• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ISTRI DENGAN KETERLIBATAN SUAMI DALAM PENGASUHAN NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ISTRI DENGAN KETERLIBATAN SUAMI DALAM PENGASUHAN NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ISTRI DENGAN

KETERLIBATAN SUAMI DALAM PENGASUHAN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

SELLY DIYAH INDRIASIH 02320101

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2007

(2)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ISTRI DENGAN KETERLIBATAN SUAMI DALAM PENGASUHAN

Selly Diyah Indriasih Hepi Wahyuningsih

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan positif antara dukungan istri dengan keterlibatan suami dalam pengasuhan. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan istri dengan keterlibatan suami dalam pengasuhan. Semakin tinggi dukungan istri, semakin tinggi keterlibatan suami dalam pengasuhan. Sebaliknya, semakin rendah dukungan istri, semakin rendah keterlibatan suami dalam pengasuhan.

Subjek dalam penelitian ini adalah pria, beragama islam, tinggal dengan istri dan memiliki anak dibawah usia 13 tahun. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah metode purposive sampling. Adapun skala yang digunakan disusun sendiri oleh peneliti, yaitu skala dukungan istri dengan jumlah aitem 36, mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Sherbourne dan Stewart (McDowell & Newell, 1996) dan skala keterlibatan dalam pengasuhan yang berdasar pada aspek yang dikemukakan oleh Brown (Shehan, 2003) dan Lamb (Shehan, 2003), dengan jumlah aitem 31.

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS 13.00 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara dukungan istri dengan keterlibatan suami dalam pengasuhan. Korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar r= 0,608 dan p= 0,00 (p< 0,01) yang artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara dukungan istri dengan keterlibatan suami dalam pengasuhan. Jadi hipotesis penelitian diterima.

(3)

PENGANTAR

Keluarga adalah lingkungan terdekat yang mempengaruhi perkembangan anak. Baik perkembangan emosi, sosial dan intelektual. Selama ini hanya tokoh ibu yang dipandang mempunyai peran membentuk seorang anak melalui pengasuhan, karena seperti sudah menjadi pengetahuan umum, tugas seorang ayah adalah mencari nafkah, sedangkan ibu mengurus rumah dan anak. Sosok ayah seperti sudah terkondisi bukan sebagai pengasuh anak, dan lebih sibuk sebagai pencari nafkah. Ayah memiliki citra keperkasaan dan kekokohan, namun jauh dari anak – anaknya dan seakan melepas tanggung jawab membina kehidupan anak secara langsung. Keadaan ini dikukuhkan dalam kehidupan masyarakat, dan diterima begitu saja seolah sesuatu yang sudah semestinya (Dagun, 2002). Seiring dengan kemajuan zaman, kesadaran akan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan anak mulai timbul, sehingga mendorong munculnya tuntutan terhadap para pria untuk terlibat dalam mengasuh anaknya.

Penelitian Blanchard dan Biller (Dagun, 2002) membuktikan bahwa keterlibatan seorang ayah dalam perkembangan anak penting adanya. Blanchard dan Biller membandingkan prestasi akademik empat kelompok anak. Latar belakang anak – anak ini memiliki IQ yang sama, dari keluarga pekerja, kalangan menengah dan mempunyai struktur saudara yang sama. Data diambil dari hasil ujian yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Kelompok pertama adalah anak yang ditinggalkan sang ayah sebelum usia lima tahun, kelompok kedua adalah anak yang ditinggalkan sang ayah setelah usia lima tahun, kelompok ketiga, anak yang tidak dekat dengan ayah, berkomunikasi kurang dari enam jam per minggu,

(4)

dan kelompok keempat adalah kelompok anak dimana sang ayah terlibat penuh. Hasilnya, anak yang ditinggalkan sang ayah sebelum usia lima tahun terbukti memiliki kemampuan akademik lebih rendah dibandingkan anak yang memiliki ayah yang terlibat penuh dalam pembinaan perkembangannya. Sedangkan anak yang tinggal dengan sang ayah namun kurang terlibat dalam pembinaan anak, maka kehadirannya hampir tidak ada dampaknya, bahkan nasib anaknya boleh dikatakan sama dengan anak yang ditinggalkan ayahnya. Anak yang ayahnya terlibat penuh memiliki kemampuan akademik tertinggi. Pengertian absennya seorang ayah pada diri anak bisa karena meninggal, perceraian, atau juga karena tidak terlibat dalam proses pembinaan langsung perkembangan anaknya.

