• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bulletin of Science Education

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bulletin of Science Education"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

The Students’ Perceptions of Mathematics on Learning Online at STKIP

Tunas Palapa Central Lampung

(Persepsi Mahasiswa Pendidikan Matematika Terhadap Pembelajaran Daring di STKIP Tunas Palapa Lampung Tengah)

Ambar Prisetia Rini

STKIP Tunas Palapa, Indonesia [email protected] ARTICLE INFO Article history: Received January 11, 2021 2020 Revised January 29, 2021 2020 Accepted January 31, 2021 Abstract

The Covid-19 pandemic has brought big changes to the world, including in the field of education. In an attempt to contain the spread of COVID-19, the Minister of Education and Culture has made a policy regarding the teaching and learning process that is implemented online. The purpose of this study was to determine students' perceptions of online learning during the Covid-19 pandemic. This study used a quantitative descriptive analysis method with a research instrument in the form of a questionnaire distributed online by google form. The sample in this study were 40 students from the STMIK Dharma Wacana Metro in Information Technology Study Program who had been involved in online learning during the Covid-19 pandemic. The results showed that 100% students implemented online learning in the first semester of the 2020/2021 academic year. The majority of students prefer offline learning in face-to-face classes compared to online learning. The obstacles faced during online lectures make students want a renewal of the education system for subsequent lectures. The government needs to ensure the availability of adequate internet network access in all regions and college provide subsidized internet quota for students. So, the lecture activities can be run smoothly and as expected.

Keywords: Students’ Perceptions, Learning Online, Learning Mathematic

Published by CV. Creative Tugu Pena

ISSN 2774-4299

Website https://www.attractivejournal.com/index.php/bse/

This is an open access article under the CC BY SA license

https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/

PENDAHULUAN

Terjadinya pandemi Corona Virus Disease (COVID-19 telah membawa perubahan besar bagi dunia termasuk Indonesia. Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) mengakibatkan sistem pembelajaran berubah dari pembelajaran tatap muka/ luar jaringan menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring). Hal ini diterapkan dalam rangka untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 terutama dalam dunia pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pencegahan Corona Virus Disease (COVID-l9) Pada Satuan Pendidikan. Sistem pembelajaran daring pada masa Covid-19 merupakan salah satu solusi terhadap tetap berlangsungnya proses perkuliahan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada setiap mahasiswa. Hal ini dipertegas oleh Sahbaz (2020) previously, the terms distance or online learning/teaching have been used to describe

the kind of education in which students do not have to physically attend the school premises, but instead conduct their studies from elsewhere using a computer or other technological

Vol. 1, No. 1, January 2021

https://www.attractivejournal.com/index.php/bse/index

(2)

104

device. Menurut Pujiastutik (2019) pembelajaran daring diartikan sebagai pembelajaran

yang menggunakan TIK untuk mentransformasikan proses pembelajaran antara pendidik dan mahasiswa. Dalam penerapan pembelajaran daring, dosen dan mahasiswa memiliki perannya masing-masing. Dosen sebagai komunikator dan fasilitator memiliki tugas untuk membimbing dan mengarahkan mahasiswa dalam belajar agar memperoleh pemahaman dan hasil yang maksimal dari kegiatan belajar mengajar menggunakan media online, sedangkan mahasiswa berperan sebagai pembelajar mandiri berbasis media online.

Pada dasarnya sistem pembelajaran daring yang bisa disebut perkuliahan daring ini lebih membutuhkan tanggung jawab, kemandirian dan ketekunan pribadi dari diri mahasiswa sendiri, karena tidak ada yang mengontrol selain dirinya sendiri. Penerapan perkuliahan daring menjadikan mahasiswa sebagai pebelajar mandiri. Mahasiswa merasa perkuliahan daring lebih fleksibilitas. Sebab memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dimana dan kapan saja. Pernyataan ini didukung oleh Giorgio (2020) Online

educational platforms also enable these students to learn at their own pace by independence and this gives them more flexibility during the day. On the other hand, these advantages are less likely to hold for dependent learners. Mulai dari memahami materi, mencari sumber

referensi lain terkait materi perkuliahan, bahkan tugas-tugas mandiri perlu ketekunan dalam penyelesaiannya menjadikan mahasiswa lebih aktif ketika perkuliahan daring.

