• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KEAKURASIAN PERAMALAN HARGA SAHAM PT.TELKOM TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOX JENKINS. Oleh : Azib dan Nurul Sri Rahmahyati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KEAKURASIAN PERAMALAN HARGA SAHAM PT.TELKOM TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOX JENKINS. Oleh : Azib dan Nurul Sri Rahmahyati"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KEAKURASIAN PERAMALAN HARGA SAHAM PT.TELKOM TBK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE BOX JENKINS Oleh :

Azibdan Nurul Sri Rahmahyati Abstract :

There are two basic method to analysis and choose share, they are fundamental analysis and technical analysis. Because of many aspects that should be researched in using of fundamental analysis, so that the decision on stock exchange has to be taken quickly even it can’t be done. For that reason, it is needed another analysis tool that can take a decision quickly and accurately. Beside, Indonesian’s investor who invests for short term should be participated to use technical analysis for distant, for instance is using Box Jenkins Method.

Box Jenkins technique applies autoregressive, integrated, and moving average (ARIMA) method in data time series with shaped model and input parameter that result of iteration which can produce the lower sum of square error (SSE).

These minithesis objectives are to know how to use and accurate Box Jenkins method in prediction of share cost. This research used share cost closing PT. Telkom Tbk from April 1, 2005 until March, 29 2006.

The result from 30 days, 60 days, 90 days, and 150 days researches can be concluded that Box Jenkins method is more accurate to predict share cost PT.TElkom Tbk in 90 days research with 0.758% error prediction share cost closing or MAPE.

Key word : Box Jenkins method, Business Forecasting, Technical Analysis. *) Dosen Tetap FE-UNISBA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pasar modal sebagai bagian dari wadah penarikan dana masyarakat merupakan alternatif yang esensial bagi perusahaan

khususnya yang sudah go public untuk mencari dana segar bagi kemajuan usahanya. Melalui pasar modal, dunia usaha akan dapat memperoleh sebagian atau seluruh pembiayaan jangka panjang yang diperlukan.

Saham merupakan salah satu alternatif sarana yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan untuk ekspansi ataupun memperbaiki struktur permodalan selain dari sistem perbankan. Untuk dapat menjual saham maka perusahaan harus sudah go public, dimana hal ini akan berdampak terhadap perubahan perilaku manajemen ke arah keterbukaan dan profesionalisme serta dorongan untuk meningkatkan pertumbuhan yang tinggi bagi perusahaan. Baik perusahaan maupun investor, mendapatkan informasi yang penting dari harga saham. Harga saham inilah yang dapat digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan.

Untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi saham, para investor harus dapat memilih efek atau saham yang akan mendatangkan keuntungan dan memperhitungkan kapan harus menjual, membeli, atau menahan sebuah saham. Dalam memilih efek atau saham yang mendatangkan keuntungan dilakukan dengan penilaian terhadap harga saham. Penilaian terhadap harga saham dapat dilakukan dengan dua analisis yaitu fundamental analysis dan

technical analysis.

Analisis fundamental adalah metode penilaian surat berharga yang mencoba untuk mengukur nilai intrinsik sebuah saham. Dalam hal ini, nilai intrinsik adalah nilai sebuah perusahaan atau nilai

(2)

sebuah aset berdasarkan nilai persepsi atas aset tersebut dan biasanya sulit untuk diukur atau dihitung. Nilai intrinsik tersebut meliputi hal-hal yang tidak berwujud. Analisis fundamental mempelajari segala hal mulai dari kondisi ekonomi di Indonesia, sampai pada kondisi keuangan dan kondisi manajemen perusahaan tersebut. Dengan kata lain, analisis fundamental adalah analisis yang menggunakan data real untuk mengevaluasi nilai sebuah saham. Metode analisis ini menggunakan pendapatan, laba, return on equity, margin keuntungan dan lainnya untuk menentukan nilai saham sebuah perusahaan dan pertumbuhan potensial di masa yang akan datang. Para analis yang menggunakan alat analisis ini mempelajari kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dan melakukan proyeksi terhadap kondisi perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Untuk melakukan suatu riset yang baik, maka seorang analis fundamental harus mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang luas mengenai kondisi ekonomi mikro dan makro sampai dengan berbagai peraturan yang berlaku.

