• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan Bumn Dalam Bentuk Hibah Kredit Usaha Rakyat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan Bumn Dalam Bentuk Hibah Kredit Usaha Rakyat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha mikro merupakan kelompok pelaku usaha terbesar yaitu 96% di

Indonesia dengan karakteristik berpenghasilan rendah, bergerak di sektor informal

dan sebagian besar termasuk dalam kelompok keluarga miskin. Bahkan dalam

sebagian besar kasus, kelompok usaha mikro masih belum dapat memenuhi

kebutuhan dasar untuk hidup, seperti: gizi, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

Usaha mikro memiliki karakteristik yang unik dan belum tentu dapat

diberdayakan secara optimal melalui mekanisme pasar yang bersaing. Untuk itu

pemberdayaan usaha mikro perlu ditetapkan sebagai suatu strategi yang tersendiri,

melalui pengembangangan pranata kelembagaan usaha mikro, pengembangan

lembaga keuangan mikro dan mendorong pengembangan industri pedesaan.1

Indonesia merupakan negara kesejahteraan. Hal ini dapat dilihat dari

tujuan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Tujuan

negara ini didirikan untuk memajukan kesejahteraan umum. Negara mempunyai

peran yang sangat besar untuk mengatur segala aspek kehidupan warganya untuk

mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.2 Tugas pemerintah bukan lagi

hanya sebagai penjaga malam (nachtwakkersstaat) dan tidak boleh berdiam diri

1

Kementerian Koperasi dan UKM, 2005

2

(2)

secara pasif, tetapi harus turut serta secara aktif dalam kegiatan masyarakat

sehingga kesejahteraan bagi semua orang dapat lebih terjamin.3

Campur tangan pemerintah untuk mengatur kehidupan masyarakat di

negara kesejahteraan tidak dapat dipersamakan dengan kekuasaan yang dimiliki

oleh penguasa di sebuah monarkhi absolut. Pemerintahan raja-raja yang absolut di

Eropa Barat pada abad ke-18 menganut kekuasaan tanpa batas, bahwa wewenang

untuk membuat, menjalankan, serta mempertahankan undang-undang berada di

bawah satu tangan. Dengan demikian, tidak terdapat organ yang melakukan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang ada, sehingga

pemerintahan berjalan menurut kemauan dari yang berkuasa. Sebaliknya,

penyelenggaraan tugas-tugas bestuurszorg di negara kesejahteraan mengacu kepada adanya pemisahan di antara ketiga kekuasaan :

1. Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak.

2. Penguasaan bumi dan air dan kekayaan alam yang ada didalamnya.

3. Pemeliharaan fakir miskin dan anak-anak terlantar.

4. Penyediaan lapangan kerja.

Fungsi negara Republik Indonesia menurut Muchsan salah satunya adalah tugas kesejahteraan atau welfare function4. Tugas ini pun dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk social service dan social welfare, seperti bantuan bencana alam, kemiskinan, pengangguran, penentuan upah minimum, bantuan kesehatan,

panti asuhan, dan lain-lain.

3

SF. Marbun & Moh. Mahfud MD. Loc., Cit.

4

(3)

Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada

perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Pasca krisis

ekonomi dan moneter di Indonesia memberikan gambaran nyata betapa peran

strategi sektor perbankan sangat penting. Ketika sektor perbankan terpuruk,

perekonomian nasional juga ikut terpuruk. Demikian sebaliknya, ketika

perekonomian mengalami stagnasi, sektor perbankan juga terkena imbasnya

dimana fungsi intermediasi tidak berjalan normal.5

Tujuan pokok dari negara kesejahteraan mencakup antara lain mengawasi

dan mendayagunakan sumber daya sosial ekonomi untuk kepentingan publik,

menjamin distribusi kekayaan secara adil dan merata, mengurangi kemiskinan,

menyediakan asuransi sosial (pendidikan dan kesehatan) bagi masyarakat miskin,

menyediakan subsidi untuk layanan sosial dasar bagi rakyat yang kurang

beruntung (disadvantage people), dan melakukan proteks sosial bagi tiap warganya. Dalam upaya mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur,

maka pemerintah dituntut untuk mampu dapat memaksimalkan seluruh sumber

daya yang ada di negara ini yang dapat mempercepat laju peningkatan

pertumbuhan ekonomi.

