• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBELAJARAN SEJARAH PERADABAN ISLAM DAN SIKAP TOLERANSI MAHASISWA TARBIYAH PAI ANGKATAN 2012 DI STAIN PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBELAJARAN SEJARAH PERADABAN ISLAM DAN SIKAP TOLERANSI MAHASISWA TARBIYAH PAI ANGKATAN 2012 DI STAIN PEKALONGAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PEMBELAJARAN SEJARAH PERADABAN ISLAM DAN SIKAP TOLERANSI MAHASISWA TARBIYAH PAI

ANGKATAN 2012 DI STAIN PEKALONGAN

A. Sejarah Dan Dinamika STAIN Pekalongan

1. Era Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo di Bumiayu

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan merupakan lembaga pendidikan tinggi yang berasal dari pengembangan Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo di Pekalongan. Fakultas Syari‟ah Pekalongan sendiri semula berasal dari Fakultas Syariah di Bumiayu (1968) yang kemudian dinegerikan pada tahun 1970 dan menjadi salah satu fakultas cabang dari IAIN Walisongo Semarang. Kepindahan dari Bumiayu ke Pekalongan dilakukan dalam rangka “rasionalisasi fakultas-fakultas cabang” dengan pertimbangan agar lebih prospektif bagi pengembangan dan kemajuan sebuah fakultas.

Kepindahan lembaga tersebut secara lengkap meliputi kepindahan personal pegawai, mahasiswa dan sarana prasarana yang telah dimilikinya (mebelair dan perpustakaan masih sangat sederhana dan terbatas). Personel yang mengikuti pindah, dan kemudian menetap di Pekalongan sejumlah tujuh pegawai atau dosen.

Sedangkan mahasiswa yang mengikuti pindah 22 orang mahasiswa. Sarana yang dimiliki baru 9 set meja kursi, dan 2 buah almari

(2)

perpustakaan beserta bukunya (kurang lebih 2500 exp) dan satu lapangan tenis meja.

Persiapan kepindahan dari Bumiayu ke Pekalongan telah dirintis sejak awal tahun 1973 dengan landasan SK Rektor IAIN Walisongo No. 11 tahun 1972, tanggal 31 Desember 1972. Atas dukungan dan kerjasama dengan berbagai pihak setelah persiapan dinyatakan cukup, maka diresmikan upacara perpindahan di Pekalongan bertempat di Gedung PPIP Jl. Dr Wahidin 102 Pekalongan yang dihadiri Rektor IAIN Walisongo, pembantu gubernur Pekalongan, jajaran Pemerintah Daerah dan Kantor Departemen Agama Kotamadya Pekalongan, dan tokoh masyarakat Pekalongan. Di antara tokoh-tokoh masyarakat yang memberi dukungan dan ikut serta membantu menempatkan serta menerima kepindahan tersebut adalah Bapak H.A Djunaidi (tokoh pengusaha, Dirut Primatexo-GKBI), KH. Syafi‟i A. Madjid (tokoh ulama-Ketua KPB-Buaran), KHM. Sahlan (Kandepag Pekalongan), HA. Muis Syamas dan HA. Kurdi. Upacara peresmian dilakukan pada tanggal 9 Februari 1973, yang penyerahannya kepada masyarakat Pekalongan dilakukan oleh Rektor IAIN Walisongo, Prof. Tengku H.Ismail Ya‟kub SH,MA. Beradasarkan SK Rektor IAIN Walisongo No.11 tahun 1972.

Oleh karenanya mulai bulan Maret 1973 telah muncul kegiatan perkuliahan di Pekalongan untuk mahasiswa Tingkat I yang mendaftar di

(3)

Pekalongan dan mahasiswa tingkat II serta mahasiswa Tingkat III yang mengikuti pindah dari Bumiayu.1

2. Era Fakultas Syariah IAIN Walisongo di Pekalongan

Penyelenggaraan kegiatan Fakultas Syariah IAIN Walisongo cabang Pekalongan sejak 1973 hingga 1984 menumpang atau meminjam pada sekolah milik lembaga pendidikan swasta, yang dilaksanakan pada sore hari hingga malam hari. Sebagai fakultas muda, Fakultas Syariah di Pekalongan hanya menyelenggarakan program sampai tingkat Baccaloreat (sarjana muda). Dalam perkembangannya fakultas ini mengalami perubahan status menjadi fakultas madya yang diberi wewenang menyelenggarakan program sampai dengan tingkat V (sarjana lengkap – S1 sekarang). Mulai tahun 1983/1984 berdasarkan SK Menteri Agam No.65 tahun 1982, sehingga kedudukannya makin kuat dan statusnya berubah tinggi menjadi fakultas cabang, tetapi menjadi bagian dari salah satu fakultas yan kedudukannya sama dengan fakultas lain yang berada di lingkungan IAIN Walisongo. Sejak perubahan status tersebut, Fakultas Syariah mulai ada perkembangan yang menggembirakan dengan ditandai makin meningkatknya jumlah mahasiswa dan mulai mendapat perhatian bagi pembaruan kampusnya. Sehingga pada tahun 1984 penyelenggaraan kegiatan mulai menggunakan kampus sendiri di Jl.Kusuma Bangsa No.9 Pekalongan.

1 Tim Penyusun Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Pekalongan,

(4)

Mulai tahun 1984 sampai tahun 1988, telah dibangun gedung ruang kuliah 6 lokal (luas 480 m2), gedung kantor (150 m2) dan gedung administrasi atau perpustakaan (240 m2) serta gedung serba guna hasil swadaya dan bantuan pemerintah daerah (150 m2). Sejalan dengan itu jumlah mahasiswa juga mengalami kenaikan yang rata-rata setiap tahun bertambah antara 125-150 mahasiswa, sehingga pada tahun 1992 jumlahnya mencapai 757 mahasiswa.2

3. Era Transisi (1992-1997)

Pada tahun 1990-an, Menteri Agama (Munawir Syadzali) menggagas pendirian “IAIN Unggulan” di Surakarta. Karena ada hambatan, maka prosedur pembentukannya ditempuh melalu cara merelokasi atau memindahkan dua fakultas di lingkungan IAIN Walisongo yaitu Fakultas Syari‟ah Pekalongan dari Fakultas Ushuluddin Kudus, sebagai cikal bakalnya pada tahun 1992. Dengan relokasi maka kegiatan-kegiatan Fakultas Syari‟ah Pekalongan mengalami berbagai keterbatasan, antara lain: Pertama, mulai tahun akademik 1992/1993 tidak boleh lagi menerima mahasiswa baru karena penerimaan mahasiswa baru dialihkan ke Surakarta. Kedua, masih harus mengelola dan melayani kegiatan belajar mengajar sampai dengan studi mahasiswa yang ada di Pekalongan selesai. Ketiga, disamping untuk mempersiapkan kepindahan secara bertahap juga diberi tugas oleh Rektor IAIN

2

(5)

Walisongo untuk membantu pelaksanaan fakultas baru di Surakarta, sampai dengan ada pimpinan di Surakarta.

