ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERBASIS BALANCED
SCORECARD
(Studi Kasus pada PT. Bali Pawiwahan)
1
I Gst Ayu Rindayani,
1Nym Ari Surya Darmawan,
2I Gst Ayu Purnamawati
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {rynda27@gmail.com, arisuryadharmawan@yahoo.com,
ayupurnama07@yahoo.com}@undiksha.ac.id
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja perusahaan PT. Bali Pawiwahan dengan pengukuran berbasis Balanced Scorecard. Balanced Scorecard merupakan alat pengukuran kinerja yang memiliki empat perspektif, yakni perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Penelitian dilakukan di PT. Bali Pawiwahan dengan mengambil data keuangan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 untuk menganalisis perspektif keuangan dan melakukan wawancara untuk menganalisis perspektif proses bisnis internal. Peneliti juga menggunakan kueisoner yang disebarkan kepada pelanggan, supplier, dan karyawan dalam pengambilan sampel untuk menganalisis perspektif pelanggan dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Dari hasil yang telah dilakukan diketahui bahwa kinerja perusahaan PT. Bali Pawiwahan secara umum sudah baik, hal tersebut ditunjukan dengan hasil analisis dari masing-masing perspektif. Kinerja keuangan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, kinerja kepuasan pelanggan menunjukkan nilai kepuasan yang baik. Kinerja proses bisnis internal juga menunjukkan hasil yang baik pada proses inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Begitu pula dengan kepuasan karyawan yang menunjukkan nilai kepuasan yang baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Balanced Scorecard merupakan pengukuran kinerja yang sangat baik digunakan karena Balanced Scorecard mengangkat aspek-aspek penting yang selama ini diabaikan oleh pengukuran kinerja secara tradisional.
Kata Kunci:Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Abstract
This study was aimed at analyzing the performance of PT. Bali Pawiwahan using a measurement based on Balanced Scorecard. Balanced Scorecard is an instrument for performance that has four perspectives, i.e., finance, customer, internal business process, and learning and growth.
This study was done in PT. Bali Pawiwahan using the finance data from 2011 to 203 to analyze the finance perspective and doing an interview for analyzing the internal business process perspective. The researcher also used questionnaires that
were distributed to the customers, suppliers, and employees in collecting the sample to analyze customer perspective and learning and growth.
From the result it was found out that PT. Bali Pawiwahan is generally good, as shown by the analysis result of each perspective. The finance performance showed an increase from year to year, customer satisfaction performance showed a good score. The internal business process performance also showed a good result in innovation, operation, and after sale service processes. The same is true with the employee satisfaction that showed a good score. Based on the results it can be concluded that Balanced Scorecard is a good performance measurement to use since it reveals important aspects that have been ignored so far by the traditional performance measurement.
Keywords: Balanced Scorecard, Finance Perspective, Customer Perspective, Internal Business Process Perspective, Learning and Growth Perspective
PENDAHULUAN
Dampak globalisasi pada era pasar bebas di dunia bisnis sangatlah terasa. Perusahaan hendaknya terus
berupaya untuk merumuskan dan
menyempurnakan strategi-strategi bisnis dalam rangka memenangkan persaingan.
Perusahaan juga memerlukan
pertimbangan terbaik dalam membawa perusahaan menuju masa depan yang lebih baik. Pertimbangan yang baik hanya dapat dilakukan jika manajemen strategi dilaksanakan secara komprehensif.
Perkembangan dunia bisnis yang
semakin kompetitif mengakibatkan
perubahan yang luar biasa dalam
persaingan, produksi, pemasaran,
pengelolaan sumber daya manusia, serta penanganan transaksi antara perusahaan
dengan pelanggan dan perusahaan
dengan perusahaan lain. Perubahan kondisi ekonomi dan sosial secara dinamis juga telah mengubah secara drastis perilaku dan sikap konsumen. Oleh karena itu, dengan banyaknya pilihan produk dan jasa, konsumen memiliki
ekspektasi yang lebih besar dari
sebelumnya yang tidak hanya
mengharapkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi, namun juga dengan harga yang terjangkau.
