• Tidak ada hasil yang ditemukan

KTI Kebidanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KTI Kebidanan"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH (Hubungan Pengetahuan Dan

KARYA TULIS ILMIAH (Hubungan Pengetahuan Dan

Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care

Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care

(ANC)

(ANC)

KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL

DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI

DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI

KALIJAGA

KALIJAGA

SELATAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAGA

SELATAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAGA

KABUPATEN LOMBOK TIMUR 

KABUPATEN LOMBOK TIMUR 

TAHUN 2014

TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Di Fakultas Ilmu Kesehatan

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

OLEH:

OLEH:

AGUSTINA HARIANTI

AGUSTINA HARIANTI

 NIM : 11.9.2.047

 NIM : 11.9.2.047

PROGRAM STUDI KEBIDANA

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D III

N (D III

)

)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM

TAHUN 2014

TAHUN 2014

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang

Berdasarkan kesepakatan global ( Millenium Development Goals/ MDGs, 2000 )

Berdasarkan kesepakatan global ( Millenium Development Goals/ MDGs, 2000 )

 pada

(2)

tiga- perempatnya

 perempatnya dalam dalam kurun kurun waktu waktu 19901990 –  –   2015 dan Angka Kematian Bayi dan  2015 dan Angka Kematian Bayi dan

Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu

Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu

1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan

2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan

Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68

Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68

menjadi 23/1.000 KH pada tahun 2015.(Milinium Development Goals/MDGs)

menjadi 23/1.000 KH pada tahun 2015.(Milinium Development Goals/MDGs)

Terlepas dari berbagai strategi yang digunakan Indonesia untuk menurunkan

Terlepas dari berbagai strategi yang digunakan Indonesia untuk menurunkan

angka kematian maternal tiap tahunnya, penurunan angka tersebut relatif masih

angka kematian maternal tiap tahunnya, penurunan angka tersebut relatif masih

sangat rendah.Secara Nasional, AKI masih berada diatas rata-rata nasional dengan

sangat rendah.Secara Nasional, AKI masih berada diatas rata-rata nasional dengan

 prevalensi

 prevalensi jumlah jumlah 350 350 kasus kasus kematian kematian ibu ibu per per 100 100 ribu ribu kelahiran kelahiran selama selama ini.ini.

Angka ini terus membaik dari tahun ke tahun, AKI turun dari 130 kasus di tahun

Angka ini terus membaik dari tahun ke tahun, AKI turun dari 130 kasus di tahun

2011 menjadi hanya 48 kasus per Juni 2012. Demikian juga dengan AKB juga

2011 menjadi hanya 48 kasus per Juni 2012. Demikian juga dengan AKB juga

turun dari 1.318 kasus pada 2011, dan menjadi 635 kasus per Juni 2012. Angka

turun dari 1.318 kasus pada 2011, dan menjadi 635 kasus per Juni 2012. Angka

ini masih jauh dari target tujuan pembangunan millenium (millenium

ini masih jauh dari target tujuan pembangunan millenium (millenium

development goals / MDGs). ( Depkes RI: 2012 ).

development goals / MDGs). ( Depkes RI: 2012 ).

Hasil SDKI 2012 menunjukan bahwa secara nasional AKI di Indonesia

Hasil SDKI 2012 menunjukan bahwa secara nasional AKI di Indonesia

adalah 359/100.000 kelahiran hidup dan AKB untuk Indonesia adalah 32/1000

adalah 359/100.000 kelahiran hidup dan AKB untuk Indonesia adalah 32/1000

kelahiran hidup, disebutkan juga Angka kematian Neonatal untuk

kelahiran hidup, disebutkan juga Angka kematian Neonatal untuk

Indonesia

Indonesia adalah 19/1000 adalah 19/1000 kelahiran hidup. kelahiran hidup. Angka Kematian Angka Kematian Ibu (AKI) Ibu (AKI) untukuntuk

 propinsi

 propinsi NTB NTB adalah adalah 72/1000 72/1000 kelahiran kelahiran hidup hidup dan dan Angka Angka Kematian Kematian Neonatal Neonatal didi

 NTB adalah

 NTB adalah 34/1000 kelahiran 34/1000 kelahiran hidup. (DIKES hidup. (DIKES NTB, 2012). NTB, 2012). Pada Tahun Pada Tahun 2008 di2008 di

Provinsi NTB ada 92 kasus kematian ibu yang disebabkan karena

Provinsi NTB ada 92 kasus kematian ibu yang disebabkan karena

 perdarahan

 perdarahan 39,1%, pre 39,1%, pre eklampsia eklampsia dan dan eklampsia eklampsia 17,4%, 17,4%, infeksi infeksi 5,4%, 5,4%, partuspartus

lama

lama 4,3%, 4,3%, dan dan disebabkan disebabkan lain-lain lain-lain 33,7% 33,7% (Dikes (Dikes ProvinsiProvinsi

 NTB,

 NTB, 2008). Menurut rekapitulasi 2008). Menurut rekapitulasi laporan Dinas laporan Dinas Kesehatan Kota Kesehatan Kota Mataram Mataram tahuntahun

2012 Angka kematian ibu sebanyak 13 per 1000 kelahiran hidup, dan angka

2012 Angka kematian ibu sebanyak 13 per 1000 kelahiran hidup, dan angka

kematiann bayi yaitu 48 per 1000 kelahiran hidup. Tercatat pada tahun 2012

kematiann bayi yaitu 48 per 1000 kelahiran hidup. Tercatat pada tahun 2012

 jumlah

 jumlah kematian kematian ibu ibu di di kota kota Mataram Mataram sebanyak sebanyak 12 12 orang, orang, yang yang disebabkan disebabkan oleholeh

eklamsia 41,6

eklamsia 41,6 %, %, infeksi infeksi 8,3 %, 8,3 %, dan penyebab dan penyebab lain-lain lain-lain 50% (50% (DikesDikes

Provinsi

Provinsi NTB, NTB, 2012).2012).

Pengetahuan

Pengetahuan dan dan sikap sikap adalah adalah salah salah satu satu faktor faktor yang yang mempengaruhimempengaruhi

seseorang

seseorang dalam dalam berperilaku berperilaku termasuk termasuk perilaku perilaku ibu ibu hamil hamil dalam dalam keteraturanketeraturan

kunjungan

kunjungan antenatal. antenatal. Menurut Menurut L.Green L.Green (1980) (1980) perilakuperilaku

kesehatan

(3)

 perempatnya

 perempatnya dalam dalam kurun kurun waktu waktu 19901990 –  –   2015 dan Angka Kematian Bayi dan  2015 dan Angka Kematian Bayi dan

Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu

Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu

1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan

2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan

Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68

Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68

menjadi 23/1.000 KH pada tahun 2015.(Milinium Development Goals/MDGs)

menjadi 23/1.000 KH pada tahun 2015.(Milinium Development Goals/MDGs)

Terlepas dari berbagai strategi yang digunakan Indonesia untuk menurunkan

Terlepas dari berbagai strategi yang digunakan Indonesia untuk menurunkan

angka kematian maternal tiap tahunnya, penurunan angka tersebut relatif masih

angka kematian maternal tiap tahunnya, penurunan angka tersebut relatif masih

sangat rendah.Secara Nasional, AKI masih berada diatas rata-rata nasional dengan

sangat rendah.Secara Nasional, AKI masih berada diatas rata-rata nasional dengan

 prevalensi

 prevalensi jumlah jumlah 350 350 kasus kasus kematian kematian ibu ibu per per 100 100 ribu ribu kelahiran kelahiran selama selama ini.ini.

