• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI GEL ANTINYAMUK MINYAK ATSIRI BATANG SEREH WANGI (Cymbopogon nardus,l. Rendle )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULASI GEL ANTINYAMUK MINYAK ATSIRI BATANG SEREH WANGI (Cymbopogon nardus,l. Rendle )"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Lila Novita Dewi, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten

FORMULASI GEL ANTINYAMUK MINYAK ATSIRI

BATANG SEREH WANGI (Cymbopogon nardus ,L. Rendle )

Lila Novita Dewi, Rahmi Nurhaini, Sri Handayani

INTISARI

Sereh wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) bermanfaat untuk anti radang, antinyamuk, menghilangkan rasa sakit dan melancarkan sirkulasi darah (Hariana, 2006).

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental, dimana dalam pelaksanaannya dilakukan perlakuan tertentu.

Langkah pertama adalah destilasi minyak atsiri batang sereh wangi dengan destilasi air-uap air. Selanjutnya dibuat gel dengan basis carbopol dan tragakan dengan berbagai konsentrasi. Gel yang dibuat kemudian dilakukan uji kontrol kualitas seperti uji organoleptis, uji derajat keasaman atau pH, uji daya lekat dan uji daya proteksi. Hasil uji organoleptis, uji pH dan daya proteksi dianalisis secara deskriptif sedangkan hasil uji daya sebar dan daya lekat dianalisis secara statistic dengan uji normalitas dan homogenitas dengan Kolmogorov-Smirnov test dilanjutkan uji statistic analisis varian (anova) satu jalan dengan tingkat kepercayaan 95% dan dilanjutkan ke uji Tukey HSD dengan tingkat kepercayaan 95%.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan formulasi gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) yang baik dari kelima formula adalah formula I, formula II dan formula III.

Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah formulasi gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) yang memenuhi standar kualitas gel adalah formula I, formula II dan formula III.

(2)

A. PENDAHULUAN

Sereh wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) sangat bermanfaat dalam kesehatan. Tanaman sereh bermanfaat untuk anti radang, antinyamuk, menghilangkan rasa sakit dan melancarkan sirkulasi darah. Manfaat lain dari tanaman sereh untuk sakit kepala, otot, batuk, nyeri lambung, haid tidak teratur dan bengkak setelah melahirkan (Hariana, 2006). Akar tanaman sereh digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak, bahan untuk kumur dan penghangat badan sedangkan daun sereh digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca persalinan, penurun panas dan pereda kejang (Sudarsono, dkk., 2002).

Sereh mengandung komponen minyak menguap (volatile oil) yang biasa disebut minyak atsiri. Minyak atsiri sereh mengandung 3 komponen utama yaitu sitronelal, sitronelol dan geraniol (Sastrohamidjojo, 2004). Minyak sereh merupakan bahan baku dalam pembuatan sabun, sampo, pasta gigi, lotion, gel antinyamuk, pestisida nabati, disinfektan, dan bahan pengkilap (Kardinan, 2005). Saat ini bentuk sediaan antinyamuk yang banyak digunakan berupa obat nyamuk bakar, semprot (spray), losion dan obat nyamuk elektrik yang mengandung bahan kimia sintesis seperti N,N-diethyl-m-toluamide (DEET). Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk membuat gel dari bahan aktif minyak atsiri sereh sebagai alternative sediaan antinyamuk. Sediaan antinyamuk dalam bentuk gel dipilih karena gel belum dikembangkan secara optimal. Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Anonim, 1995). Gel dimaksudkan untuk penggunaan secara topikal. Keuntungan gel jika dibandingkan dengan sediaan topikal lain adalah daya lekat tinggi dan tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak terganggu, mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik, kemampuan penyebarannya pada kulit baik.