Menurut Bloir (Julita, 2005) ayah dapat berperan penting bagi perkembangan pribadi anak, baik sosial, emosional maupun intelektualnya. Pada diri anak akan tumbuh motivasi, kesadaran dirinya dan identity skill serta kemampuan-kemampuannya, sehingga memberi peluang untuk kesuksesan belajarnya, identitas gender yang sehat serta perkembangan moral dengan nilainya. Mosley & Thomson (West, 2001) menilai ada hubungan antara prestasi akademik dan penyesuaian diri dalam bertingkah laku dari sampel anak usia lima sampai dengan 18 tahun dengan keterlibatan ayah mereka dalam aktivitas, seperti makan bersama, bermain atau mengerjakan sesuatu, membaca dan membantu mengerjakan PR, mengobrol dengan akrab dan pergi bersama. Sejalan dengan itu, Biller, Solomon & Phares (www.vifamily.ca/library/ cft/fathers.html) menyatakan bahwa anak yang ayahnya terlibat dalam pengasuhan menunjukkan kemampuan sosial yang lebih baik dan penyesuaian secara kejiwaan yang lebih baik.

(5)

Penelitian di atas menunjukkan pentingnya keterlibatan seorang ayah dalam kehidupan anak, namun, kenyataannya tidak semua ayah terlibat dalam aktivitas dengan anaknya. Penelitian Andayani (Andayani & Koentjoro, 2004) membuktikan kurangnya keterlibatan suami dalam pengasuhan. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa ibu dan pengamatan terhadap beberapa ayah di daerah Yogyakarta dan Tegal, membuktikan bahwa terdapat keterlibatan suami dalam pengasuhan, namun tidak sebesar keterlibatan istri. Hal ini didukung pendapat Belsky (Simons dkk, 1990) yang menyatakan bahwa keterlibatan pria dibandingkan wanita dalam pengasuhan sehari – hari dan pengawasan terhadap anak lebih kecil.

Rendahnya keterlibatan suami dalam pengasuhan dibuktikan oleh penelitian Pleck (McBride & Rane, 1998) yang lebih dari tiga puluh tahun mengukur peningkatan keterlibatan suami dalam pengasuhan dan menemukan peningkatan yang ada sangatlah kecil dibandingkan dengan keterlibatan istri. Sejalan dengan itu, Ronald P. Rohner, dkk (http://www.minggupagi.com/article.p hp?sid=2145) berpendapat, derajat penerimaan atau penolakan anak dari sang ayah akan mempengaruhi perkembangan anak sama dalamnya dengan kehadiran atau ketidakhadiran kasih sayang ibu. Rendahnya keterlibatan suami dalam pengasuhan membawa dampak buruk kepada anak, salah satunya, seorang siswi SMU rela menjadi pemuas nafsu pria hidung belang karena tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya (http://www.bapeda-jabar.go.id/bapeda _design/dokumen_informasi,php?t=13&c=398).

Menurut Lamb (Shehan, 2003) keterlibatan ayah dengan anak dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu : motivasi, kemampuan dan kepercayaan

(6)

diri, dukungan sosial dari istri, keluarga dan teman serta kebijakan tempat kerja. Istri sangat berpengaruh dalam menentukan seberapa besar keterlibatan suami dalam pengasuhan anak. Menurut Marsiglio, dkk (Shehan, 2003)istri merupakan orang yang paling menentukan seberapa besar keterlibatan suami dalam mengurus anak. Pernyataan di atas menunjukkan pentingnya sikap istri terhadap suami dalam menentukan terlibat tidaknya suami dalam pengasuhan. Simons dkk (Andayani, B & Koentjoro, 2004) mengungkapkan bahwa sikap, harapan, dan dukungan ibu terhadap ayah akan mempengaruhi keterlibatan ayah pada anaknya. Pasley, Futris & Skinner (Andayani, B & Koentjoro, 2004) berpendapat ayah yang merasa bahwa istrinya menilai dirinya mempunyai kemampuan untuk mengurus anak akan cenderung lebih terlibat dengan anaknya daripada ayah yang merasa bahwa istrinya tidak menganggapnya mampu mengurus anak. Sherbourne & Hays (Sears dkk, 2000) mengungkapkan bahwa dukungan sosial bisa datang dari pasangan atau rekan. Istri sebagai orang terdekat suami, memiliki pengaruh besar bagi keterlibatan suami dalam pengasuhan atau melakukan aktivitas dengan anak. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin menguji apakah ada hubungan antara dukungan istri dengan keterlibatan suami dalam pengasuhan?

