STUDI KASUS: JALAN RUAS KM. 35 – PULANG PISAU
Adi Sutrisno
Kerusakan = Kerugian
Materi
Korban
Jalan Raya
Flexible
Pergerakan bebas
Jarak Dekat
Penelitian
Metode
Lokasi
Batasan Masalah
Data Perencanaan
Metode
Panjang jalan = 41 Km Status = jalan propinsi Fungsi = jalan kolektor
Lapis Permukaan
(surface course)
o Aspal beton (LASTON)
o Aspal buton agregat (LASBUTAG) o Penetrasi Makadam (LAPEN)
Fondasi
(Base Course)
o Batu Pecah
o Tanah distabilisasi o Aspal Beton
Fondasi Bawah
(Subbase Course
)
o Pasir dan Batu (sirtu)
o Tanah atau lempung kepasiran
Empiris
o Penelitian terhadap jalan yang sudah ada o Faktor yang dipertimbangkan bervariatif o Analisa Komponen
Empirik-mekanistik
o Persamaan dasar mekanistik
o Faktor Empiris masih diperhitungkan o AASHTO 1993
Mekanistik
o Berdasarkan regangan akibat repetisi beban
o Teori elastik (modulus elastisitas dan rasio poisson) o AUSTROADS 1992
DASAR PERENCANAAN
CBR
Hasil uji DCP
Jarak titik 200 m
Lalulintas
Survey PU
Tahun 2007
2 arah
16 jam (06.00-22.00)
Hidrologi
Data Curah Hujan
1996 - 2005
3952 mm/tahun
Kelandaian
Lengkung vertikal
Faktor Pertumbuhan 6,5 % Proyeksi LHR 2011 Jenis Kendaraan Km. 35 – Pulang Pisau Pulang Pisau – Km.35 LHR 2007 LHR 2011 Gol 2 & 3 385 441 826 1063 Gol 4 106 180 286 368 Gol 5a 22 22 44 57 Gol 5b 5 10 15 19 Gol 6a 202 130 332 427 Gol 6b 23 15 38 49 Gol 7a 13 10 23 30
Nilai CBR
Jumlah Data
Jumlah Nilai CBR Yang
Sama Atau Lebih Besar
% Nilai CBR
Kumulatif
2
3
200
100
3
34
197
98,50
3,5
32
163
81,50
4
49
131
65,50
4,5
30
82
41,00
5
41
52
26,00
5,5
6
11
5,50
6
4
5
2,50
7,5
1
1
0,50
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2 3 4 5 6 7 8
%
ku
mu
la
ti
f
CBR Tanah Dasar
CBR Rencana 3,25 %Lintas Ekivaelen Rencana (LER)
LHR akhir umur rencana
Jenis Kendaraan LHR 2011 (kend/hari/2 jurusan) Pertumbuhan Lalulintas (%) LHR 2021 (kend/hari/2 jurusan) Gol 2 & 3 1063 6,5 1995 Gol 4 368 6,5 691 Gol 5a 57 6,5 106 Gol 5b 19 6,5 36 Gol 6a 427 6,5 802 Gol 6b 49 6,5 92 Gol 7a 30 6,5 56
Jumlah Lajur Kendaraan Ringan *) Kendaraan Berat **) 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Lajur 1,00 1,00 1,00 1,00 2 Lajur 0,60 0,50 0,70 0,50 3 Lajur 0,40 0,40 0,50 0,475 4 Lajur - 0,30 - 0,45 5 Lajur - 0,20 - 0,425 6 Lajur - 0,10 - 0,40
Lintas Ekivaelen Rencana (LER)
koefisien distribusi kendaraan (C)
Koefisien distribusi kendaraan pada lajur (C)
(Sumber: SNI 1732-1989-F, 1987)
*) Berat total < 5 ton misalnya: mobil penumpang, pick up, sub urban dan minibus. **) Berat total ≥ 5 ton misalnya: bus, truk, traktor, semitrailler, trailler.
