• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM UNGGULAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENILAIAN PERUSAHAAN MENUJU PROPER BEYOND COMPLIANCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM UNGGULAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENILAIAN PERUSAHAAN MENUJU PROPER BEYOND COMPLIANCE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

30 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Agustus 2020. Dipublikasikan : September 2020

PROGRAM UNGGULAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENILAIAN PERUSAHAAN

MENUJU PROPER BEYOND COMPLIANCE

TOP PROGRAM FOR COMMUNITY DEVELOPMENT TOWARDS THE ASSESSMENT OF PROPER’S BEYOND COMPLIANCE

Nurul Jannah1, Yudith Vega Paramitadevi1, Muhammad Iqbaal Firmansyah1 1Sekolah Vokasi IPB Prodi Teknik dan Manajemen Lingkungan,

Jl Kumbang No. 14 Bogor, Jawa Barat, Telp. 0251-8329101 Email korespondensi : yudith.vega@apps.ipb.ac.id

Abstrak. Pemberdayaan masyarakat merupakan sinergi dari profit, people dan planet yang dapat mewujudkan ketercapaian kinerja perusahaan disamping menjaga keharmonisan lingkungan hidup. Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup atau PROPER merupakan kewajiban bagi perusahaan yang tercatat dalam bursa saham Indonesia. Status pemeringkatan beyond compliance yang tertuang dalam warna hijau dan emas menjadi capaian utama bagi perusahaan yang menginginkan program unggulannya masuk dalam PROPER. Tujuan penelitian ini adalah menilai program-program pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan kriteria internal-eksternal PROPER menggunakan metode AHP. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pertamina Tangki Bahan Bakar Minyak Ujung Berung, Bandung pada bulan Januari-Maret 2019. Kriteria yang digunakan adalah lima kriteria internal dan enam kriteria eksternal. Terdapat tiga opsi yang masuk dalam program-program unggulan seperti Taman KIPAS, desa ekowisata kreatif dan desa mandiri energi dan pangan. Hasil penelitian ini berupa program unggulan yakni desa mandiri energi dan pangan sebagai peringkat satu, taman KIPAS sebagai peringkat dua dan desa ekowisata kreatif sebagai peringkat tiga. Rentang antar urutan sebenarnya tidak jauh, apabila diperlukan perusahaan dapat melakukan analisis lanjutan seperti SWOT untuk memperkuat argumentasi mengenai program unggulan utamanya.

Kata Kunci: metode AHP, pemberdayaan masyarakat, program unggulan, PROPER

Abstract. Community development is a synergy of profit, people, and planet providing both

financial and environmental achievement. The Indonesian Company Performance Rating Program in Environmental Management or PROPER is an obligation for companies listed at the Indonesian stock exchange. The status of beyond compliance ranking as stated in green and gold is the main achievement for companies wanted their top program to be included in PROPER. The purpose of this study is to assess community empowerment programs that are followed by PROPER's internal-external criteria using the AHP method. The research was took place in PT. Pertamina Tangki Bahan Bakar Minyak Ujung Berung, Bandung at January to March 2019. The criteria used are five internal criteria and six external criteria. There are three options included in top programs such as KIPAS Park, creative ecotourism village, and energy and food independent village. The results of this study are in the form of top programs namely energy and food self-sufficient villages ranked first, KIPAS parks ranked second and creative eco-tourism villages ranked third. The range between the actual sequences is not too far, the company can carry out further analysis such as SWOT to strengthen the argumentation about its top program.

(2)

31 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Agustus 2020. Dipublikasikan : September 2020

Keywords: AHP method, community development, PROPER, top program

Pendahuluan

Bisnis unit atau organisasi selalu berupaya menjamin kelangsungan usaha atau proses operasinya. Konsep profit, people dan planet (3P) yang bersinergi akan mampu mewujudkan ketercapaian kinerja dan keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang serta menjaga keharmonisan lingkungan hidup (Angelia & Suryaningsih, 2015; Ichsani & Suhardi, 2015; Rokhmawati et al., 2015).

