• Tidak ada hasil yang ditemukan

Katekese sebaya sebagai model pendampingan katekis awam bagi perkembangan iman orang muda Katolik di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Katekese sebaya sebagai model pendampingan katekis awam bagi perkembangan iman orang muda Katolik di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATEKESE SEBAYA SEBAGAI MODEL PENDAMPINGAN KATEKIS AWAM BAGI PERKEMBANGAN IMAN ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS KLEPU SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik. Oleh : Bernadeta Susi Susanti Pasaribu 161124026. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iv. PERSEMBAHAN. Untuk Kongregasi Suster-Suster Belaskasih dari Hati Yesus yang Mahakudus Telukbetung & Pendamping Orang Muda Katolik di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. iv.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. v. MOTTO. Masa muda adalah periode kehidupan yang orisinal dan menggairahkan yang telah dihayati oleh Yesus dengan menguduskannya (CV 22). v.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. viii. ABSTRAK. Judul skripsi ini adalah KATEKESE SEBAYA SEBAGAI MODEL PENDAMPINGAN KATEKIS AWAM BAGI PERKEMBANGAN IMAN ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS KLEPU. Orang muda Katolik (OMK) yang ada di paroki ini masuk dalam kategori generasi Z. Generasi ini hidup di tengah-tengah perkembangan pesat teknologi digital yang mempengaruhi mereka bahkan dalam hal iman. Namun OMK merasa pendamping belum menjawab kebutuhan iman mereka. Bagaimana katekese orang muda yang terjadi di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu? Model katekese dan pendamping mana yang diharapkan oleh OMK Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu? Penelitian kualitatif ini menggunakan metode deskripsi analitis. Penulis mengambil data secara langsung di lapangan melalui survei dan wawancara terstruktur dan mendalam. Respondennya 11 OMK paroki. Sebagai triangulasi, penulis mewawancarai 2 pendamping dan 1 imam. Hasil penelitian menunjukkan katekese orang muda yang dominan berlangsung adalah katekese liturgi. OMK mengharapkan katekese sebaya sesuai dengan dunia orang muda saat ini. Kehadiran pendamping juga belum sepenuhnya menjawab kebutuhan OMK. Pendamping merasa kesulitan dalam membagi waktu sementara OMK mengharapkan pendamping hadir berdinamika bersama OMK sebagai teman seperjalanan, menyatakan kehadiran Kristus melalui cara-cara yang sesuai dengan hidup orang muda zaman now, sehingga dapat membantu mereka mengalami perkembangan iman. Agar pendampingan orang muda relevan dengan situasi OMK sebagai generasi beriman Z, seorang pendamping perlu melakukan pembaharuan pada model-model katekese yang dilahirkan dengan mengikuti perkembangan teknologi sebagai sarana membawa orang muda mengalami perkembangan iman. Gereja perlu menyiapkan pendamping yang relatif sebaya agar lebih mudah memahami dunia orang muda dalam peziarahan hidup beriman. Kata kunci : Katekese Sebaya, Generasi Beriman Z, Formasi Katekis Awam, Perkembangan Iman.. viii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ix. ABSTRACT. This undergraduate thesis is entitled THE PEER CATECHESIS AS AN ACCOMPANIMENT MODEL OF LAY CATECHIST FOR THE DEVELOPMENT OF THE FAITH OF THE CATHOLIC YOUTH IN ST. PETRUS AND PAUL PARISH KLEPU. Young Catholics (OMK) in the parish are under the category of Z Generation. This generation lives in midst of the rapid development of digital technology that affects them even in matters of faith. But OMK felt the acccompaniment had not answered their faith needs. What about the catechesis of young people that happened in St. Parish Peter and Paul Klepu? Which catechetical model and accompaniment is expected by the young Catholics? This qualitative research uses the analytical description method. The writer takes data directly in the field through structured and in-depth surveys and interviews. The respondents are 11 Catholic youth. As a triangulation, the writer interviewed 2 chaperones and 1 priest. The results showed that the catechesis of the dominant young person was liturgical. Catholic youth hope that peer catechesis is appropriate for the world of young people today. The presence of the lay chatecesis a companion has not fully answered the needs of Catholic youth. Lay catechist find it difficult to divide their time while Catholic youth expects companions to be dynamic with Catholic youth as travel companions, stating the presence of Christ through ways that are appropriate to the lives of young people today, so that they can help them experience faith development. For the accompaniment of young people to be relevant to the situation young catholic as a faith generation of Z, a companion needs to make updates on catechetical models born by following technological developments as a means of bringing young people to experience the development of faith. The church needs to prepare relatively peer companions to make it easier to understand the world of young people in the pilgrimage of life of faith.. Keyword: Peer Catechesis, Generation of Faith Z, Lay Catechist Formation, Development of Faith.. ix.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xii. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………….…ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….iii HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………..iv HALAMAN MOTO……………………………………………………………….v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………………..vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………...vii ABSTRAK………………………………………………………………………viii ABSTRACT………………………………………………………………………ix KATA PENGANTAR…………………………………………………………….x DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xii DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………..…xvi BAB I. PENDAHULUAN……………………...…………………………………1 A. Latarbelakang………………………………………………………….1 B. Pembatasan Masalah…………………………………………………..5 C. Rumusan Masalah……………………………………………………..6 D. Tujuan Penelitian……………………………………………………...6 E. Manfaat Penelitian…………………………………………………….6 F. Metode Penulisan……………………………………………………...7. xii.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xiii. BAB II. KAJIAN TEORITIK……...……………………………………………....8 A. Katekese Sebaya…..…………………………………………………..9 1. Arti dan Tujuan Katekese…………………………………………..9 2. Katekese sebaya bagi OMK……………………...……………….11 B. Model Pendampingan………………………………………………..13 1. Pendamping Hadir sebagai teman sebaya………………………..14 2. Pendampingan Berbasis Perkembangan Teknolog Digital.……...16 C. Perkembangan Iman Orang Mua Katolik (OMK)….………………...19 1. Orang Muda Katolik Sebagai Generasi Beriman Z…….………...21 2. Peran Awam dalam Pendampingan Iman OMK………………….22 BAB III. PENELITIAN TENTANG PENDAMPINGAN DAN KATEKESE ORANG MUDA KATOLIK (OMK) YANG TERJADI DI PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS KLEPU………………………………….25 A. Metodologi Penelitian……………………………………………….26 1. Jenis Penelitian…………………………………………………..26 2. Desain Penelitian………………………………………………...26 3. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………27 4. Obyek Penelitian dan Sampel………………..…………………..27 5. Instrumen Penelitian……………………………………………..28 6. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….28 7. Teknik Analisis Data…………………………………………….29 8. Teknik Pengujian Keabsahan data……………………………….31 9. Pedoman dan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian……………………31 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………...36 A. Gambaran Umum Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu……………….37 1. Sejarah Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu………………………37 2. Situasi Umat Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu………………...38 a. Jumlah umat paroki…………………………………………...38 b. Situasi sosial-ekonomi umat paroki…………………………..38. xiii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xiv. B. Hasil Wawancara …………………………………………………….39 1. Hasil Wawancara dengan OMK Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu……………………………………………………...39 a. Katekese orang muda di paroki……………………………….40 b. Manfaat dan makna katekese bagi orang muda………………42 c. Makna perjumpaan/srawung bagi OMK……………………...44 d. Sosok pendamping yang diharapkan………………………....46 2. Hasil Wawancara dengan Pendamping OMK………………........50 a. Situasi OMK paroki……………………………………..........50 b. Keterlibatan pendamping dan cara mendampingi OMK……...51 c. Pelatihan bagi pendamping OMK………………………….....52 d. Katekese khusus untuk OMK…………………………….......53 C. Pembahasan Hasil Penelitian Tentang Pendampingan Iman Orang Muda Katolik di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu………………..54 1. Realita Katekese Orang Muda di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu………………………………....…………………………..54 2. Pentingnya Katekese Orang Muda……………………………….57 3. Katekese Orang Muda bagi Generasi Beriman Z di Paroki Klepu……………………………………………………………..61 a. Katekese yang dicita-citakan…………………………………61 b. Berkumpul/srawung sebagai wadah katekese………………..64 4. Sosok Pendamping dan Model Katekese yang Diharapkan……...66 a. Pendamping sebagai figur fasilitator…………………………67 b. Pendamping sebagai pelaku digital immigran……………….68 c. Pendamping berjalan bersama orang muda…………………..70 d. Pendamping yang update dan online………………………...72 5. Peran Pendamping dalam Memberikan Katekese dan Pendampingan……………………………………………………74 6. Kesimpulan Penelitian dan Pembahasan…………………………77 a. Katekese Orang Muda di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu…………………………………………………………77 b. Model Katekese yang Diharapkan…………………………...78 7. Usulan Kegiatan………………………………………………….80. xiv.