• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Internal Public Relations Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusanatara IV Unit Usaha Bah Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Internal Public Relations Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusanatara IV Unit Usaha Bah Jambi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Public Relations

2.1.1 Defenisi Public Relations

Public Relations atau PR mengacu pada sebuah konsep yaitu proses

komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publiknya (internal maupun

eksternal). Rumanti (2002) mengungkapkan PR adalah untuk menumbuhkan dan

mengembangkan hubungan baik secara teratur antara organisasi dan publiknya.

PR membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap

opini publik dan secara efektif memantau berbagai perubahan. Suhandang (2004)

menyebutkan bahwa titik berat kegiatan PR adalah kepentingan dan kepercayaan

publiknya.

Institute of Public Relations (IPR) mendefinisikan Public Relations

sebagai berikut : “Public Relations is a management function of a continuing and

planned character, trhough which public and private organizations and

institutions seek towin nd retain the understanding, symphaty and support of those

with whom they are or may the concerned- by evaluating public opinion about

themselves, in order to correlate as far as possible, their own policies and

procedure to achieve, by planned and widespread information, more productive

cooperation and more efficient fulfillment of their common interest.”

(Effendy,1990:134). Public Relations adalah fungsi manajemen yang dijalankan

secara berkesinambungan dan berencana, dimana organisasi-organisasi dan

(2)

memperoleh dan membina pengertian, dan dukungan dari mereka yang ada

sangkut pautnya dengan menilai pendapat umum diantara mereka dengan tujuan

sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan mereka

guna mencapai kerja sama yang lebih produktif dan untuk melaksanakan

kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan melancarkan informasi yang

berencana dan tersebar luas. (Effendy,1990:134).

Cultip, Center, dan Broom menyatakan bahwa Public Relations adalah

fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik

dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan

atau kegagalan organisasi tersebut (Cultip, 2007:6).

Selanjutnya dapat dijelaskan, menurut John Cook terdapat beberapa

defenisi singkat mengenai Public Relations :

a) Persuasive communication designed to influence specifik public.

b) The winning of public acceptance by acceptable performance.

c) Performance plus recognition.

Dari beberapa pendapat yang ada, dapat dijelaskan bahwasanya pengertian

dari Public Relations itu sendiri mencakup kepada arti yang cukup luas dan sulit

untuk didefinisikan seperti halnya pendapat publik. Namun untuk memperoleh

pemahaman akan Public Relations, secara singkat dapat diuraikan antara lain :

a) Public Relations itu adalah pembedaan fungsi manajemen yang secara

fungsional memiliki peran membantu organisasi dan publiknya untuk saling

mempercayai dan saling menyesuaikan.

(3)

c) Public Relations itu adalah falsafah sosial manajemen ketika mengambil

suatu keputusan bagi suatu kebijaksanaan, agar tercipta opini publik yang

sehat.

d) Dalam prakteknya Public Relations itu membantu tercapainya kerjasama,

saling pengertian, dan saling menerima antara publik dan organisasi, dan

pada tahap lanjut akan tercipta keuntungan bersama (mutual favourable).

e) Internal Communication dan External Public Relations atau External

Communication.

f) Dilihat dari prosesnya, maka Public Relations mempunyai dua bentuk

kegiatan yaitu Internal Public Relations.

Dengan demikian pengertian Public Relations itu sendiri bila dilihat dalam

studi ilmu komunikasi, maka akan mempunyai arti Public Relations merupakan

salah satu bentuk spesialisasi dari ilmu komuniaksi yang bertujuan untuk

menumbuhkan saling pengertian dan kerjasama antar publik dengan jalan

komunikasi timbal-balik, untuk mencapai tujuan bersama atas dasar saling

menguntungkan. Empat hal yang harus diperhatikan oleh seorang praktisi PR

menurut Rumanti (2002) adalah:

1. Bahwa publik itu manusia, jadi mereka tidak pernah bebas dari berbagai

pengaruh apa saja,

2. Manusia itu cenderung suka memperhatikan, membaca atau mendengarkan

pesan yang dirasakan sesuai dengan kebutuhan atau sikap mereka,

3. Adanya berbagai media massa yang beragam, memberikan efek yang

(4)

4. Media massa memberikan efek dengan variasi yang besar kepada publik

atau perseorangan maupun kelompok.

