• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN DAYA SAING KONTRAKTOR MENENGAH DAN KONTRAKTOR KECIL DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN DAYA SAING KONTRAKTOR MENENGAH DAN KONTRAKTOR KECIL DI INDONESIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017

KAJIAN DAYA SAING KONTRAKTOR MENENGAH DAN KONTRAKTOR KECIL

DI INDONESIA

Peter F Kaming1, Wulfram I. Ervianto2, dan Eveline N. Anggriawan3

1Staf Pendidik, Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Email: kaming@mail.uajy.ac.id

2Staf Pendidik, Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Email: Ervianto@gmail.com

3Alumus, Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Email: evelinenatalia@yahoo.com

ABSTRAK

Di Indonesia, industry jasa konstruksi dianggap sebagai salah satu industri yang paling kompetitif, namun menarik dan menjanjikan. Hal ini terlihat pada jumlah total kontraktor nasional di Indonesia hingga tahun 2016 dengan kontraktor kecil sebesar 87%, kontraktor menengah sebesar 12%, dan kontraktor besar sebesar 1%. Pada tahun 2015 sebanyak 85% nilai pasar konstruksi Indonesia dikuasai oleh kontraktor besar sedangkan sisanya sebesar 15% nilai pasar konstruksi diperebutkan oleh kontraktor menengah dan kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji perbedaan daya saing kelompok kontraktor menengah, dan kelompok kontraktor kecil di Indonesia. Responden dalam penelitian ini adalah para pimpinan perusahaan kontraktor menengah dan kontraktor kecil yang berada di daerah Yogyakarta, Klaten, Surakarta, Magelang, Semarang, Tegal, Cirebon, Jakarta, Banten, Bekasi, Sumba Timur, dan Saumlaki. Hasil analisis peta positioning dengan 26 perusahaan kontraktor menengah dan 17 perusahaan kontraktor kecil terbagi menjadi empat kelompok berdasarkan kemiripan karakteristiknya. Hasil studi ini menunjukkan bahwa tidak terdapatnya perbedaan daya saing berdasarkan tingkat pendidikan penanggungjawab teknik badan usaha perusahaan kontraktor menengah dan kontraktor kecil; tidak terdapat perbedaan daya saing berdasarkan sertifikat pekerja yang dimiliki penanggungjawab teknik badan usaha perusahaan kontraktor menengah. Terdapat perbedaan daya saing dalam hal metode kerja dan manajemen proyek antara perusahaan kontraktor kecil yang tidak memiliki sertifikat dengan yang memiliki sertifikat keahlian (SKA), serta terdapat perbedaan daya saing dalam hal metode kerja dan manajemen proyek antara perusahaan kontraktor kecil yang memiliki SKA dengan perusahaan kontraktor kecil yang sumber daya manusianya memiliki SKA dan sertifikat ketrampilan (SKT). Kata Kunci: jasa konstruksi, daya saing, strategi, sertifikasi tenaga kerja

1.

PENDAHULUAN

Industri jasa konstruksi di Indonesia dianggap sebagai salah satu industri yang paling menarik dan menjanjikan. Menurut Swantari (2015), pertumbuhan sektor konstruksi di Indonesia per tahun hingga tahun 2015 mencapai tujuh sampai delapan persen, dan diperkirakan hingga tahun 2025, pertumbuhan sektor konstruksi di Indonesia akan mencapai 10%-15% seiring dengan adanya program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dan Program Pembangunan Jangka Panjang.

Menurut LPJK Nasional, pada tahun 2015 Indonesia mendominasi potensi bisnis konstruksi di kawasan negara ASEAN yaitu mencapai 70% dan diperkirakan hingga tahun 2020 potensi bisnis kontruksi Indonesia akan terus meningkat mencapai 79%. Oleh karena itu Indonesia memerlukan strategi dan kesiapan dalam bisnis konstruksi yang berkelanjutan (Buletin LPJK Nasional (2014).