METODE PENELITIAN

Subyek dalam penelitian ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu: pria yang sudah menikah, tinggal serumah dengan istri, beragama islam dan minimal memiliki satu anak dibawah usia 13 tahun. Metode pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode skala untuk mengungkap aspek – aspek dari variabel – variabel yang ingin diketahui yang disusun sendiri oleh peneliti. Skala

(7)

yang digunakan adalah skala keterlibatan dalam pengasuhan dan dukungan istri. Skala keterlibayan suami dalam pengasuhan ini berdasarkan aspek – aspek yang dikemukakan oleh Brown (Shehan, 2003) dan Lamb (Shehan, 2003). Aspek – aspek keterlibatan suami dalam pengasuhan adalah sebagai berikut: engagement atau interaction (interaksi langsung antara suami dengan anak), accessibility (suami tidak berinteraksi secara langsung, tetapi masih dapat memantau aktivitas anak) dan responsibility (bentuk keterlibatan yang paling intens karena melibatkan perencanaan, pengambilan keputusan dan pengorganisasian) yang meliiputi empat area perkembangan yaitu aktivitas umum, aktivitas sekolah, memberi batasan pada perilaku anak dan aktivitas beragama.

Skala keterlibatan suami dalam pengasuhan terdiri dari 31 aitem. Masing – masing aitem memiliki empat alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Subyek akan mendapatkan nilai 4: untuk jawaban sangat sesuai (SS), nilai 3: untuk jawaban sesuai (S), nilai 2: untuk jawaban tidak sesuai (TS) dan nilai 1: untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi keterlibatan suami dalam pengasuhan.

Skala dukungan istri dibuat berdasarkan aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh Sherbourne dan Stewart (McDowel & Newell, 1996), yaitu: dukungan emosional: dukungan ini meliputi ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu sehingga individu merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan, dukungan penghargaan: dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide – ide, perasaan dan performa orang lain, dukungan instrumental: dukungan ini melibatkan bantuan

(8)

langsung, misalnya berupa finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas tertentu, dukungan informasi: dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa saran, pengarahan, dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan.

Skala dukungan istri terdiri dari 36 aitem. Masing – masing aitem memiliki empat alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Subyek akan mendapatkan nilai 4: untuk jawaban sangat sesuai (SS), nilai 3: untuk jawaban sesuai (S), nilai 2: untuk jawaban tidak sesuai (TS) dan nilai 1: untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi dukungan istri yang dirasakan suami. Untuk menguji adanya korelasi antara dukungan istri dengan keterlibatan suami dalam pengasuhan, digunakan teknik Product Moment Pearson dari program SPSS 13.00 for Windows.

HASIL PENELITIAN Tabel 1

Deskripsi Data Penelitian

Variabel Hipotetik Empirik Min Maks Rerata Min Maks Rerata - Keterlibatan 31 124,0 77,5 86,0 128,0 108,540 Suami dalam

Pengasuhan

- Dukungan Istri 36 144,0 90 55,0 144,0 120,689

Berdasar deskripsi data di atas dapat dilihat apakah keterlibatan dalam pengasuhan dan dukungan istri yang dirasakan subyek tergolong tinggi, sedang atau rendah yaitu dengan cara membuat kategorisasi masing – masing variabel.

(9)

Pada sebaran hipotetik skala keterlibatan suami dalam pengasuhan dapat dilihat subyek penelitian memiliki skor empirik sebesar µ = 108,540, ini menunjukkan subyek penelitian tergolong dalam kategori sangat tinggi.

