• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Low Cost Green Car (LCGC) Pada Konsumen Toyota Agya di Kota Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Low Cost Green Car (LCGC) Pada Konsumen Toyota Agya di Kota Medan Chapter III V"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian asosiatif dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012 : 13). Penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Desain penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012 : 100). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh green marketing (variabel bebas) terhadap keputusan pembelian (variabel terikat).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Medan selama bulan Maret 2017 hingga Mei 2017.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

(2)

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili) (Sugiyono, 2012 : 116). maka sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah probability sampling dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012 : 122). Menurut Purba (Sujarweni, 2015 : 155) jika populasi tidak diketahui, maka jumlah sampel minimal ditentukan dengan rumus:

dibulatkan menjadi 100 orang Keterangan:

n : Jumlah Sampel

z : Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% = 1.96

moe : Margin of Error Max, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi atau yang diinginkan.

(3)

3.4 Definisi Konsep

Defenisi konsep merupakan istilah khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang diteliti. Defenisi konsep ini dilakukan agara ada batasan terhadap masalah variabel yang diteliti dan menyederhanakan pemikiran sehingga tujuan dan arah penelitian jelas dan tidak menyimpang. Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka peneliti mengemukakan definisi konsep yang digunakan sebagai berikut:

3.4.1 Green Marketing (X)

(4)

3.4.2 Keputusan Pembelian (Y)

Schiffman dan Kanuk (1994) mendefiniskan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Suatu keputusan tanpa pilihan disebut sebagai sebuah “Hobson’s choice” (Schiffman dan kanuk, 1994). Sangadji et all (2013) Pengambilan keputusan konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran. Pemecahan masalah konsumen sebenarnyan merupakan suatu aliran tindakan timbal balik yang berkesinambungan di antara faktor lingkungan, proses kognitif dan afektif, serta tindakan perilaku.

3.5 Definisi Operasional

Menurut Wiratna (2015 : 77), definisi operasional adalah penelitian dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis instrumen serta sumber pengukuran berasal darimana, adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel No. Variabel

Teoritiis

Variabel Operasional

Deskriptor Pertanyaan Skala

1. Green

Produk yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, tidak

boros sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan, dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang. Suatu produk yang dirancang dan diproses dengan suatu

1. Apakah anda

setuju mobil Toyota Agya irit dalam menggunakan bahan bakar?

2. Apakah anda

setuju emisi gas buang dari mobil Toyota Agya tidak memiliki dampak buruk bagi lingkungan?

3. Apakah anda

(5)

pelabelan,

setuju bahwa model (bentuk, ukuran, warna) mobil Toyota Agya digolongkan sebagai produk hijau

Green Price Jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari produk hijauatau pelayanan hijau.

1. Apakah anda

setuju bahwa harga yang ditawarkan oleh

mobil Toyota Agyasesuai dengan mutu produk yang didapatkan?

2. Apakah Anda

setuju bahwa perusahaan Toyota sering memberikan potongan harga pada saat pembelian mobil Toyota

Agyasertamemberika n potongan harga perbaikan dan harga sparepart pada

bengkel resmi Toyota?

3. Apakah anda

setuju bahwa mobil Toyota Agyamemiliki harga jual kembali yang tinggi jika dijual?

seseorang agar dapat mengenal produk membeli, dan selalu ingat akan produk tersebut.

1. Dalam

memasarkan produknya kepada konsumen, apakah Toyota Agya menggunakan promosi yang menggambarkan kepedulian perusahaan pada lingkungan?

2. Apakah anda setuju istilah low cost green car sudah mampu menjelaskan bahwa produsen mobil Toyota Agya peduli pada lingkungan?

(6)

3. Selain dalam memproduksi mobil low cost green car, apakah anda setuju bahwa produsen Toyota Agya terlibat pada aktivitas peduli lingkungan sebagai salah satu strategi promosi hijaunya ?

Green place Kegiatan pemasaran yang berfungsi untuk memperlancar arus penyampaian produk hijau dari produsen ke konsumen

1. Apakah anda

setuju bahwa dealer Toyota Agya mudah dijangkau oleh konsumen?

2. Apakah anda

setuju bahwa tata ruang showroom mobil Toyota Agya bernuansa hijau dan memiliki tingkat kenyamanan yang tinggi?

3. Apakah anda

setuju bahwa sistem penjualan pada showroom mobil

Toyota Agyaramah ngan di antara

Pengenalan Masalah

Pada tahap ini konsumen merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan menuntut untuk dipenuhi. Konsumen menyadari bahwa terdapat perbedaan antara apa yang dialaminya dengan

setuju karena konsep low cost green car yang membuat anda ingin membeli mobil Toyota Agya?

3. Dalam membeli mobil Toyota Agya,apakah anda setuju bahwa anda dipengaruhi oleh lingkungan sekitar

(7)

lingkungan, apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut

1. Apakah anda

setuju bahwa anda mencari sendiri informasi tentang mobil Toyota Agya sebelum melakukan pembelian?

2. Apakah anda

setuju bahwa anda meminta bantuan teman atau kerabat dalam mendapatkan informasi tentang mobil Toyota Agya?

3. Apakah anda

setuju bahwa informasi yang anda

dapatkan cukup jelas dan terinci? tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan

1. Apakah anda

setuju bahwa dalam membentuk sebuah kepercayaan, anda membutuhkan waktu yang lama?

2. Setelah percaya pada informasi yang anda dapatkan, apakah anda setuju bahwa hal itu merubah sikap anda dalam membeli?

3. Apakah anda

setuju bahwa anda mempersiapkan

rencana yang lebih kompleks untuk mewujudkan

(8)

2. Apakah anda setuju memilih untuk membeli mobil

setuju bahwa anda membeli Toyota Agya karena merasa nyaman, aman, serta mendapat dukungan

setuju bersedia melakukan pembelian kembali mobil Toyota Agya?

2. Apakah anda

setuju bersedia menggunakan

sparepart resmi mobil Toyota Agya?

