• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemetaan rinci berdasarkan kenampakan fisik tanah, warna dan komposisi tanah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemetaan rinci berdasarkan kenampakan fisik tanah, warna dan komposisi tanah."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

MATERIAL GEOLOGI

Material geologi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis jaitu: Material tanah dan Material batu

1. Material Tanah ada beberapa faktor eksplorasi tanah hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

a. Keperluan menggunakan tanah yang tersisa sebagai tempat konstruksi

b. Keperluan memakai tanah yang telah di reklamasi (gali urug) c. Syarat-syarat peraturan bangunan setempat

d. Kemungkinan adanya tuntutan hukum(Kehancuran bangunan akibat penurunan pondasi)

(2)

Penyelidikan

Pemetaan rinci berdasarkan kenampakan fisik tanah, warna dan komposisi tanah.

Pemboran tangan, juga perlu untuk mengetahui kedalaman tanah dan juga dapat dilakukan

pengambilan contoh tanah tidak terganggu.

Tespit / parit uji di beberapa tempat, untuk mengetahui struktur tanah dan ketebalan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan

(3)

. Di beberapa lapisan tanah yang berbeda diambil

contoh asli (undisturbed )di ambil dengan tabung, alat pengambil contoh piston/kertas logam untuk

mengetahui sifat-sifat teknis tanah, analisis kekuatan, stabilitas dan studi aliran air. sedangkan contoh tanah (disturbed) dapat diperoleh antara lain dari operasi

sekop/garpu, pemotongan dengan auger dan uji

penetrasi untuk di lakukan uji laboratorium mekanika tanah.

(4)

Material Batu

 Material batu untuk kepentingan banguan

diperlukan data sifat-sifat batuan, antara lain: porositas, kerapatan, kekuatan dan ketahanan.

 Beberapa uji material batu antara lain:  1. Uji kuat tekan berporos tunggal

 Kegunaannya untuk mengetahui nilai kekuatan

(5)

 Pelaksanaannya:

siapkan contoh inti pemboran batuan ( P : Ф = 2 : 1), datar di ke 2 ujungnya

letakan contoh dalam bangku tekan

ditekan perlahan lahan sampai contoh hancur

catat nilai pengukuran beban(arloji pembebanan)

(6)
(7)

Kuat tekan (u.c.s)(DEERE)

Kelas u.c.s.(Mpa) Skala kekuatan A B C D E  200 100 – 200 50 – 100 25 – 50 < 25

Luar biasa kuat Sangat kuat

Kuat

Cukup kuat Lemah

(8)

UJI TUMBUKAN PALU (Matthewson)

Pengamatan Skala kekuatan

Tumbukan keras, jelas , pantulannya kuat, tidak meninggalkan bekas

Luar biasa kuat Tumbukan keras, bergedebuk, terjadi

pantulan, sedikit berbekas atau sedikit menimbulkan kerapatan

Sangat kuat

Tumbukan bergedebuk, tiada pantulan, berbekas, dan menimbulkan patahan

Kuat

Tumbukan bergedebuk, meninggalkan tapak palu, terjadi keretakan

Cukup kuat

(9)

Nilai khas uji beban titik

MATERIAL Is(50) MPa U.C.S MPa Granit Eskdale Andesit Somerset Basalt (Derbyshire) Sabak (North Wales) Skis (Abandeenshire) Gneis

Batu pasir aneka warna (Edwinstone) Kapur Karbon (Buxton)

12,0 14,8 16,9 7,9 7,2 12,7 0,7 3,5 198,3 204,3 321,0 98,4 82,7 162,0 11,6 106,2 u.c.s = ± 24 I s(50)

(10)
(11)

RQD (

Rock Quality Designation

)

&

Recovery ratio

K u a l i t a s b a t u a n ( D E E R E , 1 9 6 8 ) 132 Inti (cm) Inti > 10 cm 15 120 10 139 108 23 120 22 222 14 242 18 112 132 120 139 108 120 222 242 112 Jml 1297 1195 Kualitas RQD, % Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat baik 0 – 25 25 – 50 50 – 75 75 – 90 90 > Recovery ratio :1297/1500= 86,5 % RQD =1195/1500=79,7% 67.7 100 X 1600 1083 

(12)

Material Batu

Material batu untuk kepentingan banguan

diperlukan data sifat-sifat batuan:

- porositas,

- permeability,

- kerapatan,

(13)
(14)
(15)

Tujuan peledakan dibedakan

berdasarkan kegunaannya

Quari : untuk menghancurkan dan memisahkan

batuan dari batuan induknya serta untuk

memperoleh fragmentasi tertentu.

