BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air Susu Ibu (ASI)
ASI adalah makanan terbaik dan paling sempurna untuk bayi. Kandungan gizinya yang tinggi dan ada zat kebal di dalamnya membuat ASI tidak terganti oleh susu formula yang paling hebat dan mahal sekalipun. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan. Di antaranya menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi pada bayi, ASI juga bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit non infeksi seperti penyakit obesitas, kurang gizi, asma dan meningkatkan IQ dan EQ anak serta menciptakan ikatan kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi. Bayi merasa terlindungi dalam dekapan ibu, mendengar langsung suara detak jantung ibu dan merasakan sentuhan ibu pada saat menyusui (Prasetyono, 2012).
Makanan-makanan tiruan bagi bayi yang diramu menggunakan teknologi masa kini, ternyata tidak mampu menandingi keunggulan ASI, sebab ASI mempunyai nilai gizi paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia ataupun susu yang berasal dari hewan, seperti susu sapi, kerbau, atau kambing (Khasanah, 2011).
orang ibu yang berpengetahuan cukup hanya 5 orang ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan 41 lainnya tidak memberikan ASI Eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu masih rendah mengenai pentingnya ASI Eksklusif.
2.1.1. Komposisi Dalam ASI
ASI merupakan nikmat Allah SWT yang dianugerahkan kepada seorang ibu untuk diberikan kepada bayinya. Hal ini disebabkan karena komponen-komponen yang terkandung dan komposisi tersebut begitu sempurna. Adapun komposisi dalam ASI menurut Vivian (2011)adalah :
1. Zat Besi
Zat besi yang terkandung dalam ASI mudah dicerna oleh bayi karena zat besi yang dibutuhkan akan memproduksi hemoglobin, bagian dari sel-sel darah merah yang akan membawa oksigen ke seluruh tubuh.
2. Karbohidrat
ASI mengandung karbohidrat lebih tinggi dari susu sapi (6,5-7 gram). Karbohidrat yang paling utama adalah laktosa. Kadar laktosa yang tinggi sangat menguntungkan karena saat permentasi akan diubah menjadi asam laktat. Adanya asam laktat ini memberikan suasana asam dalam usus bayi. Asam laktat dalam usus bayi ini memberikan beberapa keuntungan :
a. Penghambat pertumbuhan bakteri yang patologis.
b. Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik dan mensintesis vitamin.
d. Memudahkan absorbsi dari mineral, misalnya kalsium, fosfor dan magnesium.
3. Protein
Protein yang terdapat dalam ASI merupakan protein-protein yang berkualitas tinggi karena mengandung semua asam-asam amino esensial yang sangat penting untuk proses tumbuh kembangnya bayi. Selain itu, protein juga berperan sebagai perlindungan terhadap berbagai risiko infeksi bakteri atau virus yang masuk ke dalam pencernaan.
4. Lemak
Lemak yang terdapat dalam ASI merupakan campuran fosfolipid, kolesterol, vitamin A, dan karotinoid. Selain itu ASI juga mempunyai kelebihan dari susu formula, karena kaya akan lipase sehingga pencernakan lemak sudah dimulai sebelum ASI diberikan kepada bayi.
5. Vitamin
Beberapa vitamin seperti vitamin A, vitamin C, vitamin D, vitamin E dan Niasin di dalam ASI kadarnya lebih tinggi dibandingkan dengan susu formula. Vitamin neurotropic seperti Thiamin, Riboflavin dan Sianokobalamin di dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan kadar yang ada di susu formula.
6. Air
2.1.2. Jenis-jenis ASI
Menurut Khamzah (2012), ASI dapat dibagi tiga jenis yaitu : 1. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan atau disekresi oleh kelenjar payudara pada 4 hari pertama persalinan. Komposisi kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan tingginya komposisi lemak dan protein. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi defekasi dan feses bewarna hitam. Jumlah energi dalam kolostrum hanya 65 kal per ml kolostrum dan pada hari pertama bayi memerlukan 20 – 30 cc. Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan kandungan protein dalam susu mature.