2.1.2 Fungsi Public Relations

Berbicara mengenai fungsi Public Relations, sebenarnya dapatlah

dijelaskan secara sederhana bahwa Public Relations itu pada dasarnya adalah

untuk menghubungkan publik atau pihak yang berkepentingan di dalam atau di

luar suatu instansi. Secara praktis, diketahui bila berbicara mengenai fungsi dari

Public Relations itu sendiri, tidaklah akan terlepas begitu saja kaitannya dengan

kegiatan Public Relations, karena melalui kegiatan Public Relations itu dapat

secara jelas langsung dapat diketahui mengenai fungsi apa saja yang dilakukan

oleh kegiatan Public Relations itu, baik kegiatannya dalam bentuk eksternal

maupun internal.

Seperti pendapat Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam buku mereka

“Effective Public Relations” menjelaskan, bila kegiatan Public Relations bersifat

internal, maka kegiatannya mencakup kepada usaha :

a) Mengadakan analisa terhadap kebijaksanaan perusahaan yang sudah

maupun sedang berjalan.

b) Mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisa yang dilakukan

terhadap kebijaksanaan perusahaan, baik yang sedang berjalan maupun

terhadap perencanaan kebijaksanaan baru.

Menurut Rumanti (2002), fungsi utama PR adalah:

a) Menumbuhkembangkan hubungan baik antara organisasi/perusahaan

(5)

b) Menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan meningkatkan

partisipasi publik,

c) Menciptakan opini publik yang menguntungkan bagi organisasi/perusahaan

dan publik.

Publik terbagai menjadi dua macam (Muplihah, 2005), yaitu:

a) Publik intern adalah publik yang menjadi bagian dari perusahaan itu sendiri.

Misalnya: karyawan, pimpinan, pemegang saham, dan sebagainya,

b) Publik ekstern adalah orang luar/masyarakat umum yang perlu mendapat

informasi dan penerangan demi tumbuhnya perasaan positif dan

hubungan/kerjasama yang baik dari mereka.

2.1.3 Peranan Public Relations dalam Perusahaan

Peranan Public Relations dalam suatu organisasi adalah menciptakan

hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya maupun antara

sesama karyawan dengan melakukan komunikasi timbal balik. Dalam melakukan

komunikasi timbal balik, Public Relations secara garis besar berperan sebagai:

1. Communicator.

Kemampuann sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak

langsung melalui media ataupun tulisan, disamping itu juga bertindak

sebagai mediator dan persuator.

2. Back up management.

Melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain seperti manajemen

promosi pemasaran, operasional, personalia dan lain sebagainya untuk

(6)

3. Image maker

Menciptakan suatu citra positif yang merupakan prestasi, reputasi dan

sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas Public Relations dalam

memainkan peranannya dalam perusahaan.

Peranan Public Relations diharapkan “mata” dan “telinga” serta “tangan

kanan” bagi top managemen dari suatu perusahaan (Ruslan, 1998:20).

Sehubungan dengan itu, ruang lingkup tugasnya antara lain meliputi aktivitas:

a. Membina hubungan kedalam (Public Internal).

Yang dimaksud Public Internal adalah Public yang menjadi bagian dari unit

perusahaan itu sendiri, serta mampu mengidentifikasikan hal-hal yang

menimbulkan gambaran negatif dari dalam masyarakat sebelum

kebijaksanaan itu dijalankan oleh organisasi.

b. Membina hubungan keluar (Public Eksternal).

Yang dimaksud dengan Publik Eksternal adalah publik umum (masyarakat).

Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap

lembaga yang diwakilinya. Dalam organisasi, seorang Public Relations

berfungsi sebagai ”pusat saraf” karena ia berada ditengah-tengah jaringan

kontak dengan semua pihak yang ada kaitannya dengan organisasi. Ia

mengetahui lebih banyak mengenai organisasinya selain managernya. Ia

mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang

(7)

Adapun tugas-tugas utama dari petugas Public Relations dapat diperinci

antara lain:

a. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik atas organisasinya, baik

itu yang berkenaan dengan kebijakan, produk, jasa, maupun dengan para

personalnya.

b. Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan

citra, kegiatan, maupun kepntingan organisasi, dan menyampaikan setiap

informasi yang penting ini langsung kepada pihak manajemen untuk

ditanggapi dan ditijaklanjuti.

c. Memberi nasihat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai

berbagai masalah komunikasi yang penting berikut berbagai teknik untuk

mengatasinya.

d. Menyediakan berbagai informasi bagi khalayak, perihal kebijakan

organisasi, kegiatan produk, jasa, dan personalia selengkap mungkin demi

menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau

pengertian khalayak. (Anggoro, 2000:110).

