• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILIT"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Dosen Pengampu : Adi Setiawan,SE.,MM.

Disusun oleh:

KUSNI MUFAROKAH Npm : 113020050

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan berkat rahmat Tuhan yang Maha Kuasa, penyusunan makalah yang bertema “Proposal Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Namun kami juga menyadari kelancaran makalah ini berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orangtua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Maka dari itu kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Adi Setiawan,SE.,MM selaku Dosen mata kuliah Metodologi Penelitian yang sudah memberi tugas serta petunjuk kepada kami, sehingga kami termotivasi untuk menyelesaikan tugas ini.

2. Orangtua kami yang sudah memberi izin dan doa, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik

3. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam proses pembuatan makalah, yang menunjang dalam kelancaran observasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

(3)

Cirebon, Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

DAFTAR GAMBAR...iv

DAFTAR TABEL...v

BAB I PENDAHULUAN...1

(4)

1.1 Rumusan Masalah...2

1.2 Pembatasan Masalah...2

1.3 Tujuan dan Kegunaan...3

1.3.1 Tujuan Peneltian...3

1.3.2 Kegunaan Penelitian...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

2.1 Landasan Teori...4

2.1.1 Struktur Modal...4

2.1.2 Teori Struktur Modal...4

2.1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Struktur Modal...5

2.1.4 Profitabilitas...6

2.1.5 Nilai Perusahaan...7

2.2 Kerangka Pemikiran...10

2.3 Hipotesis...12

BAB III METODE PENELITIAN...13

3.1 Jenis Penelitian...13

3.2 Operasional Variabel dan Pengukuran...13

3.3 Skala Pengukuran...14

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian...15

3.4.1 Populasi...15

3.4.2 Sampel...16

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data...16

3.4.4 Teknik Analisis Data...17

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Operasional Variabel dan Pengukurannya...15

Tabel 2. Kriteria Sampel...16

Tabel 3. Sampel Penelitian...16

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan yang telah go public bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Salvatore, 2005). Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham and Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan.

Nilai perusahaan yang telah go public dapat dilihat dari harga saham yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut (Suharli, 2006). Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah proporsi pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu rasio leverage perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari struktur modal perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktivitas dan kinerja perusahaan.

Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan (financial policy) perusahaan dalam menentukan struktur modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (value of the firm). Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan memiliki kuntungan dan kerugian. Keuntungan penggunaan hutang diperoleh dari pajak (bunga hutang adalah pengurangan pajak) dan disiplin manajer (kewajiban membayar hutang menyebabkan disiplin manajemen), sedangkan kerugian penggunaan hutang berhubungan dengan timbulnya biaya keagenan dan biaya kepailitan. Struktur modal adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir tahun. Struktur modal diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER).Penelitian yang dilakukan oleh Saputri Dewi dkk (2014) serta Mahatma Dewi AS dan Wirajaya A (2013) menunjukkan adanya pengaruh stuktur modal (DER) terhadap nilai perusahaan (PBV).

(8)

juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Dengan baiknya kinerja perusahaan akan meningkatkan pula nilai perusahaan (Suharli,2006).

Profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari ekuitas.Semakin besar hasil ROE maka kinerja perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat).

Dari beberapa alasan dan penjelasan diatas, maka peneliti bermaksud mengajukan penelitian yang berjudul pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.1Rumusan Masalah

Adapun masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Struktur modal terhadap Nilai perusahaan ? 2. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap nilai perusahaan ?

3. Bagaimana pengaruh struktur modal dan profitabilitas secara bersama-sama terhadap nilai perusahaan ?

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka pembatasan dalam penelitian dibatasi hanya menggunakan dua variabel bebas yaitu struktur modal dan profitabilitas, sedangkan nilai perusahaan sebagai variabel terikat.