Penilaian kinerja memegang
peranan penting dalam setiap aspek dunia usaha, karena dengan adanya penilaian
kinerja dapat diketahui seberapakah
efektivitas, efisiensi, dan ekonomis
penetapan strategi serta implementasinya dalam kurun waktu tertentu. Didalam sistem pengendalian manajemen pada
dunia bisnis, pengukuran kinerja
merupakan usaha yang dilakukan pihak
manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
oleh masing-masing pusat
pertanggungjawaban yang dibandingkan dengan tolok ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993 dalam Supriadi, 2014).
Selama ini yang umum
dipergunakan dalam perusahaan adalah pengukuran kinerja tradisional yang hanya menitikberatkan pada sektor keuangan saja. Pengukuran kinerja dengan sistem ini menyebabkan orientasi perusahaan hanya pada keuntungan jangka pendek
dan cenderung mengabaikan
kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Selain itu pengukuran kinerja dengan cara ini juga kurang mampu bercerita banyak mengenai masa lalu perusahaan, kurang memperhatikan sektor eksternal, serta tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik (Kaplan dan Norton, 1996:234).
Pengukuran kinerja yang terlalu ditekankan pada sudut pandang finansial sering menghilangkan sudut pandang lain yang tidak kalah pentingnya. Seperti, pengukuran kepuasan pelanggan dan proses adaptasi dalam suatu perubahan. Sehingga dalam suatu pengukuran kinerja diperlukan suatu keseimbangan antara
pengukuran kinerja finansial dan
pengukuran kinerja non finansial.
Keseimbangan tersebut akan dapat
membantu perusahaan dalam mengetahui
dan mengevaluasi kinerja secara
keseluruhan (Atmadja dkk, 2013:100).
Dalam rangka memenangkan
persaingan dalam abad informasi
diperlukan kemampuan baru dari
mengelola aset tak berwujudnya.
Kemampuan baru ini lebih
menguntungkan perusahaan daripada
melakukan investasi pada pengelolaan aset fisik atau berwujud (Zudia, 2010).
Pengelolaan aset-aset tak berwujud
tersebut memungkinkan organisasi untuk: 1) Membangun customer relationship dengan cara mempertahankan kesetiaan dari pelanggan lama dan memungkinkan untuk melayani segmen pelanggan serta pangsa pasar baru secara efisien dan efektif, 2) Memperkenalkan produk dan
jasa inovatif yang diharapkan oleh
segmen pelanggan sasaran, 3)
Menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi pada tingkat harga serta waktu tunggu yang singkat dan, 4) Menyebarkan teknologi informasi, data bases dan system (Kaplan dan Norton, 1996:259). Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, maka diciptakan suatu metode
konsep yang mengukur kinerja
perusahaan dengan mempertimbangkan empat konsep, yakni financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, dan learning and growth perspective Nano (2005).
Konsep ini berusaha untuk
menyeimbangkan pengukuran aspek
keuangan dengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan Balanced Scorecard. Konsep berbasis Balanced Scorecard merupakan suatu sarana untuk mengkomunikasikan persepsi strategis
dalam suatu perusahaan secara
sederhana dan mudah dimengerti oleh
berbagai pihak dalam perusahaan,
terutama pihak-pihak dalam organisasi
yang akan merumuskan strategi
perusahaan (Wahyuni, 2011). Pengertian Balanced Scorecard sendiri jika diterjemahkan bisa bermakna sebagai raport kinerja yang seimbang (balanced). Scorecard adalah kartu yang digunakan
untuk mencatat skor hasil kinerja
seseorang dan/atau suatu kelompok, juga
untuk mencatat skor yang hendak
diwujudkan. Beberapa perusahaan telah mencoba mengimplementasikan konsep ini dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja perusahaan mereka. Konsep ini juga membantu para manajer agar mampu mengukur bagaimana unit bisnis
mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Serta menunjukkan bagaimana perusahaan menyempurnakan prestasi
keuangannya (Amin Wijaya Tunggal,
2002:1).
