Makalah Perpindahan Panas
Makalah Perpindahan Panas
KONVEKSI PAKSA
KONVEKSI PAKSA
OLEH:
OLEH:
Kelompok 7
Kelompok 7
1.
1.
Kartika Meilinda Krisna
Kartika Meilinda Krisna
2.
2.
Yolanda Desriani
Yolanda Desriani
Kelas: 4 KB
Kelas: 4 KB
Dosen Pembimbing: Ir. Aida Syarief, M.T
Dosen Pembimbing: Ir. Aida Syarief, M.T
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2012
2012
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya penyusun dapat
Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “
menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “KONVEKSI PAKSA
KONVEKSI PAKSA” ini. Salawat dan salam
” ini. Salawat dan salam
juga
juga penyusu
penyusun
n persembahk
persembahkan
an kepada
kepada Nabi
Nabi Besar
Besar Muhamma
Muhammad
d SAW
SAW beserta
beserta keluarga
keluarga,
, sahabat
sahabat
serta pengikutnya sampai akhir zaman.
serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
kesempurnaan. Untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan makalah di masa datang.
membangun guna penyempurnaan makalah di masa datang.
Dalam penyelesaian skripsi ini penyusun banyak mendapatkan bantuan dan pengarahan
Dalam penyelesaian skripsi ini penyusun banyak mendapatkan bantuan dan pengarahan
dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing. Maka pada kesempatan ini penyusun ingin
dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing. Maka pada kesempatan ini penyusun ingin
mengucapan terima kasih yang tulus kepada Ir. Aida Syarief,M.T selaku dosen pembimbing
mengucapan terima kasih yang tulus kepada Ir. Aida Syarief,M.T selaku dosen pembimbing
mata kuliah Perpindahan Panas.
mata kuliah Perpindahan Panas.
Atas semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, semoga akan
Atas semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, semoga akan
mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata penyusun mengharapkan
mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata penyusun mengharapkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna baik bagi penyusun maupun bagi pembaca,
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna baik bagi penyusun maupun bagi pembaca,
Amin.
Amin.
Palembang,
Palembang, Maret
Maret 2012
2012
Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Kata
Kata Pengant
Pengantar
ar ...
... ...
... ii
Daftar Isi... ii
Daftar Isi... ii
Bab I Pendahuluan... 1
Bab I Pendahuluan... 1
Bab
Bab II
II Tinjauan
Tinjauan Pustaka...
Pustaka... 3
3
Bab III
Bab III Aplikasi
Aplikasi Perpindah
Perpindahan Pana
an Panas...
s... ...
... 10
10
Bab
Bab IV
IV Penutup...
Penutup... ..
.. 11
11
Daftar Pustaka... 12
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I.
I. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses. Pada
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses. Pada
kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor, untuk mencapai dan
kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor, untuk mencapai dan
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kalor mengalir dengan
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kalor mengalir dengan
sendirinya dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah. Akan tetapi, gaya dorong untuk aliran ini
sendirinya dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah. Akan tetapi, gaya dorong untuk aliran ini
ada1ah perbedaan suhu. Bila sesuatu benda ingin dipanaskan, maka harus dimiliki sesuatu benda
ada1ah perbedaan suhu. Bila sesuatu benda ingin dipanaskan, maka harus dimiliki sesuatu benda
lain yang lebih panas, demikian pula halnya jika ingin mendinginkan sesuatu, diperlukan benda
lain yang lebih panas, demikian pula halnya jika ingin mendinginkan sesuatu, diperlukan benda
lain yang lebih dingin.
lain yang lebih dingin.
Mekanisme perpindahan kalor dibagi menjadi tiga, yaitu:
Mekanisme perpindahan kalor dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.
1. Perpindahan panas secara konduksi
Perpindahan panas secara konduksi
2.
2. Perpindahan panas secara konveksi
Perpindahan panas secara konveksi
3.
3. Perpindahan panas secara radiasi
Perpindahan panas secara radiasi
Konveksi ialah pengangkutan ka1or oleh gerak dari zat yang dipanaskan. Proses
Konveksi ialah pengangkutan ka1or oleh gerak dari zat yang dipanaskan. Proses
perpindahan ka1or secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena permukaan. Proses
perpindahan ka1or secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena permukaan. Proses
konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan
konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan
kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu
kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu
adalah yang utama. Lazimnya, keadaan keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat
adalah yang utama. Lazimnya, keadaan keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat
proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini
proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini
dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan suhu udara sekeliling adalah T2 dengan Tl>T2. Kini
dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan suhu udara sekeliling adalah T2 dengan Tl>T2. Kini
terdapat keadaan suhu tidak seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya. Perpindahan kalor
terdapat keadaan suhu tidak seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya. Perpindahan kalor
dengan jalan aliran dalam industri kimia merupakan cara pengangkutan kalor yang paling banyak
dengan jalan aliran dalam industri kimia merupakan cara pengangkutan kalor yang paling banyak
dipakai. Oleh karena konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir,maka bentuk
dipakai. Oleh karena konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir,maka bentuk
pengangkutan ka1or ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi
pengangkutan ka1or ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi
aliran, karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus di bawa kesuhu yang sama tinggi.
aliran, karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus di bawa kesuhu yang sama tinggi.
Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang pertama dipanaskan memperoleh masa
Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang pertama dipanaskan memperoleh masa
jenis yang
jenis yang lebih
lebih
1
1
kecil daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga kalor
kecil daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga kalor
akhimya tersebar pada seluruh zat.
akhimya tersebar pada seluruh zat.
Gambar Perpindahan panas konveksi. (a) konveksi paksa, (b) konveksi alamiah,
Gambar Perpindahan panas konveksi. (a) konveksi paksa, (b) konveksi alamiah,
(c) pendidihan, (d) kondensasi
(c) pendidihan, (d) kondensasi
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke bagian lain fluida
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke bagian lain fluida
oleh pergerakan fluida itu sendiri. Konveksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
oleh pergerakan fluida itu sendiri. Konveksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
konveksi alamiahkonveksi alamiahdan
dan
konveksi paksakonveksi paksa..
Konveksi alamiahKonveksi alamiahmerupakan pergerakan fluida yang terjadi akibat
merupakan pergerakan fluida yang terjadi akibat
perbedaan massa jenis. Bagian fluida yang menerima kalor/dipanasi memuai dan massa jenisnya
perbedaan massa jenis. Bagian fluida yang menerima kalor/dipanasi memuai dan massa jenisnya
menjadi lebih kecil, sehingga bergerak ke atas. Kemudian tempatnya akan digantikan oleh
menjadi lebih kecil, sehingga bergerak ke atas. Kemudian tempatnya akan digantikan oleh
bagian fluida dingin yang jatuh ke bawah karena massanya jenisnya lebih besar. Sedangkan pada
bagian fluida dingin yang jatuh ke bawah karena massanya jenisnya lebih besar. Sedangkan pada
konveksi paksa
konveksi paksa
, fluida yang telah dipanasi akan langsung diarahkan tujuannya oleh sebuah
, fluida yang telah dipanasi akan langsung diarahkan tujuannya oleh sebuah
blower
II.
II. TUJUANTUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa mengenai konveksi
Makalah ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa mengenai konveksi
paksa didalam proses perpindahan panas, sehingga pada akhirnya mahasiswa akan mampu :
paksa didalam proses perpindahan panas, sehingga pada akhirnya mahasiswa akan mampu :
1.
1.
Menjelaskan mekanisme terjadinya perpindahan panas konveksi
Menjelaskan mekanisme terjadinya perpindahan panas konveksi
2.
2.
Menjelaskan film koefisien pada konveksi
Menjelaskan film koefisien pada konveksi
3.
3.
Menjelaskan bilangan aliran fluida di dalam pipa
Menjelaskan bilangan aliran fluida di dalam pipa
4.
4.
Menghitung panas konveksi dan film koefisien pada aliran fluida
Menghitung panas konveksi dan film koefisien pada aliran fluida
5.
5.
Menghitung friksi aliran fluida di dalam pipa
Menghitung friksi aliran fluida di dalam pipa
III.
III. PERMASALAHANPERMASALAHAN
Dalam makalah ini ada beberapa point
Dalam makalah ini ada beberapa point –
– point yang menjadi pokok permasalahan dalam
point yang menjadi pokok permasalahan dalam
perpindahan panas mengenai konveksi paksa yaitu :
perpindahan panas mengenai konveksi paksa yaitu :
a.
a. Bagaimana mekanisme terjadinya perpindahan panas konveksi?
Bagaimana mekanisme terjadinya perpindahan panas konveksi?
b.
b. Bagaimana bilangan aliran fluida di dalam pipa?
Bagaimana bilangan aliran fluida di dalam pipa?
c.
c. Bagaimana film koefisien pada konveksi?
Bagaimana film koefisien pada konveksi?
d.