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xv. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………..85 A. Kesimpulan…………………………………………………………..85 1. Katekese Orang Muda di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu…..85 2. Model Katekese dan Pendamping yang Diharapkan OMK St. Petrus dan Paulus Klepu…..………………………………….87 3. Kelemahan Penelitian……………………………………………89 B. Saran…………………………………………………………………90 1. Bagi Para Orang Tua…………………………………………….90 2. Bagi Paroki………………………………………………………91 3. Bagi Pendamping OMK…………………………………………91 4. Bagi Orang Muda Katolik (OMK)………………………………91 5. Bagi Peneliti Selanjutnya………………………………………..91 6. Bagi Program Studi Pendikat……………………………………92 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....93 LAMPIRAN……………………………………………………………………...95 Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian………………………………...(1) Lampiran 2 : Wawancara 1………………………………………………………(2) Lampiran 3 : Wawancara 2…………………………….………………...……...(14) Lampiran 4 : Wawancara 3………………………………………….……...…...(17) Lampiran 5 : Wawancara 4………………………………………….……….....(20) Lampiran 6 : Wawancara 5……………………………………………….……..(22). xv.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xvi. DAFTAR SINGKATAN. A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan dalam Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (Konferensi Wali Gereja, 1987). Luk. : Lukas. B. Singkatan Dokumen Gereja AA. : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.. CV. : Christus Vivit, Seruan Apostolik Pascasinode. Paus Fransiskus. 25 Maret 2019.. CT. : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II, 16 Oktober 1979.. EG. : Evangelii Gaudium, Seruan Apostolik Paus Fransiskus. 24 November 2013.. KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex luris Canonici) diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 25 Januari 1983. OMIPP: Orang Muda, Iman dan Penegasan Panggilan, Sinode para uskup. 27 Oktober 2018.. xvi.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xvii. C. Singkatan-Singkatan Lain OMK. : Orang Muda Katolik. Kan. : Kanon. KomKat KWI. : Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia. KomKep KWI. : Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia. Kerawam MAWI. :. Komisi. Kerasulan. Awam. Majelis. Agama. Keuskupan. Agung. Waligereja Indonesia DKP KAS. :. Dewan. Karya. Pastoral. Semarang SR. : Sekolah Rakyat. MAKRAB. : Malam Keakraban. R. : Responden. EKM. : Ekaristi Kaum Muda. SMA. : Sekolah Menengah Atas. P. : Pendamping. RM. : Romo. xvii.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu memiliki jumlah umat sekitar 9.165 jiwa, 500 di antaranya adalah orang muda yang tersebar di setiap lingkungan (data paroki tahun 2018). Jumlah orang muda di setiap lingkungan berbeda-beda. Orang muda katolik (OMK) yang ada di Paroki St. Petrus dan Paulus terdiri dari pelajar, mahasiswa-mahasiswi dan karyawan. Dari jumlah keseluruhan, OMK yang biasanya ikut terlibat aktif di paroki sekitar 170 orang. Hal ini terjadi karena tuntutan pekerjaan, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing pribadi (H. Yunarto, komunikasi personal, 3 Maret 2020). Orang muda di paroki St. Petrus dan Paulus adalah bagian dari generasi di tengah perkembangan teknologi internet dan digitalisasi. Perkembangan ini mendukung munculnya generasi Net atau Generasi Z. “Generasi Z merupakan generasi yang hampir sebagian besar hidupnya mengandalkan teknologi dalam berkomunikasi dan bersosialisasi” [Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (KomKat KWI), 2015:5]. Situasi ini kelihatan jelas ketika ada momenmomen berkumpul. Meskipun sedang mengikuti kegiatan dalam kebersamaan, tangan mereka tetap aktif mengoperasikan gadget. Mereka berkumpul tetapi dengan kesibukan masing-masing. Meski demikian, mereka adalah pribadi-pribadi yang kreatif dan mudah digerakkan. Saat berkumpul dalam kesempatan-.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. kesempatan informal, melalui perbincangan sederhana kerap muncul ide-ide kreatif yang pada akhirnya memberi warna dalam dinamika hidup menggereja. Pendamping dan pengurus OMK memiliki jadwal berkumpul satu bulan sekali. Sementara OMK yang bukan pengurus biasanya berkumpul ketika ada kegiatan bersama yang akan dilaksanakan. Pada kesempatan-kesempatan lain setelah perayaan Ekaristi biasanya mereka kumpul-kumpul secara spontan. “Mengajak OMK paroki untuk berkumpul bukan sesuatu yang mudah karena kesibukan dari masing-masing pribadi” (H. Ivan, komunikasi personal, 10 Oktober 2019). Meskipun tidak banyak jumlah OMK yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan, tetapi mereka hadir dengan semangat tinggi untuk mendedikasikan diri bagi Gereja. Selain kesulitan yang dialami oleh ketua OMK untuk mengumpulkan anggotanya, realita yang juga terjadi adalah OMK tidak memiliki pendamping yang secara khusus bertugas untuk mendampingi OMK. Seorang imam yang bertugas sebagai pastor rekan di St. Petrus dan Paulus memang dipercaya untuk menemani dan menggerakkan OMK, akan tetapi kesibukan pelayanan sebagai seorang imam tidak selalu dapat hadir ketika OMK membutuhkan kehadiran seorang pendamping. Masa muda adalah masa perkembangan bagi OMK yang sangat kompleks dipengaruhi lingkungan. Aneka situasi dan tantangan menciptakan perkembangan iman yang berbeda-beda pada setiap pribadi. Hiruk pikuk aktifitas setiap hari jika tidak disadari dapat membuat orang muda kehilangan hidup mistiknya, yaitu suatu relasi yang akrab dengan Tuhan. Seseorang menjadi begitu sibuk dengan pekerjaan.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. atau tugasnya. Lama-kelamaan hal ini dapat membuat orang muda tidak selalu mudah untuk menemukan Tuhan dalam setiap peristiwa hidupnya dan mewujudkan iman mereka dalam tindakan nyata. Sebagai anggota dan masa kini Gereja, OMK diharapkan terlibat aktif dalam kegiatan menggereja dan masyarakat. Keterlibatan OMK dalam kehidupan menggereja mendorong perkembangan iman bagi orang muda itu sendiri. Orang muda hidup dalam dunia yang ditandai dengan arus globalisasi. Masa ini menawarkan banyak kemudahan dan juga pola hidup dengan persaingan bebas, dalam suasana ini mereka yang kalah akan tersingkir. Situasi seperti ini ikut menentukan gerak keterlibatan orang muda dalam Gereja dan masyarakat (Nota Pastoral 2009:3). Orang muda perlu dijaga dan didampingi sedemikian rupa agar siap menghadapi segala macam tantangan dalam menghidupi dan mewujudkan imannya. Menghadapi situasi dan kondisi dinamika kaum muda ini, maka dibutuhkan figur-figur pendamping yang mampu menemani peziarahan iman mereka. Pendamping yang mampu hadir memberikan pendampingan baik dalam memecahkan masalah, penyelenggaraan kegiatan sampai pada hal-hal kerohanian. Dewan paroki Klepu telah menunjuk seorang pendamping untuk mendampingi dan menemani OMK dalam berdinamika menggereja. Pendamping yang ditunjuk adalah ketua bidang paguyuban paroki. Paguyuban ini terdiri dari 13 kelompok paguyuban yang salah satu diantaranya adalah OMK. Tanggung jawab ini tentu membuat pendampingan tidak maksimal sebab ada 12 kelompok paguyuban lainnya yang juga harus diperhatikan. Akibatnya pendamping tidak dapat selalu.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. hadir dan memberikan waktu yang cukup untuk berdinamika bersama OMK. Pendamping biasanya hanya memberikan usul dan saran ketika OMK akan melakukan suatu kegiatan, selebihnya OMK berjalan sendiri. Persoalan-persoalan ini berdampak pada dinamika pendampingan OMK. Mereka merasa pendamping yang ada belum menjawab kebutuhan mereka. OMK mengharapkan adanya pendamping selain dari imam yang dapat menemani peziarahan iman mereka. Pendamping yang ditunjuk oleh dewan paroki belum dapat mendampingi OMK secara maksimal karena harus bertanggung jawab atas 13 paguyuban. Selain itu pendamping juga merasa kesulitan untuk membagi waktu antara tanggung jawab sebagai kepala keluarga, pekerjaan dan pelayanan dalam hidup menggereja. Pernah terjadi satu peristiwa di Paroki St. Petrus dan Paulus, salah satu kelompok orang muda tidak mau mengundang seorang pendamping dalam suatu acara yang mereka adakan. Ketika dikonfirmasi, alasan mereka karena merasa kurang nyaman dengan kehadiran pendamping. Mereka merasa pendamping tersebut terlalu kaku, tidak dapat memahami situasi mereka sebagai orang muda. Situasi ini menunjukkan bahwa perlu pendekatan khusus untuk masuk ke dalam dunia orang muda. Pendekatan secara personal menjadi salah satu dari beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pendampingan orang muda. OMK membutuhkan sosok pendamping yang mau dekat dan mendorong mereka untuk berani berbuat sesuatu. Mereka membutuhkan teman seperjalanan yang mau duduk bersama dan menemani mereka dalam merefleksikan pergulatan hidup yang dialami serta memberikan semangat dan peneguhan..