Pembelajaran daring sebenarnya sudah termasuk pada konsep Pendidikan Abad 21. Konsep pendidikan abad 21 menyarankan dosen untuk meningkatkan kualitas pengajaran dosen untuk memastikan mahasiswanya memenuhi persyaratan keterampilan abad 21. Pembelajaran abad 21 ditandai dengan kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan menggunakan tekhnologi. Pembelajaran online memberikan tantangan bagi mahasiswa dan dosen untuk meningkatkan kemahiran bertekhnologi. Selain kemampuan bertekhnologi, Famularsih (2020) menerangkan dari hasil penelitiannya It can be seen

from the data that students agreed that their reading and writing skills are improved through online learning. Dapat disimpulkan beberapa kemampuan siswa meningkat

dengan adanya pembelajaran daring. Pembelajaran daring memberikan dampak bagi kedua belah pihak, baik dosen maupun mahasiswa. Bagi mahasiswa, pembelajaran daring muncul sebagai salah satu metode alternatif belajar yang tidak mengharuskan mereka untuk hadir di kelas selama perkuliahan berlangsung. Selain itu juga, mahasiswa lebih terampil menggunakan aplikasi tekhnologi dan berimbas bertambahnya pengetahuan mengenai tekhnologi terkini. Bagi dosen metode pembelajaran daring hadir untuk mengubah gaya mengajar konvensional yang secara tidak langsung akan berdampak pada profesionalitas kerja. Sejalan dengan ini, Alchamdani (2020) menerangkan bahwa Mastery

of the media of online learning by students and lecturers is very necessary to facilitate the learning process. Mastery of media that is better able to support learning activities running smoothly and according to the objectives. Beberapa media/aplikasi yang bisa digunakan

untuk membantu proses pembelajaran online diantaranya yaitu: Zoom, Googlemeet, WhatsApp, Youtube, google classroom,dll.

Pelaksanaan pembelajaran daring perlu untuk dikaji lebih dalam dengan melihat persepsi mahasiswa terhadap proses pembelajaran daring, sehingga dapat diketahui bentuk pembelajaran daring yang diinginkan oleh mahasiswa di tahun selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji persepsi mahasiswa terhadap model pembelajaran daring yang diterapkan pada mahasiswa STKIP Tunas Palapa Lampung Tengah.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui pengisian kuesioner online melalui Google form dan dilakukan juga wawancara online melalui percakapan Whatsapp. Adapun sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian melalui

(3)

105

beberapa pertimbangan tertentu. Meskipun demikian, peneliti harus mempertimbangkan bahwa sampel yang diambil dapat mewakili subjek secara keseluruhan. Menurut Arikunto, sampel dalam sebuah penelitian dapat diambil 10-15% dari populasi, apabila populasi tersebut berjumlah lebih dari 100 orang. Namun jika populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah seluruhnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pendidikan matematika yang aktif mengikuti perkuliahan online. Total populasi berjumlah 120 mahasiswa, dimana sebanyak 40 mahasiswa diambil sebagai sampel penelitian. Dan dari 40 sampel yang ada diambil sebanyak 15 mahasiswa untuk dilakukan wawancara sebagai penguatan hasil kuesioner. Jumlah sampel tersebut diantaranya 5 responden merupakan mahasiswa angkatan 2018, 10 responden dari 2019 dan 25 responden dari 2020. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil kuesioner yang terkumpulkan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Sedangkan data yang diperoleh dari hasil wawancara diuraikan dalam sebuah pola dan dapat digunakan sebagai pelengkap dari hasil kuesioner. Metode pengumpulan data meliputi target, metode, instrumen dan subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Metode Penelitian