Tambang: Persiapan pembukaan( tunnel, adit, drift dsb)

& pengambilan bijih dalam lubang.

T. Sipil L: pembuatan irigasi, bendungan, merobohkan

bangunan.

(16)

Secara skerma jenis bahan

peledak adalah sebagai berikut:

Mekanis Kimia Nuklir

Peledak kuat Peledak lemah

Peledak Peledak Permissible Non Permissible Primer Skunder Expl. Expl.

(17)

Bahan Peledak

Bahan peledak adalah suatu rakitan yang terdiri dari :

bahan-bahan berbentuk padat/cair yang apabila terkena aksi (panas, benturan dll.) dapat beraksi dengan kecepatan tinggi, membentuk gas & panas serta tekanan tinggi.

Tujuannya :Tambang : - Membongkar batuan, Pembuatan lubang bawah tanah

Geologi Teknik : - Membongkar material bahan bangunan, pembuatan jalan, terowongan.

(18)

Tujuan peledakan

 Tujuan peledakan dibedakan berdasarkan

kegunaannya:

 Quari : untuk menghancurkan dan memisahkan

sejumlah batuan dari batuan induknya serta untuk memperoleh fragmentasi tertentu.

Tambang: Persiapan pembukaan( tunnel, adit,

drift dsb) & pengambilan bijih dalam lubang.

 T. Sipil: pembuatan irigasi, bendungan,

(19)

Bahan Peledak

 Bahan peledak adalah suatu rakitan yang terdiri dari :

bahan-bahan berbentuk padat/cair yang apabila terkena aksi (panas, benturan dll.) dapat beraksi dengan

kecepatan tinggi, membentuk gas & panas serta tekanan tinggi.

Tujuannya,:

 Tambang: - membongkar batuan  Pembuatan lubang bawah tanah

 Geologi Teknik : - Membongkar material bahan

(20)

Bahan Peledak Industri

Bahan peledak Industri /komersial adalah bahan peledak kimia.

1. Black powder, terbuat campuran arang, belerang dan potassium

nitrat.

 Sifat: - aman terhadap goncangan  peka terhadap panas

 mudah rusak

2. Dinamit

 Berdasarkan komposisinya:

 Straight dynamite (NG 20 –57 %, Sodium Nitrat 59 23 %)  Gelatine dynamite ,(campuran NG & NC + NaNO3/KNO3)  Ammonia Gelatine dynamite ( BG + Nh4NO3)

(21)

3. Permissibles explosives

 Biasa digunakan di tambang batubara,

berkomposisi : Ammonium – dynamite yang diberi zat additif (Na CL)

4. Blasting agent

 Bahan peledak yang belum dicampur &

setelah dicampur dengan perbandingan

tertentu akan termasuk bahan peledak kuat. Contoh; ANFO (Ammonium Nitrat Fual Oil)

(22)

Cara Peledakan

Cara Peledakan

Suatu operasi peledakan batuan akan

mencapai hasil optimal apabila

perlengkapan dan peralatan yang

dipakai sesuai dengan metode

peledakan yang ditrapkan. Metode

peledakan dapat dibagi menjadi 4 :

(23)

Metode Peledakan

METODE PELEDAK

AN

PERLENGKAPAN PERALATAN

Sumbu api Plain detonator, sumbu

api, Igniter cord,

Igniter cord connector

Cap crimper, penyulut korek api, tamper

Sumbu ledak Sumbu ledak,

Detonating relay, Detonator

Tergantung detonator yang dipakai

Listrik Detonator listrik,

Connecting wire

Exploder, Tester( Rheostat, Blasting VOM meter) ; Circuit

tester(galvanomtr,

Voltohmmtr)

Tamper, Leading wire.

Non listrik Detonator non listrik,

Connector, Sumbu ledak.

Exploder, Gas supply unit, circuit tester.

(24)

Sumbu Api

Sumbu api berfungsi merambatkan api

sampai bahan peledak dan macamnya

adalah :

Berkecepatan 120 detik/yd ( 0,5 yd/menit).