Angka ini terus membaik dari tahun ke tahun, AKI turun dari 130 kasus di tahun

Angka ini terus membaik dari tahun ke tahun, AKI turun dari 130 kasus di tahun

2011 menjadi hanya 48 kasus per Juni 2012. Demikian juga dengan AKB juga

2011 menjadi hanya 48 kasus per Juni 2012. Demikian juga dengan AKB juga

turun dari 1.318 kasus pada 2011, dan menjadi 635 kasus per Juni 2012. Angka

turun dari 1.318 kasus pada 2011, dan menjadi 635 kasus per Juni 2012. Angka

ini masih jauh dari target tujuan pembangunan millenium (millenium

ini masih jauh dari target tujuan pembangunan millenium (millenium

development goals / MDGs). ( Depkes RI: 2012 ).

development goals / MDGs). ( Depkes RI: 2012 ).

Hasil SDKI 2012 menunjukan bahwa secara nasional AKI di Indonesia

Hasil SDKI 2012 menunjukan bahwa secara nasional AKI di Indonesia

adalah 359/100.000 kelahiran hidup dan AKB untuk Indonesia adalah 32/1000

adalah 359/100.000 kelahiran hidup dan AKB untuk Indonesia adalah 32/1000

kelahiran hidup, disebutkan juga Angka kematian Neonatal untuk

kelahiran hidup, disebutkan juga Angka kematian Neonatal untuk

Indonesia

Indonesia adalah 19/1000 adalah 19/1000 kelahiran hidup. kelahiran hidup. Angka Kematian Angka Kematian Ibu (AKI) Ibu (AKI) untukuntuk

 propinsi

 propinsi NTB NTB adalah adalah 72/1000 72/1000 kelahiran kelahiran hidup hidup dan dan Angka Angka Kematian Kematian Neonatal Neonatal didi

 NTB adalah

 NTB adalah 34/1000 kelahiran 34/1000 kelahiran hidup. (DIKES hidup. (DIKES NTB, 2012). NTB, 2012). Pada Tahun Pada Tahun 2008 di2008 di

Provinsi NTB ada 92 kasus kematian ibu yang disebabkan karena

Provinsi NTB ada 92 kasus kematian ibu yang disebabkan karena

 perdarahan

 perdarahan 39,1%, pre 39,1%, pre eklampsia eklampsia dan dan eklampsia eklampsia 17,4%, 17,4%, infeksi infeksi 5,4%, 5,4%, partuspartus

lama

lama 4,3%, 4,3%, dan dan disebabkan disebabkan lain-lain lain-lain 33,7% 33,7% (Dikes (Dikes ProvinsiProvinsi

 NTB,

 NTB, 2008). Menurut rekapitulasi 2008). Menurut rekapitulasi laporan Dinas laporan Dinas Kesehatan Kota Kesehatan Kota Mataram Mataram tahuntahun

2012 Angka kematian ibu sebanyak 13 per 1000 kelahiran hidup, dan angka

2012 Angka kematian ibu sebanyak 13 per 1000 kelahiran hidup, dan angka

kematiann bayi yaitu 48 per 1000 kelahiran hidup. Tercatat pada tahun 2012

kematiann bayi yaitu 48 per 1000 kelahiran hidup. Tercatat pada tahun 2012

 jumlah

 jumlah kematian kematian ibu ibu di di kota kota Mataram Mataram sebanyak sebanyak 12 12 orang, orang, yang yang disebabkan disebabkan oleholeh

eklamsia 41,6

eklamsia 41,6 %, %, infeksi infeksi 8,3 %, 8,3 %, dan penyebab dan penyebab lain-lain lain-lain 50% (50% (DikesDikes

Provinsi

Provinsi NTB, NTB, 2012).2012).

Pengetahuan

Pengetahuan dan dan sikap sikap adalah adalah salah salah satu satu faktor faktor yang yang mempengaruhimempengaruhi

seseorang

seseorang dalam dalam berperilaku berperilaku termasuk termasuk perilaku perilaku ibu ibu hamil hamil dalam dalam keteraturanketeraturan

kunjungan

kunjungan antenatal. antenatal. Menurut Menurut L.Green L.Green (1980) (1980) perilakuperilaku

kesehatan

(4)

 pengetahuan,

 pengetahuan, sikap, sikap, kepercayaan, kepercayaan, nilai dan nilai dan sebagainya. sebagainya. Halyang samaHalyang sama

 juga disampaikan

 juga disampaikan oleh Nasution (2009) oleh Nasution (2009) bahwa bahwa pengetahuan pengetahuan merupakanmerupakan

halyang

halyang penting penting untuk untuk terbentuknya terbentuknya tindakan tindakan seseorang. seseorang. Selain Selain itu jugitu juga a perilakuperilaku

yangdidasari

yangdidasari oleh pengoleh pengetahuan, etahuan, kesadaran, kesadaran, dan dan sikap ysikap yang ang positif positif maka maka perilakuperilaku

tersebutbersifat langgeng (long lasting).

tersebutbersifat langgeng (long lasting).

Sehubungan

Sehubungan dengan dengan hal hal tersebut tersebut maka maka upaya upaya yang yang bisabisa

dilakukan

dilakukan adalah adalah denganmelakukan denganmelakukan Antenatal Antenatal Care Care (ANC) (ANC) yang yang teraturteratur

oleh

oleh ibu ibu hamil, hamil, karena karena sesungguhnyasesungguhnya

kematian

kematian ibu ibu tidak tidak perlu perlu terjadi terjadi karena karena lebih lebih dari dari 80% 80% kematian ibu kematian ibu sebenarnysebenarny

a

a dapatdicegah. dapatdicegah. Salah Salah satunya satunya melalui melalui pemeriksaan pemeriksaan kehamilankehamilan

(Depkes RI, 2008).

(Depkes RI, 2008).

Disamping itu, pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk

Disamping itu, pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk

memonitor dan mendukung kesehatan Ibu hamil normal dan mendeteksi Ibu

memonitor dan mendukung kesehatan Ibu hamil normal dan mendeteksi Ibu

dengan kehamilan normal. Karena, setiap kehamilan dapat berkembang menjadi

dengan kehamilan normal. Karena, setiap kehamilan dapat berkembang menjadi

masalah atau komplikasi. Sehubungan dengan hal tersebut, Ibu hamil dianjurkan

masalah atau komplikasi. Sehubungan dengan hal tersebut, Ibu hamil dianjurkan

untuk mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya

untuk mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya

hamil minimal 4 kali selama kehamilannya yaitu satu kali pada trimester pertama,

hamil minimal 4 kali selama kehamilannya yaitu satu kali pada trimester pertama,

satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester

satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester

ketiga

ketiga (Rukiyah,dkk. (Rukiyah,dkk. 2009).2009).

Berdasarkan rekapitulasi laporan PWS-KIA Kota selong lombok timur,

Berdasarkan rekapitulasi laporan PWS-KIA Kota selong lombok timur,

 perbandingan hasil

 perbandingan hasil cakupan K cakupan K 44 yang diperoleh mulai bulan juanuari yang diperoleh mulai bulan juanuari –  –  November November

Tahun

Tahun 2012 2012 dengan dengan januarijanuari  –  –  November November 2013 2013 dari dari ketiga ketiga Puskesmas Puskesmas yaituyaitu

Puskesmas aikmel (dari 92,23% menjadi 95,02 %), Puskesmas kalijaga (dari

Puskesmas aikmel (dari 92,23% menjadi 95,02 %), Puskesmas kalijaga (dari

97,16% menjadi 72,09%), Puskesmas Lenek (dari 81,58 % menjadi 85,26%).

97,16% menjadi 72,09%), Puskesmas Lenek (dari 81,58 % menjadi 85,26%).

Dengan demikian, dari ketiga Puskesmas tersebut cakupan K 

Dengan demikian, dari ketiga Puskesmas tersebut cakupan K 44-nya yang-nya yang

mengalami penurunan y

mengalami penurunan yaitu aitu Puskesmas kalijaga . PuskPuskesmas kalijaga . Puskesmas kalijaga mempunyaiesmas kalijaga mempunyai

8 wilayah kerja yang meliputi Kalijaga, Kalijaga Timur, Kalijaga Selatan,

8 wilayah kerja yang meliputi Kalijaga, Kalijaga Timur, Kalijaga Selatan,

Kalijaga Tangah, Kalijaga Baru, Sukarema, Lenek Lauk, Lenek Baru. Dari

Kalijaga Tangah, Kalijaga Baru, Sukarema, Lenek Lauk, Lenek Baru. Dari

8Kelurahan tersebut yang mempunyai sasaran Ibu hamil yang cakupan K 

8Kelurahan tersebut yang mempunyai sasaran Ibu hamil yang cakupan K 44-nya di-nya di

 bawah

 bawah target target yaitu yaitu Kalijaga Kalijaga Selatan. Selatan. Menurut Menurut laporan laporan PWS-KIA PWS-KIA PuskesmasPuskesmas

Kalijaga bulan Januari

Kalijaga bulan Januari –  –   November 2013 , sasaran Ibu hamilnya sebanyak 216  November 2013 , sasaran Ibu hamilnya sebanyak 216

orang dengan cakupan K 

orang dengan cakupan K 44di bawah di bawah target target ,Berdasarkan penelusuran ,Berdasarkan penelusuran data padadata pada

Kohor Ibu di Kelurahan Kalijaga dari 216 Orang sasaran Ibu hamil terdapat 71

Kohor Ibu di Kelurahan Kalijaga dari 216 Orang sasaran Ibu hamil terdapat 71

(29,27%) Ibu hamil yang lengkap kunjungan ANC-nya, 58 sasaran (22%) Ibu

(29,27%) Ibu hamil yang lengkap kunjungan ANC-nya, 58 sasaran (22%) Ibu

hamil yang tidak lengkap dan 158 sasaran (46%) Ibu hamil belum lengkap karena

hamil yang tidak lengkap dan 158 sasaran (46%) Ibu hamil belum lengkap karena

 belum waktunya.(Dikes Kota Selon

 belum waktunya.(Dikes Kota Selong, 2013)g, 2013)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “ Hubungan Pengetahuan Dan Sikap

adalah “ Hubungan Pengetahuan Dan Sikap ibu hamilibu hamil Dengan kunjungan ANCDengan kunjungan ANC

di

di Kalijaga Selatan Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Wilayah Kerja Puskesmas KalijagaPuskesmas Kalijaga””

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

 penelitian

(5)

Hamil Dengan Kunjungan ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas

Hamil Dengan Kunjungan ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas

Kalijaga Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014.

Kalijaga Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014.

1.3

1.3 Tujuan PenelitianTujuan Penelitian

1.3.1

1.3.1 Tujuan UmumTujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan

Untuk Mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan

Kunjungan ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga

Kunjungan ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014.

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014.

1.3.2

1.3.2 Tujuan KhususTujuan Khusus

1.3.2.1

1.3.2.1 MengidentifikasiMengidentifikasi Pengetahuan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ANC Di Kalijaga SelatanIbu Hamil Tentang ANC Di Kalijaga Selatan

Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.

Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.

1.3.2.2

1.3.2.2 Mengidentifikasi Sikap Ibu Hamil Tentang ANC Di Kalijaga Selatan WilayahMengidentifikasi Sikap Ibu Hamil Tentang ANC Di Kalijaga Selatan Wilayah

Kerja Puskesmas Kalijaga.

Kerja Puskesmas Kalijaga.

1.3.2.3

1.3.2.3 Mengidentifikasi Mengidentifikasi Kunjungan Kunjungan Antenatal Antenatal Care Care (ANC) (ANC) Di Di Kalijaga Kalijaga SelatanSelatan

Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.

Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.

1.3.2.4

1.3.2.4 Menganalisa Menganalisa Hubungan Pengetahuan Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Ibu Hamil Dengan Kunjungan Dengan Kunjungan ANC DiANC Di

Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.

Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.

1.3.2.5

1.3.2.5 Menganalisa Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan ANC Di KalijagaMenganalisa Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan ANC Di Kalijaga

Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.

Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.

1.4

1.4 Manfaat PenelitianManfaat Penelitian

1.4.1

(6)

Sebagai bahan masukan bagi profesi dalam memberikan informasi pada ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Dan sebagai penelitian selanjutnya. Sebagai informasi kepada ibu hamil saat dilahan praktek.

1.4.2 Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman khususnya dalam hal ANC Dapat berguna bagi Peneliti dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang pelayanan antenatal sehingga nantinya di masyarakat dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi Ibu hamil.

1.4.3 Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan Ibu hamil tentang pentingnya  pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini dapat mengetahui masalah yang

mungkin akan terjadi selama kehamilannya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan (

Knowlegde

)

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what “, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Sedangkan ilmu (science) bukan sekedar menjawab “why “ dan “ how”, misalnya mengapa air mendidih bila dipanaskan, mengapa bumi berputar, mengapa manusia bernafas,dan sebgainya (Notoatmodjo, 2012).Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior ). Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar

(7)

untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalh yang dihadapi.

Pengetahuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. Menurut L.Green(1980) perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh factor predisposisi yang meliputi  pengetahuan,sikap, kepercayaan, nilai dan sebagainya. Hal yang sama  juga disampaikan oleh Nasution (2009) bahwa pengetahuan merupakan hal yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Selain itu juga perilaku yang didasari olehpengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut bersifat langgeng (long lasting).

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :

1) Tahu (know)

Yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dsb.

2) Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (aplication)

Diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah ipelajari pada situasi atau kondisi real.

4) Analisis (analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), memisahkan, mengelompokkan, dsb.

(8)

Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan  bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dsb terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi terhadap suatu materi atau obyek (Notoatmodjo,2012).

Pengetahuan adalah suatu kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil  penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan tahayul dan  pengembangan keliru.

2.1.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2012) pengetahuan dipengaruhi oleh faktor:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan,  perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih

matang pada diri individu, keluarga atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu.

 b. Persepsi

Persepsi, mengenal dan memilih objek sehubungan dengan tindakan yang akan di ambil.

c. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan mengeyampingkan hal-hal

(9)

yang dianggap kurang bermanfaat. Dalam mencapai tujuan dan munculnya motivasi dan memerlukan rangsangan dari dalam individu maupun dari luar. Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu  perilaku akan dirasakan suatu kebutuhan.

d. Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan) juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indera manusia. Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: meliputi lingkungan, sosial, ekonomi, kebudayaan dan informasi. Lingkungan sebagai faktor yang  berpengaruh bagi pengembangan sifat dan perilaku individu. Sosial ekonomi,  pengahasilan sering dilihat untuk memiliki hubungan antar tingkat pengahasilan

dengan pemanfaatan. 2.1.1. Proses Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) mengatakan bahwa cara memperoleh pengetahuan dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional dan cara modern (ilmiah). a. Cara tradisional atau Non ilmiah

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi cara coba salah, cara kekuasaan, Berdasarkan pengalaman pribadi, melalui jalan pikiran. 1) Cara coba salah (Trial and error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memcahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain, dan apabila kemungkinan tidak berhasil pula dicoba kemungkinan yang lain pula sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut coba-salah (trial and error).

(10)

Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun nonformal, ahli agama, pemegang pemerintahan, ahli ilmu pengetahuan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Cara ini dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila ia gagal, ia tidak dapat mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari jawaban yang lain, sehingga dapat berhasil memecahkannya.

4) Melalui jalan pikiran

Yaitu dengan menggunakan penalaran dalam memperoleh kebenaran  pengetahuan. Penalaran dengan menggunakan jalan pikiran ada 2 (dua) yaitu dengan cara induksi dan deduksi. Penalaran Induktif, yaitu penalaran yang  berdasar atas cara berfikir untuk menarik kesimpulan umum dari sesuatu yang  bersifat khusus atau individual. Penalaran deduktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berpikir yang menarik kesimpulan yang khusus dari sesuatu yang  bersifat umum (Nursalam, 2013).

 b. Cara modern atu cara ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). Metode ilmiah adalah upaya memecahkan masalah melalui berfikir rasional dan  berfikir empiris dan merupakan prosedur untuk mendapatkan ilmu.

Metode ilmiah pada dasarnya menggabungkan berfikir rasional dengan berfikir empiris, artinya pertanyaan yang dirumuskan disatu pihak dapat diterima oleh

(11)

akal sehat dan dipihak lain dapat dibuktikan melalui data dan fakta secara empiris (Nursalam, 2013).

2.1.1. Fungsi Pengetahuan

Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai sesuatu yang konsisiten ( Notoatmodjo, 2012)

2.1.2. Cara Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan  pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini cara untuk mengukur  pengetahuan ibu hamil menggunakan pedoman kuesioner yang membahas tentang kunjungan ANC yang jumlah soalnya sebanyak 10 soal di setaip soal memiliki pilihan apabila jawaban benar memiliki poin 1 (satu) dan apabila jawaban salah memiliki poin 0 ( kosong) sehingga jumlah pertanyaan yang di jawab benar di bagi jumlah soal dan di kali 100.

Katagori pengetahuan menurut Arikunto, 2010 a. Baik :76-100%

 b. Cukup :56-75% c. Kurang :≤ 55 %

2.1.Sikap (

 Attitude

)

Menurut Ajzen (2005) sikap merupakan besarnya perasaan positif dan negatife terhadap suatu objek (favorable) atau negative (unfavorable) terhadap

(12)

suatu objek, orang, institusi, atau kegiatan. Eagly dan caiken (1993) dalam aiken (2002) mendefinisikan sikaf sebagai kecendrungan psikologis yang diekspresikan dengan mengevaluasi suatu entitas daam derajat suka dan tidak suka. Sikap di  pandang sebagai suatu yang efektif atau evaluative (Nursalam, 2013)

Sikap merupakan relasi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap  belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan  predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,  bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu  penghayatan terhadap obyek. Allport menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga

komponen pokok:

1) Kepercayaan (keyakinan), ide,konsep terhadap suatu objek. 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Pengetahuan dan sikap adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. Menurut L.Green (1980) ) perilaku kesehatan seseorangdipengaruhi oleh factor predisposisi yang meliputi  pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai dan sebagainya. Hal yang sama  juga disampaikan oleh Nasution (2009). Bahwa pengetahuan merupakan hal yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Selain itu juga perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yangpositif maka perilaku tersebut bersifat langgeng (long lasting).

(13)

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :

1) Menerima (receiving)

Diartikan bahwa orang (subyek) mau dan mempeerhatikan stimlus

yang diberikan (obyek)

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah

4) Bertanggung jawab ( responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

Secara umum orang tidak akan memperlihatkan sikap asli mereka dihadapan orang lain untuk beberapa hal . Satu cara untuk mengukur atau menilai sikap seseorang dapat menggunakan skala atau kuesioner. Skala penilaian sikap mengandung serangkaian pernyataan tentang permasalahan tertentu. Responden yang akan mengisi diharapkan menentukan sikap setuju atau tidak setuju terhadap  pernyataan tertentu ( Notoatmojo, 2012)

2.1.1. Praktek atau Tindakan

(Practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Seperti halnya pengetahuan dan sikap, praktek atau tindakan terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :

(14)

Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil.

2. Respon terpimpin (guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh

3. Mekanisme (mecanisme)

 Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan

benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

4. Adaptasi (adaption)

Adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa  perilaku manusia secara operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam,

yaitu perilaku dalam bentuk pengetahuan, bentuk sikap, dan bentuk tindakan nyata atau perbuatan. Ketiga bentuk perilaku itu dikembangkan berdasarkan tahapan tertentu yang dimulai dari pembentukan pengetahuan (ranah kognitif), sikap (ranah afektif), dan keterampilan (ranah psikomotorik) sehingga menjadi  pola perilaku baru (Notoatmodjo, 2012).

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

1. Faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang  bersangkutan sendiri seperti selektivitas dan pengalaman pribadi.

2. Faktor ekstern yang merupakan faktor di luar manusia yaitu : a. Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap

 b. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap

c. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut d. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap

(15)

e. Situasi pada sikap terbentuk  f. Pengaruh kebudayaan

2.1.3. Struktur sikap 1. Komponen kognitif 

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang  berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah kita ketahui. Berdasarkan apa yang telah kita lihat itu kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu obyek. Kepercayaan dapat terus berkembang. Pengalaman pribadi, apa yang diceritakan orang lain dan kebutuhan emosional kita sendiri merupakan determinan utama dalam terbentuknya kepercayaan.

2. Komponen afektif 

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan  perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Pada umumnya, reaksi emosional yang

merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi obyek termaksud.

3. Komponen konatif 

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berprilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dalam perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan  perasaan ini membentuk sikap individual.

(16)

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek psikologis yang dihadapinya, di antara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman.

2.1.5. Dimensi sikap

Beberapa karakteristik (dimensi) sikap, yaitu :

1. Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah memihak atau tidak memihak, apakah mendukung atau tidak mendukung.

2. Sikap memiliki intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin agak berbeda.

3. Sikap juga memiliki keluasan, artinya kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap suatu obyek sikap dapat mengenai hanya aspek yang sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada obyek sikap. 4. Sikap memiliki konsistensi, maksudnya adalah kesesuaian antara pernyataan

sikap yang dikemukakan dengan responnya terhadap sikap yang dimaksud. Konsistensi sikap diperlihatkan oleh kesesuaian sikap antar waktu.

5. Sikap memiliki spontanitas, yaitu menyangkut sejauh mana kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan. Sikap dikatakan memiliki spontanitas yang tinggi apabila dapat dinyatakan secara terbuka tanpa melakukan  pengungkapan atau desakan lebih dahulu agar individu mengungkapkannya.

2.1.1. Pengukuran sikap

1. Metode penskalaan pernyataan sikap yang digunakan dalam penelitian adalah penskalaan model Likert, dan salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala Likert adalah skor T.

(17)

2. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang favorabel atau pernyataan yang tak favorabel. Kemudian responden akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap isi  pernyataan dalam lima macam k ategori jawaban, yaitu “sangat tidak setuju” (STS), “tidak setuju” (TS), “setuju” (S), dan “sangat setuju” (SS). Untuk setiap  pernyataan responden diberi skor sesuai dengan nilai skala kategori jawaban yang diberikannya. Skor responden pada setiap pernyataan dijumlahkan sehingga merupakan skor responden pada skala sikap.

3. Suatu cara untuk memberi interpretasi terhadap skor responden yang dijumlahkan adalah dengan membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata atau mean skor haruslah dinyatakan dalam satuan deviasi standar kelompok yang berarti kita harus mengubah skor individu menjadi skor standar, dan yang biasa digunakan dalam skala model Likert adalah skor T, yaitu: Nasution, S (2009)

X : SKOR RESPONDEN PADA SKALA YANG HENDAK DIUBAH MENJADI SKOR T

: mean skor kelompok 

s : standart deviasi skore kelompok 

- Apabila skor-T lebih besar dari mean kelompok = mempunyai sikap lebih favorabel.

- Apabila skor-T lebih besar dari mean kelompok = mempunyai sikap kurang favorabel.

2.2.7. Hubungan pengetahuan dan Sikap

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh  pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh  pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

(18)

mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi  proses yang berurutan, yakni:

a.  Awareness  (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.

 b.  Interest , yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c.  Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial , orang telah memulai mencoba perilaku baru.

e.  Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

 Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa  perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan  perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh  pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan  bersifat langgeng (long lasting). Sebaiknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh  pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo,

2012).

1.2. Pemeriksaaan Kehamilan (ANC) 2.3.1. Pengertian

1. AnteNatal Care adalah merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah ( Saifudi 2002 ).

2. Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan ( Mufdlilah 2009 ).

(19)

3. Antenatal care adalah asuhan yang diberikan ibu sebelum persalinan dan prenatal care (WHO JHPIEGO, 2003).

4. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Ibu selama hamil yang sesuai dengan pedoman pelayananantenatal  yang ditentukan (Rukiyah,dkk. 2009).

5. Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada Ibu hamil secara  berkala untuk menjaga kesehatan Ibu dan janinnya. Hal ini meliputi pemeriksaan kehamilan dan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan, pemberian intervensi dasar (misalnya pemberian imunisasi TT dan tablet Fe), serta mendidik dan memotivasi Ibu agar dapat merawat kehamilannya dan mempersiapkan  persalinannya (Nurul jannah, 2009).

2.3.2. Tujuan Pelayanan

 AN C 

1) Tujuan Umum

Memelihara dan meningkatkan kesehatan Ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan kehamilannya dengan baik dan melahirkan bayi dengan sehat.

2) Tujuan Khusus

a. Merencanakan dan mempersiapkan persalinan sesuai dengan resiko (Depkes RI, 1992).

 b. Mendeteksi dan menatalaksanaan komplikasi medis, beda, atau obstetri selama kehamilan.

c. Mamantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan tumbuh kembang bayi ( nurul jannah, 2012 )

d. Meningkatkan dan mempertahankan kesahatan fisik, mental dan sosial ibu dan  bayi.

(20)

e. Mempersiapkan kehamilan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. ( Rukiyah,dkk. 2009)

Sedangkan tujuan asuhan antenatal menurut Saifuddin, (2002) adalah :

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi.

 b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial Ibu dan  bayi.

c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan  pembedahan.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun  bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian AS I ekslusif. f) Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

Menurut Saifuddin, 2002 Pelayanan atau asuhan standar secara operasional dikenal standar minimal 8 T yaitu :

1. (Timbang) berat badan dan ukur tinggi badan. 2. Ukur (Tekanan) darah.

3. Ukur (Tinggi) fundus uteri.

4. Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap.

5. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan. 6. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual.

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. 2.3.3. Pelaksanaan Pelayanan ANC

(21)

Pelaksanaan pelayanan antenatal care adalah dokter, bidan (termasuk bidan Puskesmas, bidan di desa dan bidan praktek swasta), pembantu bidan, perawat  bidan dan perawat wanita yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan

(Depkes RI, 1995). 2.3.4. Lokasi ANC

Adapun tempat pemeriksaan kehamilan yaitu : a. Puskesmas  b. Puskesmas Pembantu c. Posyandu d. Pondok Bersalin e. Rumah Hamil f. Praktek Swasta (Depkes RI, 1992).

2.3.5. Standar Pelayanan ANC

Ada beberapa standar tentang pelayanan ANC adalah : 1. Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi Ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong Ibu untuk memeriksakan sejak dini dan secara teratur.

2. Pemeriksaan dan Pemantauan ANC 

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal . Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan Ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas.

(22)

3. Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan  bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin kedalam

rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. 4. Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

6. Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada Ibu hamil, suami/keluarganya  pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan

suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping  persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan

gawat darurat. Bidan melakukan kunjungan rumah untuk hal tersebut. (Mufdlilah, 2009)

2.4. Kunjungan

 ANC 

2.4.1. Pengertian

Kunjungan Ibu hamil adalah kontak antara Ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi pelayanan antenatal   untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu Ibu hamil yang datang ke fasilitas  pelayanan, tetapi dapat juga sebaliknya yaitu Ibu hamil yang dikunjungi petugas

(23)

2.4.2. Kunjungan Ibu hamil, ini umumnya ada 2 yaitu : 1) Kunjungan Baru

Kunjungan baru Ibu hamil (K 1) adalah kontak Ibu hamil yang pertama kali

dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 1995).