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Berkaitan dengan hal ini Gereja harus mampu memberikan tenaga-tenaga pastoral untuk membina dan membimbing kaum muda dan memberi ruang terbuka bagi OMK untuk mengekspresikan diri bersama para pendamping yang dapat hadir sebagai teman seperjalanan. Pendamping yang dapat hadir untuk menemani perjalanan orang muda menemukan nilai-nilai kehidupan dan kasih Allah yang ada dibalik pengalaman-pengalaman hidup setiap hari. Akan tetapi dalam realitanya para tenaga pastoral orang muda belum dapat memasuki dunia OMK dengan cara yang sungguh tepat dan relevan sesuai kondisi orang muda sebagai Gereja masa kini. Terkadang pendamping masih menempatkan diri sebagai pusat, kurang memberi ruang yang cukup bagi orang muda untuk bergerak bebas mengekspresikan iman mereka dengan cara-cara yang baru. Berdasarkan pemaparan di atas maka dalam tulisan ini penulis terdorong untuk melakukan sebuah penelitian mengenai Katekese Sebaya sebagai Model Pendampingan Katekis Awam Bagi Perkembangan Iman Orang Muda Katolik di Paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu. Penelitian ini merupakan penelitian rintisan. Penulis melakukan penelitian mengenai katekese dan pendampingan yang terjadi di Paroki St. Petrus dan Paulus.. B. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi untuk melihat katekese orang muda yang terjadi di Paroki St. Petrus dan Paulus serta menemukan katekese sebaya yang diharapkan.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. oleh orang muda dari pendamping. Penelitian ini akan dilakukan terhadap OMK yang ada di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu.. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana katekese orang muda yang terjadi di paroki St. Petrus dan Paulus Klepu? 2. Model katekese dan pendamping seperti apa yang diharapkan oleh OMK Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu?. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian rintisan yang difokuskan pada daerah dan subyek khusus di paroki St. Petrus dan Paulus Klepu dengan tujuan: 1. Mengetahui bagaimana katekese orang muda yang terjadi di paroki St. Petrus dan Paulus Klepu 2. Mengetahui model katekese dan pendampingan yang diharapkan oleh OMK Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Sebagai penyajian deskripsi mengenai pentingnya penerapan katekese sebaya dalam mendampingi orang muda..

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refleksi bagi para pendamping orang muda sehingga mendorong untuk menemukan cara-cara baru dalam mendampingi OMK sesuai dengan situasi orang muda masa kini.. F. Metode Penulisan Penelitian ini menggunakan metode deskripsi analitis, yaitu berdasarkan penelitian kualitatif dengan cara mengumpulkan data melalui observasi, pertanyaan-pertanyaan. dalam. wawancara. dan. triangulasi.. Penulis. akan. menguraikan tentang katekese dan model pendampingan yang diharapkan oleh OMK Paroki st. Petrus dan Paulus dan memberikan gambaran mengenai katekese sebaya yang dapat diterapkan dalam mendampingi orang muda..

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORITIK. Orang muda yang masuk dalam kategori orang muda katolik (OMK) memiliki kriteria tersendiri. “OMK adalah mereka yang berusia antara 13-35 tahun dengan melihat perkembangan psikologisnya dan telah dibaptis dalam Gereja Katolik serta masih lajang” (KomKep KWI, 2014:170. Meskipun demikian setiap Keuskupan dapat juga menetapkan batas usia tersendiri sesuai dengan situasi pastoral setempat. Oleh karenanya batasan usia bagi OMK tidak dapat disamakan antara keuskupan yang satu dengan yang lain. Orang muda katolik (OMK ) adalah bagian dari generasi Z. Generasi yang hidup di tengah perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat. Situasi ini menciptakan suatu kebutuhan akan hadirnya sosok pendamping yang dapat menemani, membantu dan menuntun mereka untuk menemukan kasih Tuhan dalam setiap peristiwa hidup. Kehadiran seorang pendamping menjadi sebuah bentuk perhatian Gereja kepada orang muda. Akan tetapi OMK Paroki St. Petrus dan Paulus merasa pendamping yang sudah ada belum sungguh-sungguh menjawab kebutuhan mereka. Berkaitan dengan hal ini penulis menyajikan kerangka teoritis mengenai katekese sebaya, model pendampingan dan perkembangan iman orang muda..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. A. Katekese Sebaya 1. Arti dan Tujuan Katekese Iman yang dihidupi oleh seseorang tidak terjadi begitu saja. Iman terbentuk lewat pengalaman-pengalaman hidup dan lewat pembinaan yang dikondisikan. Katekese adalah suatu usaha pembentukan dan pembinaan iman. “Katekese adalah pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang diberikan secara organis dan sistematis sehingga umat memasuki kepenuhan hidup sebagai orang Kristen” (CT 18). Katekese adalah jalan yang dapat ditempuh untuk membantu seseorang menemukan jejak-jejak kasih Allah dalam bermacam-macam situasi. Kasih Allah yang ditemukan dalam setiap peristiwa hidup sehari-hari dapat menjadi sebuah energi positif untuk menghadapi aneka situasi hidup secara konkrit. “Tujuan khas katekese ialah: berkat bantuan Allah mengembangkan iman yang baru mulai tumbuh, dan dari hari ke hari memekarkan menuju kepenuhannya serta semakin memantapkan perihidup Kristen umat beriman, muda maupun tua” (CT 20). Katekese yang diberikan kepada seseorang dimaksudkan agar mereka yang memperoleh pembinaan iman mendalami arti kegiatan dan kata-kata Kristus serta tanda-tanda yang dikerjakanNya sehingga tujuan katekese tercapai. Ada beberapa model dalam katekese yang dapat digunakan dalam usaha mengembangkan iman misalnya model SCP (Shared Christian Praxis), model biblis, model pengalaman hidup atau campuran antara pengalaman hidup dan biblis. Situasi kompleks yang dihadapi oleh orang muda zaman ini, membuat mereka mengalami aneka pergumulan didalam hidupnya. Hal ini menjadi suatu proyek bagi.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. Gereja untuk memberikan pembinaan iman atau katekese bagi orang muda. Katekese yang diberikan secara tepat dan relevan dengan dunia orang muda masa kini, dapat menjadi sebuah kekuatan bagi orang muda. Zaman terus berkembang dari waktu kewaktu. Kemajuan teknologi menuntut model-model baru dalam berkatekese agar tujuan katekese itu dapat tercapai. “Katekese perlu terus-menerus diperbaharui dengan perluasan visinya, dengan meninjau kembali metode-metodenya, dengan usaha menemukan bahasa yang sesuai dan dengan upaya-upaya baru untuk menyampaikan amanat” (CT 17). Caracara baru perlu ditemukan sehingga pendampingan iman, pewartaan niai-nilai Injil yang diberikan sampai pada tujuannya dan tidak menjadi sesuatu yang membosankan. Komisi Kateketik mendukung pandangan tersebut, “Bila bahasa pewartaan yang mencakup seluruh penampilan Gereja, perilaku, struktur dan sikapsikapnya tidak diperbaharui, orang zaman ini tidak akan menangkap pesan yang disampaikan Gereja” (Komkat KWI, 2016:67). Agar pewartaan ini tetap menarik terlebih dikalangan orang muda yang begitu dekat dengan kemajuan teknologi, seorang pewarta atau pendamping OMK mesti memiliki keberanian untuk menemukan cara-cara atau metode pewartaan yang sesuai dengan situasi OMK masa kini. Menurut Widhiwiryawan (2019:75), “Transformasi dunia dari aspek sosiokultural mengajak Gereja untuk berkonfrontasi dengan proses komunikasi yang baru dan menempatkan diri dalam ruang pengalaman manusia yang baru untuk menemukan metode pewartaan yang sesuai pada zamannya”. Agar tujuan katekese dapat tercapai, model katekese mesti terus-menerus diperbaharui sesuai dengan.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. perkembangan zaman dan dengan penyesuaian pada generasi yang sedang dihadapi. 2. Katekese Sebaya bagi OMK Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata sebaya artinya sama umurnya, hampir sama kekayaan, kepandaian dan sebagainya; seimbang;sejajar. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa “Katekese adalah pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang diberikan secara organis dan sistematis sehingga umat memasuki kepenuhan hidup sebagai orang Kristen” (CT 18). Katekese sebaya dapat dikatakan sebagai pembinaan iman yang diberikan oleh pendamping kepada OMK dengan menempatkan diri lebih sebagai teman yang memiliki kesebayaan usia sehingga dapat memahami situasi dan berbagai kebiasaan yang dekat dengan orang muda. “Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka” (Luk 24:15). Seperti yang dilakukan Yesus dalam kutipan Injil di atas, Dia juga mengundang para pendamping untuk melakukan hal yang sama dalam mendampingi orang muda pada zaman ini. Pendamping perlu datang menjumpai orang muda dan berjalan bersama mereka. Pendamping hadir ditempat orang muda berada dengan tujuan untuk melayani, menemani dan mendampingi mereka. Katekese sebaya menjadi sebuah bentuk pembinaan iman yang dapat diberikan kepada OMK. Katekese atau pendampingan diberikan dengan cara mengenal dan masuk dalam dinamika hidup OMK. Pendamping hadir memberi dukungan dan motivasi, serta memiliki sikap egaliter. Pembinaan yang diberikan bukan menurut.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. keinginan pendamping, tetapi sesuai dengan kebutuhan orang muda masa kini. OMK masa kini adalah generasi yang hidup di tengah lingkungan serba ada dan perubahan pesat teknologi. Generasi yang disebut sebagai generasi now yang serba cepat dalam mendapat informasi terbaru (Komkat KWI 2015:23). Pendamping yang mendampingi OMK memerlukan suatu kelincahan. Orang muda adalah kelompok yang dinamis dan dapat berubah dari waktu ke waktu dengan sangat cepat. OMK masa kini adalah bagian dari generasi Z. Mereka adalah pribadi yang kritis dan berani mengemukakan pendapat. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat mereka dapat dengan mudah dan cepat memperoleh informasi. Hal ini menuntut seorang pendamping agar memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup memadai untuk mendampingi dan memberikan katekese. Katekese bagi orang muda diharapkan dapat membantu mereka menghidupi, menghayati dan mempertahankan imannya di tengah bermacam-macam pilihan hidup. Perhatian kepada pembinaan iman orang muda dilakukan bukan saja karena untuk mempersiapkan orang muda sebagai masa depan Gereja. Orang muda bukan sekedar masa depan Gereja, mereka adalah masa kini Gereja, masa kini Allah. “…kita tidak dapat mengatakan bahwa orang muda hanyalah masa depan Gereja: mereka adalah masa kini, mereka sedang memperkaya kita dengan keterlibatan mereka” (CV 64). Oleh karenanya, katekese/pembinaan iman yang diberikan kepada OMK akan membantu mereka dalam menjalankan perannya sebagai masa kini. Gereja. yang. memiliki. iman. kuat. dan. tangguh. mempertanggungjawabkan imannya dalam tindakan konkrit.. serta. mampu.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. B. Model Pendampingan Menurut KBBI kata model berarti pola (acuan, ragam dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat. Kata pendampingan berarti proses, cara, perbuatan mendampingi atau mendampingkan. Istilah kata pendampingan berasal dari kata mendampingi. Orang yang melakukan pendampingan disebut pendamping. Pendampingan berarti bantuan dari pihak lain atau pendamping yang dengan suka rela mendampingi seseorang atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan pemecahan masalah (RTBHY, 2012:12). Berdasarkan arti kata model dan pendampingan di atas dapat disimpulkan bahwa model pendampingan berarti sebuah pola atau cara yang dilakukan oleh pendamping dalam suatu perbuatan atau aktivitas untuk membantu orang lain memenuhi suatu kebutuhan atau memecahkan masalah. Secara lebih rinci model pendampingan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu cara yang dilakukan pendamping untuk membantu atau mendampingi orang muda dalam menghidupi imannya sebagai orang Kristiani dengan cara hadir sebagai teman seperjalanan. Pendampingan iman bagi OMK menjadi salah satu bentuk partisipasi aktif terhadap keberlangsungan Gereja. Pendamping yang memiliki dedikasi pada tugas pelayanannya perlu dipersiapkan dengan baik. Pendamping yang dipersiapkan dan dibekali dengan cukup akan sungguh-sungguh memiliki kemampuan untuk menjawab kebutuhan OMK. Dengan demikian kehadiran. pendamping dan. pendampingan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan OMK di tengah segala situasi dan kondisi serta pergulatan hidup yang mereka alami. Berikut.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. beberapa model pendampingan yang dapat dilakukan pendamping dalam mendampingi peziarahan iman orang muda masa kini. 1.. Pendamping Hadir sebagai Teman Sebaya Seorang pendamping yang memberikan diri untuk mendampingi OMK perlu. hadir sebagai teman sebaya bagi mereka. “Seorang pendamping menjadi sesama bagi orang muda itu sendiri dalam usahanya mengekspresikan diri sebagi orang beriman” [Komisi Kerasulan Awam Majelis Agama Waligereja Indonesia (Kerawam MAWI), 1984:3]. Pendamping hadir sebagai teman sebaya yang senantiasa mendorong dan mengarahkan pada kedewasaan iman. Pendamping OMK hendaknya adalah seseorang yang mau bersama mereka, memahami dan bersama-sama mencari arah perkembangan iman. “Pendamping tidak menggurui tetapi menemani perjalanan iman” [Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang (DKP KAS), 2014:46]. Para pendamping sebaiknya hadir dalam suasana persahabatan dengan orang muda. Berusaha membangun dialog yang melampaui batas usia, sehingga memungkinkan pendamping dan OMK dapat saling mengenal dan bertukar kekayaan masing-masing. Jika kita, orang-orang muda dan tua berjalan bersama, kita dapat berakar dengan kokoh di masa kini, dan dari posisi ini, kita dapat hadir ke masa lalu dan ke masa depan…. Dengan demikian, dengan bersatu padu, kita dapat saling belajar, menghangatkan hati, memberikan inspirasi pada pikiran kita dengan cahaya Injil dan memberikan kekuatan baru kepada tangan-tangan kita (CV 199). Kaum dewasa perlu membangun relasi dan menjalin dialog dengan OMK dalam suasana persahabatan. Mengatasi perbedaan usia sehingga mendukung kedua pihak dapat saling mengenal dan saling bertukar kekayaan masing-masing. Artinya.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. jarak usia yang tidak atau kurang sebaya tetap mendukung untuk saling mengenal, bertukar kekayaan masing-masing yang tersimpan dalam aneka macam pengalaman. Pendamping dapat membangun mimpi-mimpi dan menciptakan kekuatan bersama orang muda. Pendamping yang hadir sebagai teman perlu memperhatikan perkembangan teknologi yang dekat dengan kehidupan orang muda masa kini. Mereka adalah generasi yang akrab dengan penggunaan teknologi digital. Teknologi menjadi bagian dari kehidupan mereka sebab banyak hal mereka lakukan selalu berhubungan dengan teknologi digital. “Generasi muda adalah pembawa sebuah pendekatan terhadap kenyataan dengan sifat-sifat khusus. Orang-orang muda minta diterima dan dihargai dalam keaslian mereka…” (OMIPP 45). Hal-hal khusus paling nyata dalam budaya orang muda dapat ditemukan dengan melihat dan memperhatikan bahasa-bahasa komunikasi yang digunakan, dengan demikian perlu dipikirkan cara pendekatan yang tepat. Di dalam Christus Vivit juga dijelaskan, “…Agar mereka mampu menghidupkan pelayanan pastoral populer bagi orang-orang muda, hendaknya ‘mereka belajar memahami perasaan orang-orang, menjadi juru bicara mereka dan bekerja bagi kemajuan mereka’” (CV 231). Seperti yang juga disampaikan Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang dalam Mutiara Andalas (2016:6). yang. menyatakan, “…Dalam mendampingi generasi muda, para pendamping hendaknya mengenali bahasa dan gaya mereka…”. Upaya pendamping dalam memahami orang muda lewat pendampingan dapat dilakukan dengan menerapkan katekese sebaya. Proses katekese sebaya.