Kegiatan peningkatan perekonomian demi mendorong pembangunan

nasional, maka perlu diberikan perhatian terhadap usaha-usaha yang berpotensi

meningkatkan perekonomian tersebut, yang mana salah satunya adalah Usaha

Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (selanjutnya disebut UMKMK). UMKMK

memiliki suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan

5

(4)

ekonomi, tidak hanya di negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga di

negara maju.6

Pemberdayaan UMKMK sangat strategis dalam menggerakkan

perekonomian nasional, mengingat kegiatan usahanya mencakup hampir semua

lapangan usaha sehingga kontribusi UMKMK menjadi sangat besar bagi

peningkatan pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan

pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Tujuan UMKMK

adalah memajukan kesejahteraan rakyat pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Peningkatan dalam

pemberdayaan UMKMK di Indonesia dapat dilakukan oleh Badan Usaha Milik

Negara (selanjutnya disebut BUMN) yang dalam penelitian ini akan difokuskan

pada perbankan.

Peran perbankan dalam pembangunan ekonomi adalah mengalirkan dana

bagi kegiatan ekonomi yaitu salah satunya dalam bentuk perkreditan bagi

masyarakat perseorangan atau badan usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu

kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu sumber uang yang diperlukan

dalam membiayai kegiatan usaha yang dapat dititik beratkan sebagai salah satu

kunci kehidupan bagi setiap manusia. Fasilitas kredit yang diberikan oleh bank

merupakan aset terbesar bagi bank. Dalam hal kegiatan memberikan fasilitas

kredit, risiko kerugian sebagian besar bersumber pada kegiatan tersebut, sehingga

6

(5)

bila tidak dikelola dengan baik dan disertai pengawasan yang memadai akan

mengancam kelangsungan hidup bank tersebut.7

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pelaku UMKMK tidak terlepas

dari beberapa persoalan yang menghambat berjalannya suatu UMKMK.

Permodalan merupakan salah satu masalah utama bagi kalangan pelaku UMKMK

dalam mengembangkan usaha mereka. Guna mengatasi hal tersebut, pemerintah

meluncurkan suatu produk bantuan permodalan sebagai penunjang kegiatan

UMKMK dalam bentuk pemberian kredit yang mana salah satunya adalah Kredit

Usaha Rakyat (selanjutnya disebut KUR). Pemberian KUR ini bertujuan untuk

meningkatkan sektor riil dan memberdayakan UMKMK.

Kredit Usaha Rakyat merupakan kredit atau pembiayaan kepada UMKMK

dalam bentuk pemberian modal kerja dan/atau investasi yang didukung fasilitas

penjaminan untuk usaha produktif. KUR merupakan program yang dicanangkan

oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. KUR

diberikan oleh perbankan kepada UMKMK yang feasible tetapi belum bankable. Maksudnya, usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki

kemampuan untuk mengembalikan.

Program KUR lahir sebagai respon dari Instruksi Presiden No. 6 Tahun

2007 Tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah khususnya bidang Reformasi

Sektor Keuangan. Inpres tersebut ditindaklanjuti dengan ditandatanganinya nota

kesepahaman bersama (Memorandum of Understanding/MoU) antara Pemerintah,

7 Nurul Wardhani, “Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Rakyat (K

UR) Pada Bank

Rakyat Indonesia Unit Kuwarasan Cabang Gombong,” (Skripsi, ilmu hukum, Fakultas hukum,

(6)

Lembaga Penjaminan, dan Perbankan pada tanggal 9 Oktober 2007 sebagaimana

kemudian diubah dengan addendum pada tanggal 14 Mei 2008 tentang

Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada UMKMK atau yang lebih populer dengan

istilah Program KUR. Melalui program KUR, pemerintah mengharapkan adanya

akselerasi/percepatan pengembangan kegiatan perekonomian terutama di sektor

riil, dalam rangka penanggulangan atau pengentasan kemiskinan dan perluasan

kesempatan kerja.8 Penyaluran KUR dapat dilakukan secara langsung, UMKMK

dapat mengakses KUR di kantor cabang atau kantor cabang pembantu bank

pelaksana. Penyaluran KUR yang dilakukan secara tidak langsung maksudnya

usaha mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan

KSP/VSP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya yang bekerjasama dengan bank pelaksana.9

Pemerintah memberikan penjaminan terhadap risiko KUR. Penjaminan

KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKMK pada sumber

pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.10 KUR

disalurkan oleh lima bank pelaksana yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia,

Bank Negara Indonesia, Bank Umum Koperasi Indonesia, Bank Tabungan Negara

yang merupakan bentuk perusahaan BUMN yang dibentuk oleh pemerintah.