Program-program yang digagas oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait pengelolaan lingkungan hidup terdiri dari : (1). PROPER, (2). PROKASIH, (3). Program Langit Biru, (4). Air Limbah Domestik, dan (5). Usaha Skala Kecil. Program Kali Bersih (disingkat PROKASIH) dan Program Langit Biru dilaksanakan dalam kerangka kegiatan Adipura. Penelitian ini lebih menitikberatkan pada Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) berdasarkan acuan PermenLH RI No 06 tahun 2013 yang direvisi menjadi No 3 tahun 2014. Tujuan pelaksanaan PROPER antara lain sebagai upaya penerapan good governance dalam pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi kepatuhan terhadap pemenuhan dokumen lingkungan hidup, pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan LB3, pengendalian

pencemaran air laut dan pengendalian kerusakan lahan.

Sepanjang tahun 2019, dilakukan penilaian PROPER terhadap 2045 perusahaan, 85% diantaranya patuh terhadap lingkungan. Tercatat 794 inovasi pengelolaan lingkungan yang meningkat 46% dari tahun sebelumnya. Bahkan jika diukur dari tahun 2015 dimana kriteria inovasi mulai diperkenalkan dalam PROPER, jumlah ini meningkat rata-rata 52% per tahun. Hasil inovasi tersebut mampu menghemat anggaran sebesar 192.63 trilyun. Selain itu, PROPER juga berhasil mendorong perusahaan melakukan program Corporate Social

Responsibility (CSR) yang

menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dengan dana yang bergulir di masyarakat mencapai Rp 22.87 Triliun. Jika program-program tersebut dikaitkan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals, maka sumbangsih dunia usaha untuk menjawab tujuan SDGs tahun ini tercatat Rp. 50.32 Trilyun, atau naik 30.1% dibanding tahun sebelumnya (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik indonesia, 2019). Peringkat PROPER ditetapkan berdasarkan warna. Warna hitam, merah dan biru merupakan warna standar untuk pengelolaan lingkungan. Warna hijau dan emas merupakan warna beyond compliance/ ditetapkan untuk perusahaan yang memiliki kepatuhan melebihi standar. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 2045 perusahaan, ditetapkan peringkat

(3)

32 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Agustus 2020. Dipublikasikan : September 2020 PROPER periode 2018-2019 adalah

hitam (2 perusahaan), merah (303 perusahaan), biru (1507 perusahaan), hijau (174 perusahaan) dan emas (26 perusahaan) (Surat Keputusan Nomor 269 Tahun 2019 Tentang Adendum Peringkat PROPER, 2019).

Apabila suatu perusahaan

menginginkan peringkat beyond compliance, perusahaan tersebut harus menerapkan praktik-praktik sistem manajemen lingkungan, upaya efisiensi energi, upaya penurunan emisi, implementasi 3R limbah B3 dan non LB3, konservasi air dan penurunan limbah cair, perlindungan keanekaragaman hayati serta penerapan program pemberdayaan masyarakat pada umumnya, CSR pada khususnya (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik indonesia, 2019; Rahman, 2020).

Penelitian ini bertujuan membahas kriteria-kriteria pemberdayaan masyarakat untuk pengambilan keputusan program penting yang digunakan sebagai program unggulan salah satu perusahaan untuk memperoleh peringkat beyond compliance. Jika selama ini kegiatan pengambilan keputusan dalam program-program pemberdayaan masyarakat dilakukan secara deskriptif, maka penelitian ini akan menggunakan metode analythical hierarchy process (AHP). Diharapkan hasil akhir AHP tersebut dipertimbangkan oleh perusahaan sehingga diperoleh potensi lebih besar dalam penilaian perolehan peringkat hijau/ emas.