Studi time series tentang perdagangan saham yang disebut analisis teknikal, juga digunakan dalam memprediksi harga saham. Pemikiran dasar suatu analisis teknikal adalah adanya suatu pemikiran bahwa setiap kejadian di masa mendatang adalah merupakan hasil dari kejadian masa lalu, dan setiap kejadian saat ini merupakan koreksi dari kejadian masa lalu dengan tujuan memprediksi hasil di masa mendatang. Serta suatu keyakinan bahwa kejadian harga saham pada masa lalu akan terulang kembali pada

masa mendatang walaupun dengan perubahan atau gain tertentu. Sifat dari analisis ini tak lain dan tak bukan adalah meramalkan kondisi harga saham di masa mendatang.

Grafik atau chart sering digunakan dalam analisis ini untuk menilai suatu pola yang dapat digunakan untuk memberikan pandangan dan arah bagaimana aktivitas harga di masa depan. Para analis teknikal percaya bahwa performa historis saham dan pasar merupakan indikator bagi performa pasar saham di masa depan.

Dengan begitu banyaknya aspek yang harus ditelaah di dalam penggunaan analisis fundamental menyebabkan tuntutan pengambilan keputusan di lantai bursa yang begitu cepat kadangkala tidak dapat dipenuhi. Oleh karena itu, diperlukan suatu alat analisis lain yang dapat memenuhi pengambilan keputusan yang cepat dan akurat. Selain itu perilaku investor Indonesia yang sebagian besar berinvestasi untuk jangka pendek turut mendorong penggunaan analisis teknikal secara lebih mendalam. Salah satunya dengan menggunakan metode Box Jenkins yang telah terbukti memiliki performa peramalan yang akurat untuk jangka pendek.

Teknik Box Jenkins mengaplikasikan metode

autoregressive, integrated, dan moving average (ARIMA) dalam

data time series dengan model yang dibentuk dan parameter yang dimasukkan merupakan hasil iterasi yang menghasilkan sum of

square error (SSE) yang terendah.

Beragamnya model Box Jenkins yang dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan karakteristik deret data, maka penulis

(3)

memilih satu emiten, sehingga ruang lingkup penelitian ini dapat lebih dibatasi mengingat proses yang harus dijalankan untuk meramal satu emiten cukup panjang.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengamati adanya suatu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan untuk memformulasikan secara matematis dan melakukan peramalan terhadap harga saham.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan meneliti masalah-masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara penggunaan metode Box Jenkins dalam meramalkan harga saham ?

2. Apakah metode Box Jenkins dapat meramalkan harga saham dengan akurat ?

II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Analisis Sekuritas

Aktivitas di bursa saham merupakan aktivitas investasi dimana seorang investor menyediakan dananya bagi pihak lain dan dana tersebut diinvestasikan dalam bentuk surat berharga dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investor dalam berinvestasi mengharapkan untuk memperoleh keuntungan atau return yang lebih besar atau setidaknya sama dengan risiko yang ditanggungnya. Tujuan seorang investor membeli

saham adalah untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan dari dividen yang besarnya minimal sama dengan tingkat suku bunga deposito atau capital gain yang diperoleh dari selisih harga penjualan dan pembelian saham. Dalam memilih efek atau saham yang mendatangkan keuntungan dapat dilakukan dengan penilaian terhadap harga saham.

Namun persoalannya sekarang adalah bagaimana menentukan harga tersebut, sedangkan harga terbentuk oleh pasar berdasarkan mekanisme permintaan dan penawaran. Pada saat investor beramai-ramai membeli saham, maka permintaan akan lebih besar dari penawaran, dan seketika harga saham akan naik. Begitu pula sebaliknya, apabila permintaan berkurang, maka harga saham pun akan ikut menurun.

Hal yang paling mendasar yang harus diketahui oleh para investor adalah kapan saatnya seorang investor harus membeli dan kapan saatnya ia harus menjual. Mengetahui saat yang tepat untuk membeli saham sama pentingnya dengan mengetahui saat yang tepat untuk menjualnya. Seorang investor yang baik memiliki beberapa set kondisi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan saat yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Pengetahuan ini akan sangat membantu para investor untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Dan seorang investor yang bijaksana akan mengambil keputusan dengan melakukan perhitungan-perhitungan tertentu, bukan hanya mengandalkan insting dan naluri semata.