2) Kunjungan Ulang

a. Kunjungan Ibu hamil ulang adalah kunjungan Ibu hamil yang kedua dan seterusnya selama masa kehamilannya (Depkes RI, 1992).

 b. Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama. Kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian komplikasi-komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan kegawat-daruratan,  pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran ( WHO JHPIEGO, 2003).

Menurut Depkes RI, 2008 dalam pengelolaan program KIA disepakati  bahwa kunjungan Ibu hamil dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan  pemeriksaan kehamilan, dengan distrIbusi kontak sebagai berikut :

a) Minimal 1 kali pada trimester I  b) Minimal 1 kali pada trimester II

c) Minimal 2 kali pada trimester III

Sedangkan menurut Saifuddin (2002) dengan memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal , maka jadwal pemeriksaan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Frekuensi Kunjungan ANC

Umur Kehamilan Frekuensi Kunjungan Sebelum 14 minggu 14 –  28 minggu 28 –  36 > 36 minggu Satu kali Satu kali Dua kali

(24)

Keterangan: Tabel 1, menjelaskan jadwal pemeriksaan kehamilan dan frekuensibanyaknya kunjungan sesuai umur kehamilan.

Pada setiap kali kunjungan antenatal perlu mendapatkan informasi yang sangat penting. Tabel di bawah ini menunjukkan penjelasan mengenai waktu dan informasi pada saat kunjungan (Saifuddin, 2002).

Tabel 2. Tabel Informasi Kunjungan Antenatal Kunjungan Waktu Informasi Penting

Trimester I Sebelum minggu ke –  14

Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan Ibu hamil.

Mendeteksi masalah dan menanganinya. Melakukan tindakan pencegahan

sepertitetanus neonatorum,

anemia kekurangan zat besi, penggunaan  praktek tradisional yang merugikan

Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.

Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya).

Trimester II Sebelum minggu ke –  28

Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus

mengenai preeklamsia (tanya Ibu tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria).

(25)

28 –  36 dan setelah 36 minggu

abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda dan deteksi letak bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. Keterangan: Tabel 2, menjelaskan mengenai waktu dan informasi yang penting Untuk diketahui oleh seorang bidan pada ibu hamil setiap kunjungan ANC.

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep

Merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variable, (Notoatmodjo, 2012).

Variabel Independen Variabel Dependen

faktor-faktor Yang Mempengaruhi ANC

 Pengetahuan

 Sikap Kunjungan

ANC

(26)

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga mempermudah  pembaca dalam mengartikan makna penelitian. (Notoatmodjo, 2012)

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat

Ukur H Pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan ANC

Hasil dari tahu ibu hamil tentang suatu objek dalam hal ini

Pengertian ANC

Mengapa perlu kunjungan ANC Kapan kunjungan ANC

Dengan Membagikan kuesioner kuesioner Kat Bai 100 Cu 75 Kur  ( Ar  200 Sikap ibu hamil

tentang kunjungan ANC

Tindakan seseorang tentang suatu obyek yang dapat di amati oleh orang lain

Dengan membagikan kuesioner dengan  pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju kuesioner a.F (sik  Jika me  b.Ti fav (sik  neg sko T KunjunganANC  Antenatal careadalah kunjungan yang di

lakukanIbu selamakehamilan. 1 kali pada trimester pertama. 1 kali pada trimester ke dua 2 kali pada trimester ke tiga

Penelusuran melalui buku KIA format  pengambilan data Kat a.Ju kun ses keh  b.J kun tida den keh 3.3 Hipotesis

Hipotesis di dalam sebuah penelitian berarti jawaban sementara penelitian,  patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam  penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Hipotesis dalam penelitian ini adalah

(27)

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kunjungan ANC di Kalijaga Selatan wilayah kerja Puskesmas Kalijaga.

Ha : Ada Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kunjungan ANC di Kalijaga Selatan wilayah kerja Puskesmas Kalijaga.

BAB IV METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2009).

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rancangan yang bisa digunakan oleh  peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian (Notoatmojo, 2012).

Desain penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian adalahanalitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena. (Notoatmodjo,2012). Penelitian ini menggunakan  pendekatan Crossecsional , artinya semua variabel yang termasuk efek akan

diteliti dan di kumpulkan pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012). 4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2014 sampai dengan 27 Juni 2014 Di Desa Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.

4.3 Populasi Dan Sampel 4.3.1 Populasi Penelitian

(28)

Populasi adalah setiap subyek (misalnya manusia, pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013).

Populasi dalam penelitian adalah ibu hamil yang berada di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga berjumlah 216 orang.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh  populasi tersebut dan harus betul-betul representatif atau mewakili (Sugiyono,

2009).

Sampel dalam penelitian adalah sebagian ibu hamil yang berada di Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga.

a. Besaran Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus :  N n = ________  1 + N (d)² Keterangan : n = besarnya sampel  N = besarnya populasi

d = tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan (0,1) Sehingga didapatkan perhitungan sebagai berikut :

 N n = ________  1 + N (d)² 216 n = ____________  1 + 216 (0,01) 216 n = __________  3,16 n = 68, 35 dibulatkan menjadi 69

Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 orang.  b. Kriteria Sampel

Adapun kriteria sampel penelitian adalah : 1. Kriteria Inklusi

(29)

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan populasi terjangkau

(Notoatmodjo, 2012 ).

Kriteria inklusi dalam penelitian yaitu:

1) Semua ibu hamil di wilayah Kalijaga Selatan

2) Melakukan pemeriksaan ANC di Puskesmas, Posyanduatau di polindes. 2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari study karena berbagai sebab (Nursalam, 2013). Kriteria eksklusi dalam penelitian adalah :

1) Ibu hamil yang tidak berada diwilayah Kalijaga Selatan.

2) Tidak memeriksakan diri ke Puskesmas, Posyandu. atau polindes. 4.4 Teknik Pengambilan Sampel

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian. ( Nursalam, 2013 )

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Simple Random Sampling ( sampling random sederhana ) ciri utama sampling ini adalah setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai kesemptan yang sama untuk dipilih. Caranya ialah dengan menggunakan undian, ordinal, tabel bilangan random, komputer. ( Notoatmodjo, 2012).

(30)

Identifikasi variabel merupakan bagian penelitian dengan cara menentukan variabel-variabel yang ada dalam penelitian (Alimul, 2010).

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu ( benda, manusia, dan lain-ain) (Nursalam, 2013). Adapun variabel dalam penelitian ini:

a. Variabel Independent ( variabel bebas )

Variabel Independent dalam penelitian adalah Pengetahuan dan sikap.  b. Variabel Dependent (Variabel Terikat)

Variabel Dependent dalam penelitian adalah kunjungan ANC. 4.6 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi yang jelas sesuai dengan permasalahan, maka instrumen yang digunakan berbentuk Lembar Kuisioner ( Arikunto, 2010).