Angka ekivalen (E) beban sumbu kendaraan
Lintas Ekivaelen Rencana (LER)
Jenis Kendaraan
GVW (ton)
Konfigurasi Beban Angka Ekivalen
Total Depan Belakang Lain Depan Belakang Lain
Gol 2 & 3 2 1 1 0,00023 0,00023 0,000451 Gol 4 5,3 1,8 3,5 0,00237 0,03385 0,036214 Gol 5a 8 2,7 5,3 0,01199 0,17797 0,189955 Gol 5b 14,2 4,8 9,4 0,11973 1,76097 1,880696 Gol 6a 8,3 2,8 5,5 0,01386 0,20639 0,220254 Gol 6b 15,1 5,1 10 0,15259 2,25548 2,40807 Gol 7a 26 6,5 19,5 0,40262 2,80463 3,207252
Lintas Ekivaelen Rencana (LER)
Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) dan Lintas Ekivaelen Akhir (LEA)
Jenis Kendaraan LHR 2011 (kend/hari/2 jurusan) LHR 2021 (kend/hari/2 jurusan) Koefisien Distribusi Kendaraan (C) Angka Ekivalen (E) Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) Lintas Ekivalen Akhir (LEA) Gol 2 & 3 1063 1995 0,5 0,000451 0,239672 0,4498979 Gol 4 368 691 0,5 0,036214 6,662105 12,505687 Gol 5a 57 106 0,5 0,189955 5,376154 10,09178 Gol 5b 19 36 0,5 1,880696 18,14589 34,062324 Gol 6a 427 802 0,5 0,220254 47,03603 88,293088 Gol 6b 49 92 0,5 2,40807 58,86012 110,48853 Gol 7a 30 56 0,5 3,207252 47,44925 89,068768 Total 183,7692 344,96007
Lintas Ekivaelen Rencana (LER)
Lintas Ekivalen Tengah (LET)
Lintas Ekivalen Rencana (LER)
Daya Dukung Tanah (DDT)
CBR Rencana = 3,25 %
Persamaan dari Bina Marga:
Daya dukung tanah (DDT) adalah suatu skala yang dipakai dalam nomogram penetapan tebal perkerasan untuk menyatakan kekuatan tanah dasar.
Jenis Lapis Perkerasan IP0 Roughness (mm/km) LASTON ≥ 4 ≤ 1000 3,9 – 3,5 > 1000 LASBUTAG 3,9 – 3,5 ≤ 2000 3,4 – 3,0 > 2000 HRA 3,9 – 3,5 ≤ 2000 3,4 – 3,0 > 2000 BURDA 3,9 – 3,5 < 2000 BURTU 3,4 – 3,0 < 2000 LAPEN 3,4 – 3,0 ≤ 3000 2,9 – 2,5 > 3000 LATASBUM 2,9 – 2,5 BURAS 2,9 – 2,5 LATASIR 2,9 – 2,5 Jalan Tanah ≤ 2,4 Jalan Kerikil ≤ 2,4
Indeks Permukaan (IP)
Indeks permukaan awal umur rencana (IP0)
(Sumber: SNI 1732-1989-F, 1987)
Indeks permukaan (IP) adalah suatu angka yang dipergunakan untuk menyatakan kerataan/kehalusan serta kekokohan permukaan jalan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalulintas yang lewat
LER = Lintas Ekivalen
Rencana *)
Klasifikasi Jalan
Lokal
Kolektor
Arteri
Tol
< 10
1,0 – 1,5
1,5
1,5 – 2,0
-10 – -100
1,5
1,5 – 2,0
2,0
-100 – -1000
1,5 – 2,0
2,0
2,0 – 2,5
-> 1000
-
2,0 – 2,5
2,5
2,5
Indeks Permukaan (IP)
Indeks permukaan akhir umur rencana (IPt)
(Sumber: SNI 1732-1989-F, 1987) LER = 264,365
IP Penjelasan
1,0 menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga mengganggu lalulintas kendaraan
1,5 Tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak putus) 2,0 Tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih mantap
2,5 Permukaan jalan masih cukup stabil dan baik
(Sumber: SNI 1732-1989-F, 1987)
Jenis Kendaraan Berat Kendaraan (ton) Kategori Kendaraan*) LHR Jumlah Persentase Kendaraan Gol 2 & 3 2 Ringan 826
1488 95,14% Gol 4 5,3 Ringan 286 Gol 5a 8 Ringan 44 Gol 6a 8,3 Ringan 332 Gol 5b 14,2 Berat 15 76 4,86% Gol 6b 15,1 Berat 38 Gol 7a 26 Berat 23 1564 1564 100%
Faktor Regional (FR)
Curah HujanKelandaian I (< 6 %) Kelandaian II (6-10 %) Kelandaian III (> 10 %) % Kendaraan Berat % Kendaraan Berat % Kendaraan Berat ≤ 30 % > 30 % ≤ 30 % > 30 % ≤ 30 % > 30 % Iklim I < 900 mm/th 0,5 1,0-1,5 1,0 1,5-2,0 1,5 2,0-2,5 Iklim II > 900 mm/th 1,5 2,0-2,5 2,0 2,5-3,0 2,5 3,0-3,5 (Sumber: SNI 1732-1989-F, 1987)
Curah hujan = 3952 mm/tahun
Faktor regional (FR) adalah faktor setempat, menyangkut keadaan lapangan dan iklim, yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan, daya dukung tanah dasar dan perkerasan.
