• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp Karsinoma Bronkogenik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp Karsinoma Bronkogenik"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KARSINOMA BRONKOGENIK KARSINOMA BRONKOGENIK

1

1.. DDeeffiinniissii

Karsinoma bronkogenik atau kanker paru dapat berupa metastasis Karsinoma bronkogenik atau kanker paru dapat berupa metastasis ata

atau u leslesi i prprimeimer.r.TuTumor mor gaganas nas dadapat pat ditditemuemukan kan di di bagbagiaian n tubtubuh uh manmanaa saja.Metastasis pada kolon dan ginjal merupakan tumor ganas yang paling saja.Metastasis pada kolon dan ginjal merupakan tumor ganas yang paling se

seriring ng diditetemumukakan n di di klklininikik, , kekeduduananyya a dadapapat t memenynyebebababkakan n tutumomor r  paru.Metastasis tumor paru sering ditemukan terlebih dahulu sebelum lesi paru.Metastasis tumor paru sering ditemukan terlebih dahulu sebelum lesi primernya diketahui.Hal yang berbahaya adalah pada keadaan klinis lokasi primernya diketahui.Hal yang berbahaya adalah pada keadaan klinis lokasi lesi primer sering tidak diketahui selama hidup klien (Muttaqin, 2007.

lesi primer sering tidak diketahui selama hidup klien (Muttaqin, 2007.

Karsinoma bronkogenik atau kanker paru adalah tumor ganas paru Karsinoma bronkogenik atau kanker paru adalah tumor ganas paru pri

primer mer yanyang g berberasaasal l dardari i salsalurauran n napnapas as ataatau u epiepitel tel brobronkunkus.Ts.Teerjarjadindinyaya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel!sel jaringan yang normal. "roses keganasan pada epitel dan merusak sel!sel jaringan yang normal. "roses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. "erubahan pertama yang terjadi bronkus didahului oleh masa pra kanker. "erubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia (#obbin $ Kumar, 2007. perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia (#obbin $ Kumar, 2007. 2

2.. EEttiioollooggii

%eperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker  %eperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker  paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu &at paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu &at yang

yang bersbersi'at i'at karskarsinoginogenik enik merupmerupakan akan 'akto'aktor r penypenyebab ebab utamutama a disadisampinmpingg adan

adanya ya 'akto'aktor r lain seperti lain seperti kekekekebalabalan n tubuhtubuh, , genegenetik, tik, dan lain!laidan lain!lain n (mi(min,n, 200).

200).

a. Merokok a. Merokok

Menurut *an Houtte, merokok merupakan 'aktor yang berperan paling Menurut *an Houtte, merokok merupakan 'aktor yang berperan paling pe

pentntining, g, yayaititu u ++- - dadari ri seselulururuh h kakasusus s ((iilslsonon, , 202000. . #o#okokokk me

mengnganandudung ng lelebibih h dadari ri /0/000 00 babahahan n kikimimia, a, didianantatararanynya a tetelalahh diidenti'ikasi dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker paru pada diidenti'ikasi dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang rokok yang perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti diisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok (%toppler,200.

merokok (%toppler,200. b.

b. "erokok "erokok pasi' pasi' 

%emakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok %emakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasi', atau mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di pasi', atau mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di dalam ruang tertutup, dengan risiko terjadinya kanker paru. 1eberapa dalam ruang tertutup, dengan risiko terjadinya kanker paru. 1eberapa pe

(2)

merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko mendapat kanker  paru meningkat dua kali (ilson, 200.

3. "olusi udara

Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi pengaruhnya ke3il bila dibandingkan dengan merokok kretek.Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan.1ukti statistik juga menyatakan baha penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka dengan kelas yang lebih tinggi.Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari kenyataan baha kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah 3enderung hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka, tempat udara kemungkinan besar lebih ter3emar oleh polusi. %uatu karsinogen yang ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok adalah 4,/ ben&piren (ilson, 200.

d. "aparan &at karsinogen

1eberapa &at karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan 5inil klorida dapat menyebabkan kanker paru (min, 200).#isiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira!kira sepuluh kali lebih besar  daripada masyarakat umum.#isiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok.

e. 6iet

1eberapa penelitian melaporkan baha rendahnya konsumsi terhadap betakarotene, selenium, dan 5itamin  menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru (min, 200).