Tabel 2

Kriteria kategori Skala Keterlibatan Suami dalam Pengasuhan

Kategori Nilai Frekuensi % Sangat Tinggi 100,75 < x 69 79,31% Tinggi 85,25 < x = 100,75 18 20,69% Sedang 69,75 < x = 85,25 0 0

Rendah 54,25 < x = 69,75 0 0 Sangat Rendah x < 54,25 0 0

Sebaran hipotetik skala dukungan istri menunjukkan subyek penelitian memiliki skor empirik sebesar µ = 120,689 , ini menunjukkan subyek penelitian termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Tabel 3

Kriteria Kategori Skala Dukungan Istri

Kategori Nilai Frekuensi %

Sangat Tinggi 117 < x 50 57,47%

Tinggi 99 < x = 117 34 39,08%

Sedang 81 < x = 99 2 2,3%

Rendah 63 < x = 81 0 0

Sangat Rendah x < 63 1 1,15%

Dari hasil uji normalitas dapat diketahui bahwa hasil sebaran skor variabel keterlibatan suami dalam pengasuhan adalah normal (p= 0,76; p> 0,05). Dan hasil sebaran skor variabel dukungan istri normal (p= 0,84; p> 0,05). Berikut ini tabel hasil uji normalitas:

(10)

Tabel 4

Tabel Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

87 87 120,6897 108,5402 14,58759 10,45456 ,066 ,071 ,061 ,057 -,066 -,071 ,613 ,666 ,846 ,768 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov -Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

JUMLAHDI JUMLAHKS

Test distribution is Normal.

Dari hasil uji linearitas dapat dikatakan bahwa variabel keterlibatan suami dalam pengasuhan dengan variabel dukungan istri memiliki korelasi yang linear dengan F= 58,4 dan p= 0,00 (p< 0,05) dan Deviation From Linearity menunjukkan F= 1,399 dan p= 0,136 (p> 0,05). Berikut ini tabel uji linearitas:

Tabel 5

Tabel Uji Linearitas

ANOVA Table 6413, 085 36 178,141 2,982 ,000 3488, 367 1 3488,367 58,402 ,000 2924, 719 35 83,563 1,399 ,136 2986, 524 50 59,730 9399, 609 86 (Combined) Linearity

Deviation From Line Between Groups Within Groups Total JMLKS * JMLDI Sum of Square s df Mean Square F Sig.

Uji hipotesis menunjukkan hasil besarnya koefisien korelasi antara variabel keterlibatan suami dalam pengasuhan dan variabel dukungan istri adalah sebesar rxy= 0,608 dan p= 0,00 (p< 0,01). Hal ini berarti bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan istri dengan keterlibatan suami dalam pengasuhan. Maka hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Semakin tinggi dukungan istri yang diterima oleh suami, semakin tinggi keterlibatan suami dalam pengasuhan. Hasil uji korelasi Pearson dapat dilihat pada tabel berikut:

(11)

Tabel 6

Tabel Uji Korelasi Pearson

Correlations 1 ,608** , ,000 87 87 ,608** 1 ,000 , 87 87 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N JUMLAH DI JUMLAHK S JUMLAH DI JUMLAHK S

Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

**.

Hasil analisis juga menunjukkan koefisien determinasi (R squared) variabel keterlibatan suami dalam pengasuhan dengan dukungan istri sebesar 0,37, berarti variabel dukungan istri memiliki sumbangan efektif sebesar 37% untuk membantu meningkatkan keterlibatan suami dalam pengasuhan. Dengan menggunakan analisis regresi Stepwise, diketahui bahwa dari empat aspek dukungan istri, yang menjadi prediktor adalah dukungan emosi, dengan R squared= 0,390.

PEMBAHASAN

Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan istri dengan keterlibatan suami dalam pengasuhan, artinya semakin tinggi dukungan istri yang diterima oleh suami maka akan semakin tinggi pula keterlibatan suami dalam pengasuhan. Semakin rendah dukungan istri yang diterima oleh suami maka akan semakin rendah pula keterlibatan suami dalam pengasuhan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima.

Istri sebagai orang terdekat suami, memiliki pengaruh besar bagi keterlibatan suami dalam pengasuhan. Sesuai dengan pernyataan Rodin dan

(12)

Salovey (Smet, 1994) yang berpendapat bahwa pernikahan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan sosial yang paling penting. Dukungan dari istri akan mempengaruhi keterlibatan suami dalam pengasuhan. Simons, dkk (Andayani & Koentjoro, 2004) mengungkapkan bahwa sikap, harapan, dan dukungan istri terhadap suami akan mempengaruhi keterlibatan suami pada anaknya. West (2001) sependapat dengan Simons, yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keterlibatan suami dalam pengasuhan adalah ada tidaknya dorongan dari istri. Beberapa pria merasa tidak memiliki kemampuan dalam mengurus anak. Dorongan dari istri dapat diberikan salah satunya dengan melalui penilaian, penilaian yang diberikan akan berpengaruh terhadap perasaan mampu dan percaya diri suami dalam mengurus anak, Lamb (Shehan, 2003).