(9)

1.3 Tujuan dan Kegunaan

1.3.1 Tujuan Peneltian

Adapun tujuan penelitian sehubungan dengan permasalahan yang ada adalah: a. Untuk menganalisis pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan b. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan

c. Untuk menganalisis pengaruh sruktur modaldan profitabilitas secara bersama-sama terhadap nilai perusahaan

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Bagi Peneliti

Menerapkan hasil teori kepada keadaan yang sebenarnya, serta untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan Manajemen keuangan, khususnya yang berkaitan dengan pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

b. Bagi perusahaan

Sebagai Bahan referensi pekerjaan sekaligus pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dan program peningkatan nilai perusahaan.

c. Bagi pihak lain

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori

2.1.1 Struktur Modal

Struktur modal merupakan kumpulan dana yang dapat digunakan dan dialokasikan oleh perusahaan dimana dana tersebut diperoleh dari hutang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi lain mengemukakan struktur modal itu merupakan campuran atau kumpulan dari hutang, saham preferen dan modal sendiri yang digunakan untuk menggalang modal (Brigham dan Houston, 2003: 402).

Struktur modal adalah pemenuhan kebutuhan dana jangka panjang melalui hutang dan ekuitas (Weston dan Copeland, 1997). Struktur modal merupakan kumpulan dana yang berasal dari hutang, saham maupun modal sendiri yang dapat digunakan dan dialokasikan perusahaan.

2.1.2 Teori Struktur Modal

1. Modigliani-Miller (M&M) (1958) Selama ini teori struktur modal didasarkan pada perilaku investor dan bukannya studi formal secara matematis. Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) memperkenalkan model struktur modal secara matematis, scientific dan atas dasar penelitian yang terus menerus.Sebelum teori MM belum ada teori struktur modal yang diterima secara umum (Frank & Goyal, 2007). Teori ini menyatakan bahwa struktur modal irrelevance atau tidak memengaruhi cost of capital, total size perusahaan tidak akan berubah meskipun terjadi perubahan proporsi antara hutang dan modal.

(11)

keuntungan dari pengurangan pajak (debt tax shields) dengan biaya dari kebangkrutan (cost of bankruptcy). Tradeoff model menyatakan bahwa struktur modal optimal diperoleh dengan menyeimbangkan keuntungan tax shield akibat hutang dengan financial distress cost dan agency cost sehingga keuntungan dan biaya dari hutang saling trade-off satu sama lain (Brigham & Gapenski,1994).

3. Teori Pecking Order. Berdasarkan pecking order theory perusahaan akan lebih menyukai pendanaan internal dibandingkan pendanaan eksternal. Hipotesis ini dikembangkan oleh Stewart Myers pada tahun 1984, menjelaskan fenomena bagaimana perusahaan menetapkan struktur modal.

2.1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Struktur Modal

Disamping pemahaman tentang teori-teori struktur modal, maka pengetahuan tentang faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal juga akan membantu manajer keuangan dalam mengambil keputusan struktur modal. Faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal tersebut adalah (Chen and Strange, 2005):

1. Keuntungan. Pecking Order Theory menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai keuntungan yang besar maka akan mempunyai sumber dana internal yang besar juga maka perusahaan tersebut akan cenderung memilih menggunakan sumber dana internal dibandingkan menggunakan sumber dana eksternal seperti hutang dan penerbitan saham baru.

2. Size Perusahaan. Semakin besar ukuran sebuah perusahaan, umumnya akan semakin terdiversifikasi kegiatan bisnisnya dan semakin stabil aliran cash flow -nya. Hal ini akan mengurangi risiko penggunaan hutang karena dengan stabilnya cash flow maka perusahaan akan dapat melakukan pembayaran hutang dengan teratur. Semakin besar size perusahaan maka akan membuat investor lebih percaya akan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang.

(12)

4. Pertumbuhan. Pertumbuhan penjualan (Sales growth) suatu perusahaan adalah salah satu karakteristik perusahaan yang dapat mewakili prospek masa depan perusahaan tersebut. Pihak kreditor dalam memutuskan untuk memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan mendasarkan keputusannya pada prospek masa depan perusahaan tersebut. Semakin besar rasio pertumbuhan penjualannya maka semakin baik prospek perusahaan bagi kreditor dan semakin besar hutang yang bisa diperoleh.