'. enetik

Terdapat bukti baha anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih besar terkena penyakit ini."enelitian sitogenik dan genetik molekuler memperlihatkan baha mutasi pada protoonkogen dan gen! gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya adalah pengakti'an onkogen (termasuk juga gen!gen K!ras dan my3, dan menonakti'kan

(3)

gen!gen penekan tumor (termasuk gen rb, p4, dan 86K92 (ilson, 200.

g. "enyakit paru

"enyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstrukti' kronik  juga dapat menjadi risiko kanker paru.%eseorang dengan penyakit paru obstrukti' kronik berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika e'ek dari merokok dihilangkan (%toppler, 200.

3. Klasifikasi

Kanker paru dibagi menjadi kanker paru sel ke3il (small 3ell lung 3an3er, %8:8 dan kanker paru sel tidak ke3il (non!small lung 3an3er, 9%8:8.Klasi'ikasi ini digunakan untuk menentukan terapi.Termasuk didalam golongan kanker paru sel tidak ke3il adalah epidermoid, adenokarsinoma, tipe!tipe sel besar, atau 3ampuran dari ketiganya.

a. Karsinoma sel skuamosa (epidermoid

Merupakan tipe histologik kanker paru yang paling sering ditemukan, berasal dari permukaan epitel bronkus."erubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, se3ara khas mendahului timbulnya tumor.Karsinoma sel skuamosa biasanya terletak sentral di sekitar hilus, dan menonjol ke dalam bronki besar.6iameter  tumor jarang melampaui beberapa sentimeter dan 3enderung menyebar  se3ara langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada, dan mediastinum.Karsinoma ini lebih sering pada laki!laki daripada perempuan (ilson, 200.

b. denokarsinoma

Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus.Kebanyakan jenis tumor ini timbul di bagian peri'er  segmen bronkus dan kadang!kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru dan 'ibrosis interstisial kronik.:esi sering kali meluas ke pembuluh darah dan lim'e pada stadium dini dan sering bermetastasis jauh sebelum lesi primer menyebabkan gejala!gejala. 3. Karsinoma bronkoal5eolus

6imasukkan sebagai subtipe adenokarsinoma dalam klasi'ikasi terbaru tumor paru dari H;.Karsinoma ini adalah sel!sel ganas yang besar  dan berdi'erensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti berma3am!ma3am.%el!sel ini 3enderung timbul pada jaringan

(4)

paru peri'er, tumbuh 3epat dengan penyebaran ekstensi' dan 3epat ke tempat!tempat yang jauh.

d. Karsinoma sel ke3il

<mumnya tampak sebagai massa abu!abu pu3at yang terletak di sentral dengan perluasan ke dalam parenkim paru dan keterlibatan dini kelenjar  getah bening hilus dan mediastinum. Kanker ini terdiri atas sel tumor  dengan bentuk bulat hingga lonjong, sedikit sitoplasma, dan kromatin granular.ambaran mitotik sering ditemukan.1iasanya ditemukan nekrosis dan mungkin luas.%el tumor sangat rapuh dan sering memperlihatkan 'ragmentasi dan =3rush arti'a3t> pada sediaan biopsi. ambaran lain pada karsinoma sel ke3il, yang paling jelas pada pemeriksaan sitologik, adalah berlipatnya nukleus akibat letak sel tumor  dengan sedikit sitoplasma yang saling berdekatan (Kumar, 2007.

e. Karsinoma sel besar 

 dalah sel!sel ganas yang besar dan berdi'erensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti berma3am!ma3am.%el! sel ini 3enderung timbul pada jaringan paru peri'er, tumbuh 3epat dengan penyebaran ekstensi' dan 3epat ke tempat!tempat yang jauh (ilson, 200.