BUMN yang berbentuk bank yang telah disebutkan diatas, memiliki tanggung

jawab terhadap kepentingan umum yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat

8

Djoko Retnadi, Polemik Kredit Usaha Rakyat, http://djoko-retnadi.blogspot.co.id/2008/06/polemik-kredit-usaha-rakyat.html (diakses pada tanggal 6 Maret 2016)

9

Hendoko Retno Putro, Kredit Usaha Rakyat (KUR), https://konsultan-umkm.blogspot.co.id/2013/03/kredit-usaha-rakyat-kur.html (diakses pada tanggal 6 Maret 2016)

10

(7)

seperti yang disebutkan oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang

Badan Usaha Milik Negara (selanjutnya disebut UU BUMN) yang bersentuhan

langsung terhadap masyarakat. Dalam skripsi ini, yang akan dibahas adalah

tanggung jawab sosial BUMN sebagai Perusahaan Persero (Persero) dalam bentuk

hibah kredit usaha rakyat. Tujuan pendirian BUMN salah satunya yaitu menjadi

perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor

swasta dan koperasi.11

Tujuan BUMN sebagai perintis kegiatan usaha dilakukan dengan

menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, namun kegiatan

tersebut belum dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi karena secara komersial

tidak menguntungkan. Oleh karena itu, tugas tersebut dapat dilakukan melalui

penugasan kepada BUMN. Dalam hal adanya kebutuhan masyarakat luas yang

mendesak, pemerintah dapat pula menugasi suatu BUMN yang mempunyai fungsi

pelayanan kemanfaatan umum untuk melaksanakan program kemitraan dengan

pengusaha golongan ekonomi rendah. BUMN juga turut aktif memberikan

bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi,

dan masyarakat. KUR merupakan salah satu bentuk usaha tanggung jawab sosial

perusahaan BUMN terhadap kegiatan taraf hidup masyarakat yang dapat

diterapkan dan memiliki landasan peraturan perundang-undangan.

Pada perusahaan swasta, tanggung jawab sosial yang dilakukan untuk

pembangunan komunitas sekitarnya terkadang hanya bersifat formalisme/adhoc

tanpa dilandasi semangat untuk mendirikan komunitas.Kegiatan yang dilakukan

11

(8)

oleh perusahaan tersebut pada umumnya hanya bersifat derma (charity) terutama sumbangan-sumbangan pada perayaan-perayaan tertentu, fasilitas modal bagi

olahraga dan lainnya.12 Walaupun demikian hubungan tersebut masih dapat

dikatakan sebagai suatu cara untuk perusahaan berhubungan dengan komunitas

sekitar perusahaan guna mencapai tanggung jawab sosial perusahaan. Dapat

dilihat disini bahwa perusahaan melaksanakan kewajibannya sebagai suatu

aktivitas rutin belaka tanpa adanya nilai ke dalaman dari hubungan sosial yang

bakal diperoleh dari hubungan tersebut. Hal ini banyak berkaitan dengan

anggapan perusahaan bahwa urusan meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal

adalah urusan pemerintah. Dianggap bahwa pemerintah adalah sebuah lembaga

yang memang mengurusi kesejahteraan, khususnya melalui

departemen-departemen yang ada. Menurut anggapan sebagian besar perusahaan, bahwa

perusahaan sudah membayar pajak demi peningkatan kesejahteraan masyarakat

dan itu adalah diserahkan kepada pemerintah yang bertanggung jawab. Bahkan

kadang perusahaan dituntut juga oleh pihak lain untuk menyumbangkan modal

bagi terselenggaranya kegiatan-kegiatan skala nasional dengan mengesampingkan

kebutuhan komunitas lokal sekitar perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi

dengan judul “Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan BUMN Dalam

Bentuk Hibah Kredit Usaha Rakyat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2003

12

(9)

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas,

dapatdirumuskan permasalahan skripsi sebagai berikut :

