A.
A. Pen
Penda
dahu
hulu
luan
an
IndoIndonesinesia a mermerupakupakan an neganegara ra dengdengan an komkomoditoditas as pertpertaniaanian n yanyang g sangsangat at besabesar.r. Pert
Pertanianian an mermerupakupakan an salsalah ah satsatu u sumbsumber er pengpenghasihasilan lan NegaNegara ra IndoIndonesnesia ia yanyang g utamutama.a. Kondisi pertanian Indonesia sudah dalam keadaan baik terbukti dengan naiknya laju Kondisi pertanian Indonesia sudah dalam keadaan baik terbukti dengan naiknya laju ekspor hasil pertanian ke Negara lain. Salah satu
ekspor hasil pertanian ke Negara lain. Salah satu faktor penentu lajunya ekspor adalahfaktor penentu lajunya ekspor adalah sek
sektotor r perperkebkebunaunan n sepseperterti i prproduoduksksi i CPCPO O IndIndoneonesia sia yayang ng teterus rus memeninningkagkat. t. BaBanynyak ak p
pererususahahaaaan n atatauaupupun n ororanang g prpribibadadi i memencncoboba a memembmbukuka a lalahahan n kekelalapa pa sasawiwit t gugunana mend
mendapatapatkan kan keunkeuntungtungan. an. KelKelapa apa sawisawit t juga juga telatelah h menmendongdongkrak krak kekakekayaayaan n bebebeberaparapa orang-orang Indonesia.
orang-orang Indonesia.
Dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidup Dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti makanan dan bahan bakar kendaraan, dapat dilihat bahwa sektor kelapa sawit seperti makanan dan bahan bakar kendaraan, dapat dilihat bahwa sektor kelapa sawit memiliki prospek yang baik di masa depan. Karena produk kelapa sawit dapat di olah memiliki prospek yang baik di masa depan. Karena produk kelapa sawit dapat di olah menjadi minyak goreng dan bahan bakar biodiesel pengganti bahan bakar premium. menjadi minyak goreng dan bahan bakar biodiesel pengganti bahan bakar premium. Permintaan negara-negara terhadap produk CPO terus menunjukkan peningkatan yang Permintaan negara-negara terhadap produk CPO terus menunjukkan peningkatan yang pesat dan menurut harian Kompas, harga CPO akan terus naik pada tahun 2011.
pesat dan menurut harian Kompas, harga CPO akan terus naik pada tahun 2011.
Selain itu sebagian besar orang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes, Selain itu sebagian besar orang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes, memiliki perusahaan atau menguasai saham dari perusahaan yang sudah terdaftar di memiliki perusahaan atau menguasai saham dari perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kebanyakan dari perusahaan tadi bergerak di bidang pertambangan Bursa Efek Indonesia. Kebanyakan dari perusahaan tadi bergerak di bidang pertambangan dan kelapa sawit.
dan kelapa sawit.
Jika kita melihat di dalam Bursa Efek Indonesia terdapat beberapa emiten yang Jika kita melihat di dalam Bursa Efek Indonesia terdapat beberapa emiten yang bergerak di bidang perkebunan. Namun yang menonjol salah satunya adalah perusahaan bergerak di bidang perkebunan. Namun yang menonjol salah satunya adalah perusahaan Astra Agro Lestari, Tbk., dan dikenal sebagai salah satu unit bisnis strategik dari PT Astra Agro Lestari, Tbk., dan dikenal sebagai salah satu unit bisnis strategik dari PT Astra International, Tbk yang juga salah satu emiten ternama di BEI.
Astra International, Tbk yang juga salah satu emiten ternama di BEI. Analisis fundamen
Analisis fundamental emiten BEI tal emiten BEI merupakamerupakan faktor n faktor yang sangat penting bagi yang sangat penting bagi parapara investor dalam membantu pengambilan keputusan investasi jangka panjang yang
investor dalam membantu pengambilan keputusan investasi jangka panjang yang lebihlebih akurat dan handal. Minimnya analisis fundamental berdasarkan kinerja jangka panjang akurat dan handal. Minimnya analisis fundamental berdasarkan kinerja jangka panjang melalui data historis sekitar 5 tahun menjadi kendala utama dalam menciptakan iklim melalui data historis sekitar 5 tahun menjadi kendala utama dalam menciptakan iklim invetasi yang lebih efisien di pasar modal Bursa Efek Indonesia (BEI).
invetasi yang lebih efisien di pasar modal Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kebanyakan hasil analisis emiten yang dirilis sekuritas dinilai mengandung unsur Kebanyakan hasil analisis emiten yang dirilis sekuritas dinilai mengandung unsur conflict of
conflict of interest interest yanyang g kentkental. al. KonKonfliflik k kepekepentintingan ngan antantara ara pihapihak k sekusekuritritas as yanyangg melakukan analisis dengan pihak investor menyebabkan berbagai praduga yang kurang melakukan analisis dengan pihak investor menyebabkan berbagai praduga yang kurang kondusif terhadap objektivitas penelitian tersebut. Untuk memecahkan masalah
kondusif terhadap objektivitas penelitian tersebut. Untuk memecahkan masalah konflik konflik kepentingan tersebut, maka diperlukan analisis yang lebih objektif dan independen agar kepentingan tersebut, maka diperlukan analisis yang lebih objektif dan independen agar
para investor dapat
para investor dapat menggunakmenggunakannya sebagai dasar annya sebagai dasar pengambipengambilan keputusan investasilan keputusan investasi jangka panjangnya.
jangka panjangnya.
Berdasarkan hal tersebut, analisis terhadap prospek perusahaan tentu saja penting Berdasarkan hal tersebut, analisis terhadap prospek perusahaan tentu saja penting dilakukan untuk mengetahui tentang perkembangan perusahaan. Terkait dengan prinsip dilakukan untuk mengetahui tentang perkembangan perusahaan. Terkait dengan prinsip akuntansi
akuntansi going concern going concern (kelangsungan usaha) analisis terhadap prospek perusahaan ini(kelangsungan usaha) analisis terhadap prospek perusahaan ini jug
juga a pentpenting ing diladilakukakukan n untuuntuk k menmenilai ilai kemkemampampuan uan perperusahusahaan aan bertbertahan ahan daladalam m duniduniaa persaingan saat ini.
persaingan saat ini.
B.
B. Tuj
Tujuan
uan Ana
Analis
lisis
is
Analisis terhadap PT Astra Agro Lestari, Tbk. bertujuan untuk: Analisis terhadap PT Astra Agro Lestari, Tbk. bertujuan untuk:
1.
1. Mengetahui perkembangan kinerja perusahaan Astra Agro Lestari, Tbk padaMengetahui perkembangan kinerja perusahaan Astra Agro Lestari, Tbk pada periode 2004-2008.
periode 2004-2008. 2.
2. Mengetahui prospek dan resiko perusahaan Astra Agro Lestari, Tbk di masaMengetahui prospek dan resiko perusahaan Astra Agro Lestari, Tbk di masa mendatang.
mendatang. 3.