2.1.4 Internal Public Relations

Internal Public Relations adalah usaha-usaha untuk dapat lebih

mengeratkan hubungan antara para karyawan, agar mereka lebih dapat mengenal

satu sama lainnya termasuk keluarganya, maka kegiatan-kegiatan olah raga,

darma wisata, ajang sono dan kegiatan-kegiatan lainnya dapat dilakukan dan

fasilitas-fasilitasnya disediakan. (Abdurrachman Oemi; 34;1995).

Internal Public Relations yang baik adalah memperlakukan sikap

(8)

satu usaha Internal Public Relations yang dapat menunjukkan perhatian terhadap

kemajuan atau kepentingan karyawan, diantaranya mengadakan upgrading atau

memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pendidikan lainnya

yang secara psikologis dapat menaikkan martabat karyawan. Internal Public

Relations pada intinya merupakan bentuk dari Public Relations yang

menitikberatkan kegiatannya kedalam.

Hubungan masyarakat internal (Internal Public Relations) dalam suatu

perusahaan, terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:

1. Hubungan dengan pekerja atau karyawan (Employeed Relations)

Merupakan salah satu bentuk dari kegiatan internal Public Relations yang

menitikberatkan kepada hubungan antara pimpinan perusahaan dengan

karyawan/publik karyawan, yang dalam hal ini mencakup kepada bentuk

kegiatan :

a. Penempatan dan pemindahan karyawan

b. Penerimaan pegawai baru

c. Kenaikan pangkat dan kondite karyawan

d. Pemutusan hubungan kerja

e. Pensiun dan jaminan sosial

2. Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam manajemen perusahaan

(Management Relations)

Adalah salah satu bentuk dari kegiatan internal Public Relations yang

menitik beratkan kepada hubungan yang bersifat manusiawi. Dengan kata

lain, kegiatan internal Public Relations disini dimaksudkan merupakan

(9)

seorang manejer perusahaan dengan publik karyawan. Tujuannya adalah

untuk menumbuhkan kepercayaan pada diri publik karyawan terhadap

masalah yang dihadapinya melalui cara bimbingan (Public Relations

counseling). Kemudian dalam situasi kerja, melalui hubungan manusiawi

ini, seorang manajer harus mampu menciptakan kondisi seperti yang

tersebut berikut ini:

a. Rasa kesejahteraan di antara publik karyawan dengan pimpinan.

b. Rasa kesetiakawanan di antara publik karyawan dengan pimpinan.

c. Rasa ketentraman dalam bekerja di antara publik karyawan.

3. Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemengang saham (stakeholder)

(Suhandang, 2004: 74)

Adalah salah satu bentuk kegiatan internal Public Relations yang

diarahkan bagi usaha untuk menciptakan saling pengertian kerjasama

antara publik pemegang saham dengan manajemen yang dijalankan oleh

perusahaan.

4. Hubungan dengan publik buruh

Adalah salah satu bentuk dari kegiatan internal Public Relations yang

diarahkan kepada usaha untuk memelihara hubungan antara manajer

dengan publik buruh.

Internal Public Relations bertujuan untuk mempererat hubungan antara

pimpinan dan karyawan dan antara sesama karyawan dalam Public Internal.

Seorang Public Relations Officer harus mampu melakukan komunikasi yang

informatif dan persuasif. Untuk menyelenggarakan komunikasi yang sifatnya

(10)

1. Mengadakan analisa tentang polisi kepegawaian, termasuk gaji atau upah dan

kesejahteraan karyawan.

2. Menganalisa apa yang telah dilaksanakan oleh Internal Public Relations.

3. Mengadakan survey tentang attitudes para karyawan terhadap perusahaannya,

kebijaksanaan perusahaan dan kegiatan-kegiatan lainya (Abdurrachman,

1993:35).