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa pertanyaan dalam Kuisioner bagi masing-masing variabel. Memberikan skor sesuai dengan jawaban yang diberikan untuk setiap pertanyaan. Pertanyaan yang benar diberi skor 1 dan pertanyaan yang salah diberi skor 0, kemudian menjumlahkan skor pada tiap jawaban responden dan total skor yang diperoleh dari kebenaran responden dalam menjawab kuesioner. jumlah pertanyaan yang disediakan berjumlah 10pertanyaan.

Untuk sikap terdiri dari 10 pertanyaan pemberian skor sesuai dengan skala kategori jawaban yang diberikan untuk setiap  pernyataan. Pernyataan yang positif diberikan skor 4 pada sangat setuju (SS), 3  pada setuju (S), 2 pada tidak setuju(TS), dan 1 pada sangat tidak setuju (STS). 4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

(31)

Pengambilan sampel dijadikan responden dilakukan di desa Kalijaga Selatan wilayah kerja Puskesmas Kalijaga. Adapun cara pengisian kuisioner adalah dengan membubuhkan tanda silang (X) pada alternstif jawaban yang disediakan sesuai dengan keadaan dan jawaban responden. Dan kuisioner dapat diisi sendiri oleh respondent atau kuisioner diisi oleh peneliti sesuai dengan  jawaban responden. Sebelum responden menjawab atau peneliti mengisi Kuisioner sesuai dengan keadaan dan jawaban reponden menjelaskan tentang maksud pertanyaan yang ada dalam kuisioner, waktu yang diberikan oleh  peneliti kepada responden adalah 15  –  20 menit. Responden diberikan

kesempatan bertanya kepada peneliti apabila pertanyaan sudah dijawab semua, maka peneliti dapat mengakhiri pertemuan.

4.8 Langkah Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah penelitian dalam pengumpulan data meliputi; 1. Langkah persiapan

a) Mengurus perizinan kepada pimpinan wilayah setempat dan pimpinan institusi.  b) Melakukan survey pendahuluan untuk mengetahui jumlah ibu hamil yang

melakukan ANC.

c) Menyusun Kuisioner penelitian yang akan digunakan peneliti. h pelaksanaan

a) Menyerahkan surat izin untuk mengadakan penelitian di puskesmas kalijaga.  b) Menetapkan sampel penelitian.

(32)

d) Memproses dan menganalisa data-data yang terkumpul. 4.9 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya data ditabulasi dalam tabel frekuensi distribusi sesuai dengan sub variabel yang diteliti kemudian diprosentasekan. Jawaban seluruh responden dari setiap pertanyaan tersebut dibandingkan dengan  jumlah yang diharapkan lalu dikalikan 100% dari hasil berupa prosentase

(Arikunto, 2010) 1. Pengetahuan

Data yang terkumpul kemudian dimasukkan kedalam rumus porsentasi di  bawah ini (Arikunto, 2010) :

f

P = ×100% n

Keterangan:

P : presentase

f : jumlah jawaban benar  n : jumlah pertanyaan 100%: konstant

Setelah diketahui presentasi dari masing-masing responden, maka hasilnya dimasukkan ke dalam kriteria standar penilaian dengan kriteria sebagai  berikut:

a. Baik : 76-100%  b. Cukup : 56-75%

(33)

(Arikunto, 2010) 2. Sikap

Setelah data terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam Rumus: Keterangan :

x : skor responden pada skala yang hendak diubah menjadi skor T : mean skor kelompok 

s : standart deviasi skore kelompok 

Kemudian hasilnya di masukkan kedalam kriteria standar dikatagorikanmempunyai sikap Favorable Apabila skor- T lebih besar dari mean kelompok,Mempunyai sikap Unfavorable Apabila skor-T lebih kecil dari mean kelompok.Nasution, S (2009).

4.10 Analisa Data

Untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil

dengan kunjungan ANC dengan menggunakan Uji Statistik Chi Square, dengan menggunakan alat bantu SPSS 16.0 dengan tingkat kepercayaan (p) sebesar 0,05. Berdasarkan uji ini, dapat disimpulkan Ha diterima (HO ditolak) bila diperoleh nilai p < 0,05. Sebaliknya Ha ditolak (HO diterima) bila diperoleh nilai p > 0,05.

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

(34)

Puskesmas Kalijaga merupakan salah satu Puskesmas yang berada di Wilayah Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur dengan keadaan sebagai  berikut.

5.1.1 Batasan Wilayah

Wilayah kerja Puskesmas Kalijaga yang termasuk dalam Wilayah Kalijaga Selatan Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur adapun batas-batasnya sebagai berikut:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Kalijaga Timur  Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Kalijaga Baru Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Kalijaga Tengah Sebelah Selatan : Berbatasan dengan desa Sukarema

5.1.2 Luas Wilayah

Puskesmas Kalijaga berada di Kecamatan Aikmel dengan Luas Wilayah 7.579 Km2.

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Pengetahuan Ibu Tentang Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Untuk mengetahui distribusi responden berdasarkan  pengetahuan

tentang Kunjungan Antenatal Care (ANC) dapat dilihat pada table 5.1

 berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan Frekuensi Presentase

(35)

Cukup 26 37,7 % Kurang 9 13,0 %

Total 69 100 %

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah tertinggi ibu hamil yaitu memiliki pengetahuan baik sebanyak 34 orang (49,3%), dan jumlah terendah ibu hamil yaitu memiliki pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (13,0%).

5.2.2 Sikap Ibu Tentang Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Untuk mengetahui distribusi responden berdasarkan sikap tentang Kunjungan Antenatal Care (ANC) dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Sikap Frekuensi Presentase Favoreble 61 88,4 % Unfavoreble 8 11,6 %

Total 69 100 %

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah tertinggi ibu hamil yaitu memiliki sikap Favorable sebanyak 61 orang (88,4%), jumlah terendah ibu hamil yaitu memiliki sikap Unfavorable sebanyak 8 orang (11,6%).

5.2.3. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Untuk melihat distribusi respoden berdasarkan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dapat di lihat pada tabel 5.3. berikut:

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Kunjungan ANC Frekuensi Presentase Teratur 59 85,5% Tidak Teratur 10 14,5 %

(36)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang memiliki kunjungan teratur sebanyak 59 orang (85,5%), sedangkan ibu hamil yang memiliki kunjungan tidak teratur sebanyak 10 orang (14,5%).

Untuk mengetahui distribusi silang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dapat di lihat pada tabel 5.4 berikut: Tabel 5.4. Distribusi Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan

Antenatal Care (ANC) Di Desa Kalijaga Selatan

Pengetahuan Kunjungan Jumlah P Teratur Tidak Teratur N % n % n % 0,001 Baik  32 46,4 2 2,9 34 49,3 Cukup 23 33,4 3 4,3 26 37,7 Kurang 4 5,8 5 7,2 9 13,0 Jumlah 59 85,6 10 14,4 69 100

Pada tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki  pengetahuan baik yang kunjungannya teratur sebanyak 32 orang (46,4%), dan responden yang memiliki pengetahuan baik dan kunjungannya tidak teratur sebanyak 2 orang (2,9%). Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang yang kunjungannya teratur sebanyak 4 orang (5,8%), dan responden yang memiliki pengetahuan kurang yang kunjunggannya tidak teratur sebanyak 5 orang (7,2%), berdasarkan hasil uji statistic diperoleh nilai p = 0,001.

Tabel 5.5 Distribusi Silang Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Desa Kalijaga Selatan

Sikap Kunjungan Jumlah P Teratur Tidak Teratur N % n % n % 0,000 favorabel 57 82,6 4 5,8 61 88,4 unfavorabel 2 2,9 6 8,7 8 11,6

(37)

Jumlah 59 85,5 10 14,5 69 100

Pada tabel 5.5 diatas dapat dilhat responden yang memiliki sikap favorabel yang kunjungannya teratur sebanyak 57 orang (96,6%) dan responden yang memiliki sikap favorabel yang kunjungannya tidak teratur sebanyak 4 orang (40%), sedangkan responden yang memiliki sikap unfavorabel yang kunjungannya taratur sebanyak 2 orang (3,4%) dan responden yang memiliki sikap unfavorabel yang kunjungannya tidak teratur sebanyak 6 orang (60%), berdasarkan uji statistic diperoleh nilai p = 0,000.

BAB VI PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah disajikan dalam bentuk tabel dengan jumlah responden 69 siswi menunjukkan bahwa ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Puskesmas Kalijaga Tahun 2014. Berikut akan dibahas mengenai variabel-variabel penelitian dan hubungan antara variabel yang diteliti.

6.1 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal

Care (ANC) Di Desa Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga Tahun 2014

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, 32 orang (46,4%) ibu hamil yang  berpengetahuan baik dan teratur melakukan kunjungan dibandingkan dengan 2

orang (2,9%) ibu hamil yang berpengetahuan baik tetapi tidak teratur melakukan kunjungan, dan 4 orang (5,8%) ibu hamil berpengetahuan kurang tetapi teratur melakukan kunjungan, 5 orang (7,2%) ibu hamil berpengetahuan kurang dan tidak

(38)

teratur melakukan kunjungan, berdasarkan hasil penelitian Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan ANC di peroleh nilai p = 0,001.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2012) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior ). Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalh yang dihadapi.

Pengetahuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh factor predisposisi yang meliputi pengetahuan,sikap, kepercayaan, nilai dan sebagainya. Hal yang sama juga disampaikan oleh Nasution (2009) bahwa pengetahuan merupakan hal yang penting untuk terbentuknya tindakan Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya kesesuaian pada teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007), berdasarkan pengertian pengetahuan maka pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang yang  bersangkutan mengungkapkan hal-hal yang diketahui dalam bentuk bukti atau  jawaban, baik lisan maupun tulisan.

Penelitian ini juga ada kesesuaian hasil dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Esa Rosulillah (2009) di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten dengan 38 orang responden diperoleh hasil ibu yang berpengetahuan baik yaitu 36,84% , berpengetahuan sedang 31,58%, dan berpengetahuan kurang sebanyak 31,58%. dari hasil penelitian tersebut didapatkan adanya hubungan tentang tingkat pengetahuan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care (ANC) tahun 2009.

6.2 Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di

(39)

Kalijaga Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kalijaga Tahun 2014

Menurut Ajzen (2005) sikap merupakan besarnya perasaan positif dan negatife terhadap suatu objek (favorable) atau negative (unfavorable) terhadap suatu objek, orang, institusi, atau kegiatan. Eagly dan caiken (1993) dalam aiken (2002) mendefinisikan sikaf sebagai kecendrungan psikologis yang diekspresikan dengan mengevaluasi suatu entitas daam derajat suka dan tidak suka. Sikap di  pandang sebagai suatu yang efektif atau evaluative (Nursalam, 2013)

Pengetahuan dan sikap adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. Menurut L.Green (1980) ) perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh factorpredisposisi yang meliputi  pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai dan sebagainya. Halyang sama  juga disampaikan oleh Nasution (2009). Bahwa pengetahuan merupakan halyang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Selain itu juga perilaku yangdidasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebutbersifat langgeng (long lasting).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat 57 orang (82,6%) ibu hamil yang memiliki sikap favorebel dan teratur melakukan kunjungan dibandingkan dengan 4 orang (5,8%) ibu hamil memiliki sikap favorebel dan tidak teratur melakukan kunjungan, 2 orang (2,9%) ibu hamil yang memiliki sikap unfavorabel teratur melakukan kunjungan dan 6 orang (8,7%) ibu hamil memiliki sikap unfavorabel dan tidak teratur dalam melakukan kunjungan. Dari hasil  penelitian didapatkan nilai p = 0,000.

(40)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan dari penelitian sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan dari sampel atau objek penelitian terlihat tingkat  pengetahuan yang terbesar dalam kategori baik dengan jumlah 34 orang (49,3 %). 2. Sikap dari sampel atau objek penelitian terlihat sikap yang favorebel dengan

 jumlah 61 orang (88,4%).

3. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh bahwa Ada Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kunjungan antenatal care (ANC).

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa

saran sebagi berikut :

7.2.1 Bagi institusi pendidikan

Disarankan kepada institusi pendidikan hendaknya menambah referensi buku

tentang antenatal care(ANC) dan perlu diadakan seminar tentang  pentingnya

melakukan kunjungan ANC sehingga mampu meningkatkan  pengetahuan tentang

antenatal care dan mampu memperbaiki sikap ibu hamil terhadap keteraturan

kunjungan antenatal care (ANC). 7.2.2 Bagi Responden

Gambar

Tabel 2. Tabel Informasi Kunjungan Antenatal Kunjungan  Waktu  Informasi Penting
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan Frekuensi Presentase
Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
Tabel 5.5 Distribusi Silang Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Desa Kalijaga Selatan

Referensi

Dokumen terkait

secara umum dan di Desa Simpasai secara khusus ada program- program khusus dari Pemerintah Kabupaten Bima sebagai salah satu bentuk proteksi terhadapa berbagai

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara strategi regulasi emosi cognitive reappraisal dengan kecenderungan gaya pengambilan keputusan hypervigilance

Kedua, bahwa dari seluruh variabel yang signifikan dalam persamaan (5.2a) dan (5.2b), kesemuanya menghasilkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis kecuali pertumbuhan

Simulasi ini bertujuan mengetahui jika sistem ini dapat digunakan dengan baik sebagai sumber STS, kerena profil tegangan pada kedua sumber yaitu 13,8 kV.Baik sumber-A maupun

Investasi dalam bentuk saham dimana Perusahaan mempunyai pemilikan saham minimal 20%, tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana

Beberapa metode pengolahan limbah ca ir tekstil telah banyak dikembangkan.Beberapa metode yang bisa digunakan adalah kombinasi adsorpsi dengan nanofiltras i (NF)

Pembahasan kali ini dibatasi pada dampak Globalisasi Pangan terhadap ketahanan pangan dan pertanian lokal, keragaman produk pangan, keamanan pangan dan lingkungan,

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Wibowo, 2009). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan