• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Dalam Kurikulum SMP 2013 Rogers Pakpahan Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemdikbud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penilaian Dalam Kurikulum SMP 2013 Rogers Pakpahan Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemdikbud"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

0

Penilaian Dalam Kurikulum SMP 2013

Rogers Pakpahan

Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemdikbud

Pendidikan merupakan upaya bangsa untuk mencerdaskan kehidupan bangsanya yang diperoleh melalui jalur pendidikan. Pendidikan nasional berfungsi sebagai alat utama untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat bangsa Indonesia (Pakpahan, 2015). Melalui sistem pendidikan nasional dirancang untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta didik (siswa) sehingga dengan kemampuan yang dikembangkan para siswa dapat meningkatkan mutu kehidupannya di masyarakat. Pendidikan merupakan sarana untuk memberikan kemampuan yang harus dimiliki siswa sebagai bekal agar mereka dapat hidup secara martabat dalam masyarakat

Abstrak: Bangsa Indonesia yang sedang giat melaksanakan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain membutuhkan tenaga kerja terampil dan hanya dapat dipenuhi melalui pendidikan. Untuk itu, Pemerintah melakukan penyempurnaan kurikulum yang berlaku saat ini dengan Kurikulum 2013. Melalui kurikulum tersebut diharapkan generasi mendatang mampu bersaing dalam kehidupan global. Kurikulum tersebut telah diimplementasikan secara terbatas namun terdapat berbagai kendala sehingga perlu disempurnakan terutama dalam proses pembelajaran dan penilaian. Penyempurnaan dalam pembelajaran terutama dalam penggunaan pendekatan dan pembelajaran aspek sikap spiritual dibebankan pada mata pelajaran agama dan sikap sosial pada pendidikan kewarganegaraan serta mata pelajaran lain mengajarkan secara tidak langsung. Penilaian sikap dilakukan dengan pengamatan pada perilaku peserta didik yang menonjol dalam rangka pembentukan karakter bukan pencapaian dan penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian. Capaian belajar diberi nilai angka, predikat, dan diskripsi tentang kelebihan dan kelemahan peserta didik pada mata pelajaran.

(2)

1

serta hidup bersaing di era global. Oleh karena itu, Negara (bangsa) selalu mengadakan pembaharuan atau perubahan kurikulum.

Perubahan kurikulum di suatu Negara merupakan sesuatu hal yang lumrah karena melalui kurikulum suatu bangsa dapat di desain masyarakat yang diinginkan di masa depan. Kurikulum sebagai acuan utama para pendidik dalam proses pembelajaran sehingga masyarakat seperti apa yang diinginkan di masa datang dapat dibentuk melalui pendidikan. Kurikulum merupakan komponen utama dalam pelaksanaan pendidikan sehingga kompetensi yang diharapkan dikuasai bangsa dapat diajarkan melalui pendidikan terutama kompetensi yang bersifat akademik dan keterampilan hidup serta nilai-nilai untuk memotivasi peserta didik (Tillman, 2004) untuk menghargai antarmanusia dan lingkungan sekitar.

Pembaharuan kurikulum dilakukan dalam rangka pengaturan kehidupan dengan sesama manusia yang cenderung berubah sehingga urgen untuk ditanamkan melalui pendidikan di satuan pendidikan. Pembaharuan kurikulum semakin penting dilakukan seiring dengan adanya pergantian rezim dalam pemerintahan serta adanya perubahan zaman (Tilaar, 2015). Pendidikan akan selalu berubah dan menjadi fokus perhatian suatu bangsa. Konten atau materi dari kurikulum berubah dari waktu ke waktu sesuai perkembangan suatu bangsa dan zaman namun tetap harus mempertimbangkan kebutuhan peserta didik (White, 2005). Konten tersebut merupakan bagian yang selalu berubah untuk ditanamkan (diajarkan) kepada peserta didik melalui pembelajaran. Perubahan kurikulum awalnya dilakukan pada awal masa kedemerdekaan hingga dewasa ini dan saat ini dilakukan pembaharuan kurikulum yang disebut dengan Kurikulum 2013.

