• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KOTA BEKASI TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KOTA BEKASI TAHUN 2015"

Copied!
256
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KETERANGAN

PERTANGGUNGJAWABAN

KEPALA DAERAH KOTA BEKASI

(2)

PEMERINTAH KOTA BEKASI

TAHUN 2015

(3)

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Tahun Anggaran 2014 iii

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah ... I - 3

1. Kondisi Geografis, Batas Administrasi Daerah, Luas Wilayah, Topografis dan Jumlah

Bangunan Rumah... I - 3 2. Gambaran Umum Demografis ... I - 5 a) Penduduk... I - 5 b) Ketenagakerjaan... I - 9 c) Pendidikan ... I - 13 d) Kesehatan ... I - 18 e) Kerukunan Antar Umat Beragama ... I - 29 C. Kondisi Ekonomi... I - 32 1) Potensi Unggulan Daerah ... I - 32 2) Pertumbuhan Ekonomi / PDRB ... I - 40

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH ... II - 1

A. Visi dan Misi ... II - 1 B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah ... II - 4 C. Prioritas Pembangunan Kota Bekasi ... II - 10

(4)

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH ... III - 1

A. Pengelolaan Pendapatan Daerah ... III - 1 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah ... III - 3 2. Target Dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2014 ... III - 8 3. Permasalahan dan Solusi... III - 19 B. Pengelolaan Belanja Daerah ... III - 24

1. Kebijakan Belanja Daerah ... III - 24

2. Jenis Belanja Daerah ... III - 25 3. Anggaran dan Realisasi Belanja ... III - 26 C. Kebijakan Pembiayaan Daerah ... III - 37 D. Anggaran dan Realisasi Pembiayaan ... III - 38

BAB IV PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ... IV - 1

A. Urusan Wajib Yang Dilaksanakan ... IV - 2 1. Program yang dilaksanakan ... IV - 2 2. Realisasi Pelaksanaan Program ... IV - 15 3. Permasalahan dan Solusi ... IV - 59 B. Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan ... IV - 87 1. Program yang dilaksanakan ... IV - 87 2. Realisasi Pelaksanaan Program... IV - 89 3. Permasalahan dan Solusi ... IV - 92

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN ... V - 1

A. Tugas Pembantuan yang Diterima... V - 1 1. Dasar Hukum ... V - 1 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan ... V - 3 3. SKPD Yang Melaksanakan ... V - 4 4. Program Dan Kegiatan Yang Diterima

(5)

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Tahun Anggaran 2014 v

5. Sumber Dan Jumlah Anggaran ... V - 6 6. Permasalahan dan Solusi ... V - 7 B. Tugas Pembantuan yang Diberikan ... V - 8

BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM

PEMERINTAHAN ... VI - 1

A. Kerjasama Antar Daerah ... VI - 1 1. Kebijakan dan Kegiatan ... VI - 1 2. Realisasi Pelaksanaan Kerja Sama Antar Daerah ... VI - 2 3. Permasalahan Dan Solusi ... VI - 7 B. Kerjasama Daerah dengan Pihak ke Tiga ... VI - 8 1. Kebijakan dan Kegiatan ... VI - 8 2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ... VI - 9 3. Permasalahan Dan Solusi ... VI - 15 C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah ... VI - 15 1. Forum Koordinasi ... VI - 15 2. Instansi Vertikal Yang Terlibat ... VI - 15 3. Kegiatan Koordinasi ... VI - 15 4. Permasalahan Dan Solusi ... VI - 16 D. Pembinaan Batas Wilayah ... VI - 18 E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana ... VI - 21 1. Bencana yang Terjadi dan Penanggulangannya ... VI - 21 2. Upaya Penanggulangan ... VI - 25 3. Sumber Dana dan Jumlah Anggaran... VI - 28 4. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi

Kemungkinan Bencana ... VI - 30 F. Pengelolaan Kawasan Khusus ... VI - 31 G. Penyelenggaraan Ketentraman dan

(6)

1. Gangguan yang Terjadi (konflik berbasis SARA,

anarkisme, separatisme, atau lainnya) ... VI - 31 2. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Yang

Menangani Ketentraman dan Ketertiban Umum... VI - 34 3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat

dan Golongan ... VI - 35 4. Sumber dan Jumlah Anggaran ... VI - 36 5. Kendala dan Penanggulangan ... VI - 38 6. Keikutsertaan Aparat Keamanan Dalam

Penanggulangan ... VI - 39

(7)

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN Gambar I Pertumbuhan jumlah Guru menurut Jenjang dan Status

Sekolah... I – 18 Gambar I.1 Grafik Distribusi Kasus DBD dan Insidens Rate (IR) Penyakit

DBD di Kota Bekasi Tahun 2009 – 2014... I – 25 Gambar I.2 Grafik Kasus Anak, Kasus Cacat Tingkat II, danNew Case

Detection Rate(NCDR) Penyakit Kusta di Kota Bekasi

Tahun 2011 – 2014... I – 27 Gambar I.3 Grafik Trend Penderita Baru HIV dan AIDS di Kota Bekasi

Tahun 2010 – 2014... I – 28 Gambar I.4 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi... I – 43 Gambar II.1 Strategi Utama Manajemen Pembangunan Kota Bekasi... II – 6 Gambar III.1 Kontribusi Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2014... III – 10 Gambar III.2 Kontribusi Realisasi PAD Tahun 2014... III – 11 Gambar III.3 Kontribusi Realisasi Pajak Daerah Tahun 2014... III – 13 Gambar III.4 Kontribusi Realisasi Retribusi Tahun 2014... III – 15 Gambar III.5 Kontribusi Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang

Dispisahkan Tahun 2014... III – 16 Gambar III.6 Kontribusi Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah Tahun 2014.... III – 17

(8)

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel I.1 Jumlah Bangunan Rumah... I - 4

Tabel I.2 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun 2014... I - 6

Tabel I.3 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun

2014 ... I - 7

Tabel I.4 Jumlah Penduduk Menurut Status Pekerjaan Tahun

2014 ... I - 8

Tabel I.5 Jumlah Penduduk Menurut Status Pendidikan Tahun

2014 ... I - 8

Tabel I.6 Perkembangan Angkatan Kerja Tahun 2009 s.d

2014 ... I - 10

Tabel I.7 Perkembangan Penduduk Yang Bekerja

Berdasarkan Lapangan Usaha ... I - 11

Tabel I.8 Banyaknya Pencari Kerja Yang Terdaftar Dan

Penempatannya Menurut Pendidikan Yang

Ditamatkan Tahun 2009 s.d Tahun 2014... I - 12

Tabel I.9 Data Jumlah Pelajar Tahun 2012 - 2014... I - 16

Tabel I.10 Pertumbuhan Jumlah Guru Menurut Jenjang Dan

Status Sekolah Kota : Bekasi Tahun 2011 - 2014.... I - 17

Tabel I.12 Jumlah Sarana Kesehatan Di Kota Bekasi Tahun

2009 - 2014... I - 21

Tabel I.13 Status Gizi Balita Di Kota Bekasi Tahun 2009 - 2014 I - 23

Tabel I.14 Jumlah Kasus TB Paru Di Kota Bekasi Tahun 2009

-2014... I - 26

Tabel I.15 Jumlah Tempat Ibadah di Kota Bekasi……… I - 29

Tabel I.16 Jumlah Penganut Agama... I - 30 Tabel I.17 Perkembangan TDP Di Kota Bekasi... I - 33 Tabel I.18 Perkembangan Ekspor Kota Bekasi... I - 34

Tabel I.19 Perkembangan Jumlah Koperasi………. I - 35

Tabel I.20 Pertumbuhan UMKM... I - 38 Tabel I.21 Pertumbuhan Industri... I - 39

Tabel I.22 Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Atas

Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Dalam Tahun

2009 s.d 2013 (Jutaan Rupiah)... I - 40

Tabel I.23 Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 S.D 2013 (Jutaan

(9)

Tabel I.24 Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Kota Bekasi Atas

Dasar Harga Konstan Tahun 2000... I – 42

Tabel II.1 Analisis Swot Pembangunan Kota Bekasi... II - 4

Tabel II.2 Matriks Strategi... II - 6

Tabel II.3 Strategi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Kota Bekasi... II - 7

Tabel II.4 Program Prioritas Pembangunan Kota Bekasi Tahun

2014... II - 11

Tabel III.1 Target Dan Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran

2014……… III - 8

Tabel III.2 Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun

Anggaran 2014……….. III - 10

Tabel III.3 Target Dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2014…… III - 11

Tabel III.4 Target Dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2014.. III - 13

Tabel III.5 Target Dan Realisasi Bagian Laba Atas Penyertaan

Modal Pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD Tahun

Anggaran 2014………. III - 15

Tabel III.6 Target Dan Realisasi Lain - Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah Tahun 2014……….. III - 16