BAB II BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya.dengan perpindahan partikel-partikelnya. Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida kebagian lain fluida
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida kebagian lain fluida oleh pergerakanoleh pergerakan fluida itu sendiri. konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis dan konveksi hanya terjadi
fluida itu sendiri. konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis dan konveksi hanya terjadi pada zat cairpada zat cair dan gas.Untuk menyelidiki perpindahan kalor secara mengalir , digunakan alat konveksiair dan alat dan gas.Untuk menyelidiki perpindahan kalor secara mengalir , digunakan alat konveksiair dan alat konveksi udara. Proses perpindahan kalor
konveksi udara. Proses perpindahan kalor secara konveksi dibedakan menjadi dua yaitu secara konveksi dibedakan menjadi dua yaitu konveksi alamiahkonveksi alamiah dan konveksi paksa. Konveksi alamiah adalah perpindahan kalor yang terjadi secara alami atau
dan konveksi paksa. Konveksi alamiah adalah perpindahan kalor yang terjadi secara alami atau pergerakan fluida yang terjadi akibat perbedaan massa jenis, contoh: pemanasan air.
pergerakan fluida yang terjadi akibat perbedaan massa jenis, contoh: pemanasan air. Bagian fluida yangBagian fluida yang menerima kalor/dipanasi memuai dan massa jenisnya menjadi lebih kecil,
menerima kalor/dipanasi memuai dan massa jenisnya menjadi lebih kecil, sehingga bergerak ke atas.sehingga bergerak ke atas. Kemudian tempatnya akan digantikan oleh bagian fluida dingin yang jatuh ke bawah karena massanya Kemudian tempatnya akan digantikan oleh bagian fluida dingin yang jatuh ke bawah karena massanya jenisnya lebih besar. Pada pem
jenisnya lebih besar. Pada pemanasan air, massa jenis air yang dipanasan air, massa jenis air yang dipanasi mengecil sehinganasi mengecil sehingga air yang panasga air yang panas naik digantikan air yang massa jenisnya lebih besar.Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi dengan naik digantikan air yang massa jenisnya lebih besar.Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi dengan sengaja (dipaksakan),contoh: pada sistem pendingin mesin mobil. Contoh peristiwa konveksi diantaranya: sengaja (dipaksakan),contoh: pada sistem pendingin mesin mobil. Contoh peristiwa konveksi diantaranya: (1).Lampu minyak dan sirkulasi udara
(1).Lampu minyak dan sirkulasi udara diruang tamudiruang tamu (2).Cerobong asap pabrik dan cerobong asap dapur (2).Cerobong asap pabrik dan cerobong asap dapur (3). Terjadinya angin darat maupun angin laut (3). Terjadinya angin darat maupun angin laut
Dalam mempelajari dasar konveksi perhatikan gambar di bawah ini. Dalam mempelajari dasar konveksi perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 1. Konveksi paksa pada aliran fluida dalam pipa Gambar 1. Konveksi paksa pada aliran fluida dalam pipa Pipa di atas mengalami konveksi paksa pada bagian dalam dan luar
Pipa di atas mengalami konveksi paksa pada bagian dalam dan luar pipa. Pada bagian dalam pipapipa. Pada bagian dalam pipa mengalir fluida panas dan pada bagian luar mengalir fluida dingin. Tahanan pada bagian
dan luar Ro sedangkan temperature bagian dalm dinyatakan dengan Tp
dan luar Ro sedangkan temperature bagian dalm dinyatakan dengan Tp dan diluar pipa Tw. Dalamdan diluar pipa Tw. Dalam keadaan steady, panas yang terjadi :
keadaan steady, panas yang terjadi :
(( )) (( ))
Ti adalah temperature fluida panas didalam dan to adalah temperature fluida dingin. Dengan Ti adalah temperature fluida panas didalam dan to adalah temperature fluida dingin. Dengan mengganti symbol tahanan dengan hi dan ho, maka:
mengganti symbol tahanan dengan hi dan ho, maka: q =
q = hi. Ai. ∆tohi. Ai. ∆to kebalikan dari tahanan perpindahan panas
kebalikan dari tahanan perpindahan panas memiliki dimensmemiliki dimensi :i : Btu/(hr)(ft
Btu/(hr)(ft22)(f )(f oodari beda tekanan) dan dari beda tekanan) dan disebut individual film coefisient.disebut individual film coefisient.
Laju Perpindahan kalor Laju Perpindahan kalor
Untuk menyatakan laju perpindahan panas dinyatakan sebagai fluks kalor perhitungannya Untuk menyatakan laju perpindahan panas dinyatakan sebagai fluks kalor perhitungannya Didasarkan atas luas perpindahan panas sehingga fluks kalor didefenisikan sebagai laju perpindahan Didasarkan atas luas perpindahan panas sehingga fluks kalor didefenisikan sebagai laju perpindahan panas persatuan luas dengan satuan Btu / jam s atau Watt / m
panas persatuan luas dengan satuan Btu / jam s atau Watt / m22atas dasar luas bidang tempat berlangsung-atas dasar luas bidang tempat berlangsung-nya aliran kalor.
nya aliran kalor.