3. Apakah anda

setuju bersedia memberi rekomendasi

kepada orang lain untuk membeli mobil Toyota Agya?

Likert

Sumber: Data Diolah (2016) 3.6 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

(9)

pertanyaan atau kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Toyota agya di kota medan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain dengan permasalahan penelitian (Sunyoto, 2013 : 10). Data sekunder juga sifatnya melengkapi atau mendukung data primer.Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, buku, penelitian terdahulu, serta tulisan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012 : 132). Skala yang digunakan untuk mengukur respon subjek ke dalam 5 (lima) poin skala dengan jumlah interval yang sama.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Keterangan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Netral 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono, (2012 : 133)

(10)

1. Sangat Setuju (SS) diberi skor 4 2. Setuju (S) diberi skor 3

3. Kurang Setuju (KS) diberi skor 3 4. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 3.7 Teknik Analisis Data

Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

3.7.1 Uji Instrumen

Untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua macam pengujian, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

3.7.1.1 Uji Validitas

(11)

1. Apabila r hitung > r tabel, maka item kuesioner tersebut valid

2. Apabila r hitung < r tabel, maka dapat dikatakan item kuesioner tidak valid Teknik statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden uji coba x = Skor tiap item

y = Skor seluruh item responden uji coba` 3.7.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula (Siregar 2016:173). Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel maka akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah:

1. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikan 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliabel atau terpercaya

(12)

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian.Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Menurut Suliyanto (2011:69), uji normalitas dimaksudkan unttuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya.Pengambilan kesimpulan untuk menentukan apakah suatu data mengikuti distribusi normal atau tidak adalah dengan menilai signifikannya. Jika signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka variabel tidak berdistribusi normal (Ghozali dalam Wiratna 2015:225).

3.7.3 Uji Analisis Linier Sederhana

Menurut Syofian Siregar (2013:284), regresi linear adalah suatu alat untuk memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent). Regresi linear sederhana hanya digunakan untuk satu variabel bebas dan variabel tak bebas.

Keterangan:

Y = Subjek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksi a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan/penurunan varibel dependen yang didasarkan pada variabel independen

(13)

3.7.4 Uji Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan regresi linier sederhana. Adapun cara yang digunakan untuk menganalisis yaitu:

3.7.4.1 Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Menurut Ghozali dalam Wiratna (2015:229), uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Apabila nilai probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Adapun kriteria adalah:

1. Jika t hitung > t tabel maka H0ditolak dan Haditerima. 2. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. 3.7.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)

(14)

Keterangan

KD = Koefisien Determinasi

(15)

4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Toyota

(16)

Pada tahun 1989 logo toyota berubah, logo yang baru ini merupakan gabungan dari tiga buah elips, yang membentuk karakter “T, logo baru ini melambangkan hubungan yang erat antara konsumen dengan produsen mobilnya. Keinginan kuat Kiichiro Toyoda untuk menciptakan sendiri mobil yang diproduksi oleh negeri jepang dikarenakan belum ada produsen otomotif lokal yang dapat sukses di dunia otomotif serta berbagai industri otomotif luar negeri telah menjualkan produknya dan merakit kendaraannya di Jepang. Mobil penumpang pertama yang diproduksi yaitu toyoda model aa sedan yang dirilis bulan September 1936.

(17)

Gambar 4.1 Logo Toyota

Gambar 4.2 Logo Agya

(18)

Toyota Astra Motor (TAM) merupakan agen penjualan, importir, dan distributor produk Toyota di Indonesia dengan kepemilikan saham di perusahaan ini adalah Astra International 51% dan TMC 49 %. PT. Toyota Astra Motor diresmikan pada tanggal 12 April 1971, peranan TAM semula hanya sebagai importir kendaraan toyota, namun setahun kemudian sudah berfungsi sebagai distributor. Selama lebih dari 30 tahun PT. Toyota Astra Motor telah memainkan peranan penting dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia, dalam mendukung penjualan dan layanan purna jual, Toyota Astra Motor dibantu oleh 5 dealer utama yang membawahi dealer yang tersebar di seluruh Indonesia yaitu Auto 2000, Nasmoco, PT. Hadji Kalla, PT. Hasrat Abadi, dan PT. Agung Automall.

b. Visi dan Misi Toyota Visi

Menjadi perusahaan otomotif yang paling sukses dan dihormati di kawasan Asia Tenggara dengan memberikan pengalaman terbaik dalam kepemilikan kendaraan

Misi

1. Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran yang terbaik.

2. Mengembangkan karyawan yang berkompeten dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapainya kepuasan pelanggan.

(19)

4. Untuk mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala aspek, misalnya pemenuhan peraturan, lingkungan dan lain-lain.

4.1.2 Sejarah Singkat Kota Medan

Kota Medan ميدان) adalah

metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setel Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia.Akses menuju Pelabuhan Belawan dari pusat Kota Medan dilengkapi ole pertama di luar Pulau Jawa.

Hari jadi Kota Medan diperingati tiap tahun sejak tahun 1970 dan pada mulanya ditetapkan jatuh pada tanggal 1 April 1909. Tetapi tanggal ini mendapat bantahan yang cukup keras dari kalangan pers dan beberapa orang ahli sejarah karena itu, Walikota membentuk panitia sejarah hari jadi Kota Medan untuk melakukan penelitian dan penyelidikan.

(20)

Syahruddin Siwan, MA dan Anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, SH, Drs.Payung Bangun, MA dan R. Muslim Akbar.

DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan Anggotanya antara lain Drs.M.Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin, SH, Badar Kamil, BA dan Mas Sutarjo. Untuk sementara disebutlah nama Guru Patimpus sebagai pembuka sebuah kampung di pertemuan dua sungai babura dan sungai deli, disebuah kampung yang bernama Medan Puteri. Walau sangat minim data tentang Guru Patimpus sebagai pendiri Kota Medan. Jikapun ada, konon pernah ada manuskrip Pustaha Hamparan Perak yang konon menyebut nama Guru Patimpus, meski manuskrip itu tidak pernah dilihat keberadaannya oleh tim perumus. Maka ditetapkan berdasarkan prakiraan bahwa tanggal 1 Juli 1590 diusulkan kepada Walikota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan, yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD Tk.II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10 Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan.