Kendaraan
Ringan < 13 ton
Kendaraan
Berat
≥ 13 ton
Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
IP0 ≥ 4 dan IPt 2,0 ITP = 9,2 DDT = 3,9 LER = 264,365 ⇒ nomogram 3 FR = 1,5Koefisien Kekuatan Relatif
Koefisien Kekuatan Relatif Kekuatan Bahan
Jenis Bahan a1 a2 a3 MS (kg) Kt (kg/cm2) CBR (%) 0,4 0,35 0,32 0,30 0,35 0,31 0,28 0,26 0,30 0,26 0,25 0,20 -0,28 0,26 0,24 0,23 0,19 0,15 0,13 0,15 0,13 0,14 0,13 0,12 -0,13 0,12 0,11 0,10 744 590 454 340 744 590 454 340 340 340 -590 454 340 -22 18 22 18 -100 80 60 70 50 30 20 Laston Labutag HRA Aspal Macadam Lapen (mekanis) Lapen (manual) Laston atas Lapen (mekanis) Lapen (manual) Stab. Tanah dengan Semen
Stab. Tanah dengan Kapur Batu Pecah (kelas A) Batu Pecah (kelas B) Batu Pecah (kelas C) Sirtu/pitrun (kelas A) Sirtu/pitrun (kelas B) Sirtu/pitrun (kelas C) Tanah/lempung kepasiran (Sumber: SNI 1732-1989-F, 1987) Lapis Permukaan Aspal MS 800 kg
Lapis Fondasi Atas CBR 70 %
a2 0,125
Lapis Fondasi Bawah CBR 70 %
Tebal Lapis Perkerasan
Lapis Permukaan Aspal MS 800 kg Tebal 11 cm
a1 0,421
Lapis Fondasi Atas CBR 70 %
Tebal 20 cm a2 0,125
Lapis Fondasi Bawah CBR 70 %
a3 0,13
ITP Tebal Minimum (cm) Bahan < 3,00 3,00 – 6,70 6,71 – 7,49 7,5 – 9,99 ≥ 10,00 5 5 7,5 7,75 10
Lapis Pelindung: (Buras/Burtu/Burda)
Lapen/aspal macadam, HRA, Lasbutag, Laston. Lapen/aspal macadam, HRA, Lasbutag, Laston. Lasbutag, Laston
Laston
Tebal Minimum Lapis Perkerasan
ITP Tebal Minimum (cm) Bahan < 3,00 3,00 – 7,49 7,5 – 9,99 10 – 12,24 ≥ 12,25 15 20 *) 10 20 15 20 25
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur.
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur.
Laston atas.
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, fondasi macadam.
Laston atas.
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, fondasi macadam, lapen, laston atas. Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, fondasi macadam, lapen, laston atas. (Sumber: SNI 1732-1989-F, 1987)
(Sumber: SNI 1732-1989-F, 1987) Tebal minimum Lapis Permukaan
Tebal minimum Lapis fondasi ITP = 9,2
Tebal minimum Lapis fondasi bawah = 10 cm. Tebal fondasi bawah = 16 cm. Tebal fondasi = 20 cm.
Tingkat Pelayanan (
Serviceability
)
Tingkat pelayanan awal berdasar AASHTO diharuskan sama atau lebih dari 4,0. Nilai tingkat pelayanan awal (pi) yang direkomendasikan oleh AASHTO Road Test adalah 4,2.