Metode Penelitian

Penilaian pemberdayaan masyarakat dalam PROPER dibagi beberapa kriteria antara lain kebijakan community development, struktur dan tanggungjawab, alokasi dana community development, perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi, hubungan sosial (internal dan eksternal), publikasi dan penghargaan. Aspek-aspek dalam pemberdayaan masyarakat meliputi community services atau charity, community empowering untuk kemandirian masyarakat dan community relations atau program untuk menjalin komunikasi (Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Program Penilaian Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2014).

Penelitian dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Tangki Bahan Bakar Minyak (TBBM) Ujung Berung, Bandung pada bulan Januari-Maret tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode AHP dalam membantu pengambilan keputusan penentuan program utama CSR sebagai pendukung pelaksanaan PROPER beyond compliance. AHP merupakan metode pengambilan keputusan dengan melakukan perbandingan berpasangan antara kriteria pilihan dan juga perbandingan berasangan antara pilihan yang ada (Beurden, 2008; Saaty, 2008). Permasalahan pengambilan keputusan

dengan AHP umumnya

dikomposisikan menjadi kriteria dan alternatif pilihan, di bidang sosial dan

(4)

33 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Agustus 2020. Dipublikasikan : September 2020 lingkungan AHP merupakan perangkat

yang umum digunakan (Angelia & Suryaningsih, 2015; Ching et al., 2017). Metode AHP dapat membantu menentukan keputusan perusahaan yang ikut serta dalam PROPER berdasarkan kriteria internal dan eksternal perusahaan (Suratmodjo & Vanany, 2018).

Kriteria penilaian PROPER program pemberdayaan masyarakat dari segi internal perusahaan antara lain

(Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Program Penilaian Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2014; Suratmodjo & Vanany, 2018): (1) bermanfaat bagi masyarakat dari berbagai segi, (2) keberlanjutan yang harus dapat berlanjut dan mandiri meski program dihentikan, (3) dekat wilayah operasi ke wilayah yang berdekatan langsung dengan area operasi/ ring, (4) publikasi yang bagus dan luas sehingga meningkatkan nama baik perusahaan dan (5) mempunyai tujuan untuk menambah nilai PROPER. Kriteria penilaian PROPER dari kualitas program community development/ eksternal dapat diuraikan sebagai berikut (Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Program Penilaian Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup, 2014; Suratmodjo & Vanany, 2018): (1) confident, program mampu meningkatkan kepercayaan diri karena pengetahuan, keterampilan dan keyakinan untuk menciptakan perubahan, (2) inclusive, dimana perusahaan memberi peluang seluruh masyarakat untuk menjadi sasaran namun tetap berpihak kepada kelompok marginal, (3) organized, dimana pengelolaan program membentuk konsensus bersama antar

kelompok dan menumbuhkan

solidaritas bersama secara berkelanjutan, (4) cooperative, program memberikan kesempatan berbagai pihak ikut berpartisipasi dalam keseluruhan tahapan program, (5) influential, program memberi dampak berkelanjutan dengan optimalisasi kemampuan yang ada, (6) sustainability, program tetap berjalan meski tidak ada dukungan lagi. Keenam kriteria ini sangat penting dalam keberhasilan program pemberdayaan masyarakat.

Tahapan penelitian (Gambar 1) terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah pengumpulan data berhubungan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan CSR. Pencarian informasi pendukung dan kriteria internal-eksternal perusahaan dilakukan dengan cara wawancara pakar/ ahli.

(5)

34 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Agustus 2020. Dipublikasikan : September 2020

Gambar 1 Metodologi penelitian

Responden yang diwawancara meliputi 3 orang yakni satu orang dari top manajemen perusahaan (responden A), satu orang dari praktisi community development (responden B) dan satu orang lagi dari tim CSR perusahaan (responden C). Hasil tahapan pertama ini diperoleh nilai perbandingan atas kriteria yang akan dihitung. Tahap

kedua adalah perhitungan bobot kriteria menggunakan freeware SpiceLogic AHP Software 30 sehingga didapatkan kriteria paling berpengaruh. Tahap ketiga adalah validasi hasil penelitian untuk menguji konsistensi hierarkhi. Jika tidak memenuhi angka konsistensi rasio/ CR<0.1, maka penelitian akan diulang kembali.