Selanjutnya, fluks kalor dihubungkan dengan perbedaan temperature yang ditentukan melalui koefisien Selanjutnya, fluks kalor dihubungkan dengan perbedaan temperature yang ditentukan melalui koefisien perpindahan panas konveksi (konduktans konveksi) h yang didefenisikan sebagai ber
perpindahan panas konveksi (konduktans konveksi) h yang didefenisikan sebagai ber ikut :ikut :
T T h h A A q q
Tw > T Tw > T q = h A (Tw- T q = h A (Tw- T)) Keterangan : Keterangan : qq = = laju laju perpindahan perpindahan panas panas (Kj/det (Kj/det atau atau W)W) h
h = = koefisien koefisien perpindahan perpindahan panas panas konveksi konveksi (W/m(W/m22..ooC)C) A
A = = luas luas permukaan(ftpermukaan(ft22atau matau m22)) Tw
Jika h dan
Jika h dan
t diketahui , makat diketahui , maka A A q qdapat dihitung. Untuk sebuah tahanan termal dalam peristiwa dapat dihitung. Untuk sebuah tahanan termal dalam peristiwa
konveksi didefinisikan sebagai berikut : konveksi didefinisikan sebagai berikut :
R = R =
h
h
1 1 Dimana : R =Dimana : R = tahanan termal konvektif tahanan termal konvektif h =
h = konduktan konvektif konduktan konvektif Tabel Nilai Kira -
Tabel Nilai Kira - Kira Koefisien PerpindahanKira Koefisien Perpindahan
–
–
Kalor KonveksiKalor KonveksiKoefisien pindah panas digunakan dalam perhitungan pindah panas
Koefisien pindah panas digunakan dalam perhitungan pindah panas konveksi atau perubahan fasekonveksi atau perubahan fase antara cair dan padat.
antara cair dan padat. Koefisien pindah panas banyak dimanfaatkan dalam ilmu termodinamKoefisien pindah panas banyak dimanfaatkan dalam ilmu termodinamika danika dan mekanika serta teknik kimia.
mekanika serta teknik kimia.
di mana : di mana :
ΔQ = panas yang masuk atau panas yang keluar, W ΔQ = panas yang masuk atau panas yang keluar, W
A = luas permukaan pindah panas, m2 A = luas permukaan pindah panas, m2
ΔT = perbedaan temperatur antara permukaan
ΔT = perbedaan temperatur antara permukaan padat dengan luas permukaan kontak dengan fluida, Kpadat dengan luas permukaan kontak dengan fluida, K
Dari persamaan di atas, koefisien pindah panas adalah koefisien proporsionalitas antara fluks panas, Q/(A Dari persamaan di atas, koefisien pindah panas adalah koefisien proporsionalitas antara fluks panas, Q/(A delta t), dan perbedaan temperatur, ΔT, yang menjadi penggerak utama perpindahan panas.
delta t), dan perbedaan temperatur, ΔT, yang menjadi penggerak utama perpindahan panas. Satuan SI dari koefisien pindah panas adalah
Satuan SI dari koefisien pindah panas adalah watt per meter persegi-kelvin , W/(m2K). Koefisien pindahwatt per meter persegi-kelvin , W/(m2K). Koefisien pindah panas berkebalikan dengan insulasi termal.
panas berkebalikan dengan insulasi termal.
Pada kasus pindah panas pada pipa yang melingkar, fluks panas
Pada kasus pindah panas pada pipa yang melingkar, fluks panas bergantung pada diameter dalambergantung pada diameter dalam dan diameter luar dari pipa,
dan diameter luar dari pipa, atau tebalnya. Namun jika tebal pipa sangat tipis jika dibandingkan denganatau tebalnya. Namun jika tebal pipa sangat tipis jika dibandingkan dengan diameter dalamnya, maka
diameter dalamnya, maka perhitungannya:perhitungannya:
di maka k adalah
di maka k adalah konduktivkonduktivitas termal dari material dinding dan x adalah ketebalan dinding. Penggunaanitas termal dari material dinding dan x adalah ketebalan dinding. Penggunaan asumsi ini bukan berarti
asumsi ini bukan berarti mengasummengasumsikan bahwa ketebalan sikan bahwa ketebalan dinding diabaikan, namun diasumsikan bahwadinding diabaikan, namun diasumsikan bahwa perpindahan panas adalah linier pada satu garis, tidak tersebar
perpindahan panas adalah linier pada satu garis, tidak tersebar dari satu titik di pusat pipa ke dari satu titik di pusat pipa ke segala arahsegala arah penampang melintang pipa.
penampang melintang pipa.