Berkecepatan 90 detik/yd

(25)

Pengapian Sumbu Api

Batang kawat yang dilapisi bahan yang mudah terbakar secara perlahan dan cukup kuat untuk menyalakan ujung sumbu api.

Tabung tipis yang berisi alat penyela sumbu dinyalakan dengan cara menarik kawat keluar tabung.

(26)

Tube tipis dari timah hitam yang berisi black powder, digulung pada sebuah reel.

Korek api (tidak praktis)

Igniter cord(IC)adalah sumbu plastik untuk

menyalakan sejumlah interval waktu penyalaan tertentu, sehingga akan terjadi ledakan secara beruntun, Macam IC :

(27)

Macam IC :

1). Fast type, kec. 4 dt/ft (warna hitam)

2). Medium speed type, kec. 8 – 10

dt/ft ( warna hijau).

3). Slow speed type , kec. 18 dt/ft

(28)

3. Penyalaan Awal

 a. Sumbu api dengan korek api ,  b. low exsplosive

 c. Sumbu api dengan detonator

4. Peledakan Tungal

Sumbu api

Steaming

isian

(29)

Peledakan Jamak

Trimming, mengatur panjang sumbu waktu mengatur interval waktu

Mengatur Igniter cord (IC), peledakan dengan sumbuapi secara beruntun

(30)

Peledakan Sumbu Ledak

Fungsi sumbu ledak ialah untuk

merambatkan gelombang detonasi

sampai ke isian.

“Delay connector”

adalah perlengkapan penyambung

ledakan antara dua buah ujung sumbu

ledak, sehingga apabila salah satu

sumbu meledak maka sumbu yang lain

akan ikut meledak dengan selisih waktu

tertentu.

(31)

Macam-macam delay connector:

MS – 5 (5 milidetik) warna biru

MS – 9 Hijau

MS – 17 Kuning

(32)

Dasar Penggunaan Bahan Peledak

Pengetahuan bahan peledak dan metode

merupakan salah satu parameter dalam

menyusun rencana peledakan.

Aspek-aspek teknik peledakan

Jenis batuan

Peralatan pemboran

Parameter pengisian bahan peledak

Tujuan peledakan

(33)

 Kondisi fisik batuan: density, kekuatan, struktur

geologi, kecepatan propagasi energi, ketegaran dan kandunagn air,

 Pengisian bahan peledak, diisikan pada setiap

lubang tembak dan susunannya merupakan salah satu pokok dalam merancang peledakan. Dalam hal tersebut ditentukan berdasarkan keadaan

batuan, jenis, kekuatan dan bahan peledak yang digunakan.

 Geometri peledakan meliputi : Burden, spasi,

tinggi jenjang, kedalaman lubang tembak, sub drilling, stemming dan sebagainya.

(34)

Unsur-unsur geometri peledakan

S pasing S temming Bench hight Burden Burden T total charce Subdrilling Subdrilling

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik mampu menggunakan nalar dalam mengkaji konsep-konsep kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik masa pra- aksara, masa Hindu-Budha, Islam,. - masa

Sayembara Desain Parkir Bawah Tanah Taman Slamet Riyady

MENGGUNAKAN WEKA DAN METODE C4.5 MEPREDIKSI SISWA/I JUARA DI MTSN THAWALIB PADUSUNAN KOTA PARIAMAN. Huda, Nukson

Pemodelan yang digunakan untuk merancang sistem baru adalah UML ( Unified Modeling Language ) dan kuesioner untuk mengetahui kesiapan pengguna. Kesimpulan penelitian ini adalah

Selanjutnya dilakukan perbandingan masalah-masalah yang alami siswa selama proses pembelajaran matematika dikelas dan ketepatan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru,

Berdasarkan Tabel 4 di atas, kelas diameter 10–20 cm untuk famili Lauraceae memiliki riap lebih besar daripada famili lain, sementara pada kelas diameter 20–30 cm, riap

Pelatihan Mengajar dan Tugas Keguruan (Pengajaran Terbimbing) Sehubungan dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Negeri 7 Semarang, praktikan merasa

Dalam melihat kecenderungan informasi media massa dalam mewacanakan demokrasi, media massa di Indonesia menurut Subono, dkk (2012) cenderung mewacanakan tradisi demokrasi