• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. KONSEP KELUARGA 1. Pengertian Keluarga 2. Struktur Keluarga 3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. KONSEP KELUARGA 1. Pengertian Keluarga 2. Struktur Keluarga 3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

A. KONSEP KELUARGA 1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya ( 1978 )

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi 2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu

sama lain

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik

4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2. Struktur Keluarga

1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah

2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu 4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga

1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga 2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing

3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

(2)

4. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga 1. Tradisional :

a. The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak. b. The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah

c. Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri

d. The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

e. The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)

f. The single-parent family (keluarga duda/janda)

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)

g. Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)

h. Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah

i. Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)

j. Blended family

Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

2. Non-Tradisional

(3)

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah

b. The stepparent family Keluarga dengan orangtua tiri c. Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama d. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan e. Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)

f. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu

g. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya

h. Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya

i. Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya

j. Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental

k. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

5. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199) :

(4)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing:

a. Membina hubungan intim yang memuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

a. Persiapan menjadi orang tua

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan 3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot) f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak 4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :

a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya

(5)

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga 6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua : a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga 7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

a. Mempertahankan kesehatan

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

B. KONSEP DASAR HIPERTENSI

1. Hipertensi a. Pengertian

Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi penyakitt kardiovaskuler (Soekarsohardi,1999 : 151)

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic diatas standar dihubungkan dengan usia (Gede Yasmin,1993 : 191).

Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu factor resiko terjadinya kompilkasi penyakit kardiovaskuler.

(6)

 Biasanya orang yang menderita hipertensi akan mengalami sakit kepala, pusing yang sering dirasakan akibat tekanan darahnya naik melebihi batas normal.

 Wajah akan menjadi kemerahan.

 Pada sebagian orang akan mengalami detak jantung yang berdebar-debar.

 Orang yang mengalami darah tinggi akan mengalami gejala hipertensi seperti pandangan mata menjadi kabur atau menjadi tidak jelas.

 Sering buang air kecil dan sulit berkonsentrasi.

 Sering mudah kelelahan saat melakukan berbagai aktivitas.  Sering terjadi pendarah di hidung atau mimisan.

 Gejala hipertensi yang parah bisa menyebabkan seseorang mengalami vertigo.

 Orang yang mempunyai darah tinggi biasanya akan sensitif dan mudah marah terhadap hal-hal yang tidak dia sukai.

c. Etiologi

Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :

1) Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.

Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti berrtambahnya usia , factor psikologis, dan keturunan.

Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya .

2) Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.

Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol dan social ekonomi (Susi Purwati , 2000 : 25)

d. Patofisiologi.

Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun .

Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac aouput. Dalam sistim Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis hipertensi, glandula supra renal juga menjadi factor penyebab oleh karena faktor hormon

. Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angitensin I menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE)

Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus pereifer yang mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi realis ha tersebut merangsang adrenal ubtuk mengeluarkan aldosteron yang

(7)

akan meningkatkan ekstrflut volume memlalui retensi air dan atrium hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan kardinal output (jurnalistik International kardiovaskular,1999)

e. Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti: penyakit jntung coroner

Penyakit jantung koroner adalah gangguan yang terjadi pada jantung akibat suplai darah ke Jantung yang melalui arteri koroner terhambat. Kondisi ini terjadi karena arteri koroner (pembuluh darah di jantung yang berfungsi menyuplai makanan dan oksigen bagi sel-sel jantung) tersumbat atau mengalami penyempitan karena endapan lemak yang menumpuk di dinding arteri (disebut juga dengan plak). Proses penumpukan lemak di pembuluh arteri ini disebut aterosklerosis dan bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya pada arteri koroner.

gagal jantung

Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat. Terjadinya gagal jantung biasanya dipicu oleh masalah kesehatan.

gagal ginjal

suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.

kerusakan mata

dan kerusakan pembuluh darah otak f. Penatalaksanaan Hipertensi

Medis :

1. Betabloker :Proparnolol, dll. 2. Alfabloker : Prazosin dll.

3. Penghambat ACE : Kaptopril dll.

4. Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid dll.

5. Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995) Non Medis :

1. Pengaturan diit 2. Berolah raga

3. Obat-obatan penurun takanan darah antara lain : ga secara teratur 4. Menghilangkaan rasa takut

(8)

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan .

1. Pengkajian a.Penjajakan pertama

Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh keluarga.

1) Pengumpulan data

Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga .

a. Struktur dan sifat anggota keluarga

1. Anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga. 2. Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga. 3. Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,

4. Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat berkumpul atau menyebar. 5. Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.

(9)

6. Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.

7. Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan makan dan penggunaan waktu senggang

b. Faktor sosial budaya dan ekonomi (1) Pekerjaan

(2) Penghasilan

(3) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer (4) Jam kerja ayah dan ibu

(5) Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya c. Faktor lingkungan

(1) Perumahan (a) Luas rumah

(b) Pengaturan dalam rumah (c) Persediaan sumber air (d) Adanya bahan kecelakaan (e) Pembuangan sampah

(2) Macam lingkungan / daerah rumah (3) Fasilitas social dan lingkungan (4) Fasilitas transportasi dan kesehatan

d. Riwayat kesehatan

(1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga (2) Upaya pencegahan terhadap penyakit

(3) Sumber pelayanan kesehatan

(4) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas kesehatan. (5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.

e. Cara pengumpulan data

(1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara langsung. (a) Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga.

(b) Komunikasi dari tiap anggota keluarga (c) Peran dari tiap anggota keluarga (d) Keadaan rumah dan lingkungan (2) Wawancara

(10)

(a) Aspek fisik (b) Aspek mental (c) Sosial budaya (d) Ekonomi (e) Kebiasaan f. Lingkungan

(3) Studi dokumentasi antara lain (a) Perkembangan kesehatan anak (b) Kartu keluarga

(c) Catatan kesehatan lainnya

(4) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan dan keperawatan antara lain :

(a) Tanda-tanda penyakit (b) Kelainan organ tubuh 2. Analisa data

Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan Typologi masalah dalam family healt care.

Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :

2.1 Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.

Contoh :

Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet

2.2 Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Contoh:

Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi Siapakah yang menderita penyakit hipertensi

2.3 Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.

Contoh :

Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi. 3. Penentuan prioritas masalah

(11)

Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai berikut

K riteria Sko

r Bobot

1. Sifat masalah

Skala : ancaman kesehatan Tidak/kurang sehat Krisis

2. Kemungikan masalah dapat diubah Skala : Dengan mudah

Hanya sebagian Tidak dapat

3. Potensia masalah untuk dicegah Skala : Tinggi

Cukup Rendah

4. Menonjolnya masalah

Skala : Masalah berat harus ditangani Ada masalah tapi tidak perlu segera

ditangani

Masalah tidak dirasakan

2 3 1 1 2 1 0 2 3 2 1 1 2 1 0 1 Skoring :

1.Tentukan skor untuk tiap kriteria

2.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot

Skor X bobot Angka tertinggi

3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama dengan seluruh bobot b. Penjajakan pada tahap kedua

(12)

Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.

Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang dihadapi .

Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan secara umum pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi antara lain :

1) Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi

2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan

3) Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit hipertensi .

4) Keitdaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta kitidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi.

5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat guna memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS.,dana sehat dan tidak memahami manfaatnya.

Adapun diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet pada klien hipertensi adalah:

1) Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturaan diet yang benar.

2) Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan diet bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.

3) Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang tepat.

(13)

4) Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam

5) Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahan tentang manfaat tanaman obat tersebut.

4. Perencanaan

Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 )

Rencana tindakan dari masing –masing diagnosa keperawatan khusus diet pada klien hipertensi adalah :

a. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.

1) Tujuan

Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

2) Kriteria hasil

a).Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan diet bagi anggota kelurga yng menderita hipertensi.

b) Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan sesuai anjuran. 3) Rencana tindakan

a) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi penderita hipertensi. b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya menyediakan makan-makanan

rendah garam bagi penderita hipertensi . 4) Rasional

a) Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan peresepsi yang negatip sehingga dapat dijadikan motivasi untuk mengenal masalah khususnya nutrisi untuk klieh hiperetensi

b) Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan yang rendah garam. b. Ketidak mampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap

anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet

(14)

Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi 2) Kriteria hasil

a) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi klien hiperetensi b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi

3) Rencana tindakan

a) Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi. Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.

4) Rasionalisasi

a) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan cara pengaturan diet untuk klien hipertensi

b) Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk penderita hipertensi.

c. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang benar .

1) Tujuan

Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi. 2) Kriteria hasil

a) Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi. b) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi klien hipertensi.