Jika asumsi di atas tidak berlaku, maka koefisien pindah panas
Jika asumsi di atas tidak berlaku, maka koefisien pindah panas dapat dihitung dengan menggunakdapat dihitung dengan menggunakan:an:
(()) di mana di adalah diameter dalam dandi mana di adalah diameter dalam dan do adalah diameter luar.do adalah diameter luar.
Koefisien Perpindahan Panas
Koefisien Perpindahan Panas MenyeluruhMenyeluruh::
Hubungan fluks kalor dengan gaya pendorong ialah sebanding. Dalam aliran kalor gaya dorong adalah Hubungan fluks kalor dengan gaya pendorong ialah sebanding. Dalam aliran kalor gaya dorong adalah Th-Tc. Th adalah temperature rata-rata untuk fluida panas dan Tc adalah temperature rata-rata untuk Th-Tc. Th adalah temperature rata-rata untuk fluida panas dan Tc adalah temperature rata-rata untuk fluida dingin, sehingga hubungan tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
fluida dingin, sehingga hubungan tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
T T U U Tc Tc Th Th U U A A q q
.. )) (( Keterangan: Keterangan:A
A
q
q
= fluks kalor = fluks kalor UU = = koefisien koefisien perpindahan perpindahan panas panas menyeluruhmenyeluruh Th
Th = temperature = temperature rata-rata fluida rata-rata fluida panaspanas Tc
Tc = temperature = temperature rata-rata fluida drata-rata fluida dinginingin
Panas yang dipindahkan pada peristiwa konveksi dapat berupa panas laten dan panas sensible. Panas yang dipindahkan pada peristiwa konveksi dapat berupa panas laten dan panas sensible. Panas laten adalah panas yang menyertai proses perubahan fasa, sedang panas sensible adalah panas yang Panas laten adalah panas yang menyertai proses perubahan fasa, sedang panas sensible adalah panas yang berkaitan dengan kenaikan atau penurunan temperatur tanpa perubahan fasa.
berkaitan dengan kenaikan atau penurunan temperatur tanpa perubahan fasa.
Rumus Empiris untuk aliran dalam pipa/tabung Rumus Empiris untuk aliran dalam pipa/tabung
Besarnya perpindahan kalor yang terjadi
Besarnya perpindahan kalor yang terjadi pada suatu penampang/saluran yang berbentuk pada suatu penampang/saluran yang berbentuk pipa/tabung dapat dinyatakan dengan beda suhu
pipa/tabung dapat dinyatakan dengan beda suhu limbak (bulk temperature):limbak (bulk temperature):
q = m.Cp(Tb
q = m.Cp(Tb22 – – TbTb11) = h.A(Tw) = h.A(Tw – – Tb)Tb)
m = ρ.Um.A m = ρ.Um.A
Untuk mengetahui apakah alirannya laminar atau turbulen
Untuk mengetahui apakah alirannya laminar atau turbulen maka dibutuhkan bilangan Reynoldmaka dibutuhkan bilangan Reynold
Dimana : Dimana :
m
m = = laju laju aliran aliran fluida fluida (kg/s)(kg/s)
Cp
Cp = = Panas Panas jenis jenis (kj/kg.(kj/kg.00C)C)
Tb
Tb = = Suhu Suhu limbak limbak
Tw
Tw = = Suhu Suhu dindingdinding
Um
Um = = Kec. Kec. Rata-rata Rata-rata (m/s)(m/s)
μ μ = Kekentalan (kg/m.s)= Kekentalan (kg/m.s) ρ ρ = Kerapatan (kg/m= Kerapatan (kg/m33 ..U U mmd d R Ree
Perpindahan panas dengan konveksi di dalam aliran laminar membahas 3 macam perpindahan Perpindahan panas dengan konveksi di dalam aliran laminar membahas 3 macam perpindahan panas:
panas:
1.
1. Perpindahan Panas Aliran Laminar ke Pelat RataPerpindahan Panas Aliran Laminar ke Pelat Rata
Gambar Perpindahan panas aliran laminar ke pelat datar Gambar Perpindahan panas aliran laminar ke pelat datar
Kecepatan fluida yang mendatangi plat, dan pada tepi lapisan batas , serta diluar lapisan batas OA adalah Kecepatan fluida yang mendatangi plat, dan pada tepi lapisan batas , serta diluar lapisan batas OA adalah Vo.
Vo.