(3)

2

Adanya perubahan kurikulum diharapkan menghasilkan lulusan berkualitas tinggi sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat (Fattah, 2007). Lulusan yang berkualitas diharapkan memberikan kontribusi dalam pembangunan bangsa. Untuk mengetahui berkualitas atau tidaknya hasil pembelajaran dilakukan penilaian, yaitu sebagai kegiatan untuk mengetahui tujuan pembelajaran sudah dikuasai oleh peserta didik.

Berdasarkan uraian tersebut permasalahan dalam kajian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan penilaian seiring dengan perubahan kurikulum yang dilaksanakan oleh pemerintah serta pemnfaatan hasil penilaian. Tujuan kajian ini adalah untuk menyebarluaskan bentuk penilaian yang sedang dikembangkan untuk pelaksanaan Kurikulum 2013. Kajian ini perlu dilakukan agar para pendidik atau pembaca kajian ini dapat menyiapkan diri dalam implementasikan Kurikulum 2013. Melalui pemahaman penilaian yang benar atau diharapkan maka implementasi penilaian sesuai dengan desain dan pembaharuan Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013

Bangsa Indonesia sedang menjalankan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain di dunia. Gerak pembangunan bangsa Indonesia, di era globalisasi yang ditandai dengan persaingan antar bangsa terutama dalam sistem ekonomi, padatnya informasi dengan kuatnya komunikasi serta keterbukaan antar bangsa yang mendorong bangsa Indonesia mencari strategi baru untuk mendukung pelaksanaan pembangunan. Salah satu strategi yang dilakukan dengan pemenuhan pengetahuan untuk mensukseskan pelaksanaan pembangunan bangsa. Kebutuhan

(4)

3

pengetahuan diperoleh melalui pendidikan sebagai komoditi unggulan yang diminati banyak orang (Uno dan Nina, 2014). Pemenuhan pengetahuan untuk mendukung pembangunan yang sedang dirancang dan diimplementasikan membutuhkan sumberdaya manusia terampil. Untuk memenuhi sumberdaya terampil sesuai kebutuhan perlu dirancang melalui kurikulum pendidikan.

Dewasa ini, pemerintah sedang merancang dan mengimplementasikan kurikulum baru yang disebut “Kurikulum 2013” sebagai pengganti Standar Isi atau Kurikulum 2006. Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan perubahan kurikulum adalah wajar (Tilaar, 2015) dengan memasukan unsur pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bangsa untuk membangun bangsanya. Dalam Kurikulum 2013 menyiapkan bangsa Indonesia siap menghadapi kehidupan Abad 21 sehingga dalam krikulum dirancang pemberian pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan bangsa Indonesia di masa datang. Dalam Kurikulum 2013 mengutamakan pencapaian aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Aspek sikap lebih diutamakan dalam rangka pembentukan karakter peserta didik sehingga mereka memiliki sikap positif yang dapat hidup bersaing di era global. Aspek pengetahuan menekankan pada pencarian atau penemuan sendiri (inquiri) tentang materi ilmu pengetahuan berupa fenomena alam, sosial, seni, dan budaya sebagai bekalnya dalam kehidupan di masa datang. Aspek keterampilan sebagai upaya penerapan pengetahuan yang diperoleh dalam aktivitas pembelajaran di satuan pendidikan.

Dalam Kurikulum 2013 memiliki komponen kompetensi inti yang dijabarkan ke dalam kompetensi dasar. Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia

(5)