Selanjutnya sejak akhir tahun 1994 dan awal 1995 dengan diangkatnya pimpinan Fakultas Syari‟ah di Surakarta maka di Pekalongan tidak lagi diangkat pimpinan fakultas. Dengan demikian di Pekalongan terdapat kevakuman pimpinan. Mulai saat itu segala urusan administrasi akademik harus Dekan fakultas di Surakarta dan untuk melaksankan tugas dan tanggung jawab sehari-hari pelaksanaan kegiatan di Pekalongan diangkat oleh rektor IAIN Walisongo pelaksana harian Dekan. Dengan demikian secara organisatoris keberadaan Fakultas Syari‟ah Pekalongan sangat lemah yang sangat mempengaruhi kinerja dan pengelolaan organisasi. Sementara itu karena penerimaan mahasiswa sangat dibatasi, maka mulai tahun 1992 sampai tahun 1996/1997 mengalami penurunan yang tajam, yang berakibat anggaran yang tersedia sangat kecil. Namun demikian masih bersyukur, karena gaji dosen dan pegawai dengan perjuangan yang kuat masih tetap bisa dibayarkan di Pekalongan. 3

4. Proses Kelahiran STAIN Pekalongan

Seiring dengan berbagai usaha yang dilakukan civitas akademik dan stakeholders Fakultas Syari‟ah Pekalongan, nampaknya dalam keadaan terjepit dengan himpitan yang menyesakkan dengan suasana yang serba tidak menentu, datanglah pertolongan Allah yang membuka

3

(6)

wacana baru di kalangan pejabat tinggi di lingkungan Departemen Agama untuk menyelamatkan eksistensi fakultas daerah sebagai aset umat dan daerah dalam rangka pelaksanaan UU. No.2 tahun 1989. Bergulirnya wacana tersebut, menjadikan para pejabat Departemen Agama mengambil langkah-langkah untuk melakukan alih fakultas daerah di lingkungan IAIN menjadi STAIN.

Kebijakan ini dilakukan disamping agar fakultas daerah dapat berkembang sebagai lembaga tinggi negeri yang mandiri juga dalam rangka menata kelembagaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Untuk mewujudkan keinginan tersebut sepanjang tahun 1996, Departemen Agama melakukan serangkaian usaha pertemuan dan konsultasi dengan departemen-departemen dari lembaga-lembaga terkait, sementara fakultas daerah harus mempersiapkan data pendukung yang diperlukan antara lain: Proposal Rencana Penataan Kelembagaan Pendirian STAIN, rancangan STATUTA dan Draft Naskah Pengembangan Akademik.

Setelah persiapan dianggap cukup, maka pada pidato HAB DEPAG, 3 Januari 1997, Menteri Agama mengumumkan langkah-langkah penataan pengembangan lembaga tinggi agama Islam di lingkungan IAIN. Langkah kebijakan itu kemudian terwujud dan dituangkan dalam Keputusan Presiden No.11 tahun 1997, tanggal 21 Maret 1997, tentang pendirian STAIN yang jumlahnya 33 buah diseluruh Indonesia termasuk di dalamnya STAIN Pekalongan. Adapun peresmian

(7)

berdirinya STAIN dilakukan serentak bersamaan pada tanggal 30 Juni 1997 bertepatan pada tanggal 25 Shafar 1418 H di Auditorium Departemen Agama Jakarta. 4

5. Langkah Awal Penataan STAIN Pekalongan

Peresmian berdirinya STAIN Pekalongan dilakukan serentak bersama-sama oleh Menteri Agama RI (dr. H. Tarmizi Taher) dalam suatu upacara resmi di Departement Agama Jakarta pada tanggal 30 Juni 1997 dan sekaligus diadakan pelantikan Pejabat Sementara (Pjs) Ketua STAIN pada tanggal 1 Juli 1997 di Jakarta. Tugas pokok dari Pejabat Sementara Ketua adalah untuk melakukan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses alih status fakultas daerah menjadi STAIN, meliputi pengalihan status dosen, pegawai, mahasiswa dan kekayaan milik Fakultas Daerah yang akan diserahkan kepada STAIN. Setelah diadakan serangkaian pertemuan antara 5 (lima) STAIN di Jawa Tengah dan terakhir dengan IAIN Walisongo diperoleh kesepakatan bahwa:

a. Semua dosen dan pegawai yang bertugas di Fakultas Syari‟ah Pekalongan menjadi dosen dan pegawai STAIN Pekalongan. b. Dosen dan pegawai yang diangkat pada masa transisi relokasi

(1992-1997), yang diberi tugas di IAIN Walisongo Semarang dan pegawai ynag diperbantukan pada Fakultas Syari‟ah/Ushuludiin Surakarta yang berasal dari Pekalongan dapat dikembalikan ke STAIN Pekalongan.