2.1.4 Profitabilitas

(13)

a. Net Profit Margin (NPM) yaitu perbandingan antara laba bersih setelahpajak terhadap total penjualannya. NPM dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPM = Laba bersih setelah pajak x 100% Penjualan bersih

Laba bersih setelah pajak dihitung dari laba sebelum pajak penghasilan dikurangi pajak penghasilan. Penjualan bersih menunjukkan besarnya hasil penjualan yang diterima oleh perusahaan dari hasil penjualan barang-barang dagangan atau hasil produksi sendiri

b. Gross Profit Margin (GPM) yaitu perbandingan antara laba kotor terhadap penjualan bersih.

GPM = Laba kotor x 100% Penjualan bersih

Laba kotor atau gross profit dapat dihitung dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan.

c. Return on Asset (ROA) yaitu perbandingan antara laba setelah pajakdengan jumlah aktiva. ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total yang dimilikinya.

ROA = Earnings before tax x 100% Total asset

d. Return on Equity (ROE) yaitu rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa, yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa. Rumus ROE dapat dihitung sebagai berikut:

ROE = Net income x 100% Ekuitas saham biasa

2.1.5 Nilai Perusahaan

(14)

tertentu dan berbagai tunjangan lain. Sebaliknya perusahaan berusaha untuk menghemat biaya transaksi semacam itu. Dengan menginternalisasi berbagai transaksi, perusahaan juga dapat menghemat pajak penjualan dan menghindari kontrol harga dan peraturan pemerintah yang berlaku hanya untuk transaksi antar perusahaan.

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang Harga saham yang digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan (clossing price), dan merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar (Fakhruddin dan Hadianto, 2001).

Nilai perusahaan dapat diukur dengan price to book value (PBV), yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham (Brigham dan Gapenski, 1996). Indikator lain yang terkait adalah nilai buku per saham atau book value per share, yakni perbandingan antara modal (common equity) dengan jumlah saham yang beredar (shares outstanding) (Fakhruddin dan Hadianto, 2001). Dalam hal ini, PBV dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai bukusaham. PBV yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan dan mengindikasikan kemakmuran pemegang saham yang tinggi (Soliha dan Taswan, 2002). PBV juga dapat berarti rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut (Fakhruddin dan Hadianto, 2001).

Rasio PBV yang digunakan sebagai proxy nilai perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor fundamental yaitu return on equity (ROE) yang merefleksikan profitabilitas perusahaan, laju pertumbuhan yang mencerminkan prospek perusahaan, beta yang mencerminkan risiko perusahaan (Damodaran, 2002), ukuran perusahaan (Fama dan French, 1995) dan tingkat leverage yang mencerminkan struktur modal perusahaan (Ross et al., 2009).

a. Return on Equity (ROE)

(15)

b. Laju Pertumbuhan (Growth Rate)

Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size dari perusahaan (Kallapur dan Trombley,2001). Model asimetri informasi dan teori free cash flow Jensen (1986) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pertumbuhan perusahaan dan harga saham perusahaan. Keduanya memperkirakan bahwa harga saham akan merespon informasi pertumbuhan dari perusahaan tersebut. Untuk perusahaan yang tidak tumbuh akan memiliki hubungan yang negatif terhadap harga saham. Perusahaan yang mempunyai peluang pertumbuhan tinggi akan memiliki hubungan positif terhadap harga saham.

c. Risiko Perusahaan

Beta suatu saham menunjukkan indikasi besarnya perubahan return suatu saham terhadap perubahan return pasar rata-rata. Oleh karena itu, beta menunjukkan risiko yang dimiliki perusahaan relatif terhadap risiko pasar.Beta lebih kecil dari satu menunjukkan risiko perusahaan lebih kecil dibandingkan risiko pasar.Beta lebih besar dari satu menunjukkan risiko perusahaan lebih besar dari risiko pasar, sedangkan betasama dengan satu berarti risiko saham relatif sama dengan risiko pasar (Bodie et al., 2009). Beta disebut juga systematic risk yaitu risiko yang memengaruhi saham di pasar secara keseluruhan dan tidak dapat dihilangkan walaupun dengan diversifikasi portfolio.