Target Metode Instrumen Subjek

Tanggapan Kuisioner Google Form Mahasiswa

mahasiswa Link

terhadap https://forms. pembelajaran gle/BJa8F8s daring selama qRiDiFQVN8 pandemi

covid-19

Analisis data respon mahasiswa terhadap pembelajaran daring selama pandemic covid-19. Proses analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut: mengumpulkan dan menyusun tanggapan mahasiswa melalui kuesioner yang di lakukan secara daring melalui link google form. Tahapan selanjutnya menghitung dan mengklasifikasikan per item kuesioner dengan reponden yang bersedia. Selanjutnya disimpulkan dengan perhitungan secara klasikan dari sampel, yang kemudian akan menghasilkan temuan-temuan dari respons mahasiswa melalui kuesioner tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keseluruhan mahasiswa yang mengisi kuesioner menyatakan bahwa 100% telah melaksanakan pembelajaran daring di semester ganjil tahun akademik 2020/2021. Hal ini memperlihatkan bahwa seluruh dosen dan mahasiswa mengikuti kebijakan dari Pemerintah pada umumnya dan kebijakan dari Universitas pada khususnya yang menetapkan bahwa selama pandemi Covid 19, pembelajaran dilakukan secara daring atau online. Berdasarkan hasil survey melalui pengisian kuesioner online didapatkan :

Kesan mahasiswa mengikuti perkuliahan daring

Mayoritas mahasiswa sebanyak 55,8% menyatakan bahwa perkuliahan daring menyenangkan. Hal itu dikarenakan perkuliahan dapat dilakukan dimana saja baik dari rumah, tempat kerja, bale banjar, warnet maupun dari kos, dan juga kantor di tempat mereka bekerja. Dengan demikian mereka tidak perlu datang ke kampus untuk mengikuti perkuliahan disamping itu juga mereka memiliki banyak waktu luang dengan keluarga dan demi menjaga diri dari pandemic covid-19 pembelajaran daring dirasa menyenangkan.

(4)

106

Diagram 1. Kesan mengikuti perkuliahan secara daring 1. Perangkat yang digunakan selama mengikuti Perkuliahan Daring

Smartphone mendominasi hingga 90,7% selama perkuliahan daring. Hal tersebut cukup memprihatinkan, di samping layar android ukuran tidak terlalu besar untuk menyajikan materi dan berdampak pada gangguan konsentrasi jika membuka layar android terlalu lama.

Diagram 2. Perangkat yang digunakan selama mengikuti Perkuliahan Daring

2. Jaringan Internet yang dipakai selama perkuliahan daring

Dari diagram dapat kita ketahui bahwa mahasiswa mendominasi pemakaian data seluler untuk mengikuti perkuliahan daring. Hal ini disebabkan data seluler lebih mudah didapatkan di setiap seluler di daerah tempat tinggal mereka. Mahasiwa dapat memilih data seluler dari yang termurah dan dengan koneksi bagus menurut mereka. Pengunaan paket data seluler dapat membuat mahasiswa terhubung internet kapan pun dan dimanapun mereka inginkan sehingga lebih fleksibel dibandingkan wifi.

(5)

107

3. Besarnya biaya pengeluaran untuk pembelian kuota internet perbulan

Persentase terbesar dari pengeluaran mahasiswa untuk pembelian kuota seluler perbulan adalah 65,1%. Rata-rata pembelian kuota internet untuk mengikuti perkuliahan secara daring sebesar Rp 100.000,00 – 200.000,00. Nominal tersebut cukup besar untuk kategori mahasiswa mengingat mereka tidak bekerja. Namun, untuk sebagian mahasiswa kelas ekstensi mungkin pemakaian nominal ini kategori wajar karena mereka sudah mampu menghasilkan uang bagi diri mereka sendiri. Mahasiswa menyatakan pembelajaran secara daring mengharuskan mahasiswa untuk aktif internet dengan membeli kuota internet lebih sering. Hal ini mengakibatkan pengeluaran mereka semakin meningkat.

Diagram 4. Nominal pembelian kuota perbulan bagi mahasiswa 4. Interaksi dengan dosen selama perkuliahan daring

Responden memberikan pilihan tidak setuju sebanyak 53,5%. Mereka menganggap selama perkuliahan daring komunikasi dengan dosen menjadi terbatas hanya via online saja. Mereka terbiasa tatap muka dan memudahkan mereka bertanya perihal materi yang belum dipahami. Selain itu, penyebab interaksi dengan dosen terasa lebih sulit karena sebagian besar mahasiswa tidak terbiasa bertanya dalam bentuk tulisan. Metode perkuliahan daring tidak efektif karena mahasiswa tidak bebas bertanya kepada dosen. Pada dasarnya, dalam sebuah proses pembelajaran sangat diperlukan adanya komunikasi serta interaksi yang positif untuk membangkitkan semangat belajar, sehingga dapat tercapainya hasil belajar yang maksimal.

(6)

108

5. Pemahaman materi selama perkuliahan daring

Besar persentase pada pemahaman materi adalah 48,8% yaitu kategori cukup memahami. Mayoritas mahasiswa menyatakan cukup memahami yang disampaikan oleh dosen pada saat perkuliahan berlangsung. Hal tersebut tentunya menjadi bahan evaluasi pembelajaran bagi Dosen pada STKIP Tunas Palapa, mengingat pemahaman materi yang disampaikan tidak maksimal dapat ditangkap oleh mahasiswa. Di sisi lain para dosen tetap memberikan jawaban atas pertanyaan dan merespon pertanyaan mahasiswa dengan singkat dan pada waktu yang tidak dapat ditentukan meskipun pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka. Sehingga sebagai mahasiswa dituntut mandiri untuk menelusuri materi melalui buku panduan, modul, referensi lain via internet atau sharing online bersama mahasiswa lain di kelas. Perubahan pola pembelajaran yang semula tatap muka kemudian berubah menjadi pola pembelajaran daring memerlukan adaptasi yang tidak mudah. Bagi mahasiswa yang cederung sulit memahami materi saat pembelajaran tatap muka, pembelajaran daring semakin dirasa sulit untuk diterapkan pada keseharian mereka. Butuh waktu agar mahasiswa terbiasa dengan pola belajar seperti ini.

Diagram 6. Pemahaman materi selama perkuliahan daring 6. Pemberian tugas selama perkuliahan daring

Pemberian tugas adalah salah satu bentuk interaksi dosen dan mahasiswa. Bagaimana pemahaman materi yang telah diberikan dapat dilihat melalui hasil mahasiswa mengerjakan tugas-tugas tersebut. Adapun persepsi mahasiswa tentang tugas-tugas yang diberikan selama pembelajaran daring yaitu mahasiswa merasa tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik (53,5%). Hal ini disebabkan selama pembelajaran daring pembahasan contoh soal sangat terbatas, jikapun ada dalam bentuk modul atau catatan dari dosen yang untuk memahaminya perlu usaha yang lebih. Komunikasi dengan dosen pun terbatas mengingat penyampaian materi melalui aplikasi online, sehingga untuk tugas yang cederung sulit mahasiswa kebingungan menyelesaikannya. Ditambah lagi tugas antara satu dosen dengan dosen yang lain dalam waktu bersamaan, sehingga mahasiswa menerima banyak tugas dalam satu hari menyebabkan waktu pengerjaan tugas sangat singkat. Persepsi negatif terhadap penugasan ini menjadi salah satu kendala dalam pola interaksi selama perkuliahan secara daring. Namun, di sisi lain mahasiswa mengemukakan bahwa pemberian tugas adalah bagian dari tanggung jawab mahasiswa untuk melatih sejauh mana pemahaman materi yang telah dosen berikan. Hal inilah yang membuat sebagian mahasiswa tidak merasa kesulitan untuk mengerjakan tugas dari dosen. Seharusnya mahasiswa harus mampu menyelesaikan tugas tepat waktu, guna menguji pengetahuan yang mereka miliki

(7)

109

sehingga setiap mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan untuk mengevaluasi diri sendiri.

Diagram 7. Pemberian tugas selama perkuliahan daring 7. Kemandirian dalam mempelajari materi perkuliahan

Data responden menunjukkan 86% mahasiswa berpendapat “YA” karena untuk memahami materi dalam perkuliahan daring, mahasiswa tidak dapat memahami hanya dengan menerima apa yang disampaikan dosen, mereka dapat memperoleh bahan belajar dari berbagai sumber referensi dengan memanfaatkan android yang dimiliki. Salah satu dampak positif pebelajar daring adalah memiliki kemampuan belajar secara mandiri karena dalam proses belajar, mahasiswa akan mencari, menemukan serta menyimpulkan dari apa yang dipelajarinya secara mandiri. Pembelajaran mandiri merupakan proses tahapan dimana mahasiswa terlibat secara langsung dalam mengidentifikasikan materi-materi sulit. Pembelajaran mandiri menjadi bermakna. Dalam pembelajaran mandiri, mahasiswa harus bisa berfikir kritis, dan menyelesaikan permasalahan, serta memiliki skill untuk mengembangkan kemampuan diri. Akhirnya mahasiswa menggali potensi dalam diri dan menumbuhkan sikap mandiri dalam pemecahan masalah/ tugas yang didapatnya selama perkuliahan daring.

