagarian Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batanghari Kabupaten Solok Selatan. Skripsi. STKIP PGRI. Padang. Kristanto, P. 2013. Ekologi Industri.Yogyakarta : ANDI. Muzayyinah. 2005. Keanekaragaman Tumbuhan 7 11

(12)

Tak Berpembuluh.UNS press. Surakarta.

Oktaviani.2013. Komposisi Alga Epilitik di Batang Kuranji Kota Padang. Skripsi STKIP PGRI. Padang.

Prescott, G. W. 1975. Algae Of The Western Great Lakes Area.

WCM. Brown Company

Publisher. Dubugue. Iowa. Sachlan, M. 1974. Planktonologi.

Jakarta: Corespondensi Cours Center.

Sastrawijaya, A.T. 2009.

PencemaranLingkungan. Jakarta: RinekaCipta.

Stevendon, J. Bothwell, M. Lowe, R.

1996. Algal Ecology

Freshwater Benthic

Ecosystem. USA : Academic Press.

Suin, N. M. 2002.Metode Ekologi. Padang: UniversitasAndalas. Titrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada. Wijaya, H.K. 2009. Komunitas

Perifiton dan Fitoplankton Serta Parameter Fisika-Kimia

Perairan Sebagai Penentu

Kualitas Air Di bagian Hulu Sungai Cisadane, Jawa barat. Jurnal skripsi. IPB. Bogor.

Gambar

Tabel  1.  Spesies  Alga  Perifiton  yang  Ditemukan  Di  Sungai  Jorong  Mudiak   Palupuh Nagari KotoRantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam
Tabel 2. Klasifikasi Alga Perifiton Yang Ditemukan Di Sungai Jorong Mudiak                Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam
Tabel 3. Faktor fisika dan kimia air di sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari  Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam

Referensi

Dokumen terkait

bahwa penetapan batas wilayah Kelurahan Harapanmulya Kecamatan Medansatria Kota Bekasi sebagaimana dimaksud pada huruf a, telah disepakati oleh masing-masing pihak

Penampilan berupa padatan Kristal tak ber*arna. 2ermasuk asam lemah dan larut dalam air. +edangkan untuk sifat kimianya adalah trayek p# berkisar pada =,&#34;-4F.

yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Permisif Dan Kontrol Diri Dengan

atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Daun Trembesi (Samanea Saman) Dengan Level

Bahwa putusan Pengadilan Tinggi Jakarta dan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tersebut tidak membuktikan kebenaran yang sesungguhnya apakah ada pertengkaran yang

Berdasarkan data hasil penelitian, maka dapat didiskripsikan hubungan antara pengetahuan ibu balita usia 7-36 bulan tentang ASI Eksklusif dengan kegagalan ibu dalam

Aja maneh pati durung tau weruh, prandene ngaruh-aruhi, wong bodho nora wruh ngelmu, pangrasane sasar sisip, kang akeh janma momoyok.. Ing Ngayogya Surakarta myang

Yang dimaksud dengan memberikan pendidikan adalah memberikan pendidikan atau pengajaran tentang bahaya akibat penyalahgunaan NAPZA termasuk kedalam pendidikan