d. Ukuran (Size) Perusahaan

Ukuran (size) perusahaan berhubungan dengan profitabilitas perusahaan.Dalam penelitiannya Fama dan French (1995) menemukan bukti empiris bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran (size) perusahaan dengan profitabilitas.Temuan ini mengindikasikan bahwa saham perusahaan besar umumnya lebih banyak menarik perhatian investor karena diperdagangkan dalam jumlah yang besar dan frekuensi yang lebih sering di pasar modal. Hasil ini juga diperkuat dengan penelitian Durnev dan Kim (2005) yang menyatakan bahwa semakin besar perusahaan akan memiliki rasio book to market yang semakin besar, artinya ukuran (size) perusahaan berhubungan positif dengan nilai perusahaan.

e. Tingkat Leverage

(16)

pula kewajiban bunga yang harus dibayarkan atas pinjaman tersebut. Namun besarnya leverage juga berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan preposisi Modigliani dan Miller (1963) yang menyatakan bahwa perusahaan yang menggunakan hutang dalam struktur modalnya akan mendapatkan keuntungan dari adanya tax shield yang akan meningkatkan nilai perusahaan.

2.2Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur pikiran dari gagasan penelitian yang mengacu pada kajian teori hingga munculnya variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan landasan teoritis, maka kerangka pemikiran ini adalah sebagai berikut :

1) Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Teori trade-off dari leverage adalah teori yang menjelaskan bahwa struktur modal yang optimal ditemukan dengan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan hutang (perlakukan pajak perseroan yang menguntungkan) dengan suku bunga dan kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham dan Houston, 2001). Model Trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut (Hartono, 2003). Trade-off theory dalam struktur modal di proxy dengan DER (Debt Equity Ratio) dengan menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat penggunaan hutang lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang tidak diperkenankan. Debt Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang titunjukkan oleh modal sendiri yang digunakan sebagai pembayaran hutang. DER akan memengaruhi kinerja perusahaan (Robert Ang, 1997). Semakin tinggi hutang (DER) maka resiko yang ditanggung juga besar. Hal ini akan memengaruhi kepercayaan investor terhadap perusahaan dan selanjutnya akan memengaruhi nilai perusahaan. Penelitian ini pernah pula dilakukan oleh Rosje dan Astuti (2003) yang dalam hasil penelitiannya mengemukakan bahwa Debt Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

(17)

2) Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Jika manajemen ingin memaksimalkan nilai sebuah perusahaan, maka harus mengambil keuntungan dari kekuatan-kekuatan perusahaan dan memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Analisis laporan keuangan akan melibatkan membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaanperusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi tren posisi keuangan dari waktu ke waktu. Studi-studi ini akan membantu manajemen mengidentifikasikan berbagai kekurangan yang mereka miliki dan kemudian mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerjanya (Brigham&Houston, 2004).

Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan return on equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat kembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan.Semakin tinggi nilai profit yang didapat maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Karena profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat. (Mardiyati U, dkk, 2012; Mahatma Dewi AS dan Wirajaya A. 2013).Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Gambar 1. Paradigma Kerangka pemikiran

H2

H1

H3

Struktur Modal (X1)

Profitabilitas (X2)

(18)

2.3Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka secara hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Hipotesis pertama (H1)

H1 : Semakin baik struktur modal dalam perusahaan maka semakin tinggi nilai

perusahaan atau struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Hipotesis Kedua (H2)

H2 : Semakin tinggi profitabilitas dalam perusahaan maka semakin baik terhadap nilai

perusahaan atau profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Hipotesis Ketiga (H3)

H3 : Semakin baik struktur modal dan semakin tinggi tingkat profitabilitas maka

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif kausal dalam bentuk data kuantitatif. Pendekatan asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan atau pengaruh antar dua variabel atau lebih. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian ini yaitu pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Menurut Sugiyono (2010:55) mengemukakan bahwa “Rumusan masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat meenyakan hubungan antara dua variabel atau lebih”

Penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS versi 22 melalui analisis regresi berganda, karena penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