(4)

Di dalam bidang keuangan, ada sebuah konsep mengenai pasar yang efisien (efficient market hypothesis). Menurut Fama (1970) dalam buku karangan Jogiyanto H.M yang berjudul Teori Portofolio dan Analisis Investasi (2003:382): Suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas “mencerminkan secara penuh” informasi yang tersedia (a security market is efficient if

security prices “fully reflect” the information available).

Ada tiga macam informasi yang relevan, pertama informasi bentuk perubahan harga di waktu yang lalu (past price changes). Kedua, informasi yang tersedia kepada publik (public information). Ketiga, informasi yang tersedia baik kepada publik maupun tidak (public and private information). (Husnan, 2001:269)

Ada tiga bentuk untuk menyatakan efisiensi pasar modal. Pertama adalah keadaan dimana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga di masa yang lalu. Dalam keadaan seperti ini pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan menggunakan trading rules yang berdasarkan atas informasi harga diwaktu yang lalu. Keadaan ini disebut sebagai bentuk efisiensi yang lemah (weak form efficiency).

Bentuk kedua adalah keadaan dimana harga-harga bukan hanya mencerminkan informasi harga dimasa yang lalu, tetapi semua informasi yang dipublikasikan. Keadaan ini disebut sebagai efisiensi setengah kuat (semi strong efficiency). Dengan kata lain, para investor tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan memanfaatkan public information.

Akhirnya bentuk ketiga adalah bentuk efisiensi yang kuat (strong form efficiency) dimana harga tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisis fundamental tentang perusahaan dan perekonomian. Namun pada kenyataannya tidak ada pasar yang sepenuhnya betul-betul mempunyai efisiensi bentuk kuat, maupun pasar yang sepenuhnya mempunyai efisiensi bentuk lemah.

Kalangan akademis banyak yang percaya bahwa pasar efisien pada tingkat tertentu itu benar adanya. Para investor yang beranggapan bahwa pasar berada dalam kondisi yang sedemikian efisien, maka mereka akan cenderung mengambil strategi perdagangan pasif. Dengan kata lain,mereka tidak akan berusaha secara aktif untuk mencari informasi mengenai saham suatu perusahaan, tidak melakukan jual beli saham yang bisa memberikan

return abnormal, dan juga tidak akan mengikuti pergerakan harga

saham dari hari ke hari. Mereka hanya membentuk portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indek pasar sedekat mungkin. Strategi yang biasa digunakan dalam strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli dan tahan serta strategi mengikuti indeks.

Lain halnya dengan para praktisi pasar modal. Mereka belum semuanya bisa menerima konsep mengenai pasar yang efisien ini. Masih banyak investor yang beranggapan bahwa pasar tidak efisien, sehingga mereka bisa memanfaatkan ketidakefisienan pasar tersebut untuk mendapatkan return yang lebih besar dibandingkan dengan return pasar. Hal ini mengakibatkan para investor tersebut

(5)

menerapkan strategi perdagangan aktif. Mereka berusaha melakukan pencarian informasi tambahan, mengikuti waktu dan pergerakan saham dari hari ke hari, melakukan pemilihan dan jual beli saham agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Untuk itulah mereka akan melakukan berbagai analisis baik analisis fundamental maupun analisis teknikal.

Analisis fundamental berasumsi bahwa setiap investor adalah makhluk rasional. Setiap keputusan yang rasional selalu diawali dengan suatu analisis terhadap variabel yang secara mendasar (fundamental) diperkirakan akan mempengaruhi harga suatu saham. Analisis ini berpegang pada prinsip bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, bukan hanya nilai intrinsik sesaat tetapi juga harapan adanya kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilainya di kemudian hari. Pada dasarnya, pendekatan analisis fundamental mempunyai tujuan untuk menentukan apakah nilai suatu saham berada pada posisi overvalue atau undervalue. Yang dimaksud dengan saham yang berada pada posisi overvalue adalah jika harga pasar saham lebih besar dari harga wajar atau nilai yang seharusnya. Sedangkan saham berada dalam posisi undervalue jika harga pasar saham lebih kecil daripada harga wajar atau nilai seharusnya.

Sedangkan analisis teknikal berdasarkan pada sebuah anggapan bahwa harga saham ditentukan oleh besarnya penawaran dan permintaan. Metode ini mengamati dan mempelajari perubahan-perubahan harga saham di masa lalu dengan menggunakan analisis grafik. Dari analisis grafik tersebut dipelajari kemungkinan adanya

pengulangan fluktuasi dan arah tren harga. Analisis ini tidak banyak menyangkut data perusahaan, kecuali harga-harga saham.