4

(8)

c. Semua kekayaan oleh IAIN Walisongo diserahkan menjadi milik STAIN Pekalongan.

d. Mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih menjadi mahasiswa IAIN atau mahasiswa STAIN Pekalongan.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa menjelang lahirnya STAIN Pekalongan terdapat situasi kritis yang tidak menentu yang barangkali khusus dialami STAIN Pekalongan dan Kudus, dan tidak dialami oleh STAIN lain. Hal ini disebabkan pada saat peresmian, kelembagaan STAIN di Pekalongan tidak memiliki struktur kelembagaan yang jelas (vakum) karena terlahir dari situasi yang kritis akibat relokasi ke Surakarta. Sebab sejak tahun 1995, secara resmi struktur organisasi di Fakultas Syari‟ah Pekalongan telah ditiadakan karena telah diangkat pejabat-pejabat baru di Surakarta. Sementara tugas-tugas rutin pelayanan kepada mahasiswa baru STAIN, serta pengelolaan administrasi perkantoran harus berjalan semestinya. 5

6. Visi, Misi dan Tujuan STAIN Pekalongan6 a. Visi

STAIN Pekalongan sebagai lembaga tinggi Islam terdepan dalam mengembangkan kualitas keilmuan dan kepribadian yang bernafas nilai-nilai Islam serta mempunyai kepedulian terhadap tuntutan kebutuan okal dan tantangan global

5Ibid, hlm. 6-7. 6

(9)

b. Misi

1) Mengembangkan pendidikan dan pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan manajemen berkualitas yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan siap menghadapi kompetisi global, nasional, dan regional dengan landasan nilai-nilai Islam.

2) Mengantarkan mahasiswa menjadi sarjana muslim yang memiliki keluasan keilmuan, kematangan profesional, keIslaman akidah, dan keluhuran akhlak.

3) Mengembangkan ilmu-ilmu keIslaman melalui pengkajian dan penelitian yang bermanfaat bagi pengembangan cakrawala pemikiran dan mmeberi kontribusi terhadap konsep-konsep pemberdayaan dan pengembagan masyarakat.

c. Tujuan

1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan agama lain, dan seni bernafas Islam.

2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam, iptek, dan seni yang bernafas Islam serta mengupayakan penggunaannya untuk taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

(10)

7. Arah pengembangan STAIN Pekalongan7

Arah pengembangan STAIN Pekalongan secara konseptual telah tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan STAIN Pekalongan, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan. Untuk mewujudkan STAIN sebagai PTAI terkemuka, pada tahap awal telah dirumuskan rencana strategi sebagai berikut :

a. Peningkatan pengembangan dan pemberdayaan SDM b. Pengembangan Jurusan dan Prodi

c. Pengembangan Kurikulum dan Mutu akademik d. Pengembangan Kajian Keilmuan

e. Pengembangan perpustakaan f. Pengembangan sistem informasi g. Pengembangan penertiban ilmiah

h. Pengembangan penelitian dan pengabdian masyarakat i. Pengembangan organisasi dan kegiatan kemahasiswaan j. Peningkatan sistem pelayanan Akademik dan kemahasiswaan k. Penambahan dan pemberdayaan sarana dan prasarana penunjang l. Pengembangan kerjasama PT dan kelembagaan

m. Pengembangan sistem manajemen yang visioner, profesional, terbuka, akuntabilitas, kolektif dan teamwork.

Untuk memberi arah pelaksanaan dan kebijakan tersebut dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu pendekatan output,

7Ibid, hlm. 9-10.

(11)

pendekatan professional, dan pendekatan proses. Selain itu untuk pengembangan STAIN Pekalongan juga dilakukan secara sistematik dan mengikuti langkah strategis yang tertuang dalam visi misi dan tujuan, melalui kebijakan-kebijakan perubahan kebijakan secara transformatif. 8. Letak STAIN Pekalongan

STAIN Pekalongan berada di Jl. Kusumabangsa No. 9 Pekalongan, yang berada dekat di dekat jalan raya yang mudah untuk ditempuhnya. Secara greografis, letak STAIN Pekalongan cukup strategis sebagai lokasi belajar dan beribadah dikarenakan tidak jauh dari selatan STAIN Pekalongan terdapat masjid Walisongo, MI Sudirman. Sebelah Utara ada SMA N 2 Pekalongan hingga SMP N 12 Pekalongan. Dari STAIN Pekalongan juga sangat dekat akses untuk menuju Perpustakaan kota. Maka dengan keadaan yang sangat mendukung dari tempat beribadah dan pendidikan yang menyertainya sehingga STAIN Pekalongan cukup tepat untuk menjadi pilihan memilih sebuah Perguruan Tinggi.

9. Keadaan Dosen8

Dosen adalah tenaga pendidik di lingkungan jurusan dan bertanggung jawab Ketua. Dosen mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai bidang dengan bidang keahlian atau ilmunya serta

8

(12)

memberikan bimbingan kepada para mahasiswa di dalam proses pendidikannya.

Tabel 3.1

Daftar Nama Dosen Tarbiyah STAIN Pekalongan9

9 Tim Penyusun Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Pekalongan,

Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, (Pekalongan: STAIN Press, 2014),hlm. 235.

No. Nama Pend. Terakhir Bidang Keahlian 1. Dr.H.Imam Suraji, M.Ag

S.3 UIN SUKA

2011 Akhlak

2. Drs.H.Abd.Mu'in, M.A S.2 IAIN 1993 Bahasa Arab 3. Drs.Hj.Fatikhah, M.Ag

S.2 IAIN SUKA

2003 Sejarah Kebudayaan Islam 4. Dra.Hj.Musfirotun Yusuf, M.M S.2 UNSOED 2000 Manajemen Pendidikan 5. Drs.H.Ahmad Rifa'i, M.Pd UM Prof Hamka 2004 Administrasi Pendidikan 6. Dr.M.Sugeng Sholehuddin S.3 UIN SUKA 2013 Met.Penelitian Pendidikan 7 Dr. Sopiah, M.Ag S.3 UIN SUKA 2011 Ilmu Pendidikan 8. Drs.H.Ismail, M.Ag S.2 IAIN

Walisongo 2002 Fikih/Ushul Fikih 9.