3) Rencana tindakan

a) Beriakan penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan makanan untuki klien hipertensi.

b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang dikonsumsi oleh klien hipertensi.

c) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk memnbuat makanan dengan jumlah yang tepat.

4) Rasionalisasi.

a) Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga dapat cara pengolahan makanan untuk klien hipertensi.

b) Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang dianjurkan.

c) Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan dalam jumlah yang tepat kilen dan keluarga mampu menjalankan /melaksanakaannya sendiri.

(15)

d. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam.

1) Tujuan

Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi makanan yang rendah garam.

2) Kriteria hasil

a) Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang rendah garam

b) Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang banyak mengandung garam. c) Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari mengkonsumsi makanan yang banyak

mengandung garam. 3) Rencana tindakan.

a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garan terhadap klien hipertensi. b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang banyak mengandung garam. c) Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka mampu untuk merubah kebiasaan

yang kurang baik tersebut yang didasari padea niat dan keinginan untuk merubah. 4) Rasional

a) Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti tentang pengaruh garam terhadap klien hipertensi

b) Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung garam.

c) Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau merubah sikapnya dari yang tidak sehat menjadi sehat

e. Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman obat keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan guna dari tanaman obat keluarga.

1) Tujuan

Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber tanaman obat keluarga. 2) Kriteria hasil

Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat membantu untuk pengobatan hipertensi

3) Rencana tindakan

a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.

b) Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis tumbuhan /tanaman yang dapat membantu menurunkan tekanan darah

(16)

c) Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar berusaha memiliki tanaman obat keluarga . 4) Rasional

a) Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat Toga.

b) Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis tanaman yang dapat menurunkan tekanan darah. c) Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat mengkonsumsi tanaman obat tersebut kapan saja

diperlukan. 5. Pelaksanaan

Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi sesuai rencana yang telah disusun.

Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara lain : a. Deteksi dini kasus baru.

b. Kerja sama lintas program dan lontas sektoral c. Melakukan rujukan

d. Bimbingan dan penyuluhan. ( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6) 4 Evaluasi

Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put ) dan penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi penilaian input dan porses.

Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;

a. Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari tindakan keperawatan.

b. Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka dimensinya dapat dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.

c. Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah kesanggupan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.

d. Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Healt Care , 1989 : 97 )

6. Diet hipertensi

Diet hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang ditujukan untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Selain itu diet hipertensi juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko hipertensi lainnya seperti berat

(17)

badan yang berlebih, tingginya kadar lemak (kolesterol) dan asam urat dalam darah. Penderita hipertensi yang memiliki tekanan darah lebih dari 160/gram mmHg, selain memerlukan pemberian obat-obatan anti hipertensi juga memerlukan terapi dietetik dan perubahan gaya hidup.

Penurunan massa badan

Hasil berbagai studi menunjukkan bahwa obesitas atau kelebihan massa badan merupakan salah satu faktor risiko yang penting pada hipertensi. Kegemukan atau obesitas mempunyai peran dalam meningkatkan kejadian hipertensi tiga kali lebih besar dibanding yang normal. Penurunan massa badan berkaitan dengan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik, terlebih lagi jika dikombinasikan dengan diet rendah garam. Oleh karena itu semua pasien hipertensi wajib disarankan untuk menjaga massa badan pada atau mendekati massa badan yang optimal. Hipertensi pada pasien dengan kelebihan massa badan dapat dicegah melalui penurunan massa badan. Selain itu penurunan massa badan dapat mendukung upaya penurunan dosis obat yang pada akhirnya dapat mendukung penghentian penggunaan obat pada terapi farmakologi (obat).

Diet DASH

Vegetarian diketahui mempunyai tekanan darah yang lebih rendah. Selain penurunan berat badan, metode diet DASH juga dapat membantu penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Metode diet DASH menyarankan peningkatan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan masing-masing empat sampai lima porsi per hari, serat (tujuh atau delapan porsi per hari), produk susu rendah lemak (dua atau tiga porsi per hari). Selain itu juga perlu ditingkatkan konsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, produk unggas dan telur. Diet DASH menganjurkan pengurangan konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, kolesterol, daging merah, minuman yang manis dan mengandung gula, dan garam. Diet DASH menganjurkan konsumsi makanan yang kaya akan kalium, magnesium, kalsium dan serat serta menganjurkan pengurangan konsumsi makanan yang mengandung lemak total, lemak jenuh dan kolesterol. Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat(366 mg kalium), pisang (451 mg kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium). Kecukupan kalsiumpenting untuk mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium

(18)

dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.

