PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KKPI (KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN
INFORMASI) KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN PRESENTASI BERBASIS ICT DI SMKN 1 BASO
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Strata Satu (S1) Pada Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Oleh : SUNERTI NIM: 2511.077
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI TAHUN AJARAN 2014/2015
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tiada keberhasilan tanpa perjuangan Hari ini ujung pendakian telah kulalui
Hari ini telah kuraih secercah harapan untuk menuju masa depan
Sebuah harapan berakar keyakinan dari perpaduan hati yang memiliki keteguhan
Walaupun didera oleh cobaan dan membutuhkan perjuangan panjang Demi cita-cita yang tak mengenal kata usai
Setitik harapan itu telah kuraih
Namun sejuta harapan masih ingin kugapai Ini bukanlah akhir dari perjuanganku Tapi merupakan langkah awal Dari suatu perjuangan baru
Dengan mengucapkan syukur kepadamu, hari ini . . .
ku persembahkan karya mungil ini untuk belahan jiwaku Ayah dan Ibu tercinta yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan anak-anaknya, yang selalu memberikan harapan, kebahagian cinta dan kasih sayangnya. Makasih Ayah, Ibu atas semuanya . . .
mudah-mudahan karya mungil ini, menjadi kado awal terindah yang bisa ku berikan untuk Ayah dan Ibu.
Kepada adik-adik ku “Lasriani dan M.Hawari” Makasih buat segala dukungan do’a dan semua bantuannya selama ini semoda adik-adikku tercinta dapat menggapaikan keberhasilan
Buat My sweet heart “Debi Yandi”
Makasih atas kasih sayang, perhatian, dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Kepada “Pak Slamet” telah berjasa menolongku, Makasih atas semua bantuannya.
Makasih juga Kepada sahabatku “Fitriana, Riri Sakta Utami” Selalu menemani disaatku susah,
Buat sahabatku mahasiswa PTIK angkatan 2011: Esi Masyitah, Elfi, Ami, Esi Violeta, Ratna, Venny,, Irit, Lindra, Mirna, Eka, Ipit, Mifta (maaf kok ado yang ndak tasabuik)
THANK YOU VERY MUCH FRIENDS . . . (Hari-Hari samaso awak kuliah ndak talupoan) .
Buat dosen-dosen ku yang nggak bisa disebut satu persatu, terima kasih atas bimbingan dan ilmu, didikan dan pengalaman yang sangat berarti yang telah diberikan kepada kami
mahasiswa PTIK.
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan tujuan yang akan dikejar, untu sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebik bermakna, hidup tanpa mimpi
ibarat arus sungai mengalir tanpa tujuan.
Teruslah belajar, berusaha, dan berdo’a untuk menggapainya. Jatuh berdiri lagi.
Sampai Allah SWT berkata “waktunya pulang”.
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul :“PERSEPSI SISWA TERHADAP
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KKPI (KETERAMPILAN
KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI) KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN PRESENTASI BERBASIS ICT DI SMK NEGERI 1 BASO”. Disusun oleh Sunerti, NIM. 2511.077 Fakultas Tarbiyah Jurusan Teknik Informatika dan Komputer.
Penelitian ini adalah suatu penelitian yang mengungkapkan tentang bagaimana persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran KKPI kelas X dengan menggunakan presentasi berbasis ICT di SMKN 1 Baso. Media ICT merupakan sumber belajar yang mengandung materi intruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Latar belakang penelitian ini adalah berdasarkan ovservasi yang dilakukan di SMKN 1 Baso terlihat bahwa pada mata pelajaran KKPI masih menggunakan media pembelajaran seperti buku. Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT sudah diterapkan seperti penggunaan media pembelajaran berbentuk word, media power point, akan tetapi penggunaan media ICT tersebut masih kurang maksimal. Untuk memaksimalkan proses pembelajaran digunakanlah media pembelajaran berbasis ICT yang lebih menarik, bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa kelas X terhadap media pembelajaran ICT yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar KKPI di SMKN 1 Baso.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian field research
(penelitian lapangan) bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dilokasi, ruangan atau ditengah masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan data yang terdapat dilapangan. Penelitian yang di lakukan di SMKN 1 Baso dengan jumlah populasi sebanyak 120 orang siswa seluruh kelas X semua Jurusan. Sampel diambil secara acak dengan jumlah 27 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket sebanyak 35 butir yang telah di ujicoba terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument angket tersebut. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif untuk mencari persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran KKPI kelas X dengan menggunakan presentasi berbasis ICT di SMKN 1 Baso diyatakan dengan hasil sangat baik rata-rata sebesar 3,33 dengan persentase 83,56%. Artinya guru perlu menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dalam mengajar agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar serta siswa lebih bersemangat lagi untuk belajar.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN KKPI (KETERAMPILAN KOMPUTER DAN
PENGELOLAAN INFORMASI) KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN PRESENTASI BERBASIS ICT DI SMK NEGERI 1 BASO”. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang membawa manusia dari alam jahiliyah dan kebodohan menuju alam islamiah dan ilmiah seperti sekarang.
Penulis menyadari bahwa dari awal sampai akhir penulisan skripsi tidak sedikit kendala dan kesulitan yang dihadapi, namun berkat petunjuk, bimbingan dan arahan serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya semua teratasi. Oleh karena itu, dengan hati yang ikhlas penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada ayahanda Amrizal dan ibunda Darma, yang telah memberikan do‟a, nasehat, dorongan, motivasi, dan dukungan untuk penulis demi mewujudkan apa yang cita-citakan, Serta adinda (Lasriani dan M. Hawari) yang telah memberikan dukungan dan motivasi baik moril maupun material kepada penulis, dan juga penulis sampaikan kepada Debi Yandi yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan pendidikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor IAIN Bukittinggi beserta Bapak/Ibu Wakil Rektor IAIN Bukittinggi.
2. Bapak Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc, M.Ag selaku Dekan IAIN Bukittinggi beserta Bapak Wakil Dekan IAIN Bukittinggi.
3. Ibu Liza Efryianti, S.Si, M.Kom selaku ketua Jurusa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer.
4. Bapak Dr. Wedra Aprison, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Riri Okra, M.Kom selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Hari Antoni Musril, M.Kom selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di IAIN Bukittinggi
6. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan/i IAIN Bukittinggi yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan di IAIN Bukittinggi.
7. Pimpinan serta karyawan/i perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan studi kepustakaan.
8. Bapak kepala sekolah SMKN 1 Baso beserta guru-guru yang telah memberikan izin kepada penulis melakukan penelitian, serta kepada siswa SMKN 1 Baso telah bersedia membantu penulis selama penelitian.
9. Sahabat penulis Riri Sakta Utami telah ikut membantu penulis dengan segenap perhatian, motivasi serta sumbangan pemikiran bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Kawan-kawan seperjuangan BP. 2011 Jurusan Pendidikan Teknik Infornatika dan Komputer (PTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang telah ikut memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terhadap semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis berdo‟a Kepada Allah SWT, semoga semua jasa dan kebaikan yang ada dibalas dengan pahala.
Bukittinggi, Agustus 2015 Penulis,
S U N E R T I NIM : 2511.077
DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6 C. Batasan Masalah ... 7 D. Rumusan Masalah ... 7 E. Tujuan Penelitian ... 7 F. Manfaat Penelitian ... 8 G. Penjelasan Judul ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi ... 11
1. Pengertian Persepsi ... 11
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 14
3. Aspek-aspek Persepsi ... 20
4. Pembentukan Persepsi ... 21
B. Pelaksanaan Pembelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) Dengan
Menggunakan Presentasi Berbasis ICT ... 23
1. Pelaksanaan Pembelajaran ... 23
2. Mata Pembelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) ... 30
3. Presentasi Berbasis ICT (Information and Communication Technology) ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 41
C. Populasi dan Sampel... 41
D. Jenis dan Sumber Data ... 43
E. Instrumen Penelitian ... 43
F. Teknik Analisis Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Monografi SMKN 1 Baso ... 48
B. Deskripsi Hasil penelitian ... 51
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 75
DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN- LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL Tabel 1 Jumlah populasi kelas X SMKN 1 Baso Table 2 Sampel penelitian pada siswa SMKN 1 Baso
Tabel 3. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran KKPI dengan menggunakan presentasi berbasis ICT dilihat dari tahapan pembelajaran kegiatan pendahuluan
Tabel 4. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran KKPI dengan menggunakan presentasi berbasis ICT dilihat dari tahapan pembelajaran kegiatan inti
Tabel 5. Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran KKPI (Keterampilan Komputer Dan Pengelolaan Informasi) Dengan Menggunakan Presentasi Berbasisi ICT Dilihat dari Tahapan Pembelajaran Kegiatan Penutup
Tabel 6. Rekapitulasi Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) Kelas X dengan menggunakan Presentasi berbasisi ICT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan disebut juga dengan pedagogie. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau pedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar menjadi dewasa.1
Tujuan pendidikan terutama sekali memberikan bimbingan agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berlangsung secara wajar dan optimal, sehingga manusia menjadi makhluk yang berhasil dan berdaya guna. Pendidikan juga berusaha menjadikan manusia yang mempunyai harkat dan martabat yang tinggi serta mulia, Sesuai dengan Firman Allah SWT dalam surat Al- Mujaadilah ayat 11:
                                           Artinya :
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah maka niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah Kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
1
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Almujaadilah. ayat 11).
Ayat diatas dipahami bahwa Allah SWT menjanjikan beberapa derajat bagi orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan beriman. Kemajuan Informasi, komunikasi, dan teknologi, pada era globalisasi telah menyebabkan fenomena perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Pada abad ekonomi berbasis pengetahuan ini, kemampuan intelektual, sosial, pengetahuan dan kecakapan hidup, serta kredibilitas suatu bangsa merupakan modal utama bagi kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa, karena kemampuan bersaing dan beradaptasi serta penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi makin penting untuk bertahan pada pasar bebas di abad pengetahuan ini. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dengan menempuh pendidikan, sehingga tidak ada yang terabaikan dalam memperoleh pengetahuan dan kecakapan hidup.
Dalam Pasal 1 Bab 1 UU No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritural keagamaan, pengendalian diri dan kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara.2
Saat ini, dunia pendidikan sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dapat kita lihat perubahannya yang semakin pesat. Sehingga keadaan tersebut memacu dunia pendidikan untuk lebih peka terhadap perubahan yang
2
UU RI No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 3
terjadi agar tidak ketinggalan informasi yang mencakup ruang lingkup pendidikan tersebut, khususnya sekolah sebagai tempat untuk menuntut ilmu.
Pemanfaatan teknologi memerlukan suatu keahlian atau keterampilan yang khusus untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkompeten. Mencapai keunggulan dibutuhkan pengorbanan yaitu menyiapkan SDM yang handal. Menyiapkan SDM yang handal untuk memenangkan persaingan dan bekerjasama secara global adalah visi yang harus dilaksanakan oleh dunia pendidikan di Indonesia, salah satunya sumber daya manusia berupa tenaga kerja menengah, yang dalam hal ini dihasilkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Misi didirikannya SMK yaitu meyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industry pada saat ini maupun akan datang.
Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 18 ayat 3 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan ditujukan untuk mempersiapkan peserta didik terjun dalam dunia kerja. SMK merupakan program pendidikan kejuruan pada tingkat menengah di Indonesia, yang dalam penyelenggaraannya dimaksudkan untuk mempersiapkan lulusannya (peserta didik) guna memasuki dunia kerja sesuai bidang keahlian yang dimiliki yaitu bidang tertentu yang dipelajari ketika proses pendidikan dan pelatihan dilaksanakan di SMK atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk menjadi seorang lulusan dari SMK tersebut, maka diperlukan adanya pendidikan dengan sistem pembelajaran yang terancang dengan tepat sesuai dengan perkembangan jaman dan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Mempersiapkan siswa SMK untuk menempuh dunia kerja, sekolah memberikan mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi yang biasa disebut dengan KKPI. Mata pelajaran KKPI merupakan
mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa SMK khususnya kelas X. Bertujuan untuk menciptakan lulusan yang terampil, menguasai teknologi dan siap pakai di dunia kerja.