Pengertian analisis teknikal menurut Sharpe (1996) adalah :

“Technical analysis is the study of the internal stock

exchange information as such. The word ‘technical’ implies a study of the market itself and not of these external factors which are affected in the market. All the relevant factors, whatever they may be, can be reduced to the volume of the stock exchange transactions and the level of the share prices, or more generally to the sum of the statistical information produced by the market”.

Menurut Edwards dan Magee (1958) dalam buku karangan Jack Clark Francis yang berjudul Investment : Analysis and

Management (1991), ada beberapa asumsi yang mendasari analisis

teknikal antara lain :

1. Nilai pasar ditentukan oleh suatu interaksi antara penawaran dan permintaan.

2. Penawaran dan permintaan diatur oleh beberapa faktor, baik rasional maupun tidak rasional.

3. Harga sekuritas cenderung bergerak dalam suatu tren yang berlangsung lama untuk jangka waktu panjang, walaupun terdapat fluktuasi kecil di dalam pasar.

(6)

4. Perubahan di dalam tren disebabkan oleh pergeseran penawaran dan permintaan.

5. Beberapa pola tren cenderung untuk berulang dengan sendirinya.

Dalam perkembangannya, analisis teknikal dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis teknikal klasik dan analisis teknikal modern. Dalam analisis teknikal klasik, para chartist melakukan line studies dan mengobservasi chart pattern dengan menggunakan grafik atau chart untuk mengidentifikasi arah pergerakan tren harga dari suatu sekuritas. Sedangkan dalam analisis teknikal modern digunakan indikator untuk mengidentifikasi adanya sinyal jual atau beli melalui rumus perhitungan matematis tertentu.

2.2 Tinjauan Umum Analisis Teknikal

Analisis teknikal yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Box Jenkins yang termasuk ke dalam analisis teknik modern. Metode Box Jenkins tidak mengasumsikan suatu bentuk pola pada data historis untuk diramal. Metode ini menerapkan proses iteratif dalam mengidentifikasi kemungkinan model yang digunakan dari model-model umum yang tersedia dan dilaksanakan terus berulang-ulang hingga tercapai model yang terbaik.

Model yang terbaik dan terpilih adalah model yang memiliki

sum of square error yang terendah, bersifat acak, dan independen.

Jika model yang dihasilkan tidak memuaskan, proses tersebut diulang kembali menggunakan model lain yang didesain untuk memperbaiki

model sebelumnya. Proses ini dilakukan berulang kali hingga dihasilkan model yang memuaskan. Teknik ini mengaplikasikan metode autoregressive, integrated dan moving average dalam meramal data time series.

Di dalam metode Box Jenkins terdapat tiga tahap yang harus dilakukan sebelum akhirnya diperoleh suatu model peramalan. Tahap pertama adalah mengidentifikasi model peramalan sementara yang sesuai dengan data yang akan diramal. Tahap kedua, setelah model sementara ditentukan dengan memeriksa autokorelasi dan partial autokorelasi, lalu ditetapkan parameter yang akan digunakan dalam peramalan. Nilai dari parameter yang digunakan adalah parameter dengan sum of square error terendah. Setelah parameter dapat diestimasikan, dilakukan pemeriksaan terhadap model tersebut dengan menghitung autocorrelations of the residuals (error). Tahap ketiga adalah penggunaan model untuk peramalan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survei. Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada satu saham perusahaan yaitu harga penutupan saham PT. TELKOM Tbk dari tanggal 1 April 2005 – 29 Maret 2006. Penulis memilih saham ini sebagai objek penelitian karena saham ini memiliki kapitalisasi pasar yang besar di Bursa Efek Jakarta dan saham ini juga terdaftar di bursa New York Stock Exchange. Selain

(7)

itu juga saham ini masuk ke dalam jenis Most Active Stock selama periode pengamatan.