Maksudnya adalah untuk mengetahui sikap para karyawan seperti sikap

acuh tak acuh, salah pengertian, tidak ”well informed”, dan lain-lain yang dapat

menimbulkan sesuatu yang tidak diharapkan agar dilakukan perbaikan-perbaikan

demi tercapainya keuntungan dan kepuasan bersama.

Kegiatan internal Public Relations dalam menyelenggarakan komunikasi

yang informatif dan persuasif tersebut dapat dilakukan dengan cara:

a) Tertulis, yaitu dengan menggunakan surat-surat, papan informasi, bulletin.

b) Lisan, yaitu mengadakan rapat, diskusi, brifing, dan lain sebagainya.

c) Konseling, yaitu kegiatan konsultasi untuk memecahkan persoalan yang

dihadapi karyawan.

d) Usaha-usaha untuk dapat lebih mengeratkan hubungan antara karyawan,

agar mereka lebih dapat mengenal satu sama lainnya termasuk keluarganya,

maka kegiatan olah raga, darma wisata, anjang-sono dan

kegiatan-kegiatan lannya dapat dilakukan dan fasilitas-fasilitasnya disediakan,

(Abdurrachman, 1993:34).

Selanjutnya kegiatan Internal Public Relations dalam suatu perusahaan

dapat dilaksanakan melalui berbagai macam aktivitas dan program, yaitu:

(11)

2. Program penghargaan.

3. Program acara khusus.

Serangkaian aktivitas Internal Public Relations khususnya hubungan

dengan karyawan, pada umumnya bertujuan untuk:

1. Memberi spirit atau semangat dan kekuatan batin pada organisasi.

2. Membentuk suatu pengabdian atau loyalitas yang baik pada

pengawai-pengawai dan bawahan seluruhnya dalam perusahaan.

3. Mengatur kerjasama antara berbagai pegawai dan berbagai macam

pekerjaan.

Adapun ukuran-ukuran atau indikator dari Internal Public Relations yang

dikemukakan oleh adalah:

1. Kontak pribadi

2. Pertemuan-pertemuan berkala yaitu: breafing, meeting, diskusi, dan konseling.

3. Laporan kepada pemegang saham, pertemuan antara pimpinan perusahaan dan

pemegang saham untuk pertanggungjawaban dalam bidang keuangan.

4. Olahraga

5. Study tour dan pelatihan

6. Hadiah-hadiah dan penghargaan

7. Klinik dan apotek kesehatan

Dalam organisasi, seorang Public Relations berfungsi sebagai pusat saraf

karena ia berada ditengah-tengah jaringan kontak dengan semua pihak yang ada

kaitannya dengan organisasi. Ia menerima banyak informasi dari luar yang oleh

karyawan jarang diperolehnya. Sebaliknya, ia mengkomunikasikan banyak

(12)

Public Relations juga memiliki peranan sebagai juru bicara, yaitu

mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang

melakukan pengawasan terhadap organisasinya.

2.2 Kinerja Karyawan

2.2.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Batasan mengenai kinerja bisa dilihat dari berbagai sudut pandang

tergantung pada tujuan masing-masing organisasi (misalnya untuk profit atau

untuk costumer satisfaction) juga tergantung pada bentuk organisasi itu sendiri

(misalnya organisasi publik, organisasi swasta, organisasi swasta atau organisasi

sosial). Berbagai ungkapan seperti output, efisiensi, dan efektivitas mempunyai

hubungan dengan kinerja.

Secara umum, pengertian kinerja dikemukakan dengan menunjukkan

kepada rasio output terhadap input. Ada yang melihat kinerja (performance)

dengan memberikan penekanan pada nilai efisiensi. Efisiensi diukur sebagai rasio

output terhadap input. Dengan kata lain, pengkuran efisiensi menghendaki

penentuan outcome dan penentuan jumlah sumber daya yang dipakai untuk

menghasilkan outcome tersebut.

Prawiro Suntoro (dalam Tika, 2006: 121) mengemukakan bahwa kinerja

adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu

tertentu.Malayu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan bahwa kinerja (prestasi

kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman

(13)

pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode

waktu tertentu (Tika, 2006:121). Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang

dimaksudkan di sini adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang

atau kelompok yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu

organisasi. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan /

prestasi kerja seseorang atau kelompok terdiri dari faktor intern dan ekstern.