1. Bagaimanakah hibah kredit usaha rakyat di Indonesia?

2. Bagaimanakah tanggung jawab perusahaan BUMN berdasarkan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003?

3. Bagaimana pelaksanaan tanggung jawab perusahaan BUMN dalam bentuk

hibah kredit usaha rakyat berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2003?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Penulisan ini bertujuan :

a. Memberikan penjelasan tentang tanggung jawab perusahaan BUMN yang

termuat dalam Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan

Usaha Milik Negara.

b. Memahami tanggung jawab perusahaan BUMN dalam bentuk hibah

terhadap Kredit Usaha Rakyat.

c. Mengetahui pelaksanaan tanggung jawab perusahaan BUMN dalam

bentuk hibah kredit usaha rakyat di Indonesia berdasarkan Undang –

Undang Nomor 19 Tahun 2003

2. Manfaat Penulisan :

(10)

Pembahasan yang akan dibahas dalam tulisan skripsi ini tentu akan

menambah pemahaman dan pandangan baru dalam dunia Badan Usaha

Milik Negara, dimana hal ini bisa menjadi bahan ajaran untuk mahasiswa,

peneliti serta pengamat terhadap pelajaran yang berkaitan dengan

tanggung jawab sosial Badan Usaha Milik Negara dalam penerapan

tanggung jawab tersebut untuk menjadi bahan akademik.

b. Manfaat praktis

Dapat dijadikan pedoman oleh baik itu penulis, pemerintah, praktisi

hukum, masyarakat ataupun khususnya para pengusaha yang terutama

berkecimpung dalam dunia perusahan umum atau BUMN agar

kedepannya penerapan tanggung jawab sosial perusahan umum atau

BUMN dapat diterapkan secara baik yang sebenarnya hal tersebut sudah

diatur di dalam undang-undang.

D. Keaslian Penulisan

Judul yang penulis pilih adalah “Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan

BUMN Dalam Bentuk Hibah Kredit Usaha Rakyat Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2003”, yang diajukan dalam rangka memenuhi tugas-tugas dan

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum. Permasalahan yang dibahas

dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran penulis yang didasarkan pada

pengertian, teori–teori, dan aturan hukum yang berlaku dan diperoleh dari

referensi buku, media elektronik, dan bantuan dari beberapa pihak, dalam rangka

(11)

Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Apabila di kemudian hari

terdapat judul yang sama atau sudah pernah ditulis, maka penulis bertanggung

jawab sepenuhnya.

E. Tinjauan Kepustakaan

Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi memberikan kontribusi yang

sangat besar bagi peningkatan pendapatan nasional. Namun, usaha tersebut

seringkali berhenti karena permasalahan modal yang dialami oleh para pelaku

usaha. Salah satu jalan keluar untuk masalah tersebut adalah dengan memberikan

bantuan berupa kredit.

Kredit menurut Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (selanjutnya disebut UU

Perbankan), adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan.13 Salah satu bentuk kredit

yang diberikan pemerintah untuk membantu pelaku UMKMK adalah KUR. KUR

disalurkan melalui bank-bank pelaksana yang merupakan bentuk perusahaan

Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk oleh pemerintah.

1. Badan usaha milik negara

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik

Negara, pada ketentuan umum disebutkan bahwa Badan Usaha Milik Negara,

13

(12)

yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian

besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang

berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.14 Kedua, perusahaan Perseroan,

yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk Perseroan

Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit

51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia

yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.15 Ketiga, perusahaan umum, yang

selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki

Negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum

berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus

mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.16

2. Hibah

Pengertian hibah menurut Pasal 1666 KUH Perdata yaitu, suatu

persetujuan dengan mana seorang penghibah menyerahkan suatu barang secara

cuma-cuma, tanpa dapat menariknya kembali, untuk kepentingan seseorang yang

menerima penyerahan barang itu. Hibah hanyalah dapat mengenai benda-benda

yang sudah ada, jika ada itu meliputi benda-benda yang baru akan dikemudian

hari, maka sekedar mengenai itu hibahnya adalah batal.17 Penghibah tidak boleh

memperjanjikan bahwa ia tetap berkuasa untuk menjual atau memberikan kepada

(13)

orang lain suatu benda termasuk dalam penghibahan semacam ini sekedar

mengenai benda tersebut dianggap sebagai batal.18

3. Kredit usaha rakyat

a. Pengertian kredit usaha rakyat

Peran Usaha Mikro dan Kecil selama ini diakui berbagai pihak cukup

besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis Usaha

Mikro dan Kecil menurut Bank Indonesia antara lain : jumlahnya yang

besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi, menyerap banyak tenaga