Suhu fluida yang mendatangi plat, dan pada tepi lapisan batas termal, serta diluar lapisan batas termal Suhu fluida yang mendatangi plat, dan pada tepi lapisan batas termal, serta diluar lapisan batas termal O’B adalah T
O’B adalah T
Sifat-sifat fluida berikut ini adalah konstan dan tidak bergantung pada suhu : densitas
Sifat-sifat fluida berikut ini adalah konstan dan tidak bergantung pada suhu : densitas
, konduktivitas, konduktivitas k k ,, kalor spesifikkalor spesifik cc p p, dan viskositas, dan viskositas
..Hubungan persamaan untuk kondisi diatas: Hubungan persamaan untuk kondisi diatas:
.. .. .. 1 1 332 332 ,, 0 0 .. 3 3 3 3 4 4 / / 3 3 o o o o x x V V k k Cp Cp x x x x k k X X h h
(1) (1) (2) (2) (3)(3) Keterangan:Keterangan: hx hx = = konduktif konduktif konvektif konvektif pada pada arah arah xx
X
X = = jarak jarak dari dari tepi tepi depandepan
k
k = = konduktivitas konduktivitas termaltermal
x
xoo = jarak a= jarak antara lapisan hidrodinamik dengan lapisan termalntara lapisan hidrodinamik dengan lapisan termal
(1)
(1) = dikenal sebagai angka Nusselt (N= dikenal sebagai angka Nusselt (NNu,xNu,x))
(2)
(2) = dikenal sebagai angka Prandtl (N= dikenal sebagai angka Prandtl (NPrPr))
(3)
(3) = dikenal sebagai angka Reynolds (N= dikenal sebagai angka Reynolds (NRe,xRe,x))
Bila pelat dipanaskan secara
Bila pelat dipanaskan secara keseluruhan dan xo=0, maka penyusunan kembali persamaan keseluruhan dan xo=0, maka penyusunan kembali persamaan tersebut:tersebut:
N
2.
2. Perpindahan Panas Aliran Laminar didalam tabungPerpindahan Panas Aliran Laminar didalam tabung
Gambar Perpindahan panas aliran
Gambar Perpindahan panas aliran laminar didalam tabunglaminar didalam tabung
Hubungan persamaannya adalah: Hubungan persamaannya adalah:
V
V
D
D
Cp
Cp
kkL
L
D
D
Cp
Cp
t t
k
k
r
r
t t
N
N
T T m m T T FO FO .. .. .. 4 4 .. .. .. 4 4 .. 2 2 2 2 2 2 Keterangan: NKeterangan: NFOFO = angka Fourier= angka Fourier
rrmm = jari-jari tabung (m, cm, ft)= jari-jari tabung (m, cm, ft)
ttTT = total waktu pemanasan dan pendinginan (sekon, menit, jam)= total waktu pemanasan dan pendinginan (sekon, menit, jam)
D
D = = diameter diameter tabung tabung (m, (m, cm, cm, ft)ft)
V
V = = kecepatan kecepatan fluida fluida (m/s, (m/s, ft/s)ft/s)
L
L = = panjang panjang lintasan lintasan tabung tabung (m, (m, ft ft ))
Hubungan Angka Fourier dengan Angka Graetz dan Angka Pecklet Hubungan Angka Fourier dengan Angka Graetz dan Angka Pecklet
* Angka Graetz * Angka Graetz kkLL Cp Cp m m N N O O Gz Gz
, , dimana:dimana: 2 2 4 4 VDVD m mOO
Keterangan: NKeterangan: NGzGz = angka Graetz= angka Graetz
o o
m
m
= laju aliran massa= laju aliran massa *Angka Pecklet *Angka Pecklet Pr Pr Re Re.. N N N N N N PePe
k k Cp Cp V V D D .. ..
k k V V D D D D Cp Cp V V .. .. .. ..
Keterangan:
Keterangan: = defasivitas termal= defasivitas termal
N
NPePe= angka Peclet= angka Peclet
Jadi,hubungan ketiga angka tersebut adalah: Jadi,hubungan ketiga angka tersebut adalah:
Fo Fo Pe Pe Gz Gz N N N N L L D D N N
4 4 3.3. Perpindahan Panas Aliran Berkembang PenuhPerpindahan Panas Aliran Berkembang Penuh
Distribusi temperatur didefinisikan sebagai berikut: Distribusi temperatur didefinisikan sebagai berikut:
... ... .. 01896 01896 ,, 0 0 .. 09760 09760 ,, 0 0 .. 81904 81904 ,, 0 0 33,,6565 / /
2222,,3131 / /
5353 / /
Gz Gz Gz Gz Gz Gz N N N N N N ee ee ee Ta Ta Tw Tw Tb Tb Tw Tw Koefisien perpindahan panas individual (hi) ialah nilai rata-rata di sepanjang pipa itu dan untuk kasus Koefisien perpindahan panas individual (hi) ialah nilai rata-rata di sepanjang pipa itu dan untuk kasus dimana suhu dinding konstan, dihitung sebagai berikut:
dimana suhu dinding konstan, dihitung sebagai berikut:
Tb
Tb
Tw
Tw
Ta
Ta
Tw
Tw
L
L
D
D
mCp
mCp
T
T
L
L
D
D
Ta
Ta
Tb
Tb
Cp
Cp
m
m
hi
hi
L L O O ln ln .. .. )) ((
Dimana Dimana
Tb Tb Tw Tw Ta Ta Tw Tw Tb Tb Tw Tw Ta Ta Tw Tw TL TL ln ln )) (( Keterangan:Keterangan: Tw Tw = = temperature temperature dindingdinding
Tb = temperature keluar Tb = temperature keluar
Ta = temperature masuk Ta = temperature masuk
Perpindahan panas dengan konveksi di dalam aliran turbulen Perpindahan panas dengan konveksi di dalam aliran turbulen
Persamaan empir Persamaan empirikik
Hubungan empirik untuk tabung dengan menggunakan persamaan SIEDER-STATE: Hubungan empirik untuk tabung dengan menggunakan persamaan SIEDER-STATE:
14 14 ,, 0 0 3 3 1 1 8 8 ,, 0 0 .. .. 023 023 ,, 0 0 ..
w w k k Cp Cp DG DG k k D D hi hi
atauatauKeterangan:
Keterangan: G G = = kecepatan kecepatan massa massa fluidafluida
w w
= μ pada T= μ pada Tww
vv= faktor korelasi viskositas= faktor korelasi viskositas
Untuk mencari nilai
Untuk mencari nilai
wwharus dicari terlebih dahulu Tharus dicari terlebih dahulu Tww(karena(karena
wwadalah hargaadalah harga
pada temperatur Tpada temperatur Tww).).
Untuk Pemanasan : Tw = T +Untuk Pemanasan : Tw = T +
TiTi Untuk Pendinginan:Untuk Pendinginan:
Tw Tw = = T T --
TiTi
TiTi T T ho ho Do Do Di Di hi hi hi hi
1 1 1 1 ,, ho adalah ho adalah perpindahan perpindahan panas indpanas individu padividu pada permuka permukaan tabung.aan tabung.
Perbedaan konveksi alamiah dengan konveksi paksa Perbedaan konveksi alamiah dengan konveksi paksa
BAB III BAB III
APLIKASI PERPINDAHAN PANAS APLIKASI PERPINDAHAN PANAS
Contoh konveksi Paksa: Contoh konveksi Paksa:
1.
1. Sistem suplai air panasSistem suplai air panas
Prinsip kerja : Air panas di dalam ketel naik ke bagian atas tangki penyimpan. Air dingin di dalam tangki Prinsip kerja : Air panas di dalam ketel naik ke bagian atas tangki penyimpan. Air dingin di dalam tangki utama kemudian turun menuju ke
utama kemudian turun menuju ke ketel untuk dipanaskan.ketel untuk dipanaskan.
Tangki utama dihubungkan ke suplai air dingin oleh katup yang dikendalikan oleh pelampung. Jika Tangki utama dihubungkan ke suplai air dingin oleh katup yang dikendalikan oleh pelampung. Jika ketinggian air di dalam tangki utama berada di bawah ketinggian minimum tertentu, maka pelampung ketinggian air di dalam tangki utama berada di bawah ketinggian minimum tertentu, maka pelampung akan membuka katup suplai air. Pipa luapan berfungsi mengalirkan luapan air panas yang dihasilkan ke akan membuka katup suplai air. Pipa luapan berfungsi mengalirkan luapan air panas yang dihasilkan ke dalam tangki utama.
dalam tangki utama.
Gambar konveksi air dalam suplai air panas Gambar konveksi air dalam suplai air panas 2.
2. Lemari es Lemari es
Prinsip kerja : Udara dingin pada kompartemen pendingin bergerak ke bawah, dan tempatnya digantikan Prinsip kerja : Udara dingin pada kompartemen pendingin bergerak ke bawah, dan tempatnya digantikan oleh udara hangat yang naik dari bagian bawah dan didinginkan oleh pipa-pipa pendingin. Pergerakan oleh udara hangat yang naik dari bagian bawah dan didinginkan oleh pipa-pipa pendingin. Pergerakan udara ini menghasilkan arus konveksi alamiah udara. Arus konveksi udara ini akan mendinginkan semua udara ini menghasilkan arus konveksi alamiah udara. Arus konveksi udara ini akan mendinginkan semua makanan yang disimpan di dalam lemari es.