Tabel III.7 Target Dan Realisasi Dana Perimbangan Keuangan

Tahun 2014………. III - 18

Tabel III.8 Target Dan Realisasi Lain - Lain Pendapatan

Daerah Yang Sah Tahun 2014……… III - 19

Tabel III.9 Target Dan Realisasi Belanja APBD Setelah

Perubahan Tahun Anggaran 2014... III - 32

Tabel III.10 Realisasi Pembiayaan APBD Setelah Perubahan

Tahun Anggaran 2014... III - 39

Tabel IV.1 Capaian Indikator Program Urusan Pendidikan …… IV - 15

Tabel IV.2 Capaian Indikator Program Urusan Kesehatan... IV - 20

Tabel IV.3 Capaian Indikator Program Urusan Lingkungan

Hidup... IV - 23

Tabel IV.4 Capaian Indikator Program Urusan Pekerjaan Umum IV - 25

Tabel IV.5 Capaian Indikator Program Urusan Perumahan……. IV - 27

Tabel IV.6 Capaian Indikator Program Urusan Penataan Ruang IV - 28

Tabel IV.7 Capaian Indikator Program Urusan Statistik…………. IV - 29

Tabel IV.8 Capaian Indikator Program Urusan Perencanaan

(10)

Tabel IV.9 Capaian Indikator Program Urusan

Perhubungan…… IV - 31

Tabel IV.10 Capaian Indikator Program Urusan Pertanahan……. IV - 32

Tabel IV.11 Capaian Indikator Program Urusan Kependudukan

dan Catatan Sipil... IV - 33

Tabel IV.12 Capaian Indikator Program Urusan Pemberdayaan

Perempuan Dan Perlindungan Anak……… IV - 34

Tabel IV.13 Capaian Indikator Program Urusan Keluarga

Berencana Dan Keluarga Sejahtera………. IV - 36

Tabel IV.14 Capaian Indikator Program Urusan Sosial………….. IV - 37

Tabel IV.15 Capaian Indikator Program Urusan Ketenagakerjaan IV - 38

Tabel IV.16 Capaian Indikator Program Urusan Koperasi Dan

Usaha Kecil Menengah……….. IV - 39

Tabel IV.17 Capaian Indikator Program Urusan Penanaman

Modal……….. IV - 40

Tabel IV.18 Capaian Indikator Program Urusan Kebudayaan……. IV - 41

Tabel IV.19 Capaian Indikator Program Urusan Kepemudaan

Dan Olahraga………. IV - 41

Tabel IV.20 Capaian Indikator Program Urusan Kesatuan Bangsa

Dan Politik Dalam Negeri……….. IV - 43

Tabel IV. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian Dan Persandian... IV - 45

Tabel IV.22 Capaian Indikator Program Urusan Ketahanan

Pangan………. IV - 52

Tabel IV.23 Capaian Indikator Program Urusan Pemberdayaan

Masyarakat……… IV - 53

Tabel IV.24 Capaian Indikator Program Urusan Kearsipan... IV - 57

Tabel IV.25 Capaian Indikator Program Urusan Komunikasi Dan

Informatika……… IV - 57

Tabel IV.26 Capaian Indikator Program Urusan Perpustakaan.... IV - 58

Tabel IV.27 Capaian Indikator Program Urusan Pariwisata... IV - 89

Tabel IV.28 Capaian Indikator Program Urusan Industri... IV - 90

Tabel IV.29 Capaian Indikator Program Urusan Perdagangan... IV - 91

Tabel V.1 Kegiatan Program Bantuan Operasional Kesehatan V - 4

Tabel VI.1 Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga Bagian I... VI - 10

Tabel VI.2 Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga Bagian II... VI - 12

Tabel VI.3 Jumlah KK Yang Terkena Dampak Banjir Di Kota

(11)

Tabel VI.4 Rekapitulasi Kejadian Kebakaran Tahun 2014... VI - 24

Tabel VI.5 Anggaran Penanggulangan Bencana Banjir Program

Pencegahan Dini Dan Penanggulangan Korban

Bencana Alam Tahun 2014... VI - 28

Tabel VI.6 Anggaran Penanggulangan Bencana Kebakaran

Program Peningkatan Kesiagaan Dan Pencegahan

Bahaya Kebakaran Tahun 2014... VI - 29 Tabel VI.7 Angka Kriminalitas Kota Bekasi... VI - 32

Tabel VI.8 Rekapitulasi Kegiatan Operasional Penertiban

Umum... VI - 33

Tabel VI.9 Jumlah Pegawai Satpol PP Berdasarkan Pendidikan

Formal... VI - 36

Tabel VI.10 Jumlah Pegawai Satpol PP Berdasarkan Golongan /

Kepangkatan... VI - 36

Tabel VI.11 Realisasi Anggaran Belanja Langsung Pada Satuan

(12)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Tahun Anggaran 2014 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Kepada Masyarakat mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyusun

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah. Ruang lingkup Laporan Keterangan Pertanggungjawaban meliputi pengelolaan keuangan

daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan desentralisasi, tugas

pembantuan, dan tugas umum pemerintahan serta gambaran realisasi pencapaian kinerja program kegiatan Tahun 2014 sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kota Bekasi 2013 - 2018.

Kepada Pimpinan dan Anggota DPRD yang terhormat kami berharap dapat menelaah dan memberikan tanggapan berupa saran atau masukan atas laporan pertanggungjawaban ini untuk peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Pada kesempatan ini pula izinkanlah kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat atas segala kerjasama yang harmonis dalam berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan sehingga tercipta situasi yang cukup kondusif. Ucapan terima kasih kami sampaikan juga kepada seluruh jajaran eksekutif yang telah mencurahkan seluruh pikiran dan perhatiannya dalam melaksanakan tugas dan pengabdiannya dengan penuh tanggungjawab. Kepada seluruh lapisan masyarakat Kota Bekasi kami mengucapkan terima

(13)

penyelenggaran pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, sehingga pelaksanaan penyelenggaraannya dapat berjalan dengan baik.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan

memberkahi langkah-langkah serta upaya kita dalam mewujudkan Visi dan Misi Kota Bekasi untuk kebaikan dan kesejahteraan kita bersama. Aamiin.

Bekasi, Maret 2015 WALIKOTA BEKASI

TTD

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum

Sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah sebagai upaya menciptakan pemerintahan yang bersih, bertanggung jawab serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan efisien

sesuai prinsip tata pemerintahan yang baik (Clean Government and Good

Government), guna terwujudnya pelaksanaan Otonomi Daerah. Pedoman

penyusunan, kewajiban, serta tata cara penyampaian Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Tahun 2014 disampaikan kepada DPRD Kota Bekasi sebagai bahan masukan dan evaluasi terhadap situasi dan kondisi Kota Bekasi yang kondusif serta dikembangkan secara dinamis dan berkesinambungan melalui berbagai kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan sesuai aspirasi dan kebutuhan masyarakat Kota Bekasi ke depan.

Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Penyusunan Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 09 Tahun 1996 tentang Pembentukan

Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

(15)

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

6. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

9. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 01 Tahun 2003 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bekasi Tahun

2013-2018.

11. Peraturan Walikota Bekasi Nomor 57 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Bekasi Tahun 2014.

12. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 01 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 1 Seri A).

(16)

B. Gambaran Umum Daerah

1. Kondisi Geografis; Batas Administrasi Daerah; Luas Wilayah; Topografis; dan Jumlah Bangunan Rumah.

Secara Geografis Kota Bekasi terletak di bagian utara Provinsi

Jawa Barat antara 106o 55’ Bujur Timur dan 6o7o - 6o15o Lintang

Selatan, memiliki luas wilayah 21.049 ha, dengan batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi

- Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok

- Sebelah Barat : Provinsi DKI Jakarta

- Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi

Kondisi Topografi relatif datar dengan kemiringan lahan 0 - 3 % dan ketinggian tanah antara 19 m di atas permukaan air laut. Kondisi tanah sebagian besar berupa aluvial yang merupakan endapan pantai di bagian utara kota dan tanah liat serta vulkanik di bagian selatan kota. Suhu udara Kota Bekasi cukup tinggi antara 24 - 33º C karena terletak di dataran rendah. Kota Bekasi relatif tidak memiliki sumber daya alam. Upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan dengan mengendalikan secara proporsional potensi sumber daya yang ada seperti sumber daya air, baik air permukaan maupun air bawah tanah.

Disamping itu dalam rangka keseimbangan lingkungan hidup

diupayakan pemanfaatan dan pemeliharaan lahan - lahan terbuka untuk ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru - paru kota.

Kota Bekasi secara administrasi terbagi kedalam 12 Wilayah Kecamatan dan 56 Kelurahan. Kecamatan Mustika Jaya sebagai

wilayah terluas (24,73 km2), sedangkan Kecamatan Bekasi Timur

sebagai wilayah terkecil (13,49 km2). Sebagai daerah yang berbatasan

langsung dengan Ibu Kota, Kota Bekasi menjadi daerah penyangga Ibu Kota. Hal ini berpengaruh dalam penggunaan lahan yang terdapat di Kota Bekasi. Sebagian besar lahan di Kota Bekasi digunakan untuk tempat tinggal dan usaha. Luas lahan pertanian di Kota Bekasi

(17)

semakin berkurang sehingga sektor pertanian di Kota Bekasi tidak memperlihatkan kemajuannya.

Luas lahan di Kota Bekasi yang diperuntukkan untuk lahan sawah hanya 2,33 persen dari luas Kota Bekasi, yaitu 491 Ha. Selebihnya merupakan lahan kering yang digunakan untuk bangunan dan halaman (15.086 Ha), Kebun (4.285 Ha) dan sedikit yang digunakan untuk kolam (69 Ha).

Kondisi fisik dasar Kota Bekasi secara umum tergolong ideal untuk pengembangan berbagai kegiatan perkotaan. Parameter yang dijadikan acuan adalah :

a. Kondisi topografi kawasan yang relatif datar sehingga

memungkinkan pemanfaatan lahan kawasan secara optimal.

b. Kondisi geologi, memungkinkan optimalisasi daya dukung lahan, sehingga memberikan peluang untuk pengembangan berbagai kegiatan pembangunan fisik.

c. Kondisi hidrologi, ditunjang oleh keberadaan sungai/kali dan

beberapa saluran irigasi sehingga memungkinkan aliran air

permukaan (run off) diintegrasikan dengan jaringan drainase.

d. Kondisi iklim relatif tidak berpengaruh negatif terhadap

pengembangan berbagai kegiatan perkotaan.

e. Komposisi pemanfaatan lahan diarahkan sebagai kawasan

perkotaan (urban area).

Jumlah bangunan rumah tempat tinggal yang ada di wilayah Kota Bekasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel I.1

Jumlah Bangunan Rumah

No. Kecamatan Jumlah Rumah

1 Bekasi Timur 241.955

2 Bekasi Barat 68.622

3 Bekasi Utara 71.620

4 Bekasi Selatan 82.395

(18)

No. Kecamatan Jumlah Rumah 6 Medan Satria 24.707 7 Bantar Gebang 19.928 8 Pondok Gede 46.806 9 Jatiasih 103.655 10 Jatisampurna 26.380 11 Mustikajaya 143.687 12 Pondok Melati 27.411 JUMLAH 920.489

Sumber : Dinas Bangunan dan Pemadam Kebakaran, 2014

2. Gambaran Umum Demografis a) Penduduk

Pertambahan dan pertumbuhan penduduk baik secara alami maupun migrasi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap

perkembangan kota. Cepat lambatnya perkembangan dan

pertumbuhan suatu kota pada umumnya ditentukan berdasarkan kecepatan pertumbuhan penduduknya. Namun harus diakui secara empirik pertambahan penduduk kota terutama dari arus pendatang menimbulkan permasalahan baru yang cukup kompleks baik fisik maupun non fisik, terutama bagi kota yang tidak mempunyai daya dukung terhadap pertambahan penduduk.

Fungsi Kota Bekasi sebagai wilayah penyangga pada awalnya yang kemudian bergeser menjadi wilayah penyeimbang Ibu Kota Negara Republik Indonesia, sebagai pusat pemerintahan, bisnis dan perdagangan, serta kegiatan jasa dan usaha lainnya menjadi daya tarik bagi pendatang untuk mencari kerja maupun bertempat tinggal, sehingga memiliki pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.

Kota Bekasi tergolong sebagai wilayah yang padat

(19)

Bekasi telah mencapai 2.382.689. Dengan demikian, selama kurun waktu 6 tahun pertumbuhan penduduk Kota Bekasi

mencapai 24,71 persen. Tabel dibawah ini menunjukkan

persebaran penduduk di Kota Bekasi berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 1.2

Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014

S

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi, 2014

Berdasarkan hasil data diatas terlihat bahwa jumlah

penduduk Kota Bekasi tahun 2014 tercatat sebesar 2.382.689 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 1.224.430 jiwa, dan

penduduk perempuan sebanyak 1.158.259 jiwa. Persebaran

penduduk di Kota Bekasi pada Tahun 2014, Kecamatan Bekasi Selatan merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak

sebesar 319.164 jiwa (12,39%) sementara Kecamatan

Jatisampurna merupakan wilayah yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu 90.023 jiwa (3,78%).

Kecamatan Jumlah

Penduduk

Jenis Kelamin

Laki - laki Perempuan

Jumlah % Jumlah % Bekasi Timur 271.074 139.288 51,38 13.1786 48,62 Bekasi Barat 288.278 148.493 51,51 13.9785 48,49 Bekasi Selatan 319.164 163.859 51,34 15.5305 48,66 Bekasi Utara 203.351 103.829 51,06 99.522 48,94 Jatiasih 211.918 108.422 51,16 103.496 48,84 Pondok Gede 157.156 80.785 51,40 76.371 48,60 Jatisampurna 90.023 46.727 51,91 43.296 48,09 Pondok melati 251.645 130.066 51,69 121.579 48,31 Rawalumbu 208.854 107.231 51,34 101.623 48,66 Bantargebang 93.780 48.285 51,49 45.495 48,51 Medan Satria 157.779 80.524 51,04 77.255 48,96 Mustika Jaya 129.667 66.921 51,61 62.746 48,39 2.382.689 1.224.430 51,41 1.158.259 48,59

(20)

Tabel I.3

Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2014

NO KECAMATAN Thn0-4 5-9 Thn 10-14Thn 15-19Thn 20-24Thn 25-29Thn 30-34Thn 35-39Thn 40-44Thn 45-49Thn 50-54Thn 55-59Thn 60-64Thn 65-69Thn 70-74Thn Thn>74 Jumlah 1 BEKASI TIMUR 10.074 18.418 20.089 19.936 23.185 27.204 30.841 25.855 19.944 17.631 17.483 16.364 11.490 5.786 3.188 3.586 271.074 2 BEKASI BARAT 9.711 19.775 22.450 22.200 24.457 27.294 31.048 28.428 23.576 20.008 18.060 15.669 11.121 6.361 3.922 4.198 288.278 3 BEKASI UTARA 6.844 14.102 16.331 16.029 17.391 18.680 21.743 19.572 16.375 14.328 12.570 11.338 8.143 4.426 2.581 2.898 203.351 4 BEKASI SELATAN 11.041 22.949 27.609 27.883 29.618 30.282 31.935 28.144 25.731 24.849 21.670 16.893 9.497 4.768 2.938 3.357 319.164 5 RAWALUMBU 7.530 14.627 17.783 18.339 20.282 20.745 21.899 20.178 17.522 15.995 14.385 10.417 5.594 2.866 1.707 2.049 211.918 6 MEDAN SATRIA 5.201 11.612 13.911 13.444 13.906 14.579 16.160 14.604 13.148 12.072 10.317 7.843 4.503 2.497 1.596 1.763 157.156 7 BANTARGEBANG 3.212 9.239 8.423 7.185 7.472 8.765 10.978 11.030 9.088 6.056 3.709 2.687 1.620 1.036 651 872 92.023 8 PONDOKGEDE 7.246 15.784 18.974 19.101 20.997 22.638 26.596 25.659 21.795 18.349 15.483 13.622 10.648 6.636 3.886 4.231 251.645 9 JATIASIH 6.536 15.186 18.549 17.960 17.724 18.094 20.537 20.093 18.730 16.460 12.817 9.546 6.393 3.980 3.038 3.211 208.854 10 JATISAMPURNA 2.905 6.835 8.349 7.780 9.031 8.294 9.280 8.925 8.061 7.243 6.251 4.404 2.585 1.470 1.068 1.299 93.780 11 MUSTIKA JAYA 6.225 14.061 16.532 14.174 12.548 12.062 14.644 16.457 15.859 13.134 8.333 5.491 3.247 2.007 1.359 1.646 157.779 12 PONDOK MELATI 3.844 8.811 10.689 10.020 10.529 10.744 13.038 12.852 11.278 9.763 7.918 6.854 5.487 3.295 2.166 2.379 129.667 J U M L A H 80.369 171.399 199.689 194.051 207.140 219.381 248.699 231.797 201.107 175.888 148.996 121.128 80.328 45.128 28.100 31.489 2.384.689

(21)

Tabel I.4

Jumlah Penduduk Menurut Status Pekerjaan Tahun 2014

No Kecamatan

Jumlah Penduduk Menurut Status Pekerjaan

Bekerja Belum/Tidak Bekerja Jumlah 1 Bekasi Timur 222.250 48.824 271.074 2 Bekasi Barat 238.735 50.543 289.278 3 Bekasi Selatan 257.391 61.773 319.164 4 Bekasi Utara 166.358 36.993 203.351 5 Jatiasih 174.241 36.671 210.912 6 Pondokgede 125.969 31.188 157.157 7 Jatisampurna 71.270 18.669 89.939 8 Pondok Melati 216.676 34.979 251.655 9 Rawalumbu 173.865 34.989 208.854 10 Bantargebang 78.494 15.361 93.855 11 Medan Satria 125.131 32.648 157.779 12 Mustika Jaya 108.888 20.783 129.671 JUMLAH 1.959.268 423.421 2.382.689

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi, 2014

Penduduk Kota Bekasi juga diklasifikasikan berdasarkan status pendidikan mulai dari belum sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, tamat D.II, tamat, D.III, tamat S.1, tamat S.2, dan tamat S.3, sebagaimana ditujunjukkan pada tabel 1.5 dibawah ini.