Penjabaran teknis peramalan harga saham dengan metode Box Jenkins :

1. Penentuan koefisien autokorelasi hingga lag keenam belas

= − = −

=

n t t k n t k t t k

Y

Y

Y

Y

Y

Y

r

1 2 1

)

(

)

)(

(

(3.1) Dimana : k

r

= koefisien autokorelasi untuk lag k Y = nilai rata-rata time series

t

Y

= observasi periode waktu ke t k

t

Y

− = observasi periode waktu ke t−k

2. Mengadakan uji stasioner dengan mengacu kepada hasil penentuan koefisien korelasi di atas, apabila tidak stasioner maka dilakukan proses pembedaan orde kesatu. Apabila masih tidak stasioner dilakukan proses pembedaan orde kedua dan seterusnya.

3. Memeriksa keberadaan unsur musiman dengan melihat nilai koefisien autokorelasi deret data dari nilai nol. Untuk itu perlu ditentukan batasan (interval) dengan tingkat kepercayaan 95%.

Autocorrelation coefficient confidence interval

n

Z 1

0 ± (3.2)

Dimana :

Z= nilai nominal standar pada tingkat kepercayaan tertentu

n = jumlah data yang akan diobservasi

Secara teoritis, autokorelasi dari data random memiliki distribusi sampling yang mendekati kurva normal dengan nilai mean nol dan kesalahan standar satu dibagi akar dari jumlah data observasi. Untuk melihat apakah autokorelasi pada lag tertentu bernilai nol dan melihat sifat kerandoman data, maka kita harus membandingkan nilai auto korelasi terhadap rentang nilai Zdi atas (nilai Zdisesuaikan dengan tingkat kepercayaan tertentu). Untuk data yang bersifat random nilai autokorelasi harus berada pada interval tersebut.

4. Penentuan koefisien autokorelasi parsial

− = − − − − −

=

1 1 , 1 1 1 , 1

1

k j j j k k j j k k k k k

r

r

r

r

r

r

(3.3)

5. Berdasarkan penentuan koefisien autokorelasi uji kestasioneran dan koefisien autokorelasi parsial maka dapat ditentukan model sementara dari Box Jenkins.

(8)

7. Pengujian nilai residu dari model dan parameter yang telah ditentukan sebelumnya dengan memeriksa koefisien autokorelasi residual dan menggunakan statistik Q-Box Pierce.

(

)

2 1

2

=

+

=

m k k

k

n

r

n

n

Q

(3.4) Dimana:

m

= jumlah lag maksimal yang diperiksa

k

r

= sampel autokorelasi

d= tingkat pembedaan untuk mencapai data stasioner

8. Penggunaan model yang dipilih dalam meramal harga saham untuk lima hari perdagangan.

9. Menghitung tingkat keakurasian peramalan dengan menggunakan MAD, MAPE, MPE.

n Y Y MAD n t t t

− ∧ − = 1 (3.5)

100

1

×

=

= ∧

n

Y

Y

Y

MAPE

n t t t t (3.6) 100 1 ×         =

= ∧ n Y Y Y MPE n t t t t (3.7) Dimana: t Y = harga aktual t Y ∧ = harga peramalan

n

= jumlah observasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Evaluasi hasil peramalan

Penga-matan Tanggal Model Error MAD

MAPE (%) MPE (%) 30 Hari 23/3/2006 (2.1.2) 143.749 74.171 1.068 0.137 24/3/2006 -81.926 27/3/2006 65.599 28/3/2006 -50.166 29/3/2006 -29.413 60 Hari 23/3/2006 (2.1.2) 194.549 94.287 1.357 -0.238 24/3/2006 -76.763 27/3/2006 -101.700 28/3/2006 -61.249 29/3/2006 -37.174 90 Hari 23/3/2006 (0.1.2) 157.503 52.587 0.758 0.159 24/3/2006 -10.835 27/3/2006 1.774 28/3/2006 -20.804 29/3/2006 -72.017

(9)

Penga-matan Tanggal Model Error MAD

MAPE (%) MPE (%) 150 Hari 23/3/2006 (2.1.2) 200.580 79.981 1.152 0.002 24/3/2006 -43.869 27/3/2006 -60.049 28/3/2006 -41.596 29/3/2006 -53.813

4.2 Hasil Validasi Persamaan

Pengamatan Harga Saham Error Aktual Peramalan 23/3/2006 6950 6792.49664 157.5034 24/3/2006 6950 6960.83522 -10.8352 27/3/2006 6950 6948.22559 1.77441 28/3/2006 6950 6970.80423 -20.8042 29/3/2006 6900 6972.01702 -72.017 4.2 Pembahasan

Dari hasil peramalan diatas, kita dapat melihat pada tabel 4.1 bahwa Mean Absolute Percentage Error (MAPE) untuk pengamatan 90 hari adalah 0.758%. Hal ini dapat diartikan kesalahan peramalan atas harga penutupan saham PT.Telkom Tbk dengan menggunakan metode Box Jenkins sebesar 0.758%.