kerja dan setiap investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja,

memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan

menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan

harga terjangkau.19 Dalam posisi strategis tersebut, pada sisi lain Usaha

Mikro dan Kecil masih menghadapi banyak masalah dan hambatan dalam

melaksanakan dan mengembangkan aktivitas usahanya. Sebenarnya

masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama ini

telah sering diungkapkan, antara lain : manajemen, permodalan, teknologi,

bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur, birokrasi dan

pungutan, serta kemitraan. KUR, adalah kredit/ pembiayaan kepada

UMKMK dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang

didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah

program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya

berasal sepenuhnya dari dana bank.

18

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1668.

19 Op.Cit.,

(14)

Pemerintah memberikan penjaminan terhadap risiko KUR sebesar

70% sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana.

Penjaminan KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKMK

pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi

nasional. KUR disalurkan oleh 7 bank pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI,

Bukopin, BTN, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

b. Ketentuan kredit usaha rakyat

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah

melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang

Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan

Peraturan Menteri Keuangan No.10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan

yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran KUR adalah

sebagai berikut :

1) UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha

produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :

a) Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/

pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui

Sistem Informasi Debitur (SID) pada saat Permohonan

Kredit/Pembiayaan diajukan dan/atau belum pernah memperoleh

fasilitas Kredit Program dari Pemerintah.

b) Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota

(15)

penjaminan dapat diberikan kepada debitubelum pernah

mendapatkan pembiayaan kredit program lainnya.

c) KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K

yang bersangkutan.

2) KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja investasi

dengan ketentuan :

a) Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau

margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara

24% efektif pertahun.

b) Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta,

tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan

maksimal sebesar atau setara 16% efektif pertahun.

3) Bank pelaksana memutuskan pemberian KUR berdasarkan penilaian

terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas perkreditan yang

sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

a) Untuk kredit sampai dengan Rp.5.000.000 (lima juta rupiah),

tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan

maksimal sebesar atau setara 24% efektif pertahun.

b) Untuk kredit di atas Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) sampai dengan

Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah), tingkat bunga kredit atau

margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara

(16)

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan

untuk mengetahui dan memahami segala kehidupan, atau lebih jelasnya penelitian

merupakan sarana yang digunakan oleh manusia untuk memperkuat, menguji,

serta mengembangkan ilmu pengetahuan.20 Untuk melengkapi penulisan skripsi

ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah, maka metode penulisan yang digunakan antara lain :

1. Jenis penelitian

Penyusunan skripsi ini, digunakan penelitian hukum normatif yang

bersifat deskriptif. Penelitian normatif juga disebut dengan penelitian

doktrinal (doctrinal research) yaitu suatu penelitian yang memusatkan pada analisis hukum baik hukum yang tertulis dalam buku (law in books) maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui putusan pengadilan (law is decided by the judge through the judicial process).21 Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat mengenai

peraturan hukum dalam konteks teori-teori hukum dan pelaksanaannya serta

menganalisis fakta secara cermat tentang tanggung jawab perusahaan BUMN

dalam bentuk hibah kredit usaha rakyat.

Adapun pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

yang mengkonsepsikan hukum sebagai norma, kaidah, maupun asas dengan

tahapan berupa studi kepustakaan dengan pendekatan dari berbagai literatur.

20

Soerjono Sukanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta : UIPress, 1986), hlm.250.

21

(17)

Metode penelitian juga menggabungkan dengan studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan media literatur yang ada maupun jurnal ilmiah elektronik lainnya seperti internet dan tinjauan yuridis.

2. Sumber data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.22 Sumber data

dapat dari data primer dan data sekunder. Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sumber data sekunder.

a. Data penelitian

Dalam suatu penelitian, pada umumnya data penelitian dibedakan atas 2

jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari masyarakat. Sedangkan data sekunder adalah

data-data yang biasanya diperoleh dari literatur dan bahan-bahan pustaka. Karena

penulisan skripsi ini menggunakan penelitian normatif, maka penulisan

menggunakan jenis data sekunder sebagai bahan utama (pokok). Data

sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek

penelitian.

Adapun data sekunder yang dipakai penulis dalam penulisan skripsi ini

adalah bersumber dari :

1) Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan yang terkait,

antara lain:

a)Undang-Undang, yaitu Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003

tentang Badan Usaha Milik Negara.