Table I.5

Jumlah Penduduk Menurut Status Pendidikan Tahun 2014

Kecamatan

Jumlah Penduduk Menurut Status Pendidikan Belum Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat D.II Tamat D.III Tamat S.1 Tamat S.2 Tamat S.3 Jumlah Bekasi Utara 38.288 24.173 25.482 29.733 119.396 2.487 10.311 19.509 1.558 97 271.034 Bekasi Selatan 42.393 24.986 28.725 31.845 123.918 1.882 10.632 22.155 1.629 113 288.278 Bekasi Timur 49.403 34.274 31.460 38.161 130.821 2.915 11.355 19.361 1.332 82 319.164 Bekasi Barat 31.030 19.122 23.142 22.260 70.582 2.195 10.315 22.331 2.225 149 203.351 Bantargebang 30.281 20.373 18.307 20.397 96.585 1.667 6.701 15.871 1.641 95 211.918 Jatiasih 25.280 16.179 14.673 19.246 64.685 1.539 4.792 9.791 900 72 157.157 Pondok Gede 16.168 10.336 14.680 12.711 34.226 209 699 927 54 23 90.033 Jati Sampurna 32.810 24.654 22.564 24.260 100.097 1.598 10.899 31.902 2.702 169 251.655

(22)

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi, 2014

b) Ketenagakerjaan

Berdasarkan data statistik pada tahun 2009 penduduk angkatan kerja berjumlah 1.058.532 jiwa, terdiri atas 700.192 laki-Iaki (66,15%) dan 358.340 perempuan (33,85%). Sedangkan yang bekerja berjumlah 911.122 jiwa (86,07), terdiri atas 611.560 laki-Iaki (67,12%) dan 299.562 perempuan (32,88%). Dari penjelasan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa penduduk angkatan kerja yang tidak bekerja berjumlah 162.350 jiwa (13,93%).

Berdasarkan data statistik pada tahun 2010 penduduk angkatan kerja berjumlah 1.015.941 jiwa, terdiri atas 665.860 laki-Iaki (65,54%) dan 350.081 perempuan (34,46%). Sedangkan yang bekerja berjumlah 892.876 jiwa (87,89%), terdiri atas 596.620 laki-Iaki (66,82%) dan 296.256 perempuan (33,18%). Dari penjelasan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa penduduk angkatan kerja yang tidak bekerja berjumlah 123.065 jiwa (12,11%).

Berdasarkan data statistik pada tahun 2011 penduduk angkatan kerja berjumlah 1.106.920 jiwa, terdiri atas 731.188 laki-Iaki (66,06%) dan 375.732 perempuan (33,94%). Sedangkan yang bekerja berjumlah 990.630 jiwa (89,50%), terdiri atas 654.532 laki-Iaki (66,07%) dan 336.098 perempuan (33,93%). Dari penjelasan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa penduduk angkatan kerja yang tidak bekerja berjumlah 116.290 jiwa (10,51%).

Berdasarkan data statistik pada tahun 2012 penduduk angkatan kerja berjumlah 1.070.719 jiwa, terdiri atas 706.590

laki-Medan Satria 14.746 9.959 14.836 11.084 32.071 519 2.748 7.122 669 45 93.799 Mustika Jaya 30.110 19.744 19.757 18.545 52.772 1.075 5.244 9.956 550 26 157.779 Pondok

Melati 18.549 12.468 14.827 14.973 48.632 905 5.784 12.453 1.011 65 129.667

(23)

yang bekerja berjumlah 977.043 jiwa (91,25%), terdiri atas 640.174 laki-Iaki (90,60%) dan 336.869 perempuan (92,51%). Dari penjelasan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa penduduk angkatan kerja yang tidak bekerja berjumlah 45,535 jiwa (8,75%).

Berdasarkan data statistik pada tahun 2013 penduduk angkatan kerja berjumlah 1.164.251 jiwa, terdiri atas 764.985 laki-Iaki (91,98%) dan 399.266 perempuan (87,40%). Sedangkan yang bekerja berjumlah 1.052.582 jiwa (90,41%), terdiri atas 703.611 laki-Iaki (91,98%) dan 348.971 perempuan (87,40%). Dari penjelasan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa penduduk

angkatan kerja yang tidak bekerja berjumlah 111.669 jiwa

(9,59%).

Berdasarkan data statistik pada tahun 2014 penduduk angkatan kerja berjumlah 1.236.114 jiwa, terdiri atas 805.969 laki-Iaki (65,20%) dan 430.145 perempuan (34,80%). Sedangkan yang bekerja berjumlah 1.120.471 jiwa, terdiri atas 741.539 laki-Iaki (66,18%) dan 378.932 perempuan (33,82%). Dari penjelasan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa penduduk angkatan kerja yang tidak bekerja berjumlah 115.643 jiwa (9,35%).

Berdasarkan penjelasan di atas data perkembangan

Angkatan Kerja di Kota Bekasi dapat disajikan sebagaimana tabel I.6 di bawah ini :

Tabel I. 6

Perkembangan Angkatan Kerja Tahun 2009 s.d 2014

Tahun

Angkatan Kerja Penduduk Bekerja

Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

2009 1.058.682 700.192 66,14% 358.490 33,86% 911.122 611.560 67,12% 299.562 32,88% 2010 1.015.941 665.860 65,54% 350.081 34,46% 892.876 596.620 66,82% 296.256 33,18% 2011 1.106.920 731.188 66,06% 375.732 33,94% 990.630 654.532 66,07% 336.098 33,93% 2012 1.070.719 706.590 79,35% 364.129 41,59% 977.043 640.174 90,60% 336.869 92,51% 2013 1.164.251 764.985 80,20% 399.266 42,55% 1.052.582 703.611 91,98% 348.971 87,40%

(24)

Tahun

Angkatan Kerja Penduduk Bekerja

Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

2014 1.236.114 805.969 65,20% 430.145 34,80% 1.120.471 741.539 66,18% 378.932 33,82%

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi, 2014

Tabel I. 7

Perkembangan Penduduk yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Usaha

NO SEKTOR TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Industri Pengolahan 27.262 55.460 51.030 53.700 48.304 5.099 2 Perdagangan Besar, Eceran serta

Rumah Makan dan Hotel 13.385 13.313 13.244 15.951 17.829 263.404

3

Keuangan, Asuransi Usaha Persewaan Bangunan dan Tanah serta Jasa Perusahaan

853 3.999 4.763 3.221 4.943 264.395

4 Jasa Kemasyarakatan Sosial dan

Perorangan 5.379 16.394 20.158 24.029 28.662 302.901

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi, 2014

Salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh kesesuaian penempatan seseorang berdasarkan keahlian dan tingkat pendidikannya. Semakin sesuai antara pekerjaan dengan tingkat pendidikan maka akan semakin baik hasil suatu pekerjaan (the right men on the right place). Tingkat serapan tenaga kerja yang paling baik setiap tahunnya adalah SMA Kejuruan. Namun pada umumnya Data statistik menunjukkan terjadi fluktuatif tingkat

serapan tenaga kerja yang disesuaikan dengan tingkat

pendidikannya yang tergambar selama Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2014, sebagaimana gambar dan tabel dibawah ini :

(25)

Tabel I. 8

Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar dan Penempatannya Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2009 s.d Tahun 2014

Pendidikan yang Ditamatkan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Pencari Kerja Terdaftar Penem-patan Tenaga Kerja Pencari Kerja Terdaftar Penem-patan Tenaga Kerja Pencari Kerja Terdaftar Penem-patan Tenaga Kerja Pencari Kerja Terdaftar Penem-patan Tenaga Kerja Pencari Kerja Terdaftar Penem-patan Tenaga Kerja Pencari Kerja Terdaftar Penem-patan Tenaga Kerja Tidak lulus Sekolah - - 4 - 4 2 - - - - 1 -SD 296 - 173 - 166 37 133 - 139 3 89 30 SMP Sederajat 1.744 400 1.527 400 1.292 169 1.071 50 986 52 781 107 SMP Kejuruan - - - - - -SLTA Umum 13.337 416 11.163 416 8.902 1.266 8.501 1.970 8.517 1.876 6.131 2.961 SLTA Kejuruan 14.974 2.150 17.582 2.150 16.188 1.723 17.175 2.142 16.862 5.448 15.433 4.922 Akademi 4.406 113 3.587 113 1.097 73 1.676 235 3.528 236 1.274 3.293 Perguruan Tinggi 10.559 125 8.487 125 1.735 39 4.329 4.628 9.934 374 2.930 1.068 Jumlah 45.316 3.204 42.523 3.204 29.384 3.309 32.885 4.628 39.966 7.989 26.697 12.381

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi, 2014

Sampai saat ini jumlah lowongan kerja lebih rendah dari jumlah pengangguran yang ada, ditambah lagi dengan tidak adanya kesesuaian kriteria yang dipersyaratkan pemberi kerja atau jabatan yang ada. Berdasarkan Buku Data Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi, dari tahun ke tahun terdapat beberapa faktor kendala yang dapat menyebabkan pengangguran di Kota Bekasi antara lain :

1) Kelulusan SLTA yang sederajat banyak yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dikarenakan memerlukan biaya besar;

2) Penempatan tenaga kerja di sektor formal terbatas;

3) Pencari kerja untuk dapat mengisi lowongan pekerjaan sesuai yang dibutuhkan, tidak dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan;

4) Keterampilan yang dimiliki pencari kerja, kualitas dan pendidikan yang masih rendah;

5) Jumlah pencari kerja dibanding dengan kesempatan kerja yang tersedia tidak seimbang.

Adapun upaya yang dilakukan untuk mengurangi pengangguran di Kota Bekasi antara lain :

(26)

1) Peningkatan keterampilan kerja para pencari kerja;

2) Peningkatan pelayanan penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri baik melalui program Antar Kerja Lokal (AKL) dan Antar Kerja Antar Daerah (AKAD);

3) Peningkatan pelayanan penempatan tenaga kerja luar negeri;

4) Pengembangan dan perluasan lapangan kerja sektor

informal/usaha mandiri melalui pengembangan dan pemberian fasilitas yang mendorong sistem kewirausahaan;

5) Perpindahan penduduk melalui program transmigrasi;

6) Melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) yang dikelola oleh satuan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Di Kota Bekasi sampai saat ini BKK yang terdaftar berjumlah 36 (tiga puluh enam) BKK;

7) MengadakanJob Fair(bursa kerja)

Untuk meningkatkan dan mengembangkan tenaga kerja, disamping pendidikan formal yang harus ditempuh perlu adanya sarana dan prasarana pelatihan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan praktis.