3. Mengetahui pengaruh harga CPO dunia terhadap pendapatan perusahaan AstraMengetahui pengaruh harga CPO dunia terhadap pendapatan perusahaan Astra Agro Lestari, Tbk.
Agro Lestari, Tbk. 4.
4. MengMengetaetahui hui presprestasi tasi peruperusahasahaan an AstrAstra a Agro Agro LestLestariari, , Tbk Tbk relrelatiatif f terterhadahadapp industri.
industri.
C.
C. Gambar
Gambaran U
an Umum
mum Perus
Perusahaan
ahaan
PT Astra Agro Lestari Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertanian PT Astra Agro Lestari Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertanian khusu
khususnya perkebusnya perkebunan nan kelakelapa pa sawsawit it yang didiriyang didirikan kan pada tahun pada tahun 19811981. . BerBermulmula a daridari dibentuknya Divisi Agribisnis PT Astra International pada tahun 1983, yang memiliki dibentuknya Divisi Agribisnis PT Astra International pada tahun 1983, yang memiliki usaha perkebunan ubi kayu seluas 2.000 hektar yang kebun ini kemudian dikonversi usaha perkebunan ubi kayu seluas 2.000 hektar yang kebun ini kemudian dikonversi menjadi perkebunan karet. Budidaya tanaman kelapa sawit baru dimulai pada tahun 1984, menjadi perkebunan karet. Budidaya tanaman kelapa sawit baru dimulai pada tahun 1984, yaitu dengan mengakuisisi PT Tunggal Perkasa Plantations, yang pada saat itu mengelola yaitu dengan mengakuisisi PT Tunggal Perkasa Plantations, yang pada saat itu mengelola 15.000 hektar kebun kelapa sawit yang berlokasi di Riau, Sumatera.
15.000 hektar kebun kelapa sawit yang berlokasi di Riau, Sumatera. Pa
Pada da tatanggnggal al 3 3 OktOktobeober r 1981988, 8, diddidiriirikakanlanlah h PT PT SuSuryryararayaya a CaCakrakrawawala la yayangng kemudian pada tahun 1989
kemudian pada tahun 1989 berubah namanyberubah namanya a menjadi PT Astra Agro Niaga. Pada tahunmenjadi PT Astra Agro Niaga. Pada tahun 1997
1997 PT Astra PT Astra AgrAgro o NiagNiaga a melmelakukakukan an pengpenggabugabungan usaha ngan usaha dengdengan an PT PT SurSuryaryarayaaya Bahtera dan namanya berubah menjadi PT Astra Agro
Bahtera dan namanya berubah menjadi PT Astra Agro LestariLestari. Pada . Pada tanggal 9 Desember tanggal 9 Desember 1997, PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) menjadi perusahaan publik yang tercatat di 1997, PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, yang kini menjadi Bursa Efek Indonesia, dengan Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, yang kini menjadi Bursa Efek Indonesia, dengan
menawarkan 125.800.000 lembar saham kepada publik dengan harga Rp 1.550 per lembar saham. Bisnis utamanya adalah oil palm plantations yang memproduksi dan memasarkan produk unggulan Crude Palm Oil (CPO) yang didapat melalui pengolahan buah kelapa sawit yang berfungsi sebagai bahan dasar minyak goreng (cooking oil),
margarine sekaligus bahan bakar alternatif Biodiesel.
Kantor pusat Perusahaan dan anak perusahaan berlokasi di Jalan Pulo Ayang Raya Blok OR no. 1, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Perkebunan kelapa sawit Perusahaan seluas 4.059 hektar pada tanggal neraca berlokasi di Kalimantan Selatan dan pabrik minyak goreng berlokasi di Sumatra Utara. Perkebunan dan pabrik pengolahan
anak perusahaan berlokasi di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1995. Luas areal Hak Guna Usaha yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan adalah seluas 241.295 hektar (2008: 228.772 hektar) dengan luas areal tertanam seluas 207.305 hektar (2008: 194.217 hektar). Beberapa anak perusahaan mengembangkan perkebunan plasma dan membina kerjasama dengan petani plasma untuk areal tertanam seluas 57.239 hektar (2008: 57.174 hektar).
Pabrik pengolahan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal neraca berkapasitas produksi efektif 940 ton tandan buah segar (TBS) per jam, dan 600 ton inti
sawit per hari, 300 ton minyak kelapa sawit (CPO) per hari. Pada tanggal 9 Desember 1997, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham Perusahaan kepada masyarakat sebanyak 125,8 juta saham dengan nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per saham dengan harga penawaran sebesar Rp 1.550 (Rupiah penuh) per saham.
Sebagian besar saham perusahaan dengan moto Take Care for the Future ini, lebih dari 79% dimiliki oleh PT Astra Internasional, Tbk dan sisanya sekitar 21% dimiliki oleh publik. Pada tahun 2004, perusahaan agrobisnis tersebut mendivestasi semua bisnisnya yang selain CPO dengan tujuan lebih berkosentrasi pada produk CPO yang dinilai memiliki masa depan yang lebih menjanjikan.
Sampai 2007, harga CPO dunia terus mengalami kenaikan, seiring dengan meningkatnya permintaan dari China dan India yang mencoba mengeksploitasi sumber daya alam nabati, karena tekanan kenaikan harga minyak dunia yang semakin tinggi. Namun akibat pengaruh krisis finansial di tahun 2008 harga-harga berbagai komoditas dunia mengalami penurunan, termasuk harga CPO ini. Pada bulan Agustus 2008 harga minyak sawit mentah (CPO) terus merosot sejak dua bulan terakhir.
Pada oktober 2008, harga CPO di bursa Rotterdam hanya berada di kisaran US$ 733 per ton. Padahal, harga rata- rata pada bulan sebelumnya masih berada pada tingkat US$ 1.175 per ton. Tingkat persaingan pada sektor perkebunan kelapa sawit dengan produk andalan CPO juga semakin meningkat signifikan.
Beberapa pemain yang potensial terus melakukan ekspansi kapasitas pabrik kelapa sawit (PKS) dan perluasan area perkebunan baik di Sumatera, Kalimantan bahkan Sulawesi. Pesaing utama bagi AALI sebagian besar tercatat (listing) juga sebagai emiten di BEI seperti PT Sampoerna Agro, Tbk (SGRO), PT London Sumatera Plantation, Tbk, (LSIP), PT Bakrie Plantation, Tbk (UNSP) dan PT Tunas Baru Lampung, Tbk (TBLA). Pesaing-pesaing ini belum termasuk perusahaan CPO yang tidak tercatat di BEI yang jumlah produksinya cukup besar.