Data PUPR menginformasikan bahwa jumlah total kontraktor nasional di Indonesia hingga tahun 2016 berdasarkan data dari Bina Konstruksi adalah sebesar 108.852 yang terdiri dari kontraktor perorangan (29), kontraktor kecil (95.014), kontraktor menengah (13.225), dan kontraktor besar (584). Dari data terhitung bahwa jumlah kontraktor besar di Indonesia hanya sebesar satu persen, kontraktor menengah sebesar 12%, dan kontraktor kecil sebesar 87%. Dari segi pangsa pasar, data 2015 menunjukkan bahwa sebanyak 85% nilai pasar konstruksi Indonesia dikuasai oleh kontraktor besar sedangkan sisanya sebesar 15% nilai pasar konstruksi diperebutkan oleh kontraktor menengah dan kecil. Keadaan ini menyebabkan persaingan usaha di pasar konstruksi kualifikasi menengah dan kecil ini menjadi sangat ketat. Pasar konstruksi di Indonesia masih didominasi oleh badan usaha berkualifikasi besar yang jumlahnya hanya satu persen dari seluruh badan usaha jasa konstruksi. Hal ini menjadi sebuah persoalan bagaimana

(2)

meningkatkan kelas badan usaha jasa konstruksi (kontraktor) menengah dan kecil menjadi badan usaha berkualifikasi besar agar dapat memiliki daya saing dan dapat bertahan hidup di era yang sangat kompetitif ini. (http://finance.detik.com/read/kontraktor-besar-kuasai-85-pasar-konstruksi-di-ri). Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perbedaan daya saing kelompok kontraktor menengah, dan kelompok kontraktor kecil di Indonesia.

2.

TINJAUAN PUSTAKA

Daya saing

Menurut Markus (2008), istilah daya saing berasal dari kata daya yang berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan yang lain dari segi mutu atau memiliki keunggulan tertentu, sehingga daya saing dapat diartikan kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang dilakukan oleh kelompok atau institusi tertentu. Daya saing perusahaan mengacu pada kemampuan untuk merancang, memproduksi, dan (atau) memasarkan produk unggulan selain yang ditawarkan oleh pesaing, dengan memperhatikan harga dan kualitas (El-Diraby dkk, 2006). Menurut Lindelof & Lofsten (2004), dalam mengkaji konsep daya saing tidak terlepas dengan konsep strategi, karena strategi mengandung pengertian peningkatan daya saing melalui pengembangan produk, kompetisi harga, pengembangan teknologi, dan menganalisis pelaku pesaing. Strategi bersaing membuat perusahaan mampu bertahan hidup dalam dunia kompetitif (Trout, 2004). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa daya saing adalah kemampuan suatu perusahaan untuk bertahan hidup di era yang kompetitif dengan cara menghasilkan produk/jasa yang memiliki keistimewaan dibandingkan dengan produk/jasa lainnya dengan memperhatikan keadaan keuangan, sumber daya manusia, peralatan dan material, metode kerja dan manajemen proyek, hubungan antar pihak dan komunikasi dalam proyek, kepemimpinan, dan kepuasan pengguna jasa (Lu. dkk, 2008).

Karakteristik jasa pelaksana pekerjaan konstruksi

Menurut Alwi (2001), karakteristik suatu organisasi akan memberikan efek persaingan dalam memenangkan persaingan bisnis yang merupakan jawaban dalam pengembangan bentuk badan usaha. Menurut Surat Keputusan LPJK Nomer 11a Tahun 2008, karakteristik jasa pelaksanan pekerjaan konstruksi berkaitan dengan kualifikasi bentuk badan usaha. Menurut Christiawan (2014), kualifikasi merupakan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/ kedalaman/ kompetensi dan kemampuan usaha yang dijalankan dan dapat dihitung dari beberapa aspek yaitu: 1) Sumber Daya Manusia; 2) Kekayaan bersih; 3) Kemampuan Menangani Paket Pekerjaan; dan 4) Peralatan.

Kualifikasi jasa konstruksi

Menurut Peraturan Lembaga Pembinaan Jasa Konstruksi (LPJK) No.10 Tahun 2014, kualifikasi badan usaha jasa konstruksi kualifikasi kecil dan menengah adalah sebagai berikut: 1) Kualifikasi kecil I : kemampuan melaksanaan pekerjaan 0 sampai dengan Rp 1 Milyar, dengan batasan nilai satu pekerjaan maksimum Rp 1 Milyar; 2) Kualifikasi kecil II : kemampuan melaksanaan pekerjaan 0 sampai dengan Rp 1,75 Milyar, dengan batasan nilai satu pekerjaan maksimum Rp 1.75 Milyar; 3) Kualifikasi kecil III : kemampuan melaksanaan pekerjaan 0 sampai dengan Rp 2,5 Milyar, dengan batasan nilai satu pekerjaan maksimum Rp 2,5 Milyar; 4) Kualifikasi menengah I : kemampuan melaksanaan pekerjaan 0 sampai dengan Rp 10 Milyar, dengan batasan nilai satu pekerjaan maksimum Rp 10 Milyar; dan 5) Kualifikasi menengah II : kemampuan melaksanaan pekerjaan 0 sampai dengan Rp 50 Milyar, dengan batasan nilai satu pekerjaan maksimum Rp 50 Milyar.

3.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian diawali dengan penyusunan penelitian yang terdiri dari identifikasi masalah dan studi literatur, lalu dilanjutkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, penentuan obyek penelitian, rancangan kuesioner penelitian, dan pengumpulan data. Lihat Gambar 1. Kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data pada kuesioner bagian A yang terdiri dari data responden dan data perusahaan dan kuesioner bagian B berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai daya saing kontraktor menengah dan kontraktor kecil.

Untuk mengetahui bagaimana mapping karakteristik perusahaaan kontraktor menengah dan kecil berdasarkan kemiripannya dianalisis dengan Multidimensional Scalling (MDS), metode statistik nilai prosentase digunakan untuk menentukan prosentase untuk data responden, sedangkan untuk daya saing kontraktor menengah dan kontraktor kecil dianalisis dengan metode mean dan standar deviasi. Untuk mengetahui perbedaan daya saing perusahaan berdasarkan kelompok mapping perusahaan menggunakan metode ANOVA. Untuk menguji daya saing perusahaan kontraktor menengah dan kontraktor kecil berdasarkan tingkat pendidikan penanggungjawab teknik badan usaha dilakukan analisis anova dan uji t, sedangkan untuk menguji daya saing perusahaan kontraktor

(3)

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian (Anggriawan, 2016)

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Umum

Penelitian mengenai kajian daya saing kontraktor menengah dan kontraktor kecil ini dilakukan dengan langsung melibatkan responden, yaitu para pemimpin perusahaan kontraktor menengah dan kontraktor kecil yang berada di daerah Yogyakarta, Klaten, Surakarta, Magelang, Semarang, Tegal, Cirebon, Jakarta, Banten, Bekasi, Sumba Timur, dan Saumlaki (Maluku Tenggara Barat). Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 43 responden, dimana terdapat 26 responden kontraktor menengah dan 17 responden kontraktor kecil.

Mapping karakteristik perusahaan kontraktor menengah dan kontraktor kecil di indonesia.

Karakteristik perusahaan jasa konstruksi kualifikasi menengah dan kualifikasi kecil dikelompokkan sesuai dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik jasa konstruksi kualifikasi menengah dan kualifikasi kecil seperti faktor personalia/ sumber daya manusia, faktor keuangan, faktor pengalaman kerja, dan faktor peralatan (lihat Ginanjar, 2008). Dalam penelitian ini, perusahaan kontraktor menengah di Indonesia dikelompokkan dalam empat kelompok, dimana dalam penentuan kelompok ini ditentukan berdasarkan kuadran. Titik perusahaan yang letaknya berada dalam kuadran yang sama memiliki kemiripan karakteristik.. Dalam penelitian ini, perusahaan kontraktor menengah di Indonesia dikelompokkan dalam empat kelompok, dimana dalam penentuan kelompok ini ditentukan berdasarkan kuadran. Titik perusahaan yang letaknya berada dalam kuadran yang sama memiliki kemiripan karakteristik.

Mulai

Identifikasi Masalah Studi Literatur

Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Rancangan Kuesioner Penelitian

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

Kuesioner Bagian A Obyek Penelitian Persentase dan Multidimensional Scalling (MDS) Kuesioner Bagian B

Mean dan Standar

Deviasi Mapping Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Kemiripannya Anova Pendidikan PJT Daya Saing Perusahaan

Perbedaan Daya Saing

Sertifikat yang Dimiliki PJT

Perbedaan Daya Saing

Anova & Uji t

Kesimpulan dan Saran

Selesai

(4)

Gambar 2. Hasil Multidimensional Scaling Kelompok Kontraktor Menengah (Anggriawan, 2016)

Gambar 2 menyajikan hasil positioning kontraktor menengah berdasarkan karakteristik perusahaan. Hasil pengelompokan kontraktor menengah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Kelompok 1 : PT.C, PT.M, PT.T, PT.N, PT.R, PER.U, PT.W, PT.V; b) Kelompok 2 : PT.Y, CV.B, CV.A, PT.Q, PT.F, PER..X, CV.D, PT.Z; c) Kelompok 3 : PT.E, PT.I, CV.K, PER.O; dan d) Kelompok 4 : PT.J, PT.G, PT.P, PT.L, CV.H, CV.S

Dalam penelitian ini, kontraktor kecil di Indonesia dikelompokkan dalam empat kelompok, dimana dalam penentuan kelompok ini ditentukan berdasarkan kuadran.

Gambar 3. Hasil Multidimensional Scaling Kelompook Kontraktor Kecil (Anggriawan, 2016)

Hasil pengelompokkan perusahaan kontraktor kecil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Kelompok 1 : CV.K, CV.I,. CV.O, PT.C, CV.H; b) Kelompok 2 : CV. B, CV.L , CV.D, CV.F; c) Kelompok 3 : CV.N, CV.Q, CV.G, PER.P. PER.A; dan d) Kelompok 4 : CV.E, PER.J, PER.M.

Perbedaan daya saing kelompok kontraktor menengah berdasarkan karakteristik perusahaan

Dari hasil pengelompokan kontraktor dengan MDS, dikaji perbedaan daya saing kelompok dengan ANOVA dan kemudian dilanjutkan multiple comparison dengan teknik uji Least Square Different (LSD). Uji LSD berguna untuk menlihat lebih detail perbedaan antar kelompok kontraktor yang telah teridentifikasi sebelumnya. Tabel 1 menyajikan hasil ANOVA dan LSD perbedaan daya saing kontraktor menengah di Indonesia.

(5)

Tabel 1. Uji Perbedaan Daya Saing Kelompok Kontraktor Menengah Indonesia (Anggriawan, 2016)

Daya Saing Hasil Uji Statistik Hasil Uji LSD

Faktor keuangan Nilai sig F= 0,923, maka tidak terdapat perbedaan

Tidak terdapat perbedaan Faktor sumber daya manusia Nilai sig F= 0,450, maka tidak

terdapat perbedaan

Tidak terdapat perbedaan Faktor peralatan dan material Nilai sig F= 0,696, maka tidak

terdapat perbedaan

Tidak terdapat perbedaan Faktor metode kerja dan

manajemen proyek

Nilai sig F= 0,580, maka tidak terdapat perbedaan

Tidak terdapat perbedaan Faktor hubungan antar pihak

dan komunikasi

Nilai sig F= 0,018, maka tidak terdapat perbedaan

Tidak terdapat perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2, kelompok 1 dan kelompok 4 Faktor kepimpinan Nilai sig F= 0,051, maka tidak

terdapat perbedaan

Tidak terdapat perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 Faktor kepuasan pengguna

jasa

Nilai sig F= 0,273, maka tidak terdapat perbedaan

Tidak terdapat perbedaan

Dari Tabel 1 terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ke empat kelompok kontraktor menengah dari factor keuangan, sumber daya manusia, peralatan dan material, metode kerja dan manajemen proyek, dan kepuasan pelanggan. Ada hubungan signifikan antar pihak dan komunikasi dengan nilai signifikansi = 0,018. Pada uji LSD di factor hubungan pihak dan komunikasi terdapat perbedaan antara kelompok 1 dan 2, kelompok 1 dan 4. Demikian analisis perbedaan daya saing pada faktor kepemimpinan ada perbedaan (nilai signifikansi = 0,051). Pada uji LSD terdapat perbedaan antara kelompok 1 dan 2

.