Diagram 8. Kemandirian dalam mempelajari materi perkuliahan 8. Penggunaan media/aplikasi online selama perkuliahan daring

Kecanggihan tekhnologi semakin marak di tahun ini. Hampir semua aktivitas memanfaatkan kecanggihan tekhnologi mulai dari work from home, pembelajaran daring, pekerja kantoran, bahkan onlineshop. Mahasiswa berpendapat bahwa salah satu manfaat dari model pembelajaran daring adalah dapat menambah pengetahuan mereka dalam penggunaan media/aplikasi online seperti zoom,

(8)

110

google meet, quizziz, google classroom dan masih banyak lagi. Data menyebutkan 55,8% mahasiswa setuju bahwa perkuliahan daring membuat mahasiswa menjadi terbiasa pada kemajuan tekhnologi. Responden lainnya menyatakan sangat setuju jika perkuliahan daring bermanfaat pada bertambahnya pengetahuan mereka di bidang tekhnologi. Secara langsung semua responden menyetujui keuntungan perkuliahan daring. Hal ini didukung juga dengan hasil penelitian Giatman (2020:174) However, almost all respondents still believe faceto-face learning is

much better and preferable to online learning, it is proven that 94.4% still want face-to-face learning.

Mahasiswa saling bertukar informasi dan materi perkuliahan lebih mudah dengan adanya media online. Karena media/aplikasi online yang mahasiswa gunakan baru diterapkan membuat mahasiswa bersemangat melaksanakan perkuliahan daring. Pada awal perkuliahan mahasiswa antusias pada penggunaan media/aplikasi online ini. Sharing pengetahuan seputar materi pun dapat dilakukan dengan media ini. Sharing tidak lagi harus tatap muka, namun bisa melalui videocall atau saling berkirim file materi-materi perkuliahan.

Diagram 9. Penggunaan media/aplikasi online 9. Tanggapan perkuliahan daring di masa depan

Berdasarkan hasil perhitungan 41,9% mahasiswa tidak menyetujui jika perkuliahan daring diadakan di masa depan atau untuk seterusnya. Beberapa mahasiswa berkomentar jika perkuliahan yang membutuhkan perhitungan dan praktek sulit untuk dipahami jika dilaksanakan secara online. Mereka jauh merasa lebih nyaman dalam berinteraksi, adanya kontak mata secara langsung, gerak tubuh lawan bicara yang mengisyaratkan komunikasi 2 (dua) arah berjalan dengan lancar. Karena jika beberapa materi tidak mereka pahami dapat langsung ditanyakan kepada dosen yang bersangkutan. Salah satu konsekuensi diterapkannya metode pembelajaran daring adalah tidak semua mahasiswa mampu memahami materi yang telah diberikan secara mandiri terutama untuk mahasiswa yang cenderung pasif. Data sebesar 4,7% menyatakan sangat setuju jika perkuliahan ke depannya diadakan secara daring. Mahasiswa yang menyetujui perkuliahan diadakan secara daring biasanya mahasiswa yang memiliki aktivitas lain, karena sebagian mahasiswa kami ada yang sudah bekerja dan menyebabkan aktivitas mereka lebih padat dari mahasiswa lainnya. Sehingga pembelajaran daring membantu mereka untuk tetap menimba ilmu dibangku perkuliahan disela-sela pekerjaan mereka.