Faktor intern yang mempengaruhi kinerja karyawan/kelompok terdiri dari

kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, motivasi, persepsi peran, kondisi

keluarga, kondisi fisik seseorang dan karakteristik kelompok kerja, dan

sebagainya. Sedangkan pengaruh faktor eksternal antara lain berupa peraturan

ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh,

kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, dan kondisi pasar.

Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67), mengemukakan pengertian

kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu kemampuan mereka,

motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan,

dan hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, dapat

disimpulkan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja

(14)

diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses

belajar serta keinginan untuk berprestasi.

Menurut Mangkunegara (2001: 60) menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi kinerja antara lain faktor kemampuan secara psikologis dan faktor

motivasi. Kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan

kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada

pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. Motivasi terbentuk dari sikap

(attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi

merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai

tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang

untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.

David C. Mc. Cleland (dikutip Mangkunegara, 2001: 68), berpendapat

bahwa ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian

kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu

mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Mc. Clelland juga

mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi

yaitu :

1. Memiliki tanggung jawab yang tinggi.

2. Berani mengambil resiko.

3. Memiliki tujuan yang realistis.

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi

(15)

5. Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang

dilakukan.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan.

2.2.3 Pengukuran Kinerja Karyawan

Bernandin & Russell (1993:135) mengemukakan ukuran-ukuran atau

indikator dari kinerja karyawan yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes dalam

bukunya Human Resource Managemen yaitu sebagai berikut :

1. Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang

ditentukan.

2. Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat

kesesuaian dan kesiapanya.

3. Job Knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilannya.

4. Creativeness yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

5. Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau sesama

anggota organisasi

6. Dependability yaitu kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan

penyelesaian kerja.

7. Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam

memperbesar tanggungjawabnya.

8. Personal Qualities yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan,

(16)

Sedangkan Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Supervisi (2003:

355) mengatakan hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan

beberapa hal. Pertama kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau

dicapai.Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau

pelaksanaan kegiatan. Kedua kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik

tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran tingkat

kepuasan, yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk

keluaran.Ketiga ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang

direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari

pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu

kegiatan.

Kesetiaan karyawan dapat dilihat dari tekad dan kesanggupan menaati,

melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran

dan tanggung jawab. Sehingga menghasilkan prestasi kerja yang maksimal.

Prestasi kerja merupakan kinerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.Kinerja karyawan

juga dinilai berdasarkan kedisiplinannya dalam menjalankan tugasnya sebagai

karyawan yaitu kesadaran dan kesediaan seorang karyawan untuk menghormati,

menghargai, mematuhi, dan menaati peraturanperaturan yang berlaku, baik yang

tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya.Selain itu kreativitas

karyawan juga perlu dibangun. Kreativitas ini berupa kemampuan pengetahuan

yang dimiliki karyawan dan juga kemampuan untuk mengemukakan atau

menciptakan suatu program kerja baru dalam menghadapi tantangan-tantangan

(17)

untuk mempunyai kemampuan bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam

menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga

mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Pekerjaan yang

dilakukan karyawan harus berjalan secara efektif dan efisien agar dapat

meningkatkan kinerjanya, dan yang terpenting dalam menyelesaikan tugas dan

pekerjaan yang diserahkan kepadanya karyawan tersebut mempunyai

kesanggupan untuk menyelesaikan dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta

berani memikul resiko atas keputusan yang telah diambilnya atau tindakan yang

Referensi

Dokumen terkait

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan

Dalam kesempatan yang sama, Arifin (2012), kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

Moeheriono (2010) menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi baik secara

Stres kerja dapat dilihat dari suara yang muncul dari karyawan seperti munculnya keluhan-keluhan seputar masalah pekerjaan yang menumpuk yang tidak terselesaikan tepat

Jika kinerja karyawan baik tentunya tujuan produksi perusahaan akan dapat tercapai, selain itu kinerja dalam suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu Budaya

sumber daya manusia atau karyawan yang ada dalam suatu organisasi atau. perusahaan sehingga berimplikasi terhadap kinerja karyawan yang

Dalam teori dan penelitian sebelumnya hasil yang penulis dapatkan sama bahwa beban pekerjaan yang berlebih dengan waktu yang mendesak serta iklim kerja yang

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan merupakan hasil-hasil fungsi pekerjaan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi