• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerimaan Pajak Restoran dan Pajak Hotel Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Asli Daerah Kota Surakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Penerimaan Pajak Restoran dan Pajak Hotel Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Asli Daerah Kota Surakarta)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK RESTORAN DAN

PAJAK HOTEL SEBAGAI SUMBER

PENDAPATAN ASLI DAERAH

(Studi Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Asli Daerah Kota Surakarta)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

DESTARIKA ISNAANI LATIFAH SETYO BUDI

B 200130324

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA

2017

(2)
(3)
(4)
(5)

1

ANALISI PENERIMAAN PAJAK RESTORAN DAN PAJAK

HOTEL SEBAGAI SUMBERPENDAPATAN ASLI DAERAH

(Studi Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Asli Daerah Kota Surakarta)

Abstrak

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah sumber pendapatan daerah yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah yang terpisah, dan lain-lain. Pajak Restoran dan Pajak Hotel adalah komponen pajak daerah. Restoran dan Hotel merupakan sektor potensial bagi peningkatan pendapatan asli daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi, tingkat pertumbuhan dan efektivitas pajak restoran dan hotel terhadap pajak daerah dan Pendapatan Asli Daerah. Diharapkan penelitian ini akan memberi manfaat dan masukan bagi pemerintah daerah Kota Surakarta, terutama kepada Dinas Pendapatan Daerah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data timeseriuraesdari Pemerintah Kota Surakarta yang diambil antara tahun 2013-2015. Sedangkan Penelitian disini adalah penelitian deskriptif dan menggunakan data berupa data sekunder. Data diperoleh dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kekayaan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Surakarta serta data-data pendukung lainnya diambil dari berbagai instansi yang terkait.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajak restoran dan hotel di Surakarta memiliki potensi yang cukup besar dibandingkan dengan jenis pajak lainnya. Hal ini konsisten dengan tujuan penelitian yaitu menganalisis dan menjelaskan kontribusi, efektivitas dan tingkat pertumbuhan pajak restoran dan hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah.Rata-rata tingkat kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah 6,45% dan tingkat kontribusi pajak hotel adalah 6,17%. Perhitungan Laju Pertumbuhan pajak restoransebesar 19,27% di tahun 2014 dan 12,39 di tahun 2015, untuk pajak hotel sebesar 6,85% di tahun dan -11,60% di tahun 2015.Rata-rata tingkat Efektivitas pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah 117, 37% dan tingkat kontribusi pajak hotel adalah 102,09% .

Kata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Kontribusi, Laju Pertumbuhan, Efektivitas

Abstract

The Local Genuine Income (PAD) is a source of local income which may consist of local tax, local retribution, separated local wealth management, and others. Restaurant Tax and Hotel Tax are local tax components. Restaurant and Hotel are a potential sector for the improvement of local revenue. The objective of research is to understand the contribution, growth rates and effectiveness of restaurant and hotel taxes to local tax and Local Genuine Income. It is expected that research will provide benefit and input for the local government of Surakarta City, especially to the Official of Local Income. The data used in this study is time seriesfrom thedistrict government Surakarta takenbetween 2013 until 2015. While research is descriptive reserch and here is the analysis of secondary data. Data

(6)

2

obtained fromthe Depatement of Revenue, Financial Management, and Assets (DPPKAD) Surakarta and other supporting data are taken from various agencies associated with this resetch. The Result of research indicates that restaurant and hotel taxes in Surakarta have quite great potential compared to other tax types. It is consistent to research objective which is to analyze and to explain the contribution, effectiveness and growth rates of restaurant and hotel taxes to Local Genuine Income. The average contribution rate of restaurant tax to Local Genuine Income is 6,45% and contribution rate of hotel tax is 6,17%. Calculation of the growth rate of restaurant tax in 2014 at 19,27% and in 2015 at 12,39%, and for hotel tax growth rateat 2014 at 6,85% and in 2015 at -11,60%.The average effectiveness rate of restaurant tax to Local Genuine Income is 117,37% and contribution rate of hotel tax is 102,09% .

Key Words :Locak Taks, Contribution, Growth Rate, And Effectiveness

1. PENDAHULUAN

Negara Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik yang menggunakan asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintah. Undang-undang tentang penyelenggaraan pemerintahan telah diperbarui dari yang sebelumnya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 menjadi Undang-Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Pergantian tersebut dikarenakan peraturan tersebut sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan Otonomi Daerah.

Penyelenggara negara dalam hal ini pemerintah pusat menerapkan disentralisasi untuk penyelenggaraan negara karena disentralisasi dianggap bisa mengurangi beban Anggara Pengeluaran Belanja Negara (APBN) yang di tujukan untuk daerah. Disentralisasi menurut Undang-undang No.32 tahun 2004 diartikan sebagai pelimpahak wewenang pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan yang dimaksud Daerah Otonom yang selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

(7)

3

berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber-sumber daya nasional yang memberikankesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah (Pratama, SaifidanZahro,2016). Otonomi daerah menghendaki daerah yang berkreasi dalam mencapai sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan(Memah EW, 2013). Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, setiap daerah yang ada di Indonesia dituntut untuk selalu berupaya meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah (Putri , Kumadji dan Darono: 2014).

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 yang di gantikan oleh Undang-undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pendapatan Asli Daerah bertujuan untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. Dalam undang-undang tersebut berisi sumber-sumber penerimaan daerah yang nantinya digunakan untuk membiayai kebutuhan rumah tangga pemerintahan. Pendapatan Asli Daerah Merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Daerah. Pendapatan Asli Daerah sendiri bersumber dari: (1) Pajak Daerah, (2) Retribusi Daerah, (3) Hasil Pengelolaan kekayaan Daerah yang di pisah, (4) Lain-lain PAD yang sah.

Banyaknya wisatawan yang datang ke Kota Surakarta membuat kebutuhan akan tempat tinggal dan makanan meningkat. Hal ini berdampak meningkatnya bisnis restoran dan hotel. Hal ini dimanfaatkan oleh Pemerintah kota Surakarta untuk memungut pajak dari dua sektor yaitu Pajak Restoran dan Pajak Hotel. Dari Tabel 1.1 yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Aset Daerah Kota Surakarta menunjukan bahwa setiap tahun angka

(8)

4

pajak yang di terima oleh pemerintah daerah dari sektor Pajak Restoran dan Pajak Hotel selalu mengalami peningkatan. Pesatnya jumlah Restoran dan Hotel akan berpengaruh pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Kota Surakarta memiliki peluang untuk mendapatkan penerimaan pajak restoran yang optimal jika mampu memaksimalkan potensi yang ada di daerah.

Tabel 1

Ralisasi Penerimaan Pajak Restoran dan Pajak Hotel Kota Surakarta Tahun Anggaran 2013-2015

Tahun Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Realisasi Penerimaan Pajak Hotel 2013 18.432.246.926 20.423.582.592 2014 21.972.680.909 21.823.252.020 2015 24.696.017.859 19.290.768.713

Sumber: Badan Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Aset Daerah Kota Surakarta

Penelitian ini menduplikasi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putri R, Kumadji S dan Darono A dengan Judul “ Analisis Penerimaa Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kora Malang). Perbedaan dari penelitain diatas adalah (1) tidak dipakainya variabel Pajak Hiburan pada penelitian ini (2) tahun pajak yaitu tahun 2013-2015 (3) letak penelitian yaitu pada Pemerintah Kota Surakarta yang diwakili olehDinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPKA) Kota Surakarta.

2. METODE PENELITIAN 2.1Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah diDinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Kota Surakarta. Data yang diambil adalah Laporan Anggaran Pajak Hotel dan Pajak Restoran serta Laporan Realisasi Pajak Hotel dan Pajak Restoran.

(9)

5

2.2Pendekatan Penelitian dan Dalam penelitian kali ini pendekatan penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Metode Deskriptif adalah metode dimana peneliti akan mendeskripsikan, menggambarkan, serta melukiskan penemuan yang terjadi dari penelitian yang dilakukan. Sedangkan metode Kualitataif digunakan untuk mengklasifikasina, membandingkan dan menghitung dengan menggunakan rumus-rumus yang relevan data-data yang berupa angka. Data tersebuat dapat mengenai Target dan Realisasi Pajak Restoran dan Pajak Hotel. Setelah itu akan dibandingkan antara Potensi, Prosentase Laju

2.3Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder dengan jenis data time series. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen yang sudah ada atau data yang diperoleh dari data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Jenis Data Time Series adalah data yang diperoleh dari rentetan waktu-kewaktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian atau kegiatan dalam waktu tertentu. Data tersebut berupa Laporan Targer dan Realisasi Pajak Restoran dan Pajak Hotel yang di peroleh Dari Dinas Penerimaan dan Pengelolaan Aset Daerah Kota Surakarta tahun 2013-2015.

2.4Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan studi pustaka.Teknik pengumpulam data menggunakan teknik dokumentasi adalah yaitu teknik pengumpulan data dengan cara kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian (Putri, Kumadji dan Darono:2014). Sedangkan Study Pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelaahan

(10)

6

terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah (Memah: 2013).

2.5Definisi Operasional

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan Asli Daerah nerupakan pendapatan daerah yang berasal dari pemanfaatan potensi yang dimili daerah.

2. Pajak Restoran adalah pajak yang dipungut atas pelayanan restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.

3. Pajak Hotel adalah Pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh Hotel. Hotel yaitu fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnyadengan pungutan bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisaya, wisma pariwisata, gubuk persinggahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar sama atau lebih dari 10 (sepuluh).

4. Kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya dan kerugian tertentu yang ditanggung bersama 5. Laju Pertumbuhan adalah indikasi untuk mengukur seberapa besar

kemampuan pemerintah daerah guna mempertahankan keberhasilan atau bahkan meningkatkannya ditahun selanjutnya

6. Efektifitas adalah imbalan antara pendapatan yang sebenarnya terhadap pendapatan potensial dari suatu pajak dengan anggapan bahwa yang seharusnya dibayarkan benar-benar memenuhi kewajibannya.

(11)

7 2.6Metode Analisis Data

Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Analisis Deskriptif dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Kontribusi

Menurut (Halim,2004) cara untuk menghitung tingkat Kontribusi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan

Ps = Kontribusi penerimaan Pajak Terhadap Pendapatan Asli Daerah Xn = Jumlah realisasi penerimaan Pajak Hotel/ Restoran (rupiah) Xn = Jumlah Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (rupiah) N = Tahun periode tertentu

(Halim,2004)

2. Laju Pertumbuhan

Rumus untuk melihat seberapa besar persentase laju pertumbuhan Pajak Restoran dan Pajak Hotel adalah sebagai berikut(Halim,2007):

Keterangan

Gx = Laju Petumbuhan Pajak Pertahun Xt = Realisasi Pajak Tahun Tertentu

X (t-1) = Realisasi Pajak Tahun Sebelumnya

3. Efektifitas

Rumus untuk melihat tingkat Efektivitas Pajak Restoran dan Pajak Hotel adalah sebagai berikut (Halim, 2004):

(12)

8 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Kontribusi

3.1.1 Kontribusi Pajak Restoran

Analisis Penerimaan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah dilakukan untuk melihat seberapa besar Pajak Restoran berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Adapun Rumus yang di gunakan adalah sebagai berikut (Halim,2004) :

Kontribusi Pajak Restoran= Tabel 2

Kontribusi Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli DaerahKota SurakartaTahun 2013-2015 Tahun Realisasi Penerimaan Pajak Restoran (Rp) Pendapatan Asli Daerah (Rp) Kontribusi (%) 2013 18.423.246.926,00 298.400.846.632,00 6,17 2014 21.972.680.909,00 335.660.206.640,82 6,55 2015 24.696.017.859,00 372.798.426.790,07 6,62 Rata-rata 21.697.315.231,33 335.619.826.687,63 6,45 Sumber : DPPKA Kota Surakarta, diolah

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa kontribusi Pajak Restotan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Pada tahun 2013 menunjukan tingkat Kontribusi Pajak Restoran sebesar 6,17%. Pada tahun 2014 tingkat kontribusi Pajak Restoran sebesar 6,55%. Pada Tahun 2015 tingkat Kontribusi Pajak Restoran sebesar 6,62%. Pada tahun 2013 - 2015 di dapatkan rata-rata prosentase Kontribusi Pajak Restoran Sebesar 6,45%, hal ini terjadi karena meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kora Surakarta baik dari wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik sehingga kebutuhan akan makanan meningkat. Meningkatnya kebutuhan akan makanan mengakibatkan meningkatkan pula pendapatan dari sektor

(13)

9

Pajak Restoran sehingga kontribusi Pajak Restoran mengalami peningkatan.

3.1.2 Kontribusi Pajak Hotel.

Analisis Penerimaan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah dilakukan untuk melihat seberapa besar Pajak Hotel berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Adapun Rumus yang di gunakan adalah sebagai berikut (Halim,2004) :

Kontribusi Pajak Hotel = Tabel 3

Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2013-2015

Tahun Realisasi Penerimaan Pajak Restoran (Rp) Pendapatan Asli Daerah (Rp) Kontribusi (%) 2013 20.423.582.592,00 298.400.846.632,00 6,84 2014 21.823.252.020,00 335.660.206.640,82 6,50 2015 19.290.768.713,00 372.798.426.790,07 5,17 Rata-rata 20.512.534.441,67 335.619.826.687,63 6,17

Sumber: DPPKA Kota Surakarta, diolah

Berdasarkan Tabel 3 dapat dapat dilihat bahwa kontribusi Pajak Hotel dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 menunjukan tingkat Kontribusi Pajak Restoran sebesar 6,84%. Pada tahun 2014 tingkat kontribusi Pajak Restoran sebesar 6,50%. Pada Tahun 2015 tingkat Kontribusi Pajak Restoran sebesar 5,17%. Pada tahun 2013 - 2015 di dapatkan rata-rata Penerimaan Realisasi Pajak Hotel Sebesar 6,45%. Hal ini dikarenakan penurunan tingkat hunian hoteh oleh wisatawan yang berkunjung ke Kota Surakarta sehingga penerimaan dari Sektor Pajak Hotel mengalami fluktuasi.

(14)

10 3.2 Analisis Laju Pertumbuhan

3.2.1 Laju Pertumbuhan Pajak Restoran

Analaisis Laju Pertumbuhan digunakan untuk melihat besarnya laju pertumbuhan Pajak Restoran dalam kaitannya dengan Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Rumus yang di gunakan dalam menghitung Laju Pertumbuhan Kota Surakarta adalah sebagai berikut (Halim,2014) : Laju Pertumbuhan Pajak Restoran =

Tabel 4

Laju Pertumbuhan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta

Tahun Realisasi Pajak Restoran (Xt) Realisasi Pajak Restoran Tahun Sebelumnya X(t-1) Laju Pertumbuhan (Gx) 2013 18.423.246.926 - - 2014 21.972.680.909 18.423.246.926 19,27% 2015 24.696.017.859 21.972.680.909 12,39% Rata-rata 15,83%

Sumber : DPPKA Kota Surakarta, diolah

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa Laju Pertumbuhan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta pada tahun 2013-2015 mengalami penurunan, tetapi bebanding terbalik dengan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran yang setiap tahun mengalami peningkatan. Laju Pertumbuhan Tertinggi Pada tahun 2014 dan terendah di tahun 2015. Pada tahun 2013 menuju tahun 2014 Laju Pertumbuhan Pajak Restoran sebesar 19,27%. Sedangkan laju Pertumbuhan tahun 2014 menuju 2015 sebesar 12,39%. Rata-rata Laju Pertumbuhan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerak Kota Surakarta adalah sebesar 15,83%, hal ini terjadi karena Realisasi penerimaan Pajak

(15)

11

Restoran selalu mengalami peningkatan sehingga laju pertumbuhannya juga meningkat.

3.2.2 Laju Pertumbuhan Pajak Hotel

Analaisis Laju Pertumbuhan digunakan untuk melihat besarnya laju pertumbuhan Pajak Hotel dalam kaitannya dengan Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Rumus yang di gunakan dalam menghitung Laju Pertumbuhan Pajak Hotel di Kota Surakarta adalah sebagai berikut (Halim, 2014) :

Laju Pertumbuhan Pajak Restoran

Tabel 5

Laju Pertumbuhan Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun Realisasi Pajak Hotel

(Xt) Realisasi Pajak Hotel Tahun Sebelumnya X(t-1) Laju Pertumbuhan (Gx) 2013 20.423.582.592 - - 2014 21.823.252.020 20.423.582.592 6,85% 2015 19.290.768.713 21.823.252.020 -11,60%

Sumber : DPPKA Kota Surakarta, diolah

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa Laju Pertumbuhan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta pada tahun 2013-2015 mengalami penurunan, tetapi untuk Realisasi Penerimaan Pajak Restoran mengalami pertumbuhan yang Fluktuatif. Pada tahun 2013 menuju tahun 2014 Laju Pertumbuhan Pajak Restoran adalah 6,85%. Sedangkan laju Pertumbuhan tahun 2014 menuju 2015 adalah

-11,60%. Penurunan penerimaan Pajak Hotel untuk tahun 2015 mengalami penurunan dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:

(16)

12

1. Pada tahun 2015 ada kebijakan dari Mentri Pemberdayaan dan Aparatur Negara dimana Kegiatan pemerintahan tidak boleh diselenggarakan di hotel sehingga mengganggu omset dari pada pajak hotel.

2. Tingkat Pariwisata pada tahun 2015 mengalami penurunan, yaitu menurunnya kunjungan wisatawan lokal ataupun wisatawan manca negara ke kota Surakarta .

3.3 Analisis Efektivitas

3.3.1 Efektivitas Pajak Restoran

Analisis ini digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian penerimaan Pajak Restoran dengan Target Pajak Restoran yang ditetapkan. Caranya adalah dengna cara membandingkan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran dengan Target Penerimaan Pajak Restoran.

Formula dalam Menghitung Efektifitas Penerimaan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta adalah sebagai berikut, (Halim, 2004: 158):

Efektifitas = Tabel 6

Efektifitas Pemungutan Pajak Restoran Kota Surakarta tahun 2013-2015 Tahun Realisasi Pajak

Restoran (Rp)

Target Penerimaan

Pajak Restoran (Rp) Efektifitas 2013 18.423.245.926 15.510.000.000 118,78% 2014 21.972.680.909 18.260.155.000 120,33% 2015 24.696.017.859 21.856.031.000 112,99% Rata-rata 21.697.314.898 18.542.062.000 117,37%

Sumber: DPPKA Kota Surakarta, diolah

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa tingkat efektifitas Pajak Restoran di setiap tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 mengalami

(17)

13

tingkat efektifitas 118,78%, pada tahun 2014 mengalami tingkat efektifitas tertingggi yaitu 120,33%, sedangkan 2015 mengalami tingkat efektifitas terendah yaitu 112,99%. Rata-rata tingkat efektifitas Pajak Restoran dari tahun 2013-2015 sebesar 117,37% , hal ini menunjukan bahwa dalam pemungutannya pemerintah kota surakarta terbukti efektif karena di setiap tahunnya target selalu tercapai bahkan melebihi target yang ditentukan.

3.3.2 Efektivitas Pajak Hotel

Analisis ini digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian penerimaan pendapatan Pajak Hotel dengan Target Pajak Hotel yang ditetapkan. Caranya adalah dengna cara membandingkan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel dengan Target Penerimaan Pajak Hotel. Rumus dalam Menghitung Efektifitas Penerimaan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

Efektifitas =

(Halim, 2004: 158)

Tabel 4.15

Efektifitas Pemungutan Pajak Hotel Kota Surakarta tahun 2013-2015 Tahun Realisasi Pajak

Hotel (Rp) Target Penerimaan Pajak Hotel (Rp) Efektifitas 2013 20.423.582.592 18.250.000.000 111,91% 2014 21.823.252.020 19.857.000.000 109,90% 2015 19.290.768.713 22.840.597.000 84,46% Rata-rata 20.512.534.442 20.315.865.667 102,09%

Sumber: DPPKA Kota Surakarta, diolah

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa tingkat efektifitas Pajak Restoran dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 mengalami

(18)

14

tingkat efektifitas tertinggi yaitu 111,91%, pada tahun 2014 mengalami tingkat efektifitas 109,90%, sedangkan 2015 mengalami tingkat efektifitas terendah yaitu 84,46%. Rata-rata keseluruhan tingkat efektifitas Pajak Restoran sebesar 102,09,%. Menurunnya tingkat efektifitas Pajak Hotel dikarenakan tidak tercapainya target yang di tentukan untuk perolehan Pajak Hotel. Alasan yang mendasari tidak tercapaianya target adalah karena tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Surakarta mengalami penurunan sehingga tinggkat hunian Hotel juga mengalami penurunan.

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1Kesimpulan

1.

Tingkat Kontribusi penerimaan Pajak Restoran dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun periode 2013-2015 terhadap Pendapatan Asli Daerah berturut-turut adalah 6,17%, 6,55% dan 6,62%. Rata-rata Kontribusi penerimaan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar 6,45%.

2.