Dewan Direksi
Di bawah ini adalah nama-nama dewan direksi pada PT Astra Argo Lestari Tbk:
Nama Direksi Jabatan Direksi Direktur
Widya Wiryawan Presiden Direktur
Tonny Hermawan Koerhidayat Wakil Presiden Direktur
Juddy Arianto Direktur
Bambang Palgoenadi Direktur
Joko Supriyono Direktur
Santosa Direktur
Nama Komisaris Jabatan Komisaris
Michael Dharmawan Ruslim Presiden Komisaris Chiew Sin Cheok Wakil Presiden Komisaris
Simon John Wawson Komisaris
Gunawan Geniusahardja Komisaris Patrick Morris Alexander Komisaris Stephen Zacharia Satyahadi Komisaris Harbrinderjit Singh Dillon Komisaris
Visi dan Misi
Visi dari PT. Astra Argo Lestari Tbk Menjadi Perusahaan Agrobisnis yang paling Produktif dan paling Inovatif di dunia.
Misi dari PT. Astra Argo Lestari Tbk adalah Menjadi Panutan dan Berkontribusi untuk Pembangunan serta Kesejahteraan Bangsa.
Bidang Usaha
PT. Astra Argo Lestari Tbk bergerak di sektor perkebunan antara lain industri kelapa sawit, karet, manufaktur dan jasa.
Produk
Produk yang dihasilkan berupa minyak CPO dan juga minyak goreng (cooking oil) merk Lazizah dan palmeco.
Nama Perusahaan dan Aktivitas Utama
Perkebunan dan industri kelapa sawit : PT Karya Tanah Subur
PT Perkebunan Lembah Bhakti PT Tunggal Perkasa Plantations PT Sari Lembah Subur
PT Eka Dura Indonesia PT Sawit Asahan Indah PT Kimia Tirta Utama PT Surya Panen Subur PT Sari Aditya Loka PT Laras Astra Kartika
PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi PT Agro Menararachmat
PT Gunung Sejahtera Dua Indah PT Gunung Sejahtera Puti Pesona PT Gunung Sejahtera Raman Permai PT Suryaindah Nusantarapagi
PT Gunung Sejahtera Yoli Makmur PT Persadabina Nusantaraabadi Lokasi Aceh Aceh Riau Riau Riau Riau Riau Riau Jambi Sum-Sel Kal-Teng Kal-Teng Kal-Teng Kal-Teng Kal-Teng Kal-Teng Kal-Teng Kal-Teng
PT Bhadra Cemerlang PT Ciptanarada Lestari PT Nirmala Agro Lestari PT Cakradenta Agung Pertiwi PT Waru Kaltim Plantation PT Sukses Tani Nusasubur PT Letawa
PT Suryaraya Lestari PT Mamuang
PT Pasang Kayu
PT Lestari Tani Teladan
Perkebunan dan industri kelapa sawit dan karet
PT Cakung Permata Nusa
Perkebunan dan industri karet : PT Huma Indah Mekar
PT Bhadra Sukses
Perkebunan dan industri Teh : PT Bantar
PT Bukit Sari PT Sankawangi
PT Rumpun Sari Kemuning PT Rumpun Sari Medini
Perkebunan dan industri Kakao : PT Topasari
PT Pandji Waringin PT Gunung Aji Jaya
Perkebunan dan industri Kakao dan Karet :
Kal-Teng Kal-Teng Kal-Teng Kal-Sel Kal-Tim Kal-Tim Sul-Sel Sul-Sel Sul-Sel Sul-Sel Sul-Teng Kal-Sel Lampung Sul-Sel Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Barat Jawa Barat Lampung Jawa Tengah
PT Rumpun Sari Antan
Manufaktur dan Jasa : PT Eka Dura Perdana
Riau
D. Metode Analisis
Dalam menganalisis prospek dan resiko PT Astra Agro Lestari, Tbk., kami menggunakan beberapa analisis antara lain:
1. AnalisisTime Series
Analisis time series yang digunakan untuk menganalisis tren-tren yang mungkin timbul pada saham PT Astra Agro Lestari Tbk. Data historis perusahaan dibandingkan dengan data historis industry untuk melihat apakah tren perusahaan bergerak relatif lebih baik terhadap tren industry. Analisis ini menggunakan data dari
tahun 2004-2008. Dalam analisistime series ini kami melakukan perhitungan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square method ) dalam analisis trend-linier untuk memprediksi pendapatan dan laba perusahaan di masa depan.
Rumus metode Least Square: Yt = a + bX
Nilai a dan b dihitung sebagai berikut: a = E(Y) – b E(X)
2. Analisis Rasio
Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka di dalam laporan keuangan seperti neraca atau laba rugi. Dengan rasio, diharapkan perbedaan ukuran akan hilang. Analisis rasio juga digunakan untuk menilai prospek dan resiko PT Astra Agro Lestari Tbk. yang meliputi analisis:
a. Rasio likuiditas: rasio lancar dan rasio quick
b. Rasio aktivitas: rata-rata umur piutang, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva
c. Rasio solvabilitas: total hutang terhadap total asset danTime Interest Earned d. Rasio profitabilitas: Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity
Adapun jenis data yang kami gunakan adalah data sekunder, berupa laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk. tahun 2004-2008 dan ringkasan kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk. tahun 2008-2009. Data diperoleh dengan metode studi kepustakaan untuk memperoleh gambaran mengenai PT Astra Agro Lestari Tbk.
E. Hasil dan Pembahasan
1. AnalisisTime Series
Berdasarkan tujuan analisis untuk melihat prospek perusahaan di masa depan digunakan perhitungan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square method ) dalam analisis trend-linier. Metode ini digunakan untuk meramalkan prospek perusahaan untuk beberapa tahun ke depan dari segi laba dan pendapatan perusahaan.
Berikut ini perhitungan ramalan laba bersih dan pendapatan operasi PT Astra Agro Lestari Tbk. untuk beberapa tahun ke depan.
(Dalam Jutaan Rupiah) Tahun (X) Pendapatan Usaha (Y) X Y XY X2
2004 3,472,524 -2 3,472,524 -6,945,048 4 2005 3,370,936 -1 3,370,936 -3,370,936 1 2006 3,757,987 0 3,757,987 0 0 2007 5,960,954 1 5,960,954 5,960,954 1 2008 8,161,217 2 8,161,217 16,322,434 4 ∑ 0 24,723,618 11,967,404 10 Rumus: Y= a + bx = 1196740,4 a = E(Y) – b E(X) = 4944723.6 Y = 4944723.6 + 1196740,4 X
Dari perhitungan di atas, dapat diramalkan besarnya pendapatan usaha untuk periode di masa datang, misalnya untuk tahun 2009–2012. Nilai x yang digunakan
mulai dari 3 sampai 6 dan seterusnya diurutkan untuk menghitung pendapatan tahun berikutnya. Maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tahun X Pendapatan Usaha
2004 -2 Rp 3,472,524 2005 -1 Rp 3,370,936 2006 0 Rp 3,757,987 2007 1 Rp 5,960,954 2008 2 Rp 8,161,217 2009 3 Rp 8,534,944.8 2010 4 Rp 9,731,685.2 2011 5 Rp 10,928,425.6 2012 6 Rp 12,125,166
(Dalam Jutaan Rupiah)
Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa untuk periode beberapa tahun ke depan, pendapatan perusahaan akan terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat saja benar terjadi, melihat kinerja perusahaan dalam meningkatkan tingkat produksi dan
efisiensi yang cukup baik.