Drs.H.Ahamd Zaeni, M.Ag

S.2 IAIN SUKA

1990 Sejarah Pendidikan Islam 10. Dr.H.Muhlisin, M.Ag S.3 UPI Bandung 2013 Ilmu Pendidikan 11. H.Zaenal Mustakim, M.Ag S.2 IAIN

Walisongo 2000 Ilmu Pendidikan 12. Aris Nur Khamidi, M.Ag

S.2 IAIN SUSQA

2000 Pengembangan Kurikulum

13. H.Salafudin, M.Si S.2 UGM 2004 Statistik 14. Drs.Fachrullah, M.Hum S.2 UMS 2006 Qur'an Hadits 15. Drs. Wamugi S.1 IKIP 1996 Bahasa Inggris 16. Dr.Slamet Untung, M.Ag

S.3 IAIN

Walisongo 2014 Bahasa Inggris 17.

Drs. Moh. Muslih, M.Pd, Ph.D.

S.3

(13)

20011

18. Mutammam , M.Ed

S.2 Saskatchewan Univ.Canada

2003 Ilmu Fikih

19. Abdul Khobir, M.Ag

S.2 IAIN

Walisongo 2004 Filsafat Pendidikan 20. H.Mifathul Huda, M.Ag

S.2 IAIN Sumut

1996 MSI

21. Moh.Yasin Abidin, M.Pd S.2 UNY 2004 Ilmu Jiwa 22. Maskhur, M.Ag

S.2 IAIN SUKA

2003 Sejarah Pendidikan Islam 23.

Umum Budi Karyanto,

M.Hum S.2 UNS 2003 Bahasa Indonesia

24 Nur Kholis, M.A

S.2 Mc Gill Univ.Canada

2002 Perenc.Sistem PAI

25. Dwi Istiyani, M.Ag

S.2 IAIN SUKA

2003 Sejarah Pendidikan Islam 26. Riskiana, S.Pd S.1 IKIP 1998 Bahasa Inggris

27. Ely Mufidah, M.S.I

S.2 IAIN

Walisongo 2008 Ilmu Pendidikan Islam 28. Ahmad Ta'rifin, M.A S.2 UIN Syahid Manajemen Pendidikan 29.

H.A. Ubaedi Fathudin, M.A

S.2 Univ.Saddam

Iraq Ulumul Qur'an

30. Khoirul Basyar, M.S.I

S.2 IAIN

Walisongo 2007 Bahasa Arab 31. Musoffa Basyar, M.S.I S.2 UIN Sahid Bahasa Arab 32.

Siti Mumun Muniroh,

S.Psi, M.A S.2 UGM 2010 Psikologi

33. Akhmad Afroni, M.Pd S.2 UNNES 2008 Manajemen Pendidikan 34. H.Agus Khumaedy, M.Ag S.2 UIN SUKA 2003 Ilmu Fikih 35. Hj.Chusna Maulida, M.Pd.I S.2 UNU

Surakarta 2006 Pendidikan Islam 36.

Muhamad Jaeni, M.Pd, M.Ag

S.2 UIN SGD

Bandung Bahasa Arab 37. Ali Burhan, M.A

S.2

Univ.Al-Ahzar Cairo Bahasa Arab 38. Abdul Basith, M.Pd

S.2 IAIN Malang

2008 Bahasa Arab

39. Mutho'in, M.Ag

S.2 UIN SUKA

Yogyakarta Filsafat Pendidikan Islam 40. Hj. Nur Khasanah, M.Ag

S.2 IAIN

(14)

10.Keadaan Mahasiswa Tarbiyah PAI

Mahasiswa merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaan perkuliahan tanpa adanya mahasiswa tidak mungkin adanya proses belajar mengajar. Untuk mahasiswa STAIN Pekalongan sendiri berasal dari berbagai kota, ada yang dari Kota Pekalongan, Batang, Limpung, Bandar, Bawang, Subah, Warung Asem, dan Kabupaten Pekalongan meliputi Talun, Wonopringgo, Kedungwuni, Bojong, Tirto, Sragi, Kesesi, kemudian dari Kabupaten Pemalang meliputi Ulujami, Comal, Ampelgading, dan Petarukan, dari Tegal dan Brebes. Sedangkan dilihat dari sudut pandang tingkat usia mahasiswa sangat bervariatif. Status mahasiswa STAIN Pekalongan juga ada yang sudah menikah dan beberapa berkeluarga. Asal sekolah masing-masing SMA Juga berbeda-beda, ada yang dari SMA, SMK, MA, MAN, dan Pondok Pesantren. 11. Struktur Organisasi STAIN Pekalongan10

a. Pimpinan dan Staf STAIN Pekalongan

10

Ibid, hlm.233-235.

Ketua :Dr.Ade Dedi Rohayana,

M.Ag

Wakil Ketua Pengembangan Bidang

Akademik dan Peng.Lembaga : Dr.H.Muhlisin, M.Ag

(15)

b. Ketua dan Pengelola Jurusan

Ketua TIM Pengelola Prodi

Pendidikan Guru Raudhatul Athfal : Siti Mumun Muniroh,Spsi.,M.A Ketua Tim Pengelola Prodi

Pendidikan Bahasa Arab : Dr.Sopiah,M.Ag Ketua Tim Pengelola Prodi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah: Ely Mufidah, M.S.I Ketua Tim Pengelola Prodi

Pendidikan Bahasa Arab : Dr.Sopiah,M.Ag Ketua Tim Pengelola Prodi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah: Ely Mufidah, M.S.I Wakil Ketua Bidang Administrasi Umum,

Perencanaan dan Keuangan : H.Zaenal Mustakim, M.Ag Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan,

Dan Kerjasama : Drs.H.M.Muslih Husein, M.Ag Kepala Bagian Administrasi Umum,

Akademik dan Keungan : Irham Baihaqi Thoha, S.E.,M.M Kepala Sub Bagian Administrasi

Umum : Ferida Rahmawati, S.E.,M.M

Kepala Sub Bagian Perencanaan,

Keuangan dan Akuntansi : Hj.Ida Isnawati, S.E.,M.M Kepala Sub Bagian Akademik,

(16)

c. Pimpinan Pusat dan Unit Pelaksana Teknis

12. Sejarah Jurusan Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan11

Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan lahir pada tahun 1997 bersama dengan lainyya STAIN Pekalongan yang secara resmi dibuka oleh Menteri Agama pada tanggal 30 Juni 1997 di Jakarta.