4

peserta didik pada kelas tertentu dan merupakan integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda (Triwiyanto, 2014). Kompetensi inti yang lebih dikenal dengan KI terdiri atas KI-1 disebut sikap spiritual, KI-2 disebut sikap sosial, KI-3 disebut aspek pengetahuan, dan KI-4 disebut aspek keterampilan. KI-1 dan KI-2 berlaku untuk semua mata pelajaran sedang KI-3 dan KI-4 berbeda untuk setiap mata pelajaran. Format ini merupakan perbaikan dari sebelumnya, dimana rumusan KI-1 dan KI-2 ada untuk setiap mata pelajaran serta dijabarkan dalam bentuk kompetensi dasar. Dalam penyempurnaan Kurikulum 2013, rumusan KI-1 diambil dari mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan rumusan KI-2 diambil dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta kedua mata pelajaran tersebut memiliki kompetensi dasar sedang mata pelajaran lain tidak ada kompetensi dasar untuk KI-1 dan KI-2. Mata pelajaran lain memiliki kompeteni dasar pada KI-3 dan KI-4. Nama Kurikulum 2013 untuk sementara masih tetap digunakan walaupun masih dalam proses penyempurnaan atau direvisi.

Dampak dari penyempurnaan Kurikulum 2013 tampak pada proses pembelajaran dan penilaian. Pada awalnya (sebelum penyempurnaan) setiap mata pelajaran wajib mengajarkan aspek sikap (KI-1, KI-2), aspek pengetahuan (KI-3), dan aspek keterampilan (KI-4) dan setelah penyempurnaan maka yang mengajarkan secara langsung tentang KI-1 adalah guru Pendidikan Agama dan Budi Perkerti dan KI-2 adalah guru Pendidikan Kewarganegaraan sedangkan guru mata pelajaran lainnya mengajarkan aspek sikap secara tidak langsung. Pendekatan dalam proses pembelajaran disederhanakan, pada awalnya menekankan pada pendekatan saintifik menjadi salah

(6)

5

satu cara pembelajaran, para guru dibebaskan menemukan pola atau pendekatan lain dalam proses pembelajaran sepanjang sesuai dengan kurikulum 2013.

Penilaian Dalam Kurikulum SMP 2013

Kurikulum 2013 dirancang pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhono dan telah diimplementasikan secara bertahap. Proses implementasi dilakukan dengan penerapan secara terbatas pada satuan pendidikan tertentu. Untuk mendukung implementasi dilakukan pelatihan guru mulai dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten, hingga sekolah pelaksana dan buku sumber dicetak secara nasional oleh pemerintah. Dalam proses implementasi dihadapi kendala dan adanya pergantian pemerintahan ke Presiden Joko Widodo sehingga Kurikulum 2013 disempurnakan sesuai dengan kendala yang dihadapi. Penyempurnaan yang dilakukan Pemerintah merupakan bahan atau materi utama dalam pelatihan implementasi kurikulum di tahun 2016 dan tahun-tahun berikutnya hingga kurikulum yang dirancang dapat diimplementasikan dengan baik.

Dalam Kurikulum 2013 dikembangkan apa yang harus dikuasai peserta didik seperti ditetapkan dalam standar kompetensi lulusan bukan sekedar apa yang harus diajarkan seperti dirumuskan dalam kurikulum (Pusat Penilaian Pendidikan, 2015). Pergeseran paradigma ini mengubah proses pembelajaran di depan kelas sehingga dibutuhkan upaya pemenuhan pengetahuan kurikulum 2013 kepada para pendidik. Melalui pemenuhan pengetahuan kurikulum 2013 diharapkan implementasinya berjalan sesuai dengan rencana dan harapan. Perubahan tersebut mengubah pandangan dalam penilaian yang selama ini, penilaian diarahkan pada kompetensi yang diketahui oleh

(7)

6

peserta didik menjadi penilaian pada kompetensi yang dapat dilakukan peserta didik. Dengan demikian penilaian diarahkan pada kondisi nyata dari suatu ilmu pengetahuan sehingga bentuk penilaian diarahkan pada penggunaan soal uraian, praktik, produk, proyek, dan portofolio. Penilaian demikian perlu dilakukan karena melalui penilaian diperoleh potensi peserta didik dan diharapkan mereka dapat menghasilkan atau melakukan hal berkualitas tinggi (Bond dan Christine, 2012). Potensi yang dimiliki peserta didik menjadikan penilaian menjadi sesuatu yang dapat dilakukan bukan hanya sekedar diketahui atau dikuasai.