Adapun kandungan dan manfaat kolostrum dapat dilihat pada :
Tabel. 2.1 Kandungan dan Manfaat Kolostrum Kandungan
Kolostrum Manfaat kolostrum
Kaya antibody Melindungi bayi terhadap infeksi dan alergi Banyak sel darah putih Melindungi bayi terhadap infeksi
Pencahar Membersihkan air ketuban dan membantu mencegah bayi kuning.
Faktor–faktor pertumbuhan Membantu usus bayi berkembang lebih matang, serta mencegah alergi dan keadaan tidak tahan
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
ASI masa transisi merupakan peralihan dari ASI kolostrum sampai menjadi ASI mature. ASI transisi diproduksi pada hari keempat hingga keempat belas. Pada masa ini, kadar protein berkurang sedangkan karbohidrat dan lemak serta volumenya semakin meningkat.
3. ASI Mature
ASI Mature adalah ASI yang diproduksi sejak hari keempat belas dan seterusnya. ASI Mature merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan, ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi,sehingga bayi harus mulai dikenalkan dengan makanan pendamping.
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI
Menurut Khamzah (2012), faktor – faktor yang mempengaruhi produksi ASI ialah:
1. Makanan Ibu
Pada dasarnya, makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Tetapi, jika makanan ibu terus-menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan maka tentu kelenjar-kelenjar pembuat ASI tidak akan dapat bekerja dengan sempurna sehingga berpengaruh pada produksi ASI.
2. Frekuensi Pemberian Susu
bulan berbeda. Menyusui bayi paling sedikit 8 kali per hari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi menyusui berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara (Rukiyah, 2011).
3. Berat Lahir Bayi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah dibanding dengan bayi yang berat lahir normal. Kemampuan menghisap lebih rendah akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.
4. Umur Kehamilan Saat Melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini dikarenakan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan oleh berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organnya (Khamzah, 2012).
5. Ketenangan Jiwa dan Fikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI.
6. Konsumsi Rokok dan Konsumsi Alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin ( Rukiyah, 2011).
7. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Ibu yang menyusui tidak dianjurkan menggunakan alat kontrapsepsi berupa pil yang mengandung hormon estrogen karena dapat mengurangi dan menghentikan jumlah produksi ASI. Sebaiknya, ibu menggunakan KB alamiah, kondom, dan IUD daripada menggunakan KB hormonal seperti pil, suntik, implan. Adapun alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dapat merangsang uterus ibu dan meningkatkan kadar hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI (Prasetyono, 2012).
8. Perawatan Payudara
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara sehingga memengaruhi hifofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.
2.2. ASI Eksklusif
World Health Organization (WHO) dan United Nation of Children Fund
(UNICEF) merekomendasikan menyusui eksklusif sejak lahir selama 6 bulan
pertama hidup anak dan melanjutkan menyusui bersama pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sampai anak usia 2 tahun atau lebih. Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, nasi dan nasi tim (Adiningrum, 2014).
Memberikan susu formula bukanlah pilihan yg tepat karena akan meningkatkan resiko diare dan sudah pasti boros karena harga susu formula yang mahal. Jadi memberikan ASI saja dapat menghemat biaya pengeluaran rumah tangga yang dapat digunakan untuk kebutuhan yang lain.
2.2.1. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
Manfaat ASI eksklusif sudah tidak diragukan lagi karena kandungan di dalam ASI yang luar biasa dan tidak terdapat pada jenis susu manapun (Adiningrum, 2014). Ada berbagai manfaat yang diperoleh dari pemberian ASI yaitu :
1. Manfaat ASI bagi bayi
Bagi bayi ASI mengandung antibodi yang dapat melindungi terhadap penyakit. seperti lactobacillus protektus yang berfungsi mengubah asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti shigella, jamur serta e.coli yang sering mengakibatkan diare. Bayi yang diberi susu selain ASI
empat kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan bayi yang mendapat ASI (Astutik, 2014).
2. Manfaat ASI Bagi Ibu
Manfaat bagi ibu menyusui bayinya menurut Prasetyono (2012), diantaranya:
a. Isapan bayi dapat membuat rahim ibu lebih cepat kembali seperti sebelumhamil dan mengurangi resiko perdarahan.
b. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan berpindah kedalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali.
c. Ibu yang menyusui bayinya sampai 2 tahun dapat mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara sekitar 25%.
d. Menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan dan mensterilkan botol susu.
e. ASI lebih praktis karena ibu bisa berjalan-jalan keluar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan, seperti botol, kaleng susu formula dan air panas.
f. ASI lebih murah karena ibu tidak perlu membeli susu formula.
3. Manfaat ASI Bagi keluarga
Manfaat ASI bagi keluarga menurut Astutik (2014), yaitu : a. Mudah pemberiannya
Pemberian ASI tidak merepotkan seperti susu formula yang harus mencuci botol dan mensterilkan sebelum digunakan, sedangkan ASI tidak perlu disterilkan karena sudah steril.
b. Menghemat Biaya
ASI tidak perlu dibeli, karena bisa diproduksi oleh ibu sendiri sehingga keuangan keluarga tidak banyak berkurang dengan adanya bayi.
c. Bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran keluargadikarenakan tidak perlu sering membawa ke sarana kesehatan.
4. Manfaat ASI Bagi Negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
ASI mengandung zat-zat kekebalan yang melindungi bayi dari penyakit sehingga resiko kesakitan dan kematian pada bayi akan menurun.
b. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Bayi jarang sakit dapat menurunkan angka kunjungan ke rumah sakit yang memerlukan biaya untuk perawatan.
c. Mengurangi pengeluaran untuk membeli susu formula
d. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
ASI mengandung DHA dan AA yaitu asam lemak tak jenuh yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal yang bermanfaat untuk kecerdasan bayi.
2.3. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri( tidak dituntun ke putting susu) (Kemenkes, 2014). Dua puluh empat jam pertama setelah ibu melahirkan adalah saat yang penting untuk keberhasilan menyusui selanjutnya. Menurut PP No.33 tahun 2012 tetang pemberian ASI eksklusif, IMD adalah suatu proses dimana bayi begitu dilahirkan dari rahim ibu tanpa dimandikan terlebih dahulu segera diletakkan pada perut dan dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung pada kulit ibu. Proses ini dilakukan sekurangnya selama 1 jam dan/atau sampai dengan bayi berhasil meraih putting ibu untuk menyusu langsung sesuai lamanya menyusu saat IMD. Tindakan IMD dapat dilakukan dalam semua jenis kelahiran normal maupun operasi.
Berdasarkan pembaharuan tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama oleh WHO dan UNICEF, menyatakan :
1. Bayi harus melakukan kontak kulit dengan kulit ibunya selama paling tidak satu jam segera setelah dilahirkan.
3. Menunda semua prosedur lainnya yang dilakukan saat bayi baru dilahirkan hingga proses inisiasi menyusu dini selesai dilakukan, prosedurnya meliputi : memandikan, menimbang, penyuntikan vitamin K, dan pemberian obat tetes mata.
4. Segera setelah bayi dilahirkan, tali pusat dipotong, tengkurapkan bayi di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit selama satu jam atau bisa lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri. Jika ruang bersalin dingin, bayi segera diselimuti. Ayah dan keluarga dapat memberi dukungan pada ibu selama proses menyusu berlangsung.
2.3.1. Manfaat IMD
Menurut Roesli (2012) ada beberapa manfaat yang bisa didapat dengan melakukan IMD adalah :
1. Menurunkan resiko kedinginan pada bayi
Bayi yang di letakkan segera di dada ibunya setelah melahirkan akan mendapatkan kehangatan sehingga dapat menurunkan resiko hypothermia sehingga angka kematian karena hypothermia dapat ditekan.
2. Membuat pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil.
3. Bayi akan memiliki kemampuan melawan bakteri.
Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit Ibu, menelan bakteri baik di kulit Ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat dari lingkungan.
4. Bayi mendapat kolostrum dengan konsentrasi protein dan immunoglobulin paling tinggi.
IMD akan merangsang pengeluaran oksitosin sehingga pengeluaran ASI dapat terjadi pada hari pertama kelahiran. ASI yang keluar pada hari pertama kelahiran mengandung kolostrum yang memiliki protein dan immunoglobulin dengan konsentrasi paling tinggi. Kolostrum sangat bermanfaat bagi bayi karena kaya akan antibodi dan zat penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi yang sangat dibutuhkan bayi demi kelangsungan hidupnya . 5. Mendukung keberhasilan ASI Eksklusif.
Bayi yang diberikan kesempatan menyusu dini akan mempunyai kesempatan lebih berhasil menyusui Eksklusif dan mempertahankan menyusui dari pada yang menunda menyusu dini.
6. Membantu pengeluaran plasenta dan mencegah pendarahan.
7. Menciptakan ikatan kasih sayang antara Ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama.
2.3.2. Tatalaksana IMD
Menurut Roesli ((2012), macam-macam pelaksanaan IMD : 1. IMD yang kurang tepat :
a. Begitu bayi lahir diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering b. Bayi segera dikeringkan dan tali pusat dipotong lalu diikat
c. Bayi dibedong dengan selimut bayi karena takut kedinginan
d. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak kulit dengan ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.
e. Selanjutnya bayi diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan putting susu ke mulut bayi
f. Setelah itu bayi dibawa ke kamar pemulihan untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin k, dan diberi obat tetes mata
2. IMD secara umum :
a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan b. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi
saat persalinan
d. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya kecuali kedua tangannya
e. Tali pusat dipotong lalu diikat
f. Zat lemak putih yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan
g. Tanpa dibedong bayi ditengkurapkan di dada ibu, kemudian ibu dan bayi diselimuti bersama-sama.
h. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke putting susu ibu.
i. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda bayi sebelum menyusu.
j. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam menyusu awal selesai.
k. Rawat gabung ibu dan bayi dalam satu kamar agar bayi selalu dalam jangkauan ibu.
3. IMD pada operasi Caesar :
Jika dilakukan anastesi umum, kontak dapat terjadi di ruang pemulihan saat ibu sudah dapat merespons walaupun masih dalam pengaruh obat bius. Sementara menunggu ibu sadar, ayah dapat meggantikan ibu untuk memberikan kontak kulit dengan sehingga bayi tetap hangat.
2.3.3. Keuntungan IMD
Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi bayi adalah sebagai makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi, memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi, meningkatkan kecerdasan, membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas, meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi, mencegah kehilangan panas, merangsang kolostrum segera keluar. Keuntungan bagi Ibu adalah merangsang produksi oksitosin dan prolaktin, meningkatkan keberhasilan produksi ASI, meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
Keuntungan IMD lainnya bagi ibu dan bayi menurut Depkes (2007) adalah: 1. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi
banyak menangis dalam satu jam pertama, menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi. 2. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk Ibu
Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu. Oksitosin dapat membantu kontraksi uterus sehingga pendarahan pasca persalinan lebih rendah, merangsang pengeluaran kolostrum, kedekatan hubungan ibu dan bayi membuat ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca perlainan lainnya. Prolaktin dapat meningkatkan produksi ASI, mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusui dan menunda ovulasi. 3. Keuntungan menyusu dini untuk bayi
Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.
4. Keuntungan menyusu dini untuk Ibu
Merangsang produksi oksitosin dan prolactin sehingga meningkatkan keberhasilan produksi ASI.
2.4. Perilaku
2.4.1. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat (Notoatmodjo, 2012), yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, yang termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisa (Analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesa (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu materi atau objek. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (Evaluation)
2.5. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :
Gambar 2.2. Kerangka Konsep penelitian
Konsep utama penelitian adalah untuk melihat hubungan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan pelaksanaan IMD dengan status Pemberian ASI eksklusif di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2015.
Pengetahuan ibu tentang ASI
eksklusif
Tindakan IMD