• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kaji Banding (Bechmarking) puskesmas jeumpa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kaji Banding (Bechmarking) puskesmas jeumpa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Hospital Benchmarking

Rumah Sakit Umum dr.Fauziah, Bireuen

Kamis, 2 April 2015

Kelompok Mutu (Akreditasi) Disusun Oleh:

1. Dr. Zubaidah 2. Sarmuni 3. Dr. Fonna

PUSKESMAS JEUMPA KABUPATEN BIREUEN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

(2)

I. Pendahuluan

a. Latar Belakang Studi Banding ke RSU dr.Fauziah Bireuen

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas, sistem akreditasi Puskesmas yang mengacu pada pelayanan berfokus pada pasien serta kesinambungan pelayanan dan menjadikan keselamatan pasien sebagai standar utama.

RSU dr.Fauziah Bireuen adalah salah satu dari 7 RS di Indonesia yang sudah terakreditasi oleh JCI sekaligus sudah terakreditasi 16 PokJa oleh KARS Indonesia.

RSU dr.Fauziah termasuk RS yang tergolong baru tetapi mampu berkembang pesat dan mampu berkompetisi dengan RS-RS yang telah berdiri lama di Bireuen.

Oleh karena itu sangat pantas bagi kami melakukan studi banding ke RSU dr.Fauziah Bireuen sebagai bahan pembelajaran mengenai peningkatan Mutu dan Akreditasi JCI untuk diterapkan dalam proses peningkatan mutu dan akreditasi di Puskesmas kami.

b. Instrumen/Tujuan Kaji Banding 1. Tujuan Umum

Melakukan studi banding mengenai mutu (Akreditasi) JCI, Manajemen klinik, manajemen fisik, manajemen penunjang (farmasi) dan manajemen keperawatan di RSU dr.Fauziah Bireuen.

2. Tujuan Khusus

 Melakukan studi banding proses dan kegiatan persiapan akreditasi oleh JCI melalui kegiatan wawancara dengan pihak RSU dr.Fauziah.

 Melakukan survey fisik berkaitan dengan akreditasi

 Melakukan dokumentasi-dokumentasi Akreditasi c. Perumusan Pertanyaan Akreditasi

1. Bagaimana proses persiapan Akreditasi RSU dr.Fauziah? 2. Apa Kendala yang dihadapi dalam akreditasi?

(3)

II. Dokumen Pelaksanaan Kajibanding

a. Sejarah dan Profil RSU dr.Fauziah Bireuen

RSU dr.Fauziah Bireuen adalah, sebuah rumah sakit umum berkapasitas 400 tempat tidur berstandar internasional yang telah diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) pada tanggal 4 November 2006. RSU dr.Fauziah Bireuen Berdiri di atas lahan seluas 1,3 Ha dengan total luas bangunan 36,000 m 2 , RSU dr.Fauziah terdiri dari 3 lantai. Dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih dan didukung oleh kurang lebih 100 dokter, diantaranya 30 dokter spesialis dan subspesialis full time , tenaga medis dan paramedis yang terlatih dan profesional, yang menjadikan RSU dr.Fauziah sebagai rumah sakit swasta terkemuka di Aceh. Fasilitas lainnya yang tersedia di Rumah Sakit Umum dr.Fauziah yaitu studio apartment untuk keluarga pasien, healing garden (taman penyembuhan).

Rumah Sakit Umum dr.Fauziah Bireuen menjadi rumah sakit kedua di Aceh yang mendapatkan akreditasi dari Joint Comission International (JCI) yang berpusat di Amerika.

Rumah Sakit Umum dr.Fauziah berada di Daerah Pusat Kota/ Central Business District (CBD) Bireuen, berbatasan dengan Jl. Stasiun Utara, rel KA/Perumka dan Asrama polisi di sebelah Selatan, Pertokoan dan Perkantoran di sebelah Selatan, perumahan penduduk di sebelah Timur, dan Pertokoan Bireuen Textile Center di sebelah Barat.

Lokasi ini sangat strategis karena berada di pusat kota. Jalan-jalan yang ada di sekitar lokasi Seluruh jalan di sekitar lokasi tersebut dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.

b. Mutu dan Akreditasi RSU dr.Fauziah Bireuen

RSU dr.Fauziah Bireuen telah terakreditasi 2010. Berikut adalah sekilas mengenai akreditasi RSU Bireuen oleh JCI:

MISI JCI : Memperbaiki Kualitas & Keamanan Pelayanan Kesehatan di Masyarakat. Dengan adanya pengakuan terakreditasi oleh JCI berarti RSU dr.Fauziah telah memiliki kualitas dan keamanan dalam pelayanan kesehatan keada pasien yang diakui oleh Nasional.

FILOSOFI JCI : Pencapaian standard yang maksimal &

Perbaikan Mutu Secara Terus Menerus. Hal ini berarti RSU dr.Fauziah telah mampu menunjukkan standar pelayanan dan proseur yang terbaik dan aman serta mampu menunjukkan perbaikan mutu yang kontinu.

(4)

 Proses akreditai JCI

 DOCUMENT REVIEW: Hanya dilakukan sebentar, yaitu

hanya 3sekitar 3jam dari 5 hari survey, berbeda dengan sistem akreditasi oleh KARS versi 2007 yang lebih menonjolkan pemeriksaan dokumen.

 OBSERVASI (TRACER) : Surveyor mengobservasi pelayanan secara langsung mengan metode tracer, yaitu megikuti alur dan proses pelayanan yang dilakukan oleh RS, meliputi:

 PATIENT TRACER: yaitu metode observasi dengan mengikuti alur pasien masuk, dirawat hingga kepulangannya disertai wawancara terhadap pasien/keluarga pasien dan staf RS yang terkait dalam proses pelayanan.

 SYSTEM TRACER (Infection Control, Medication

System Tracer) : yaitu metode observasi klinis untuk melihat proses-proses yang dilakukan kepada pasien, kontrol infeksi, pelayanan obat dan keselamatan pasien.

 FACILITY & MANAGEMENT SAFETY TRACER : yaitu

observasi fisik bangunan RS dan manajemen keamanannya, disini surveyor akan melihat sampai ke sirkuit listrik, jalur telepon, jalur air, jalur evakuasi dan instalasi pengolahan limbah.

 PEMERIKSAAN BERKAS STAF: meliputi staf medis dan non medis.

 REVIEW CLINICAL & MANAGERIAL MONITOR

c. Rencana tindak lanjut dari hasil KajibandingDimulai dari awal tahun 2008

Bangun Komitmen semua anggota organisasi, meliputi:

 Pimpinan hingga staf  Medis dan non medis

 Karyawan dan kontraktor/tenaga kontrak

Pembentukan Tim Persiapan AKREDITASI

berasal dari perwakilan unit-unit.

Persiapan data dasar , meliputi:

Data bangunan (listrik, air, limbah, dll), SK Kapus & SOP.

Self Assessment oleh masing2 Tim, dengan tujuan: gaps identification" yaitu menemukan

(5)

kesenjangan-kesenjangan masing-masing standar dengan realitas yang terjadi di RS.

Menutup "gaps" yang teridentifikasi selama self assessement

 Studi Banding ke RSU yang telah lulus akreditasi JCI

 Penyelesaian "Kebijakan dan Prosedur“ yang belum ada atau belum sempurna pelaksanaannya.

 Sosialisasi ke staf medis & non medis, untuk memahamkan prosedur yang berlaku di Puskesmas.

 Pelatihan-Pelatihan, baik in house maupun ex house.

 Monitoring Penerapan "Kebijakan dan Prosedur“, dilakukan oleh Kapus.

Mock Survey, yaitu survey latihan yang dilakukan untuk mengidentifikasi gap yang mungkin masih ada. Tindak lanjutnya berupa:

 Revisi "Kebijakan dan Prosedur“

 Sosialisasi ke staf medis dan non medis  Pelatihan-Pelatihan

 Monitoring Penerapan "Kebijakan dan Prosedur“

Mock Survey Internal yaitu: survey latihan yang

mendekati proses survey oleh JCI

Final Survey: dilakukan survey yang sebenarnya oleh JCI.

III. Laporan Tindak Lanjut Kajibanding

Mutu dan akreditasi RSU dr.Fauziah yang dapat diadopsi untuk proses internal Puskesmas Jeumpa

a. Menetapkan akreditasi sebagai wahana peningkatan dan penjagaan mutu Puskesmas. Hal ini harus ditetapkan oleh Kepala puskesmas

b. Memulai persiapan untuk akreditasi sedini mungkin minimal 1 tahun sebelum target waktu akreditasi.

c. Membangun komitmen seluruh anggota organisasi, hal ini merupakan bagian terpenting untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi dalam meningkatkan dan menjaga mutu Puskesmas melalui akreditasi.

d. Membentuk tim akreditasi yang bertanggung jawab terhadap inisiasi sampai jalannya proses akreditasi. Tim akreditasi dapat ditunjuk dari perwakilan masing-masing unit selama tidak mengganggu tugas utamanya. Apabila dipandang perlu bisa mengangkat tenaga khusus untuk mengurusi masalah akreditasi puskesmas

e. Mempersiapkan data-data dasar dan dokumen-dokumen dasar seperti SK dan SOP

(6)

f. Memahamkan standar-standar penilaian kepada seluruh tim akreditasi dan melibatkan keseluruhan tim dalam proses tersebut sehingga setiap anggota tim akan mengetahui gambaran umum dan tugasnya secara spesifik. Anggota tim dapat dilibatkan di awal dalam forum diskusi khusus membahas akreditasi tersebut dengan pembagian standar yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan kualifikasi personal tim. g. Melakukan self assessment untuk menentukan hal-hal yang perlu

diadakan/dikerjakan.

h. Menutup hal-hal yang menjadi gap yang ditemukan seperti penyempurnaan SOP, sosialisasi dan monitoring penerapannya. i. Melakukan simulasi survey untuk melihat kesesuaian usaha

perbaikan dengan realitas yang terjadi.

j. Mengoptimalkan peran SPI dalam pelaksanaan Kebijakan dan prosedur.

IV. Penutup

a. Kesimpulan

 RSU dr.Fauziah Bireuen telah mendapat pengakuan dalam hal mutu rumah sakit dan keamanan pasien dari organisasi akreditasi yaitu JCI.

 Akreditasi tersebut telah banyak membawa manfaat positif

bagi mutu pelayanan RSU, Manajemen RSU dan Keselamatan pasien RSU dr. fauziah.

 Dalam proses akreditasi diperlukan komitmen bersama mulai dari Kepala Puskesmas hingga ke staf paling tepi seperti tenaga-tenaga Magang/Bakti. Selain itu proses akreditasi juga memerlukan penghitungan pembiayaan yang akuntabel, kerja keras dan kesabaran tim.

 Diperlukan perencanaan, pelaksanaan serta monitoring yang kontinue dalam menjaga mutu RSU melalui akreditasi.

b. Saran

 Mempersiapkan akreditasi mengacu pada sistem JCI sesuai rekomendasi dari RSU dr.Fauziah Bireuen dengan komitmen dan usaha yang setinggi-tingginya.

 Mempersiapkan proses akreditasi dengan sungguh-sungguh dan terencana dengan baik.

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang sebagai SKPD yang membawahi 36 UPT Puskesmas menilai penerapan BLUD perlu dilaksanakan dan diterapkan serta menjadikan UPT Puskesmas sebagai

Penjelasan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 selanjutnya menjelaskan bahwa, akreditasi puskesmas dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pelayanan dan

peran penting kegiatan penilaian akreditasi Puskesmas sebagai pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang telah ditetapkan untuk meningkatkan mutu pelayanan secara

Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Malili Kabupaten Luwu Timur sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan,

• Bagi Puskesmas telah akreditasi akan dapat melihat keberlangsungan mutu pelayanan kesehatan, yang merupakan aspek dari akreditasi...

Latar Belakang Akreditasi Puskesmas dan fasilitas kesehatan tingkat pertama merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan yang dilakukan melalui pengembangan sistem manajemen

Kepala UPT Puskesmas Talang Kepala UPT Puskesmas Tlanakan di TEMPAT Menindaklanjuti surat dari UPT Puskesmas Talang Kabupaten Pamekasan tanggal 16 Oktober 2023 Nomor:

bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan agar guna mendukung pemberian pelayanan yang ada di UOBF Puskesmas Winongan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan, dan