BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia, tak lepas dari suatu pikiran yang bimbang dan akhirnya
manusia akan membuat atau mengambil keputusan dan melaksanakannya. Hal ini
tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara sadar merupakan cerminan
hasil proses pengambilan keputusan dalam pikirannya. Untuk mengatasi kesulitan
tersebut, manusia akan membuat prioritas dan memutuskannya dari beberapa alternatif
yang ada.
Pengambilan keputusan terjadi akibat banyak alternatif keputusan atau
tindakan sehingga manusia dipaksa untuk memilih salah satu di antara
alternatif-alternatif tersebut yang merupakan hasil keputusan terbaik. Pengambilan keputusan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat memberikan solusi
dari suatu situasi yang kompleks, dengan memberikan bobot dan prioritas terhadap
kriteria atau usulan.
AHP adalah prosedur berbasis matematis yang sangat baik dan sesuai
untuk kondisi evaluasi atribut-atribut tersebut. Secara matematika dikuantitatifkan
dalam satu set perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Perbandingan
berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil
perbandingan berpasangan ini membentuk matriks di mana skala rasio diturunkan
dalam bentuk eigen vektor utama.
Kelebihan AHP dibanding dengan metode yang lain seperti Simple Additive
Weighting (SAW), Weighted Product (WP) dan TOPSIS yaitu karena adanya
struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai
kepada sub-sub kriteria yang paling mendetail. Memperhitungkan validitas sampai
para pengambil keputusan (Saaty, 1990). Penggunaan AHP dimulai dengan
membuat struktur atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam
hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, sub-sub kriteria, dan
alternatif-alternatif yang akan dibahas.
Karena menggunakan input persepsi manusia, model ini dapat mengolah data
yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu AHP mempunyai kemampuan
untuk memecahkan masalah yang multi-objektif dan multi-kriteria yang didasarkan
pada perbandingan preferensi dari setiap element dalam hirarki.
Pada penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pengambilan
keputusan dengan banyak kriteria yang bersifat subjektif. Seringkali seorang
pengambil keputusan dihadapkan pada suatu permasalahan yang sulit dalam
penentuan bobot setiap kriteria. Untuk membantu para pengambil keputusan
diperlukan suatu metode yang lebih memperhatikan keberadaan kriteria-kriteria yang
bersifat subjektif. Salah satu metode pendekatan yang sering dipakai adalah logika
Fuzzy.
Logika Fuzzy merupakan sebuah logika yang memiliki nilai kekaburan
atau kesamaran (Fuzyness) antara benar dan salah. Dalam teori Fuzzy suatu
nilai bisa bernilai benar atau salah secara bersamaan namun berapa besar
kebenaran atau kesalahan suatu nilai tergantung kepada bobot keanggotaan yang
dimilikinya. Pendekatan logika Fuzzy pada AHP akan didekati bisa melalui Fuzzy
triangular dengan mengkonversikan nilai skala Saaty ke dalam bilangan Fuzzy.
Dan bilangan Fuzzy digunakan untuk merepresentasikan penilaian terhadap
berbagai kriteria dan besar kemungkinan dari berbagai tingkat kesuksesan.
Aplikasi Fuzzy AHP dapat digunakan pada beberapa bidang seperti peramalan,
pemilihan karyawan, pemilihan konsep produk, dan lain-lain. Dalam penelitian ini
metode Fuzzy AHP digunakan untuk mengatasi permasalahan Pemilihan Bimbingan
Belajar bagi Pelajar yang akan melakukan persiapan masuk Perguruan Tinggi Negeri
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah
1. Kurangnya informasi tentang bimbingan belajar yang ada di kota Medan bagi siswa
2. Belum adanya perengkingan terhadap lembaga bimbingan belajar di kota Medan
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan penelitian yang fokus dan akurat, maka diberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian difokuskan di daerah kota Medan
2. Data diperoleh melalui pengisian angket yang disebar kepada siswa kelas XII di 10 SMA/SMK/MA terbaik di kota Medan
3. Lembaga Bimbingan Belajar yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah a. Adzkia
b. Ganesa Operation (GO)
c. BIMA
d. Prima Gama
e. Sony Sugema Collection (SSC)
f. Nurul Fikri
g. Medica
4. Metode analisis yang digunakan adalah metode Fuzzy AHP
5. Pengelolaan data sesuai perhitungan metode Fuzzy AHP
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah untuk menerapkan metode Fuzzy Analitycal Hierarchy Process dalam menentukan pilihan lembaga bimbingan
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjadi bahan masukan dalam pengambilan keputusan bagi siswa-siswi
kelas XII SMA dan sederajat di kota Medan dalam memilih lembaga
bimbingan belajar.
2. Dapat dijadikan acuan bagi Lembaga bimbingan belajar untuk mengetahui
kriteria terpenting yang menjadi pertimbangan siswa dalam memilih lembaga
bimbingan belajar
3. Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan referensi bacaan untuk
mahasiswa, terlebih bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian serupa.
4. Membantu penulis dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan yang didapat
selama masa perkuliahan ke dalam dunia nyata.
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Melakukan studi yang berhubungan dengan AHP dan Fuzzy AHP dari internet berupa jurnal, artikel, dan dari buku
2. Mendefinisikan AHP (skala Saaty) ke dalam bilangan Fuzzy
3. Menentukan kriteria dan alternatif perengkingan lembaga bimbingan belajar di kota Medan. Kriteria-kriteria dalam pemilihan bimbingan belajar berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh SSC Intersolusi (2014) adalah sebagai berikut:
a. Model belajar yang diterapkan di kelas b. Harga untuk setiap paket bimbingan c. Tentor profesional yang menjadi pengajar
d. Jumlah kelulusan di Perguruan Tinggi Negeri untuk setiap angkatan e. Jarak dan lokasi bimbingan belajar