Bersamaan dengan tonggak sejarah diatas saat ini jurusan Tarbiyah terus berbenah diri didalam semua bidang, sampai sekarang Jurusan Tarbiyah sudah mengalami kepemimpinan empat orang Ketua Jurusan, pertama; Drs.H.Chusnan B. Jaenuri MA, kedua; Drs.H. Abd. Mu‟in, MA, ketiga; Drs.H.Idhoh Anas,MA dan keempat; Zaenal Mustakim, MA.

Dari keempat kepemimpinan mereka di Jurusan Tarbiyah menghasilkan atmosfir dinamika prestasi yang membuat Jurusan

11

Buku Pedoman Pendidikan STAIN Pekalongan 2011, Op.Cit., hlm.75-76

Kepala Pusat Penelitian dan : Maghfur, M.Ag Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M)

Sekretaris P3M : Mussofa Basyir, M.A Kepala Pusat Penjaminan Mutu (P2M): H.Salafuddin, M.Si. Sekretaris P2M : Agus Fakhrina, M.S.I Kepala Unit Perpustakaan : Dr.Shinta Dewi R, M.H. Kepala Unit Pengembangan Bahasa : Abdul Aziz, M.Ag Kepala Unit Teknologi Informasi

(17)

Tarbiyah diusia yang relativ masih muda eksistensinya sudah dapat sejajar dengan Fakultas Tarbiyah di ligkungan Universitas Islam Negeri (UIN) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) bahkan antar sesama Jurusan Tarbiyah di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Puncak dari kerja keras Jurusan Tarbiyah saat ini sudah terakreditasi „B‟ oleh Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) Nomor:018/BAN-PT/Ak-X/S1/VIII/2007, pada tanggal 18 Agustus 2007. Adapun visi,misi dan tujuan Jurusan Tarbiyah adalah sebagai berikut :

a. Visi

Visi Jurusan Tarbiyah terdepan dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan Islam.

b. Misi

Adapun misi Jurusan Tarbiyah adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan mahasiswa sebagai pendidik, ahli dan atau praktisi pendidikan lainnya yang memiliki komitmen tinggi terhadap nilai-niali keagamaan dan kemanusiaan dalam pengembangan pendidikan Islam.

2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu agama Islam, khususnya dalam bidang pendidikan.

c. Tujuan

Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan mempunyai tujuan utuk menghasilkan sarjana muslim yang siap menjadi pendidik dan ahli

(18)

pendidikan agama Islam serta konsultasn pendidikan. Hingga saat ini, Jurusan Tarbiyah mengelola dua program studi yaitu S.1 Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Bahasa Arab. Adapun STAIN Pekalongan di tahun 2014 ini telah membuaka program baru yaitu Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

B. Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam Mahasiswa Tarbiyah PAI Angkatan 2012 STAIN Pekalongan

Dalam mengumpulkan data tentang pembelajaran Sejarah Peradaban Islam mahasiswa Tarbiyah PAI angkatan 2012 STAIN Pekalongan, peneliti membagi angket kepada 36 mahasiswa sebagai responden untuk mengisi angket.

Adapun 36 mahasiswa yang terpilih sebagai populasi dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Nama Responden

NO NAMA NIM JURUSAN PRODI

1 Luluk Bani Saidah 2021112006 Tarbiyah PAI

2 Aisyah Aminie 201112009 Tarbiyah PAI

3 Nurul Hidayah 2021112010 Tarbiyah PAI 4 Riska Guntur F 2021112011 Tarbiyah PAI 5 Fitrotul Inayatur R 2021112015 Tarbiyah PAI

(19)

7 Syafa‟atul Azmi 2021112019 Tarbiyah PAI

8 Dewi Aisyah 2021112025 Tarbiyah PAI

9 Khaerosana Dina 2021112029 Tarbiyah PAI 10 Siti Setyaningsih 2021112039 Tarbiyah PAI

11 M.Fauzi 2021112042 Tarbiyah PAI

12 Nur Afifah Tamara 2021112043 Tarbiyah PAI 13 Himkatul Maulida 2021112047 Tarbiyah PAI 14 Umroh Mahfudhoh 2021112057 Tarbiyah PAI 15 Istikmaliyah 2021112058 Tarbiyah PAI 16 Nova Auliyatul K 2021112060 Tarbiyah PAI

17 Sitta M C 2021112072 Tarbiyah PAI

18 Rohmi A 2021112076 Tarbiyah PAI

19 Uzlifatul Jannah 2021112077 Tarbiyah PAI

20 Ana Istiana 2021112078 Tarbiyah PAI

21 Aisyah 2021112102 Tarbiyah PAI

22 Abdul Kholik 2021112108 Tarbiyah PAI 23 Risa Itqiyya 2021112113 Tarbiyah PAI 24 Sri Wahyuningsih 2021112124 Tarbiyah PAI

25 Nur A‟isyah 2021112127 Tarbiyah PAI

26 Khurotunnisa 2021112129 Tarbiyah PAI 27 Dwi Ayuningtiyas 2021112143 Tarbiyah PAI 28 Zufa At tiqah 2021112156 Tarbiyah PAI

29 Istiqomah 2021112172 Tarbiyah PAI

30 Ita Rahmania 2021112182 Tarbiyah PAI

31 Ibrohim 2021112184 Tarbiyah PAI

32 Devi Septiana 2021112186 Tarbiyah PAI 33 Naili Akmalia 2021112192 Tarbiyah PAI 34 Imma Rif‟atul A 2021112201 Tarbiyah PAI 35 Rizqi Ulfiana 2021112236 Tarbiyah PAI

(20)

NO NAMA NIM JURUSAN PRODI

29 Istiqomah 2021112172 Tarbiyah PAI

20 Ita Rahmania 2021112182 Tarbiyah PAI

31 Ibrohim 2021112184 Tarbiyah PAI

32 Devi Septiana 2021112186 Tarbiyah PAI 33 Naili Akmalia 2021112192 Tarbiyah PAI 34 Imma Rif‟atul A 2021112201 Tarbiyah PAI 35 Rizqi Ulfiana 2021112236 Tarbiyah PAI

(21)
(22)
(23)

Masing-masing item jawaban mempunyai bobot nilai yang merupakan pernyataan kualitatif dan akan di analisa melalui metode statistik. Bobot nilai tersebut adalah:

 Item jawaban A mempunyai bobot nilai 4 dengan arti Sangat Baik  Item jawaban B mempunyai bobot nilai 3 dengan arti Baik.  Item jawaban C mempunyai bobot nilai 2 dengan arti Cukup.  Item jawaban D mempunyai bobot nilai 1 dengan arti Kurang.