(21)

mencabut Hari Ulang Tahun Kota Medan yang diperingati tanggal 1 April setiap tahunnya pada waktu-waktu sebelumnya.

Di Kota Medan juga menjadi pusat Kesultanan Melayu Deli, yang sebelumnya adalah Kerajaan Aru. Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli (kini Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Indonesia). John Anderson, orang Eropa asal Inggeris yang mengunjungi pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Raja Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada ta resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya menjadi ibukota Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra Melayu, dan seorang Tionghoa.

(22)

mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi

Sejak ta dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada ta 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.

4.2 Penyajian Data

Pada bagian ini diuraikan dan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden yang terdiri dari data responden dan dan variabel penilitian yang berupa jawaban responden terhadap pernyataan yang di ajukan pada kuesioner yang kemudian di olah menggunakan aplikasi pengelolah data statistik.

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden

(23)

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase Laki-laki

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin mayoritas adalah perempuan sebanyak 59 orang (59%), sedangkan responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 41 orang (41). Hal ini dapat disimpulkan bahwa mobil Toyota agya lebih banyak disukai perempuan karena mobil ini lebih mudah dikendara, ringan, serta mudah dalam sistem pengontrolan penyetiran.

2. Usia

Tabel 4.2 Usia

Usia Jumlah Responden Persentase 17-30 tahun

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(24)

agya adalah anak muda, karyawan, dan keluarga muda, sehingga tidak adanya responden yang berumur >59 tahun disebabkan karena mobil agya tidak cocok untuk mereka.

3. Pendidikan Terakhir

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase SD

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(25)

4. Pekerjaan

Tabel 4.4 Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Responden Persentase Mahasiswa/Pelajar

PNS Pegawai Swasta

Wiraswasta Lain-lain

69 5 11

8 7

69% 5% 11%

8% 7%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(26)

5. Pendapatan

Tabel 4.5 Pendapatan

Pendapatan Jumlah Responden Persentase < Rp 1.500.000

Rp 1.500.00 – Rp 3.000.000 Rp 3.000.001 – Rp 4.500.000 Rp 4.500.001 – Rp 6.000.000

> Rp 6.000.000

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa mayoritas pendapatan responden sebanyak 48 orang (48%) adalah < Rp 1.500.000.Hal ini disebabkan karena responden yang paling banyak menggunakan mobil Toyota Agya adalah mahasiswa/pelajar yang belum memiliki pendapatan yang besar. Sedangkan responden yang memiliki pendapatan >Rp. 6.000.000 hanya 7 orang (7%), hal ini disebabkan karena responden yang memiliki pendapatan >Rp. 6.000.000 memiliki pengeluaran yang besar sehingga memilih menggunakan mobil murah untuk dapat memenuhi kebutuhannya.

6. Sumber Penghasilan

Tabel 4.6 Sumber Penghasilan

(27)

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa mayoritas penghasilan responden sebanyak 66 orang (66%) bersumber dari orang tua,hal ini disebabkan karena mayoritas responden masih mahasiswa/pelajar yang mendapatkan penghasilan/uang dari orangtua. Sementara terdapat 28 orang (28%) responden yang penghasilanya bersumber dari penghasilan sendiri, hal ini disebabkan karena beberapa responden tersebut telah memiliki pekerjaan tetap.

4.2.2 Deskripsi Variabel Green Merketing sebagai Variabel X

Green marketing adalah sebagai respon pemasaran terhadap pengaruh lingkungan yang berasal dari perancangan, produksi, pengemasan, pelabelan, penggunaan, dan pembuangan barang atau jasa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 4 variabel operasional green marketing yaitu green product, green price, green promotion, dan green place untuk melihat jawaban responden atas pertanyaan-pertanyan di dalam varibel operasional tersebut dengan 4 pilihan jawaban responden.

1. Green Product

(28)

Tabel 4.7

Mobil Toyota Agya Irit Dalam Menggunakan Bahan Bakar Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Irit

Kurang Irit Irit Sangat Irit

3 11 69 17

3% 11% 69% 17%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas responden menyatakan bahwa Mobil Toyota Agya irit dalam menggunakan bahan bakar sebanyak 69 orang (69%). Banyaknya responden yang setuju bahwa Toyota agya irit dalam menggunakan bahan bakar karena sebagian besar konsumen menggunakan agya tipe baru, sedangkan responden yang menyatakan bahwa toyota agya kurang irit atau tidak irit disebabkan karena mereka menggunakan agya tipe lama dengan jenis mesin DOHC yang konsumsi bahan bakarnya lebih besar dibandingkan mesin VVT-i. Toyota agya tipe baru menggunakan mesin VVT-i pada tipe E dan G (1000 cc) dan dual VVT-i pada tipe G dan TRD (1200 cc) sehingga lebih irit dibandingkan dengan agya tipe lama (1000 cc) yang masih menggunakan mesin DOHC yang tergolong boros dalam menggunakan bahan bakar.

(29)

silinder mesin kecil. Sistem VVT-i hanya mengatur buka tutup katup masuk (intake), sedangkan dual VVT-i mengatur timing dua katup yakni intake dan exhaust (masuk dan keluar), sehingga waktu buka-tutup katup masuk dan keluar jadi lebih selalu sama. Cara kerja dua katup ini adalah mengurangi hambatan dari gas sisa pembakaran dalam mesin, ketika beban mesin dalam keadaan menengah, exhaust akan digeser untuk mendapatkan kontrol emisi dan efisiensi yang lebih baik, sedangkan saat beban kendaraan tinggi dengan kecepatan rendah maka katup exhaust akan membuka lebih lambat, katup intake juga dibuka lebih lama untuk memperoleh efisiensi, dengan penggunaan mesin dual VVT-i maka konsumsi bahan bakar lebih irit dan performa mesin lebih meningkat.