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. mengandaikan kehadiran pendamping tidak cukup hanya memberikan pengajaran atau nasehat-nasehat suci. Katekese sebaya berarti para pendamping memiliki rentang usia yang tidak terlalu jauh dengan OMK, hadir sebagai teman sebaya yang mengajak OMK untuk berjalan bersama menemukan rahmat dan cinta Tuhan dalam pengalaman-pengalaman hidup setiap hari. Di dalam Christus Vivit dituliskan, ”…Orang muda hendaknya dipandang dengan pengertian, penghargaan dan kasih sayang, tidak dihakimi terus-menerus dan dituntut untuk menjadi sempurna yang tidak sesuai dengan umur mereka” (CV 243). Kehadiran pendamping di tengah orang muda harapannya bukan sebagai guru yang memberi petuah dan pengajaran verbal semata. Pendamping hadir sebagai sosok yang memberikan diri untuk ikut berproses, berjalan bersama orang muda serta memberikan kesaksian hidup yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai teladan. 2. Pendampingan Berbasis Perkembangan Teknologi Digital Menurut KBBI kata Basis berarti asas; dasar. Berbasiskan berarti menjadikan sesuatu sebagai basis. Pendampingan berbasis perkembangan teknologi digital dapat diartikan sebagai pendampingan yang mengikuti dan menggunakan perkembangan teknologi digital sebagai salah satu sarana membaca kebutuhan orang muda sehingga pendampingan yang diberikan sesuai kebutuhan mereka yang didampingi. Pendamping yang mendampingi OMK masa kini berhadapan dengan generasi Z. Generasi yang hampir sebagian besar aktifitasnya bersentuhan dan bahkan mengandalkan teknologi dalam berkomunikasi, bermain dan bersosialisasi.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. (Komkat KWI, 2015:5). Oleh karenanya tak dapat ditawar lagi, agar dapat masuk ke dalam dunia orang muda, seorang pendamping harus mengikuti setiap perkembangan teknologi. Di tengah zaman globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi digital, dituntut pula dari para katekis atau pendmaping orang muda semangat tinggi, kepribadian yang tangguh, kemampuan teknis yang tinggi dalam pewartaan iman (Komkat KWI, 2015:7). Pendamping yang mendampingi OMK perlu memberi diri untuk masuk ke dalam dunia dan budaya orang muda. Keberanian untuk masuk ke dalam dunia orang muda, memungkinkan para pendamping untuk menemukan secara jelas apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan orang muda. Pendamping yang mengetahui kebutuhan dasar orang muda, akan terbantu untuk menemukan caracara yang relevan untuk membawa Injil masuk ke dalam kehidupan orang muda secara efektif. Kehidupan orang muda masa kini amat dekat dengan perkembangan teknologi digital. Pendamping yang mendampingi orang muda perlu memahami setiap perkembangannya agar dapat memasuki dunia orang muda. “Di tengah perubahan dunia karena teknologi dan pendekatan-pendekatan modern, perlu dipertimbangkan ungkapan-ungkapan baru dalam menyampaikan Kabar Gembira kepada orang muda” [Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (Komkep KWI, 2014:120)]. Ungkapan-ungkapan yang dimaksudkan misalnya saja penggunaan simbol, bahasa dan perangkat teknologi yang sedang banyak digunakan oleh orang muda masa kini..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. Cara pendampingan dan berkatekese terhadap OMK sebagai upaya menyampaikan Kabar Gembira perlu terus diperbaharui. “Ditengah perubahan dunia karena teknologi dan pendekatan-pendekatan modern, perlu dipertimbangkan ungkapan-ungkapan baru dalam menyampaikan Kabar Gembira kepada orang muda” (Komkep KWI 2014:120). Di dalam Evangelii Gaudium juga dengan amat jelas dituliskan …perubahan budaya masa kini yang cepat dan luas menuntut bahwa kita terus berupaya mencari cara-cara mengungkapkan kebenaran yang tak berubah dalam bahasa yang menimbulkan kebaharuannya yang abadi… pengungkapan kebenaran dapat memiliki berbagai bentuk. Pembaruan bentuk-bentuk ungkapan ini menjadi penting demi penyampaian amanat Injil kepada umat masa kini dalam maknanya yang tak berubah (EG 41). Cara penyajian katekese orang muda sebagai insan beriman Z tentu saja tidak dapat disamakan dengan model-model katekese klasik. Proses pengajaran iman yang berlangsung dengan hadir dan mendengarkan seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang tua sekarang pada masanya, tidak lagi menarik bagi orang muda. Di dalam dokumen Christus Vivit juga dituliskan: …sementara orang-orang dewasa berusaha agar segalanya terencana dengan baik, dengan pertemuan-pertemuan rutin dan waktu yang tepat, saat ini sebagian besar orang muda merasa kurang tertarik dengan metode pastoral seperti itu. Reksa pastoral orang muda perlu menjadi lebih fleksibel dan mengajak orang-orang muda untuk mengikuti berbagai acara yang memberi mereka ruang tidak hanya untuk belajar, tetapi juga memungkinkan mereka untuk membagikan hidup, bergembira, bernyanyi, mendengarkan kesaksian nyata dan mengalami perjumpaan komunitas dengan Allah yang hidup (CV 204). Perubahan zaman dalam setiap generasi menuntut model-model katekese yang sesuai konteks masa kini. “Kebaruan cara dan metode pewartaan selalu dituntut.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. agar pewartaan itu efektif, kreatif dan kena sasaran. Apa yang diwartakan tetap sama, yakni kerajaan Allah, akan tetapi kreativitas dalam pewartaan tetap diperlukan” (Kusmaryanto, 2019:102). Oleh karenanya seorang pendamping perlu mengikuti perkembangan dunia orang muda, salah satunya adalah perkembangan teknologi yang menjadi bagian hidup OMK masa kini.. C. Perkembangan Iman Orang Muda Katolik (OMK) Pengenalan akan orang muda dilakukan dengan mengikuti perkembangan mereka dari masa ke masa. Perlu diketahui bahwa orang muda tidak sama dengan remaja atau anak-anak. “Masa ini merupakan masa yang khas, orang muda yang memerlukan pendampingan dari setiap tahap-tahap perkembangan psikologis manusia secara tepat” (Komkep KWI, 2014:63). Penjelasan ini menegaskan bahwa orang muda memiliki masanya sendiri yang tidak dapat disamakan dengan masa remaja. “Karakter kaum muda adalah kemauan untuk berkembang, keberanian untuk bertindak sebagai pembaharu yang berbeda dari yang lain. Orang muda memilik daya cipta, kreatifitas dan idealisme tinggi terhadap keyakinannya” (Mutiarsih & Atmojo 2007:17). Hal ini menyebabkan orang muda akrab dengan ide-ide baru dan berbeda. Mereka selalu ingin menunjukkan ada hal-hal baru yang dapat dilakukan. Menurut James Fowler ada 7 tahap perkembangan kepercayaan/iman. Dilihat dari batasan usia, pada umumnya OMK masuk dalam tahapan ketiga dan keempat. Tahap ketiga (usia 12-20 tahun) adalah iman sintetis-konvesional. Pada tahap ini.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. seseorang mengalami perubahan radikal dalam cara memberi arti. Munculnya kemampuan kognitif baru membuat mereka mulai mengambil alih pandangan pribadi orang lain menurut perspektif pribadinya sendiri dan orang lain secara timbal balik. Pada tahap ini penting untuk menciptakan sintesis identitas yang dibentuk berdasarkan rasa dipercaya dan diteguhkan oleh orang lain yang penting baginya. Pada tahap ini seseorang berada dalam proses menciptakan suatu makna baru dari berbagai keyakinan dan nilai religius yang mendukung proses pembentukan identitas dan menciptakan rasa ingin membangun relasi dalam kesetiakawanan dengan orang lain. Pada tahap ini seseorang menyusun gambaran yang personal mengenai Allah yang dipandang mengenal dirinya secara pribadi lebih dalam dibandingkan pengenalannya terhadap diri sendiri. Tahap keempat (usia 20-30 tahun) adalah iman individuatif/reflektif. Pada tahap ini dalam refleksi diri seseorang mengenal dan tampil sebagai dirinya sendiri secara autentik dan mandiri. Seseorang mulai bertanggung jawab atas komitmen, gaya hidup, kepercayaan dan sikapnya. Seseorang mulai mencapai iman yang lebih otonom, yang dipilih berdasarkan refleksi. Iman yang dihidupi bukan lagi atas dasar pemikiran dan harapan orang lain yang kemudian dijadikan miliknya sendiri (Fowler,1995:30-34). Pemahaman mengenai situasi dan perkembangan iman OMK dapat membantu terjadinya pendampingan yang benar-benar menjawab kebutuhan mereka. Pemahaman ini menjadi penting agar katekese yang diberikan dapat menjangkau keberadaan orang muda dalam setiap tahap proses perkembangan iman..