BAB IV BAB IV KESIMPULAN KESIMPULAN
Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi dengan
Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi dengan sengaja (dipaksakan). Konveksi paksa dapatsengaja (dipaksakan). Konveksi paksa dapat terjadi dalam aliran laminer dan turbulen. Untuk mengetahu
terjadi dalam aliran laminer dan turbulen. Untuk mengetahui apakah alirannya laminar atau turbulen i apakah alirannya laminar atau turbulen padapada konveksi paksa maka dibutuhkan bilangan Reynold
konveksi paksa maka dibutuhkan bilangan Reynold
Konveksi paksa tanpa perubahan fase di dalam aliran laminer dapat terjadi
Konveksi paksa tanpa perubahan fase di dalam aliran laminer dapat terjadi pada 3 jenis, yaitu:pada 3 jenis, yaitu: 1.
1. Pada pelat rata atau datarPada pelat rata atau datar 2.
2. Pada tabungPada tabung 3.
3. Pada aliran berkembangPada aliran berkembang
..U U mmd d R Ree
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Syarif, aida dkk.2011
Syarif, aida dkk.2011. Perpindahan Panas. Perpindahan Panas. Palembang: POLSRI. Palembang: POLSRI http://id.wikipedia.o
http://id.wikipedia.org/wiki/Koefisienrg/wiki/Koefisien_pindah_pana_pindah_panass http://elektindo.com/link/aplikasi-konveksi-paksa http://elektindo.com/link/aplikasi-konveksi-paksa http://reposito
http://repository.usu.ac.id/bitstrry.usu.ac.id/bitstream/123456789eam/123456789/19614/4/Chapt/19614/4/Chapter%20II.pdf er%20II.pdf http://canbelaja
http://canbelajar.blogspot.com/201r.blogspot.com/2011/03/konveksi-ala1/03/konveksi-alamiah-vs-konveksi-paksa.hmiah-vs-konveksi-paksa.htmltml http://www.scribd.com/doc/50259128/7/Konveksi-Paksa
http://www.scribd.com/doc/50259128/7/Konveksi-Paksa http://id.answers.ya
http://id.answers.yahoo.com/questionhoo.com/question/index?qid=2009/index?qid=20090507010213AAFO0507010213AAFOK5GK5G http://www.4shared.com/
http://www.4shared.com/office/1orrTxi6office/1orrTxi6/perpindahan_p/perpindahan_panas_konveksi_paanas_konveksi_pak.htmlk.html http://tekim.undip
http://tekim.undip.ac.id/images/down.ac.id/images/download/PERPINDAHload/PERPINDAHAN_PANAS.pdf AN_PANAS.pdf http://www.google.co.id/u
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&rl?sa=t&rct=j&q=menghitung%q=menghitung%20panas%20konveksi20panas%20konveksi%20dan%20%%20dan%20%20film%220film%2 0koefisien%20p
0koefisien%20pada%20aliran%ada%20aliran%20fluida&source=web&20fluida&source=web&cd=3&ved=0CDkQFjAC&ucd=3&ved=0CDkQFjAC&url=http://radirl=http://radi ks.files.wordpress.com/2
ks.files.wordpress.com/2010/09/tugas-ot010/09/tugas-otk-ii-kelompok-6-perpink-ii-kelompok-6-perpindahan- dahan- panas.docx&ei=QxtjT4LzF
panas.docx&ei=QxtjT4LzFYyqrAel0v28Bw&usYyqrAel0v28Bw&usg=AFQjCNFeIRgfuC1NQi8og=AFQjCNFeIRgfuC1NQi8orL48YhgdrMvv5grL48YhgdrMvv5g http://www.scribd.com/doc/49015811/tgas-papp
http://www.scribd.com/doc/49015811/tgas-papp http://rezdy.blog
http://rezdy.blogsome.com/2008/12/some.com/2008/12/06/konveksi/ 06/konveksi/ http://fisikaxh3
http://fisikaxh3.blogspot.com/20.blogspot.com/2008/03/konveksi-kegiat08/03/konveksi-kegiatan-68-hal-138.htman-68-hal-138.htmll Mc.Cabe, W.L., Smith, J.C. dan Harriott, P.,
Mc.Cabe, W.L., Smith, J.C. dan Harriott, P., Unit Operations of Chemical EngineeringUnit Operations of Chemical Engineering, Jilid1, McGraw-, Jilid1, McGraw-Hill,