• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Prokrastinasi berarti tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas berkepentingan rendah sehingga tugas penting pun tertunda (Wikipedia).

Lay (1992) mendefinisikan prokrastinasi akademik “Putting off of academic task then can’t reach some academic goal” Lay (1992) prokrastinasi akademik merupakan penundaan yang harusnya bisa dikerjakan sekarang tetapi memutuskan untuk mengerjakan besok terhadap tugas-tugas akademik sehingga mahasiswa mendapatkan prestasi yang menurun dan tidak bisa berkembang. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik lebih menghabiskan waktu dengan teman atau pekerjaan lain yang sebenarnya tidak begitu penting daripada harus menyelesaikan tugas akademik (Lay 1992). Tugas-tugas akademik diantaranya seperti berikut :

1. Tugas mengarang, meliputi penundaan melaksanakan tugas menulis makalah, laporan atau tugas mengarang lainnya.

2. Belajar menghadapi ujian, meliputi penundaan belajar ketika menghadapi ujian tengah semester, akhir semester atau kuis.

3. Membaca, menunda membaca buku, jurnal, referensi yang berkaitan dengan tugas perkuliahan.

4. Tugas administratif, meliputi menyalin catatan kuliah, mendaftarkan diri dalam presensi, daftar praktikum.

(2)

5. Menghadiri pertemuan, penundaan atau keterlambatan menghadiri kuliah, praktikum. 6. Kinerja akademik secara keseluruhan, menunda kewajiban mengerjakan dan

menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan.

Dalam hal ini peneliti membatasi bahwa prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan akademik, yaitu bahwa setiap perbuatan menunda yang secara khusus terjadi di dalam konteks tugas-tugas akademik sehingga tujuan akademik tidak tercapai itulah yang disebut sebagai prokrastinasi akademik, tanpa memperdulikan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan. Yang berkontribusi terhadap prokrastinasi akdemik mahasiswa yaitu kurang latihan atau persiapan, kurangnya usaha, dan tidak punya rencana, khususnya dalam persiapan. Perilaku lain yang berkontribusi terhadap prokrastinasi akademik adalah sabotase diri atau “ self – handicapping “ yaitu memilih untuk mengerjakan tugas, namun kemudian malah menyebabkan menunda mengerjakan tugas. Yang kemudian diuraikan menjadi tiga yang menyebabkan mahasiswa mengalami prokrastinasi akademik, yaitu :

1. Manajemen waktu yang buruk

Manajemen waktu melibatkan proses menentukan kebutuhan, menetapkan tujuan untuk mencapai kebutuhan, memprioritaskan dan merencanakan tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Seorang prokrastinator sangat kesulitan mengatur jadwal tugas yang harus dikerjakan, tidak punya target dan umumnya hal ini dilakukan dengan sengaja. Kesulitan dalam menetapkan tujuan dan mengatur jadwal serta prioritas dalam mengerjakan tugas menimbulkan perilaku prokratinasi akademik.

2. Kepercayaan diri

Dalam menyelesaikan tugas, kepercayaan diri yang dimiliki seseorang sangat menentukan apakah tugas itu bisa diselesaikan atau tidak. Seseorang yang memiliki

(3)

kepercayaan diri yang rendah akan cenderung melakukan prokrastinasi. Karena menganggap dirinya tidak mampu menyelesaikan tugas akademik dan merasa tugas terlalu berat.

3. Lingkungan

Perilaku prokrastinasi akademik juga muncul pada kondisi lingkungan dengan area permainan tersedia seperti (rental play station, game station), pengaruh teman-teman di sekitarnya. Kondisi ini dapat menimbulkan stimulus sehingga bisa menjadi reinforcement bagi mahasiswa untuk memilih menghabiskan waktu dengan teman-temannya daripada menyelesaikan tugas perkuliahan. Selain itu tugas rumah yang terlalu banyak dan padat yang harus dikerjakan serta situasi keluarga yang tidak kondusif mendorong mahasiswa menunda menyelesaikan tugas perkuliahan (Lay, 1992).

Pada umumnya prokrastinasi menimbulkan dampak yang negatif dalam pendidikan, prokrastinasi terkait dengan dampak negatif seperti depresi, kecemasan dan rasa rendah diri. mahasiswa yang tergolong prokrastinator umumnya memperoleh nilai rendah dan mengalami stress dan memiliki tingkat kesehatan lebih rendah daripada mahasiswa lain (Lay, 1992).