Penelitian ini akan dilakukan di PT. Bali Pawiwahan yang bergerak dalam bidang retail. Perusahaan ini memiliki beberapa minimarket dan supermarket yang tersebar di wilayah Denpasar,
Badung, dan Gianyar. Di dalam
organisasinya terdapat banyak aktivitas yang diselenggarakan berbagai jenis profesi, baik penjual, pembeli, maupun distributor. Dari sisi manajemen, PT. Bali
Pawiwahan sendiri tentunya selalu
melakukan inovasi-inovasi, khususnya di
dalam membuat kebijakan internal
perusahaan. Salah satunya yang sudah berjalan adalah mengenai aturan hari libur karyawan yang tidak lagi menggunakan hari libur nasional, melainkan hari libur sesuai hari raya agama. Di samping itu,
perusahaan juga harus memiliki
keunggulan dalam persaingan bisnis yang pesat, sehingga PT. Bali Pawiwahan perlu memiliki sistem pengukuran kinerja yang
tepat. Namun, pengukuran kinerja
perusahaan belum dilakukan dengan konsep berbasis Balanced Scorecard, tetapi perusahaan hanya menggunakan
analisis laporan keuangan (rasio
keuangan).
Penelitian terdahulu telah banyak dilakukan oleh peneliti, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wayan Aditya Nugroho (2013) dengan
judul “Analisis Pengukuran Kinerja
Perusahaan dengan Konsep Balance Scorecard (Studi Kasus PT. Wijaya Karya)”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui bukti empiris tentang kinerja organisasi objek penelitian dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard. Sebagian besar dari hasil penelitian menemukan bahwa kinerja pada masing-masing organisasi adalah baik, dan dengan konsep berbasis Balanced Scorecard diharapkan adanya penilaian yang lebih signifikan.
Berdasarkan latar belakang
dalam agar mengetahui bukti empiris analisis kinerja PT. Bali Pawiwahan. Adanya penelitian terdahulu dimana objek yang digunakan adalah pada sektor publik dan perusahaan yang sudah go public
juga mendorong penulis untuk
menganalisis pengukuran kinerja pada perusahaan retail yang berlokasi di daerah Bali. Sehingga penulis bermaksud
melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Kinerja Perusahaan berbasis Balanced Scorecard”.
METODE
Penelitian ini dilakukan di PT. Bali Pawiwahan yang terletak di Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kinerja perusahaan yang dianalisis
dengan menggunakan pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard. Sumber informasi utama yaitu pada bagian
keuangan, karyawan, supplier, dan
pelanggan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan tiga metode, yaitu wawancara, kuesioner, dan observasi.
Pengolahan data yang dilakukan
menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, yaitu mengolah data dengan lebih banyak mengumpulkan data berupa
angka serta menguraikan secara
menyeluruh sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Hasil yang diperoleh merupakan jawaban atas permasalahan yang diteliti yakni tentang analisis kinerja perusahaan berbasis Balanced Scorecard yang dilakukan di PT. Bali Pawiwahan.
Populasi dan Sampling
Objek yang diteliti adalah PT. Bali Pawiwahan. Populasi dalam penelitian ini
adalah orang-orang yang mepunyai
hubungan kompeten dalam bidang yang sedang diteliti, yaitu Bagian Keuangan,
Bagian Kepegawaian, karyawan,
pelanggan, dan supplier PT. Bali
Pawiwahan. Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang mengisi kuesioner dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada, yaitu karyawan, pelanggan, dan supplier. Teknik yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah teknik
pemilihan sampel probabilitas, yaitu
dengan pemilihan sampel acak sederhana
(simple random sampling), yang
memberikan kesempatan yang sama dan bersifat tidak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel (Umar, 2000).
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan metode
studi kasus yang menggambarkan
keadaan sebenarnya dari obyek
penelitian. Studi ini dimaksudkan untuk
memperoleh data-data perusahaan
khususnya hal-hal yang berkaitan dengan penilaian kinerja dengan menggunakan konsep berbasis Balanced Scorecard. Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) Data kualitatif meliputi profil tentang PT. Bali Pawiwahan, struktur organisasi, serta proses bisnis yang telah berjalan dan (2) Data kuantitatif meliputi laporan keuangan
PT. Bali Pawiwahan, data jumlah
karyawan, dan data supplier. Sumber data yang digunakan data primer melalui penyebaran kuesioner kepada karyawan,
pelanggan dan supplier PT. Bali
Pawiwahan, dan data sekunder melalui laporan keuangan tahunan perusahaan selama periode tiga tahun yaitu tahun 2011, 2012, dan 2013, struktur organisasi, kebijakan organisasi yang terkait dengan kinerja perusahaan.
Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan
informasi yang valid dan akurat serta sebagai alat bantu dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: studi pustaka yang diperoleh dari
buku atau literatur-literatur maupun
sumber data lainnya yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti dan juga studi lapangan yang
meliputi wawancara, kuesioner, dan
observasi (Umar, 2000).
Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur variabel dalam rangka mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang akan disebarkan
supplier. Pengujian data dilakukan untuk
mengetahui nilai rata-rata tingkat
kepuasan pelanggan, supplier, dan
karyawan dapat diukur dengan
menggunakan uji analisis faktor. Analisis faktor merupakan salah satu metode
reduksi data yang bertujuan
menyederhanakan sekumpulan data yang saling berkorelasi menjadi kelompok-kelompok variabel lebih kecil (faktor) agar
dapat dianalisis dengan mudah.
Selanjutnya nilai rata-rata tersebut
diberikan skor bobot nilai mengacu pada skala likert.
Analisis Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari data keuangan dan non keuangan. Data nonkeuangan
berupa jawaban responden dari
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan merupakan suatu hal yang terpenting
dalam penelitian ini, karena data
dikumpulkan melalui kuesioner.
Keabsahan dari suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Oleh karena itu, suatu alat pengukur perlu diuji dengan pengujian validitas (tingkat keaslian) dan reliabilitas (tingkat keandalan).
Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran (uji) variable benar-benar mengukur variabel yang ingin
diukur. Pengujian validitas dalam
penelitian eksperimental berbeda dengan pengukuran validitas dalam pengujian
validitas dalam penelitian survei.
Pengukuran ini digunakan untuk
mengukur apakah pertanyaan pada
kuesioner tersebut mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuisioner tersebut. Suatu konstrak atau variabel dikatakan valid jika signifikan terhadap skor total < 0,05.
Uji Reliabilitas
Keandalan (reliability) suatu
pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalan instrument. Dengan kata lain,
keandalan menunjukkan konsistensi dan stabilitas instrumen dalam melakukan
pengukuran terhadap konsep.
Pengukuran ini digunakan untuk
mengukur keandalan suatu kuesioner.
Deskriptif Kuantitatif
Merupakan metode ilmiah untuk
pencapaian validitas yang tinggi
reabilitasnya dan mempunyai peluang
kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat
kuantitatif memberi bobot (rating),
peringkat (rangking), atau skor (Mulyana, 2005). Metode ini digunakan untuk pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio-rasio keuangan perusahaan. seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profit margin, rasio profitabilitas dan rasio
aktivitas, digunakan untuk meneliti
perspektif keuangan. Serta untuk
pengukuran kinerja kepuasan pelanggan
(KP), kepuasan pemasok barang
(supplier) (KS) dan kepuasan karyawan (KK). Berikut formulasi untuk masing-masing rasio dan analisis kepuasan pelanggan, supplier, dan karyawan.
Aktiva Lancar CR = Kewajiban Lancar (1) Total Kewajiban DR = x 100% Total Aktiva (2)
Net Operating Income OPM = Net Sales (3) Laba Bersih NPM = x 100% Penjualan (4) Laba Bersih ROA = x 100% Total Aktiva (5) Penjualan TATO= Total Aktiva (6) Jml tnya x Skor x 100% Kepuasan = Total Bobot (7)
Deskriptif Kualitatif
Metode yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku secara umum
atau generalisasi (Sugiyono, 2009).
Metode kualitatif ini digunakan untuk pengukuran kinerja proses bisnis internal.
Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel adalah
sebuah konsep yang mempunyai
penjabaran dari variabel yang diterapkan dalam suatu penelitian dan dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang ingin diteliti secara jelas dapat diterapkan indikatornya, artinya data yang diambil adalah data yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan pada
perusahaan yang diteliti. Operasional variabel dalam penelitian ini meliputi variabel yang berkaitan dengan balanced scorecard. Menurut Kaplan dan Norton
(1992) balanced scorecard meliputi
ukuran keuangan dan non keuangan, yang terdiri atas:
Perspektif Keuangan
Mengukur kinerja perusahaan pada
sisi financial dan keuangan.