Tingkat Pelayanan Awal (pi)
Volume lalulintas ADT Terminal Serviceability (pt) High Volume > 10.000 3,0 – 3,5
Medium Volume 3.000 – 10.000 2,5 – 3,0 Low Volume < 3.000 2,0 – 2,5
Tingkat Pelayanan Akhir (pt)
(Sumber: MaineDOT/ ACM Pavement Committe, 2007) ADT = 2012
Faktor Pertumbuhan (Growth Factor)
Fungsi Perbandingan Kehilangan Tingkat Pelayanan (G)
Lalulintas Rencana ESAL (
Design Traffic ESAL)
Faktor pertumbuhan = 6,5% per tahun Umur rencana = 10 tahun
Lalulintas Rencana ESAL (
Design Traffic ESAL)
Fungsi Desain dan Variasi Beban Sumbu (β) Sumbu Standar 18 kips
Sumbu yang dievaluasi
SN = 3,65181
Lalulintas Rencana ESAL (
Design Traffic ESAL)
Jenis Kendaraan Beban Depan L2 β18 βx Wx/W18 LEF ton kips Gol 2 & 3 1 2,204623 1 0,774888 0,401195 3941,369 0,000254 Gol 4 1,8 3,968321 1 0,774888 0,404924 484,7479 0,002063 Gol 5a 2,7 5,952481 1 0,774888 0,414576 98,0899 0,010195 Gol 5b 4,8 10,58219 1 0,774888 0,475783 9,068086 0,110277 Gol 6a 2,8 6,172943 1 0,774888 0,416122 84,6215 0,011817 Gol 6b 5,1 11,24358 1 0,774888 0,490671 7,041489 0,142015 Gol 7a 6,5 14,33005 1 0,774888 0,587427 2,569496 0,389181 Jenis Kendaraan Beban Belakang L2 β18 βx Wx/W18 LEF ton kips Gol 2 & 3 1 2,204623 1 0,774888 0,401195 3941,369 0,000254 Gol 4 3,5 7,716179 1 0,774888 0,430254 33,81654 0,029571 Gol 5a 5,3 11,6845 1 0,774888 0,501648 5,998353 0,166712 Gol 5b 9,4 20,72345 1 0,774888 0,977839 0,556113 1,798195 Gol 6a 5,5 12,12542 1 0,774888 0,51351 5,140955 0,194516 Gol 6b 10 22,04623 1 0,774888 1,099398 0,428801 2,332082 Gol 7a 19,5 42,99014 2 0,774888 1,046799 0,346794 2,883553
Lalulintas Rencana ESAL (
Design Traffic ESAL)
Hasil Perhitungan Faktor ESAL Sumbu Depan
Jenis Kendaraan GVW (ton) LEF Total LEF
Depan Belakang Lain
Gol 2 & 3 2 0,000254 0,000254 0,000507 Gol 4 5,3 0,002063 0,029571 0,031634 Gol 5a 8 0,010195 0,166712 0,176907 Gol 5b 14,2 0,110277 1,798195 1,908472 Gol 6a 8,3 0,011817 0,194516 0,206334 Gol 6b 15,1 0,142015 2,332082 2,474098 Gol 7a 26 0,389181 2,883553 3,272735
Hasil Perhitungan Faktor ESAL Total
Lalulintas Rencana ESAL (
Design Traffic ESAL)
Jenis Kendaraan LHR 2011 GF Lalulintas Rencana Faktor ESAL Lalulintas Rencana ESAL Gol 2 & 3 1063 13,5 5233903 0,000507 2655,881 Gol 4 368 13,5 1812223 0,031634 57328,33 Gol 5a 57 13,5 278804 0,176907 49322,34 Gol 5b 19 13,5 95047 1,908472 181393,9 Gol 6a 427 13,5 2103699 0,206334 434064,1 Gol 6b 49 13,5 240785 2,474098 595725,3 Gol 7a 30 13,5 145738 3,272735 476962,5 Total 1797452
Lalulintas Rencana ESAL (
Design Traffic ESAL)
Jumlah Lajur Tiap Arah % 18-kips ESAL Desain 1 2 3 4 atau lebih 100 80 – 100 60 – 80 50 – 75
Distribusi kendaraan berdasarkan jumlah lajur (DL)
(Sumber: AASHTO, 1993)
DD dapat bervariasi dari 0,3 sampai 0,7 tergantung pada arah yang “terisi beban” dan yang “tidak terisi beban”. Nilai DD
biasanya ditentukan sebesar 0,5 (50%) pada kebanyakan jalan.