Hasil Dan Pembahasan Program-program CSR

Perusahaan memiliki program-program pemberdayaan masyarakat yang telah berjalan, program-program tersebut akan dikembangkan menjadi program

unggulan yang berfungsi meningkatkan penilaian perusahaan menjadi PROPER Hijau/ Emas. Program yang sudah ada antara lain:

(1) Taman Kiara Payung Sehat (KIPAS), program KIPAS berbasis pemberdayaan masyarakat yang berfokus terhadap kelestarian

(6)

35 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Agustus 2020. Dipublikasikan : September 2020 lingkungan dalam pengelolaan tanaman

obat keluarga (TOGA) yang mampu menyerap emisi CO2, menghasilkan sumber mata air baru, dan mampu menyediakan oksigen. Program KIPAS memberdayakan masyarakat yang ada di sekitar taman kehati Kiara payung sehingga yang ditanam bukan hanya tanaman kayu keras namun juga tanaman obat keluarga dan tanaman buah-buahan lokal. Anggota KIPAS berjumlah 21 orang dengan rincian 2 orang pengawas, 4 orang pemelihara, dan 15 orang penggarap. Terdapat 41 jenis tanaman di Taman Kehati Kiara payung diantaranya gandaria, puspa, puspa lebar daun seru, gaharu hitam, dan endilau. Pada tahun 2016-2018 telah dilakukan penanaman sejumlah 5139 buah pohon di Taman Kehati Kiara Payung. Nilai positif program KIPAS adalah pulihnya mata air hulu Cikeuyeup yang dapat menghidupi ± 650 warga sekitar dengan jumlah debit air sebesar 0.4 m3/detik pada 2018, dimana sebelumnya mata air tersebut kering.

(2) Desa Ekowisata Kreatif, Desa Kertajaya Kabupaten Padalarang dipilih sebagai destinasi ekowisata dengan tujuan mengembangkan potensi masyarakat khususnya di bidang kesenian dan kerajinan tangan. Terdapat enam mitra binaan di Desa Kertajaya ini, antara lain SOD screenprinting yang bergerak pada produksi sablon dan desain grafis; program Share Bag yang berfokus pada kerajinan tote bag dari bahan kanvas ramah lingkungan; kerajinan turban Rasyailla yaitu kegiatan kerajinan yang memproduksi kerudung dan ciput dengan merangkul ibu-ibu PKK;

Bangbara Animasi yang bergerak pada produksi seni animasi dan after effect untuk production house kartun dan kebutuhan animasi lainnya; kerajinan segel mobil tangki yang memproduksi bekas segel mobil tangki yang tidak terpakai menjadi barang bernilai guna seperti miniatur, mainan anak, puzzle dan lain-lain serta penjualan makanan katering sehat untuk balita.

(3). Desa mandiri energi dan pangan, Desa Cisaranten Kidul mempunyai alat wind turbine dan water turbine sebagai sumber energi baru agar masyarakat yang tinggal di lokasi terpencil dapat menikmati listrik. Selain itu kegiatan utama bidang pangan adalah bekerjasama dengan UPT Puskesmas Riung Bandung untuk mengatasi balita bergizi buruk. Dalam melaksanakan program ini, Komite Kesehatan yang merupakan kumpulan warga yang aktif berkegiatan di Puskesmas, Posyandu, PKK, dan berbagai kegiatan bermasyarakat lainnya aktif terlibat. Komite tersebut menginisiasi paket lengkap mandiri pangan, mulai dari pembuatan masakan sehat hingga pengirimannya ke keluarga-keluarga miskin. Dimulai dari para ibu rumah tangga yang berpartisipasi belajar perihal kandungan gizi dalam menu masakan, praktik membuat makanan sehat dilakukan di dapur Ojek Makanan Balita (Omaba). Bahan baku yang didapati selain dari pasar juga didapati dari kelompok berkebun sehati RW XI, dimana lahan berkebun tersebut memanfaatkan lahan bekas TPS sehingga menghasilkan sayur-sayuran untuk dipasok pada kegiatan produksi Omaba. Berikutnya makanan sehat tersebut dihantarkan ke