Mata pelajaran KKPI disini bukan hanya mata pelajaran teori saja tetapi juga dipraktekkan secara langsung dengan menerapkan teknologi komputer di laboratorium komputer tentunya. Prestasi belajar KKPI yang baik tentunya didukung oleh komponen-komponen yang baik pula, sarana yang mendukung, motivasi belajar siswa, proses belajar yang kondusif semuanya harus saling melengkapi satu dengan yang lain.3
Terutama dalam hal pembelajaran praktek, faktor sarana harus lebih diutamakan. Salah satu yang termasuk dalam sarana pembelajaran adalah laboratorium. Laboratorium komputer yang saat ini diinginkan bagi peserta didik maupun pendidik adalah laboratorium yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran sebagai tempat praktikum bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan di bidang komputer.
Dengan kata lain untuk meningkatkan sumber daya professional khususnya tentang pengetahuan dan keterampilan menggunakan atau pengaplikasikan komputer yang semakin berkembang. Dalam proses pembelajaran KKPI baik teori maupun praktik dibutuhkan juga fasilitas lainnya yang mendukung di dalam laboratorium komputer, tersedianya LCD untuk mendukung proses belajar mengajar.
3 Anjrah Mintana dan Adi Wijaya, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) Untuk SMK dan MAK Kelas X. (Jakarta: Erlangga, 2008)
Jadi untuk meningkatkan hasil belajar KKPI di SMKN 1 Baso hendaknya lebih menggunakan media yang sempurna untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk meningkatkan minat siswa digunakanlah media pembelajaran berbasis ICT (Information Cominication and Technology),
bertujuan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan guru.
Media ICT adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar yang berbentuk ICT (Information Cominication and Technology). Atau secara singkatnya adalah suatu bentuk komponen belajar yang berbentuk teknologi informasi dan komunikasi.4 Macam-macam media berbasis ICT beragam macamnya, contohnya berbentuk media pembelajaran berbasisis multimedia, power point, e-learning, video serta media lainnya yang menggunakan komputer dalam prentasinya.
Berdasarkan hasil observasi sebelumnya di SMKN 1 Baso, terlihat bahwa pada mata pelajaran KKPI masih menggunakan media pembelajaran seperti buku. Penggunaan media berbasis ICT sudah diterapkan seperti penggunaan media pembelajaran berbentuk word, media power point, akan tetapi penggunaan media ICT tersebut masih kurang maksimal. Kurangnya minat siswa dalam belajar diakibatkan keterbatasan dalam pembuatan media pembelajaran. Untuk memaksimalkan proses pembelajaran digunakanlah media pembelajaran berbasis ICT yang lebih menarik, yang bertujuan untuk
4http://stitattaqwa.blogspot.com/2014/02/pengembangan-media-pembelajaran.html,
meningkatkan hasil belajar siswa, karena dalam pembelajaran KKPI ini tidak hanya belajar teori saja tetapi juga terdapat materi praktek.
Oleh karena itu perlu diterapkan media pembelajaran ICT untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan semangat siswa untuk belajar serta siswa juga bisa secara langsung memahami pembelajaran. Diterapkannya media pembelajaran berbasisi ICT tesebut akan mendukung dan membantu terciptanya proses belajar-mengajar yang baik serta membantu agar tercapainya tujuan pembelajaran KKPI.
Maka berdasarkan latar belakang diatas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian lebih lanjut serta menuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: “PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KKPI (KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI) KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN PRESENTASI BERBASIS ICT DI SMKN 1 BASO”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang mendasari persepsi siswa terhadap media yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar, antara lain sebagai berikut :
1. Media pembelajaran yang umumnya digunakan kurang efektif untuk mendorong minat dan perhatian siswa untuk belajar.
2. Guru tidak bisa mengkreasikan proses pembelajaran karena keterbatasan dalam pembuatan media pembelajaran yang menarik untuk menarik minat siswa.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah ini, penulis membatasi persoalan tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) dengan menggunakan presentasi berbasis ICT di SMKN 1 Baso. Adapun yang menjadi batasan masalah yaitu persepsi siswa terhadap media pembelajaran ICT yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) kelas X dengan menggunakan presentasi berbasis ICT (information cominication and technology) di SMKN 1 Baso” ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun maksud dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui persepsi siswa kelas X terhadap media pembelajaran ICT yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) di SMKN 1 Baso.
F. Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil dari penelitian ini memberi manfaat untuk: 1. Untuk melengkapi salah satu syarat guna mencapai gelar keserjanaan pada
Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
2. Sebagai bahan informasi bagi sekolah tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran KKPI untuk Kelas X semester II di SMK Negeri 1 Baso.
3. Sebagai media bagi guru untuk menyampaikan materi pembelajaran, dan juga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran mandiri bagi masing-masing siswa.
4. Dapat mempermudah siswa dalam belajar.
5. Sebagai stimulus bagi siswa untuk bersemangat dalam belajar jika dibandingkan dengan belajar biasa yang dilakukan disekolah.
G. Penjelasan Judul
Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami judul ini, maka penulis untuk menjelaskan pengertian dari beberapa kata penting yang terdapat dalam judul skripsi ini, yaitu :
Persepsi : Persepsi merupakan salah satu fungsi kejiwaan yang dapat diperoleh individu setelah proses pengamatan selesai. Sebab, dalam proses pengamatan terdapat gambaran pengamatan dalam jiwa individu.5
Media Pembelajaran : Secara umum media diartikan sebagai alat bantu apa saja yang dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.6 Sedangkan secara khusus, media diartikan sebagai alat-alat
5 Baharuddin, Psikologi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h.104 6
grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.7
KKPI : Satu mata pelajaran adaptif yang diberikan kepada semua bidang keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan. Tujuan pembelajaran KKPI adalah agar peserta didik memiliki kemampuan menggunakan teknologi komputer dalam kehidupan sehari-hari dan mengaplikasikan komputer sesuai dengan standar kompetensi kerja.8
ICT : Komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar yang berbentuk information cominication and technology (ICT). Atau secara singkatnya adalah suatu bentuk komponen belajar yang berbebtuk teknologi informasi dan komunikasi.9
Dari penjelasan judul diatas penulis simpulkan bagaimana pandangan siswa kelas X SMK Negeri 1 Baso terhadap media pembelajaran KKPI (Keterampilan computer dan Pengelolaan Informasi) .