Grafik Data Pendapatan Usaha dan Tren Pendapatan Usaha
Dapat dilihat jika pada tahun 2005-2006 terdapat jarak antara pendapatan real dan garis regresi atau proyeksi pendapatan perusahaan. Namun seiring dengan
peningkatan kinerja perusahaan pada tahun 2007-2008, pendapatan kembali meningkat dan melebihi proyeksi pendapatannya.
Berikut adalah tabel perhitungan regresi linier untuk laba bersih PT Astra Agro Lestari Tbk. :
(Dalam Jutaan Rupiah) Tahun (X) Laba Bersih (Y) X Y XY X2
2004 800,764 -2 800764 -1601528 4 2005 790,410 -1 790410 -790410 1 2006 787,318 0 787318 0 0 2007 1,973,428 1 193428 193428 1 2008 2,631,019 2 2631019 5262038 4 ∑ 0 5202939 3063528 10
Dengan cara yang sama, maka dapat diprediksi pula laba bersih yang akan diperoleh perusahaan di masa mendatang, misalnya dari tahun 2009 – 2012. Tabel berikut ini menunjukkan hasil perhitungannya :
Y= 1040587,8 + 306352,8 X
Tahun X Laba Bersih 2004 -2 Rp 800,764 2005 -1 Rp 790,410 2006 0 Rp 787,318 2007 1 Rp 1,973,428 2008 2 Rp 2,631,019 2009 3 Rp 1,959,646 2010 4 Rp 2,265,999 2011 5 Rp 2,572,352 2012 6 Rp 2,878,705
(Dalam Jutaan Rupiah)
Berdasarkan tabel perhitungan di atas, dapat dilihat juga bahwa laba bersih untuk beberapa periode ke depan menunjukkan pergerakan yang sama seperti pergerakan pendapatan. Memang perhitungan secara statistik, baik pendapatan
maupun laba bersih cenderung bergerak naik, akan tetapi hal ini merupakan suatu ketidakpastian. Namun dengan perhitungan ini, dapat membantu manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk penetapan strategi pengembangan perusahaan di masa datang.
Jika melihat grafik data tren pendapatan usaha dan laba usaha PT Astra Agro Lestari Tbk. dapat dilihat akan terjadi tren naik pada pendapatan dan laba usaha perusahaan. Isu lingkungan ternyata tak mampu meruntuhkan kinerja ekspor minyak
sawit mentah (crude palm oil/CPO) dari Indonesia. Sepanjang 2004 hingga 2008, volume ekspor CPO terutama produk turunannya justru mengalami peningkatan sebesar 94,27 persen yakni dari 8,66 juta ton di 2004.
Perusahaan perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk., hingga kuartal pertama 2004 mencatat kenaikan produksi CPO (crude palm oil ) sebesar 30,5 persen menjadi 183.956 ton metrik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 140.910 ton. Meningkatnya produksi CPO selama kuartal 1-2004 itu karena adanya kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit perseroan sebesar 27,98 persen menjadi 723.022 ton dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 565.407
ton.
Untuk tahun 2004 sendiri, perseroan menaikkan produksi CPO sekitar 10-15 persen dari target produksi semula. Kecuali pada tahun 2006 terjadi sloope negatif
antara laba real terhadap garis regresi linier. Ini diakibatkan karena terjadi penurunan laba perusahaan dibandingkan tahun sebelumnya.
Sejak minyak mentah menembus level psikologis US$ 100 per barel, harga CPO ikut terkerek. Tengok, saja Bursa Derivatif Malaysia. Kontrak perdagangan CPO pengiriman April 2008 mencetak harga tertinggi sepanjang sejarah, yaitu RM 4.321
(US$ 1.363,74) per ton pada Maret 2008.
Pada bulan yang sama, harga CPO di Pelabuhan Rotterdam mencetak rekor tertinggi US$ 1.407 per ton. Padahal, harga rata-rata CPO pada 2007 sekitar US$ 700 per ton. Selain harga minyak yang meninggi, ada beberapa sebab lain yang membuat
harga CPO melonjak. Pertama, CPO merupakan komoditas vital yaitu sebagai energi alternatif yang dipakai di seluruh dunia, seperti untuk sabun dan minyak goreng.
Kedua, China yang merupakan salah satu pemasok CPO dunia mengalami kerusakan lahan akibat musim dingin. Ketiga, suhu politik Malaysia yang memanas. Terakhir, wacana kenaikan pajak ekspor komoditas perkebunan dan tambang di Indonesia. Dua penyebab terakhir ini sangat berpengaruh, mengingat Indonesia dan Malaysia adalah pemasok 85% CPO di pasar internasional. Jika ekspor kedua negara itu berkurang, harga CPO pun bisa naik lebih tinggi.
Sepanjang tahun 2008, PT Astra Agro Lestari (AALI) membukukan kenaikan laba bersih hingga 33% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,63 triliun
dari sebelumnya Rp 1,97 triliun sementara untuk penjualan bersih tercatat naik 37% dari sebelumnya Rp 5,96 triliun menjadi Rp 8,12 triliun, dan untuk laba usaha tercatat naik 16% menjadi Rp 3,38 triliun sedangkan sebelumnya sebesar Rp 2,9 triliun.
Grafik Data Laba Usaha dan Tren Laba Usaha
Dari segi ekonomi pada tahun selanjutnya akan terjadi pertumbuhan pendapatan dan laba usaha perusahaan. Ini seiring dengan pertumbuhan harga CPO
dunia dan tingginya kebutuhan dunia akan produk hasil kelapa sawit.
2. Analisis Rasio
Dari laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk. periode 2004-2008 didapatkan hasil rasio keuangan sebagai berikut:
Rasio Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk.
(%) 2004 2005 2006 2007 2008 Rasio Likuiditas Rasio Lancar 120.91 169.63 87.33 160.30 194.42 Rasio Quick 106.65 123.06 53.29 120.05 117.53
Rasio Aktivitas
Rata-rata Umur Piutang
(hari) 7.29 10.88 2.29 7.05 1.10
Perputaran Aktiva Tetap 1327.3 1005.0 1187.2 670.3 557.7
Perputaran Total Aktiva 162.31 134.82 125.07 160.88 179.60 Rasio Solvabilitas
Total Hutang terhadap
Total Asset (aktiva) 102.65 105.62 107.46 111.36 125,18
Time Interest Earned
1167.8 2573.3 4709.4 39302 220648
8.3 Rasio Profitabilitas
Profit Margin 23.06 23.45 20.95 33.11 32.24
Return On Asset (ROA) 23.67 24.76 22.51 36.87 40.35 Return On Equity (ROE) 101.82 100.39 99.99 226.61 302.12
Current Ratio didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Nilai rasio lancar yang rendah akan berdampak pada resiko piutang dan persediaan. Indikator rasio lancar adalah semakin rendah rasio lancar, maka semakin buruk tingkat likuiditas sebuah perusahaan, semakin tinggi rasio lancar berarti
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya baik. DanQuick Ratio adalah rasio yang membagi aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang
lancar.