3.2 Operasional Variabel dan Pengukuran

Dalam penelitian, variabel-variabel yang akan diteliti harus didefinisikan menjadi variable independen (X), dan variable dependen (Y) dan dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu struktur modal (X1) dan profitabilitas (X2), dan satu variabel

dependennya yaitu nilai perusahaan (Y), serta perlu ditentukanin dikator-indikatornya.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen. Variabel Independen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: a. Struktur Modal (X1). Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana

mencerminkan perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio adalah suatu upaya untuk memperlihatkan dalam format lain proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap kepemilikan dan digunakan sebagai ukuran peranan hutang. Persamaan dari DER adalah sebagai berikut (Brigham and Ehrhardt, 2009:95)

(20)

b. Profitabilitas (X2) Rasio profitabilitas menghitung kemampuan perusahaan

dalam mendapatkan keuntungan. Dalam penelitian ini digunakan proxy Return on Equity (ROE) untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Rasio ROE adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa, yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa. Rumus ROE dapat dihitung sebagai berikut (Agus Sartono, 2001).

ROE = Laba Setelah Pajak x 100% Modal sendiri

2. Variabel Dependen. Variabel Dependen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan (Y). Nilai perusahaan publik ditentukan oleh pasar saham. Nilai perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan kepada publik juga sangat dipengaruhi oleh pasar. Nilai perusahaan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio PBV. Rasio PBV dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Umi, dkk, 2012:10).

a. PBV = Harga pasar per lembar saham biasa Nilai buku per lembar saham biasa Keterangan :

Nilai buku per lembar saham biasa = Ekuitas saham biasa

Jumlah lembar saham biasa yang beredar

3.3 Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diteliti, yaitu :

1. Struktur Modal (X1) sebagai variabel bebas yaitu variabel yang

mempengaruhi variabel terikat.

2. Profitabilitas (X2) sebagai variabel bebas yaitu variabel yang

mempengaruhi variabel terikat

3. Nilai Perusahaan (Y) sebagai variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

(21)

Tabel 1. Operasional Variabel dan Pengukurannya

Sumber : Mohammad Usman (2000), dan Malla Bahagia (2001)

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Sugiyono (2009: 115) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) jumlah populasi dari penelitian ini sebanyak 5 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2015.

3.4.2 Sampel

(22)

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu metode penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:116). dengan menggunakan karakteristik sebagai berikut :

a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut turut tahun 2012-2015.

b. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya untuk periode yang berakhir pada 31 Desember, selama periode pengamatan.

c. Ketersediaan dan kelengkapan data selama penelitian. Apabila dalam proses penelitian terdapat perusahaan yang tidak dapat dihitung rasionya, maka akan dikeluarkan.

Tabel 2. Kriteria Sampel

No Kriteria Jumlah

1 Jumlah Keseluruhan Perusahaan

2 Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan secara lengkap

Jumlah

Tabel 3. Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersumber pada benda-bena tertulis. Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah data profil perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi (BEI) pada periode 2012-2015 yang menjadi objek penelitian.

3.4.4 Teknik Analisis Data

(23)

regresi, asumsi klasik dan uji hipotesis. Segala perhitungan statistik menggunakan SPSS release 22.0.

3.4.5 Metode Analisis Data

3.4.5.1Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul.

3.4.5.2Pengujian Data

Untuk dapat melakukan pengujian data, data yang akan diuji harus merupakandata yang baik yang memenuhi asumsi klasik yaitu data harus memiliki distribusi normal, tidak terjadi korelasi atar variabel independen, tidak ada autokorelasi, serta data bebas dari kesalahan. Dalammelakukan pengujian data digunakan metode Uji Asumsi Klasik.

3.4.5.3Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik. Apabila dalam suatu model telah memenuhi asumsi klasik, maka dapat dilakukan model tersebut sebagai model ideal atau menghasilkan estimatoryang tidak bisa jika memenuhi asumsi klasik, antara lain normalitas data, bebas multikolinieritas, bebas autukorelasi, dan bebas hetroskedasitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji normalitas Kolmogorov Smirnov (umar, 2014:181).

Uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat Hipotesis.