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. Pemahaman terhadap orang muda menjadi sebuah dasar untuk dapat memberikan pendampingan dengan cara yang relevan dan dapat mengarahkan hidup OMK sebagai pribadi yang kuat di dalam iman. 1. Orang Muda Katolik Sebagai Generasi Beriman Z Orang muda katolik zaman ini adalah mereka yang kehidupan hariannya sangat dekat dengan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi internet dan digitalisasi yang begitu cepat mendukung munculnya generasi Net atau generasi Z, yaitu generasi yang hampir sebagian besar aktifitasnya bersentuhan dan bahkan mengandalkan teknologi dalam berkomunikasi, bermain dan bersosialisasi (Komkat KWI), 2015,5). Aneka macam informasi dapat diperoleh dengan sangat cepat sehingga mempengaruhi cara mereka dalam merasa, berpikir dan bertindak. Di dalam dokumen Christus Vivit juga telah dijelaskan, Lingkungan digital merupakan dunia kontemporer. Sebagian besar umat manusia tenggelam dalam rutinitas dan berkelanjutan. Tidak lagi hanya sebatas ‘menggunakan’ alat komunikasi, melainkan hidup dalam budaya yang hampir seluruhnya digital. Hal ini sangat mempengaruhi konsep dan waktu, persepsi terhadap diri sendiri, orang lain dan dunia berdasarkan cara berkomunikasi, cara belajar, cara mendapatkan informasi dan cara berelasi dengan orang lain. (CV 86). Budaya instan yang didukung oleh teknologi canggih membuat orang muda terkadang sulit untuk menemukan makna dari setiap peristiwa hidup yang dialami. Orang muda hidup dalam dunia yang ditandai dengan arus globalisasi. Masa ini menawarkan banyak kemudahan dan juga pola hidup dengan persaingan bebas. Dalam suasana semacam ini, mereka yang kalah akan tersingkir. Situasi seperti ini ikut menentukan gerak keterlibatan orang muda dalam Gereja dan masyarakat” (Nota Pastoral 2019,3)..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. Demikianlah perkembangan teknologi membawa dampak dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam mempengaruhi kualitas hidup beriman orang muda. Akan tetapi pengaruh ini tidak selalu mengarah pada hal-hal yang negatif. Perkembangan teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkembangkan iman orang muda. Kehadiran berbagai media dan sarana teknologi seperti pedang bermata dua. Jika berhasil menguasainya, fasilitas ini menjadi sarana paling ampuh untuk memberikan kesaksian iman akan Yesus kristus. Sebaliknya, jika tidak, maka kita bisa menjadi budak dari fasilitas ini. Akibatnya, kehidupan orang beriman akan menjadi kontra-produktif (Alfonsus 2019:66) Berbagai media dan sarana teknologi dapat menjadi sarana untuk memberikan kesaksian iman akan Yesus Kristus kepada orang muda. Agar segala kemajuan teknologi dapat digunakan sebagai sarana pengembangan iman orang muda, diandaikan para pendamping memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai tentang perkembangan dunia digital. Pengetahuan dan kemampuan yang memadai menjadi faktor pendukung pemanfaatan segala bentuk kemajuan teknologi secara tepat. 2. Peran Awam dalam Pendampingan Iman OMK Setiap umat beriman diciptakan untuk ikut serta dalam menyebarluaskan kerajaan Allah demi kemuliaan Bapa sebagai bentuk keterlibatan dalam karya keselamatan Allah. Panggilan ini bukan saja diperuntukkan bagi mereka yang memilih panggilan hidup secara khusus menjadi imam ataupun biarawan-biarawati tetapi juga untuk kaum awam. Dalam kehidupannya sebagai umat beriman Katolik, berdasarkan sakramen Baptis dan Penguatan atau Krisma serta aneka karunia yang diterimanya dari.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. Allah, kaum awam diharapkan mau mengambil bagian dalam tugas perutusan Yesus Kristus sebagai imam, nabi dan raja (Prasetya, 2003:40). Panggilan sebagai orang Kristiani pada hakikatnya merupakan panggilan untuk merasul. Umat awam dalam perutusan Gereja memiliki peran yang khusus dan khas, sebab kerasulan awam yang bersumber pada panggilan Kristiani akan selalu ada dalam Gereja (AA 1). Salah satu tugas kerasulan itu dapat dilakukan dengan mendampingi orang muda. Tugas ini bukanlah tugas sampingan atau sekedar membantu imam dalam mendampingi orang muda. “Kaum awam ikut serta dalam mengemban tugas imamat, kenabian dan rajawi Kristus dengan menunaikan bagian mereka dalam tugas perutusan umat Allah dalam Gereja di dunia” (AA 2). Ini berarti, kaum awam juga memiliki tanggung jawab dalam memelihara kelangsungan Gereja termasuk memperhatikan perkembangan iman orang muda sebagai masa kini Gereja. Di dalam CV 246 juga dengan sangat jelas dituliskan “Peran pendamping bukan dan tidak boleh diserahkan hanya kepada imam dan biarawan-biarawati namun para awam juga hendaknya diberdayakan untuk mengambil peran itu” Berbicara mengenai pendampingan OMK, di dalam OMIPP 54 dituliskan, “Orang-orang muda bukanlah sekedar objek pastoral melainkan adalah anggota hidup dari tubuh Gereja yang satu… Mereka ikut serta memperkaya keberadaan Gereja dan bukan sekedar apa yang dilakukan Gereja”. Jadi dapat dikatakan bahwa, mendampingi orang muda sama dengan memelihara kelangsungan Gereja. Ketika orang muda dibiarkan begitu saja, sama artinya dengan melakukan pembiaran terhadap kelangsungan dan perkembangan Gereja..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. Agar pendampingan yang diberikan dapat sungguh-sungguh menjawab kebutuhan OMK, seorang pendamping juga perlu memiliki kualitas-kualitas diri yang dapat membantunya dalam membimbing, menemani dan mengarahkan OMK untuk menemukan Tuhan dalam setiap pergumulan hidup yang dialami. Di dalam dokumen Christus Vivit dituliskan, Seorang pendamping itu hendaknya memiliki beberapa kualitas: seorang Kristiani yang setia, terlibat pada Gereja dan dunia, terus menerus mencari kekudusan, seseorang yang mempercayai bukan menghakimi, mendengarkan secara aktif kebutuhan-kebutuhan orang muda dan memberi jawaban yang tepat, penuh kasih dan sadar diri, mengenali keterbatasan-keterbatasan dirinya dan memahami suka dan duka hidup rohani (CV 246). Oleh karenanya, mereka yang dipercaya oleh Gereja untuk menemani perjalanan OMK dalam menghidupi imannya perlu dipersiapkan dengan baik. Seperti yang juga tertulis dalam EG 71 “Untuk mencapai jalan pendewasaan sejati, orang muda membutuhkan orang dewasa yang berwibawa. Dalam arti etomologisnya, ‘auctoritas’ menunjukkan kemampuan untuk menumbuhkan,…”. Persiapan dan kemampuan yang cukup akan membantu para pendamping untuk dapat menjawab kebutuhan orang muda sebagai insan beriman Z sehingga mengalami perkembangan iman secara mendalam..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III PENELITIAN TENTANG PENDAMPINGAN DAN KATEKESE ORANG MUDA KATOLIK (OMK) YANG TERJADI DI PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS KLEPU. Orang muda katolik (OMK) yang ada di paroki St. Petrus dan Paulus Klepu adalah bagian dari generasi Z, mereka adalah insan beriman Z. Sebagian besar kegiatan-kegiatan yang mereka geluti bersentuhan langsung atau bahkan mengandalkan teknologi digital. Kemudahan-kemudahan dalam memperoleh aneka macam informasi secara tidak langsung mempengaruhi cara berpikir dan bertindak orang muda. Situasi ini menciptakan suatu kebutuhan dari pihak OMK akan hadirnya seorang pendamping yang dapat membantu mereka menemukan nilai-nilai Injil dalam pengalaman-pengalaman hidup setiap hari. Kehadiran pendamping dapat dikatakan sebagai bentuk perhatian Gereja kepada OMK. Oleh karenanya dibutuhkan pendamping yang dapat memberikan pendampingan sesuai dengan situasi dan kondisi orang muda zaman now. Berkaitan dengan hal ini penulis menguraikan mengenai metode penelitian yang akan dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam usaha menjawab pertanyaan yang menjadi rumusan masalah. Bagaimana katekese orang muda yang terjadi di paroki St. Petrus dan Paulus Klepu? Model katekese dan pendamping seperti apa yang diharapkan oleh OMK Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu?.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. A. Metodologi Penelitian 1.. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian rintisan. Penulisan dilakukan dengan. menggunakan kualitatif.. metode. deskripsi. analitis,. yaitu. berdasarkan. penelitian. “Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang. berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yakni digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah” (Sugiyo, 2012:15). Penelitian dilakukan pada situasi dan kondisi OMK dan pendampingan sebagaimana adanya. “Analisis data bersifat induktif/kualitatif dan data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata sehingga tidak menekankan pada angka. Peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan” (Sugiyono, 2012:29). Segala hasil penelitian dideskripsikan secara jelas, sehingga hasil penelitian dapat dipahami dengan mudah. 2.. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian pendekatan. kualitatif deskriptif. Penggunaan metode ini dengan cara mengambil data atau mengumpulkan informasi secara langsung di lapangan sebagai bahan untuk mendeskripsikan Katekese Sebaya sebagai Model Pendampingan Katekis Awam Bagi Perkembangan Iman Orang Muda Katolik di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. 3.. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2020 – Mei 2020 di. Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. 4.. Obyek Penelitian dan sampel Penelitian ini dilakukan dengan tiga elemen obyek penelitian yaitu tempat. (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang terjadi berkaitan dengan praktek katekese dan harapan OMK mengenai pendamping di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity), orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu (Sugiyono, 2011:297). Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan ketika peneliti mulai memasuki lapangan. Sampel penelitiannya adalah orang muda yang ada di paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan data dengan pertimbangan tertentu misalnya orang tersebut dianggap yang paling tahu tentang apa yang kita harapkan (Sugiyono, 2011:301). Sebagai triangulasi, selain OMK informasi juga diperoleh dari ketua bidang Paguyuban sebagai pendamping OMK dan Imam yang bertugas di paroki tersebut. Pemilihan subjek dilakukan dengan memilih sampel dari beberapa OMK, ketua bidang paguyuban dan Imam yang bertugas di paroki tersebut..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. 5.. Instrumen Penelitian Peneliti sebagai instrumen dalam penelitian ini berusaha mencari informasi. dari subjek yaitu orang yang dijadikan responden dalam penelitian yang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari informasi sehingga analisis data berupa deskripsi diperoleh. Instrumen lainnya berupa buku catatan dan pedoman wawancara. 6.. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan. observasi, wawancara, studi dokumen dan triangulasi sumber. Observasi yang dilakukan adalah observasi terus terang atau tersamar. Dalam observasi ini sumber data telah diberitahu bahwa penulis sedang melakukan penelitian. Akan tetapi pada kesempatan-kesempatan lain, jika diperlukan, observasi juga dilakukan secara tersamar, tanpa memberitahu sumber data. Hal ini untuk menghindari jika data yang dibutuhkan masih dirahasikan (Sugiyono, 2011:312). Pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara adalah dengan wawancara terstruktur dan mendalam (In-depth interview). Dalam teknik wawancara terstruktur penulis membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan berdasarkan masalah dan rancangan penelitian. Penulis yang mengajukan pertanyaan dalam wawancara mendalam telah terlibat cukup lama dalam kehidupan sosial bersama OMK Klepu yang dijadikan sebagai responden. Wawancara mendalam dilakukan dengan langsung bertatap muka dengan responden, menggunakan atau tanpa pedoman pertanyaan. Studi dokumen dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang ada di paroki jika ada dan dokumen yang membahas.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. mengenai pendampingan orang muda. Triangulasi sumber dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap responden lain untuk mendapatkan kebenaran dari informasi yang telah diperoleh. Pada rencana awal wawancara akan mulai dilakukan pada bulan Februari 2020. Tetapi dalam realitanya, wawancara sudah mulai dilakukan sejak bulan November 2019. Adapun observasi juga telah mulai dilakukan sejak bulan November dengan melihat dan lewat perbincangan dengan OMK ketika bertemu dalam beberapa kesempatan. Berkaitan dengan waktu dan tempat wawancara, penulis membuat kesepakatan dengan responden. Waktu wawancara menyesuaikan dengan waktu luang responden. Sebagian besar wawancara terjadi pada malam hari setelah responden pulang kuliah atau bekerja. Selain dilakukan di rumah responden dan gereja, wawancara juga dilakukan via wa. Hal ini dilakukan untuk mematuhi himbauan pemerintah untuk WFH (work from home) berkaitan dengan merebaknya pandemi Covid-19. Wawancara via wa dilakukan karena pada wawancara sebelum pandemi Covid-19, informasi yang dibutuhkan masih belum cukup. 7.. Teknik Analisis Data Bogdan dalam Sugiyono (2019:435) menyatakan bahwa analisis data kualitatif. adalah proses mencari dan menyusun setiap data yang didapatkan melalui wawancara, catatan lapangan dan bahan lain secara sistematis sehingga dapat dipahami kemudian diinformasikan kepada orang lain. Berikut ini gambar skema tahapan analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti selama penelitian berlangsung :.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. Data Collection. Data Display. Data Reduction Conclusion Drawing/Ferif ication. Gambar 1. Komponen dalam analisis data a. Data collection (pengumpulan data) merupakan pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi atau triangulasi (gabungan dari ketiganya). b. Data reduction (reduksi data) merupakan proses merangkum, memilih dan fokus pada hal-hal penting dari data yang diperoleh melalui penelitian divlapangan sehingga data tersebut memberi gambaran jelas tentang hasil observasi. c. Data display (penyajian data) penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat (teks yang bersifat naratif), bagan dan hubungan antar kategori. d. Conclusion Drawing/verification merupakan proses penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang diperoleh masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat untuk tahap pengumpulan data berikutnya..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. 8.. Teknik Pengujian Keabsahan Data Pada penelitian ini, teknik pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi. sumber. Adapun yang dimaksud dengan triangulasi sumber adalah mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. (Sugiyono, 2012:495). Triangulasi ini digunakan untuk mengecek data yang diperoleh dari OMK paroki yang akan menghasilkan kesimpulan mengenai model katekese sebaya bagi perkembangan iman orang muda. 9.. Pedoman dan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Berikut adalah pedoman wawancara yang akan diterapkan dalam penelitian ini:. a) Pedoman Wawancara 1 Responden. : Orang Muda Katolik Gereja St. Petrus dan Paulus Klepu. Nama. :. Jenis Kelamin : Usia. :. Status. :. Tanggal. :. Tempat. :. 1.. Apakah menurut Anda penting ada katekese khusus orang muda?. 2.. Apakah ada katekese khusus orang muda yang diadakan oleh paroki? Ataukah campur dengan orang tua dan anak-anak?.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. 3.. Pertanyaan apa yang ingin Anda ketahui tentang katekese orang muda berkaitan dengan pembinaan iman?. 4.. Apa yang membuat Anda merasa nyaman terhadap seorang pendamping?. 5.. Model katekese seperti apa yang Anda impikan dari seorang pendamping?. 6.. Apa yang Anda harapkan dari seorang pendamping yang usianya tidak sebaya dengan Anda sebagai orang muda?. 7.. Apa pendapat Anda mengenai katekese orang muda yang terjadi di paroki St. Petrus dan Paulus Klepu?. 8.. Menurut Anda sebagai OMK, apakah berkumpul/srawung diantara OMK maupun di luar OMK menjadi penting? Mengapa?.