Sedangkan kesalahan peramalan dengan metode Box Jenkins rata-rata sebesar Rp. 52,587. Hal ini bisa terlihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan Mean Absolute Deviation (MAD). Untuk perhitungan dengan Mean Percentage Error (MPE) memberikan hasil sebesar 0.159%, hal ini berarti metode Box Jenkins tidak over/ underestimating, karena jika hasil MPE menunjukkan persentase negatif yang besar, berarti metode yang digunakan

overestimating, sedangkan jika menunjukkan persentase positif yang

besar, berarti metode tersebut underestimating.

Pada tabel 4.2 kita juga dapat melihat bahwa metode Box Jenkins akurat untuk meramalkan harga saham pada hari kedua dan ketiga, sedangkan pada hari-hari selanjutnya metode ini kurang berhasil untuk meramalkan harga saham secara akurat. Hal ini terlihat dari besarnya kesalahan peramalan dimulai pada hari pertama. Untuk masing-masing pengamatan, hari pertama menunjukkan error peramalan yang cukup besar dibanding hari-hari yang lainnya, tetapi pada hari kedua dan ketiga terjadi penurunan kesalahan peramalan.

Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan jumlah data yang digunakan sebanyak 90 hari, dapat disimpulkan bahwa metode Box Jenkins dapat meramalkan harga saham dengan akurat karena menghasilkan MAPE yang relatif kecil dibandingkan MAPE dari hasil penelitian pada hari pengamatan lainnya.

(10)

Selain itu, dari hasil validasi yang dilakukan menunjukkan bahwa metode Box Jenkins memang dapat meramalkan harga saham PT. Telkom Tbk dengan akurat.

Setelah melakukan penelitian ini penulis merasakan ada beberapa kekurangan dan kelebihan pada metode Box Jenkins yaitu: Kekurangan pada metode Box Jenkins Kelebihan pada metode Box Jenkins 1. Penentuan model tentatif

yang relatif sulit karena antara model teoritis dengan model yang sebenarnya sangat berbeda.

2. Memerlukan waktu yang lama karena jika model tidak sesuai dengan data historis maka proses harus diulang kembali ke tahap penentuan model tentatif. 3. Metode ini tidak dapat

secara otomatis

memperbaharui model yang telah ditentukan jika

diperoleh data yang baru. Proses tersebut harus dimulai kembali dari awal yaitu proses identifikasi.

1. Metode ini dapat digunakan pada data dengan pola apapun juga baik tren, seasonal, dll. 2. Metode ini juga cukup

mudah digunakan karena dengan seiringnya kemajuan teknologi komputer telah banyak program-program komputer yang dibuat khusus untuk melakukan perhitungan dengan metode box Jenkins. 3. Metode Box jenkins

sangat akurat untuk meramalkan data jangka pendek.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai peramalan saham dengan menggunakan metode Box Jenkins terhadap saham PT Telkom Tbk, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode Box Jenkins mengacu pada himpunan prosedur untuk mengidentifikasikan, mencocokkan dan memeriksa model ARIMA dengan data deret waktu. Peramalan mengikuti langsung dari bentuk model disesuaikan.

Pendekatan Box Jenkins menggunakan strategi pembentukan model iteratif yang terdiri dari pemilihan model awal (identifikasi model), estimasi koefisien model (estimasi parameter), dan penganalisaan residual (pemeriksaan model). Jika diperlukan, model awal dimodifikasi dan proses diulangi sampai didapat residual yang memberikan indikasi bahwa tidak ada lagi modifikasi yang diperlukan. Sampai disini, model yang sesuai dapat digunakan untuk meramal.

2. Metode Box Jenkins dengan jumlah data 90 hari akurat untuk meramalkan harga saham PT Telkom Tbk, hal ini bisa dilihat dari MAPE (Mean Absolute Percentage Error) yang relatif lebih kecil dibandingkan MAPE dari hasil penelitian pada hari pengamatan lainnya yaitu sebesar 0.758% dan dari hasil validasi yang dilakukan.