Jumlah lembaga pelatihan yang dikelola/dimiliki pemerintah dan swasta yang ada di Kota Bekasi, antara lain sebagai berikut :

 2 Balai Latihan Keterampilan Kerja milik Pemerintah Pusat dan

Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Kota Bekasi;

 Lembaga yang dikelola atau dimiliki swasta terdiri dari 43 PJTKI

(20 PJTKI yang berkantor pusat di Kota Bekasi dan 23 Penampungan), 75 LPK serta 58 BLKLN.

c) Pendidikan

Kontribusi capaian indeks pendidikan terhadap IPM Kota Bekasi adalah sebesar 90.34% dengan demikian pada gilirannya Indeks Pendidikan Kota Bekasi yang cukup tinggi tersebut, telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pencapaian indeks pendidikan

(27)

Besarnya indeks pendidikan ditentukan oleh angka melek huruf (AMH) dan angka rata-rata sekolah (RLS). Berdasarkan data terakhir,

penduduk yang berusia > 15 tahun di Kota Bekasi mencapai

1.738.967 jiwa dari jumlah penduduk usia > 15 tahun keatas dapat

baca tulis sebanyak 1.739.191 jiwa, hasil capaian kinerja sebesar

99,99 % capaian target di tahun 2014 adalah 99,99 % dengan

demikian capaian kinerja tercapai 100 % . Pada sisi lain, angka rata-rata lama sekolah (RLS) di Kota Bekasi tahun 2014 telah mencapai indeks 10,83 target yang ingin dicapai 10,23 capaian kinerja ditahun selisih target tahun 2014 tercapai.

Capaian Kinerja APM dan APK berdasarkan tingkat pendidikan Di Tahun 2010 - 2014 No Tingkat Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 I Sekolah Dasar APM 99.62 100 99.99 99.99 99.99% APK 118 106.82 107.52 112.44 121.65% II SMP APM 89.85 82.96 83.98 91.23 86,14% APK 91.95 84.65 90.25 92.23 87,91% III SLTA APM 69.75 68.52 70 79.39 84,18% APK 71.02 69.92 70.81 72.45 86,36%

Beberapa hal yang dikaji berkaitan dengan APK dan APM pada

tabel diatas terlihat di tingkat SMP periode 2013 - 2014 terdapat

capaian kinerja menurun dibandingkan tahun 2013, ini di sebabkan di

ditahun 2014 kurangnya ruang kelas untuk SMP sehingga

menyebabkan tuntutan jumlah siswa sekolah tingkat SMP tidak dapat tertampung di SMP seluruhnya di kota Bekasi . Hal ini menyebabkan siswa usia 13-14 tahun yang tidak dapat bersekolah di Kota Bekasi terutama yang tinggal di daerah perbatasan dengan DKI Jakarta

(28)

(contoh Kecamatan Bekasi Barat dan Kecamatan Pondok Gede) lebih memilih untuk bersekolah di DKI Jakarta daripada di Kota Bekasi.

Tingkat Partisipasi Pendidikan di semua jenjang baik , SD, SMA

dan SMK terlihat adanya capaian kinerja yang capaiannya sama

dan capaian kinerja yang meningkat (SMA/SMK sederajat) hal ini di

tahun 2014 dimulainya wajar pendidikan 12 tahun. perkembangan

disekolah hal ini siswa dan guru. Perkembangan sekolah, siswa dan guru di semua jenjang pendidikan di Kota Bekasi selama tahun 2012-2014, dapat terlihat pada tabel di bawah ini.

(29)

TABEL I.9

DATA JUMLAH PELAJAR TAHUN 2012 – 2014

NO JENJANG JUMLAH SISWA 2012 PENDUDUK NO JENJANG JUMLAH SISWA 2013 PENDUDUK NO JENJANG JUMLAH SISWA 2014 PENDUDUK NEGERI SWASTA TOTAL USIA 2-6 NEGERI SWASTA TOTAL USIA 2-6 NEGERI SWASTA TOTAL USIA 2-6

1 PAUD - 15.252 216.225 1 PAUD - 16.014 219.176 1 PAUD - 8.912 8.912 TK - 28.333 TK - 29.750 TK - 20.470 20.470 RA - 11.426 RA - 11.693 RA - 11.693 11.693 TPQ - 23.009 TPQ - 24.158 TPQ - 24.158 24.158 TKQ - 19.628 TKQ - 20.160 TKQ - 20.610 20.610

- - 97.648 USIA 7-12 - - 101.775 USIA 7-12 - 85.843 USIA 7-12

2 SD 191.171 62.366 253.537 244.997 2 SD 191.553 64.296 255.849 253.422 2 SD 188.419 65.279 253.698 MI 290 21.487 21.777 MI - - 22.732 MI 382 24.306 24.688

PAKET A 170 PAKET A - - - PAKET A - - 531

191.461 83.853 275.484 USIA 13-15 191.553 64.296 278.581 USIA 13-15 188.801 89.585 278.917 USIA 13-15

3 SMP 56.440 32.302 88.742 115.946 3 SMP 56.506 31.980 88.486 118.496 3 SMP 51.601 42.336 93.937 MTS 3.033 12.872 15.905 MTS - - 16.324 MTS 3.148 14.919 18.067

PAKET B 845 PAKET B - - - PAKET B - - 1.803

59.473 45.174 105.492 USIA 16-18 56.506 31.980 104.810 USIA 16-18 54.749 57.255 113.807 USIA 16-18

4 SMA 21.979 15.352 37.331 123.597 4 SMA 21.075 14.360 35.435 117.579 4 SMA 19.624 17.036 36.660 SMK 6.766 39.992 46.758 SMK 9.046 48.866 57.912 SMK 9747 50.659 60.406 MA 1.610 1.812 3.422 MA - - 3.561 MA 1873 2039 3.912

PAKET C - 2.039 PAKET C - - - PAKET C - - 4.297

30.355 57.156 89.550 30.121 63.226 96.908 31.244 69.743 105.275 TOTAL KESELURUHAN 281.289 186.183 568.174 700.765 TOTAL KESELURUHAN 278.180 159.502 582.074 708.673 TOTAL KESELURUHAN 274.794 216.583 583.842

(30)

Dari data table 1.9 diatas Data jumlah Paud tahun 2013 - 2014 mengalami penurunan siswa. Di tahun 2013 jumlah paud sebanyak 101.775 siswa tetapi tahun 2014 sebanyak 85.843 siswa hal ini disebabkan berpengaruhnya jumlah penduduk tahun 2013-2014 yang berkurang di tahun 2013 jumlah penduduk 2.592.819 jiwa di tahun 2014 jumlah penduduk 2.212.345 jiwa. Adanya penurunan jumlah penduduk di Kota Bekasi di tahun 2014 sebesar 380.474 jiwa. Penurunan jumlah penduduk dimungkinkan program KB sudah berhasil. jumlah penurunan penduduk kota bekasi sekitar 0,85 % . Meningkatnya jumlah siswa SD sederajat , SMP sederajat dan SMA/SMK sederajat ditahun 2014 hal ini disebabkan semakin banyaknya minat siswa bersekolah di kota Bekasi baik SD,SMP,SMA,SMK maupun sederajatnya. Hal ini juga masih banyak siswa yang belum dapat tertampung bersekolah di kota Bekasi mengingat daya tamping sekolah yang masih belum memadai terutama ruang kelas baru yang masih kurang.

Tabel I.10

Pertumbuhan jumlah Guru menurut Jenjang dan Status Sekolah Kota : bekasi Tahun 2011 - 2014

No Jenjang Status Sekolah Negeri Swasta 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 1 TK 12 12 19 17 2.465 2.987 2.414 299 2 SD 6.536 7.484 7.157 6.897 3.274 3.846 3.713 4.339 3 SLB 1 8 33 - 87 104 92 -4 SMP 1.945 1.696 2.070 1.906 2.704 2.542 2.016 3.110 5 SMA 875 825 1.066 722 1.523 1.399 1.085 1827 6 SMK 187 238 293 233 1.559 1.493 1.481 2652 Total 9.556 10.263 10.638 9.775 11.612 12.371 10.801 12.227

(31)

Gambar

Pertumbuhan jumlah Guru menurut Jenjang dan Status Sekolah

d) Kesehatan

Upaya peningkatan kesehatan masyarakat di Kota Bekasi dilakukan antara lain melalui pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Program dan kegiatan yang dilakukan di Puskesmas diantaranya: program promosi kesehatan, pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, kesehatan lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pelayanan gizi masyarakat dan pengobatan yang dilakukan di dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas.

Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas

sebagai sarana pelayanan kesehatan pertama dan terdepan

dalam sistem pelayanan kesehatan melaksanakan upaya

(32)

kesehatan wajib harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas dan upaya kesehatan pengembangan diselenggarakan sesuai dengan masalah, kondisi, kebutuhan, kemampuan dan inovasi

serta kebijakan pemerintah daerah. Upaya pengembangan

kesehatan di Puskesmas antara lain melalui Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).