22

(18)

b) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

c) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah.

2) Bahan hukum sekunder, yaitu semua dokumen yang merupakan

informasi atau hasil kajian tentang hukum perusahaan, karya-karya

ilmiah serta tulisan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang

diajukan dalam penulisan skripsi ini.

3) Bahan hukum tersier, yaitu berupa bahan-bahan yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan

hukum sekunder seperti Kamus Hukum dan Kamus Bahasa Indonesia

dan lain sebagainya.

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yag digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah dengan studi dokumen dengan penelusuran pustaka (library research) yaitu mengumpulkan data dari informasi dengan bantuan buku, karya ilmiah, dan

juga peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan materi penelitian.

Selain itu dilakukan juga penelitian lapangan (field research) untuk mendapatkan data primer guna akuransi terhadap hasil yang dipaparkan berupa pengumpulan

bahan hukum yang didapatkan di perpustakaan.

(19)

Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder menyajikan data

berikut dengan analisisnya.23 Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan

metode kualitatif dengan penarikan kesimpulan secara deduktif. Metode penarikan

kesimpulan pada dasarnya ada dua, yaitu metode penarikan kesimpulan secara

deduktif dan induktif. Metode penarikan kesimpulan secara deduktif adalah

proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu

kesimpulan (pengetahuan baru) yang bersifat lebih khusus.24 Metode penarikan

kesimpulan secara induktif adalah proses berawal dari proposisi-proposisi khusus

(sebagai hasil pengamatan) dan berakhir pada kesimpulan (pengetahuan baru)

berupa asas umum.25 Dalam penelitian ini digunakan metode penarikan

kesimpulan secara deduktif.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini diuraikan dalam bab-bab dimana

satu sama lain membahas tentang hal yang berbeda-beda namun terdapat suatu

cakupan yang saling terkait. Skripsi ini diuraikan ke dalam 5 (lima) bab secara

terperinci yang pembagiannya sebagai berikut:

Bab I yaitu pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan

kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

23

Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, cetakan ketigabelas (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 69.

24

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 11.

25 Ibid.,

(20)

Bab II mengenai hibah kredit usaha rakyat di Indonesia. Bab ini

membahas mengenai pengertian, jenis-jenis kredit, syarat pengajuan kredit usaha

rakyat dan hibah kredit usaha rakyat di Indonesia.

Bab III tentang tanggung jawab perusahaan BUMN berdasarkan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003. Bab ini membahas mengenai BUMN sebagai

perusahaan Perseroan, pokok-pokok pengaturan BUMN berdasarkan

Undang Nomor 19 Tahun 2003, tanggung jawab BUMN berdasarkan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003.

Bab IV tentang pelaksanaan tanggung jawab perusahaan BUMN dalam

bentuk hibah kredit usaha rakyat berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2003. Bab ini membahas mengenai mekanisme pemberian hibah kredit usaha

rakyat, pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kredit usaha rakyat, kendala

dalam pelaksanaan hibah kredit usaha rakyat.

Bab V yaitu penutup. Bab ini merupakan bab terakhir dari seluruh

rangkaian bab-bab yang sebelumnya. Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini peneliti memberikan soal-soal tes akhir tindakan I untuk dikerjakan siswa pada setiap akhir siklus pada proses pembelajaran. Peneliti bersama guru

4.6.1 Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan pembelian secara parsial

Paparan Publik tahun 2016 dibuka pada pukul 14.30 WIB oleh pembawa acara ( “ MC ” ) yang dilanjutkan dengan paparan mengenai Profil Perseroan dan Tinjauan

Widyatama Bandung yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Sahabat-sahabat lalala Elfan, Roni, Tona, Kevin, Satria,

Pelaksanaan orientasi perusahaan dan karakteristik individu terhadap perusahan baik secara parsial maupun simultan mampu membentuk ketertarikan perusahaan, yaitu dalam

Proses Peran Dinas Cipta Karya dan Tata Kota dalam Menata Jalur Hijau di Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samrinda, ada yang berjalan dengan baik ada pula yang

7 Pengertian hutang piutang yang lain ialah memberikan sesuatu (uang atau barang) kepada seseorang dengan perjanjian dia akan membayar yang sama dengan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 6 YOGYAKARTA.. TAHUN