Nilai Rencana ESAL (106) Reliabilitas (%) < 0,1 0,1– 5,0 5,0 – 10,0 > 10,0 75 85 90 95
Reliabilitas (
Reliability)
Reliabilitas adalah nilai profitabilitas dari kemungkinan tingkat pelayanan yang dipandang dari sudut pemakai jalan.
Reliabilitas (R) Deviasi Standar
Normal (ZR)
Reliabilitas (R) Deviasi Standar
Normal (ZR) 50 60 70 75 80 85 90 91 92 -0,000 -0,253 -0,524 -0,674 -0,841 -1,037 -1,282 -1,340 -1,405 93 94 95 96 97 98 99 99,9 99,99 -1,476 -1,555 -1,645 -1,751 -1,881 -2,054 -2,327 -3,090 -3,750
Nilai Rencana ESAL = 898726,2
(Sumber: Alberta Transport and Utilities, 1997)
(Sumber: AASHTO, 1993)
Standar deviasi keseluruhan (S0) adalah gabungan simpangan standar dari perkiraan lalulintas dan pelayanan perkerasan. standar deviasi (S0) = 0,35 – 0,45
Digunakan nilai S0 = 0,45
Standar Deviasi (S
0)
Resilient Modulus adalah nilai hubungan dinamis antara
tegangan dan regangan yang mempunyai karakteristik nonlinear.
Modulus Resilient Tanah Dasar
SN = 3,65181 memenuhi sebagai SN Rencana
Lapis Permukaan Aspal 2000 MPa a1 0,4
Lapis Fondasi Atas CBR 70 %
m2 1,0
Lapis Fondasi Bawah CBR 70 %
m3 1,0
Koefisien Kekuatan Relatif Dan Koefisie Drainasi
nilai standar koefisien drainasi sesuai AASHTO Road Test = 1,0
Tebal Perkerasan
Lapis Permukaan Aspal 2000 MPa a1 = 0,4
D1 = 11 cm = 4,330709”
Lapis Fondasi Atas CBR 70 %
m2 = 1,0 a2 = 0,13
D2 = 20 cm = 7,874016”
Lapis Fondasi Bawah CBR 70 %
m3 1,0 a3 0,13
= 17,5046 cm
Volume Lalulintas ESAL Beton Aspal (inch) Fondasi Agregat (inch) < 50.000 50.001 – 150.000 150.001 – 500.000 500.001 – 2.000.000 2.000.001 – 7.000.000 > 7.000.000 1,0 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4 4 4 6 6 6
Tebal Minimum Perkerasan
Nilai Rencana ESAL = 898726,2
D1 = 11 cm = 4,330709” D2 = 20 cm = 7,874016” D3 = 18 cm = 7,086614” (Sumber: AASHTO, 1993)
Lalulintas Rencana (
Design Traffic
)
Faktor ESA Aspal Konfigurasi Sumbu Tunggal Tunggal Tunggal Ganda Tandem Ganda Tripel Ganda Beban (kN) 53 80 135 181 Tanah Dasar (Sumber: AUSTROADS, 1992)Jenis Kendaraan
GVW (ton)
Konfigurasi Beban Faktor ESA
Total
Depan Belakang Lain Depan Belakang Lain
Gol 2 & 3 2 1 1 0,000239 0,000239 0,000478 Gol 4 5,3 1,8 3,5 0,004518 0,125592 0,13011 Gol 5a 8 2,7 5,3 0,034311 0,127623 0,161935 Gol 5b 14,2 4,8 9,4 0,609294 2,239697 2,848991 Gol 6a 8,3 2,8 5,5 0,041154 0,15359 0,194744 Gol 6b 15,1 5,1 10 0,825033 3,051758 3,876791 Gol 7a 26 6,5 19,5 2,774517 6,28788 9,062397
Lalulintas Rencana (
Design Traffic
)
Jenis Kendaraan
GVW (ton)
Konfigurasi Beban Faktor ESA
Total Depan Belakang Lain Depan Belakang Lain
Gol 2 & 3 2 1 1 0,0000067 0,0000067 0,000013 Gol 4 5,3 1,8 3,5 0,0004480 0,0516792 0,052127 Gol 5a 8 2,7 5,3 0,0081023 0,0528770 0,060979 Gol 5b 14,2 4,8 9,4 0,4928704 3,1627901 3,65566 Gol 6a 8,3 2,8 5,5 0,0105046 0,0688854 0,07939 Gol 6b 15,1 5,1 10 0,7598386 4,9196872 5,679526 Gol 7a 26 6,5 19,5 4,2940951 13,8122369 18,10633
Hasil Perhitungan Faktor ESA Aspal
Lalulintas Rencana (