Dampak penyempurnaan Kurikulum SMP 2013 tampak pada proses pembelajaran seperti diuraikan pada bagian awal dan proses penilaian yaitu penentuan kriteria ketuntasan minimal (KKM), bentuk capaian atau nilai, dan proses pelaksanaan penilaian. KKM merupakan acuan untuk menetapkan peserta didik secara minimal memenuhi persyaratan penguasaan atas materi pelajaran tertentu (Prayitno, 2009). Artinya kriteria ketuntasan minimal setiap mata pelajaran dapat berbeda-beda. Kriteria ketuntasan belajar ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, mempertimbangkan karekteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan. Selama ini KKM ditentukan secara nasional baik untuk aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga memunculkan praktik-praktik yang tidak diinginkan. Setelah disempurnakan maka KKM untuk aspek sikap tidak ada karena peserta didik diasumsikan sudah memiliki perilaku/sikap baik sehingga bila ada perilaku atau sikap menonjol diarahkan kepada pembentukan karakter yang baik dan

(8)

7

KKM hanya ada untuk aspek pengetahuan dan keterampilan yang ditentukan satuan pendidikan serta sesuai dengan kondisinya.

Bentuk capaian atau nilai yang digunakan selama ini adalah untuk aspek sikap dengan predikat sangat baik (A), baik (B), cukup (C), dan kurang (K). Nilai tersebut merupakan capaian peserta didik selama proses pembelajaran dan hal ini kurang pas karena sikap itu merupakan suatu kecenderungan untuk berbuat atau bertindak secara positif atau negatif terhadap orang, ide-ide atau kejadian (Djiwandono, 2008). Oleh karena itu, bentuk capaian atau nilai untuk aspek sikap digunakan diskripsi yang menjelaskan tentang perilaku atau sikap peserta didik yang dikaitkan dengan pembentukan karakter. Bentuk nilai untuk aspek pengetahuan dan keterampilan yang selama ini menggunakan skala 0-4 dengan nilai A, B, C, D disempurnakan menjadi skala 0-100, predikat A, B, C, D, dan diskripsi yang menunjukkan pencapaian kompetensi dasar tertinggi dan terendah dari setiap mata pelajaran.

Proses penilaian yang mengalami penyempurnaan meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan oleh seluruh guru yang ada di satuan pendidikan dan hasil pengamatan diserahkan kepada wali kelas untuk diolah sebagai bahan diskripsi dalam rapor. Penilaian sikap dilakukan dalam bentuk pengamatan sehingga diperlukan bentuk format observasi yang diserahkan pada satuan pendidikan. Berikut contoh format yang dapat digunakan dalam pengamatan perilaku peserta didik dalam kurun waktu satu semester.

(9)

8

Format Observasi Perilaku

No Tanggal Nama siswa Catatan perilaku Butir sikap

1. 2. 3. 4. 5.

Perilaku atau sikap yang menonjol dicatat dalam format sepanjang berkaitan dengan KI-1 dan KI-2. KI-1 menyangkut aspek spiritual tentang (1) ketaatan beribadah; (2) berperilaku syukur; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan (4) toleransi dalam beribadah. KI-2 menyangkut aspek sosial meliputi (1) jujur; (2) disiplin; (3) tanggung jawab; (4) santun; (5) peduli; dan (6) percaya diri (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015). Hasil catatan para pendidik diolah seperti diagambarkan diagram berikut:

Pada awalnya merupakan catatan perilaku menonjol yang berkaitan dengan aspek spiritual dan aspek sosial yang dikumpulkan walikelas hingga berubah menjadi jurnal harian selanjutnya diolah oleh wali kelas. Berdasarkan catatan tersebut perilaku atau sikap peserta didik dirapatkan dalam pertemuan dewan guru di satuan pendidikan untuk memverifikasi catatan hasil pengamatan selama satu semester yang dilakukan seluruh

Observasi Harian Jurnal Harian Rekap Jurnal Semester Rapat

Dewan Guru Rapor

Deskripsi Sikap KI-1 dan KI-2

(10)