Berdasarkan penelitian Sari dan Dewi (2006) penggunaan basis carbopol 0,5% dapat menghasilkan gel dengan kualitas yang baik. Dalam penelitian ini akan dikembangkan formula gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi dengan basis carbopol-tragakan dengan konsentrasi yang berbeda untuk mencari perbandingan kombinasi basis gel yang paling baik sehingga menghasilkan gel yang memenuhi standar kualitas gel. Carbopol dan tragakan dipilih karena keduanya dapat dikembangkan dengan air. Carbopol berfungsi sebagai gelling agent dengan konsentrasi 0,5-2 % dan tragakan berfungsi sebagai gelling agent dengan konsentrasi 5%. Carbopol lebih sering digunakan sebagai gelling agent dibandingkan tragakan karena carbopol merupakan material koloid hidofilik yang mengental lebih baik daripada natural gums (tragakan). Carbopol merupakan gelling agent yang kuat, berbentuk serbuk, tidak toksik, tidak mengiritasi, larut

8 CERATA Journal Of Pharmacy Science

(3)

dalam air dan tidak mempenggaruhi aktifitas biologi obat. Sedangkan tragakan mempunyai viskositas bervariasi yang menurun dengan cepat diluar range pH 4,5-7 dan rentan terhadap degradasi oleh mikroba. Kemudian gel dievaluasi untuk mengetahui kombinasi basis gel yang menghasilkan formula atau stabilitas gel yang paling baik. Formula gel minyak atsiri batang sereh juga ditambah bahan pelembab. Bahan pelembab berfungsi untuk mencegah penguapan air dan minyak atsiri serta menjaga kelembaban kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formula gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) yang sesuai standar gel.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Populasi penelitian adalah batang sereh wangi yang diambil dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT) Karanganyar. Sampel penelitian adalah batang sereh seberat 3 kg yang berumur 6 bulan dengan ciri batang berwarna putih kekuningan sampai putih keunguan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten.

Alat yang digunakan diantaranya seperangkat alat destilasi, Seperangkat alat uji daya sebar atau Extensiometer (Pyrex), Seperangkat alat uji daya lengket (Rheoviskometer RWK Modifikasi), Timbangan digital (Acis AD 300H, capacity 300g, d: 0,01 g), Kompor listrik (Maspion S300), pH meter digital (Hanna HI-98128), Stopwatch (Ultrak CIE 1000), Pot gel, Alat-alat gelas kualitas farmasetis (pyrex). Sedangkan bahan yang digunakan adalah batang sereh, Carbopol, Tragakan, Trietanolamine (TEA), Gliserin, Nipagin, Aqua destilata, Kertas saring, Fenoftalein, Parafin cair, KOH 0,1 N.

Data yang digunakan adalah data hasil uji organoleptis, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat dan daya proteksi. Hasil uji organoleptis, uji pH dan daya proteksi dianalisis secara deskriptif sedangkan hasil uji daya lengket dan daya sebar dianalisa dengan ANOVA satu jalan dengan tingkat kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan taraf kepercayaan 95%.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN a) Determinasi tanaman

Hasil determinasi tanaman yang diperoleh dari Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Karanganyar Jawa Tengah menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini benar tanaman sereh wangi (Cymbopogon nardus L Rendle).

CERATA Journal Of Pharmacy Science 9 Lila Noviata Dewi, dkk., Formulasi Gel Antinyamuk …

(4)

b) Destilasi minyak atsiri

Dari destilasi yang dilakukan didapatkan minyak atsiri yang berwarna kuning, memiliki bau khas aroma sereh dan didapatkan minyak atsiri sebesar 31 ml dari 2500 g simplisia sereh wangi kering atau rendemen sebesar 1,1036 %. c) Uji control kualitas gel

1) Uji organoleptis

Penggujian organoleptis dilakukan untuk mengetahui pemerian gel yang dihasilkan. Hasil pengujian organoleptis gel dapat dilihat pada table 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 : Hasil uji organoleptis gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi dengan basis carbopol - tragakan dalam berbagai konsentrasi.

Formula Pemerian

Bentuk Warna Bau

I Masa lembek Putih keruh Khas aroma sereh

II Masa lembek Putih keruh Khas aroma sereh

III Masa lembek Putih keruh Khas aroma sereh

IV Masa lembek Putih keruh Khas aroma sereh

V Masa lembek agak cair Putih kecoklatan Khas aroma sereh Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh bahwa hasil uji organoleptis, gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi memenuhi standar fisik gel adalah formula I, II, III, IV dan formula V. Formula yang paling baik adalah formula I, II, III dan IV.