Hasil dari analisis regresi Stepwise yang dilakukan, menunjukkan aspek emosi dari dukungan istri memiliki pengaruh terbesar terhadap keterlibatan suami dalam pengasuhan. Sedangkan dari analisis product moment Pearson diketahui bahwa dari semua aspek, yang memiliki hubungan terkuat adalah dukungan emosi dengan keterlibatan suami dalam pengasuhan bentuk responsibility. Responsibility adalah bentuk keterlibatan yang paling intens karena melibatkan perencanaan, pengambilan keputusan dan pengorganisasian. Dukungan emosi adalah dukungan yang meliputi ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu sehingga individu merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan. Dukungan ini meliputi perilaku, seperti memberikan perhatian dan kasih sayang dan bersedia memberi dukungan ketika berada dalam situasi yang menekan. Simons, dkk (Andayani & Koentjoro, 2004) mengungkapkan bahwa sikap, harapan, dan dukungan istri terhadap suami akan mempengaruhi

(13)

keterlibatan suami pada anaknya. Ketika istri bersikap baik, penuh kasih sayang, menunjukkan perhatian dan berempati terhadap suami maka akan tercipta hubungan yang harmonis dan jauh dari konflik yang tidak terpecahkan. Suasana ini akan membawa pengaruh positif terhadap keterlibatan suami dalam pengasuhan. Sejalan dengan pendapat Doherty (Andayani & Koentjoro, 2004) yang mengungkapkan ketika hubungan suami dengan istri kurang memuaskan atau penuh dengan konflik, suami cenderung menjauh dari anak. Jadi, dapat disimpulkan, dukungan emosi yang diberikan oleh istri akan membawa dampak baik terhadap diri suami dan akan mendorong suami terlibat dalam pengasuhan.

Analisis regresi Spearman yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah anak dengan keterlibatan suami dalam pengasuhan, dengan p= 0,461 (p> 0,05) dan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan keterlibatan suami dalam pengasuhan, dengan p= 0,036 (p< 0,05). Adanya perbedaan yang signifikan keterlibatan suami dalam pengasuhan oleh para suami berdasar tingkat pendidikan, kemungkinan berkaitan dengan bertambahnya pengalaman, pengetahuan, dan keyakinan yang dimiliki oleh para suami sehubungan dengan lama pendidikan yang telah dijalani. Scanzoni & Litton (Kurniawan, 2006) berpendapat pendidikan yang dijalani akan menambah keyakinan seseorang pada peran yang dimilikinya. Keyakinan suami terhadap peran yang dimiliki dalam hubungannya dengan anak akan membuat suami merasa perlu untuk terlibat dalam mengasuh anak.

Hasil analisis menunjukkan koefisien determinasi (R squared) variabel keterlibatan suami dalam pengasuhan dengan dukungan istri sebesar 0,37, berarti variabel dukungan istri memiliki sumbangan efektif sebesar 37% untuk

(14)

membantu meningkatkan keterlibatan suami dalam pengasuhan. Keterlibatan suami dalam pengasuhan banyak dipengaruhi oleh faktor lain.

Faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi keterlibatan suami dalam pengasuhan yang pertama, faktor istri dan suami. Menurut Belsky (1984) faktor dari dalam diri seorang suami turut menentukan ikut tidaknya seorang suami terlibat dalam mengasuh anak. Faktor tersebut menurut Lailatusshifah (Andayani & Koentjoro, 2004) diantaranya adalah sikap dan keyakinan bahwa mengasuh anak adalah tugas istri dan kepribadian suami, kepribadian ini meliputi ketrampilan pengasuhan dan komitmen, Doherty, dkk (Andayani & Koentjoro, 2004). Motivasi dari dalam diri suami untuk meluangkan waktu bersama anak juga akan mempengaruhi keterlibatan antara ayah dengan anak, Lamb (Shehan, 2003). Sedangkan untuk faktor dari istri adalah ada tidaknya dukungan terhadap keterlibatan suami dalam mengasuh anak, hal ini sesuai pendapat Simons dkk (Andayani & Koentjoro, 2004) yang mengungkapkan bahwa sikap, harapan, dan dukungan istri terhadap suami akan mempengaruhi keterlibatan suami pada anaknya. Penilaian istri akan berpengaruh terhadap perasaan mampu dan percaya diri suami dalam mengurus anak, Lamb (Shehan, 2003). Faktor lain yang datang dari istri adalah berkaitan dengan kualitas pernikahan. Menurut Doherty dkk (Andayani & Koentjoro, 2004) ketika hubungan antara suami dan istri kurang harmonis, suami akan cenderung menjauh dari anak.