9

guru dan akhirnya digunakan dalam diskripsi rapor peserta didik seperti contoh untuk sikap spiritual Karni selalu bersyukur, selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan, dan toleran pada pemeluk agama yang berbeda; ketaatan beribadah sudah baik. Sedangkan contoh diskripsi sikap sosial Karni sangat santun, peduli, dan percaya diri; kejujuran, kedisiplinan, dan tanggungjawab baik. Penilaian sikap ini memungkinkan peserta didik selama satu semester tidak memiliki catatan yang menonjol dan tidak perlu dipaksakan harus ada seperti selama ini sehingga merumitkan para pelaksana di sekolah.

Penilaian aspek pengetahuan dilakukan dalam bentuk tes tertulis, lisan, penugasan, dan portofolio dan tujuannya digambarkan dalam diagram berikut:

Sumber: Panduan Penilaian Sekolah Mengah Pertama

Dalam proses penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan terdapat istilah (1) penilaian harian yaitu penilaian yang dilakukan setelah pembelajaran satu kompetensi dasar atau lebih, (2) penugasan merupakan pemberian tugas kepada peserta didik setelah pembelajaran berlangsung dan penugasan ini dapat bersifat pengulangan, pendalaman, dan pengayaan atau mencari pegetahuan baru yang berkaitan dengan

Penilaian Pengetahuan

Tertulis

Benar-Salah, Menjodohkan, Pilihan Ganda, Uraian, Isian/Melengkapi

Penugasan Tugas yang dilakukan secara individu atau kelompok

Lisan

Tanya jawab

Mengetahui penguasaan pengetahuan siswa untuk perbaikan proses pembelajaran dan/atau pengambilan nilai

Memfasilitasi penguasaan

pengetahuan (bila diberikan selama proses pembelajaran) atau

mengetahui penguasaan

pengetahuan (bila diberikan pada akhir pembelajaran)

Mengecek pemahaman siswa untuk perbaikan proses pembelajaran

Portofolio

Sampel pekerjaan siswa terbaik yang diperoleh dari penugasan dan tes

Sebagai (sebagian) bahan guru mendeskripsikan capaian pengetahuan di akhir semester tertulis

(11)

10

pembelajaran, (3) penilaian tengah semester yaitu penilaian yang dilakukan pada tengah semester atau setelah pembelajaran dilakukan beberapa kompetensi dasar, (4) penilaian akhir semester yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir semester setelah seluruh materi selesai diajarkan, (5) penilaian kenaikan kelas dan penilaian akhir yang dilakukan satuan pendidikan untuk menentukan kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan merupakan penilaian secara terus menerus dan berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung (Sunarti dan Selly, 2014). Ilustrasi pelaksanaan penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan selama satu semester sebagai berikut:

Sumber: Panduan Penilaian Sekolah Mengah Pertama

Berdasarkan penilaian yang dilakukan akan diperoleh nilai penilaian harian atau nilai tiap kompetensi dasar (NPH), nilai penilaian tengah semester (NPTS), nilai penilaian akhir semester (NPAS), dan nilai akhir (NA), yang merupakan nilai rata-rata dari nilai harian dan penugasan, nilai tengah semester, dan nilai akhir semester. Ilustrasi penentuan nilai akhir satu semester sebagai berikut:

KD-3.1 KD-3.2 KD-3.3 KD-3.4 KD-3.5 KD-3.6 KD-3.7 KD-3.8 KD-3.9

PH-2 PH-3 PTS PH-4

PH-5 PAS

(12)

11 No. Nama NH-1 NH-2 NH-3 NH-4 NH-5 Rata-rata NPH NPTS NPAS NA Pembulatan KD KD KD KD KD 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 1 Ani 75 60 80 68 66 80 79 67 90 73,89 90 80 79,45 79 2 Budi 71 78 67 69 91 76 66 87 75 75,56 75 80 76,53 77 3 ...