Pengukurannya dapat dilihat dari siklus hidup bisnis perusahaan dan dengan menggunakan skala rasio.
Perspektif Pelanggan
Mengukur kinerja perusahaan pada
sisi pelanggan. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan pelanggan yaitu pertama, pangsa pasar dengan mengukur besarnya pangsa pasar atau proporsi segmen pasar yang dikuasai perusahaan. Kedua, tingkat kepuasan pelanggan yang diukur dengan menggunakan skala likert.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Mengukur bagaimana efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan produk dan jasa. Pengukurannya dilihat dari: Pertama, inovasi yang merupakan
kreatifitas perusahaan dalam
mengembangkan produk atau jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kedua, operasi yang merupakan proses menghasilkan dan menyampaikan produk atau jasa kepada pelanggan.
Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Mengukur kinerja perusahaan dari sisi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan. Pengukurannya dilihat dari: pertama, tingkat pendidikan dan pelatihan pegawai. Pengukurannya dengan menerangkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.
Kedua, sistem informasi dengan
menerangkan sistem informasi yang ada di perusahaan. Ketiga, motivasi karyawan, dengan menerangkan motivasi karyawan terhadap perusahaan. Keempat, tingkat
kepuasan karyawan, dengan
menggunakan skala likert.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis kinerja perusahaan PT. Bali Pawiwahan berbasis Balanced Scorecard.
Hasil Analisis Kinerja Perspektif
Keuangan
Hasil analisis perspektif keuangan PT. Bali Pawiwahan setelah dianalisis dengan rasio keuangan (Current Ratio, Debt Ratio, OPM, NPM, ROA, dan TATO) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Analisis Kinerja Perspektif Keuangan
Rasio Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Current Ratio 2,88 2,53 2,31
Debt Ratio 38% 46% 47%
Operating Profit Margin 0,14 0,15 0,16
Net Profit Margin 12,8% 13,5% 14,4%
Return On Asset 43,8% 46,9% 50,9%
Total Asset Turnover 3,42 3,46 3,53
Hasil Analisis Kinerja Perspektif Pelanggan
Analisis kinerja perspektif
pelanggan diukur dengan menganalisis atribut produk dan jasa, citra (image)
perusahaan, sertahubungan dengan
pelanggan/supplier. Hasil analisis kinerja
perspektif pelanggan dan supplier dengan menggunakan kuesioner yang disebar kepada 100 responden pelanggan dan 37 responden supplier dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Hasil Analisis Kinerja Perspektif Pelanggan
Pendapat Rsp Nilai Jml Jawaban
Rsp
Tabel Nilai Bobot Nilai
Sangat Puas 5 255 1.275 26,7%
Puas 4 673 2.692 56,4%
Cukup Puas 3 261 783 16,4%
Kurang Puas 2 11 22 0,5%
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0%
Jumlah 1.200 4.772 100%
Sumber: data diolah
Tabel 3. Hasil Analisis Kinerja Perspektif Pelanggan (Supplier)
Pendapat Rsp Nilai Jml Jawaban
Rsp
Tabel Nilai Bobot Nilai
Sangat Puas 5 87 435 42,7%
Puas 4 88 352 34,6%
Cukup Puas 3 64 192 18,9%
Kurang Puas 2 19 38 3,7%
Sangat Tidak Puas 1 1 1 0,1%
Jumlah 259 1.018 100%
Sumber: data diolah
Hasil Analisis Perspektif Proses Bisnis Internal
Proses bisnis internal dibagi
menjadai tiga, yaitu: inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Penjelasan dari ketiga
proses tersebut, dijelaskan sebagai
berikut:
1. Proses Inovasi. Dalam proses ini, yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mengikuti trend barang yang sedang/banyak diminati oleh para pelanggan ataupun mencari
barang-barang yang memiliki prospek
penjualan yang memuaskan. Inovasi yang paling menonjol dan mungkin jarang ada pada pesaing (khususnya di Bali) adalah pelayanan delivery order (pesan antar barang) yang diterapkan pada beberapa Coco Mart dan Coco Supermarket. Di samping itu, di Coco Mart maupun Coco Supermarket sering diadakan bazzar dan juga undian
berhadiah yang dilakukan setiap tahun untuk memberikan apresiasi kepada pelanggan setia.