Tabel 4.8

Emisi Gas Buang Dari Mobil Toyota Agya Tidak Memiliki Dampak Buruk Bagi Lingkungan

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

7 12 54 27

7% 12% 54% 27%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(30)

rendah. Mesin berteknologi VVT-i atau Variable Valve Timing with intelligence adalah mesin berteknologi variable valve timing, konsep mesin VVT-i adalah mengoptimalkan torsi mesin pada setiap kecepatan dan kondisi pengemudian sehingga tingkat emisi gas buang dapat diturunkan ke tingkat terendah. Cara kerja mesin dual VVT-i tidak jauh berbeda dengan mesin VVT-i, dual VVT-i mengatur timing dua katup yakni intake dan exhaust (masuk dan keluar), sehingga waktu buka-tutup katup masuk dan keluar jadi lebih selalu sama sehingga tingkat emisi gas buang lebih rendah dibandingkan dengan mesin VVT-i. Adanya responden yang menyatakan bahwa emisi gas buang Toyota agya memiliki dampak buruk bagi lingkungan disebabkan oleh anggapan mereka bahwa semua kendaraan bermotor memiliki dampak buruk yang besar pada lingkungan.

Tabel 4.9

Model (Bentuk, Ukuran, Warna) Mobil Toyota Agya Dapat Digolongkan Sebagai Produk Hijau

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

5 28 65 2

5% 28% 65% 2%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(31)

barang bawaan, toyota Agya juga menyediakan bagasi kecil dibelakang kursi baris kedua untuk menaruh barang bawaan sehingga rapi dan tetap nyaman, selain itu kabin toyota agya telah didesain hemat ruang (pemanfaatan ruang seefektif mungkin untuk memperbesar ruang kosong) serta berbagai kelengkaan interior dan eksterior mobil yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan konsumen. Toyota agya juga memiliki variasi warna yang menarik bagi konsumen yaitu white, silver metalic, black, gray metalic, red, yellow, dan blue metalic sehingga konsumen dapat memilih warna mobil yang sesuai dengan keinginannya sekaligus menyejukkan matanya. Adanya responden yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju disebabkan mereka membeli toyota agya karena harganya yang murah dan berbagai faktor pendukung lainnya, serta tidak didasarkan oleh model toyota agya yang dapat digolongkan sebagai produk hijau.

2. Green Price

Green price adalah Jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk hijau atau pelayanan hijau. Untuk mengetahui jawaban responden terdapat tiga pertanyaan tentang green price sebagai berikut:

Tabel 4.10

Harga Yang Ditawarkan Oleh Mobil Toyota Agya Sesuai Dengan Mutu Produk Yang Didapatkan

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Sesuai

Kurang Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

4 13 75 7

4% 13% 75% 7%

Total 100 100%

(32)

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas responden menyatakan sesuai bahwa harga yang ditawarkan oleh mobil Toyota Agya sesuai dengan mutu produk yang didapatkan sebanyak 75 orang.Hal ini dikarenakan dibandingkan produk sejenis lainnya, mobil Agya memiliki keunggulan sesuai dengan harga yang ditawarkan. Salah satu keunggulan agya adalah dapat melewati medan yang terjal walau tumpuan berada di roda depan seperti yang dimiliki oleh mobil sejenis lainnya, memiliki ABS (Anti break locking system) untuk menghindari mobil terbalik ketika dilakukan pengereman mendadak, selain itu berbagai kelengkapan interior dan eksterior lainnya bagi setiap jenis mobil agya yang selalu mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang walau mobil memiliki harga yang murah. Adanya responden yang kurang setuju dan tidak setuju bahwa harga toyota agya sesuai dengan mutu yang didapatkan karena mereka memiliki harapan berbeda yang tidak sesuai dengan kualitas standar yang ditawarkan oleh toyota agya.

Tabel 4.11

Perusahaan Toyota Sering Memberikan Potongan Harga Pada Saat Pembelian Mobil Toyota Agya Serta Memberikan Potongan Harga

Perbaikan dan Sparepart Pada Bengkel Resmi Toyota Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Pernah

Kurang Sering Sering Sangat Sering

21 39 38 2

21% 39% 38% 2%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(33)

potongan harga pada saat pembelian mobil Toyota agya serta memberikan potongan harga perbaikan dan sparepart pada bengkel resmi Toyota dengan jumlah responden sebanyak 39 orang dan diikuti jawaban responden sering sebanyak 38 orang. Karena perusahaan Toyota merupakan perusahaan otomotif terbesar di Indonesia sehingga untuk menjaga reputasi perusahaan, Toyota memberikan potongan harga pada setiap pelanggan yang datang ke bengkel resmi Toyota, selain itu Toyota memberikan gratis biaya jasa melalui servis berkala s/d 50.000 km / 4 tahun. Mayoritas responden yang menyatakan bahwa toyota jarang memberikan potongan harga kepada konsumen disebakan karena mereka merasakan bahwa potongan yang diberikan oleh toyota masih kurang atau tidak sesuai dengan yang mereka harapkan, selain itu kondisi pasar yang tidak tetap mempengaruhi pihak toyota dalam memberikan potongan.

Tabel 4.12

Mobil Toyota Agya Memiliki Harga Jual Kembali Yang Tinggi Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

22 39 34 5

22% 39% 34% 5%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(34)

perawatan berkala, dokumen legal, karat, warna eksterior, kondisi fisik mobil, modifikasi dan aksesoris, adanya 22 orang responden tidak setuju dan 39 orang kurang setuju disebabkan karena kondisi mobil tidak memenuhi faktor-faktor dalam penentuan harga mobil atau responden masih belum memahami harga jual mobil bekas agya di pasaran.