Berikut adalah deskripsi jawaban angket tentang pembelajaran Sejarah Peradaban Islam mahasiswa Tarbiyah PAI angkatan 2012 STAIN Pekalongan.

Tabel 3.4

Deskripsi Jawaban Angket Tentang Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam Dan Sikap Toleransi Mahasiswa Tarbiyah PAI Agkatan 2012 STAIN

Pekalongan

NO NAMA

RESPONDEN

PILIHAN

JAWABAN NILAI JAWABAN JML A B C D Ax4 Bx3 Cx2 Dx1 1 Luluk Bani Saidah 7 8 2 1 28 24 4 1 57

2 Aisyah Aminie 8 6 4 0 32 18 8 0 58 3 Nurul Hidayah 14 3 1 0 56 9 2 0 67 4 Riska Guntur F 11 6 1 0 44 18 2 0 64 5 Fitrotul Inayatur R 8 7 3 0 32 21 6 0 59 6 Nur Laela S 9 9 0 0 36 27 0 0 63 7 Syafa‟atul Azmi 12 4 2 0 48 12 4 0 64

(24)

8 Dewi Aisyah 7 6 5 0 28 18 10 0 56

9 Khaerosana Dina 11 3 3 1 44 9 6 1 60

10 Siti Setyaningsih 10 7 1 0 40 21 2 0 63

11 M.Fauzi 8 9 1 0 32 27 2 0 61

12 Nur Afifah Tamara 8 8 2 0 32 24 4 0 60 13 Himkatul Maulida 14 2 2 0 56 6 4 0 66 14 Umroh Mahfudhoh 11 3 4 0 44 9 8 0 61 15 Istikmaliyah 10 5 3 0 40 15 6 0 61 16 Nova Auliyatul K 8 6 4 0 32 18 8 0 58 17 Sitta M C 15 3 0 0 60 9 0 0 69 18 Rohmi A 12 4 2 0 48 12 4 0 64 19 Uzlifatul Jannah 13 3 2 0 52 9 4 0 65 20 Ana Istiana 13 3 2 0 52 9 4 0 65 21 Aisyah 7 6 5 0 28 18 10 0 56 22 Abdul Kholik 6 7 5 0 24 21 10 0 55 23 Risa Itqiyya 7 10 0 0 28 30 0 0 58 24 Sri Wahyuningsih 9 3 5 1 36 9 10 1 56 25 Nur A‟isyah 4 11 3 0 16 33 6 0 55 26 Khurotunnisa 11 4 3 0 44 12 6 0 62 27 Dwi Ayuningtiyas 11 6 1 0 44 18 2 0 64 28 Zufa At tiqah 11 6 1 0 44 18 2 0 64 29 Istiqomah 6 5 7 0 24 15 14 0 53 30 Ita Rahmania 11 5 2 0 44 15 4 0 63 31 Ibrohim 5 9 3 1 20 27 6 1 54

(25)

32 Devi Septiana 8 9 1 0 32 27 2 0 61 33 Naili Akmalia 11 2 5 0 44 6 10 0 60 34 Imma Rif‟atul A 3 7 8 0 12 21 16 0 49 35 Rizqi Ulfiana 7 8 3 0 28 24 6 0 58 36 M.Mukromin 8 9 2 0 32 27 4 0 63 Jumlah 334 212 97 4 1336 636 194 4 2170

Rata-rata (mean) dari skor angket variabel X adalah:

Dibulatkan menjadi 60

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor tertinggi dari angket yang diberikan adalah 69 yang diraih oleh 1 responden, yaitu responden nomor 17. Sedangkan skor terendah adalah 49 yang diraih oleh 1 responden, yaitu nomor 33. Jumlah skor angket tentang pembelajaran Sejarah Peradaban Islam mahasiswa Tarbiyah PAI angkatan 2012 STAIN Pekalongan (variabel X) sebesar 2143, sedangkan rata-rata skor angket variabel X sebesar 59.

Selain hasil dari data di atas, diketahui bahwa pembelajaran Sejarah Peradaban Islam yang dipelajari di STAIN Pekalongan merupakan mata kuliah yang wajib diambil oleh seluruh mahasiswa Tarbiyah, dengan jumlah 3 SKS dalam satu kali pertemuan. Mata kuliah Sejarah Peradaban Islam sendiri ditawarkan pada semester ganjil. Proses pembelajaran dilakukan dengan berbagai metode pengajaran sesuai masing-masing dosen pengampu. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pembelajaran Sejarah Peradaban

(26)

Islam di STAIN Pekalongan memang terkadang terlihat kurang menyenangkan, seperti yang dikatakan oleh Hasina sebagai berikut :12

“mata kuliah Sejarah Peradaban Islam memang kurang menyenangkan, terlebih dosen pengampu Sejarah Perdaban Islam yang saya dapat kurang begitu menyenangkan, metode kurang menarik dan penyampaian materipun kurang bisa sampai kepada saya pribadi dan teman-teman. Sehingga pembelajaran Sejarah Peradaban Islam terasa kurang menarik. Oleh karena itu menurut saya agar matakulaih Sejarah Peradaban Islam agar dilakukan diskusi mendalam tiap kelompok, pemaparan video tentang kejayaan Islam misalnya dan dibuat permainan-permainan menarik dalam metode pembelajarannya.”