2. Proses Operasi. Perusahaan
menerapkan konsep Tri Hita Karana
untuk menyeimbangkan proses
operasional dalam perusahaan. Dalam hubungan dengan Tuhan (Parhyangan)
diadakan persembahyangan rutin
(sehari-hari) dan saat hari raya pada
setiap Coco Mart dan Coco
Supermarket. Di samping itu, adapula upacara melaspas saat pembukaan (opening) toko atau supermarket yang baru. Untuk hubungan manusia dengan
manusia (Pawongan), perusahaan
memastikan adanya hubungan yang
baik antara karyawan dengan
pelanggan. Untuk hubungan dengan lingkungan (Palemahan), perusahaan
memastikan kebersihan lingkungan
atau pada hari tertentu diadakan kerja bakti pada area toko dan supermarket. 3. Layanan Purna Jual. Dalam proses ini
perusahan melakukan layanan purna jual untuk tetap menjaga hubungan dengan para pelanggannya. Ini terlihat dari strategi perusahaan yang memiliki kebijakan kepada pelanggan bahwa jika ada barang yang dibeli pelanggan dalam kondisi tidak baik maka bisa
dikembalikan dengan bukti struk
belanja.
Hasil Analisis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Pada perspektif ini yang dijadikan
ukuran adalah kepuasan karyawan
perusahaan yang diukur dari kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi,
serta motivasi, pemberdayaan, dan
keselarasan. Hasil analisis kinerja
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan penyebaran kuesioner kepada 100 responden karyawan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Hasil Analisis Kinerja Perspektif Pemebelajaran dan Pertumbuhan
Pendapat Rsp Nilai Jml Jawaban
Rsp
Tabel Nilai Bobot Nilai
Sangat Puas 5 146 730 15,1%
Puas 4 653 2.612 54,2%
Cukup Puas 3 480 1.440 29,9%
Kurang Puas 2 19 38 0,7%
Sangat Tidak Puas 1 2 2 0,1%
Jumlah 1.300 4.822 100%
Sumber: data diolah
PEMBAHASAN
Selama ini perusahaan PT. Bali
Pawiwahan belum menggunakan
Balanced Scorecard sebagai alat analisis dalam pengukuran kinerjanya, hanya melihat dari perkembangan keuangan
saja. Setelah dianalisis dengan
menggunakan Balanced Scorecard
ditemukan bahwa kinerja perusahaan sudah baik. Dilihat dari segi perspektif
keuangan menunjukkan adanya
penurunan pada rasio likuiditas yang menunjukkan jumlah dana tunai yang dimiliki PT. Bali Pawiwahan tidak mampu
untuk membiayai kewajiban setiap
tahunnya. Namun, karena Current Ratio menunjukkan nilai dengan perbandingan 2:1 (200%), maka nilai tersebut dianggap sudah baik. Sedangkan pada rasio solvabilitas terlihat adanya peningkatan yang menunjukkan semakin tingginya
kewajiban harus dibayarkan oleh
perusahaan. Namun peningkatan tersebut juga dibarengi dengan semakin tingginya
total aktiva yang dimiliki perusahaan, maka nilai dala rasio solvabilitas masih dianggap stabil sehingga perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dalam waktu jangka pendek. Begitu pula analisis dengan rasio profit margin terlihat adanya
peningkatan yang berarti bahwa
perusahaan memiliki kemampuan dalam
menghasilkan laba. Untuk rasio
profitabilitas, dengan menggunakan dua formulasi menunjukkan peningkatan yang berarti perusahaan mampu mengelola biaya operasi dengan baik dan keefektifan perusahaan dalam memakai sumber daya totalnya. Analisis dengan rasio aktivitas
juga terlihat adanya peningkatan,
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam penjualan lebih besar dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki. Hal tersebut tidak terlepas dari perspektif yang lain. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan pelanggan dan supplier yang menunjukan nilai positif dan signifikan. Berdasarkan data jawaban
kuesioner, hasil analisis pada perspektif pelanggan menunjukkan angka 56,4% pelanggan merasa puas dan 42,7% supplier merasa sangat puas. Pada perspektif proses bisnis internal juga menunjukkan hasil yang senada, dimana perusahaan benar-benar memperhatikan
kepuasan pelanggan dan karyawan
dengan proses inovasi, operasi, dan
layanan purna jual. Tidak kalah
pentingnya dengan perspektif yang lain, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Hasil analisis pada perspektif ini menunjukkan angka 54,2% karyawan merasa puas.