Sampai dengan tahun 2014 dari 31 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas yang ada, telah dikembangkan 10 UPTD Puskesmas dengan tempat perawatan dan mampu PONED, yakni UPTD Puskesmas Pejuang, Kaliabang Tengah, Teluk Pucung, Karang Kitri, Bojong Rawa Lumbu, Pondok Gede, Jati Sampurna, Bantargebang, Mustika Jaya, dan Pekayon Jaya.

Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) yang dilaksanakan Puskesmas merupakan upaya mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu target pencapaian

Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Puskesmas PONED bertujuan mendekatkan akses masyarakat kepada pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar.

Pengembangan UPTD Puskesmas juga dilakukan dengan meningkatkan kemampuan Puskesmas biasa menjadi Puskesmas persalinan normal, antara lain UPTD Puskesmas Duren Jaya, Marga mulya, Marga Jaya, Kranji, Jaka Mulya, Jati Warna, dan Jati Luhur. Dengan demikian, sampai dengan tahun 2014 Kota Bekasi sudah memiliki 10 UPTD Puskesmas DTP mampu PONED, 7 UPTD Puskesmas persalinan normal, dan 14 UPTD Puskesmas biasa.

Pengembangan status UPTD Puskesmas di Kota Bekasi juga diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan, antara

(33)

Puskesmas antara lain: UPTD Puskesmas Seroja, Jati Asih, Kali Abang Tengah, Bantargebang, dan Jati Warna, serta UPTD Puskesmas Teluk Pucung dan Rawa Tembaga.

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan kesehatan adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan. Oleh karena itu sejak tahun 2008 kebijakan pelayanan kesehatan dasar gratis di UPTD Puskesmas terus ditingkatkan hingga tahun 2014. Masyarakat miskin di Kota Bekasi yang menjadi peserta Jamkesmas tahun 2014 sebanyak 383.473 orang. Dan bagi

masyarakat miskin yang tidak mendapatkan Jamkesmas,

Pemerintah Daerah telah memberikan jaminan kesehatan dengan Kartu Sehat bagi 151.364 orang penduduk miskin di Kota Bekasi.

Untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap Puskesmas, salah satu indikator yang digunakan yaitu rasio Puskesmas per 100.000 penduduk. Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk pada tahun 2014 sebesar 1 : 116.410 yang berarti satu Puskesmas melayani 116.410 penduduk. Sedangkan idealnya adalah satu Puskesmas melayani 30.000 penduduk.

Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan Puskesmas terhadap masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa Puskesmas Pembantu (Pustu). Pustu berfungsi untuk membantu masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan dasar. Tahun 2014 terdapat 24 Puskesmas Pembantu (Pustu), ditambah 1 UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah, 1 UPTD Pengawasan Obat dan Makanan dan 1 UPTD Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Farmasi.

Selain fasilitas kesehatan milik Pemerintah ada pula fasilitas kesehatan milik swasta seperti rumah sakit swasta, klinik dan rumah sakit bersalin, laboratorium kesehatan swasta, rumah bersalin dan lain-lain. Hal ini ditunjukkan pada tabel I.12 berikut :

(34)

Tabel I.12

Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Bekasi Tahun 2009 - 2014 No Uraian TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 Puskesmas 31 31 31 31 31 31 2 Puskesmas Pembantu 28 28 29 29 23 24 3 Gudang Obat 1 1 1 1 1 1 4 Posyandu 1464 1500 1500 1522 1538 1541 5 RumahSakit 28 30 31 34 35 37 6 Balai Pengobatan/ Klinik dan Rumah Bersalin

93 337 337 423 449 451

7 Apotek 342 344 344 410 457 558

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Bekasi, 2014

Jumlah rumah sakit yang ada di Kota Bekasi tahun 2014 sebanyak 37 rumah sakit. Dari 37 rumah sakit tersebut, terdapat 6 rumah sakit umum dengan tipe B (termasuk RSUD), 13 rumah sakit umum dengan tipe C, dan 11 rumah sakit dengan tipe D. Selain itu terdapat 5 rumah sakit ibu dan anak, 1 rumah sakit bersalin, dan 1 rumah sakit rehabilitasi medik. Dengan sarana dan prasarana serta program yang terintegrasi untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat diharapkan dapat meminimalisir masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat.

Keberhasilan pembangunan kesehatan juga ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia di bidang kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan baik secara kualitas maupun kuantitas. Karena tenaga kesehatan merupakan ujung tombak

pelayanan kepada masyarakat sehingga sangat diperlukan

mengingat banyaknya program-program kesehatan yang harus diselesaikan dan pelayanan kesehatan di puskesmas maupun di rumah sakit.

(35)

Jumlah tenaga di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bekasi tahun 2014 berjumlah 955 orang yang terdiri dari 156 orang pegawai di kantor Dinas Kesehatan dan UPTD non Puskesmas (UPTD Labkesda, UPTD POM, serta UPTD POP & PF) dengan 134 orang PNS dan 22 orang non PNS, serta tenaga yang ada di UPTD Puskesmas berjumlah 799 orang terdiri dari 737 orang PNS dan 62 non PNS.

Jenis ketenagaan yang ada di Puskesmas terdiri dari 117 orang dokter umum, 1 orang spesialis kulit dan kelamin, 1 orang spesialis mata, 1 spesialis kebidanan, 3 orang spesialis gigi, 72 orang dokter gigi, 13 orang apoteker, 200 orang bidan, 170 orang perawat, 33 orang perawat gigi, 33 orang nutrisionis, 23 orang sanitarian, 18 orang asisten apoteker, 21 orang analis kesehatan dan 62 orang tenaga pelaksana lainnya.

Salah satu tujuan pembangunan milenium atau Millenium

Development Goals (MDGs) adalah menurunkan kematian anak. Jumlah kematian neonatal (0-28 hari) yang dilaporkan tahun 2014 sebanyak 41 orang menurun dibandingkan kematian neonatal tahun 2013 sebanyak 53 orang. Penyebab kematian neonatal tertinggi adalah asfiksia (9 orang), diikuti oleh BBLR (7 orang), dan penyakit lainnya (25 orang). Sedangkan jumlah kematian bayi usia 1-11 bulan (tanpa neonatal) sebanyak 6 orang. Penyebab kematian bayi yaitu pneumonia (3 orang) dan penyakit lainnya (3 orang).

Jumlah kematian ibu yang dilaporkan di Kota Bekasi tahun 2014 lebih rendah dibandingkan tahun 2013. Tahun 2014, jumlah kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 24 orang dari 47.711 kelahiran hidup, sedangkan tahun 2013 jumlah kematian ibu sebanyak 29 orang dari 45.765 kelahiran hidup. Penyebab kematian tertinggi yaitu perdarahan (7 orang), diikuti oleh penyakit jantung (4 orang), eklampsi (1 orang), infeksi (1 orang), dan penyebab lain (11 orang).

(36)

Upaya pencegahan kasus kematian ibu dan bayi dilakukan dengan program Gerakan Sayang Ibu, RW Siaga dan P4K. Melalui program tersebut maka cakupan pelayanan antenatal dan post natal semakin tinggi sehingga dapat mendeteksi setiap resiko maupun komplikasi yang mungkin terjadi. Selain itu juga diberikan imunisasi TT1 terhadap 33.121 ibu hamil (56,53 persen dari sasaran 58.590 ibu hamil), TT2 terhadap 28.562 ibu hamil (48,75 persen), TT3 terhadap 13.542 ibu hamil (23,11 persen), TT4 terhadap 8.644 ibu hamil (14,75 persen) dan TT5 terhadap 4.714 ibu hamil (8,05 persen).

Selain itu, Kota Bekasi terus meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat salah satunya melalui peningkatan

pelayanan gizi masyarakat yang bertujuan untuk mencegah kasus gizi buruk yang difokuskan melalui kegiatan posyandu. Kegiatan Posyandu dapat memantau tumbuh kembang bayi dan balita. Sehingga bayi dan balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang dapat segera ditangani. Tabel I.13 di bawah ini menunjukkan gambaran status gizi balita di Kota Bekasi sejak tahun 2009 hingga 2014. Selain pemantauan tumbuh kembang, di posyandu juga dilaksanakan kegiatan imunisasi, pelayanan ANC bagi ibu hamil dan pelayanan KB.

Tabel I. 13

Status Gizi Balita di Kota Bekasi Tahun 2009 - 2014

No Status Gizi TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Sangat Kurus (%) 0,38 0,37 0,28 0,19 0,19 0,16

2 Kurus (%) 8,58 5,42 5,00 4,79 5,23 4,24

3 Normal (%) 88,11 86,84 83,73 83,46 85,36 85,67

(37)

Cakupan Universal Child Immunization (UCI)

menggambarkan besarnya tingkat perlindungan masyarakat(herd

immunity) terhadap penularan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). UCI menunjukkan bahwa setiap Desa/Kelurahan minimal 80 persen bayi telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap secara merata dan 100 persen Desa

atau Kelurahan mendapatkan cakupan imunisasi lengkap.

Indikator UCI yang dipergunakan adalah imunisasi BCG, Polio 4, DPT-HB3 dan Campak. Tahun 2014 sebesar 100 persen kelurahan di Kota Bekasi mencapai UCI, yang artinya 56 kelurahan di Kota Bekasi telah mencapai UCI, dengan rincian cakupan imunisasi BCG sebesar 95,4 persen, imunisasi Polio 4 sebesar 91,3 persen, imunisasi DPT-HB 3 sebesar 91,8 persen dan imunisasi campak sebesar 91,3 persen.