Pengaturan makanan

Pengaturan makanan bagi penderita hipertensi sangat dianjurkan dan bertujuan untuk menghindari atau membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung. Pembatasan konsumsi alkohol

Hubungan antara asupan alkohol yang tinggi dan peningkatan tekanan darah telah dibuktikan dalam berbagai penelitian. Peningkatan konsumsi alkohol dapat menyebabkan resistensi terhadap terapi antihipertensi. Sebaliknya penurunan konsumsi alkohol dapat menurunkan tekanan darah pada pria hipertensi yang merupakan peminum alkohol berat. Asupan alkohol (etanol) sebaiknya tidak lebih dari 20 sampai dengan 30 g/hari pada pria dan 10 sampai dengan 20 g/hari pada wanita.

Pembatasan asupan garam

Penurunan asupan garam 5mg/hr (85 mmol/hr) dapat mencegah hipertensi, memudahkan pengendalian tekanan darah pada pasien yang sedang dalam pengobatan dan dapat mencegah kejadian kardiovaskuler pada pasien yang kelebihan berat badan. Pengurangan asupan garam baik secara tunggal maupun dikombinasikan dengan penurunan berat badan dapat menurunkan kejadian hipertensi sekitar 20%. Untuk mengurangi asupan garam, pasien hipertensi sebaiknya mengkonsumsi makanan yang rendah garam dan membatasi garam yang ditambahkan pada saat memasak.

Garam yang dimaksud di sini tidak hanya garam dapur tetapi semua garam (natrium) yang terkandung dalam makanan awetan atau olahan. Garam Natrium yang ditambahkan ke dalam makanan umumnya berupa ikatan seperti: Natrium Chlorida atau garam dapur,Mono-Natrium Glutamat atau vetsin, Natrium Bikarbonat atau soda kue, Natrium Benzoat untuk mengawetkan buah, Natrium Bisulfit atau senyawa yang digunakan untuk mengawetkan daging seperti Corned beef.

Untuk memperbaiki rasa tawar akibat pengurangan garam dapat dilakukan dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan juga dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Sebaiknya penambahan garam dilakukan saat di atas meja makan untuk menghindari

(19)

penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistim kardiovasculer. Editor Ni Luh Gede Yasmin SKp. Penerbit buku kedokteran EGC I 1993 Jakarta

[2] Patologi hipertensi Lab. SMF. Penyakit jantung RSUD.Dr.Soetomo 1997 Surbaya [3] Jurnalistik Guedilines for the management hipertention 1997

[4] Jurnalistik International of Cardiovasculer Medicine,Surgery and patology 1997 [5] Farmakologi dan terapi .Edisi IV FKUI 1995 Jakarta

[6] Nutrisi untuk klien hipertensi Ir.Sri Rahayu dkk.2000 Jakarta

[7] Keperawatan Komunitas dan kesehatan rumah ,pengkajian intervensi dan penyuluhan .Pengarang Marcia Stanhope dan Ruth N. Knollmueler.Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 1997

(20)

[8] Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas edisi II Nasrul Effendi editor Yasmin Asih penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 1998

[9] Masalah hipertensi Prof.Dr.Moerdono penerbit Bhrata Karya Aksara Jakarta. 1994

Referensi

Dokumen terkait

SDS = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda pendek SD1 = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda 1 detik SMS = parameter spektrum

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tindak pelecehan seksual terhadap perempuan dalam penelitian ini adalah semua

Keberhasilan gerakan sosial ekonomi Islam dalam prinsip- prinsipnya bisa meresap dan menjadi bagian dari ekonomi pedesaan Kabupaten Sragen, bisa diukur dengan melihat jumlah BMT yang

pada tahun 2012 Aceh akan tumbuh menjadi negeri makmur yang berkeadilan dan adil dalam. makmur yang berkeadilan dan adil dalam

Oleh karena itu, masalah tersebut dibahas dan dituangkannya dalam bentuk Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Penilaian Tanah Dan Bangunan Sebagai Salah Satu Agunan Dalam

Komite kesehatan lainya adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profession- nalisme tenaga kesehatan lainya

kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain adalah masih sedikit lulusan SMK