Design Traffic
)
Nilai ESA Jenis Kendaraan LHR 2011 Faktor ESA Aspal Faktor ESA Tanah Dasar NSA NSS Gol 2 & 3 1063 0,000478 0,000013 0,508194 0,014324 Gol 4 368 0,13011 0,052127 47,87132 19,17916 Gol 5a 57 0,161935 0,060979 9,166231 3,451706 Gol 5b 19 2,848991 3,65566 54,97697 70,54326 Gol 6a 427 0,194744 0,07939 83,17653 33,908 Gol 6b 49 3,876791 5,679526 189,5197 277,6477 Gol 7a 30 9,062397 18,10633 268,1448 535,7433 Total 653,3638 940,4875Lalulintas Rencana (
Design Traffic
)
Faktor Pertumbuhan
Faktor pertumbuhan = 6,5% per tahun Umur rencana = 10 tahun
Aspal
Tanah Dasar
Lalulintas Rencana Disesuaikan (
Modified Design Traffic
)
Kekasaran (Roughness)
Prosedur perencanaan untuk perkerasan lentur baru berdasar pada dasar pemikiran bahwa kekasaran perkerasan saat akhir dari periode rencana akan menjadi sekitar 150 counts/km dengan anggapan kekasaran awal adalah sekitar 50 counts/km. Perubahan ini hanya digunakan pada kasus dimana kriteria tekanan tanah dasar menentukan.
Pengali usia perkerasan (pavement life multipliers)
PLM (pavement life multipliers) digunakan untuk memasukan dalam
perhitungan dampak dari perbedaan suhu dan gambaran beban lalulintas
pada perkerasan granular dengan permukaan aspal. Harus diingat bahwa PLM tidak dapat digunakan pada perkerasan yang menggunakan bahan bersemen.
Asumsi Awal
Fatigue criterion = aspal
Kota Tebal Aspal ≤ 50 mm 75 mm ≥ 100 mm PLMD PLMN PLMD PLMN PLMD PLMN Barrow Creek Daly Waters Darwin Katherine Tennant Creek 4,60 5,00 5,00 5,00 5,00 0,25 0,51 2,66 0,75 0,43 4,60 5,00 5,00 5,00 5,00 0,86 1,10 2,66 1,32 1,09 4,60 5,00 5,00 5,00 5,06 1,39 1,55 2,66 1,75 1,62
Lalulintas Rencana Disesuaikan (
Modified Design Traffic
)
Kota WMAPT Barrow Creek Daly Waters Darwin Katherine Tennants Creek 37,8 40,1 40,7 40,7 39,8
Suhu rata – rata tahunan perkerasan yang diberatkan
Bandara Panarung Palangkaraya = 36,1
Nilai faktor PLMD dan PLMN untuk wilayah Australia Utara (Sumber: AUSTROADS, 1992)
Lalulintas Rencana Disesuaikan (
Modified Design Traffic
)
Perhitungan PLM Tebal Perkerasan ≤ 50 mm 75 mm ≥ 100 mm PLMD 4,60 4,60 4,60 PLMN 0,25 0,86 1,36 PLM 1,678832 3,205835 3,736996 Hasil Perhitungan PLM PD ditetapkan 90%Parameter Elastis (
Elastic Parameter)
Parameter Elastis (
Elastic Parameter)
Material Granular
Regangan Vertical (
Vertical Strain
)
Jari – Jari Roda
Faktor Pengali (Multipliers)
Regangan Vertical (
Vertical Strain
)
Output Circly V 5.0 Aspal με = 439,07 microstrain Tanah Dasar με = 946,29 microstrainNilai sumbu standar yang diijinkan
(
allowable number of Standard Axles
)
Aspal
Kriteria Shell
Perkiraaan persen volume bitumen (VB)
Nomogram Kekakuan Bitumen (Van der Poel) Nomogram Modulus Aspal (Bonnaure)
Nilai sumbu standar yang diijinkan
(
allowable number of Standard Axles
)
Nilai sumbu standar yang diijinkan
(
allowable number of Standard Axles
)
Aspal με= 439,07 microstrain VB = 14,08 % Smix = 2000 MPa Nrencana= 430571,77 Tanah Dasar με = 946,29 microstrain Nrencana = 619794,3
Damage Factor Aspal > Tanah Dasar Asumsi Roughness & PLM . . . OK Damage Factor Aspal & Tanah Dasar < 1
Sub Lapisan (
sub layers)
Kondisi:
Bahan butiran langsung diatas subgrade Syarat: Tebal sublapisan 50 – 150 mm Rasio modular < 2 Ketebalan dari bahan butiran ETop/ESubgrade < 2 2 – 3.9 4 – 7.9 8 – 15.9 16 – 30 100-150 151-300 301-450 451-600 601-750 751-900 901-1050 1 2 3 4 5 6 7 2 2 3 4 5 6 7 3 3 3 4 5 6 7 -4 4 4 5 6 7 -5 5 5 6 7 (Sumber: AUSTROADS, 1992)
Jumlah sub lapisan
Sub Lapisan (
sub layers)
Sub lapisan D1 R VV= VH EV EH 1 13 1,829576 0,35 59,46121 29,7306 2 13 1,829576 0,35 108,7888 54,39438 3 12 1,746504 0,35 190 95 Rasio Modular Parameter ElastisAnalisa Komponen AASHTO AUSTROADS Faktor Beban Sumbu
Angka Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan.
- Beban sumbu (kg)
- Jenis sumbu
Faktor ESAL
- Beban sumbu (kips)
- Jenis sumbu
- SN (faktor tebal
perkerasan)
- p0& pt(indeks pelayanan)
Faktor ESA
- Beban sumbu (kN)
- Jenis sumbu dan jumlah roda
per sumbu - Material Faktor Pertumbuhan dengan: i = persentase pertumbuhan lalulintas (%)
n = umur rencana (tahun)
dengan:
g = persentase pertumbuhan
lalulintas
n = umur rencana (tahun)
dengan:
R = persentase pertumbuhan
lalulintas (%)
P = umur rencana (tahun) Lalulintas Rencana
Lintas Ekivalen Rencana (LER)
- Lalulintas awal
- Lalulintas akhir
- Angka ekivalen
- Faktor pertumbuhan
Design traffic ESAL
- Lalulintas akhir
- Faktor ESAL
- Faktor pertumbuhan
Design traffic ESA
- Lalulintas akhir
- Faktor ESA
Analisa Komponen AASHTO AUSTROADS Faktor Penyesuaian Faktor regional (FR) - Curah hujan - % kendaraan berat - kelandaian Reliabilitas (R) - Fungsi jalan - facility
Standar deviasi keseluruhan - Jenis perkerasan - Variasi lalulintas
Pengali usia perkerasan (PLM) - Suhu
- Gambaran lalulintas - Material yang menentukan
kriteria kelelahan (fatique
criterion)
Faktor Kondisi Perkerasan (Awal dan Akhir) Indeks pelayanan awal
- Jenis perkerasan - Kekasaran Indeks pelayanan akhir - Klasifikasi jalan
- Lintas ekivalen rencana
Indeks pelayanan awal - Jenis perkerasan Indeks pelayanan akhir
- % masyarakat yang tidak menerima
- Facility
- ADT
Kekasaran (Roughness) - Kelas fungsi jalan
- Material yang menentukan kriteria kelelahan (fatique
criterion)
Tanah Dasar Daya dukung tanah (DDT)
- CBR rencana (%)
Modulus Resilient (psi) - CBR rencana (%)
Parameter elastis (MPa) - CBR rencana (%) Penentu tebal perkerasan
Nomogram ITP
- Indeks pelayanan awal - Indeks pelayanan akhir - Faktor regional
- Lintas ekivalen rencana - Daya dukung tanah
Persamaan dasar AASHTO - Standar deviasi keseluruhan - Indeks pelayanan awal - Indeks pelayanan akhir - Reliabilitas
- Modulus Resilient tanah dasar - SN
Lalulintas Rencana ESA untuk masing – masing lapisan
- Lalulintas rencana - Material
- PLM (bila sesuai) - Roughness (bila sesuai)
Analisa Komponen AASHTO AUSTROADS Tebal perkerasan rencana
ITP (Indeks Tebal Perkerasan)
- Koefisien kekuatan
relatif(ai)
- Tebal lapisan perkerasan
(Di)
SN (Structural Number)
- Koefisien lapis
perkerasan (ai)
- Tebal lapisan perkerasan
(Di)
- Koefisien drainasi (mi)
fatigue criterion (Nijin)
- Regangan vertikal (microstrain)
- Parameter elastis (MPa)
- % volume bitumen dalam
campuran untuk aspal Hasil perencanaan Lapis permukaan - Aspal MS 800 kg - a1 0,421 - Tebal 11 cm Tebal Fondasi 36 cm Fondasi atas - Batu pecah CBR 70 % - a2 0,125 - Tebal 20 cm Fondasi bawah - Batu pecah CBR 70 % - a3 0,13 - Tebal 16 cm Lapis permukaan
- Aspal Modulus 2000 MPa
- a1 0,40 - Tebal 11 cm Tebal Fondasi 38 cm Fondasi atas - Granular CBR 70% - a2 0,13 - m21,0 - Tebal 20 cm Fondasi bawah - Granular CBR 70% - a3 0,13 - m31,0 - Tebal 18 cm Lapis permukaan
- Aspal Modulus 2000 MPa
- Angka poisson 0,4
- VB14,08 %
- Tebal 11 cm
Tebal Fondasi 38 cm Sub lapisan 1
- Granular modulus vertikal 59,5
Mpa
- Tebal 13 cm
Sub lapisan 2
- Granular modulus vertical 108,8
MPa
- Tebal 13 cm
Sub lapisan 3
- Granular modulus vertikal 190
MPa
Nilai CBR rencana adalah 3,25%.
Bahan Lapis permukaan adalah Aspal dengan modulus 2000 MPa atau Marshall Stability
800 kg.
Bahan Fondasi adalah bahan butiran (granular) dengan nilai CBR 70% atau 27500 Psi
atau 190 Mpa
Hasil Metode Analisa Komponen:
o Lapis permukaan menggunakan bahan aspal MS 800 kg tebal 11 cm. o Lapis Fondasi dengan tebal 36 cm:
• Lapis fondasi atas menggunakan bahan batu pecah CBR 70 % tebal 20 cm. • Lapis fondasi bawah mengunakan bahan sirtu CBR 70% tebal 16 cm
Hasil Metode AASHTO 1993:
o Lapis permukaan menggunakan bahan aspal 2000 MPa tebal 11 cm.
o Lapis Fondasi menggunakan bahan butiran (granular) dengan tebal 38 cm : • Lapis fondasi atas modulus 27500 psi dengan tebal 20 cm.
• Lapis fondasi bawah modulus 18500 psi dengan tebal 18 cm Hasil Metode AUSTROADS 1992:
o Lapis permukaan menggunakan bahan aspal 2000 Mpa, VB 14,08%, dan tebal 11 cm. o Lapis Fondasi menggunakan bahan butiran dengan tebal 38 cm:
• Sublapisan 1 modulus 59,5 MPa dengan tebal 13 cm. • Sublapisan 2 modulus 108,8 MPa dengan tebal 13 cm. • Sublapisan 3 modulus 190 MPa dengan tebal 12 cm.
Koordinasi untuk penentuan batasan beban sumbu pada setiap
jenis kendaraan di pengawas muatan sumbu (jembatan timbang), pemberi ijin muatan sumbu kepada produsen kendaraan,
metode yang digunakan untuk perencanaan, dan SOP survey lalulintas sehingga dapat menghasilkan pendekatan lalulintas rencana yang optimal.
Dibutuhkan studi lebih lanjut mengenai hubungan stabilitas
marshall dan modulus elastis aspal dengan variasi suhu terhadap repetisi lalulintas.
SNI yang sudah cukup lama tidak diganti sebaiknya dievaluasi
dengan kondisi saat ini.
Batasan -batasan yang cukup lebar pada SNI, AASHTO dan
AUSTROADS sebaiknya dipersempit dengan pendekat yang relevan.
Penentuan ITP SNI dan kekakuan bitumen pada AUSTROADS
dengan metode grafis memiliki tingkat kesalahan yang cukup tinggi sehingga membutuhkan keteletian lebih.