(9)

111

Diagram 10. Tanggapan perkuliahan daring di masa depan A. Pembahasan

Perkuliahan secara daring dari segi perspektif mahasiswa dirasa tidak efektif dan perlu perbaikan sistem perkuliahan. Hal tersebut dapat dilihat dari :

1) Kurangnya pemahaman materi yang disampaikan karena tidak bertatap muka secara langsung

Pembelajaran akan lebih bermakna bagi mahasiswa jika diadakan secara langsung atau tatap muka. Begitu pula komunikasi secara langsung jauh lebih efektif dibandingkan komunikasi dengan media elektronik. Saat berkomunikasi dengan bahasa tulis, seseorang sering mehadapi miskomunikasi. Oleh karena itu banyak mahasiswa yang kurang memahami materi yang disampaikan dosen saat perkuliahan secara daring. Selain itu mereka juga memiliki kemampuan berpikir yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Dengan komunikasi secara langsung mereka jauh merasa lebih nyaman dibangdingkan dengan komunikasi daring karena dapat melakukan interaksi/ sharing secara langsung baik dengan dosen maupun dengan teman sejawat. Hasil penelitian Rosali (2020) menyebutkan bahwa mahasiswa kesulitan memahami materi pembelajaran, terutama pada pembelajaran praktikum. Berdasarkan pernyataan mahasiswa pada wawancara online, mahasiswa menerangkan bahwa materi yang membutuhkan praktikum dan perhitungan lebih baik jika dilakukan perkuliahan tatap muka.

2) Kurangnya kuota internet

Pada dasarnya sistem perkuliahan daring memerlukan kuota internet yang tidak sedikit, hal ini dikarenakan pembelajaran dilakukan via aplikasi online, terlebih pada aplikasi video seperti aplikasi Zoom maupun Google Meet dan pengiriman tugas melalui Google Classroom dapat mengakibatkan penggunaan kuota internet dalam jumlah yang besar, sehingga mahasiswa lebih banyak mengeluarkan biaya untuk membeli kuota internet. Akibat penggunaan kuota internet yang banyak ini mahasiswa harus membeli kuota dalam jumlah yang begitu besar. Meskipun pihak STKIP Tunas Palapa pernah memberikan kuota internet sebesar 4 gb (giga byte) untuk mahasiswa, namun hal itu juga belum sepenuhnya dapat mengakomodir penggunaan kuota yang berjalan cukup signifikan setiap waktunya. Hal ini sangat memberatkan bagi mahasiswa karena tidak semua mahasiswa bekerja atau pun orang tuanya memiliki penghasilan yang lebih. Tanggapan mahasiswa dalam perkuliahan daring yaitu pemberian kuota dari pemerintah ataupun pihak kampus tanpa disertai pembagian kuota aplikasi. Dindin Jamaluddin, Teti Ratnasih, Heri Gunawan dan Epa Paujiah (2020) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa kuota internet yang terbatas menjadi faktor utama kendala dalam pembelajaran daring.

(10)

112

3) Keluhan pemberian tugas

Tujuan dosen memberikan tugas setelah pemaparan materi melalui aplikasi online adalah memperluas dan memperbanyak pengetahuan dan keterampilan mahasiswa, melatih kemampuan pemecahan masalah bagi mahasiswa, sebagai evaluasi pencapaian materi yang telah diberikan. Namun disisi lain, mahasiswa merasa evaluasi dalam bentuk tugas yang diberikan terlalu banyak dan memberatkan. Sejalan dengan itu, Agung (2020) dalam penelitiannya menerangkan :

Most of them, 66.7% of students were not enthusiastic about having online learning while 33.3% were enthusiastic. The data of students’ perception of the assignments revealed that 57.5% of the assignments weighed them down. Meanwhile, 42,5% thought that the meeting was fun, but they could not stand with the marathon assignments. Online learning was considered as fun teaching and learning compensation during this pandemic. However, the abundance tasks were killing them because all lecturers gave their assignments to them.

Sebenarnya tugas yang diberikan oleh dosen itu adalah sebuah proses yang sengaja dibuat oleh dosen untuk menilai proses pembelajaran, bukan hanya untuk menilai capaian akhir saja. Tugas yang tidak begitu sulit selama perkuliahan daring sangat diharapkan bagi mahasiswa, mengingat waktu batas pengumpulan tugas masing-masing mata kuliah jaraknya berdekatan. Mahasiswa berharap dosen memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam penugasan. Dampak lain pemberian tugas yang berlebihan bagi mahasiswa adalah keluhan fisik dari penggunaan smartphone selama perkuliahan daring. Hal ini sesuai pendapat mustakim (2020) penggunaan smartphone dengan durasi yang terlalu lama dan intensitas yang terlalu sering karena digunakan mengerjakan tugas dan membuka media sosial mengakibatkan mereka mengalami keluhan fisik diantaranya berupa mata kelelahan, sakit kepala dan badan pegal.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kuesioner mahasiswa, dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan daring yang kurang efektif. Namun mayoritas mahasiswa lebih menyetujui pembelajaran secara offline di kelas tatap muka dibandingkan pembelajaran daring. Hal ini lebih banyak disebabkan karena keterbatasan mahasiswa untuk menyediakan kuota internet secara terus menerus, pemahaman materi kurang maksimal, interaksi yang terbatas dan penugasan yang memberatkan. Meskipun mahasiswa lebih memilih pembelajaran offline di kelas, terdapat manfaat perkuliahan daring bagi mahasiswa salah satu diantaranya adalah mudah nya menggunakan media online saat pembelajaran daring, waktu dan tempat perkuliahan lebih fleksibel. Mahasiswa menikmati kecanggihan tekhnologi dan mulai terbiasa menggunakan media online seperti zoom, google meet dan google classroom. Terlebih lagi, mahasiswa terbiasa bersikap mandiri memahami materi-materi perkuliahan dan mencari solusi pemecahan masalah dari sumber referensi lain atau sharing online bersama teman sejawat. Harapan mahasiswa setelah menjalani perkuliahan daring adalah pemerintah perlu memastikan ketersediaan akses jaringan internet yang memadai di seluruh wilayah dan kampus menyediakan kuota internet bersubsidi bagi mahasiswa dan bagi dosen lebih memudahkan dalam penugasan materi kuliah, sehingga kegiatan perkuliahan daring dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan tahun berikutnya. Hasil penelitian survei ini dapat dijadikan sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran daring, khususnya di Program Studi Pendidikan matematika ke depannya. Dosen dapat mempertimbangkan bentuk pembelajaran daring yang akan dilaksanakan selanjutnya.

(11)

113

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Antonius Setyawan Sugeng Nur, Monika Widyastuti Surtikanti2, Charito A.Quinones. 2020. Students’ Perception of Online Learning during COVID-19 Pandemic: A Case Study on the English Students of STKIP Pamane Talino. Jurnal

Sosial dan Humaniora, Journal of Social Sciences and Humanities, Volume 10,

Number 2, 2020.

http://ojs.pnb.ac.id/index.php/SOSHUM/article/download/1316/1456. Diunduh pada 23 Desember 2020.

Alchamdani, Alchamdani., Fatmasari., Eka Rahmadani Anugrah., Nahda Putri Sari., Freddrika Putri., Astina Astina. 2020. The Impact Of Covid19 Pandemic On Online Learning Process In The College At Southeast Sulawesi. Jurnal Kesehatan

Lingkungan, Vol.12, No.1 special issue,129-136. https://e-journal.unair.ac.id/JKL/article/view/20730/12334. Diunduh pada [23 Desember 2020].

Alhumaid, Khadij, Sana Ali, Anbreen Waheed, Erum Zahid, Mohammed Habes. 2020. COVID-19 &Elearning: Perceptions &Attitudes Of Teachers Towards ELearning Acceptancein The Developing Countries. Multicultural Education, ISSN: 10683844,

Volume 6, Issue 2, 2020.

https://www.researchgate.net/publication/344453238_COVID19_Elearning_Perc

eptions_Attitudes_Of_Teachers_Towards_E-Learning_Acceptance_in_The_Developing_Countries.Diunduh pada [17 Desember 2020].

Ali, Sana. 2018. Social Media Usage among Teenage Girls in Rawalpindi and Islamabad. https://www.researchgate.net/publication/334537151_Social_Media_Usage_amo ng_Teenage_Girls_in_Rawalpindi_and_Islamabad. Diunduh pada [17 Desember 2020].

Ely Satiyasih Rosali. Aktivitas Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19 Di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Geography Science

Education Journal, Vol. 1, No. 1, 2020, hal. 28.

http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/geosee/article/view/1921. Diunduh pada [20 Desember 2020].