Meskipun demikian, tidak semua mahasiswa Tarbiyah PAI tidak menyukai matakuliah Sejarah Peradaban Islam, hal tersebut tergantung dari dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam itu sendiri, seperti yang dituturkan oleh saudari Sri Wahyuningsing:13

“ Pembelajaran tentang Sejarah Peradaban Islam memang kurang disukai dikalangan mahasiswa. Namun karena ada dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang mampu membuat metode pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan. Metode-metode yang digunakan tidak hanya diskusi didepan lalu yang lain menjadi audience, namun terkadang diskusi dikemas dengan cara yang berbeda. Sehingga tidak hanya kelompok yang mendapat jatah presentasi saja yang berfikir namun semua mahasiswa dalam kelas diajak untuk berfikir dengan cara dan metode yang hampir tiap kali pertemuan selalu berbeda-beda. Jadi saat proses pembelajaran Sejarah Peradaban Islampun saya dan kawan-kawan merasa tidak jenuh. Dan itu semua karena faktor dosennya yang mampu menghidupkan suasan pembelajaran Sejarah Peradaban Islam menjadi tidak membosankan. ”

Sesuai yang dikatakan oleh Sri Wahyuningsih dan Hasina, bahwasanya untuk meningkatkan semangat mempelajari Sejarah Peradaban Islam

12Hasina, mahasiswa Tarbiyah PAI angkatan 2012, Wawancara Pribadi, Rabu 29 Oktober

2014, Pukul 09.00.

13 Sri Wahyuningsih, mahasiswa Tarbiyah PAI angkatan 2012, Wawancara Pribadi, Senin

(27)

dikalangan mahasiswa, peran dosen sangat dipengaruhi. Dosen yang model pembelajarannya menyenangkan dan bisa diterima oleh mahasiswa setidaknya akan memberikan motivasi dan semangat bagi mahasiswa untuk tetap mempelajari Sejarah Peradaban Islam, mengingat pengetahuan mahasiswa khususnya Tarbiyah PAI memang sangat minim pengetahuan akan sejarah.

Selain itu menurut bapak Hufron Dimyati, salah satu dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, juga memaparkan :14

“ Untuk membuat pembelajaran Sejarah Peradaban Islam lebih mudah dipahami oleh mahasiswa, maka sebagai seorang pendidik khususnya dosen haruslah menguasai kelas terlebih dulu. Penguasaan kelas merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang pendidik. Jangan sampai didalam kelas terdapat mahasiswa yang mengantuk, berbicara sendiri atau yang lainnya. Maka dari itu caranya yakni dengan menerapkan metode pembelajaran yang variatif dan menarik serta melibatkan semua mahasiswa agar berfikir dan berperan aktif dalam setiap perkuliahan. Itulah yang beliau terapkan dalam semua matakuliah yang di ampu. Memang benar, mengajar Sejarah Peradaban Islam tidaklah mudah, karena terkadang mempelajari sejarah memang membuat jenuh, namun jika pendidik mau lebih maximal memberi media atau layanan pembelajaran yang efektif dan kondusif maka mahasiswa akan lebih senang dalam pembelajaran Sejarah Peradaban Islam, sehingga timbul rasa semangat baru. Dalam setiap pembelajaran dalam semua matakuliah yang saya ajarkan baik itu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam atau yang lainnya. Saya selalu menerapkan prinsip learning to know. learning to do, learning to be, learning to life together. Dimana tahap awal dalam sebuah pembelajaran tentu adalah memberikan pengetahuan. Kemudian apalah artinya jika sebuah teori atau pengetahuan tanpa sebuah praktik nyata. Maka dalam setiap ilmu yang didapat mahasiswa agar bisa dipraktikkan dan menjadi kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-harinya.”

Selain dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber, hasil penelitian tentang pembelajaran Sejarah Peradaban Islam juga dilakukan

14 Hufron Dimyati, Dosen Jurusan Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan, Wawancara Pribadi

(28)

dengan pembagian angket terhadap para responden. Dimana didapatkan hasil bahwa, rata-rata mahasiswa Tarbiyah PAI angkatan 2012 STAIN Pekalongan telah mengikuti perkuliahan Sejarah Peradaban Islam dengan rajin dan aktif. Mahasiswa juga paham betul dengan tujuan dalam pembelajaran Sejarah Peradaban Islam, meskipun demikian masih banyak materi-materi dalam Sejarah Peradaban Islam yang sulit untuk dihafalkan dan dipahami.

C. Sikap Toleransi Mahasiswa Tarbiyah PAI Angkatan 2012 STAIN Pekalongan

Untuk mendapatkan informasi tentang sikap toleransi Mahasiswa Tarbiyah PAI Angkatan 2012 STAIN Pekalongan dapat dilihat pada sebagai berikut:

Tabel 3.5

Deskripsi Jawaban Angket Tentang Sikap Toleransi Mahasiswa Tarbiyah PAI Angkatan 2012 STAIN Pekalongan

N O

NAMA RESPONDEN

PILIHAN

JAWABAN NILAI JAWABAN JML

A B C D Ax4 Bx 3 Cx 2 Dx 1

1 Luluk Bani Saidah 9 8 2 0 36 24 4 0 64

2 Aisyah Aminie 17 0 0 1 68 0 0 1 69 3 Nurul Hidayah 16 0 0 2 64 0 0 2 66 4 Riska Guntur F 4 12 1 1 16 36 2 1 55 5 Fitrotul Inayatur R 10 6 2 0 40 18 4 0 62 6 Nur Laela S 4 12 1 1 16 36 2 1 55 7 Syafa‟atul Azmi 8 8 1 1 32 24 2 1 59 8 Dewi Aisyah 1 12 4 1 4 36 8 1 49

(29)

9 Khaerosana Dina 8 4 5 1 32 12 10 1 55

10 Siti Setyaningsih 4 12 1 1 16 36 2 1 55

11 M.Fauzi 1 12 4 1 4 36 8 1 49

12 Nur Afifah Tamara 4 12 1 1 16 36 2 1 55

13 Himkatul Maulida 3 9 5 1 12 27 10 1 50 14 Umroh Mahfudhoh 8 4 5 1 32 12 10 1 55 15 Istikmaliyah 8 5 5 0 32 15 10 0 57 16 Nova Auliyatul K 10 4 4 0 40 12 8 0 60 17 Sitta M C 13 5 0 0 52 15 0 0 67 18 Rohmi A 1 12 4 1 4 36 8 1 49 19 Uzlifatul Jannah 12 3 3 0 48 9 6 0 63 20 Ana Istiana 11 4 3 0 44 12 6 0 62 21 Aisyah 7 9 2 0 28 27 4 0 59 22 Abdul Kholik 0 6 12 0 0 18 24 0 42 23 Risa Itqiyya 10 6 1 1 40 18 2 1 61 24 Sri Wahyuningsih 12 3 2 1 48 9 4 1 62 25 Nur A‟isyah 6 10 2 0 24 30 4 0 58 26 Khurotunnisa 15 2 1 0 60 6 2 0 68 27 Dwi Ayuningtiyas 15 2 1 0 60 6 2 0 68 28 Zufa At tiqah 15 2 1 0 60 6 2 0 68 29 Istiqomah 10 6 2 0 40 18 4 0 62 30 Ita Rahmania 2 9 6 1 8 27 12 1 48 31 Ibrohim 3 6 7 2 12 18 14 2 46 32 Devi Septiana 11 6 1 0 44 18 2 0 64 33 Naili Akmalia 8 4 5 1 32 12 10 1 55

(30)

34 Imma Rif‟atul A 9 1 17 0 36 3 34 0 73

35 Rizqi Ulfiana 3 8 6 1 12 24 12 1 49

36 M.Mukromin 3 6 7 2 12 18 14 2 46

JUMLAH 281 230 124 23 1124 690 248 23 2085

Rata-rata (mean) dari skor angket variabel Y adalah :

Dibulatkan menjadi 57

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor tertinggi dari angket yang diberikan adalah 73 yang diraih oleh 1 responden, yaitu responden 34. Sedangkan skor terendah adalah 42 yang diraih oleh 1 responden, yaitu nomor 22. Jumlah skor angket tentang sikap toleransi mahasiswa Tarbiyah PAI angkatan 2012 STAIN Pekalongan (variabel Y) sebesar 2085. Sedangkan rata-rata skor angket variabel Y sebesar 57.

Selain hasil dari data diatas, berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa mahasiswa bahwa sikap toleransi mahasiswa Tarbiyah PAI angkatan 2012 STAIN Pekalongan masih juga ada yang belum bisa menerapkan sikap toleransi dengan baik. Sikap toleransi disini diwujudkan dalam toleransi antar sesama umat muslim namun berbeda pemahaman dalam Islam. Hal ini sesuai yang dipaparkan lagi oleh mahasiswi bernama Sri Wahyuningsih, sebagai berikut:15

15

Sri, Mahasiswa Tarbiyah PAI Angkatan 2012 STAIN Pekalongan, Senin 13 Oktober 2014, Pukul 07.30

(31)

“Sebetulnya antar mahasiswa sudah menerapkan sikap toleransi dengan baik, seperti tidak pilih-pilih dalam berteman, menghargai pendapat dan lain sebagainya. Namun terkadang masih banyak dikalangan mahasiswa yang khususnya memiliki kelompok, paham, serta organisasi masing-masing pasti akan mengalami perbedaan. Sejujurnya dengan adanya berbagai organisasi yang ada di STAIN Pekalongan itu baik, namun terkadang mahasiswa justru menjadi enggan berbaur dengan organisasi lain dan hanya dengan organisasinya sendiri. Terkadang juga muncul persaingan-persaingan.”

Makna sikap toleransi memang sudah banyak diketahui oleh mahasiswa. Namun secara aplikatif masih banyak mahasiswa yang belum bisa menerapkannya. Seperti yang dikatakan salah satu mahasiswa Tarbiyah PAI bernama panggilan Bo‟im sebagai berikut :16

“Semua mahasiswa pasti mengetahui makna toleransi, untuk sekedar menghargai pendapat dan berteman dengan siapa saja mungkin sudah banyak yang mampu mengaplikasikannya. Namun untuk hal-hal yang lebih seperti datang ke acara yang diselenggarakan organisasi kelompok lain itu jarang sekali.”

Mempelajari Sejarah Peradaban Islam memang sangat penting hal ini dapat menumbuhkan kecintaan dan rasa bangga terhadap Islam. Selain itu dengan mempelajari bagaimana Sejarah dimasa dulu juga akan tertanam sikap toleransi pada pribadi ummat muslim khususnya disini Mahasiswa STAIN Pekalongan.17 Sama halnya yang dipaparkan oleh bapak Hufron Dimyati:18

“ Sikap toleransi merupakan tujuan utama dalam pendidikan Agama maupun pendidikan nasional yang disebut bineka Tunggal Ika “Berbeda-beda Namun Tetap Satu”. Agama Islam merupakan agama

16 Ibrohim, mahasiswa Tarbiyah PAI Angkatan 2012 STAIN Pekalongan, Rabu 2 Oktober

2014, Pukul 09.30.

17 Ely Mufida, Dosen Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan, Konsultasi Pribadi. 30 Mei 2014,

Pukul 08.30. 18

Hufron Dimyati, Dosen Jurusan Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan, Wawancara Pribadi Kamis 6 November Pukul 09.30.

(32)

yang Rahmatan Lil Alamin. Dalam pembelajaran Sejarah Peradaban Islam tentu ada tujuan agar tertanam sikap toleransi pada mahasiswa. Agar terwujud sikap toleransi dalam pribadi mahasiswa, maka dalam setiap pembelajaran saya selalu menerapkan metode diskusi, tanya jawab, dan saling memberikan pendapat. Tidak pernah ada larangan untuk perbedaan pendapat, semua argumen dari mahasiswa ditampung dan didiskusikan bersama. Tiap hari mahasiswa juga akan berbeda tiap kelompoknya selalu berganti-ganti. Sehingga semua mahasiswa dapat menyatukan pemikiran dengan berbagai perbedaan satu sama lain dengan semua teman dalam satu kelasnya. Dengan hal tersebut mahasiswa begitu paham dan benar-benar memahami bagaimana indahnya menyikapi perbedaan dengan sikap toleransi. “

Gambar

Tabel 3.2  Nama Responden

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan pendekatan Multiple Intelegence (MI) di SDIT Ulul Albab Pekalongan 2012 yang mencakup tujuan pembelajaran,

dengan Pereduksian Sikap Apatis Siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs NU Mafatihul Ulum Sidorekso Kaliwungu Kudus Tahun Pelajaran 2016/2017,