(5)

. Mani'estasi Klinis

"ada 'ase aal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala! gejala klinis.1ila sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadum lanjut.

ejala ? gejala dapat bersi'at (mien, 200@ A . :okal (tumor tumbuh setempat

a. 1atuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis. b. Hemoptisis

3. Mengi (hee&ing, stridor karena ada obstruksi saluran na'as d. Kadang terdapat ka5itas seperti abses paru dan atele3tasis 2. Bn5asi lo3al A

a. 9yeri dada

b. 6yspnea karena e'usi pleura

3. Bn5asi ke peri3ardium terjadi tamponade atau aritmia d. %indrom 5ena 3a5a superior 

e. %indrom Horner ('a3ial anhidrosis, ptosis, miosis

'. %uara serak, karena penekanan pada ner5us laryngeal re3urrent g. %indrom "an3oast, karena in5asi pada pada pleksus brakialis dan

sara' simpatis ser5ikalis. 4. ejala "enyakit Metastasis

a. "ada otak, tulang, hati, adrenal.

b. :im'adenopati ser5ikalis dan suprakla5ikula (sering menyertai metastasis

/. %indrom "araneoplastik A terdapat pada 0 persen kanker paru, dengan gejala A

(6)

b. Hematologi A leukositosis, anemia, hiperkoagulasi 3. Hipertropi osteoartropati

d. 9eurologik A dementia, ataksia, termor, neuropati peri'er  e. 9euromiopati

'. Cndokrin A sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia g. 6ermatologik A eritema multi'orm, hyperkeratosis, jari tabuh h. #enal A syndrome of inappropriate andiuretic hormone (%B6H . simtomatik dengan kelainan radiologis

a. %ering terdapat pada perokok dengan "";KD8;"6 yang terdeteksi se3ara radiologis

b. Kelainan berupa nodul soliter 

6. Pemeiksaan Diagnostik . #adiologi.

• Eoto thoraF posterior ? anterior (" dan leteral serta Tomogra'i dada. Merupakan pemeriksaan aal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. 6apat menyatakan massa udara pada bagian hilus, e''use pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau 5ertebra.

• 1ronkhogra'i.

<ntuk melihat tumor di per3abangan bronkus. 2. :aboratorium.

• %itologi (sputum, pleural, atau nodus lim'e.

6ilakukan untuk mengkaji adanyaD tahap karsinoma. • "emeriksaan 'ungsi paru dan 6

6apat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan 5entilasi.

• Tes kulit, jumlah absolute lim'osit.

6apat dilakukan untuk menge5aluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru.

4. Histopatologi. • 1ronkoskopi.

Memungkinkan 5isualisasi, pen3u3ian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui.

• 1iopsi Trans Torakal (TT1.

1iopsi dengan TT1 terutama untuk lesi yang letaknya peri'er dengan ukuran G 2 3m, sensiti5itasnya men3apai @0 ? @ -.

(7)

• Torakoskopi.

1iopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan 3ara torakoskopi.

• Mediastinosopi.

<ntuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.

• Torakotomi.

Totakotomi untuk diagnosti3 kanker paru dikerjakan bila berma3am ? ma3am prosedur non in5asi' dan in5asi' sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.

/. "en3itraan.

• 8T!%3anning, untuk menge5aluasi jaringan parenkim paru dan pleura.

!. Penatalaksanaan • "embedahan

Bndikasi pembedahan pada kanker paru adalah untukkanker paru  jenis karsinoma bukan sel ke3il stadium B dan BB. "embedahan juga merupakan bagian dari =3ombine modality therapy>, misalnya kemoterapi neoadju5an untuk kanker paru jenis karsinoma bukan sel ke3ilstadium BBB. Bndikasi lain adalah bila ada kegaatan yang memerlukan inter5ensi bedah, seperti kankerparu dengan sindroma 5ena ka5a superiror berat.

"rinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut jaringan K1intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi.%egmentektomi atau reseksi baji hanyadikerjakan jika 'aal paru tidak 3ukup untuk lobektomi.Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk memastikan baha batas sayatan bronkus bebas tumor.K1 mediastinum diambil dengan diseksisistematis, serta diperiksa se3ara patologi anatomis.

Hal penting lain yang penting dingat sebelum melakukan tindakan bedah adalah mengetahui toleransipenderita terhadap jenis tindakan bedah yang akan dilakukan. Toleransi penderita yang akan dibedah dapat diukur  dengan nilai uji 'aal paru dan jika tidak memungkin dapat dinilai dari hasil analisis gas darah(6 A

%yarat untuk reseksi paru

- #esiko ringan untuk "neumonektomi, bilaK*" paru kontralateral

(8)

)0-- #isiko sedang pneumonektomi, bilaK*" paru kontralateral  4-,

*C" 

)0-• #adioterapi

#adioterapi pada kanker paru dapat menjadi terapi kurati' atau paliati'."ada terapi kurati', radioterapimenjadi bagian dari kemoterapi neoadju5an untuk kanker paru jenis karsinoma bukan sel ke3il stadium BBB."ada kondisi tertentu, radioterapi saja tidak jarang menjadi alternati'  terapi kurati'.#adiasi sering merupakan tindakan darurat yang harus dilakukan untuk meringankan keluhan penderita,seperti sindroma 5ena ka5a superiror, nyeri tulang akibat in5asi tumor ke dinding dada dan metastasis tumor di tulang atau otak.

"enetapan kebijakan radiasi pada kanker paru jenis karsinoma bukan sel ke3il ditentukan beberapa 'aktor

. %taging penyakit 2. %tatus tampilan 4. Eungsi paru

1ila radiasi dilakukan setelah pembedahan, maka harus diketahui A ! Ienis pembedahan termasuk diseksi kelenjar yang dikerjakan ! "enilaian batas sayatan oleh ahli "atologi natomi ("

6osis radiasi yang diberikan se3ara umum adalah 000 ? )000 3y, dengan 3ara pemberian 200 3yDF,  hari perminggu.

%yarat standar sebelum penderita diradiasi adalah A . Hb  0

g-2. Trombosit  00.000Dmm4 4. :eukosit  4000Ddl

#adiasi paliati' diberikan pada un'a5ourable group, yakni A . "% G 70.

2. "enurunan 11  - dalam 2 bulan. 4. Eungsi paru buruk.

• Kemoterapi

Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker  paru.%yarat utama harus ditentukan jenis histologis tumor dan tampilan (per'orman3e status harus lebih dan )0 menurut skala Karnos'ky atau 2 menurut skala H;. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan beberapa obat antikanker dalam kombinasi regimen kemoterapi. "ada keadaan tertentu, penggunaan  jenis obat anti kanker dapatdilakukan.

"rinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen kemoterapi adalahA

(9)

. "latinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin 2. #espons obyekti' satu obat antikanker s

-4. Toksisiti obat tidak melebihi grade 4 skala H;

/. harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 2 sikius pada penilaian terjadi tumor progresi'.

#egimen untuk kanker paru jenis karsinoma bukan sel ke3iladalah A . "latinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin

2. "C (sisplatin atau karboplatin J etoposid 4. "aklitaksel J sisplatin atau karboplatin /. emsitabin J sisplatin atau karboplatin . 6osetaksel J sisplatin atau karboplatin

%yarat standar yang harus dipenuhi sebelum kemoterapi

. Tampilan  70!+0, pada penderita dengan "% G 70 atau usia lanjut, dapat diberikan obat antikankerdengan regimen tertentu danDatau  jadual tertentu.

2. Hb  0 g-, pada penderita anemia ringan tanpa perdarahan akut, meski Hb G 0 g- tidak pertutran'usi darah segera, 3ukup diberi terapi sesuai dengan penyebab anemia.

4. ranulosit  00Dmm4 /. Trombosit  00.000Dmm4 . Eungsi hati baik

). Eungsi ginjal baik (3reatinin 3learan3e lebih dari 70 mlDmenit

6osis obat anti!kanker dapat dihitung berdasarkan ketentuan 'armakologik masing masing. da yang menggunakan rumus antara lain, mgDkg 11, mgDluas permukaan tubuh (1%, atau obat yang menggunakan rumusan <8 (area under the 3ur5e yang menggunakan 88T untuk rumusnya.

:uas permukaan tubuh (1% diukur dengan menggunakan parameter tinggi badan dan berat badan, lalu dihitung dengan menggunakan rumus atau alat pengukur khusus (nomogram yang berbentuk mistar

<ntuk obat anti!kanker yang mengunakan <8 (misal <8 , maka dosis dihitung dengan menggunakan rumus atau nnenggunakan nomogram.

6osis (mg  (target <8 F ( E# J 2 9ilai E# atau gromenular  'iltration rate dihitung dari kadarkreatinin dan ureum darah penderita. ". Kom#likasi

(10)

• #eaksi bedah dapat mengakibatkan gagal napas terutama ketika system  jantung paru terganggu sebelum pembedahan dilakukan sebelumnya. • Terapi radiasi dapat mengakibatkan penurunan 'ungsi jantung paru

• Kemoterapi, terutama dalam kombinasi dengan terapi radiasi, dapat menyebabkan pneumonitis. %elain itu, toksisitas dan leukeumia adalah potensial e'ek samping dari kemoterapi.

• Eibrosis paru, perikarditis, mielitis, dan kor pulmonal adalah sebagian dari komplikasi yang diketahui.

$. As%&an Ke#ea'atan • "engkajian

. Keadaan umum A lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada. 2. Kebutuhan dasar A

- "ola makan A na'su makan berkurang karena

adanya se3ret dan terjadi kesulitan menelan (dis'agia, penurunan berat badan.

- "ola minum A 'rekuensi minum meningkat (rasa

haus

- "ola tidur A susah tidur karena adanya batuk dan

nyeri dada

-  kti5itas A keletihan, keemahan

4. "emeriksaan 'isik

- %istem perna'asan

 %esak na'as, nyeri dada

 1atuk produkti' tak e'ekti' 

 %uara na'as A mengi pada inspirasi

 %erak, paralysis pita suara

- %istem kardio5askuler 

 Takikardi, disritmia

 Menunjukkan e'usi (gesekan peikardial

- %istem astrointestinal

 noreksia, dis'agia, penurunan intake makanan, berat badan menurun

- %istem urinarius

 "eningkatan 'rekuensiDjumlah urine

- %istem neurologis

 "erasaan takut terhaap pembedhan

 Kegelisahan /. 6ata penunjang

- Eoto dada, ", dan lateral - 8T %3anD M#B

- 1ron3hos3ope - %itologi

(11)

• 6iagnosa Keperaatan

. Ketidake'ekti'an bersihan jalan na'as bd obstruksi bronkus 2. angguan pertukaran gas bd empisema

4. 9utrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd intake menurun /. Bntoleransi akti5itas bd suplai ;2 ke jaringan menurun

• Bnter5ensi Keperaatan

. Ketidake'ekti'an bersihan jalan na'as bd obstruksi bronkus 9;8 A

 #espiratory status A *entilation

 #espiratory status A iray paten3y

  spiration 8ontrol Kriteria Hasil A

. Mendemonstrasikan batuk e'ekti' dan suara na'as bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu berna'as dengan mudah, tidak ada pursed lips

2. Menunjukkan jalan na'as paten (klien tidak merasa ter3ekik, irama na'as, 'rekuensi na'as normal, tidak ada suara na'as abnormal

4. Mampu men3egah 'a3tor yang dapat menghambat jalan na'as Bnter5ensi A

 Airway suction

 "astikan kebutuhan oral D tra3heal su3tioning

  uskultasi suara na'as sebelum dan sesudah su3tioning.

 Bn'ormasikan pada klien dan keluarga tentang su3tioning

 Minta klien na'as dalam sebelum su3tion dilakukan.

 1erikan ;2 dengan menggunakan nasal untuk mem'asilitasi suksion nasotrakeal

 unakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan

  njurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter  dikeluarkan dari nasotrakeal

 Monitor status oksigen pasien

Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi ;2, dll.

(12)

 Airway Management 

• "osisikan pasien untuk memaksimalkan 5entilasi

• Bdenti'ikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan na'as buatan • "asang mayo bila perlu

• :akukan 'isioterapi dada jika perlu

• Keluarkan sekret dengan batuk atau su3tion

•  uskultasi suara na'as, 3atat adanya suara tambahan • 1erikan bronkodilator bila perlu

• 1erikan pelembab udara Kassa basah 9a8l :embab •  tur intake untuk 3airan mengoptimalkan keseimbangan. • Monitor respirasi dan status ;2

2. angguan pertukaran gas bd empisema NO( )

 #espiratory %tatus A as eF3hange

 #espiratory %tatus A 5entilation

 *ital %ign %tatus Kiteia *asil )

 Mendemonstrasikan peningkatan 5entilasi dan oksigenasi yang adekuat

 Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress perna'asan

 Mendemonstrasikan batuk e'ekti' dan suara na'as yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu berna'as dengan mudah, tidak ada pursed lips

 Tanda tanda 5ital dalam rentang normal Bnter5ensi

NI( )

Ai'a+ Management

• "osisikan pasien untuk memaksimalkan 5entilasi

• Bdenti'ikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan na'as buatan • "asang mayo bila perlu

• :akukan 'isioterapi dada jika perlu

(13)

•  uskultasi suara na'as, 3atat adanya suara tambahan • :akukan su3tion pada mayo

• 1erika bronkodilator bial perlu • 1arikan pelembab udara

•  tur intake untuk 3airan mengoptimalkan keseimbangan. • Monitor respirasi dan status ;2

Res#iato+ Monitoing

• Monitor rata ? rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi

• 8atat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supra3la5i3ular dan inter3ostal

• Monitor suara na'as, seperti dengkur 

• Monitor pola na'as A bradipena, takipenia, kussmaul, hiper5entilasi, 3heyne stokes, biot

• 8atat lokasi trakea

• Monitor kelelahan otot diag'ragma (gerakan paradoksis

•  uskultasi suara na'as, 3atat area penurunan D tidak adanya 5entilasi dan suara tambahan

• auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

4. 9utrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd intake menurun NO( ) 9utritional %tatus A 'ood and Eluid Bntake

Kiteia *asil )

  danya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

 1erat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

 Mampu mengidenti'ikasi kebutuhan nutrisi

 Tidak ada tanda tanda malnutrisi

 Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti Bnter5ensi A

NI( )

N%tition Management

 Kaji adanya alergi makanan

 Kolaborasi dengan ahli gi&i untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

(14)

  njurkan pasien untuk meningkatkan intake Ee

  njurkan pasien untuk meningkatkan protein dan 5itamin 8

 1erikan substansi gula

 Lakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk men3egah konstipasi

 1erikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gi&i

 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

 1erikan in'ormasi tentang kebutuhan nutrisi

Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

N%tition Monitoing

 11 pasien dalam batas normal

 Monitor adanya penurunan berat badan

 Monitor tipe dan jumlah akti5itas yang biasa dilakukan

 Monitor lingkungan selama makan

 Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

 Monitor turgor kulit

 Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

 Monitor mual dan muntah

 Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht

 Monitor pertumbuhan dan perkembangan

 Monitor pu3at, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungti5a

 Monitor kalori dan intake nuntrisi

 8atat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan 3a5itas oral.

/. Bntoleransi akti5itas bd suplai ;2 ke jaringan menurun

NO( )

 Cnergy 3onser5ation

 %el' 8are A 6:s Kiteia *asil )

 1erpartisipasi dalam akti5itas 'isik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan ##

(15)

 Mampu melakukan akti5itas sehari hari (6:s se3ara mandiri Bnter5ensi

NI( )

Energy Management 

 ;bser5asi adanya pembatasan klien dalam melakukan akti5itas

 6orong klien untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan

 Kaji adanya 'a3tor yang menyebabkan kelelahan

 Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat

 Monitor pasien akan adanya kelelahan 'isik dan emosi se3ara berlebihan

 Monitor respon kardi5askuler terhadap akti5itas

 Monitor pola tidur dan lamanya tidurDistirahat pasien A,ti-it+ &ea#+

 Kolaborasikan dengan Tenaga #ehabilitasi Medik dalammeren3anakan progran terapi yang tepat.

 1antu klien untuk mengidenti'ikasi akti5itas yang mampu dilakukan

 1antu untuk memilih akti5itas konsisten yangsesuai dengan kemampuan 'isik, psikologi dan so3ial

 1antu untuk mengidenti'ikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk akti5itas yang diinginkan

 1antu untuk mengidenti'ikasi akti5itas yang disukai

1antu pasien untuk mengembangkan moti5asi diri dan penguatan

Monitor respon 'isik, emosi, so3ial dan spiritual

DA/AR P0SAKA

 min. . 200). Kanker "aru dalam A %udoyo, .. 200). 1uku jar Blmu "enyakit 6alam Cdisi B*.Iakarta A "usat "enerbit EK <B.

Kumar *., #obbin, %:. 2007. 1uku jar "atologi A "aru dan %aluran 9a'as tas. 7thed, 5ol. 2. Iakarta A C8.

(16)

Muttaqin, . 2007.suhan Keperaatan Klien dengan angguan %istem "erna'asan.Iakarta A %alemba Medika.

%toppler, M8. 200.:ung 8an3er. 5ailable 'rom A httpADD.emedi3inehealthD di akses 40 Iuni 204

ilson, :M. 200. "ato'isiologi. Konsep Klinik "roses!proses "enyakit.Iakarta A C8.

APORAN PENDA*00AN DAN AS0*AN

KEPERAAAN

KARSINOMA BRONKOGENIK

Dis%s%n %nt%k Memen%&i %gas a#oan Ak&i Pofesi Nes

6  11 Okto4e 251

(17)

DEPAREMEN MEDIKA

Dis%s%n Ole&)

Anggi 8%'ita

1595!5253111553

PROGRAM S0DI IM0 KEPERAAAN

/AK0AS KEDOKERAN 0NI:ERSIAS BRAI;A8A

MAANG

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisa data uji HA cepat terhadap cairan alantois dari inokulasi langsung pada perlakuan klorinasi telur bersih dan telur kotor bervirus dengan menggunakan

Sayangnya, jarak jangkau kendaraan tidak diimbangi dengan ketahanan fisik manusia yang mengendarainya. Tingkat kelelahan manusia, disamping juga faktor kerusakan kendaraan,

Dalam penelitian ini, reportase jurnalis kepresidenan pada era Orde Baru terjadi pada masa Presiden Soeharto, dan era kebebasan pers difokuskan pada masa pemerintahan Joko

Pelbagai masalah negatif dan bencana telah berlaku dalam sistem mata wang kini termasuklah kecelaruan sistem nilai sebenar dan wujudnya perniagaan yang tidak sebenar seperti

A = Konsentrasi azoksistrobin 0,0% dan tingkat kematangan buah 80% B = Konsentrasi azoksistrobin 0,15% dan tingkat kematangan buah 80% C = Konsentrasi azoksistrobin 0,30%

Seorang anak mendapat ijime di sekolah sehingga mendapat tekanan, yang kemudian akhirnya memutuskan untuk diam di rumah mengurung diri / hikikomori, tidak pergi

Pendidik yang memiliki dan menguasai berbagai keterampilan pendidik dalam mengajar dan dapat menerapkan dalam proses pembelajaran akan dinilai oleh peserta didik