2) Uji pH

Pengujian pH gel dilakukan untuk mengetahui pH gel yang dihasilkan. Derajat keasaman (pH) diuji dengan pH digital. Sediaan gel harus memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4-6,5 (Yosipovitch, 2003) agar tidak mengiritasi kulit saat digunakan. Hasil pengujian pH gel dapat dilihat dalam tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2 : Hasil uji derajat keasaman (pH) gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi dengan basis carbopol - tragakan dalam berbagai

konsentrasi.

Formula Derajat keasaman (pH)

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4

I 6 6 6 6

II 6 6 6 6

10 CERATA Journal Of Pharmacy Science

(5)

III 6 6 6 6

IV 6 6 6 6

V 7 7 7 7

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa formula gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi yang memenuhi syarat pH kulit adalah formula I, II, III, IV.

3) Uji daya sebar

Pengujian daya sebar gel dilakukan dengan menggunakan extensiometer. Gel diharapkan mampu menyebar dengan mudah tanpa tekanan yang berarti sehingga mudah dioleskan dan tidak menimbulkan rasa sakit saat dioleskan sehingga tingkat kenyamanan pengguna dapat meningkat. Rekomendasi Garg et al. (2002) daya sebar 50-70 mm menunjukkan konsistensi semifluid yang sangat nyaman dalam penggunaan. Hasil pengujian daya sebar gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.4 : Hasil uji daya sebar gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi dengan basis carbopol - tragakan dalam berbagai

konsentrasi. Beban rata-rata Formula I (mm) Formula II (mm) Formula III (mm) Formula IV (mm) Formula V (mm) 2250 g 56,50 55,70 66,40 69,20 71,50 2250 g 64,80 51,95 71,60 69,80 67,10 2250 g 55,70 62,20 62,90 74,80 89,70 2250 g 51,08 60,08 71,19 76,35 65,94 2250 g 58,88 54,85 57,04 68,385 72,52 X 57,192 56,956 65,852 71,707 72,52 SD 4,6523 4,1332 6,0868 3,6084 9,8256

Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa diperoleh bahwa formulayang memiliki daya sebar yang paling baik adalah formula I (57,192 ± 4,6523 mm), formula II (65,852 ± 6,0868), dan formula III (56,956 ± 3,6084).

4) Uji daya lekat

Pengujian daya lekat gel dilakukan uuntuk mengetahui ikatan antara gel dengan kulit. Pengujian daya lekat gel dilakukan menggunakan rheoviskometer RWK Modifikasi. Semakin tinggi daya lekat gel maka

CERATA Journal Of Pharmacy Science 11 Lila Noviata Dewi, dkk., Formulasi Gel Antinyamuk …

(6)

ikatan antara gel dengan kulit semakin baik sehingga absorbsi obat oleh kulit akan semakin tinggi. Sebaliknya jika ikatan antara gel dengan kulit kurang optimal obat akan mudah terlepas dari kulit. Adapun syarat waktu daya lekat yang baik adalah tidak kurang dari 4 detik (Nevi, 2006). Hasil pengujian daya lekat gel dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini :

Tabel 4.4 : Hasil uji lekat gel minyak atsiri batang sereh wangi dengan basis carbopol - tragakan dalam berbagai konsentrasi.

Percobaan Formula I Formula II Formula III Formula IV Formula V 1 2’21” 4’56” 11’34” 10’17” 20’14” 2 3’47” 5’36” 11’01” 11’21” 19’48” 3 3’40” 6’01” 12’01” 9’31” 21’37” 4 2’01” 4’31” 10’21” 12’45” 17’04” 5 2’49” 5’50” 12’05” 11’48” 20’33” X 2’73” 5’15” 11’32” 10’92” 19’67” SD 0,6559 0,6999 0,7644 1,2137 1,6201

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa formula V (carbopol 0% dan tragakan 5%) memiliki daya lekat yang lebih lama 19’67”±1,6201 dibandingkan dengan formula I (carbopol 1% dan tragakan 0%) 2’73”±0,6559, formula II (carbopol 0,75% dan tragakan 0,25%) 5’15”±0,6999, formula III (carbopol 0,5 % dan tragakan 0,5%) 11’32”±0,7644 dan formula IV (carbopol 0,25% dan tragakan 0,75%) 10’24”±1,2137.

5) Uji daya proteksi

Pengujian daya proteksi gel dilakukan untuk mengetahui kemampuan gel melindungi kulit dari pengaruh luar seperti debu, polusi dan sinar matahari. Pengujian daya proteksi gel dilakukan dengan KOH 0,1 N pada kertas saring. Hasil pengujian daya proteksi gel dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.6 : Hasil uji daya proteksi gel minyak atsiri batang sereh wangi dengan basis carbopol - tragakan dalam berbagai konsentrasi.

Formula Waktu 15 detik 30 detik 45 detik 60 detik 3 menit 5 menit I - - - -

12 CERATA Journal Of Pharmacy Science

(7)

II - - - -

III - - - -

IV - - - -

V - - - -

Keterangan :

+ = Muncul Noda Merah - = Tidak Muncul Noda Merah

Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa semua gel anti nyamuk minyak atsiri batang sereh wangi pada uji proteksi terhadap KOH 0,1 N mampu memberikan proteksi atau perlindungan terhadap kulit (cairan KOH 0,1 N dari detik ke-15 sampai menit ke-5 pada kertas saring).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari kelima formulasi gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi yang memenuhi standar kualitas gel adalah formula I, II dan III. Hal ini disebabkan formula IV dan formula V tidak memenuhi persyaratan uji kontrol kualitas yang dilakukan seperti uji organoleptis, uji derajat keasaman (pH), uji daya sebar, uji daya lekat maupun uji daya proteksi.

Berdasarkan uji organoleptis dari kelima formulasi gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi yang dilakukan formula yang memenuhi standar kualitas gel adalah formula I, II, III, dan IV. Formula V tidak memenuhi standar gel karena menghasilkan gel yang lebih encer karena daya kembang tragakan tidak sebaik carbopol saat didispersikan dalam air sehingga dihasilkan gel yang agak cair. Formula V menghasilkan gel yang berwarna kuning kecoklatan yang disebabkan oleh basis tragakan yang memiliki warna kuning kecoklatan. Warna gel pada formula I, II, III, dan IV memiliki warna yang putih keruh. Putih keruhnya sediaan dapat diakibatkan oleh adanya salah satu bahan yang inkompatibilitas dengan minyak atsiri sereh wangi. Hal ini dibuktikan sebelum penambahan minyak atsiri minyak sereh wangi gel yang dibuat jernih.

Gel yang baik harus memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4-6,5 (Yosipovitch, 2003). Gel yang memiliki pH terlalu asam akan menimbulkan iritasi kulit pada saat digunakan sedangkan pH gel yang terlalu basa akan menyebabkan kulit kering. Berdasarkan uji derajat keasaman (pH) dari kelima formulasi gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi yang dilakukan formula yang memenuhi standar kualitas pH gel yang sesuai dengan pH kulit adalah formula I, II, III, IV. Formula I-IV memiliki pH 6 sedangkan formula V memiliki pH 7. Formula V tidak memenuhi pH kulit karena tragakan memiliki pH netral (7) (Makfoeld, 2002).

CERATA Journal Of Pharmacy Science 13 Lila Noviata Dewi, dkk., Formulasi Gel Antinyamuk …

(8)

Gel diharapkan mampu menyebar dengan mudah tanpa tekanan yang berarti sehingga mudah dioleskan dan tidak menimbulkan rasa sakit saat dioleskan sehingga tingkat kenyamanan pengguna dapat meningkat. Rekomendasi Garg et al. (2002) daya sebar sediaan semisolid yang baik adalah 50-70 mm sehingga nyaman saat digunakan. Berdasarkan uji daya sebar dari kelima formulasi gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi yang dilakukan formula yang memiliki daya sebar yang paling baik adalah formula I, formula II dan formula III. Formula IV dan V tidak memenuhi standar daya sebar gel menurut Grag et all (2002) karena formula IV dan V mengandung konsentrasi tragakan yang lebih besar dibandingkan konsentrasi carbopol sehingga gel yang dihasilkan lebih lunak atau lebih encer. Gel dengan konsistensi yang lebih lunak atau encer akan mengakibatkan gel lebih mudah menyebar. Hasil uji daya sebar kemudian dilanjutkan dengan uji anova satu jalan. Dari hasil uji Tukey HSD diketahui bahwa tidak adanya perbedaan yang bermakna antara formula I, formula II dan formula III hal ini disebabkan konsetrasi tragakan yang digunakan < 5% dan carbopol ≥ 0,5 % sehingga efek tragakan kurang dominan dibanding efek dari carbopol dalam daya sebar gel dan menghasilkan gel dengan konsistensi yang sama, sehingga tidak menunjukkan perbedaan yang bermakana pada daya sebar gel. Formula I (carbopol 1% dan tragakan 0%) memiliki perbedaan yang bermakna dengan formula IV (carbopol 0,75% dan tragakan 0,25%) dan formula V (carbopol 0% dan tragakan 5%) disebabkan oleh perbedaan konsentrasi basis gel yang digunakan. Formula III (carbopol 0,5% dan tragakan 0,5%) memiliki perbedaan yang bermakna dengan formula IV (carbopol 0,75% dan tragakan 0,25%) dan formula V (carbopol 0% dan tragakan 5%) disebabkan oleh perbedaan konsentrasi basis yang digunakan. Selain dapat menyebar dengan baik gel yang baik harus memiliki daya lekat yang lama dengan kulit karena semakin lama ikatan antara gel dengan kulit semakin baik sehingga absorbsi obat oleh kulit akan semakin tinggi. Sebaliknya jika ikatan antara gel dengan kulit kurang optimal obat akan mudah terlepas dari kulit. Adapun syarat waktu daya lekat yang baik adalah tidak kurang dari 4 detik (Nevi, 2006). Berdasarkan uji daya lekat dari kelima formulasi gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi yang dilakukan formula yang memiliki daya lekat yang paling baik adalah formula V 19’67’’±1,6201 dibandingkan dengan formula I 2’73’’±0,6559, formula II 5’15’’±0,6999, formula III 11’32’’±0,7644 dan formula IV 10’92’’±1,2137. Tragakan merupakan gelling agent yang memiliki daya lekat yang kuat sehingga semakin tinggi konsentrasi tragakan daya lekat gel akan semakin lama. Formula V memiliki konsentrasi tragakan yang lebih banyak dibandingkan dengan formula lain sehingga daya lekatnya paling baik. Hasil uji daya lekat kemudian dilanjutkan dengan uji anova satu jalan. Dari hasil uji Tukey HSD diketahui bahwa ada prbedaan antara formula I (carbopol 1% dan tragakan 0%} dengan

14 CERATA Journal Of Pharmacy Science

(9)

formula II (carbopol 0,25% dan tragakan 0,75%), formula III (carbopol 0,5% dan tragakan 0,5%), formula IV (carbopol 0,25% dan tragakan 0,75%) dan formula V (carbopol 0% dan tragakan 5%) hal ini disebabkan perbedaan konsentrasi tragakan. Formula II (carbopol 0,25% dan tragakan 0,75%) memiliki perbedaan dengan formula III (carbopol 0,5% dan tragakan 0,5%), formula IV (carbopol 0,25% dan tragakan 0,75%) dan formula V (carbopol 0% dan tragakan 5%) hal ini disebabkan perbedaan konsentrasi tragakan. Formula III (carbopol 0,5% dan tragakan 0,5%) memiliki perbedaan dengan formula V (carbopol 0% dan tragakan 5%) hal ini disebabkan perbedaan konsentrasi tragakan. Formula IV (carbopol 0,25% dan tragakan 0,75%) memiliki perbedaan dengan formula V (carbopol 0% dan tragakan 5%) hal ini disebabkan perbedaan konsentrasi tragakan yang digunakan. Tidak adanya perbedaan daya lekat yang bermakna antara formula III (carbopol 0,5% dan tragakan 0,5%) dengan formula IV (carbopol 0,25% dan tragakan 0,75%) disebabkan oleh kadar carbopol pada formula III dan formula IV merupakan nilai minimum konsentrasi carbopol sebagai gelling agent (≤ 0,5%) sehingga konsentrasi tragakan akan lebih banyak dan menyebabkan efek gelling agent dari tragakan lebih dominan dibanding tragakan sehingga kombinasi tragakan dengan carbopol dengan konsentrasi ≤ 0,5% tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna pada daya lekat formulasi III dan formulasi IV.

Pengujian daya proteksi gel dilakukan untuk mengetahui kemampuan gel melindungi kulit dari pengeruh luar seperti debu, polusi dan sinar matahari. Pengujian daya proteksi gel dilakukan dengan KOH 0,1 N. Sediaan gel dapat memberikan proteksi terhadap cairan KOH 0,1 N bila tidak muncul noda merah pada bekas tetesan KOH 0,1N pada kertas saring. Munculnya noda merah pada kertas saring disebabkan adanya interaksi antara fenolftalien dan senyawa basa (KOH 0,1 N). Dari hasil reaksi fenolftalien dan KOH 0,1 N akan menghasilkan warna merah pada bekas tetesan KOH 0,1 N. Berdasarkan uji daya proteksi dari kelima formulasi gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi yang dilakukan semua formula memiliki daya proteksi yang baik sampai menit ke-5 hal ini ditandai dengan tidak munculnya noda merah pada bekas tetesan KOH 0,1N.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari kelima formulasi gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) dapat disimpulkan bahwa formulasi gel antinyamuk minyak atsiri batang sereh wangi yang memenuhi standar kualitas gel adalah formula I, II, dan III.

CERATA Journal Of Pharmacy Science 15 Lila Noviata Dewi, dkk., Formulasi Gel Antinyamuk …

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Ahlam. 2011. Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera (L) Webb) dengan Gelling Agent Kitosan dan Uji Efek Penyembuhan Luka Bakar. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Anonim. 2011. Sediaan Gel

(http://science-pharmacy.blogspot.com/2011/02/obat-dan-bentuk-sediaan-obat.html). Diakses tanggal 9 Oktober 2011. Jam 16.45

Anonim. 2011. Sereh wangi (http://www.plantamor.com/index.php?plant=437). Diakses tanggal 29 September 2011. Jam 12.50

Ansel, Howard C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (terjemahan Farida Ibrahim). Edisi V. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Ansel, Howard C, Allen L. N and Popovich N. G. 2005. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia.

Arini, Krisandika Fajar dan Novena Yety Lindawati. 2010. Pengembangan Formula Gel Rapelan Minyak Atsir Daun Kemangi sebagai Alternative Penolak Nyamuk. Akademi Farmasi Nasional. Surakarta.

Charunia, Diah. 2009. Formulasi Salep Minyak Atsiri Rimpang Temugiring (Curcuma heyneana Val. dan V. zilp.) dan Uji Aktivitas Candida albicans In Vitro Menggunakan Basis PEG 4000 dan PEG 400. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 2. Trubus Agriwidya. Jakarta.

Gandahusada, Srisasi. 2000. Parasitologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Sigla, A.K. 2002. Spreading of Semisolid Formulation: An Update. Pharmaceutical Tecnology. September 2002. 84- 102, www.pharmtech.com

16 CERATA Journal Of Pharmacy Science

(11)

Hariana, A. 2006.Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jilid III. Penebar Swadaya. Jakarta.

Jones, David S. 2010. Statistik Farmasi (terjemahan Hesty Utami, Harrizul Rivai dan Nurul Aini). Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta

Kardinan, A. 2003. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Agromedia Pustaka. Jakarta.

_______2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. Agromedia Pustaka. Jakarta. Lachman, Leon, Lieberman, Herbert A, and Kanig, Josep L. 1994. Teori dan

Praktik Farmasi Industri (terjemahan Siti Suyatmi). Jilid II. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Lieberman, Herbert A, Riger , Martin M, and Banker. 1989. Pharmaceutical Dosage Form: Dispere System. Volume 2. Marcel Dekker Inc. New York. Makfoeld, Djarir. 2002. Kamus istilah pangan dan nutrisi 2002. Kanisius.