Berdasarkan ilustrasi tersebut maka nilai akhir Ani sebesar 79 dan nilai akhir ini digunakan untuk mengisi nilai dalam rapor sedang nilai harian yang berasal dari tiap kompetensi dasar (KD) digunakan sebagai bahan diskripsi dalam rapor yaitu nilai capaian tertinggi untuk Ani KD 3.9 dan terendah KD 3.2. Diskripsi dirumuskan dengan kalimat positif atau memotivasi peserta didik dan melalui diskripsi tersebut orang tua atau siapa pun yang membaca diskripsi tersebut akan diketahui kelebihan dan kelemahan peserta didik dalam mata pelajaran tersebut. Dalam perumusan harus dihindari kalimat yang bersifat kontras dan dirumuskan dari kata kunci uraian dari setiap kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran.

Bentuk penilaian untuk menilai capaian aspek keterampilan digunakan unjuk kerja/kinerja/praktik, proyek, produk dan tujuannya seperti diagram berikut:

(13)

12

Sumber: Panduan Penilaian Sekolah Mengah Pertama

Bentuk penilaian tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh ke dalam dunia nyata sehingga penilaian tidak hanya mengukur apa yang diketahuinya tetapi menilai apa yang bisa dilakukan sesuai dengan konteks pengetahuan yang dipelajarinya. Ilustrasi pelaksanaan dan bentuk penilaian yang digunakan untuk mengukur aspek keterampilan sebagai berikut:

Berdasarkan ilustrasi tersebut akan diperoleh nilai dari setiap KD dan nilai akhir yang akan digunakan dalam rapor, sebagai berikut:

KD 4.1 KD4.2 KD4.3 KD 4.4 KD4.5 KD 4.6 Praktik 1 Praktik 1 Pratik 2

Proyek1 Produk 1 Produk 1

Proyek 1

Produk 1

Praktik 2 Proyek 2

(14)

13

KD Praktik Produk Proyek Portofolio Nilai Akhir

4.1 92 80 92 4.2 66 75 75 4.3 70 87 87 4.4 75 87 81,5 4.5 75 80 80 4.6 80 85 85

Nilai Akhir Semester 83,416 = 83

Nilai yang digunakan dalam penilaian aspek keterampilan adalah nilai optimum, artinya nilai tertinggi digunakan dari bentuk penilaian yang sama pada suatu kompetensi dasar dan bila bentuk penilaian berbeda untuk mengukur suatu kompetensi dasar maka ditentukan rata-rata nilai. Sesuai ilustrasi tersebut maka nilai akhir untuk aspek keterampilan adalah 83 sedang untuk diskripsi adalah rumusan KD 4.1 (tertinggi) dan rumusan KD 4.2 (terendah). Rumusan diskripsi jangan menyalin seluruh rumusan KD namun cukup menentukan kata kunci dari rumusan kompetensi dasar serta disusun dalam kalimat yang memotivasi penerima rapor atau laporan hasil penilaian.

Kurikulum 2013 akan terus diimplementasikan dan disempurnakan hingga mencapai bentuk akhir dan mudah diterapkan di satuan pendidikan. Penerapan Kurikulum 2013 berdampak pada proses kenaikan kelas, pada awalnya, kenaikan kelas dilakukan secara otomatis dan setelah disempurnakan diberlakukan kriteria tinggal kelas. Persyaratan tinggal kelas, yaitu peserta didik yang memiliki tiga mata pelajaran tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal atau memiliki sikap kurang. Untuk itu perlu ditentukan kriteria ketuntasan minimal antara pengetahuan dan keterampilan sama besarnya untuk menghindari kerumitan dalam penentuan kenaikan kelas. Bila ditentukan

(15)

14

berbeda-beda maka nantinya ada kemungkinan tuntas pada aspek pengetahuan dan tidak tuntas pada aspek keterampilan atau sebaliknya.