Faktor kedua yang mempengaruhi keterlibatan suami dalam pengasuhan adalah kebijakan tempat kerja. Kebijakan tempat kerja suami akan memberi pengaruh terhadap keterlibatan suami dalam pengasuhan. Secara langsung, waktu kerja akan mengurangi waktu yang dimiliki oleh suami untuk berinteraksi

(15)

dengan anak. Belsky (Andayani & Koentjoro, 2004) berpendapat suami yang bekerja seharian akan mengalami kelelahan fisik dan pikiran, sehingga kekurangan energi untuk mengurus anak, terutama anak yang masih membutuhkan banyak perhatian.

Faktor yang ketiga adalah faktor anak. Menurut Marsaglio (Andayani, B & Koentjoro, 2004) seorang ayah lebih nyaman berinteraksi dengan anak lelaki dibandingkan anak perempuan. Sedangkan menurut Doherty dkk (Andayani & Koentjoro, 2004) faktor usia memiliki pengaruh, anak dengan usia lebih tua lebih mudah diajak berkomunikasi.

Kelemahan penelitian ini adalah metode penyebaran angket yang tidak langsung kepada subyek. Sehingga besar kemungkinan pengisisan angket yang tidak berdasar kenyataan. Pada penelitian selanjutnya hendaknya hal tersebut dapat diatasi sehingga akan diperoleh data yang lebih akurat mengenai dukungan istri dan keterlibatan suami dalam pengasuhan.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan istri dengan keterlibatan suami dalam pengasuhan, dengan koefisien korelasi sebesar rxy= 0,608 dan p= 0,00 (p< 0,01). Maka hipotesis yang diajukan peneliti diterima, semakin tinggi dukungan istri yang diterima, maka semakin tinggi keterlibatan suami dalam pengasuhan, semakin rendah dukungan istri yang diterima, maka semakin rendah pula keterlibatan suami dalam pengasuhan. Dukungan istri mempunyai sumbangan efektif sebesar 37% terhadap keterlibatan suami dalam pengasuhan.

(16)

Saran

Berdasar penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran, yaitu :

1. Bagi para ayah, agar dapat terlibat dalam mengasuh anak dengan atau tanpa dukungan istri, mengingat pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan terhadap diri anak.

2. Para istri dan ibu, hendaknya selalu memberikan dukungan kepada suami masing – masing sehingga akan meningkatkan keterlibatan suami dalam mengasuh anak.

3. Peneliti yang mengambil tema sejenis, hendaknya memperhatikan faktor – faktor lain yang mempengaruhi keterlibatan seorang ayah dalam pengasuhan, seperti motivasi. Lamb (Shehan, 2003) berpendapat ada tidaknya kemauan ayah untuk meluangkan waktu bersama anak akan mempengaruhi keterlibatan antara ayah dengan anak.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, D.R. 2006. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Remaja Penyalahguna Napza selama Menjalani Rehabilitasi. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

Amal, B.K. 2005. Pendidikan Anak Di Usia Dini. http://www.waspada.co.id/ serba_serbi/ pendidikan/artikel.php?article_id=67766.23/08/06

Andayani, B., & Koentjoro. 2004. Psikologi Keluarga. Peran Ayah Menuju Coparenting. Taman Sepanjang: Citra Media.

Belsky, J. 1984. The Determinants Of Parenting: A Process Model. Child Development, 55, 83 – 96.

Berns, R.M. 2003. Child, School, Community: Socialization & Support. Belmont: Thomson Learning Inc.

Brooks, J.P. 2003. The Process of Parenting. Boston: McGraw Hill Inc

Cohen, S & Syme, S.L. 1985. Social Support and Health. London: Academic Press, Inc.