(11)

Pada literatur-literatur disebutkan bahwa metode Box Jenkins dapat menghasilkan peramalan yang akurat untuk jangka pendek, pada penelitian ini penulis menyimpulkan jangka waktu tersebut adalah satu atau dua hari dimana jumlah peramalan yang dilakukan adalah untuk lima hari.

Tidak berlakunya efficient market hypothesis dalam bentuk lemah (weak form) pada harga saham PT.Telkom Tbk karena jika dilihat dari hasil penelitian ternyata harga saham PT. Telkom Tbk untuk lima hari kedepan dapat diramalkan. Yang berarti harga historis saham PT. Telkom Tbk dapat digunakan sebagai dasar peramalan.

Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis atas penerapan metode Box Jenkins dalam meramalkan harga saham, maka dapat diberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi pihak yang berkeinginan melakukan penelitian lebih lanjut sebaiknya menggunakan time horizon dan forecasting

horizon yang lebih bervariasi. Selain itu juga pemilihan

objek penelitian yang berbeda misalnya dengan saham-saham sektoral sehingga akan diketahui manakah yang memberikan peramalan yang lebih akurat.

2. Bagi para investor yang ingin menggunakan analisa teknikal dengan metode Box Jenkins dalam melakukan trading untuk kebutuhan forecasting ada baiknya jika anda tetap waspada

terhadap peristiwa-peristiwa fundamental yang terjadi di pasar. Salah satu contoh adalah faktor bunga bank, politik dan segala sesuatu yang bisa mempengaruhi harga sekuritas di pasar. Dan untuk peramalan harga saham ini dapat dilakukan oleh perusahaan investasi.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Elton, Edwin J. dan Gruber, Martin J. 1994. Modern Portfolio Theory

and Investment Analysis. John Wiley and Sons, Inc

Francis, Jack Clark. 1991. Investments : Analysis dan Management. Fifth Edition. Singapore: Mc Graw Hill Inc

Gaynor, Patricia E. dan Kirkpatrick, Rickey C. 1994. Introduction to

Time Series Modelling and Forecasting in Business and Economics. Mc Graw Hill

Hanke, John E. dan Reitsch, Arthur G. 1995. Peramalan Bisnis. Prentice Hall

Hendarto, Kusumarsono. 2005. Belajar Trading. Yogyakarta : ANDI Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis

Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Iriawan, Nur. 2006. Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Yogyakarta : ANDI

Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE

KSEP-ITB. 2006. Mengenal Investasi dalam Pasar Modal. Bandung: KSEP (Kelompok Studi Ekonomi Pasar Modal) ITB (Pengelola Pojok BEJ ITB)

Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Cetakan Ketiga. Jakarta : Galia Indonesia

Sharpe, William F. 1999. Investment. Prentice Hall.Inc http://www.jsx.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 23.2.1.3 SNI 03-2847-2002 menyebutkan bahwa perencanaan gedung beton bertulang pada wilayah gempa menengah dapat didesain menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus

Jenis polutan yang umum untuk air permukaan antara lain adalah sedimen yang terbawa oleh erosi, eutrofikasi (nitrogen dan fosforX pestisida, bakteri pathogen, dan logam

merumuskan jawaban sementara berdasarkan pertanyaan yang sudah di rancang siswa, pada fase 3 data collection (pengumpulan data), ketika eksplorasi berlangsung guru juga

Hal ini menjadi menarik untuk diteliti bagaimana pengetahuan keuangan, perbedaan jenis kelamin, internal locus of control dan external locus of control apakah berpengaruh

Berdasarkan uraian di atas, pemerintah kota Banda Aceh menganggap kebijakan relokasi tersebut merupakan tindakan yang terbaik bagi PKL dan memudahkan PKL. Karena

Hasil analisis menunjukkan waktu transportasi mukosiliar hidung yang diperoleh dari pemeriksaan juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan jenis kelamin

Sedangkan untuk siswa dengan gaya kognitif field dependent pada pemahaman terhadap konsep belum mampu mencapai dengan baik 6 indikator yang ditentukan, siswa field

Pada Tahap rancangan halaman menu tajwid menggunakan background papan tulis dengan rerumputan dibawahnya yang berisikan beberapa hukum yang dapat merubah cara