Peningkatan pencegahan penyakit menular bertujuan untuk mencegah kasus dan kematian akibat penyakit menular melalui kegiatan penemuan dan penanggulangan kasus, surveilans, imunisasi, serta penatalaksanaan kasus penyakit menular.

Insidens Rate (IR) penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013. IR DBD tahun 2014 sebesar 31,7 per 100.000 penduduk. Sedangkan tahun 2013 IR DBD sebesar 58 per 100.000 penduduk. Hal ini seiring dengan penurunan jumlah kasus DBD dari 1.415 kasus tahun 2013 menjadi 821 kasus tahun 2014. Namun Case Fatality Rate (CFR) DBD tahun 2013 mengalami peningkatan dari 1,2 persen tahun 2013 menjadi 1,9 persen tahun 2014.

(38)

Grafik I. 1

Distribusi Kasus DBD dan Insidens Rate (IR) Penyakit DBD di Kota Bekasi Tahun 2009 – 2014

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bekasi, 2014

Penemuan kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada anak

usia <15 tahun belum memenuhi target (>2 per 100.000 anak usia <15 tahun). Tahun 2014 ditemukan 8 kasus AFP dari 709.815 anak usia <15 tahun di Kota Bekasi atau sebesar (1,13 per

100.000 anak usia <15 tahun). Penemuan ini menurun

dibandingkan tahun 2013 yang ditemukan 10 kasus AFP dari 691.110 anak usia <15 tahun di Kota Bekasi atau sebesar (1,45 per 100.000 anak usia <15 tahun). Oleh karena itu perlu peningkatan pencarian kasus AFP di masyarakat melalui kader-kader posyandu dan mengoptimalkan kegiatan surveilans aktif rumah sakit.

Hingga tahun 2014 kasus filariasis (kaki gajah) klinis di Kota Bekasi secara kumulatif ada sebanyak 66 kasus, sejak tahun 2013 tidak ditemukan kasus baru. Untuk mencegah penyebaran kasus maka telah dilakukan pengobatan massal di Kota Bekasi. Tahun 2014 yang telah dilakukan pengobatan massal pada

(39)

Bintara, Kotabaru, Jaka Sampurna, Kayuringin, Marga Jaya, Pekayon Jaya, Jaka Mulya, dan Jaka Setia. Dengan jumlah sasaran pengobatan sebanyak 349.050 orang yang mendapat obat filariasis. Mikrofilaria rate di Kota Bekasi tahun 2014 sebesar 1 persen yaitu dari 4.176 orang yang diperiksa Survey Darah Jari (SDJ) yang dilakukan pada 11 Kelurahan (Kelurahan Jati Ranggon, Jati Sampurna, Jati Rangga, Jati Raden, Jati Karya, Kranji, Jati Warna, Mustika Jaya, Harapan Jaya, Jati Sari, dan Duren Jaya, ditemukan 4 orang positif.

Tabel I. 14

Jumlah Kasus TB Paru di Kota Bekasi Tahun 2009 – 2014

No Kasus

TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 TB Paru BTA (+) 1.251 1.347 1.555 1.037 1.390 1.359

2 TB Paru BTA (-) 9.576 11.635 862 636 1.037 1.063

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bekasi, 2014

Jumlah kasus baru TB paru BTA (+) yang ditemukan berjumlah 1.359 kasus. Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan penularan akibat tidak terdeteksinya kasus TB paru yang dapat menularkan kepada orang lain. Kasus-kasus baru TB paru yang berhasil ditemukan diberikan terapi dan pengobatan sesuai standar yaitu dengan strategi DOTS. Hasil pengobatan penderita TB paru dapat dilihat dari angka kesembuhan. Angka kesembuhan TB paru tahun 2014 meningkat dibandingkan tahun 2013, dari 74 persen tahun 2013 menjadi 78,4 persen tahun 2014. Artinya jumlah penderita TB paru yang diobati dan sudah dinyatakan sembuh sebesar 78,4 persen, selebihnya masih dalam proses pengobatan.

Angka penemuan kasus baru kusta atau New Case

(40)

sebesar 5,55 per 100.000 penduduk dibandingkan tahun 2012 sebesar 4,76 per 100.000 penduduk. Hal ini dapat dilihat dari grafik 1.2 berikut. Dilihat dari jumlah penderita baru kusta, tahun 2014 ada sebanyak 144 kasus (tipe PB dan MB) mengalami sedikit peningkatan dibanding tahun 2013 (143 kasus) dan 2012 (127 kasus). Namun kasus baru kusta pada anak mengalami penurunan dari 13 kasus tahun 2013 menjadi 5 kasus pada tahun 2014.

Grafik I. 2

Kasus Anak, Kasus Cacat Tingkat II, danNew Case Detection Rate

(NCDR) Penyakit Kusta di Kota Bekasi Tahun 2011 - 2014

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bekasi, 2014

Jumlah kasus baru AIDS terus meningkat dalam 3 tahun terakhir, dari 34 orang tahun 2012, meningkat menjadi 121 orang tahun 2013, dan meningkat kembali menjadi 135 kasus tahun 2014. Namun kasus HIV positif tahun 2014 mengalami sedikit penurunan dari 401 kasus pada tahun 2013 menjadi 363 kasus pada tahun 2014.

(41)

Grafik I.3

Grafik Trend Penderita Baru HIV dan AIDS di Kota Bekasi Tahun 2010 – 2014

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bekasi, 2014

Pelayanan HIV-AIDS yang diberikan berupa layanan VCT (Voluntary Counseling Test), layanan IMS (Infeksi Menular

Seksual), layanan HR (Harm Reduction) dan layanan PTRM

(Program Terapi Rumatan Metadon). Layanan VCT diberikan di RSUD Kota Bekasi, RS Ananda, RS St. Elisabeth, Lembaga Pemasyarakatan Kota Bekasi, dan 18 UPD Puskesmas di Kota Bekasi. Pelayanan IMS diberikan pada 5 UPTD Puskesmas di Kota Bekasi, dan pelayanan HR diberikan pada 13 UPTD

Puskesmas di Kota Bekasi. Upaya pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS dilakukan melalui survey terhadap kelompok penduduk beresiko tinggi (resti), promosi kesehatan dan penyuluhan serta pelatihan petugas laboratorium.

Pada pendataan PHBS tatanan rumah tangga di Kota Bekasi tahun 2014 dari 77.622 KK yang dipantau, sebanyak 45.236 KK telah ber-PHBS (58,28 persen). Indikator yang sulit dipenuhi oleh rumah tangga PHBS adalah ASI Ekslusif, Linakes, penimbangan balita dan masih ada anggota keluarga yang merokok di dalam rumah.

(42)

Upaya penyehatan lingkungan dilakukan antara lain dengan pemberian bantuan bahan baku pembuatan sanitasi dasar bagi masyarakat miskin berupa pembuatan jamban dan septik tank, pelatihan bagi kader dalam pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang salah satunya adalah kegiatan Stop Buang Air Besar Sembarangan di wilayah Kelurahan Padurenan,

pembinaan pengelolaan air minum rumah tangga di 31

Puskesmas, pemeriksaan kualitas air PDAM, depot air, dan sumber air bersih rumah tangga, serta melatih petugas dan pemilik depot air minum untuk meningkatkan pengetahuan higiene sanitasi depot air minum pada 12 kecamatan di Kota Bekasi.

e) Kerukunan Antar Umat Beragama

Seiring dengan semakin bertambahnya pemukiman baru dan pendatang baru di Kota Bekasi, maka semakin bertambah semarak pula suasana kehidupan beragama di Kota Bekasi. Oleh karena itu, kerukunan beragama menjadi isu penting dalam

pelaksanaan pembangunan di Kota Bekasi. Data terakhir

menunjukkan jumlah sarana peribadatan / rumah ibadah

sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel I. 15

Jumlah Tempat Ibadah di Kota Bekasi

No Agama/Tempat Ibadah Jumlah

1 Islam

 Masjid 950

 Mushola/Langgar 1470

2 Nasrani

(43)

No Agama/Tempat Ibadah Jumlah  Vihara 9 4 Hindu  Pura 2 5 Konghucu  Klenteng 1 Tabel I. 16

Jumlah Penganut Agama

No Agama Jumlah 1 2 3 4 5 6 Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu 2.146.807 Penduduk 182.106 Penduduk 74.759 Penduduk 27.952 Penduduk 38.450 Penduduk 201 Penduduk

Sumber: Data Primer Kota Bekasi, 2013

Terkait dengan isu-isu kerukunan umat beragama, dalam Tahun 2014 terdapat beberapa kasus kerukunan umat beragama yang berkembang. Kasus tersebut antara lain, kasus pendirian Gereja Stanislaus Cosca di Kalamiring, Permasalahan pendirian beberapa Gereja di Kavling Mangseng, dan sarana/prasarana tempat ibadah yang masa izinnya telah habis (HKBP Ciketing). Selain isu yang disebabkan permasalahan pendirian rumah ibadah, kerukunan umat beragama juga terngganggu oleh isu

(44)

berkembangnya gerakan radikal di wilayah Kecamatan Bekasi Selatan dan Bekasi Timur, serta penangkapan tersangka teroris di Kelurahan Margahayu.

Salah satu upaya Pemerintah Kota Bekasi melalui Badan Kesbangpol dalam menjaga kerukunan beragama adalah dengan

memaksimalkan peran Forum Kerukunan Umat Beragama

(FKUB) dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK). Keberadaan kedua forum tersebut memiliki nilai strategis dalam memelihara kerukunan melalui penyelesaian kasus-kasus keagamaan antar umat beragama di Kota Bekasi. Selain itu, Pemerintah Kota Bekasi melalui Badan Kesbangpol melakukan tindakan preventif. Upaya preventif yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bekasi

melalui Badan Kesbangpol Kota Bekasi adalah dengan

mengadakan dialog mendalam diantara pemuka agama.

Usaha preventif juga dilakukan dalam bentuk Sosialisasi, Fasilitasi, Pembinaan, dan pemantauan. Terkait isu Kerukunan Beragama, Badan Kesbangpol melaksanakan Fasilitasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Kegiatan ini bertujuan memberikan fasilitasi kepada upaya FKUB di dalam mewujudkan kerukunan beragama di Kota Bekasi. Badan Kesbangpol juga melaksanakan pembinaan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK). Tujuan dari kegiatan ini adalah mendayagunakan FPK untuk meningkatkan upaya pembauran di masyarakat. Pembauran kebangsaan di masyarakat merupakan salah satu cara dalam upaya meningkatkan kerukunan beragama di Kota Bekasi.

Badan Kesbangpol juga melaksanakan giat pemantauan yang berfungsi untuk menjaring informasi dan mendeteksi permasalahan kerukunan beragama yang terjadi di masyarakat. Dengan adanya pemantauan dan cegah dini terkait dampak yang

dimunculkan permasalahan kerukunan beragama dapat

(45)

Manajemen Konflik, Penyelenggaraan Kominda, serta Pemantauan dan Pengawasan Orang Asing.

Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memperkuat peran dan fungsi dari forum bentukan pemerintah yang memiliki hubungan kerja di dalam kerukunan umat beragama, dalam hal ini FKUB dan FPK. Secara umum, kasus kerukunan umat beragama yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan karena faktor pendirian rumah ibadah, penistaan ajaran agama dari kelompok tertentu dan perselisihan yang terjadi di internal pengurus rumah ibadah. Adapun upaya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah terkait gerakan radikal adalah melakukan fasilitasi pergantian

pengurus DKM dari masjid-masjid yang diduga terdapat

pergerakan radikal.

C. Kondisi Ekonomi

1) Potensi Unggulan Daerah

Peningkatan ekonomi masyarakat merupakan faktor

utama yang mempengaruhi kondisi sosial budaya masyarakat.

Sebagai kota yang memiliki letak cukup strategis (comercial

city) memberikan potensi yang cukup besar untuk dapat

membuka peluang investasi di bidang jasa dan perdagangan. Jaminan kondusifitas iklim investasi oleh Pemerintah Kota Bekasi merupakan salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan investasinya di Kota Bekasi.

Pemerintah Kota Bekasi terus berupaya meningkatkan kemudahan dan kenyamanan dalam berinvestasi di Kota Bekasi. Oleh karena itu, ada beberapa hal pokok yang telah dan terus

ditingkatkan oleh Pemerintah Kota Bekasi antara lain

peningkatan kemanan, kepastian hukum, kemudahan proses

perizinan investasi, peningkatan infrastruktur, mekanisme

ketenagakerjaan, peningkatan kualitas lingkungan, serta

(46)

tersebut, beberapa potensi yang merupakan unggulan dari kota Bekasi dapat menjadi daya saing bagi daerah lain serta dapat menjadi alasan mengapa berinvestasi di Kota Bekasi yakni :

a) Potensi Perdagangan

Kota Bekasi tumbuh menjadi kota perdagangan yang maju dan berkembang sejalan dengan upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan berbagai aspek kenyamanan berinvestasi di Kota Bekasi. Titik tolak hal tersebut adalah dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 9 Tahun 2008 tentang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT). Kemudahan dan kepastian pelayanan perizinan melalui BPPT dioptimalkan dengan pembentukan Standard Opering Prosedure (SOP) untuk setiap perizinan yang diterbitkan.

Peningkatan aktifitas perdagangan di Kota Bekasi dapat dilihat dari perkembangan peneribitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) setiap tahunnya.

Tabel I.17

Perkembangan TDP di Kota Bekasi

JENIS PERUSAHAAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 PT 1.412 1.680 1.869 2.098 1.884 2.276 KOPERASI 48 57 66 52 36 36 CV 1.311 1.400 1.415 1.682 1.530 1.445 PO 714 862 695 582 723 653 Badan Usaha Lainnya - - 3 8 - 2 Jumlah 3.485 3.999 4.048 4.422 4.173 3.759

Sumber : BPPT Kota Bekasi

Sentra utama kawasan perdagangan di Kota Bekasi terletak di Jl. Ahmad Yani. Hal ini dapat terlihat dari keberadaan beberapa Toko dan Mall di wilayah tersebut. Pertumbuhan

(47)

kawasan perdagangan terus berkembang hingga jalan K.H. Noer Ali (Kalimalang), Kranji, dan Harapan Indah.

Beberapa pusat perbelanjaan terbesar di kota Bekasi diantaranya adalah : Mal Metropolitan, Mega Bekasi Hypermal, Bekasi Square, Plaza Pondok Gede, Grand Mal, Bekasi Cyber

Park, Bekasi Trade Centre, Carrefour, Giant, Makro,

dan Hypermart.

Selain itu, potensi perdagangan di Kota Bekasi bukan hanya terlihat dari berkembangnya pertokoan tetapi juga dilihat dari tingkat perkembangan nilai ekspor perdagangan Kota Bekasi.

Tabel I. 18

Perkembangan Ekspor Kota Bekasi

TAHUN

NILAI EKSPOR

DALAM (US$) DALAM (Rp)

2010 315.480.103.77 2.916.613.559.353.65

2011 536.478.650.91 4.959.745.127.662.95

2012 98.208.585.06 907.938.368.879.70

2013 463.206.747,13 4.632.067.471.300,00

2014 508.792.384,95 6.359.904.811.875,00

Bidang perdagangan melayani pembuatan dokumen ekspor yaitu Surat Keterangan Asal (SKA)/CO yang digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan referensi dinegara tujuan. Surat Keterangan Asal (SKA) dapat diterbitkan disetiap instansi penerbit dan SKA yang telah ditunjuk oleh Kementerian Perdagangan bukan berdasarkan wilayah. Peningkatan ekspor yang dimulai pada tahun 2013 berlanjut di tahun 2014, hal itu dikarenakan ada beberapa eksportir besar pindah kepengurusan SKA dari kabupaten bekasi ke Kota Bekasi karena perubahan system e-SKA (pelayanan SKA secara elektronik melalui

(48)

internet). Fenomena tersebut menyiratkan bahwa produk usaha dari Kota Bekasi banyak diminati oleh pihak luar Kota Bekasi.

b) Potensi Koperasi

Perkembangan koperasi di Kota bekasi sejak tahun 2009 dapat diilustrasikan sebagai berikut : pada tahun 2009 Koperasi berjumlah 703 Koperasi, di tahun 2010 menembus jumlah 772 koperasi atau meningkat 9,82 persen dari tahun sebelumnya, pada tahun 2011 meningkat sebesar 8,81 persen dari tahun sebelumnya menjadi 840, dan tahun 2012 meningkat kembali menjadi 897 Koperasi atau mengalami peningkatan 6,79 persen, begitu juga pada tahun 2013 dan 2014 jumlah koperasi mengalami peningkatan menjadi 928 dan 954.

Tabel I. 19

Perkembangan Jumlah Koperasi

TAHUN JUMLAH KOPERASI

2009 703 2010 772 2011 840 2012 897 2013 928 2014 954

Sumber : Disperindagkop Kota Bekasi, 2014

Berkembangnya Koperasi di Kota Bekasi tidak lepas dari

keberhasilan Pemerintah Kota Bekasi dalam melakukan

berbagai upaya perbaikan antara lain :

 Keberhasilan dalam melakukan sosialisasi perkoperasian

dilingkungan msayarakat;

Gambar

Tabel I. 20 Pertumbuhan UMKM
Tabel II.1
Tabel II.2 Matriks Strategi Eksternal Internal Kebijakan perencanaannasional Aksesibilitasyang tinggi terhadap pusatpelayanan nasional Kebijakan otonomi daerah Perkembanganekonominasional Angka Pengangguran dan kemiskinan cukup tinggi Kebijakan dalammengat
Tabel II.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses perakitan komponen alat berat memerlukan ketelitian agar tidak terjadi warranty claim. Penelitian ini bertujuan mengurangi warranty claim yang berakibat meningkatnya

Sementara itu, Snooze (ranjang bawah) yang memiliki dimensi lebih kecil daripada INAP at Capsule Hostel dapat menampung ruang gerak yang paling baik dibanding

Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku dosen pembimbing akademik terimakasih atas

Yang memberikan opini bahwa laporan keuangan Perseroan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, maka Dewan Komisaris memberikan rekomendasi kepada para

Penelitian Khasanah (2015) dengan judul Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhdap Volume Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Empiris pada Perbankan

Berdasarkan hasil analisis tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pengujian data berpengaruh pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan belalnja modal

DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN SEKSI KESEHATAN DASAR SEKRETARIAT SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN SEKSI