2.2 Mengukur Prokrastinasi Akademik

Instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur prokrastinasi adalah wawancara, observasi dan menggunakan skala. Wawancara dapat digunakan dengan kita langsung menemui mahasiswa dan melakukan wawancara dengan menyiapkan pertanyaan yang sesuai dengan indikator prokrastinasi yang telah dibuat. Observasi dengan cara terlibat langsung menjadi partisipan pada saat dosen memberikan tugas, akan terlihat bahwa mahasiswa yang memutuskan untuk menunda mengerjakan tugas yang diberikan mengindikasikan memiliki

(4)

prokrastinasi. Cara lain untuk mengukur prokrastinasi akademik adalah menggunakan skala, ada dua skala yaitu GPA (General Procrastination Adult) dan GPS (General Procrastination for Student) yaitu instrumen yang dikembangkan oleh Lay (1992). GPA (General Procrastination Adult) digunakan untuk mengukur prokrastinasi pada orang dewasa atau umumnya pada orang yang sudah bekerja, sedangkan GPS (General Procrastination for Student) digunakan untuk mengukur prokrastinasi pada siswa dan mahasiswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan GPS (General Procrastination for Student) karena subjek penelitiannya adalah mahasiswa. Instrumen ini berupa skala yang terdiri dari 35 buah item pernyataan, dengan 13 pernyataan favourable dan 22 pernyataan unfavourable. Untuk kategori penilaiannya adalah semakin tinggi skor yang dihasilkan dari hasil tes menggunakan GPS (General Procrastination for Student ) itu berarti semakin tinggi pula tingkat prokrastinasi yang dimiliki oleh seseorang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala yang telah dibuat oleh Lay (1992).

2.3 Menurunkan Prokrastinasi Akademik

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menurunkan prokrastinasi akademik adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan belajar adalah proses bantuan yang diberikan kepada sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam belajar yang muncul atau berhubungan dengan kegiatan belajar seseorang. Layanan bimbingan kelompok dalam bimbingan belajar membahas aspek-aspek kegiatan siswa, misalnya: motivasi dan tujuan belajar, sikap dan kebiasaan belajar, penguasaan materi pembelajaran, pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik serta orientasi pembelajaran di perguruan tinggi. Dari layanan yang diberikan tersebut tidak hanya prokrastinasi saja yang

(5)

berkurang pada diri mahasiswa tetapi mahasiswa juga dapat mengembangkan bakat dan potensinya secara optimal.

2.4 Manfaat Turunnya Prokrastinasi Akademik

Lay (1992) menyebutkan ada lima manfaat dari turunnya prokrastinasi akademik yaitu :

1. Dapat mereduksi dan mengatasi terjadinya kesulitan belajar terutama dalam hal penundaan tugas.

2. Dapat membantu mahasiwa dalam menyusun sejumlah action plan dalam rangka penyelesaian studi tepat waktu.

3. Dapat mengatur jadwal pribadi dengan baik dan teratur sehingga dapat meminimalisir gangguan akademik.

4. Dapat menguasai keterampilan belajar.

5. Dapat meningkatkan keberhasilan belajar sesuai dengan bakat dan potensi yang dimilikinya.

2.5 Pengertian Keaktifan Dalam Lembaga Kemahasiswaan

Berdasarkan Kepmen Dikbud Nomor.155/U/1998 (dalam Widayanti, 2005) lembaga kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Keberadaan lembaga kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan, peningkatan ilmu pengetahuan, integritas kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama serta menumbuhkan rasa persatuaan dan kesatuan. Dalam KUKM (2011) mendefinisikan lembaga kemahasiswaan Universitas Kristen Satya Wacana adalah tempat keluarga mahasiswa untuk melaksanakan fungsi dan peranannya

(6)

di dalam Universitas Kristen Satya Wacana. Mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan atau biasa yang disebut dengan fungsionaris lembaga kemahasiswaan adalah mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memenuhi syarat-syarat untuk menjadi fungsionaris lembaga kemahasiswaan Universitas Kristen Satya Wacana serta berpartisipasi secara sungguh-sungguh dalam kegiatan lembaga kemahasiswaan (KUKM, 2011). Mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan adalah mahasiswa yang perilaku dan tindakannya dapat diamati dan dilihat dari keteraturan dan keterlibatannya dalam lembaga kemahasiswaan (Guthrie, 2002). Definisi yang diberikan Guthrie, mengenai aktif dalam organisasi kemahasiswaan adalah “ active in comittee, can show by attending councils, attending general meetings.”

Guthrie (2002) membagi dua aspek yang dapat diamati dari mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan yaitu:

a. Rapat

Dalam organisasi kemahasiswaan rapat merupakan kegiatan yang penting, baik itu rapat pimpinan, rapat pleno, rapat pimpinan eksekutif, rapat pimpinan eksekutif diperluas, pra-rapat kerja lembaga kemahasiswaan, rapat kerja, pra-rapat koordinasi lembaga kemahasiswaan, rapat koordinasi lembaga kemahasiswaan, rapat bidang, rapat koordinasi bidang dan rapat evaluasi. Mahasiswa dikatakan aktif berorganisasi jika ia menghadiri rapat-rapat yang telah diagendakan.

b. Sidang

Mahasiswa yang aktif dan menjadi pengurus dalam organisasi kemahasiswaan, memiliki tanggung jawab untuk menghadiri setiap sidang yang diselenggarakan oleh lembaga kemahasiswaan. Sidang dilakukan biasanya terkait dengan pemilihan pimpinan atau ketua, baik itu ketua senat maupun ketua dewan perwakilan

(7)

mahasiswa. Dengan hadir dalam sidang mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan memberikkan suaranya untuk memilih calon ketua yang sudah ditetapkan, dan suara yang diberikan bukanlah suara pribadi melainkan suara perwakilan dari mahasiswa. Karena mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan merupakan wakil dari mahasiswa dan dipilih oleh mahasiswa.