Famularsih, S. 2020. Students’ Experiences in Using Online Learning Applications Due to COVID-19 in English Classroom. Studies in Learning and Teaching, SiLeT, Vol. 1, No. 2, August 2020: 112-121.

Giatman, Muhammad., Sri Siswati., Irma Yulia Basri., 2020. Online Learning Quality Control in the Pandemic Covid-19 Era in Indonesia. Journal of Nonformal Education, 6 (2), 168-175.

Giorgio, Di Pietro., Biagi, F., Costa, P., Karpiński Z., Mazza, J, The likely impact of COVID-19 on education: Reflections based on the existing literature and international datasets, EUR 30275 EN, Publications Office of the European Union, Luxembourg , 2020, ISBN 978-92-76-19937-3, doi:10.2760/126686, JRC121071. Diunduh pada [21 Desember 2020].

Jamaluddin, Dindin., Teti Ratnasih., Heri Gunawan., dan Epa Paujiah. Pembelajaran Daring Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon Guru: Hambatan, Solusi Dan Proyeksi. Karya

Tulis Ilmiah, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Sunan

Gunung Djati Bandung, 2020. https://core.ac.uk/download/pdf/305072868.pdf. Diunduh pada [20 Desember 2020].

Mustakim. 2020. Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Matematika. Al asma: Journal of Islamic

Education ,ISSN 2715-2812 (Online), Vol. 2, No. 1, May 2020.

http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/alasma/article/view/13646. Diunduh pada [20 Desember 2020].

(12)

114

Pujiastutik, Hernik. 2019. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Pada Mata Kuliah Belajar Pembelajaran I Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal Teladan, Volume 4 No. 1, Mei 2019 27 p-ISSN: 2527-3191;

e-ISSN: 2622-9927. http://journal.unirow.ac.id/index.php/teladan/article/view/46.

Diunduh pada [17 Desember 2020].

Sahbaz, Ahmed. 2020. Views and Evaluations of University Students about Distance Education During the COVID-19 Pandemic. Educational Process: International

Journal, 9(3), 185-198, DOI: 10.22521/edupij.2020.93.5.

.

Copyright Holder : © Rini., A. (2021) First Publication Right : © Bulletin of Science Education

This article is under:

Gambar

Diagram 1. Kesan mengikuti perkuliahan secara daring  1.  Perangkat yang digunakan selama mengikuti Perkuliahan Daring
Diagram 5. Interaksi dengan dosen selama perkuliahan daring
Diagram 6. Pemahaman materi selama perkuliahan daring  6.  Pemberian tugas selama perkuliahan daring
Diagram 8. Kemandirian dalam mempelajari materi perkuliahan  8.  Penggunaan media/aplikasi online selama perkuliahan daring
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pamilihane tembung kang kapacak ing Kidung Sesingir arupa titi swara (purwakanthi guru swara, purwakanthi guru sastra, lan purwakanthi guru lumaksita), titi tembung

Wuku maktal merupakan salah satu wuku dalam sistem penanggalan Jawa, wuku maktal dalam naskah SMR digunakan sebagai penanda waktu untuk tahun Je bulan besar

Program Keusahawanan Komuniti Mobile E-Kasih Amal Rice 2019 (MEKAR’19) merupakan projek keusahawanan sosial yang telah diperkenalkan oleh Kolej Komuniti Jerantut bertujuan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dan ketentuan Pasal 4 ayat (3)

Dengan mengamati video yang disajikan dan diskusi kelompok serta penugasan, siswa dapat menyajikan karya tentang cara melakukan penghematan energi dan usulan sumber alternatif

peningkatan kebutuhan yang signifikan Pusat Krisis Kesehatan dapat memperoleh APD secara cepat • BNPB untuk berbagi informasi logistik berkala.

Apabila perjanjian sewa menyewa rumah tersebut bukan dibuat dalam bentuk akta otentik (bukan dibuat oleh notaris atau dibuat di hadapan notaris), maka sebagai akta di

Pada Sub Menu Data Mahasiswa terdapat detail data Mahasiswa dan pengguna dapat mengelola data tersebut jika terdapat kesalahan atau penambahan data.Berikut ini langkah