(7)

keluarga-36 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Agustus 2020. Dipublikasikan : September 2020 keluarga miskin yang memiliki balita

gizi buruk. Penghantar harus memastikan masakan gratis yang mereka antarkan itu dikonsumsi oleh anak penderita gizi buruk. Dari berjalannya Program Omaba di Cisaranten Kidul, kesehatan balita di wilayah tersebut makin membaik. Pada tahun 2014 sudah tidak ada lagi balita dengan gizi buruk, yang tersisa adalah kasus kurang gizi yang dialami 13 orang balita. Lantas pada tahun 2015, ada 10 balita dan dua ibu hamil gizi kurang. Pada tahun 2016, ada 10 balita dan satu ibu hamil gizi kurang. Tahun 2017-2018, jumlah menjadi 8 balita dan satu ibu hamil gizi kurang.

Hierarkhi AHP untuk Pemilihan Program Unggulan

Ruang lingkup penelitian sebelumnya (Angelia & Suryaningsih, 2015;

Suratmodjo & Vanany, 2018) menyebutkan pemilihan kriteria dalam kegiatan PROPER, namun bukan untuk penentuan nominasi beyond compliance. Penelitian ini lebih menitikberatkan penentuan program utama CSR dalam nominasi beyond compliance sekaligus memasukkan metode SWOT untuk memperkuat hasil pembobotan AHP.

Berdasarkan data yang ada dan kriteria yang telah dikumpulkan untuk AHP, hasil wawancara dengan 3 orang responden dirangkum pada Tabel 1 menurut hierarkhi AHP pada Gambar 2. Nilai CR yang ada sebesar 0.005 artinya valid, sehingga hasil wawancara dengan responden dapat dinyatakan sesuai dengan kriteria untuk program unggulan. Tahapan selanjutnyapun dapat dilaksanakan.

(8)

37 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Agustus 2020. Dipublikasikan : September 2020 Tabel 1 Hasil Wawancara Kriteria-Kriteria

Keterangan: 5 = Setuju Sekali; 4 = Setuju; 3 = Netral; 2 = Tidak Setuju; 1 = Tidak Setuju Sekali

Analisis Kriteria Program-program Unggulan

Hasil olahan wawancara ditunjukkan pada Gambar 3 dan 4. Gambar 3 diperlihatkan persentase pembobotan kriteria setelah dinormalkan eigen vector dalam analisis AHP. Program unggulan Taman Kehati Kiara Payung memiliki nilai besar untuk kriteria wilayah operasi karena letaknya paling dekat dengan area operasi TBBM (Gambar 3), disusul dengan Desa Ekowisata Kreatif untuk kriteria yang sama. Desa Mandiri Energi dan Pangan memiliki nilai besar untuk 6 kriteria, dukungan terhadap PROPER, kolaborasi dan integrasi, inklusif, organisasional, kooperatif, dan kebermanfaatan. Sejalan dengan penelitian sebelumnya (Suratmodjo & Vanany, 2018), kriteria unggulan yang diambil terkait dengan keberlanjutan, publikasi, dukungan terhadap PROPER, kolaborasi dan integrasi.