Pemilihan bentuk-bentuk penilaian dalam proses penilaian pada pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan karakteristik tiap kompetensi dasar. Setiap bentuk penilaian memiliki kelebihan dan kelemahan serta ada yang sesuai dengan karakteristik suatu kompetensi dasar. Pemilihan itu didasarkan pada pemikiran untuk mengukur apa yang bisa dilakukan peserta didik bukan apa yang sudah dikuasai peserta didik. Pelaksanaan penilaian dalam implementasi Kurikulum 2013 sangat penting sebagai akibat paragdima Kurikulum 2013 yang mengutamakan apa yang bisa dilakukan peserta didik bukan pada apa yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Sosialisasi Penilaian

Dalam pembaharuan Kurikulum 2013 terdiri atas kompetensi inti (KI) yaitu KI-1 untuk sikap spiritual, KI-2 untuk aspek sikap sosial, K-3 untuk aspek pengetahuan, dan KI-4 untuk aspek keterampilan. Dalam pembelajaran KI-1 dan KI-2 diajarkan secara langsung oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan Pendidkan Kewarganegaraan, sedang mata pelajaran lainnya mengajarkannya secara tidak langsung. Penilaian dilakukan untuk aspek sikap dengan pengamatan sedang untuk aspek pengetahuan dan keterampilan dilakukan dengan penilaian tes tertulis, penugasan, praktik, produk, projek, dan portofolio. Hasil penilaian dilakukan untuk aspek sikap dengan deskripsi sedang untuk pengetahuan dan keterampilan digunakan bentuk angka, predikat, dan deskripsi.

(16)

15

Untuk itu, agar implementasi Kurikulum 2013 berjalan dengan lancar perlu dilakukan sosialisasi penilaian kepada para pemangku kepentingan, pelatihan guru dalam bidang penilaian, serta penggandaan buku dan panduan penilaian sesuai jumlah guru yang akan melaksanakan penilaian sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

Referensi

Bond, Trevor.G, dan Fox, Christinn M., 2012. Applying the Rasch Model: Fundamental Measurement in the Human Sciences. Second Edition. New York: Routledge Taylor & Francis Gorup 711Third Evenue.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani,. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Fattah, Nanang., dan H. Mohammad Ali. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta. Grasindo

Pakpahan, Rogers. 2015. Ujian SekolahSebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 21 No 2 ISSN 0215-2673. Hal 167-181. Terakredatasi LIPI Nomor 438/AU2/P2MI-LIPI/08/2012. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pusat Penilaian Pendidikan. 2015. Pedoman Penilaian Kelas Oleh Pendidik. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sunarti dan Selly Rahmawati. 2014. Penilaian Kurikulum 2013. Membantu Guru dan Calon

Guru Mengetahui Langkah-langkah Penilaian Pembelajaran. Yogyakarta: Andi. Tilaar, H.A.R., 2015. Pedagogik Teoritis Untuk Indonesia. Jakarta: Kompas

Tillman, Diane. 2004. Living Values: An Educational Program Living Values Activities for Young Adults. Pendidikan Nilai Untuk Kaum Dewasa-Muda. Jakarta: Grasindo.

(17)

16

Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, Hamzah B., dan Nina Lamatenggo. 2014. Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan penurunan PPh final bagi pelaku UMKM merupakan salah satu fasilitas fiskal yang diberikan oleh pemerintah kepada pelaku UMKM untuk mendorong potensi/aktivitas

Persepsi mas yarakat perawat sebagai “ one of us ”, yaitu orang yang berjasa, cekat an, perhatian kepada orang lain, bekerja dengan hati, dapat dipercaya,

Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) from the poultry sector, Mitra Adiperkasa (MAPI), and Ace Hardware (ACES) from the retail sector are top pick stocks investors need to

Secara umum proses sertifikasi mencakup : peserta yang telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi untuk paket/okupasi Pengawas Operasi Produksi

Salah satu program besar yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan itu adalah dibuatnya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia,

Secara umum proses sertifikasi mencakup : peserta yang telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi untuk paket/okupasi Operator Kran Jembatan s/d

Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Ahmed dan Duelman (2007) yang menunjukkan bahwa variabel jumlah dewan komisaris tidak signifikan terhadap

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metakaolin dan serat alumunium terhadap kapasitas kuat tarik belah dan