Yogyakarta. Dapat dilihat di (http://books.google.co.id/books?id

Natawiguna, H. 2002. Pestisida dan Kegunaannya. Edisi revisi. Armico. Bandung.

Nevi, S. 2006. Formulasi Sabun Transparan Minyak Nilam sebagai Obat Jerawat(http://www.uhamka.ac.id/%3page%3Download_artikel.pdf ). Diakses tanggal 11 Juli 2012

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta.

Santoso, H.B. 2000. Sereh Wangi Bertanam dan Penyulingan. Kanisius. Yogyakarta.

Sari, Retno dan Dewi Isadiartuti. 2006. Studi Efektifitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn.). Universitas Airlangga. Surabaya.

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Setyaningsih, Dwi, Erza Hambali dan Muharamia Nasution. 2004. Aplikasi Minyak Sereh Wangi (citronella oil) dan Geraniol dalam Pembuatan Skin Lotion Penolak Nyamuk. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

CERATA Journal Of Pharmacy Science 17 Lila Noviata Dewi, dkk., Formulasi Gel Antinyamuk …

(12)

Sudarsono, Gunawan., Wahyuono, S., Donatus, I.A., dan Purnomo. 2002. Tumbuhan Obat (Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan). Edisi 2. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sugiyono dan Eri Wibowo. 2002. Statistik Penelitian. Alfabeta. Bandung

Sumardiyono. 2010. Biostatistik Penelitian Bidang Hiperkes. UNS Press. Surakarta

Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Voight, R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi (Terjemah Soendani Noerono). Edisi V. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Wardani, Sukma. 2009. Uji Aktifitas Minyak Atsiri Daun dan Batang Serai (Andropogon nardus L) Sebagai Obat Nyamuk Elektrik Terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Yosipovitch G, Greaves MW and Schmelz M. 2003. The Importance Of Skin pH

(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=yosipovitch%202003%20lan

cet). Diakses tanggal 12 juli 2012. Jam 14.35

Yuliani, Sri Hartati. 2005. Formulasi Gel Rapelan Minyak Atsiri Tanaman Akar Wangi (Vitivera zizanioidesi L. Nogh): Optimasi Komposisi Carbopol 3% b/v – Propilenglikol. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

18 CERATA Journal Of Pharmacy Science

Gambar

Tabel 4.1 : Hasil uji organoleptis gel antinyamuk minyak atsiri  batang sereh wangi dengan basis carbopol - tragakan dalam berbagai  konsentrasi
Tabel 4.4 : Hasil uji daya sebar gel antinyamuk minyak atsiri  batang sereh wangi dengan basis carbopol - tragakan dalam berbagai
Tabel 4.4 : Hasil uji lekat gel minyak atsiri batang sereh wangi dengan  basis carbopol - tragakan dalam berbagai konsentrasi

Referensi

Dokumen terkait

Pendidik dalam mebina kegiatan- kegiatan yang berhubungan dengan penguatan karakter kebangsaan, ternyata memiliki hambatan, yaitu 1) Beberapa peserta didik

Scaffolding merupakan pembelajaran berkelompok dimana pembentukan kelompoknya berdasarkan Zone Of Proximal (ZPD) atau dengan meliha nilai hasil sebelumnya. Pada metode

Berdasarkan Gambar 5, kedalaman 80 meter diduga sebagai daera peralihan antara akuifer dangkal dan dalam dengan ditandainya anomali negatif yang mendominasi

Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi organ perusahaan khususnya direksi terhadap eksistensi doktrin Piercing The Corporate Veil berdasarkan UUPT pada

Saya hendak melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian dan Dampaknya Terhadap Kepuasan Konsumen.” Untuk

Pada bagian ini akan dijelaskan tinjauan-tinjauan kebijakan perencanaan pembangunan (Development Plan) dan perencanaan tata ruang (Spatial Plan) , terutama yang

Ruang lingkup subtansial bagi perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Bandung ini adalah meliputi perencanaan dan perancangan fasilitas kesehatan yang