Desa mandiri energi dan pangan memiliki pengaruh cukup tinggi berdasarkan kriteria internal-eksternal jika dibandingkan dua program lainnya. Hal-hal yang memperkuat desa mandiri energi dan pangan sebagai program utama antara lain lokasinya di ring I, urgensi masalah yang harus diselesaikan yakni gizi buruk untuk balita dan listrik yang belum terjangkau masyarakat. Pihak-pihak terkait dalam kegiatan CSR di Desa tersebut lebih mudah dikoordinasikan, termasuk penerimaan masyarakatnya dibanding dua lokasi CSR lain. Dengan demikian keberlangsungan program akan lebih terjaga. Pemilihan program unggulan Taman Kehati Kiara Payung dan Desa Ekowisata Kreatif memiliki nilai pairwise comparison yang lebih rendah dibandingkan program unggulan Desa Mandiri Energi dan Pangan disebabkan prioritas penyelesaian masalah dan penerimaan masyarakat terhadap CSR. Kriteria Responden A Responden B Responden C Rata-rata

Internal-Kebermanfaatan 5 5 5 5

Internal-Berkelanjutan 5 4 5 4.7

Internal-Dekat Wilayah Operasi 3 4 4 3.7

Internal-Mendukung PROPER 5 5 5 5

Internal-Kolaborasi dan Integrasi 4 3 4 3.7

Eksternal-Confident 5 5 5 5 Eksternal-Inclusive 5 5 5 5 Eksternal-Organized 5 5 5 5 Eksternal-Cooperative 5 5 5 5 Eksternal-Influential 5 5 5 5 Eksternal-Sustainability 5 5 5 5

(9)

38 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Agustus 2020. Dipublikasikan : September 2020 Gambar 3 Analisis kriteria program unggulan Analisis SWOT atas Hasil Akhir

AHP

Nilai tertinggi pertama adalah Desa Mandiri Pangan dan Energi, sedangkan nilai kedua dan ketiga (sesuai Gambar 4) adalah Taman Kehati Kiara Payung dan Desa Ekowisata Kreatif. Nilai masing-masing berdasarkan urutan pertama hingga ketiga sebesar 37.9%, 36.95% dan 34.92%. Analisis SWOT dilakukan dalam penelitian ini disebabkan rentang antar urutan (Gambar 4) untuk program ke-1 dan program ke-2 yang tidak terlalu jauh. Hal ini sesuai rekomendasi penelitian sebelumnya (Suratmodjo & Vanany, 2018) yang menyatakan bahwa analisis SWOT diperlukan untuk memperkuat hasil pembobotan akhir AHP.

Program unggulan Desa Mandiri Energi dan Pangan memiliki

kelemahan dan kelebihan. Ditinjau dari segi ekonomi, masyarakat dapat menghasilkan pendapatan dari Program Omaba. Pasokan energi listrik secara merata dari wind dan water turbine juga dapat menghemat pengeluaran masyarakat. Teknologi tepat guna tersebut menguntungkan dari segi lingkungan karena menggunakan sumber daya energi terbarukan. Kelebihan dari segi pembiasaan atau budaya adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap penanganan gizi buruk balita. Kelemahannya antara lain biaya yang dikeluarkan oleh swadaya masyarakat untuk pemeliharaan wind dan water turbine dan inovasi Program Omaba. Program Omaba perlu ditingkatkan agar pasarnya tidak hanya menjangkau balita namun pasar yang lain. 20 40 60 80 Kebermanfaatan Keberlanjutan Wilayah Operasi PROPER support Kolaborasi dan Integrasi Confident Inclusive Organisasional Cooperative Influential Sustainability

(10)

39 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Agustus 2020. Dipublikasikan : September 2020 Gambar 4 Peringkat program unggulan Kesimpulan Dan Saran

Kriteria yang digunakan untuk mencapai PROPER beyond compliance antara lain lima kriteria internal dan enam kriteria eksternal. Kriteria dominan penentu dalam penelitian ini adalah wilayah operasi, dukungan terhadap PROPER, kolaborasi dan integrasi, inklusif, organisasional, kooperatif, dan kebermanfaatan. Desa

Mandiri Energi dan Pangan memiliki bobot akhir AHP sebesar 37.9% . Pengambilan keputusan Desa Mandiri Energi sebagai pilihan utama didukung oleh analisis SWOT dari segi ekonomi, lingkungan dan pembiayaan.