7
Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. ke-1 Ed. 2 h. 6
8
http://3akelompok8.blogspot.com/2012/12/jurnal-pendidikan-teknologi-informasi.html, Diakses 12 April 2015 9
http://stitattaqwa.blogspot.com/2014/02/pengembangan-media-pembelajaran.html, Diakses 12 April 2015
BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi
1. Pengertian persepsi
Persepsi merupakan salah satu fungsi kejiwaan yang dapat diperoleh individu setelah proses pengamatan selesai. Sebab, dalam proses pengamatan terdapat gambaran pengamatan dalam jiwa individu. Sementara gambaran tersebut tidak langsung hilang setelah pengamatan selesai. Menurut Agus Sujanto persepsi dapat didefenisikan sebagai gambaran pengamatan yang tinggal di kesadaran kita sesudah mengamati. Persepsi sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok dapat diartikan sebagai kesan-kesan imajinatif individu sebagai akibat pengamatan, dimana objek-objek diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan. 10
Jadi, dalam arti sempit persepsi adalah penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Dapat juga diartikan bahwa persepsi itu adalah proses menerima, menyeleksi, mengorganisasi, mengertikan, menguji dan memberikan reaksi kepada ransangan pasca indera atau data.
Banyak para ahli mengemukakan pengertian persepsi, seperti Jalaluddin Rahmat dalam bukunya mengungkapkan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan
10
mengumpulkan informasi dan menafsikan pesan.11 Jadi dalam persepsi itu ada suatu proses dalam memberikan makna terhadap rangsangan-rangsangan yang timbul atau terhadap pesan, sehingga dengan demikian manusia memperoleh pengetahuan yang baru, dengan pengertian persepsi data merobah rangsangan seperti peristiwa, hal, kejadian-kejadian yang ditangkap oleh pasca indera menjadi informasi yang mempunyai makna.
Menurut ahli lain Wasty Soemanto, persepsi adalah bayangan yang menjadi kesan dari pengamatan. Kesan itu menjadi isi kesadaran dari pengamatan yang dimiliki dan dapat dikembangkan pada waktu yang akan datang.12 Selanjutnya Slameto dalam bukunya belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya juga mengemukakan bahwa persepsi adalah proses menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan dengan alat inderanya, yaitu pendengaran, penglihatan, peraba, perasa dan penciuman.13
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam persepsi, yaitu:
a. Makin baik satu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui, maka makin baik objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat.
11 Jalaluddi Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2000). Cet. ke-15, h. 51
12 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bina aksara, 1987), h. 23
13 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.Rineka
b. Menghindari salah pengertian terhadap suatu objek agar tidak terjadi komunikasi yang tidak lancar.
c. Menghindari komunikasi yang keliru dengan memahami keaadaan objek, peristiwa, hal, dan peristiwa-peristiwa tersebut.14
Dalam ilmu komunikasi, persepsi dapat diartikan sebagai ilmu komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti identik dengan penyajian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini tanpak jelas pada pengertian persepsi cara organisme memberi makna dan dapat juga dikatakan bahwa persepsi adalah proses penafsiran informasi indrawi.15
Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak akan mungkin berkomunikasi dengan efektif persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama, yaitu :
1. Seleksi
Adalah proses penyaringan oleh panca indera terhadap rangsangan dari luar. Intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi
Adalah proses pengorganisasian informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman, masa lalu, sistem nilai yang dibuat, motivasi, kepribadian dan kecerdasan. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.
14 Slameto, Belajar..., h. 102 15
3. Pembulatan
Pembulatan yaitu penarikan kesimpulan dan tanggapan terhadap informasi yang diterima. Persepsi yang diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi yaitu bertindak sehubungan dengan apa yang telah di serap yang terdiri dari reaksi tersembunyi sebagai pendapat atau sikap dan reaksi terbuka sebagai tindakan yang nyata sehubungan dengan tindakan yang tersembunyi (pembentukan kesan).16
Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan sebagai stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera. Namun proses ini tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus itu diteruskan dalam proses selanjutnya dalam bentuk persepsi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa persepsi adalah ungkapan sinonim dari taggapan, perhatian, pengertian, pengamatan, dan pandangan yang dimiliki seseorang tentang objek atau sebagai hasil dari reaksi. Persepsi yang dimiliki seseorang bukan muncul dengan sendirinya, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagaimana diketahui bahwa persepsi itu merupakan proses pemberian makna terhadap stimulus yang diterima.
16
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi a. Faktor Fungsional
Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati). Pelayanan dan pengalaman masa lalu seseorang individu pada dasarnya persepsi tidak ditentukan oleh jenis atau bentuk stimulus, tetapi tergantung kepada karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimulus itu.17 Faktor itu dipengaruhi oleh kebutuhan kesiapan mental, suasana emosional dan latar belakang budaya.
Ketika persepsi dipengaruhi oleh kebutuhan manusia akan memaknai stimulus sesuai dengan kebutuhannya, begitu juga dengan kesiapan mental seseorang ketika menerima stimulus, maka kecederungan seseorang untuk mengungkapkan suasana emosional baik itu suasana bahagia, suasana kritis, ataupun suasana gelisah yang sesuai dengan yang dialaminya. Pengalaman dan kesiapan mental yang berubah menjadi harapan akan sangat menentukan pesan mana yang akan ditulis untuk diterima, selanjutnya bagaiman pesan dipilih itu akan ditatat dan diinterpretasikan.
b. Faktor Struktural
Faktor ini barasal dari sifat stimuli fisik, dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu. Artinya, bila mempersepsi sesuatu yang kita persepsikan sebagai suatu keseluruhan, dengan kata lain untuk memahami suatu peristiwa kita tidak dapat meneliti
17
fakta yang terpisah, misalnya seseorang mempersepsikan dari keseluruhan konteks atau sudut pandang terhadap suatu objek tertentu. Karena untuk mempertajam kecermatan persepsi dipengaruhi oleh pengalaman, motivasi dan kepribadian.
c. Faktor Situasional
Faktor ini dapat dilihat dari beberapa petunjuk yang dimunculkan oleh stimulus (manusia) yaitu :
1) Deskripsi verbal, yaitu menggambarkan suatu pesan dalam rangkaian kata sifat menentukan persepsi orang. Misalnya cerdas, lincah, kritis, keras kepala dan dengki.
2) Petunjuk progsemik, yaitu jarak dalam menyampaikan pesan yang dibuat seseorang individu dalam hubungannya dengan orang lain yang menunjukkan tingkat keakraban serta baik buruknya persepsi. 3) Petunjuk kinestik, yaitu persepsi yang didasarkan pada gerakan yang
tampak pada seorang individu.
4) Petuunjuk wajah, wajah adalah cerminan jiwa yang bisa menampilkan bagaimana perasaan pada orang lain, bahkan dapat menimbulkan persepsi terhadap orang lain.
5) Petunjuk para linguistic, yaitu bahasa yang diungkapkan dalam memberikan pesan atau bagaimana orang mengucapkan kata-kata yang dimulai dari cara berbicara dan tekanan suara sehingga dapat memberikan gambaran tentang kepribadian dan keadaan emosional seseorang.
6) Petunjuk arti faktual, yaitu meliputi segala bentuk penampilan seseorang (appearance) sejak potongan tubuhnya, kosmetik yang dipakai, baju, tas, pangkat, dan atribut-atribut lainnya.18
d. Faktor personal
Faktor personal adalah faktor individu yang mempengaruhi persepsi bukan terjadi pada proses persepsi itu sendiri yang terjadi dari pengalaman, motivasi dan kepribadian.19 Pengalaman akan membantu seseorang dalam meningkatkan kemampuan persepsi, faktor yang akan mempengaruhi stimulus yang akan diproses adalah motivasi, orang yang bermasalah cenderung ingin diselesaikan orang dengan kebutuhan hubungan. Interpersonal yang sangat tinggi lebih memprhatikan tingkah laku terhadap dirinya dari pada orang yang kebutuhan interpersonalnya rendah.
Pengalaman terjadi melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi oleh seseorang, pengalaman itu didapat bukan diperoleh melalui belajar formal, akan tetapi juga melalui kepekaan seeorang untuk menterjemahkan dan mengungkapkan peristiwa yang dialaminya. Sebab satu individu dengan individu lainnya akan berbeda kepribadian.
Dalam uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ini dapat dikelompokkan yaitu : faktor perhatian, funsional seperti mental, suasana emosional, pengalaman, motivasi, kepribadian dan latar belakang budaya serta faktor struktural
18 Jalaluddin Rahmat, Psikologi…, Cet. ke-15, h. 82 19
yang dapat diperoleh berdasarkan kedekatan atau persamaan dan situasi dalam persepsi atau objek.
Selanjutnya yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain:
a. Perhatian
Perhatian disisni adalah suatu proses saat stimulus menonjol dalam kesadaran seseorang pada saan stimulus yang lain melemah. Dalam hal ini suatu individu menangkap suatu rangsangan, individu tersebut tidak dapat menangkap seluruhnya. Karena individu hanya dapat menfokuskan pada suatu objek. Menurut Jalaluddin bahwa “Individu tidak dapat menangkap seluruh rangsangan yang ada disekitar sekaligus, tapi menfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus antara satu orang dengan orang lain ini menyebabkan timbulnya persepsi.20
Perhatian mempunyai fungsi memiliki dan mengarahkan rangsangan-rangsangan yang sampai kepada kita, sehingga tidak kita terima secara kacau. Perhatian ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibagi dua yaitu, faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar adalah faktor-faktor yang terdapat pada objek yang diamati itu sendiri yaitu indensitas dan ukuran, kontras, pengolongan, dan gerakan. Sedangkan fakto dalam adlah factor-faktor yang berasal
20
dari dalam diri individu sipengamat yaitu motif, kesediaan, dan harapan.21
Adapun prinsip-prinsip dalam perhatian ini agar perhatian tetap tertuju pada:
1) Perhatian seseorang diarahkan pada hal-hal yang baru, hal-hal yang berlawanan dengan pengalaman yang baru saja diperoleh atau pengalam yang didapat selama hidupnya.
2) Perhatian seseorang tertuju dan tetap beradadan diarahkan pada hal-hal yang dianggap rumit.
3) Orang yang mengarahkan perhatiannya pada orang yang dikehendakinnya.22
b. Ciri-ciri rangsangan
Ciri-ciri rangsangan dapat mempengaruhi persepsi yaitu rangsangan yang bergerak diantara rangsangan yang diam akan tetapi lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsangan yang lebih besar di antar yang kecil, yang kontras dengan latar belakang dan identitas rangsangan paling kuat.
c. Nilai dan kebutuhan
Nilai dan kebutuhan individu mempengaruh persepsi seseorang maksudnya adalah “nilai suatu objek tergantung pada kelompok sosial seseorang menilai. Misalnya dua kelompok anak disuruh untuk mengukur bermacam-macam uang recehan, kelompok
21 Alek sobur, Psikologi ..., h. 449 22
anak-anak miskin cenderung emberikan ukuran yang lebih besar dari pada kelompok anak-anak kaya. Sedangkan kebutuhan biologis seseorang akan mempengaruhi persepsi”. Misalnya klien yang sedang mengalami suatu persoalan akan menganggap bahwa suatu oroses konseling merupakan suatu cara yang cepat untuk dapat enyelesaikannya. Sedangkan siswa yang tidak mengalami masalah bahwa proses hanya untuk siswa yang mengalami kesulitan saja. d. Pengalaman dahulu
Pengalan dahulu dapat dipengaruhi persepsi yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dan kebudayaan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan peranan seseorang dalam masyarakat. “Pengalam juga mempengaruhi kecermatan persepsi seseorang pengalaman tidak selalu dalam proses belajara formal tetapi pengalaman bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dialami. Misalnya siswa yang pernah engikuti konseling akan memudahkan baginya untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya jika dibandingkan dengan siswa yang belum pernah mengikuti konseling.23
Dari kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang dapat dilihat dari kebutuhan klien atau siswa terhadap permasalan yang dialaminya. Jika klien ingin memecahkan persoalan yang dihadapinya maka klien
23
atau siswa akan memperoleh suatu pemahaman dan pengetahuan baru, kepuasan emosionalnya serta akan merencanakan dan dilaksanakan hal-hal yang akan dilakukan sebaliknya jika seseorang konselor tidak mampu memecahkan suatu persoalan maka klien atau siswa tidak akan memperoleh pengetahuan akan tetapi ia tidak merasa puas,
Selanjutnya faktor pengalaman yaitu siswa dank lien yang sudah mengikuti konseling perorangan, apabila ia mengalami suatu permasalahan dan permasalahan itu tidak mampu dipecahkan sepenunya bahwa ia berpersepsi bahwa konselor itu tidak mampu menyelesaikan masalah yang telah disampaikan.
3. Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, menurut Baron dan Byrne, juga Myers (dalam Gerungan, 1996) menyatakan bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu:
a. Komponen kognitif (komponen perseptual)
Komponen kognitif yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.
b. Komponen afektif (komponen emosional),
Komponen afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.
c. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), Komponen konatif yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.24
4. Pembentukan Persepsi
Proses pembentukan persepsi dijelaskan pemaknaan hasil pengamatan diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapatkan stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan
“interpretation”, begitu juga berinteraksi dengan “Closure”. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang mempengaruhi informasi, aka akan berlansung proses penyelepsian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses “Closur” terjadi ketika hasil seleksi disebut akan tersusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlansung ketik yang bersangkutan memberi tafsitran atau
24
makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh pada fase interpretasi ini, pengalaman masa silam atau dahulumemegang peranan yang penting. 5. Prinsip-prinsip persepsi
Kita dapat emahami bahwa persepsi itu sangat bergantung kepada stimulus yang didapat dan proses penangkapan dari panca indera. Atau dengan kata lain persepsi itu bersifat relatif bagi setiap orang. Slameto menformulasikan hal ini menjadi prinsip-prinsip persepsi diantaranya: a. Persepsi itu relatif bukannya absolut
Manusia bukanlah instrument ilmiah yang mampu menyerap secara persis seperti keadaan sebenarnya.
b. Persepsi itu selektif
Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada disekelilingnya pada saat-saat tertentu. Ini berarti bahwa rangsangan yang diterima tergantung dari apa yang pernah ia pelajari, yang pada suatu saat menarik perhatiannya dan kearah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan. Ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan seseorang untuk menerima rangsangan.
c. Persepsi itu mempunyai tatanan
Orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan. Ia akan menerinya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok. Jika rangsangan tidak lengkap, ia akan melengkapinya sendiri sehingga hubungan itu menjadi jelas.
d. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan persiapan
Harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaiman pesan yang dipilih itu akan ditata dan demikian pula bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasi.
B. Pelaksanaan Pembelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) Dengan Menggunakan Presentasi Berbasis ICT
1. Pelaksanaan Pembelajaran a) Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide atau film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, dan komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, dan ujian.25
Menurut Moh. Uzer Usman, pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan. Menurut Usman E. Mulyana, pembelajaran adalah
25 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999). Cet.
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.26
Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan peserta didik yang berisi berbagai kegiatan yang bertujuan agar terjadi proses belajar (perubahan tingkah laku) pada diri peserta didik. Kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran pada dasarnya sangat kompleks. Tetapi pada intinya meliputi kegiatan penyampaian pesan (pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan) kepada peserta didik, penciptaan lingkungan yang kondusif dan edukatif bagi proses belajar peserta didik, dan pemberdayaan potensi peserta didik melalui interaksi perilaku pendidik dan peserta didik, dimana semua perbuatan itu dilaksanakan secara bertahap.
b) Komponen komponen sistem pembelajaran
Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. 27 Komponen-komponen pembelajaran tersebut antara lain :
1) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai
26
http://lib.unnes.ac.id/17137/1/1102408032.pdf Diunduh pada hari selasa, 9 juni 2015 pada pukul 01.24 WIB
27 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011). Ed. 1. Cet.
akibat dari perbuatanbelajar yang telah dilakukan. Tujuan yang jelas akan memberi petunjukyang jelas terhadap pemilihan materi/bahan ajar, strategi, media, danevaluasi. Pencapaian tujuan ini merupakan indikator kualitas pencapaiantujuan dan hasil perbuatan belajar siswa.
2) Materi pembelajaran
Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka membangun proses belajar,antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Materi merupakan komponen terpenting kedua dalam pembelajaran yang menentukan tercapainya suatu tujuan dalam pembelajaran.
3) Metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara dalam menyajikan (menguraikan materi, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak setiap metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu sebagai seorang guru haruslah mampu memilih metode yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ada berbagai metode pembelajaran, yaitu metode diskusi, metode ceramah, metode demonstrasi, metode studi mandiri, metode simulasi, metode latihan dengan teman, metode studi kasus, metode proyek, metode praktikum. Dalam kegiatan
pembelajaran guru dapat menggunakan lebih dari satu metode, agar bervariasi metode dalam pembelajaran.
4) Media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran adalah perangkat lunak (software) atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar.
5) Evaluasi pembelajaran
Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Hasil dari kegiatan evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik (feedback) untuk melaksanakan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang digunakan, pemilihan media, pendekatan pengajaran, dan metode dalam pembelajaran.
c) Pelaksanaan pembelajaran menurut Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru: menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
i. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik atau tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber, menggunakan
beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain, memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. ii. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
i) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
ii) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
iii) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. iv) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif.
v) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
vi) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
vii) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
viii) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.
ix) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
iii. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
i) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
ii) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
iii) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
iv) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
v) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar. vi) Membantu menyelesaikan masalah.
vii) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi.
viii) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.
ix) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran, melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
2. Mata pelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi)
a. Pengertian Pembelajaran KKPI
Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) merupakan salah satu mata pelajaran kelompok adaptif. Sedangkan pada SMA dan
SMP dikenal dengan nama mata pelajaran Teknlogi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat, dipicu oleh temuan dalam bidang rekayasa material mikroelektronika. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia banyak bergantung pada teknologi informasi dan komunikasi. Mata pelajaran KKPI dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa mampu mengantisipasi pesatnya perkembangan tersebut.
Mata pelajaran KKPI perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai siswa sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global. Untuk menghadapinya diperlukan kemampuan dan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat.
Mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) membekali peserta didik untuk beradaptasi dengan dunia kerja dan perkembangan dunia, juga pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Mata pelajaran KKPI diajarkan untuk mendukung pembentukan kompetensi program keahlian serta memudahkan peserta
didik mendapatkan pekerjaan yang berskala nasional maupun internasional.28
Manusia secara berkelanjutan memerlukan pemahaman dan pengalaman agar bisa memanfaatkan keterampilan menggunakan computer dan mengelola informasi secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi maupun masyarakat. Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan keterampilan menggunakan komputer dan mengelola informasi akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai jenis keterampilan komputer secara efektif. Selain itu, siswa dapat memahami dampak negatif, keterbatasan serta memanfaatkan keterampilan dalam menggunakan komputer dan dalam mengelola informasi untuk mendukung proses pembelajaran dan dalam kehidupan.29
Pada hakekatnya, kurikulum mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) menyiapkan peserta didik agar dapat terlibat pada perubahan yang pesat dalam dunia kerja maupun kegiatan lainnya yang mengalami penambahan dan perubahan dalam variasi penggunaan teknologi. Peserta didik menggunakan perangkat komputer untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis dan saling bertukar informasi secara kreatif namun bertanggungjawab.
28 KKPI SMK, Tujuan Pembelajaran KKPI di SMK,
(http://kkpismk.blogspot.com/2012/II/tujuan-pembelajaran-kkpi-di smk.html), Diakses 12
April 2015
29 http://lib.unnes.ac.id/17137/1/1102408032.pdf Diunduh pada hari selasa, 9 juni
Peserta didik belajar bagaimana cara menggunakan komputer dan mengelola berbagai informasi yang didapat agar dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan masyarakat, komunitas dan budaya.
b. Tujuan Pembelajaran KKPI
Mata pelajaran KKPI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Menggunakan teknologi komputer dalam kehidupan sehari-hari. 2) Mengaplikasikan komputer sesuai dengan standar kompetensi
kerja
3. Presentasi Berbasis ICT (Information and Communication Technology)
a. Pengertian Media Pembelajaran Berbasis ICT
Kata mediaberasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟.Gerlach dan Erly mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuaan, keterampilan, atau sikap.Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photo grafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. 30
30
Bidang media pendidikan merupakan suatu yang bersifat ekletik yang mencerminkan keragaman latar belakang dan minat dari individu-individu yang bergerak dibidang ini serta kecenderungan yang terlihat dalam pertumbuhanya.31 ICT sebagai suatu media dalam pendidikan juga mempunyai sebuah kecenderungan yang mampu mendorong minat peserta didik dan juga memberi manfaat yang sangat banyak terhadap proses pembelajaran.
Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. ICT bukan lagi mejadi asing dalam dunia pendidikan tetapi sudah menjadi penting dan sangat mendukung dalam dunia pendidikan. Berikut adalah beberapa contoh manfaat dari media ICT, yaitu:
1) meningkatkan mutu pendidikan karena dengan ICT dapat dengan mudah menerima informasi baik dari dalam maupun dari luar negeri
2) peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran berbasis ICT, selain menggunakan perangkat komputer yang dilengkapi dengan software nya, juga untuk mendukung kinerja ICT haruslah didukung dengan jaringan internet yang memadai. Hal ini akan memungkinkan para siswa dan guru melaksanakan aktivitas pembelajaran tidak harus selalu bertatap muka secara langsung, akan tetapi bisa dengan cara online yang tekoneksi
31Gene L. Wilkinson, Media dalam Pembelajaran, Ter. Zulkarimen Nasution, (Jakarta
dengan jaringan internet. Pembelajaran seperti ini juga memungkinkan para siswa untuk dapat belajar lebih mandiri dan mengeksplor pengetahuan tidak hanya terpaku pada materi yang diberikan oleh guru di kelas.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat dipahami bahwa media ICT adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar yang berbentuk information cominication and technology (ICT). Atau secara singkatnya adalah suatu bentuk komponen belajar yang berbebtuk teknologi informasi dan komunikasi.32Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication/AECT) mendefenisikan media yaitu sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.33
b. Manfaat ICT (Information and Communication Technology)
Hasil penelitian Kurniawati etal (2005) menunjukan bahwa pada umumnya pendapat guru dan siswa tentang manfaat ICT khususnya edukasi net antara lain :
a. Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar alternatif,
32
http://antickcanitide.wordpress.com/2012/11/05/pengertian-ict-dan-sejarah-teknologi-informasi-komunikasi-tik-serta-penerapannya-dalam-dunia-pendidikan.html, Diakses 12 April 2015
33 Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafido Persada ,
b. Bagi siswa dapat memperjelas materi yang telah disampaikan oleh guru, karena disamping disertai gambar juga ada animasi menarik. c. Dapat berlatih soal dengan memanfaatkan uji kompetensi,
d. Cara belajar lebih efisien, e. Wawasan bertambah,
f. Meringankan dalam membuat contoh soal,
g. Mengetahui dan mengikuti perkembangan materi dan info-info lain yang berhubungan dengan bidang studi, Membantu siswa dalam mempelajari materi secara individu selain disekolah, h. Membantu siswa mengerti ICT.
c. Macam-macam Media Pembelajaran Berbasis ICT
ICT atau TIK mencakup semua teknologi yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi dalam proses komunikasi. Yang termasuk teknologi ini adalah:
1) Teknologi Komputer
Media pembelajaran berbasis komputer atau bisa disebut pembelajaran berbantuan kompurter (computer assisted instructional/ CAI) adalah salah satu media pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya program computer-assisted learning (CAL), konferensi komputer, surat elektronik atau
elektronik mail (email), dan komputer multimedia yang kemudian disebut multimedia pembelajaran interaktif. Pembelajaran melalui CAI ini, bersifat offline, sehingga dalam penggunaannya tidak tergantung pada adanya akses ke internet.
Program pembelajaran berbantuan komputer ini memanfaatkan seluruh kemampuan komputer, terdiri dari gabungan hampir seluruh media, yaitu: teks, grafis, gambar, photo, audio, video, dan animasi. Seluruh media tersebut secara konvergen akan saling mendukung dan melebur menjadi satu media yang luar biasa kemampuannya. Salah satu keunggulan media komputer ini yang tidak dimiliki oleh berbagai media lain, ialah kemampuannya untuk menfasilitasi interaktifitas peserta didik dengan sumber belajar (conten) yang ada pada komputer (man and machine interactivity). 2) Teknologi Multimedia
Media pembelajaran yang termasuk ke dalam tekhnologi multimedia adalah kamera digital, kamera video, player suara, player video, dll. Multimedia sering diartikan sebagai gabungan dari banyak media atau setidak-tidaknya terdiri lebih dari satu media. Multimedia dapat diartikan sebagai komputer yang dilengkapi dengan CD player, sound card, speaker dengan kemampuan memproses gambar gerak, audio, dan grafis dalam resolusi yang tinggi. Program multimedia secara umum dapat digolongkan dalam empat kategori, yaitu:
b) Pendidikan, yakni untuk keperluan pendidikan formal, nonformal, pengayaan, dan penyegaran.
c) Refrensi, seperti ensiklopedia.
d) Bisnis, antara lain company profile, program financial dan lain-lain.
e) Tegnologi Telekomunikasi
d. Perkembangan Media Pembelajaran Berbasisi ICT
Kalau kita lihat perkembanganya, pada mulanya media yang berbasis ICT hanya digunakan sebagai alat bantu mengajar guru
(teaching aids).34 Namun dewasa ini perkembangan penggunaan ICT dalam pendidikan semakin pesat saja. Perkembangan itu sebenarnya bermula dari pertama kali ditemukanya sebuah konsepsi pengajaran visual ataupun alat bantu visual sekitar tahun 1923. Yang dimaksud alat bantu visual dalam konsepsi pengajaran visual ini adalah setiap gambar, model, benda, atau alat yang memberikan pengalaman visual yang nyata kepada anak. Setelah agak lama, kemudian konsep visual berkembang menjadi audio visual pembelajaran. Yang disebut juga audio visual education atau audio visual aids yang kira-kira muncul pada tahun 1940. Kemudian kira-kira tahun 1945 beberapa variasi nama muncul dipergunakan, seperti audio visual material dan audio visual device.
Perkembangan selanjutnya dapat dikatakan sebagai akibat dari diterapkanya ilmu komunikasi sangat besar sekali hingga timbul gerakan
34 Arif S Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006),
“audio visual communicaton” yang menggeser audio visual education.
Gerakan ini lebih menitik beratkan pada komunikasi. Tahun 1950-an juga kita kenal sebagai periode di mana perkembangan industri komunikasi khususnya bidang televisi mulai lepas landas, hal ini ditandai dengan ditemukanya electronoc video recording. Kemudian pada tahun 1959 tegnologi ini dengan bantuan ford fondation mulai disediakan untuk keperluan pendidikan.35
Perkembangan selanjutnya terjadi sekitar tahun 1960. Perubahan konsepsi inidimungkinkan dengan diaplikasikanya pendekatan sistem (system aproach) dan konsep perkembangan pembelajaran pada kegiatan pendidikan. Selain itu juga semakin besar pengaruh psikologi dan ilmu tingkah laku terhadap konsep perkembangan tegnologi pendidikan. Perkembangan ini terus berlanjut hingga sampai pada tahap yang sangat modern seperti sekarang ini. Tegnologi ICT terus mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
Bahkan pemanfaatan media ICT dalam dunia pendidikan sekarang sudah sangat berbeda dengan ilustrasi di atas seperti pada masa permulaan. Kini pemanfaatan media ICT tidak selayaknya lagi hanya dimaknai sebagai alat bantu dalam penyampaian materi pendidikan, namun sebagai suatu kebutuhan agar penyampaian materi lebih teliti dan
35
Yusufhadi Miarso, dkk, Tegnologi Komunikasi Prndidikan, (Jakarta : CV Rajawali,1984), h. 14 Diunduh dari http://antickcanitide.wordpress/2012/11/05/pengertian-ict-
menarik.36 Sehingga proses pembelajaran akan berjalan tidak monoton dan mampu memberi stimulus kepada peserta didik untuk menyerap materi.
Bahkan di era globalisasi ini, pemanfaatan media ICT justru semakin pesat. Terutama dengan munculnya komputer dan semakin menjamurnya laptop mempunyai andil besar dalam pengembangan ini. Di tambah dengan adanya jaringan internet memudahka untuk mengacces internet. Bahkan dapat dikatakan proses pembelajaran sekarang bisa dikatakan tidak bisa lepas dari ICT. Misalnya dalam pencarian materi pelajaran yang melalui internet, proses diskusi yang menggunakan power point bahkan komunikasi juga memakai ICT, yaitu memakai e-mail, twitter, facebook dan lain sebagainya.
Namun perkembangan ICT yang begitu pesat harus mampu diimbangi dengan pengembangan SDM agar mampu mengimbanginya. Apalagi dalam pemanfaatanya, media ICT juga perlu adanya keahlian khusus. Disamping itu pemanfaatan ICT juga perlu di barengi strategi yang jitu agar mampu mendapatkan hasil secara optimal. Disamping itu dengan pemanfaatan media ICT yang baik akan lebih mengenai dari hakikat pendidikan yang sebenarnya.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Dalam pembahasan ini, Penulis menggunakan jenis penelitian (Field Research) bersifat deskriptif yang menggunakan pendekatan kuantitatif, yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah berdasarkan data, menyajikan data dan menganalisa data.37 Yang pada prinsipnya penelitian lapangan bertujuan untuk memecahkan masalah praktis yang terjadi pada siswa SMKN 1 Baso.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juli di SMK Negeri 1 Baso. Pemilihan tempat penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa kondisi dan sarana yang ada pada sekolah tersebut sudah memadai sehingga dapat mendukung dilaksanakannnya penelitian.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Adapun yang dimaksud dengan populasi disini adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel atau sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat tertentu, yang berkaitan dengan masalah penelitian.38 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas kelas X SMKN 1 Baso.
37
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 28
38Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proporsional, (Jakarta: Bumi