Dagun, S.M. 2002. Psikologi Keluarga (Peranan Ayah Dalam Keluarga). Jakarta: Rineka Cipta

http://www.edis.ifas.ufl.edu/HE141.01/04/07 http://vifamily.ca/library/cft/fathers.html.01/04/07

Johnson, D.W. & Johnson, F.P. 1991. Joining Together Group Theory and Group Skill (4th ed). USA: Prentice Hall Internasional. Inc

Julita, S. 2005. Peran Ayah dalam Pengasuhan dan Persepsi Masa Depan pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Kurniawan, I.N. 2006. Strategi Manajemen Konflik Dalam Interaksi Antara Saudara Kandung Ditinjau Dari Keyakinan Orangtua, Jenis Kelamin Orangtua Dan Status Sosial Ekonomi Orangtua. Jurnal Psikologika, 20, 85 – 98.

McBride, B.A & Rane, T.R. 1998. Parenting Alliance As A Predictor Of Father Involvement: An Exploratory Study. Family Relations, 47, 229 – 236.

(18)

McDowell,I. & Newell, C. 1996. Measuring Health : A Guide To Rating Scales And Questionnaires (2th ed). New York: Oxford University Press

Ronald P. Rohner, dkk. http://www.minggupagi.com/article.php?sid=2145. 23/08/06

Sarafino, E. 1994. Health Psychology: Biopsychosocial Interaction (2nded).

Canada. John Wiley & Sons, Inc

Shehan, C.L. 2003. Marriage and Families (2nd ed). Boston: Allyn & Bacon

Simons, R.L., Whitbeck, L.B., Conger R.D., Melby, J.N. 1990. Husband And Wife Differences In Determinants Of Parenting: A Social Learning And Exchange Model Of Parental Behavior. Journal of Marriage And The Family. 52, 375 – 392.

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo

Susanti, M.E. 2006. Hubungan Antara Keterlibatan Suami Dalam Pengasuhan dengan Otonomi Pada Remaja Putri. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Taylor, S.E., Peplau, L.A., Sears, D.O. 2000. Social Psychology (10thed). New

Jersey: Prentice Hall Internasional. Inc

West, J. 2001. Measuring Father Involvement In Young Children’s Lives: Recommendation for A Fatherhood Module For The ECLS-B. Working Paper No 2001-02. U.S Departement Of Education

Woodworth, S., Belsky, J. & Crnic, K. 1996. The Determinant Of Fathering During The Child’s Second And Third Years Of Life: A Developmental Analysis. Journal Of Marriage And The Family, 58, 679 – 692.

(19)

IDENTITAS PENULIS:

NAMA : SELLY DIYAH INDRIASIH

ALAMAT : JL. RENGASPENDAWA UTARA RT 02/VI. LARANGAN – BREBES NO TELEPON : 08157909597

Referensi

Dokumen terkait

Master Plan ITS Tahun 2015 yang diperoleh dari Pusat Implementasi Master Plan ITS (PIMPITS). Foto bangunan Gedung UPMB, UPMS dan Teknik Geomatika Kampus ITS Surabaya. Selain

Pada buah yang tidak disarung apabila kondisi lingkungan mendukung perkembangan spora, akan memberi peluang yang lebih besar untuk diserang penyakit busuk buah

Risiko dalam suatu OMSP terjadi karena beberapa sebab: ancaman suatu OMSP tidak mudah dikenali, batasan yang ditetapkan oleh institusi yang lebih tinggi menyebabkan ruang

Selanjutnya menguraikan penyiapan data meteorologi, khusus untuk data hujan dan evaporasi yang banyak digunakan dalam penyusunan model hidrologi.. Penyiapan data

Tujuan dari penulisan skripsi berbasis karya dan pelaksanaan special event dalam bentuk seminar ini adalah untuk memberikan wawasan dan edukasi (dari mikro, makro,

Sebagai solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi oleh kelompok mitra seperti yang telah diuraikan diatas, maka dapat diterapkan beberapaa yaitu : (1) penyuluhan dan

Kebijakan ini meliputi kebijakan-kebijakan jangka pendek bagi UMKM yakni pengenalan teknologi digital dan pelatihan bagi para pelaku dan pekerja UMKM serta

“Produk yang diberikan oleh Naisha dapat dibilang dari segi kualitasnya memiliki kualitas yang nyaman untuk dipakai, dan dari segi modelnyapun memiliki model yang sangat