Pada tahap perkembangannya
Balanced Scorecard dimanfaatkan untuk setiap tahap sistem manejemen strategik, sejak tahap perumusan strategi sampai tahap implementasi dan pemantauan
(Mulyadi, 2001). Dalam tahap
implementasi, pelaksanaan rencana
dipantau dengan konsep berbasis
Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja eksekutif dalam empat perspektif,
yakni: keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pada tahap pemantauan, hasil pengukuran kinerja berdasarkan konsep berbasis Balanced Scorecard dikomunikasikan kepada eksekutif untuk memberikan umpan balik (feedback) tentang kinerja mereka, sehingga mereka
dapat mengambil keputusan atas
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka.
Empat perspektif tersebut
mempunyai hubungan yang saling terikat antara satu dengan yang lainnya yang penjabarannya merupakan suatu strategik objectives yang menyeluruh dan saling berhubungan. Hal tersebut dimulai dari
perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan, dimana perusahaan
mempunyai suatu strategi untuk
meningkatkan produktivitas dan komitmen
karyawan. Sebagai akibat dari
peningkatan produktivitas dan komitmen dari karyawan akan meningkat pula kualitas proses layanan pelanggan dan
proses layanan pelanggan akan
terintegrasi. Dengan demikian
kepercayaan pelanggan dan kepuasan pelanggan akan meningkat pula yang terlihat dari perspektif pelanggan, dan pada akhirnya akan berpengaruh pada perspektif keuangan yang ditunjukkan
dengan peningkatan pendapatan
penjualan, peningkatan cost effectiveness, dan peningkatan return. Jadi dari masing-masing perspektif memiliki peran dan hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perspektif keuangan sangat dipengaruhi oleh tiga perspektif lainya yaitu pelanggan, proses bisnis
internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Berawal dari meningkatnya
komitmen dan produktivitas dalam
perusahaan yang akan meningkatkan kualitas proses layanan pelanggan dan
pada akhirnya akan menciptakan
kepercayaan terhadap pelanggan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis kinerja
perusahaan berbasis Balanced
Scorecard, maka dapat disimpulakan sebagai berikut:
1. Perspektif keuangan menunjukkan
kadar indikator dari masing-masing rasio merupakan sinyal positif pada laporan keuangan yang menunjukkan kinerja perspektif keuangan dalam perusahaan terlihat baik. Hal ini
disebabkan langkah-langkah yang
diambil perusahaan berhasil dijalankan sehingga menghasilkan output yang
maksimal serta memberikan
kelangsungan hidup yang baik bagi perusahaan.
2. Perspektif pelanggan. Berdasarkan
hasil survey pada 100 pelanggan dan 37 supplier dapat diketahui bahwa secara umum sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat
pelanggan dan supplier yang menunjukkan nilai yang positif dan signifikan. Kepuasan pelanggan ini menunjukkan bahwa visi manajemen
tersampaikan dengan baik ke
pelanggan, sehingga tentu hal ini akan
berdampak baik pada perspektif
keuangan.
3. Perspektif proses bisnis internal. Dapat dilihat dari proses inovasi, proses operasi, dan layanan purna jual yang telah dilakukan. Kinerja pada perspektif ini perlu dilakukan pengembangan
secara terus menerus. Dengan
demikian semakin banyak pelanggan yang akan meningkatkan persentase
pelanggan baru dan akan
meningkatkan pendapatan. Secara
tidak langsung hal tersebut akan
berdampak baik pada perpektif
keuangan dan perspektif pelanggan.
4. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Berdasarkan hasil
survey pada 100 karyawan dapat diketahui bahwa secara umum sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini
dapat dilihat dari jawaban atau
tanggapan karyawan yang
menunjukkan nilai yang positif dan
signifikan. Namun, untuk
memaksimalkan kinerja karyawan,
perusahaan perlu melakukan
optimalisasi kepuasan kerja karyawan dengan memperbaiki sistem pemberian gaji agar karyawan semakin termotivasi untuk bekerja dan terus menghasilkan produktifitas bagi perusahaan yang tentu mempengaruhi perspektif lainnya. Saran yang dapat diberikan pada peneliti selanjutnya yaitu:
1. Bagi perusahaan hendaknya lebih memperhatikan asset dan kewajiban pada laporan keuangan karena terjadi penurunan pada rasio likuiditas dan peningkatan pada rasio solvabilitas. Di samping itu, pihak manajemen juga
harus memperhatikan biaya-biaya
dalam perusahaan, seperti dana
melaspas disarankan agar diakui sebagai biaya periode pada saat terjadinya upacara melaspas.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat dapat menambah jangka waktu pengamatan, menambah jenis rasio yang digunakan
dalam mengukur kinerja perspektif
keuangan serta perlu dilakukan
penelitian dengan jumlah responden yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, R. N. dan V. Govindarajan.
2005. Sistem Pengendalian
Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Atmadja, Ananta Wikrama Tungga, dkk.
2013. Akuntansi Manajemen
Sektor Publik. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Dr. Nur Indriantoro, M.Sc., Akuntan, Drs.
Bambang Supomo, M.Si.
Akuntan. 2002. Metodologi
Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Gazperz, Vincent. 2002. Sistem
Pengukuran Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Pemerintah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ghozali, I. 2002. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Indriantoro, N. dan Supomo, B.
Metodologi Penelitian Bisnis. 2002. Edisi satu. Yogyakarta: BPFE.
Kaplan, Robert S and David P Norton.
1996. Balanced Scorecard:
Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga.
---. 2000. Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Aksi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kotler, Philip. 2003. Marketing
Management, Eleventh Edition. New Jersey: Person Education, Inc.
Kusumastuti, Tri. 2006. Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard. Makalah Akhir Semester Ilmu Manajemen Strategi Program Pasca Sarjana STIE Ungu, Jakarta.
Mahendra, Made. 2013. Penerapan
Balanced Scorecard sebagai Tolok Ukur Pengukuran Kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng. Skripsi
Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Moh. Nazir. 1998. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
---. 2005. Alternatif Pemacuan Kinerja Personel dengan Pengelolaan
Kinerja Terpadu Berbasis
Balanced Scorecard. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.20, No.3. 1-18.
---. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi dan J. Setyawan. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan. edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyana, Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Rosgandika. 2005. Metodologi Penelitian. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Munawir. 1995. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Keempat
Cetakan Kelima, Yogyakarta:
Liberty Jogya.
Nugroho, Wayan Aditya. 2013. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Konsep Balance Scorecard (Studi Kasus PT. Wijaya Karya). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi
Penelitian untuk Bisnis, Jilid 2. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Supriadi, Ida Bagus Putu Ery. 2014. Analisis Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Organizational Citizenship Behavior dan Good Governance terhadap Kinerja Organisasi berdasarkan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja.
Umar, Husein. 2000. Metodologi
Penelitian. Cetakan Pertama.
Jakarta: Gramedia Pustaka
Umum.
---. 2002. Metode Riset Bisnis. Cetakan
Pertama. Jakarta: Gramedia
Pustaka Umum.
Wahyuni, Sri. 2011. Analisis Balanced Scorecard sebagai alat Pengukuran kinerja pada PT. Semen Bosowa Maros. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hassanudin.
Wijaya, Tunggal Amin. 2002. Memahami Konsep Balanced Scorecard.
Cetakan kedua, Jakarta:
Yasa, Gede Menari. 2013. Pengukuran Kinerja dengan Konsep Balanced Scorecard pada Rumah Sakit Umum Parama Sidhi Singaraja (dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja.
Yuwono, Sony, Sukarno, Edy dan Ichsan ,
Muhammad. 2002. Petunjuk
Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi.
Cetakan Keempat. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Zudia, Meirdania. 2010. Analisis
Penilaian Kinerja Organisasi dengan Menggunakan Konsep Balanced Scorecard pada PT. Bank Jateng Semarang. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.