Di sini pertumbuhan pada tahun 2004 sampai 2008 di atas 100% kecuali pada tahun 2006, rasio lancar berada di bawah 100% karena kas perusahaan mengalami penurunan, oleh karena itu perusahaan meminjam kepada bank dalam jangka pendek
sehingga pinjaman pada tahun 2006 yang sangat besar dibandingkan tahun yang lain. Namun terjadi peningkatan rasio lancar pada tahun 2007 dan 2008 karena perusahaan dapat membayar hutang perusahaan dengan baik.
Serta terjadi peningkatan kas pada tahun 2007-2008 sebesar 52% dan peningkatan piutang perusahaan kepada piha ketiga sebesar 53%. Persediaan perusahaan juga menunjukkan peningkatan sebesar 22%. Jadi peningkatan rasio lancar didongkrak karena peningkatan aktiva lancar sebesar 33% pada tahun 2006 sampai dengan 2007. Keadaan ini meningkatkan rasio lancar karena hutang perusahaan tidak mengalami peningkatan yang signifikan, hanya 18%.
Rasio aktivitas dipakai untuk mengukur aktivitas suatu perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimilikinya. Definisi rasio aktivitas adalah rasio yang membandingkan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung untuk penjualan. Data yang dipakai berasal dari data laporan laba/rugi. Kondisi perusahaan
dikatakan sehat apabila angka yang dihasilkan dari berbagai perhitungan semakin besar. Artinya, perusahaan dapat menciptakan volume bisnis yang besar (efektif)
walaupun persediaan aktiva tetap atau total aktiva dalam jumlah yang sama.
Inventory Turnover (Perputaran Piutang) adalah rasio yang membagi antara penjualan dengan persediaan. Persediaan dapat ditentukan secara rata-rata. Tujuannya
untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menagih piutang. Menurut teori keuangan, semakin tinggi rata-rata pengembalian piutang berarti semakin tinggi pula dana yang diserap oleh piutang. Artinya, rata-rata pengembalian berbanding lurus dengan sumber daya yang diserap oleh piutang.
Dalam mencari rata-rata pengembalian piutang, diperlukan 2 langkah. Pertama, mencari rata-rata penjualan/hari. Langkah ini untuk membandingkan antara penjualan selama kuartal/setahun dengan jumlah hari dalam setahun/kuartal. Kedua, menghitung rata-rata pengumpulan piutang. Rasio yang membandingkan antara piutang dengan langkah pertama (perhitungan rata-rata penjualan harian).
Dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah hari perputaran piutang pada tahun 2008 dikarenakan banyak piutang yang telah tertagih oleh perusahaan. Pada tahun 2008 terjadi penurunan piutang perusahaan sebesar 14% dibandingkan tahun lalu. Jadi perusahaan telah mengefektifkan penagihan puitang perusahaan.
Perputaran aktiva tetap adalah resiko yang membandingkan antara penjualan dan aktiva tetap, dengan tujuan untuk mengukur efektifitas pemakaian aktiva tetap. Indikatornya semakin tinggi rasio perputaran aktiva tetap, semakin efektif manajemen perusahaan dalam pemakaian aktiva tetap, rasio rendah membuat manajemen bekerja keras memutar otak untuk mengevaluasi strategi, pemasaran pengeluaran modal pada perusahaan.
Jika melihat rasio perputaran aktiva tetap perusahaan periode 2004-2008, terjadi penurunan rasio perputaran aktiva tetap diakibatkan pada tahun 2008 perusahaan akan mengurangi cakupan ekspansi dan mengubah fokus menjadi pemeliharaan lahan dan tanaman yang telah ada. Pada tahun 2007, lahan perkebunan perseroan yang tertanam mencapai 235.000 hektare di mana pada tahun 2006 perseroan juga melakukan ekspansi lahan baru yang belum tertanam seluas
70.000-90.000 ha.
Tambahan lahan baru di 2007 tersebut, rencananya akan dimulai ditanami secara bertahap pada 2008 hingga 2009 di mana sumber pembiayaannya akan menggunakan kas internal perseroan. Jika ditambah ekspansi lahan di 2008, maka total lahan milik perseroan pada tahun 2008 mencapai 500.000 hektare.
Belanja modal (capital expenditure/CAPEX) perseroan pada 2008 mencapai Rp1,5 triliun atau naik dibandingkan 2007 sebesar Rp800 miliar. Dari total belanja modal itu, sekitar 20-25 persen akan digunakan untuk ekspansi lahan baru, dan sisanya digunakan untuk kegiatan produksi, perawatan, serta sarana infrastruktur seperti jalan dan perumahan bagi karyawan.
Rasio perputaran total aktiva digunakan untuk mengukur efektifitas penggunaan total aktiva Total asset turnover adalah perbandingan penjualan dengan total aktiva. Jika dilihat dari hasil perhitungan rasio perputaran total aktiva dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan signifikan dari tahun 2005-2008. Ini dikarenakan
perusahaan masih akan fokus di plantation dan belum berencana masuk ke industri hilir.
Grafik Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio hutang adalah rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur seberapa besar perusahaan memakai hutang untuk kegiatan operasional.
Dapat dilihat jika terjadi peningkatan rasio pada periode 2004-2008. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan banyak menggunakan hutang untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Total kewajiban perusahaan cenderung mengalami peningkatan, dimana peningkatan paling besar terjadi di tahun 2007 dari tahun sebelumnya yakni sebesar 74,9%. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan hutang usaha perusahaan. Kenaikan paling besar yakni hutang pajak perusahaan yang naik dari tahun 2006 sebesar Rp 87.899 juta menjadi Rp 556.828 juta pada tahun 2007, sehingga mengakibatkan jumlah kewajiban lancar perusahaan naik.
Rasio Time Interest Earned Ratio (TIE) ini membagi laba sebelum hutang dan pajak (EBIT) dengan beban bunga, yakni laba operasi dibagi dengan beban bunga.
Rasio ini bertujuan mengetahui seberapa jauh laba mengalami penurunan, tanpa mengganggu kewajiban perusahaan terhadap kreditur. Semakin tinggi TIE, semakin sehat kondisi perusahaan.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), membukukan pertumbuhan penjualan CPO di tahun 2007 sebesar 58,5%, padahal volume penjualan turun 6,2%. Hal itu disebabkan kenaikan harga rata-rata CPO AALI sebesar 69% bila dibandingkan
dengan harga di tahun 2006. Berdasarkan data dalam keterbukaan informasi di BEI, Jakarta, Kamis (24/1/2008), harga CPO AALI pada 2006 sebesar Rp 3.552/kg. Di tahun 2007, harga CPO AALI meningkat 69% menjadi Rp 6.002/kg. Total penjualan CPO AALI di tahun 2006 sebesar 914,69 ribu ton. Dengan demikian total nilai penjualan AALI di tahun 2006 sebesar Rp 3,25 trilliun.
Pada tahun 2008 terjadi peningkatan TIE yang sangat tinggi karena beban bunga pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 97% sehingga kondisi perusahaan dalam keadaan yang sehat. Karena bunga yang harus dibayarkan perusahaan sangat kecil jika dibandingkan laba sebelum pajak dan beban perusahaan.
Seperti pada tahun 2008 beban bunga perusahaan hanya sekitar Rp 180 (dalam jutaan), dibandingkan dengan laba sebelum pajak dan beban yang dimiliki perusahaan yang berkisar antara Rp 1,5 juta (dalam jutaan) sampai Rp 3 juta (dalam jutaan).
Jika dilihat rasio profit margin periode 2004-2008 maka nilai rasio mengalami peningkatan yang baik namun tidak terlalu besar. Hal ini dipicu karena pada tahun 2006 terjadi penurunan harga CPO dunia. Namun pada tahun 2007-2008 laba perusahaan kembali meningkat pesat seiring dengan efisiensi lahan dan naiknya harga CPO dunia.
Pengembalian atas aktiva yang biasa disebut Return On Asset ( ROA), merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan, rasio ini membandingkan imbalan untuk pemegang saham dan kreditor dengan jumlah aset (jumlah sumber daya yang dipasok oleh para pemegang saham dan kreditor ). Rasio tingkat pengembalian aktiva menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva perusahaan. Grafik Rasio Profitabilitas
Nilai Return on Assets (ROA) pada perusahaan mengalami peningkatan di tiap triwulan maupun di tiap tahun antara tahun 2006 sampai dengan 2008. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan laba bersih yang lebih besar dari peningkatan total aktiva yang sama-sama meningkat juga di periode yang sama. Hal ini menandakan bahwa perusahaan terus mengalami perbaikan kinerja dalam pengelolaan atas aset
yang dimiliki.
Nilai ROA rata-rata tertinggi terjadi di tahun 2008 sebesar 49,35 persen. Peningkatan ini dikarenakan adanya peningkatan laba bersih perusahaan, penurunan beban bunga dan keuntungan selisih kurs. Perusahaan dapat meningkatkan laba bersihnya di tahun 2008 dikarenakan kenaikan harga CPO di pasar. Sedangkan arti
40,35 adalah dalam setiap satu rupiah aset akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,40 (dalam jutaan).
Rasio rata-rata industri sejenis, yakni industri perkebunan menunjukkan perusahaan masih lebih baik. Pada tahun 2006, rata-rata industri sebesar 11,35 persen, tahun 2007 sebesar 13,75 persen dan tahun 2008 sebesar 14,26 persen.Rasio ROE mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat dihasilkan perusahaan atas modal sendiri yang ditanamkan untuk pembiayaan usaha.
Tahun 2008 menjadi tahun yang menggembirakan bagi AALI. Anak perusahaan Astra International ini berhasil membukukan laba bersih 2007 Rp 1,9
triliun atau melonjak 150,7% dari tahun sebelumnya. Sedangkan penjualan 2007 sebesar Rp 5,96 triliun atau naik 58,6% dari tahun 2006. Padahal, volume penjualan CPO AALI tahun ini 857.824 ton, turun 6,2% dari tahun sebelumnya.
Tabel Perbandingan ROA Perusahaan dan Industri
(%) Tahun ROA Perusahaan ROA Industri
2004 23.67 4.04
2005 24.76 10.96
2006 22.51 11.35
2007 36.87 13.75
Untuk meningkatkan kinerja, AALI telah menganggarkan belanja modal Rp 1,5 triliun tahun ini. Sekitar 20% sampai 25% dari dana itu akan digunakan untuk berburu lahan baru. Saat ini luas lahan AALI sudah mencapai 300.000 ha; terdiri dari
235.000 ha lahan tertanami dan 70.000 ha lahan yang belum tertanami. Grafik Perbandingan ROA Perusahaan dan Industri
Kenaikan nilai rasio ini disebabkan oleh persentase kenaikan nilai ekuitas perusahaan yang lebih kecil dari persentase kenaikan nilai laba bersihnya. Kenaikan yang terjadi pada tahun 2008 menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan modal sendiri perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, sehingga profitabilitasnya lebih baik dari tahun 2006 dan 2007. Nilai Return on Equity (ROE) rata-rata di tahun 2008 sebesar 36,59 persen yang berarti setiap satu rupiah modal sendiri (ekuitas) mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,3659 (dalam jutaan rupiah) atau sebesar Rp 365.900.
Penganalisis juga menganalis apakah ada pengaruh antara harga CPO dunia terhadap laba perusahaan. Dari grafik yang ditampilkan, dapat di lihat bahwa terdapat pola yang sama antara pendapatan dan harga CPO dunia. Seiring dengan naiknya harga CPO dunia maka pendapatan perusahaan juga meningkat. Namun hal ini tidak bisa dijadikan patokan yang mutlak karena tidak didukung oleh teknik analisis ataupun perhitungan, perbandingan ini dianalis hanya untuk mengetahui pola pergerakan harga CPO dunia terhadap pendapatan perusahaan saja.
Harga jual CPO yang membaik hingga akhir tahun 2005 menggembirakan Indonesia karena produksi dan ekspor minyak sawit nasional mengalami peningkatan setiap tahun sejalan dengan perluasan areal tanaman itu. Tahun 2005 misalnya,
produksi CPO Indonesia diprediksi sebesar 13,6 juta ton, dimana sebanyak 9,6 juta ton sampai 10 juta ton untuk di ekspor.
Perusahaan perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatat kenaikan penjualan minyak sawit mentah (CPO/crude palm oil ) sebesar 13 persen pada semester I-2005. Meski produksi penjualan naik, AALI mengalami penurunan
harga CPO selama semester I-2005 sebesar 19 persen. AALI mencatat volume penjualan CPO sebesar 388,529 ribu ton pada atau naik 13 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 342,763 ribu ton. Dari total penjualan tersebut sekitar 27 persen atau sebesar 105,252 ribu ton diserap di pasar ekspor. Selama semester I-2005
harga jual rata-rata CPO mengalami penurunan sekitar 19 persen menjadi Rp 3.275 per kilogram sebagai dampak melemahnya harga minyak kedelai dan sawit dunia
yang masing-masing sekitar 18 persen dan 19 persen.
Perusahaan perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) selama tahun 2005 mencatat penurunan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebesar 22 persen menjadi 258.347 ton dibanding tahun 2004. Meski ekspor turun, total penjualan CPO AALI untuk tahun 2005 meningkat 13 persen dari 722.593 pada tahun 2004 menjadi 818.011 ton. Penurunan ini terjadi akibat menguatnya permintaan pasar dalam negeri. Ekspor CPO AALI paling banyak diserap oleh India yang mencapai 84.644 ton atau 33 persen. Diikuti Belanda dan Malaysia masing-masing 20,8 persen dan 20,5 persen. Walaupun total volume penjualan meningkat, namun harga rata-rata CPO tahun 2005 lebih rendah dibanding tahun 2004. Harga per
kilogram CPO tahun 2005 hanya sebesar Rp 3,389 sedangkan tahun 2004 mencapai Rp 3,739.
Rencana ekspor CPO 2005 sebanyak 9,6 juta ton sampai 10 juta ton itu disebutkannya mengalami kenaikan cukup besar dibandingkan realisasi ekspor 2004 yang masih sebesar 8,66 juta ton atau ekspor 2003 sejumlah 6,4 juta ton.
Analisis laporan keuangan tidak terlepas dari resiko yang mungkin dialami oleh perusahaan dalam mengukur prospek perusahaan ke depannya, maka kami juga menganalisis resiko yang mungkin dialami perusahaan adalah:
1. Internasional:
a. Ketidakstabilan harga CPO di pasar dunia, harga CPO yang terus berubah membuat pendapatan perusahaan berubah seiring perkembangan harga CPO dunia. Resiko ini dapat mengakibatkan harga saham turun atupun naik.
b. Perubahan jumlah permintaan CPO di pasar dunia, perubahan jumlah permintaan CPO juga akan turut mempengaruhi laba perusahaan.
Permintaan dunia terus meningkat, namun suatu saat bisa saja permintaan akan CPO akan berhenti karena telah ditemukan sumber daya baru pengganti CPO.
c. Perubahan nilai kurs, dapat membuat keuntungan ataupun kerugian selisih kurs. Nilai kurs yang fluktuatif akan mempengaruhi nilai transaksi perusahaan sehingga ada selisih antara nilai kurs dalam suatu waktu
tertentu. 2. Domestik:
a. Tingkat inflasi di Indonesia, tingkat inflasi yang tinggi akan membuat harga naik. Ini dapat memperkecil laba perusahaan karena biaya yang dikeluarkan akan semakin tinggi pula.
b. Perubahan iklim demografi Indonesia, iklim Indonesia yang berubah-ubah dapat mempengaruhi tanaman kelapa sawit. Bencana gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus dapat membuat resiko perusahaan semakin tinggi.
3. Industri:
a. Perubahan teknologi dalam memproduksi CPO dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Jika perusahaan tidak mengikuti perkembangan
teknologi maka perusahaan dapat ketinggalan zaman dan tidak efisien dalam proses memproduksi CPO.
b. Persaingan antar perusahaan perkebunan juga turut dapat memperbesar resiko yang dialami oleh perusahaan. Daya saing yang tinggi akan membuat perusahaan harus terus berkembang mengungguli saingannya. Proses persaingan ini akan memaksa perusahaan membuat strategi-strategi untuk mengatasinya. Sedangkan siklus hidup perusahaan pasti akan terus berjala, naik dan turun.
4. Perusahaan:
a. Perubahan strategi perusahaan, seperti strategi menjual lahan yang tidak produktif lagi, tidak membagikan dividen, atau memperbesar utang akan
memberi resiko terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Karena strategi yang dilakukan hasil yang dicapai belum tentu sesuai harapan manajemen perusahaan.
b. Resiko terkena bencana, seperti bencana kebakaran dan wabah hama tanaman perkebunan adalah resiko perusahaan yang sangat mungkin terjadi dan harus di antisipasi dari awal.
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisistime series dapat dilihat prospek perusahaan Astra Agro Lestari Tbk. masih sangat menjanjikan. Ini didukung dengan naiknya harga CPO dunia serta kebutuhan masyarakat global terhadap CPO.
2. Kondisi perusahaan juga menunjukkan kondisi yang baik dalam hal likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas. Walaupun sempat mengalami kondisi yang kurang baik pada tahun 2006, namun perusahaan dapat memperbaikinya dan terus meningkat dari periode 2007-2008.
3. Sebagian besar pengukur kinerja keuangan perusahaan Astra Agro Lestari Tbk. mengalami peningkatan. Sehingga cukup baik bagi investor untuk menanamkan modalnya di PT Astra Agro Lestari Tbk. setidaknya sampai satu tahun ke depan dan selama masih di atas rata-rata industri sejenis lainnya, jika tidak sebaiknya dipikirkan kembali dan melihat keadaan pasar modal secara menyeluruh.
G. Saran
Saran kami dari hasil penelitian ini adalah:
1. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja dengan cara meningkatkan laba operasional melalui menambah jumlah penjualan, diawali dengan ekspansi lahan perkebunan, lalu melakukan pengembangan bisnis minyak gorengnya dengan cara melakukan pembangunan pabrik minyak goreng di pulau Jawa sebagai antisipasi untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi akan minyak goreng kelapa sawit yang tumbuh cukup tinggi. Serta melepaskan aset yang kurang produktif seperti melepaskan aset lahan perkebunan karena adanya tumpang tindih antara lahan perkebunan dan pertambangan yang menyebabkan aset tidak produktif, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan modal dan asetnya agar menghasilkan laba yang optimal.
2. Investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan perkebunan, PT Astra Agro Lestari Tbk adalah pilihan yang baik. Hal tersebut terkait dengan data historis perusahaan pada peride 2004-2008 kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kondisi yang baik, sehingga harapan investor untuk tingkat pengembalian bagi investasinya ada dan keadaan rasio keuangan PT AALI Tbk pun rata berada lebih baik dari rata-rata industri sejenisnya.
3. Perhitungan kinerja keuangan suatu perusahaan selanjutnya dibuat dengan bantuan program komputer sehingga perhitungan dapat berlangsung cepat dan efisien.
Periode analisis juga dapat diperbanyak mengingat analisis ini hanya dalam periode 5 tahun saja. Dengan periode penelitian yang lebih banyak maka hasil yang didapat diharapkan dapat lebih mencerminkan keadaan perusahaan.
Daftar Pustaka
http://www.financeindonesia.org/archive/index.php/t-481.html http://klasik.kontan.co.id/investasi/news/31289/Menanti-Datangnya-Musim-Panen-Sawit-AALI http://idsaham.com/blog-news-saham-SAHAM-KL-KEPONG-DAN-AALI-TURUN-SEIRING-ANJLOKNYA-SAWIT-2993.html http://library.monx007.com/economy/sahamkebun/1 http://idsaham.com/blog-news-saham-INILAHCOM--Koleksi-Saham-Komoditas-Perbankan-2028.html http://idsaham.com/blog-news-saham-INILAHCOM--Apakah-Trio-Astra-Bertahan-Pekan-Ini-2792.html http://idsaham.com/blog-news-saham-Analisa-saham-AALI-2990.html http://www.google.co.id/search? q=daftar+penghargaan+yang+diperoleh+PT+astra+agro+lestari+indonesia&hl=id&prm d=iv&ei=hMj9TPCsE8esrAePluGXCA&start=10&sa=N http://www.bmw.astra.co.id/images/databank/2006052911510052.pdf http://202.155.2.90/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_informasi/01_laporan_keuangan/0 4_Annual%20Report/2007/ASII/AR%20ASTRA%20INTL%202007.pdf http://idsaham.com/saham.html http://library.monx007.com/adbrite_728x90.htmLampiran 1
Tabel Perhitungan ROA
(%) AALI 2004 2005 2006 2007 2008 Total Aset 3,382,821 3,191,715 3,496,955 5,352,986 6,519,791 Laba Bersih 800,764 790,410 787,318 1,973,428 2,631,019 ROA 23.67 24.76 22.51 36.87 40.35 LSIP Total Aset 2,362,930 2,602,173 2,985,212 3,938,140 4,921,310 Laba Bersih -247,198 355,724 303,105 564,034 927,555 ROA -10.46 13.67 10.15 14.32 18.85 SGRO Total Aset 2,088,002 2,156,164 Laba Bersih 215,083 439,516 ROA 10.30 20.38 SMAR Total Aset 3,972,684 4,597,227 5,311,931 8,063,169 10025915 Laba Bersih -107,960 304,203 628,005 988,944 1046389 ROA -2.72 6.62 11.82 12.26 10.44 TBLA Total Aset 1,352,092 1,451,439 2,049,163 2,457,120 2802497 Laba Bersih 16,455 6,219 52,884 97,227 63336 ROA 1.22 0.43 2.58 3.96 2.26 UNSP Total Aset 1,124,746 1,244,909 1,783,001 4,310,904 4,700,319 Laba Bersih 95,567 115,716 172,898 206,575 173,569 ROA 8.50 9.30 9.70 4.79 3.69 GZCO Total Aset 1,428,610 Laba Bersih 54,750 ROA 3.83 ROA INDUSTRI 4.04 10.96 11.35 13.75 14.26
Perhitungan Rasio Keuangan 2004 2005 2006 2007 2008 Aktiva Lancar 1243319 691345 492195 1647854 1975656 Hutang Lancar 1028286 407551 563599 1027958 1016167 RASIO LANCAR 120,91 169,63 87,33 160,30 194,42 Aktiva Lancar 1243319 691345 492195 1647854 1975656 Persediaan 146655 189813 191861 413813 781363 Hutang Lancar 1028286 407551 563599 1027958 1016167 QUICK RATIO 106,65 123,06 53,29 120,05 117,53 Piutang 69308 100482 23549 115158 24705 Pendapatan Operasional 3472524 3370936 3757987 5960954 8161217 9513,76 4 9235,44 1 10295,8 5 16331,3 8 22359,4986 RECEIVBLE TURN. 7,29 10,88 2,29 7,05 1,10 Pendapatan Operasional 1946570 1907582 2277740 2773747 4357818 Aktiva Tetap 146655 189813 191861 413813 781363 AT TURN 1327,3 1005,0 1187,2 670,3 557,7 Pendapatan Operasional 3472524 3370936 3757987 5960954 8161217 Total Aktiva 2139502 2500370 3004760 3705132 4544135 TA TURN 162,31 134,82 125,07 160,88 179,60 Total Hutang 3472524 3370936 3757987 5960954 8161217 Total Aktiva 3382821 3191715 3496955 5352986 6519791 TH TRHDP TA 102,65 105,62 107,46 111,36 125,18 EBIT 1350456 822368 1179234 2921709 3949614 Beban Bunga 115642 31958 25040 7434 179 TIE 1167,8 2573,3 4709,4 39302,0 2206488,3 Laba Bersih 800764 790410 787318 1973428 2631019 Pendapatan Operasional 3472524 3370936 3757987 5960954 8161217 PROFIT MARGIN 23,06 23,45 20,95 33,11 32,24
Laba Bersih 800740 790410 787318 1973428 2631019 Total Aktiva 3382821 3191715 3496955 5352986 6519791 ROA 23,67 24,76 22,51 36,87 40,35 Laba Bersih 800740 790410 787318 1973428 2631019 Modal Saham 786445 787373 787373 870849 870849 ROE 101,82 100,39 99,99 226,61 302,12
Harga CPO Dunia Per-bulan
Bulan Harga Bulan Harga Bulan Harga
Januari 2004 467,69 Januari 2006 377,92 Januari 2008 987,02
Februari 2004 501,61 Februari 2006 390,63 Februari 2008 1109,5
Maret 2004 520,57 Maret 2006 383,36 Maret 2008 1146,86
April 2004 516,34 April 2006 386,41 April 2008 1083,48
Mei 2004 481,14 Mei 2006 394,52 Mei 2008 1086,83
Juni 2004 408,98 Juni 2006 386,18 Juni 2008 1096,39
Juli 2004 386,63 Juli 2006 404,02 Juli 2008 1026,25
Agustus 2004 393,71 Agustus 2006 434,48 Agustus 2008 791,77
September 2004 401,64 September 2006 416,94 September 2008 667,04
Oktober 2004 381,61 Oktober 2006 422,32 Oktober 2008 486,4
Nopember 2004 386,67 Nopember 2006 476,74 Nopember 2008 433,1
Desember 2004 370,09 Desember 2006 528,24 Desember 2008 440,38
Januari 2005 346,63 Januari 2007 550,78
Maret 2005 374,83 Maret 2007 566,39 April 2005 375,84 April 2007 645,41 Mei 2005 370,16 Mei 2007 740,63 Juni 2005 369,64 Juni 2007 748,43 Juni 2005 369,6 Juli 2007 764,47 Agustus 2005 360,3 Agustus 2007 729,56 September 2005 369,98 September 2007 745,18 Oktober 2005 382,82 Oktober 2007 824,07 Nopember 2005 375,97 Nopember 2007 877,34 Desember 2005 368,9 Desember 2007 883,45
Lampiran 2
Penghargaan-penghargaan yang diperoleh PT Astra Agro Lestari Tbk.:
1. Penghargaan sebagai ‘Overall Best Company for Corporate Governance’ di Indonesia yang dianugerahkan oleh Asia Money melalui ‘Best Managed Companies Award’. 2. Astra terpilih sebagai ‘Best Managed Indonesian Company’ yang tercantum dalam
daftar ‘Asia’s Leading Companies’ oleh Asian Wall Street Journal.
3. Majalah Investor menganugerahkan Perseroan sebagai ‘Top Performing Listed Company’ dan ‘Best Public Company’ dalam kategori aneka industri.
4. Asia Money memberikan penghargaan peringkat pertama kepada Astra sebagai Perusahaan dengan ‘Best Corporate Governance’.
5. The Indonesian Institute for Corporate Governance dan Majalah SWA menempatkan Astra sebagai Perusahaan Terbaik dalam ‘Corporate Governance Perception Index’. 6. The Finance Asia memberikan penghargaan kepada Astra untuk ‘Best Managed
Company’, ‘Best CFO’, ‘Second Best Company in Corporate Governance’ and ‘Second Best Investor Relations’.
7. Astra mendapat penghargaan dari Majalah Business Review sebagai ‘Best Performance Management’ dan CEO Astra sebagai ‘Man of the Year’.
8. Majalah Warta Ekonomi menobatkan CEO Astra sebagai CEO Terbaik.
9. The Indonesian Sustainability Report Award (ISRA) memberikan penghargaan kepada Astra sebagai
10.‘Best Company in Environment & Social Responsibility Award’.
11.Asosiasi Pengusaha Muda Indonesia menganugerahkan Penghargaan Adhika Pradana kepada Astra sebagai Perusahaan Terbaik dalam dukungannya kepada usaha kecil dan menengah.