2.6 Mengukur Mahasiswa yang Aktif dalam Lembaga Kemahasiswaan

Untuk mengukur mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan dapat menggunakan sistem kredit poin, skala, wawancara dan observasi. Sistem kredit poin merupakan salah satu instrumen yang di dalamnya terdapat beberapa bagian seperti wawasan almamater, kepemimpinan, penalaran, bakat dan minat, kepedulian terhadap masyarakat dan keterlibatan dalam organisasi. Untuk mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan akan memiliki skor yang tinggi pada bidang keterlibatan dalam organisasi. Dalam penelitian ini untuk mengukur keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan, peneliti menggunakan skala. Skala dibuat dengan acuan teori mahasiswa aktif yang dalam lembaga kemahasiswaan dari Guthrie (2002).

2.7 Keseimbangan Studi dan Aktif dalam Lembaga Kemahasiswaan

Mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan menunjukkan prestasi yang imbang. Dalam arti, aktivitas mahasiswa di lembaga kemahasiswaan tidak menjadikkan penghambat untuk tetap fokus pada kewajiban dan tugas-tugas akademik dalam perkuliahan, sehingga mendorong mahasiswa untuk membuat jadwal yang teratur sehingga aktivitas di perkuliahan serta lembaga kemahasiswaan dapat berjalan dengan teratur. Dengan adanya dua

(8)

tanggungjawab yang dimiliki mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan timbul kebiasaan baru bagi mahasiswa untuk membuat skala prioritas untuk setiap aktivitas yang akan dilakukan (Sentosa, 2008).

2.8 Penelitian Yang Relevan

(Biordi dalam Larsson 1999) menyebutkan salah satu faktor yang menyebabkan mahasiswa melakukan prokrastinasi adalah keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan. Firdaus (2008) menambahkan bahwa mahasiswa aktivis organisasi menemui kendala dalam membagi waktu antara kuliah dan organisasi. Hasil penelitian yang dilakukan Heru Basuki ( 2010) menunjukan bahwa pada mahasiswa yang aktiif dalam organisasi mengalami konflik antar peran, peran sebagai mahasiswa dan peran sebagai anggota lembaga kemahasiswaan. Pada mahasiswa yang tidak bisa mengatasi konflik peran yang dialami, ada kecenderungan untuk kurang bisa menjalankan peran di perkuliahan sehingga mempengaruhi nilai akademik. Penelitian Dini (2009) mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi memiliki prokrastinasi yang tinggi, dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi.

2.9 Hipotesis

Hipotesis merupakaan dugaan yang terhadap suatu penelitian yang akan dikerjakan. Dengan adanya hipotesis, peneliti menjadi tahu arah tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

“ Ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam lembaga kemahasiswaan dengan prokrastinasi akademik FBS UKSW Salatiga.”

(9)

Referensi

Dokumen terkait

budaya sanitasi dan higiene dengan program pelatihan sehingga sikap dan perilaku karyawan dalam menerapkan SOP dan GMP lebih konsisten Analisa Critical Control Point

Kendati mendapatkan keluhan dari pihak desa, dalam menghadapi isu lingkungan yang terjadi di sekitar pabrik, pihak pabrik sendiri juga telah menerima keluhan dari

dimanfaatkan menjadi suatuproduk. Untuk bagian kulit luarnya dapat ditimbun dan diolah menjadi kompos. Bagiankulit dalam buah semngaka yang berwarna putih selain dapat

Selain menghadirkan Xpander dan melakukan peluncuran kepada masyarakat Semarang dan Jawa Tengah, dalam pameran ini PT MMKSI juga menghadirkan 9 unit display dan 4 unit

Medical Benefit, Medical Benefit 9, dan Medical Benefit Premier merupakan produk Asuransi Tambahan yang memberikan manfaat penggantian biaya sesungguhnya yang

Pada latihan fisik ini bisa berdampak terjadinya peningkatan radikal bebas yang berasal dari oksigen yang diperlukan untuk membentuk energi yang berupa ATP melalui

1) SK Menkes No. 262/Menkes/Per/VII/1979, tentang perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan perbandingan antara jumlah tempat tidur yang tersedia di kelas rumah sakit tertentu

Pada penelitian ini telah dilakukan studi mengenai modifikasi struktur permukaan pelat aluminium dengan bubuk besi menggunakan metoda mechanical alloying (MA) yang bertujuan