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. b) Pedoman wawancara 2 Responden. : Pendamping Orang Muda Katolik Gereja St. Petrus dan Paulus Klepu. Nama. :. Usia. :. Status. :. Tanggal. :. Tempat. :. 1.. Bagaimana cara Anda mendampingi orang muda?. 2.. Kesulitan apa yang Anda alami dalam mendampingi orang muda? Sejauhmana pendamping terlibat mendampingi orang muda?. 3.. Apakah ada pelatihan khusus yang diberikan kepada pendamping orang muda? Jika ada siapa yang menyelenggarakan?. 4.. Apakah dalam mengumpulkan orang muda Anda tidak merasa kesulitan?. 5.. Apakah ada katekese khusus untuk orang muda yang diselenggarakan paroki?. 6.. Apa pendapat Anda mengenai katekese orang muda yang terjadi di paroki St. Petrus dan Paulus Klepu?.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. c) Pedoman wawancara 3 Pedoman Wawancara Responden. : Romo Pendamping Orang Muda Katolik Gereja St. Petrus dan Paulus Klepu. Nama. :. Usia. :. Status. :. Tanggal. :. Tempat. :. 1. Bagaimana situasi OMK Paroki Klepu yang Romo ketahui saat ini? 2. Ada berapa jumlah OMK secara keseluruhan di Paroki Klepu? 3. Apa yang pernah Romo bayangkan untuk melakukan sesuatu menghadapi situasi OMK saat ini? 4. Selain EKM apalagi yang pernah dibuat agar OMK dapat berkumpul di paroki? 5. Dari paroki sendiri apa yang sudah diupayakan untuk proses Katekese orang muda? 6. Bagaimana menurut Romo tentang pendampinga OMK saat ini?.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. 7. Apakah menurut Romo ketua paguyuban kewalahan mengatasi 13 bidang paguyuban? 8. Menurut Romo apa hubungan orang muda dengan Gereja saat ini? 9. Apakah Gereja Klepu sudah memandang orang muda sebagai masa sekarang Gereja atau masih masa depan Gereja? 10. Menurut Romo, apa yang paling dibutuhkan oleh OMK sebagai insan beriman Z? 11. Menurut pengamatan Romo, apa yang diharapkan OMK dari pendamping?.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab sebelumnya penulis telah menjelaskan mengenai metode penelitian yang akan digunakan. Penelitian dilakukan dengan metode deskripsi analitis berdasarkan penelitian kualitatif. Informasi diperoleh dengan melakukan observasi terus terang atau tersamar, wawancara terstruktur terhadap beberapa orang muda dan pendamping OMK Paroki St. Petrus dan Paulus, serta studi terhadap dokumendokumen yang berkaitan dengan pembahasan. Secara tertulis dalam rencana penelitian wawancara akan dilakukan pada bulan Februari 2020. Akan tetapi sebelumnya telah dilakukan wawancara dan observasi pada bulan November 2019. Beberapa wawancara dilakukan via wa karena kesibukan OMK sehingga kurang memungkinkan untuk bertemu secara langsung dan demi mematuhi himbauan pemerintah untuk melakukan WFH (work from home) terkait pandemi Covid-19 yang tengah merebak. Pada bab ini penulis memaparkan hasil penelitian yang dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut. Bagaimana katekese orang muda yang terjadi di paroki St. Petrus dan Paulus Klepu? Model katekese dan pendamping seperti apa yang diharapkan oleh OMK Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu? Hasil penelitian ini harapannya dapat memberikan informasi mengenai katekese orang.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. muda yang terjadi di Paroki St. Petrus dan Paulus serta model katekese seperti apa yang diharapkan oleh OMK di paroki tersebut.. A. Gambaran Umum Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu 1.. Sejarah Paroki St. Petris dan Paulus Klepu Hadirnya Gereja di Klepu sebagai tempat peribadatan bermula dari. didirikannya sekolah tingkat dasar untuk rakyat yang pertama kali dirintis oleh Rm. Strater SJ, seorang misionaris Jesuit. Pendirian sekolah dilatarbelakangi oleh keprihatinan Rm. Strater terhadap jumlah penduduk pribumi yang masih buta huruf. Rm. Strater ingin mengentaskan penduduk pribumi dari kebutaan huruf. Sekolah ini bernama Volkschool (VS) atau Sekolah Rakyat (SR) yang merupakan sekolah tingkat dasar yang menyelenggarakan masa sekolah selama tiga tahun (kelas 1 sampai kelas 3). Melihat semakin tingginya minat masyarakat untuk sekolah, maka Rm. Strater mendirikan sekolah lanjutan SR dengan masa studi selama 2 tahun (kelas 4 sampai kelas 5) dengan nama sekolah Vervolgschool (VVS). Benih-benih umat Katolik muncul dari. berkembangnya sekolah–sekolah ini. Mereka yang memperoleh. pendidikan itulah yang kemudian mendapatkan pengajaran iman Kristiani dan pada akhirnya memeluk agama Katolik. Ini bermula pada tahun 1912. Pada tahun 1929 didirikan bangunan gereja Klepu di depan sebuah gedung sekolah. Gereja diberkati oleh Mgr. Petrus van Wilkens, SJ dan mendapat nama santo pelindung St. Petrus dan Paulus yang diperingati pada tanggal 29 Juni..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38. Tanggal peringatan ini juga akhirnya digunakan sebagai peringatan ulang tahun paroki. (Kenangan HUT ke-87 dan Pemberkatan gereja: Karena Kasih Allah mengalirkan Banyak Berkat, 2017:35-37). 2.. Situasi Umat Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. a.. Jumlah umat paroki Melalui sekolah rakyat (SR) yang didirikan, beberapa murid mulai tertarik. untuk mengikuti pelajaran agama Katolik. Baptisan pertama berjumlah satu orang terjadi pada tahun 1916. Perkembangan umat Katolik berlangsung cukup lambat. Pada tahun 1919 baru ada satu orang lagi yang dibaptis, dan kemudian disusul satu orang lagi pada tahun 1921. Pada tahun 1923 meningkat menjadi tujuh orang. Begitulah jumlah umat terus bertambah hingga saat ini. Berdasarkan data hingga tahun 2016 umat paroki Klepu berjumlah 9.129 jiwa. (Kenangan HUT ke-87 dan Pemberkatan gereja: Karena Kasih Allah mengalirkan Banyak Berkat, 2017:3746) b.. Situasi sosial-ekonomi umat paroki Pada awal berdirinya gereja St. Petrus dan Paulus, masyarakat yang ada di. daerah tersebut sebagian besar berprofesi sebagai kuli di perkebunan tebu. Setelah didirikan SR, mereka yang bersekolah sampai tamat SR/VS dapat membaca, menulis aksara Jawa dan menghitung. Kemampuan ini kemudian meningkatkan tingkat ekonomi dan mereka mulai mendapat pekerjaan yang lebih baik seperti penjaga telepon di pabrik atau mandor di perkebunan. Perkembangan terus berlanjut, penduduk yang menyelesaikan sekolah lanjutan SR yaitu VVS memiliki kesempatan memperbaiki status sosial ekonomi dengan.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39. lebih terbuka. Mereka bisa bekerja sebagai pegawai rendah di pemerintahan, pasar, penggadaian dan instansi lain (Karena Kasih Allah mengalirkan Banyak Berkat, 2017:37). Situasi sosial dan ekonomi umat paroki St. Petrus dan Paulus Klepu terus dan semakin berkembang sampai saat ini.. B. Hasil Wawancara 1.. Hasil Wawancara dengan OMK Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu Wawancara ini dilakukan berdasarkan pertanyaan yang diajukan penulis. sebagai peneliti kepada 11 responden yakni OMK Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. Wawancara pertama dilakukan kepada 4 OMK pada bulan November 2019 via wa karena kesulitan mengatur waktu untuk bertemu secara langsung. Keempat responden ini adalah R1 (usia 25 tahun, karyawan disalah satu Rumah sakit swasta di Jogjakarta), R2 (Usia 23 tahun, seorang karyawan swasta), R3 (Usia 22 tahun, mahasiswa tingkat akhir disalah satu Universitas swasta), R4 (Usia 23 tahun, membuka bengkel dan bekerja bersama teman-temannya). Wawancara kedua dilakukan kepada 7 OMK pada bulan Desember 2019, mereka adalah R5 (Usia 19 tahun, mahasiswi disalah satu universitas di Jogjakarta), R6 (Usia 19 tahun, mahasiswi disalah satu universitas swasta di Jogjakarta), R7 (Usia 22 tahun, baru lulus kuliah dan sedang mencari pekerjaan), R8 (Usia 23 tahun, mahasiswi disalah satu universitas swasta di Jogjakarta), R9 (Usia 23 tahun, mahasiswi tingkat akhir disalah satu universitas swasta di Jogjakarta), R10 (Usia 27 tahun, seorang karyawan swasta), R11 (Usia 24 tahun, mahasiswa pasca sarjana.

Gambar

Gambar 1. Komponen dalam analisis data

Referensi

Dokumen terkait