Analisis perbedaan daya saing kelompok kontraktor kecil

Dari hasil pengelompokan kontraktor kecil dengan MDS, dikaji perbedaan daya saing ke empat kelompok dengan ANOVA dan kemudian dilanjutkan multiple comparison dengan teknik uji Least Square Different (LSD). Uji LSD berguna untuk menlihat lebih detail perbedaan antar kelompok kontraktor yang telah teridentifikasi sebelumnya. Tabel 2 menyajikan hasil ANOVA dan LSD perbedaan daya saing kontraktor kecil Indonesia.

Dari Tabel 2 terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ke empat kelompok kontraktor kecil dari factor keuangan, peralatan dan material, hubungan antra pihak dan komunikasi, kepemimpinan, dan kepuasan pengguna jasa. Ada hubungan signifikan dari factor sumberdaya manusia antara kelompok 2 dan 3. Demikian juga faktor metode kerja dan manajemen proyek anatara kelompok 2, 3 dan 4.

Perbedaan daya saing kontraktor menengah dan kecil berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan pada kontraktor menengah dan kecil dalam penelitian ini terbagi menjadi empat kategori yaitu S1/S2/S3 teknik, diploma teknik, STM/SMK, dan non teknik. Dari hasil kajian dengan ANOVA dan dilanjutkab dengan LSD ternyata tidak terdapat prbedaan yang signifikan antara keempat kelompok dan juga antar kelompok pada setiap factor daya saing.

Perbedaan daya saing kontraktor menengah dan kecil berdasarkan sertifikat tenaga kerja

Sertifikat tenaga kerja yang dimiliki sumber daya manusia kontraktor menengah dan kecil dalam penelitian ini terbagi menjadi empat kategori yaitu tidak memiliki sertifikat, memiliki SKT, memiliki SKA, dan memiliki SKT+SKA. Dari hasil kajian dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan LSD ternyata tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ke empat kelompok dan juga antar kelompok pada setiap factor daya saing. Menurut Revantoro (2010) yang hasil studinya dapat mendukung studi ini dan menyatakan bahwa sertifikasi keterampilan pada kontraktor berpengaruh secara signifikan untuk kompetensi bantuan teknis, melakukan perhitungan, membuat program kerja, dan pengawasan dan evaluasi. Sehingga, kontraktor kecil yang memiliki sumber daya manusia dengan memiliki sertifikat keterampilan kerja dan metode kerja dan manajemen proyek yang baik akan dapat berdaya saing lebih baik. Lihat Table 2.

(6)

Tabel 2. Uji Perbedaan Daya Saing Kelompok Kontraktok Kecil Indonesia (Anggriawan, 2016)

Daya Saing Hasil Uji Statistik Hasil Uji LSD

Faktor keuangan Nilai sig F= 0,359, maka tidak terdapat perbedaan

Tidak terdapat perbedaan Faktor sumber daya manusia Nilai sig F= 0,181, maka tidak

terdapat perbedaan

Terdapat perbedaan antara kelompok 2 dan 3

Faktor peralatan dan material Nilai sig F= 0,281, maka tidak terdapat perbedaan

Tidak terdapat perbedaan Faktor metode kerja dan

manajemen proyek

Nilai sig F= 0,039, maka terdapat perbedaan

Terdapat perbedaan antara kelompok 2 dan 3, kelompok 2 dan 4

Faktor hubungan antar pihak dan komunikasi

Nilai sig F= 0,459, maka tidak terdapat perbedaan

Tidak terdapat perbedaan Faktor kepimpinan Nilai sig F= 0,383, maka tidak

terdapat perbedaan

Tidak terdapat perbedaan Faktor kepuasan pengguna jasa Nilai sig F= 0,134, maka tidak

terdapat perbedaan

Tidak terdapat perbedaan

5.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dalam penelitian ini, mapping karakteristik perusahaan kontraktor menengah dan kontraktor kecil di Indonesia dikelompokkan dalam empat kelompok, dimana dalam penentuan kelompok ini ditentukan berdasarkan kuadran. Titik perusahaan yang letaknya berada dalam kuadran yang sama memiliki kemiripan karakteristik. Hasil pengelompokkan perusahaan kontraktor menengah dan kontraktor kecil dalam penelitian ini telah dilakukan. Perbedaan daya saing perusahaan kontraktor menengah berdasarkan kelompok mapping perusahaan adalah sebagai berikut: 1) antara kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4 perusahaan kontraktor menengah memiliki persamaan daya saing perusahaan berdasarkan faktor keuangan, sumber daya manusia, peralatan dan material, metode kerja dan manajemen proyek, serta kepuasan pengguna jasa; 2) terdapat perbedaan daya saing perusahaan kontraktor menengah berdasarkan faktor hubungan antar pihak dan komunikasi antara kelompok 1 dan kelompok 2, kelompok 1 dan kelompok 4. Sedangkan antara kelompok 1 dan kelompok 3, kelompok 2 dan kelompok 3, kelompok 2 dan kelompok 4, kelompok 3 dan kelompok 4 memiliki persamaan daya saing perusahaan kontraktor menengah berdasarkan faktor hubungan antar pihak dan komunikasi. 3) terdapat perbedaan daya saing perusahaan kontraktor menengah berdasarkan faktor kepemimpinan antara kelompok 1 dan kelompok 2. Sedangkan antara kelompok 1 dan kelompok 3, kelompok 1 dan kelompok 4, kelompok 2 dan kelompok 3, kelompok 2 dan kelompok 4, kelompok 3 dan kelompok 4 memiliki persamaan daya saing berdasarkan faktor kepemimpinan.

Perbedaan daya saing perusahaan kontraktor kecil berdasarkan kelompok mapping perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Antara kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4 perusahaan kontraktor kecil memiliki persamaan daya saing perusahaan berdasarkan faktor keuangan, peralatan dan material, hubungan antar pihak dan komunikasi, kepemimpinan, serta kepuasan pengguna jasa; 2) Antara kelompok 1 dan kelompok 2, kelompok 1 dan kelompok 3, kelompok 1 dan kelompok 4, kelompok 2 dan kelompok 4, kelompok 3 dan kelompok 4 perusahaan kontraktor kecil memiliki persamaan daya saing perusahaan berdasarkan faktor sumber daya manusia. Sedangkan antara kelompok 2 dan kelompok 3 memiliki perbedaan daya saing perusahaan kontraktor kecil berdasarkan faktor sumber daya manusia; dan 3) Antara kelompok 1 dan kelompok 2, kelompok 1 dan kelompok 3, kelompok 1 dan kelompok 4, kelompok 3 dan kelompok 4 perusahaan kontraktor kecil memiliki persamaan daya saing perusahaan kontraktor kecil berdasarkan faktor metode kerja dan manajemen proyek. Sedangkan antara kelompok 2 dan kelompok 3, kelompok 2 dan kelompok 4 memiliki perbedaan daya saing perusahaan kontraktor kecil berdasarkan faktor metode kerja dan manajemen proyek.

Terdapat perbedaan daya saing dalam hal metode kerja dan manajemen proyek antara perusahaan kontraktor kecil yang tidak memiliki sertifikat dan perusahaan kontraktor kecil yang memiliki sertifikat keahlian kerja. Terdapat pula perbedaan daya saing saing dalam hal metode kerja dan manajemen proyek antara perusahaan kontraktor kecil yang hanya memiliki sertifikat keahlian kerja dan perusahaan kontraktor kecil yang memiliki dua sertifikat yaitu sertifikat keterampilan kerja dan sertifikat keahlian kerja.

(7)

Saran

Dari hasil penelitian pembahasan Kajian Daya Saing Kontraktor Menengah dan Kontraktor Kecil di Indonesia, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan saran sebagai berikut: 1) Responden dalam penelitian ini hanya terdapat di Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku. Sehingga kajian daya saing ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh wilayah Indonesia. Maka perlu dilakukan penambahan variasi perusahaan kontraktor menengah dan kontraktor kecil serta menambah jumlah responden di berbagai daerah di Indonesia secara merata. 2) Menurut Peraturan Lembaga LPJK No. 10 Tahun 2014, penanggungjawab teknik badan usaha kontraktor menengah minimal harus memiliki sertifikat keahlian kerja, sedangkan penanggungjawab teknik badan usaha kontraktor kecil minimal harus memiliki sertifikat keterampilan kerja. Hal ini menjadi sebuah persoalan apakah sertifikasi hanya menjadi sebuah formalitas atau dapat menunjukkan kompetensi dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai pengaruh sertifikasi yang dimiliki oleh penanggungjawab teknik badan usaha konstruksi terhadap daya saing perusahaan, khususnya bagi perusahaan kontraktor menengah dan kontraktor kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Anggriawan, E.N (2016) Kajian Daya Saing Kontraktor Menengah dan Kontraktor Kecil di Indonesia, Tesis MTS, PPS UAJY.

Alwi, S. (2001) Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta : BPFE Buletin Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional., (2014) Tri Wulan Edisi II

El-Diraby, T.E., Costa, J. and Singh, S., (2006) “How do contractors evaluate company competitiveness and market attractiveness? The case of Toronto contractors”, Canadian Journal of Civil Engineering (2006): 596-608 Ginanjar, I. (2008). Aplikasi Multidimensional Scaling (MDS) Untuk Peningkatan Pelayanan Proses Belajar

Mengajar (PBM). Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA UNPAD, Bandung.

http://binakonstruksi.pu.go.id/v2/data_konstruksi.php?id=kontraktor.php diakses pada 1 Agustus 2016 http://finance.detik.com/read/2015/04/27/101532/2898809/4/kontraktor-besar-kuasai-85-pasar-konstruksi-di-ri

diakses pada 1 Agustus 2016

Lindelof, P. and Lofsten, H., (2004) “Proximity as a Resource Base for Competitive Advantage: University-Industry Links for Technology Transfer”, Journal of Technology Transfer; Aug 2004, 29, 3-4: 311

Lu, W., Liyin Shen, LY., &Yam, M.C.H. (2008). “Critical Success Factors for Competitiveness of Contractors : China Study”. Journal of Construction Engineering and Management ASCE.

Markus, G., (2008) “Measuring Company Level Competiveness in Porter’s Diamond Model Framework”, FIKUSZ 2008 Business Sciences Symposium for Young Researchers : Proceedings : 149-158.

Revantoro, N.B. (2010) Pengaruh Sertifikasi Ketrampilan di Bidang Jasa Konstruksi Terhadap Kinerja Pelakasanaan Proyek di Perusahaan Kontraktor di Kota Malang. Jurnal Berkala Jurusan Teknik Sipl UM vol. 17, no 1. Swantari, Putu Ika. (2015) “Kajian Daya Saing Kontraktor Besar di Indonesia”. Tesis. Universitas Atma Jaya

Yogyakarta

Timm, N. H. (2002) Applied Multivariate Analysis. Springer-Verleg. New York

(8)

Gambar

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian (Anggriawan, 2016)  4.  HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2. Hasil Multidimensional Scaling Kelompok Kontraktor Menengah (Anggriawan, 2016)
Tabel 1. Uji Perbedaan Daya Saing Kelompok Kontraktor Menengah Indonesia (Anggriawan, 2016)
Tabel 2. Uji Perbedaan Daya Saing Kelompok Kontraktok Kecil Indonesia (Anggriawan, 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil usaha ternak kerbau yang dijalankan oleh peternak kerbau di Desa Dangdang, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang dan

Terdapat 41 potensi interaksi obat dengan keparahan berat yang penting secara klinis, yang teridentifikasi pada 30 (22,06%) resep polifarmasi di klinik

Dwipa Handayani II Sistem Informasi E-Administrasi … Gambar 5 merupakan halaman utama yang akan digunakan oleh masyarakat dan juga pegawai kelurahan untuk dapat mengetahui

Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang diperoleh melalui metode survei investigasi secara langsung di lokasi penelitian pada pengendara kendaraan bermotor, yaitu MC (Motor

Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan penelitian Evaluasi Penyimpangan Formula Blending Viskositas dan Flash Point Terhadap Riil di Lapangan

Sedangkan slider b akan mempengaruhi letak puncak parabola di atas atau bawah sumbu x, dan slider c akan mempengaruhi letak puncak parabola di kanan atau kiri sumbu x.Bila tugas

Secara global, harga – harga untuk set menu mengalami penurunan beserta dengan berbagai barbecue ala carte didalamnya (Gambar 3). Namun, penurunan harga

Sehubungan dengan mengalirnya dana segar dari hasil restrukturisasi Astra Honda Motor serta kondisi kas dari operasional yang kuat, Perseroan melakukan dua kali pembayaran lebih