Adanya 34 orang responden yang setuju dan 5 orang responden sangat setuju bahwa toyota agya memiliki harga jual kembali yang tinggi disebabkan faktor-faktor berikut: memiliki dua sistem transmisi manual dan matic yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih jenis transmisi yang di inginkan, memiliki warna yang beragam sehingga pemilik dapat menjualnya kepada pembeli yang memiliki selera warna yang sama dengannya sehingga harga mobil tidak rendah, konsumsi bahan bakar sangat irit, fitur keamanan cukup lengkap, dashboard disusun dengan rapi, bagasi dan ruang kabin cukup luas walau ukuran mobil kecil karena desainer otomotif toyota mendesain mobil agya dengan sistem hemat ruang, mobil agya masih tergolong baru sehingga mobilnya masih jarang ditemukan di pasaran mobil bekas, mobil agya yang kehadirannya masih baru dipasaran otomotif memiliki kualitas dalam keadaan bekas dengan kondisi baik, servis gratis dan masih dalam bergaransi.

3. Green Promotion

(35)

Tabel 4.13

Toyota Agya Menggunakan Promosi Yang Menggambarkan Kepedulian Perusahaan Pada Lingkungan

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

6 28 58 8

6% 28% 58% 8%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(36)

Tabel 4.14

Istilah Low Cost Green Car Sudah Mampu Menjelaskan Bahwa Produsen Mobil Toyota Agya Peduli Pada Lingkungan

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

6 26 61 7

6% 26% 61% 7%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(37)

Tabel 4.15

Produsen Toyota Agya Terlibat Pada Aktivitas Peduli Lingkungan Sebagai Salah Satu Strategi Promosi Hijau

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Terlibat

Kurang Terlibat Terlibat Sangat Terlibat

6 43 46 4

6% 43% 46% 4%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(38)

kurang terlibat dalam aktivitas peduli lingkungan. Hal ini dikarenakan kurang meratanya aktivitas peduli lingkungan yang dilakukan oleh Toyota di Indonesia khususnya di kota Medan.

4. Green Place

Green place adalah Kegiatan pemasaran yang berfungsi untuk memperlancar arus penyampaian produk hijau dari produsen ke konsumen. Untuk mengetahui jawaban responden terdapat tiga pertanyaan tentang green place sebagai berikut:

Tabel 4.16

Showroom Toyota Agya Mudah Dijangkau Oleh Konsumen

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

2 14 66 18

2% 14% 66% 18%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(39)

responden yang kurang setuju dan tidak setuju disebabkan karena rumah responden memiliki jarak yang jauh dari tujuh showroom yang terdapat di Kota Medan.

Tabel 4.17

Tata Ruang Showroom Mobil Toyota Agya Bernuansa Hijau Dan Memiliki Tingkat Kenyamanan Yang Tinggi

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

9 29 49 13

9% 29% 49% 13%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(40)

Tabel 4.18

Sistem Penjualan Pada Showroom Mobil Toyota Agya Ramah Terhadap Konsumen

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

2 15 68 15

2% 15% 68% 15%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas jawaban responden dengan pernyataan sistem penjualan pada showroom mobil toyota agya ramah terhadap konsumenadalah setuju sebesar 68 orang atau 68 %. Toyota yang merupakan perusahaan yang memproduksi dan menjual mobil agya menerapkan budaya “FIRST” dalam setiap proses kegiatanya, FIRST merupakan singkatan dari Focus on costumer, Integrity, Respon one another, Strife for excelent, Team work, sehingga melalui penerapan budaya ini konsumen puas oleh keramahan sistem penjualan di setiap showroom toyota agya yang dijumpainya.

4.2.3 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian sebagai Variabel Y

(41)

pasca pembelian untuk melihat jawaban responden atas pertanyaan-pertanyan di dalam varibel operasional tersebut dengan 4 pilihan jawaban responden.

1. Pengenalan Masalah

Pada tahap ini konsumen merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan menuntut untuk dipenuhi, konsumen menyadari bahwa terdapat perbedaan antara apa yang dialaminya dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui jawaban responden terdapat tiga pertanyaan tentang pengenalan masalah sebagai berikut:

Tabel 4.19

Isu Pencemaran Lingkungan Dan Isu Perbaikan Lingkungan Hidup Sedang Marak Akhir-akhir Ini

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Sadar

Kurang Sadar Sadar Sangat Sadar

6 12 57 25

6% 12% 57% 25%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(42)

Tabel 4.20

Keinginan Dalam Membeli Mobil Bertujuan Untuk Memudahkan Berpergian Menggunakan Alat Transportasi

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas jawaban responden dengan pernyataan keinginan dalam membeli mobil bertujuan untuk memudahkan berpergian menggunakan alat transportasiadalah setuju sebesar 65 orang atau 65 %. Kota medan yang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia memiliki mobilitas yang tinggi dalam beraktifitas, responden memilih menggunakan mobil dalam berpergian karena mobil dapat menampung banyak orang dan menghindari terkena panas, hujan, debu, serta menghindari tindak kriminalisasi di jalan. Sementara sebanyak 15% responden kurang setuju dan 5 % responden tidak setuju dikarenakan kemauan responden dalam membeli Toyota Agya bukanlah untuk kebutuhan melainkan untuk gaya hidup.

Tabel 4.21

(43)

Dari tabel 4.21 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas jawaban responden dengan pernyataan konsumen membutuhkan mobil yang ramah lingkungan adalah butuh sebesar 50 orang atau 50 % dan sangat membutuhkan sebesar 46%. Masyarakat saat ini semakin kritis pada praktik bisnis yang berdampak pada alam dan sebaliknya semakin terbuka memberikan apresiasi kepada industri hijau. Salah satunya adalah masyarakat kota Medan yang saat ini lebih membutuhkan mobil yang ramah lingkungan yang dibuktikan dengan mayoritas distribusi jawaban responden, kebutuhan ini didasari oleh respon dari masyarakat untuk ikut serta menjaga dan memperbaiki lingkungan yang sudah tercemar. Mobil ramah lingkungan merupakan suatu produk yang hemat bahan bakar dan memiliki tingkat kontaminasi emisi gas buang yang rendah, sehingga responden membutuhkan mobil ramah lingkungan ini sebagai alat transportasinya. 2. Pencarian Informasi

Pada tahap ini konsumen mencari informasi, apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk mengetahui jawaban responden terdapat tiga pertanyaan tentang pencarian informasisebagai berikut:

Tabel 4.22

Konsumen Mencari Informasi Tentang Low Cost Green Car

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

2 12 68 18

2% 12% 68% 18%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(44)

cost green car adalah setuju sebesar 68 orang atau 68 %.Tanggapan responden dalam mendapatkan mobil ramah lingkungan bukan hanya sebatas keinginan, berdasarkan hasil distribusi jawaban, sebagian besar responden mencari informasi tentang mobil ramah lingkungan yang lebih dikenal dengan istilah low cost green car. Sementara terdapat 12% responden menyatakan kurang setuju karena mereka membeli mobil Toyota Agya dikarenakan rasa kepercayaan yan tinggi terhadap PT. Toyota.

Tabel 4.23

Konsumen Mencari Informasi Tentang Spesifikasi Setiap Mobil Jenis Low Cost Green Car

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Mencari

Kurang Mencari Mencari Sangat Mencari

13 40 36 11

13% 40% 36% 11%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(45)

yang berbeda dan keunggulan yang berbeda-beda, lima perusahaan tersebut adalah Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki, dan Datsun.

Tabel 4.24

Konsumen Meminta Bantuan Teman Kerabat Serta Mencari Iklan Atau Referensi Lain Dalam Mendapatkan Informasi Tentang Mobil-mobil Jenis

Low Cost Green Car

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

7 22 62 9

7% 22% 62% 9%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Dari tabel 4.24 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas jawaban responden dengan pernyataan konsumen meminta bantuan teman kerabat serta mencari iklan atau referensi lain dalam mendapatkan informasi tentang mobil-mobil jenis low cost green car adalah setuju sebesar 62 orang atau 62 %. Informasi tentang low cost green car masih belum tersebar secara menyeluruh dan jelas di kota Medan karena mobil jenis ini kehadirannya masih tergolong baru di pasar otomotif, sehingga untuk mendapatkan informasi tersebut sebagian besar responden meminta bantuan teman atau kerabat serta mencari iklan dan sumber referensi lain terkait low cost green car (LCGC).

3. Evaluasi Alternatif

(46)

Tabel 4.25

Konsumen Melakukan Penilaian Yang Rinci Terhadap Informasi Setiap Jenis Mobil Low Cost Green Car

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Rinci

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Dari tabel 4.25 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 45 orang (45%) kurang rinci melakukan penilaian terhadap informasi setiap jenis mobil low cost green car karena mereka hanya fokus pada harga mobil yang murah tanpa melihat spesifikasinya. Sementara terdapat 41 orang responden yang setuju karena beberapa responden tersebut merasa bahwa melakukan penilaian yang rinci sangat penting sebelum membeli sebuah produk. Penilaian yang rinci itu dimulai dari sistem mesin, badan mobil, desain, dan perlengkapan interior dan eksterior mobil.

Tabel 4.26

Konsumen Teliti Melakukan Evaluasi Terhadap Mobil Yang Akan Dibeli Kategori Jumlah Responden Persentase

Tidak Teliti

(47)

Dari tabel 4.26 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas jawaban responden dengan pernyataan konsumen teliti melakukan evaluasi terhadap mobil yang akan dibeli adalah teliti sebanyak 57 orang (57 %), ketelitian responden ini didasarkan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan setiap jenis mobil sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam pembelian. Sementara adanya responden yang kurang dan tidak teliti disebabkan karena mayoritas responden adalah perempuan sehingga keinginan dalam membeli jarang dipengaruhi oleh lengkapnya spesifikasi mobil.

Tabel 4.27

Sikap Konsumen Berubah Dalam Melakukan Pembelian Setelah Percaya Pada Informasi Yang Didapat

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Merubah

Kurang Merubah Merubah Sangat Merubah

5 15 65 15

5% 15% 65% 15%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(48)

4. Keputusan Pembelian

Konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Untuk mengetahui jawaban responden terdapat tiga pertanyaan tentang keputusan pembeliansebagai berikut:

Tabel 4.28

Konsumen Memutuskan Melakukan Pembelian Mobil Toyota Agya Setelah Mengevaluasi Beberapa Alternatif

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

6 12 71 11

6% 12% 71% 11%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(49)

Tabel 4.29

Konsumen Memilih Untuk Membeli Mobil Toyota Agya Berdasarkan Keputusan Sendiri

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Dari tabel 4.29 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas jawaban responden dengan pernyataan konsumen memilih untuk membeli mobil Toyota Agya berdasarkan keputusan sendiri adalah setuju sebesar 58 orang atau 58 %. Keputusan akhir dari keputusan pembelian adalah keputusan untuk memilih suatu produk dengan penuh kesadaran dan daya beli untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pada penelitian ini terdapat 58 % responden setuju dan 11 % responden sangat setuju bahwa keinginan untuk membeli mobil agya didasarkan keputusan konsumen sendiri.

Tabel 4.30

Konsumen Membeli Mobil Toyota Agya Karena Merasa Nyaman, Aman, Serta Mendapatkan Dukungan Dari Pemerintah Terhadap Produk Ramah

Lingkungan

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju

(50)

Dari tabel 4.30 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas jawaban responden dengan pernyataan konsumen membeli mobil Toyota Agya karena merasa nyaman, aman, serta mendapatkan dukungan dari pemerintah terhadap produk ramah lingkungan adalah setuju sebesar 65 orang atau 65 %. Walaupun memiliki harga yang murah, mobil agya dilengkapi oleh perlengkapan dan desain mobil yang menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang, toyota agya juga merupakan salah satu jenis mobil low cost green car (LCGC) yang direkomendasikan oleh pemerintah untuk digunakan masyarakat dalam menanggulangi kerusakan lingkungan. Sementara adanya responden yang tidak setuju dan kurang setuju disebabkan karena keinginannya untuk membeli mobil agya didasarkan oleh harga mobil yang murah.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah melakukan pembelian produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Untuk mengetahui jawaban responden terdapat tiga pertanyaan tentang perilaku pasca pembeliansebagai berikut:

Tabel 4.31

Konsumen Puas Dengan Pembelian Mobil Toyota Agya Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Puas

Kurang Puas Puas Sangat Puas

4 19 69 8

4% 19% 69% 8%

Total 100 100%

(51)

Dari tabel 4.31 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas jawaban responden menyatakan puas dengan pembelian mobil Toyota Agya adalah puas sebesar 60 orang atau 60 %. Tingginya angka responden yang puas atas pembelian toyota agya karena kehadiran mobil agya dapat memenuhi kebutuhan dari pemiliknya, dapat menjamin keamanan dan kenyamanan pengendara, serta hemat bahan bakar dan emisi gas buang yang rendah. Sementara adanya responden yang tidak puas dan kurang puas disebabkan karena mereka melakukan pembelian agya tanpa mengevaluasi setiap spesifikasi agya serta pembeliannya tidak didasarkan oleh keinginan dan kebutuhan pribadi responden.

Tabel 4.32

Konsumen Bersedia Melakuan Pembelian Ulang Mobil Toyota Agya Pada Masa Yang Akan Datang

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Bersedia

Kurang Bersedia Bersedia Sangat Bersedia

15 39 44 2

15% 39% 44% 2%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(52)

Tabel 4.33

Konsumen Bersedia Memberi Rekomendasi Kepada Orang Lain Untuk Membeli Mobil Toyota Agya

Kategori Jumlah Responden Persentase Tidak Bersedia

Kurang Bersedia Bersedia Sangat Bersedia

7 19 69 5

7% 19% 69% 5%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(53)

4.3 Analisis Data 4.3.1 Uji Instrumen 4.3.1.1 Uji Validitas

Untuk mengukur kuisioner yang disebarkan kepada responden, maka dilakukan Uji Validitas yang bertujuan untuk menguji sejauh mana ketepatan atau kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur penelitian.Jika instrumen valid/benar maka hasil pengukuran kemungkinan akan benar. Dalam penelitian ini untuk megukur valid tidaknya instrumen yang disebarkan pada responden dilakukan dengan bantuan software pengolah data.

(54)

Tabel 4.34

Uji Validitas Green Marketing (X) Item Pertanyaan Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(55)

Tabel 4.35

Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y) Item Pertanyaan Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Berdasarkan tabel 4.35 dapat diketahui bahwa semua pernyataan variabel Y dinyatakan valid, hal ini dikarenakan r hitung > r tabel pada taraf signifikan 5% adalah 0,1966.

4.3.1.2 Uji RELIABILITAS

Dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah (SPSS Indonesia).

(56)

2. Sebaliknya jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,6 maka item-item kuesioner yang digunakan dinyatakan tidak reliabel atau tidak konsisten.

Tabel 4.36

Uji Reliabilitas Green Marketing (X) Reliabily Statistic

Cronbach’s Alpha N of Items

.787 12

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Nilai koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) di atas adalah sebesar 0.857.Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa nilai realibilitas (Cronbach’s Alpha) 0.787> 0.6, sehingga dikemukakan kesimpulan bahwa instrumen merupakan instrumen yang reliabel.

Tabel 4.37

Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian (Y) Reliabily Statistic

Cronbach’s Alpha N of Items

.753 15

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Nilai koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) di atas adalah sebesar 0.761.Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa nilai realibilitas (Cronbach’s Alpha) 0.753> 0.6, sehingga dikemukakan kesimpulan bahwa instrumen merupakan instrumen yang reliabel.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

(57)

berdistribusi normal. Dan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas dengan Kolmogorov SmirnovSPSS, histogram dan P-Plot.

1. Kolmogorov Smirnov

Untuk menguji normalitas data adalah dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov dimana kriteria ini untuk menentukan normal atau tidaknya data, dilihat dari nilai probabilitasnya.Jika nilai Kolmogorov-Smirnov (Asymp.Sig. (1- tailed) >0,05) maka data adalah normal.

Tabel 4.38

Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardlz ed Residual N

Normal Parameters a.b Mean

Std Deviation Most Extreme Differences Absolute

Positive Negative Test Statistic

Asymp Sig. (2 – Tailed)

100 .0000000 3.87418930 .068 .036 -.068 .068 .200c.d a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Liliefors significance correction

d. This is a lower bound of the true significance Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

(58)

2. Histogram

Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada grafik histogram yang berbentuk lonceng apabila distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hasil pengujian dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 4.3 Histogram

(59)

3. P-Plot

Gambar 4.4 P-Plot

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.3.3 Uji Analisis Regresi Sederhana

(60)

Tabel 4.39

Hasil Analisis Linear Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 23.000 2.741 8.391 .000

Total Green Marketing

.599 ,084 ,585 7.143 .000

a. Dependent Variable : Total Keputusan Pembelian Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Berdasarkan tabel 4.38, maka model persamaan regresinya adalah : Y = a + bx

Y = 23.000 + 0.599x

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta (α) sebesar 23.000 menunjukkan bahwa jika variabel bebas (Green Marketing) bernilai 0,000, maka berbanding lurus dengan nilai variabel terikat (keputusan pembelian) yaitu 23.000.

2. Nilai koefisien X (b) sebesar 0,599 menunjukkan bahwa variabel Green Marketing berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain jika ditingkatkan Green Marketing sebesar satu satuan maka akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,599.

4.3.4 Uji Hipotesis 4.3.4.1 Uji Parsial (Uji T)

(61)

1. Jika thitung> ttabel maka H0ditolak dan Haditerima 2. Jika thitung< ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak Adapun nilai t tabel diperoleh dengan rumus: T tabel= (α/2;n-k-1)

T tabel= (0,05/2;100-1-1)

T tabel= (0,025;98) maka diperoleh nilai t tabel 1,987 Tabel 4.40

Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 23.000 2.741 8.391 .000

Total Green Marketing

.599 ,084 ,585 7.143 .000

a. Dependent Variable : Total Keputusan Pembelian Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Berdasarkan tabel 4.40 diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai Thitung 7.143 >nilai Ttabel 1,987dan nilai signifikansi (sig) 0.000 < 0.05. maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabelGreen Marketing memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, Ho ditolak dan Ha diterima.

4.3.4.2 Koefisien Determinasi ( )

(62)

Tabel 4.41 Uji R Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .585a .342 .336 3.894

a. Predictors (Constant), TotalX b. Dependent Variabel : total Y Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Dari hasil perhitungan regresi linier didapat hasil model summary, nilai R sebesar 0,585 menunjukkan pengaruh indikator-indikator dari variabel Green Marketing terhadap variabel keputusan pembelian adalah kuat karena memiliki pengaruh sebesar 58,5 %. Tabel 4.41 menunjukkan nilai R Square = 0,342 berarti 34,2% Green Marketing menjelaskan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Agya dan 65,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 100 orang konsumen toyota agya, dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen toyota agya adalah perempuan sebanyak 59 orang, perempuan memilih untuk menggunakan agya karena mobil ini lebih mudah dikendara, ringan, serta mudah dalam sistem pengontrolan penyetiran. Target pasar agya yang membidik anak muda, karyawan, dan keluarga muda dinyatakan berhasil, hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang mayoritas berusia 17-30 tahun dan rata-rata sedang menuntut ilmu di berbagai perguruan tinggi di Kota Medan.

(63)

dinyatakan reliabel atau konsisten, validnya semua pertanyaan dalam kuesioner membuktikan bahwa semua pertanyaan layak dalam mendefinisikan variabel, sedangkan reliabelnya item-item kuesioner yang digunakan membuktikan bahwa hasil pengukuran tetap konsisten. Setiap pertanyaan dalam variabel green marketing berpengaruh terhadap keputusan pembelian mobil low cost green car pada konsumen Toyota agya di kota Medan. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisis data terbukti secara parsial bahwa ada pengaruh Green Marketing secara positif dan signifikan antara variabel keputusan pembelian mobil low cost green car pada konsumen Toyota agya di kota Medan dengan nilai thitung7,143 > t tabel1,987 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai positifnya 0,599, hal ini membuktikan bahwa hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima.Pada hasil uji koefisiensi Determinasi (adjusted R square) sebesar 0,342 atau 34,2 %, sehingga dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini adalah sebesar 34,2 % dan 65,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(64)

memperhatikan nilai yang diberikan oleh perusahaan sehingga hadirlah istilah pemasaran 3.0 . Pemasaran 3.0 yaitu pemasaran yang dipicu oleh nilai-nilai (values-driven), pemasar tidak memperlakukan orang semata-mata sebagai konsumen, namun melakukan pendekatan dengan memandang mereka sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan pikiran, hati, dan spirit. Green marketing termasuk model pemasaran 3.0 yang lebih mementingkan nilai pada hal-hal yang berbaur pelestrarian lingkungan hidup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori green marketing berbanding luru dengan hasil analisis data.

(65)

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini mengkaji tentang “Pengaruh green marketing terhadap keputusan pembelian mobil low cost green car (LCGC) pada konsumen Toyota agya di kota Medan”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi jenis kelamin, mayoritas responden adalah perempuan karena karena Toyota agya lebih mudah dikendara, ringan, serta mudah dalam sistem pengontrolan penyetiran. Berdasarkan usia, mayoritas responden berusia 17-30 tahun karena mobil agya termasuk mobil sporty dan cocok untuk dijadikan gaya hidup, serta target pasar dari Toyota agya adalah anak muda, karyawan, dan keluarga muda. Pendidikan terakhir mayoritas responden adalah SMA, serta mayoritas pekerjaan responden adalah mahasiswa/pelajar. Berdasarkan pendapatan, mayoritas pendapatan responden adalah <Rp.1.500.000 karena mayoritas responden adalah mahasiswa/pelajar yang belum memiliki pendapatan yang besar, serta mayoritas pengasilan responden bersumber dari orang tua.

(66)

sebesar 34,2 % dan 65,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan oleh penulis diatas, maka terkait dengan apa yang disimpulakn, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Toyota harus bisa mengatur sistem pemberian potongan harga pada saat pembelian mobil Toyota Agya serta pemberian potongan harga perbaikan dan harga sparepart pada bengkel resmi Toyota, perbaikan strategi ini harus dilakukan karena distribusi jawaban responden untuk pertanyaan ini rendah.

2. Toyota harus terlibat pada aktivitas peduli lingkungan sebagai salah satu strategi promosi hijaunya khususnya di kota Medan.

Gambar

Gambar 4.1 Logo Toyota
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir
Tabel 4.4 Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tanah Papua secara geografis terletak pada daerah pinggiran Islam di Nusantara, sehingga Islam di Papua luput dari kajian para sejarahwan lokal maupun asing, kedatangan Islam di

Jeruk Siem Banjar di Kalimantan Selatan sudah diusahakan secara turun temuun, dalam perkembangannya, jeruk siem Banjar telah dibudidayakan oleh penangkar benih

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-nya yang sangat besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan

marketing proses adalah serangkaian tindakan yang diperlukan untuk memberikan produk atau jasa dengan pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Suatu proses bisa berisi tentang

Uji t-test tidak berpasangan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kadar 17 β estradiol saliva pada wanita menopause dengan dan tanpa keluhan (p =0.000).

Proses pencairan batubara melibatkan reaksi perenglwhan dan hidrogenasi yang sangat kompleks serto membutuhk*r kondisi operasi tinggi (tekanan I - 12 Mpa don suhu $A

Dimensi kendaraan rencana pada jalan perkotaan yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan bukaan median dan putaran balik dipilih sesuai dengan pedoman

Adapun sistem yang direncanakan adalah penentuanjalur pipa dengan melakukan pemisahan pipa air buangan untuk grey water danblack water,merancang pipa vent, perhitungan diameter,