Penelitian lanjutan mengenai kriteria internal di lingkup inovasi perlu dipertimbangkan agar korelatif dengan kriteria keberlanjutan .

Daftar Pustaka

Angelia, D., & Suryaningsih, R. (2015). The Effect of Environmental Performance And Corporate Social Responsibility Disclosure Towards Financial Performance (Case Study to Manufacture, Infrastructure, And Service Companies That Listed At Indonesia Stock Exchange). Procedia - Social and Behavioral Sciences, 211(November 2015),

348–355.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2 015.11.045

Beurden, P. Van. (2008). financial performance The Worth of Values – A Literature Review on the Relation Between Corporate

Social and Financial

Performance.

https://doi.org/10.1007/s10551-008-9894-x

33 34 35 36 37 38 39

Taman Kehati Kiara Payung Desa Ekowisata Kreatif Desa Mandiri Energi dan Pangan

Persentase

P

ro

(11)

40 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Agustus 2020. Dipublikasikan : September 2020 Ching, H. Y., Gerab, F., & Toste, T. H.

(2017). The Quality of Sustainability Reports and Corporate Financial Performance: Evidence From Brazilian Listed Companies. SAGE Open, 7(2). https://doi.org/10.1177/21582440 17712027

Ichsani, S., & Suhardi, A. R. (2015). The Effect of Return on Equity (ROE) and Return on Investment (ROI) on Trading Volume. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 211, 896–902. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2 015.11.118

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik indonesia. (2019). PROPER 4.0.

Surat Keputusan Nomor 269 tahun 2019 tentang Adendum Peringkat PROPER, (2019) (testimony of Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia).

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Program Penilaian Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan

Hidup, Nomor 65 2004 (2014) (testimony of Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia).

Rahman, F. (2020). Dualisme Konteks Proper sebagai Instrumen Penaatan. 235–265.

Rokhmawati, A., Sathye, M., & Sathye, S. (2015). The Effect of GHG Emission , Environmental Performance , and Social Performance on Financial Performance of Listed Manufacturing Firms in Indonesia. 211(September), 461– 470. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2 015.11.061

Saaty, T. (2008). Decision making with the Analytic Hierarchy Process. Int. J. Services Sciences Int. J. Services Sciences, 1, 83–98. https://doi.org/10.1504/IJSSCI.20 08.017590

Suratmodjo, A. C., & Vanany, I. (2018). Pemilihan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pada Program Corporate Sosial

Responsibility. 6869.

https://doi.org/10.23917/jiti.v17i1 .4890

Gambar

Gambar 2 Hierarkhi AHP untuk program unggulan
Tabel 1 Hasil Wawancara Kriteria-Kriteria
Gambar 3 Analisis kriteria program unggulan
Gambar 4 Peringkat program unggulan   Kesimpulan Dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

Sumber pendapatan pajak daerah kota Malang adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak parkir, pajak air

Dengan disusunnya makalah mengenai standar kualitas air minum sesuai dengan peraturan menteri kesehatan dan parameter kualitas air bersih ini

Pada dasarnya, weighted moving average punya prinsip yang sama dengan simple moving average , yaitu bahwa dalam memprediksi nilai tukar Euro terhadap US Dollar pada waktu

Pemodelan Hard Turning dilaksanakan dengan menggunakan Mesin bubut Jhung Metal Machinery Co JII 530x1100 pada bengkel Produksi di balai latihan kerja (BLK) dan

Melalui metode perbandingan dengan objek-objek lain yang pernah ditemukan disimpulkan bahwa struktur bata di Sambimaya merupakan bekas bangunan profan yang berasal dari awal masa

Selain itu, banyak operator yang gagal tidak hanya karena citra buruk tapi juga karena usaha seperti ini praktis hanya mampu beroperasi selama delapan bulan saja dalam setahun

Sebagai kesimpulan, keluarga berisiko tinggi telah didapati mengalami proses keluarga dan kesejahteraan anak yang lebih lemah berbanding keluarga yang mempunyai tahap risiko