• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH. Hantaran Kalor Konduksi, Konveksi, Radiasi dan Pengaruh Kalor terhadap Benda. Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Termoregulasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH. Hantaran Kalor Konduksi, Konveksi, Radiasi dan Pengaruh Kalor terhadap Benda. Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Termoregulasi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Hantaran Kalor Konduksi, Konveksi, Radiasi dan Pengaruh Kalor terhadap Benda

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Termoregulasi Dosen Pengampu : Dr. Daru Wahyuningsih, S.Si., M.Pd

Disusun Oleh Nama : Nur’aini Yunita Salsabilla

NIM : K4520048 Kelas : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2021

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Hantaran Kalor Konduksi, Konveksi, Radiasi dan Pengaruh Kalor terhadap Benda tepat waktu. Makalah Hantaran Kalor Konduksi, Konveksi, Radiasi dan Pengaruh Kalor terhadap Benda disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Dr. Daru Wahyuningsih, S.Si., M.Pd. pada mata kuliah Termoregulasi di Universitas Sebelas Maret.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Daru Wahyuningsih, S.Si., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Termoregulasi. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 16 September 2021

Penulis

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan ... 1

BAB II ... 2

ISI ... 2

A. Pengertian Konduksi, Konveksi, dan Radiasi ... 2

B. Pengaruh Kalor terhadap Benda... 4

BAB III ... 7

PENUTUP ... 7

Kesimpulan ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 8

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kalor atau panas sangat memiliki andil dalam kehidupan manusia. Macam- macam perpindahan kalor atau panas ada tiga, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Ketiga jenis perpindahan panas tersebut memiliki penyebab, medium, dan proses yang berbeda-beda. Salah satu contoh pemanfaatan kalor yaitu sebagai penanganan limbah pada proses pembakaran.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu

1. Apa pengertian konduksi, konveksi, dan radiasi?

2. Apa contoh pengaruh kalor terhadap benda?

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini yaitu

1. Untuk mengetahui pengertian konduksi, konveksi, dan radiasi 2. Untuk mengetahui contoh pengaruh kalor terhadap benda

(5)

2 BAB II

ISI

A. Pengertian Konduksi, Konveksi, dan Radiasi

Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi pada medium padat. Perpindahan panas konduksi terjadi karena adanya perambatan panas dari benda satu yang temperaturnya lebih tinggi ke benda lainnya yang lebih rendah temperaturnya, karena kedua benda bersinggungan. Perpindahan panas ini tidak diikuti perpindahan massa.

Rumus laju perpindahan panasnya adalah:

Di mana:

q = jumlah energi yang dipindahkan (W) A = luas penampang (m2)

ΔT = beda temperatur dalam arah perpindahan panas (◦C) Δx = jarak dalam arah perpindahan panas (m)

k = konduktivitas termal bahan (W/m ◦C)

Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi pada medium gas dan cair dan disertai dengan perpindahan massa.

Adapun rumus laju perpindahan panasnya adalah:

Di mana:

ΔT = beda temperatur antara permukaan padat dengan fluida di sekelilingnya (◦C)

ΔT = Tm - Tw

Tm = Temperatur rata – rata fluida (◦C) Tw = Temperatur rata – rata dinding (◦C)

hc = koefisien perpindahan panas konveksi (J/m2 ◦C)

(6)

3

A = luas permukaan pemindah panas (m2)

Q = jumlah panas yang merambat persatuan waktu (W)

Koefisien perpindahan panas h tergantung dari dimensi dan kondisi aliran, pada perpindahan panas konveksi paksa, kondisi aliran laminer dan turbulen ditentukan oleh besarnya bilangan Reynold yang dituliskan dalam persamaan:

Di mana:

ρ = massa jenis (kg/m3) um = kecepatan aliran (m/s)

D = diameter dinding dalam dan luar (m) µ = viskositas dinamik (kg/m.s)

Kondisi aliran laminar bilangan Reynoldnya Re < 2300, aliran transisi bilangan Reynold nya 2300 < Re < 4000 dan aliran turbulen bilangan Reynold Re > 4000.

Perpindahan panas radiasi adalah proses di mana panas memancar dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila dua benda itu terpisah di dalam ruang hampa. Energi panas yang melalui ruang hampa tersebut dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bila energi radiasi menimpa suatu bahan, maka sebagian radiasi dipantulkan, sebagian diserap dan sebagian diteruskan. Laju penyerapan kalor yang dipancarkan secara radiasi dirumuskan:

Di mana:

∂ = konstanta Stefan-Boltzman = 5,669 x10-8 W/m2K4 A = luas permukaan benda (m2)

(7)

4 T = temperatur (◦C)

q = laju perpindahan panas (W)

B. Pengaruh Kalor terhadap Benda

Kalor memiliki banyak andil dalam kehidupan manusia. Penanganan limbah padat dengan proses pembakaran merupakan salah satu cara yang efektif sampai saat ini, instalasi incinerator masih menjadi perlatan pilihan yang dipergunakan untuk proses pembakaran. Berbagai kegiatan yang dilakukan di lembaga penelitian di bidang nuklir akan menghasilkan sampah radioaktif. Pengolahan sampah radioaktif yang berbentuk padat salah satunya dapat dilakukan melalui proses pembakaran dengan menggunakan suatu alat incinerator. Insinerasi merupakan proses pengolahan limbah padat dengan cara pembakaran untuk mereduksi sampah mudah terbakar (combustible) yang sudah tidak dapat didaur ulang lagi, membunuh bakteri, virus, dan kimia toksik. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Proses in- sinerasi berlangsung melalui 3 tahap, yaitu:

1) mengubah air dalam sampah menjadi uap air, hasilnya limbah menjadi kering yang akan siap terbakar,

2) proses pirolisis yaitu pembakaran tidak sempurna dimana temperatur belum terlalu tinggi,

3) proses pembakaran sempurna. Insinerasi dapat mengurangi berat sampah hingga 70 % - 80 %.

Pembakaran sampah merupakan suatu reaksi oksidasi yang membutuhkan sejumlah udara. Udara merupakan oxidizer alami dimana pada keadaan normal memiliki kandungan oksigen sebesar 21 %. Setelah bahan bakar berubah fase menjadi gas dan bersifat mudah terbakar, bahan bakar akan dengan mudah bercampur dengan udara sebagai oksidator, kemudian ketika reaksi campuran udara dan bahan bakar sudah cukup panas, nyala api akan terbentuk sebagai tanda terjadinya proses

(8)

5

pembakaran. Temperatur pembakaran yang optimum dan seragam sangat dibutuhkan pada proses ini. Efektivitas pembakaran sangat bergantung pada banyaknya oksigen yang bereaksi di dalam ruang bakar. Banyaknya oksigen sangat ditentukan oleh pola aliran udara yang mengalir dan proses perpindahan panas di dalam ruang bakar incinerator, proses ini biasa disebut proses termofluida. Proses termofluida ini sangat tergantung dari aliran dan perbedaan temperaturnya, yang dinyatakan dalam karakteristik termofluida.

Dari karakteristik termofluida tersebut dapat diketahui unjuk kerja ruang bakar incinerator. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat karakteristik termofluida yang terjadi di dalam ruang bakar incinerator. Karakteristik termofluida yang terjadi di dalam ruang bakar incinerator meliputi variabel-variabel antara lain: distribusi temperatur, sifat-sifat fisik fluida dan jenis aliran (aliran laminer atau turbulen).

Variabel-variabel tersebut akan mempengaruhi harga koefisien perpindahan panas konveksi yang akan menentukan besarnya distribusi panas. Konsep yang digunakan untuk mencari koefisien perpindahan panas konveksi adalah didasarkan kepada dua mekanisme perpindahan panas yaitu perpindahan panas secara konduksi dan perpindahan panas secara konveksi.

Proses perpindahan panas yang terjadi di dalam incinerator adalah perpindahan panas konveksi pada ruang dari tepi sampah dan dinding dalam, konduksi pada bata dinding dalam dan dinding luar, konveksi pada ruang antara dengan dinding dalam dan dinding luar.

(9)

6

Gambar 1. Panas yang mengalir sebagai fungsi dari jarak arah vertical (sumber: Veronica Indriati Sri Wardhani, 2015)

Gambar 2. Koefisien perpindahan panas sebagai fungsi dari jarak arah vertical (sumber: Veronica Indriati Sri Wardhani, 2015)

Dari hasil perhitungan Gambar 1, terlihat bahwa panas yang mengalir di ruang antara tepi sampah ke dinding bata dalam makin ke atas makin rendah, demikian pula pada ruang antara bata dinding dalam ke bata dinding luar. Hal ini disebabkan karena sampah banyak terbakar di bagian bawah, semakin ke atas sampah yang terbakar semakin berkurang. Perpindahan panas konveksi terjadi pada fluida (udara) pada proses pembakaran di dalam incinerator, jenis aliran fluidanya adalah aliran turbulen dengan bilangan Reynold (Re) = 2.26 x 105. Dari kurva Gambar 2 terlihat bahwa koefisien perpindahan panas konveksi di ruang bagian dalam lebih besar daripada koefisien perpindahan panas konveksi di ruang bagian luar, sehingga dapat dikatakan bahwa dinding bata dalam mampu mengambil panas lebih banyak dibandingkan dengan bata dinding luar, hal ini sesuai dengan harga koefisien konduksi bata dalam hasil perhitungan 1,239 J/s ◦C dan bata luarnya 1,567 J/s ◦C.

(10)

7 BAB III PENUTUP Kesimpulan

Macam-macam perpindahan kalor atau panas ada tiga, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Perpindahan panas konduksi terjadi karena adanya perambatan panas dari benda satu yang temperaturnya lebih tinggi ke benda lainnya yang lebih rendah temperaturnya, karena kedua benda bersinggungan. Sedangkan perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi pada medium gas dan cair dan disertai dengan perpindahan massa. Lalu, perpindahan panas radiasi adalah proses di mana panas memancar dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila dua benda itu terpisah di dalam ruang hampa. Kalor memiliki banyak andil dalam kehidupan manusia. Pengolahan sampah radioaktif yang berbentuk padat salah satunya dapat dilakukan melalui proses pembakaran dengan menggunakan suatu alat incinerator. Proses perpindahan panas yang terjadi di dalam ruang bakar incinerator adalah perpindahan panas konduksi dan konveksi.

(11)

8

DAFTAR PUSTAKA

Wardhani, V. I. (2015). PREDIKSI KARAKTERISTIK TERMOFLUIDA PROSES PERPINDAHAN PANAS DI DALAM RUANG BAKAR INCINERATOR. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology, 16 (1). 41-50.

Gambar

Gambar 1. Panas yang mengalir sebagai fungsi dari jarak arah vertical  (sumber: Veronica Indriati Sri Wardhani, 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Magister pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas

Nanofluida, mengandung cairan dasar dan banyak partikel nano dari konduktivitas termal yang tinggi, juga bermanfaat untuk meningkatkan perpindahan panas konveksi

Saat kita mencoba untuk menyeberang jalan tanpa menggunakan alas kaki (sendal atau sepatu) saat cuaca sangat panas dapat menyebabkan energi berpindah dari aspal

Aspek-aspek yang diamati terhadap aktivitas guru selama pembelajaran menggunakan lembar observasi pada siklus I meliputi: (1) menyajikan materi penjumlahan dan pengurangan

Contoh: seseorang yang kurang asertif mungkin akan lebih sering mengggunakan represi untuk meredam kemarahan dan agresivitanya ketika ia tidak berani menolak hal- hal yang

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang dalam upaya peningkatan pelayanan kepada publik, maka Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang harus dapat memanage

bahwa dalam rangka Pembinaan dan Pengisian Jabatan Fungsional di Iingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sesuai ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Dana Ekonomi Produktif (DEP) yang dilaksanakan dalam bentuk Dana Bergulir, Koperasi,