Tingkat Kontribusi penerimaan Pajak Hotel dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun periode 2013-2015 terhadap Pendapatan Asli Daerah berturut-turut adalah 6,84%, 6,50% dan 5,17%. Rata-rata Kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar 6,17%.

3. Laju pertumbuhan Pajak Restoran pada tahun anggaran 2013-2015 mengalami penurunan di setiap tahunnya. Laju pertumbuhan Pajak Restoran untuk tahun 2014 yaitu sebesar 19,27% dan pada tahun 2015 sebesar 12,39%.

4. Laju pertumbuhan Pajak Hotel pada tahun anggaran 2013-2015 mengalami penurunan di setiap tahunnya. Laju pertumbuhan Pajak Restoran untuk tahun 2014 yaitu sebesar 6,85% dan pada tahun 2015 sebesar -11,60%. Menurutnnya Laju pertumbuhan Pajak Hotel

(19)

15

dikarenakan realisasi penerimaan tahun 2015 yang lebik kecil dari pada tahun sebelumnya.

5. Tingkat efektifitas pada tahun anggaran 2013-2015 berturut-turut adalah sebesar 118,78%, 120,33% dan 112,99%. Rata-rata efektifitas Penerimaan Pajak Restoran adalah sebesar 117,37%. Hal berarti dalam pemungutannya pemerintah Daerah Kota Surakarta yang diwakili oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Asli Daerah melakukan pemungutan Pajak Restoran dengan efektif, dibuktikan dengan tercapainya target untuk penerimaan Pajak Restoran yang menunjukan lebih dari 100%.

6. Tingkat efektifitas pada tahun anggaran 2013-2015 berturut-turut adalah sebesar 111,91%, 109,90% dan 84,46. Rata-rata efektifitas Penerimaan Pajak Restoran adalah sebesar 102,09%. Hal berarti dalam pemungutannya pemerintah Daerah Kota Surakarta yang diwakili oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Asli Daerah melakukan pemungutan Pajak Restoran dengan efektifwalaupun dalam tahun 2015 mengalami penurunan.

4.2Saran

1.

Pemerintah Kota Surakarta yang diwakili SKPD yaitu Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Asli Daerah melakukan pendataan ulang wajib pajak secara berkala tidak hanya dilihat dari wajib pajak yang melaporkan SPTPD, tetapi juga terjun langsung ke lapangan untuk melihat wajib pajak baru, sehingga data yang dimiliki itu benar dan jelas, sehingga dapat langsung terlihat potensi di masing-masing sektor pajak.

2. Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Asli Daerah selaku SKPD yang menangani penerimaan daerah khususnya Pajak, harus mempunyai data historis agar dalam menetukan target disetiap jenis pajak memiliki dasar

(20)

16

penetapan targen. Sehingga dapat dilihat dan dihitung potensi pajak yang sebenarnya di Kota Surakarta.

3. Peningkatan pengawasan dan penegakan serta pengetatan sanksi administratif terhadap wajib pajak agar tercapai efek jera bagi pelanggarannya.

4. Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Asli Daerah Kota Surakarta sebaiknya memberikan penyuluhan atau sosialisasi terhadap wajib pajak atau pengusaha Restoran dan Hotel tentang pentingnya pebayaran pajak. 5. Bagi wajib pajak seharusnya bersikap terbuka dalam melaporkan

pendapatan usahanya agar tidak terjadi salah persepsi mengenai pajak terutang.

6. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat di Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Asli Daerah Kota Surakarta. 7. Dalam rangka peningktaan penerimaan dari sektor pajak khususnya pajak

Restoran dan Pajak Hotel Kota Surakarta melakukan perbaikan sistem dengan menggunakan E-Tax (Electronic Tax). Sistem ini dapat digunakan untuk meminimalisir kebocoran pajak serta dalam rangka mengawasi kepatuhan wajib pajak sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Asli Daerah Kota Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah., Rahayu., Sri dan Husaini. 2014. Analisis Potensi Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Asli Daerah Kota Batu Tahun 2011-2015. JAB Vol. 14, No.1, September 2014.

Ayuningrum., Ria. 2013. Analisis Peran Pajak Hotel Terhadap Pendapatan asli Dearah Kota Yogyakarta 2003-2012 . Universitas Sebelas Maret. Skripsi Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. 2015. Statistik Daerah Kota Surakarta Tahun

(21)

17

Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. 2016. Statistik Daerah Kota Surakarta Tahun 2016. Badan Pusat Statistiik Kota Surakarta.

Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. 2015. Statistik Tingkat Penghunian Hotel Kota Surakarta Tahun 2015. Badan Pusat Statistiik Kota Surakarta.

Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. 2016. Statistik Tingkat Penghunian Hotel Kota Surakarta Tahun 2016. Badan Pusat Statistiik Kota Surakarta.

Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. 2015. Surakarta Dalam Angka 2015. Badan Pusat Statistiik Kota Surakarta.

Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. 2016. Surakarta Dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistiik Kota Surakarta.

Erlina., Rambe, Omar., S dan Rasdianto. 2015. Akuntansi Keuangan Dearah Berabasis Akrual. Salemba Empat.

Fitriani., Chomariah. 2016. Statistika Daerah Kota Surakarta 2016. Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. http//surakartakota.bps.go.id

Halim., Abdul. 2004. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat.

Halim., Abdul. 2007. Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. UPP STIM TKPN.

Halim., Abdul, Bawono., Icuk Rangga, dan Dara., Amin. Perpajakan. 2014. Salemba Empat.

Harun., Hamrolie H. 2013. Menghitung Porenti Pajak Dan Retribusi Daerah. BPFE-YOGJAKARTA.

Isroah. 2013. Pepajakan. UNY Press.

Kesit, Bambang Prakoso. 2005. Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: UII Press. Memah., Edward W. 2013. Efektifitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan

Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Manado. Jurnal EMBA. Vol.1, No.3, Juni 2013, Hal 871-881.

Mujiayati dan Aris., M. 2014. Perpajakan Kontemporer. Muhammadyah University Press.

(22)

18

Peraturan Daerah Kota Surakarta Tahun 2002 Tentang Pajak Hotel.

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011Tentang “Pajak Daerah”. Putri., Roro BAW, Kumadji., S dan Darono A. 2014. Analisis Penerimaan Pajak

Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan Sebagai Sumber Pendapatan Daerah (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang). Jurnal Perpajakan. Vol.3, No.1, Desember 2014.

Pratama., RP, Saifi., M dan Z., Zahro. 2014. Efektivitas Penerimaan Pajak Restoran Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Studi Pada Dinas Pendapatan Asli Daerah Kota Kediri. JAB, Vol.30, No.1, Januari 2016. Santoso., Budi. 2012. Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan

Penerimaan Pajak Daerah di Kabupaten Ngawi. Universitas Sebelas Maret. Skripsi.

Subardo., Doni Kurniawan. 2012. Peran Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2006-2010. Universitas Sebelas Maret. Skripsi

Walakandou., Randy JR. 2013. Analisis Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Manado. Jurnnal EMBA. Vol.1, No.3, Juni 2013, Hal 722-729.

Wijayanti., Tina Lukas. 2012. Analisis Kontribusi dan Proyeksi Jenis-jenis Pajak Daerah di Kabupaten Ngawi. Universitas Muhammadyah Surakarta. Skripsi/ Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 : Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007Tentang “Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan”.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009“Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah”.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang “Pemerintahan Daerah”. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 : Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004Tentang “Perimbangan KeuanganAntara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah”.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Kemandirian anak bungsu di Kelompok B Paud Permatasari Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo dapat dideskripsikan melalui

Kesimpulan dari hasil penelitian adalah produk yang dihasilkan dalam pengembangan video iklan 3D adalah video iklan 3D Institut Teknologi Del yang menitikberatkan

Menimbang, bahwa terhadap Putusan Pengadilan Negeri Garut tersebut Pembanding semula Tergugat melalui Kuasanya telah mengajukan permohonan pemeriksaan Banding sebagaimana

Tetapi, bila koordinat dari suatu vektor disajikan sebagai baris atau kolom dalam suatu matriks, maka secara esensi penyajian bergantung pada urutan vektor-vektor basis. Begitu

Hasil analisis hubungan aroma terhadap jenis gula merah menunjukkan bahwa gula kelapa memiliki aroma manis dan santan kelapa yang lebih menonjol dibanding guia lainnya, sedang- kan

Dari uraian tersebut, penulis sebagai calon pendidik sangat tertarik untuk meneliti dengan mengambil judul “MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN PUTRA DAN

selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tingkat Kesadaran Nasabah Dan Fasilitas Pelayanan Bank Syariah Terhadap Minat