H0 : Data residual berdistribusi normal HA : Data residual tidak berdistribusi normal

(24)

Jika pada penelitian diketahui bahwa data tidak normal maka dapat dilakukan cara mengatasi masalah normalitas, yaitu:

1. Jika jumlah sampel besar, maka menghilangkan nilai outliner dari data 2. Melakukan transformasi data

3. Menggunakan alat analisis nonparametic b. Uji hetroskedatisitas

Heteroskedastisitas memiliki arti bahwa varians (variasi) error teori tidak sama untuk setiap pengamatan. Jika varians dari residual dari satu pengamatan pada pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Jika variansnya berbeda, maka disebut dengan heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran menjadi kurang dari semestinya. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas digunakan metode analisis seatterplot dengan criteria berikut:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitarnya angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar lagi.

4. Penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola. c. Uji Autokorelasi

Imam Ghozali (2001: 5-96) mengemukakan bahawa uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). JIka terjadi korelasi, maka dinamakan ada problek autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson.

Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu, dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:

(25)

Imam Ghozali (2001:96) mengemukakan bahwa aturan pengujian nilai Durbin Watson dapat dilihat dalam Interval Durbin Watson pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Interval Durbin Watson

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi, positif

atau negatif

Tidak ditolak du < d < 4 – du

Sumber : Imam Gozali (2001:96) d. Uji Multikolineritas

Menurut Imam Ghozali (2013: 105) mengemukakan “Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)”. Variabel ortogonal adalah Variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah sebagai berikut:

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi,

(26)

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolineritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolineritas. Multikolineritasdapat disebakan oleh adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

3. Multikolineritas dapat dilihat juga dari nilai tolerace dan Variance Inflation Factor (VIF) Yang sifatnya saling berlawanan. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =1/tolerance). NIlai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3.4.5.4Uji Analisis Regresi a. Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Menurut Husein Umar (2005:294) rumus regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:

Sumber : Sugiyono (2007 : 237) Dimana :

Y’= Subyek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan a =Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b=Angka atau koefisien regresi yang menujukkan angka peningkatan ataupunpenurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b(+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan

X=Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu b. Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda sebenarnya sama dengan analisis regresi linear sederhana, hanya variabel bebasnya lebih dari satu buah. Persamaan umumnya adalah:

(27)

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + .... + bn Xn.

Dengan Y adalah variabel bebas, dan X adalah variabel-variabel bebas, a adalah konstanta (intersept) dan b adalah koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas.

1. Jika variabel kepemimpinan meningkat dengan asumsi variabel kompensasi tetap, maka kinerja karyawan juga akan meningkat

2. Jika variabel kompensasi meningkat, dengan asumsi variabel kepemimpinan tetap, maka kinerja karyawan juga akan meningkat.

3.4.5.5Uji Hipotesis

Teknik uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan uji statistik t dan f. Perhitungan pengujian hipotesis secara statistik juga dilakukan dengan bantuan komputer yang menggunakan aplikasi SPSS versi 22.0.

a. Uji t (Persial)

Uji nilai t dimaksudkan untuk menguji signifikan koefisien regresi antara variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel tidak bebas secara (individu). Untuk uji nilai t ini digunakan pengujian (one tailed test).

Langkah-langkah pengujian t adalah: 1) Menentukan Hipotesis t adalah:

Ho : b1 = 0, jika vriabel bebas tidak mempengaruhi variabel tidak bebas H1: b2  o, jika variabel bebas memparuhi vriabel tidak bebas.

2) Mencari Nilai t dari Tabel t

Signifikan level ( α ) yang ditetapkan = 5 % berarti α = 0,05 derajat kebebasan

(df) = n – k.

3) Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel T hitung dapat mempergunkan rumus :

(28)

Sumber: Sugiyono (2008: 184)

Dimana:

R = koefisien korelasi sederhana n = jumlah anggota sample,

Untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji t Sumber : Sugiyono (2008:258)

Jika : - Ho ditolak bila: t hitung > t tabel - Ho diterima bila : t hitung < t tabel

b. Uji f (Simultan)

Uji F ini digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap vriabel tidak bebas, langkah-langkah pengujian sebagai berikut: 1) Menentukan Hipotesis/Dugaan

(29)

Ftab

2) Mencari nilai F (k – 1, n – k) dari tabel F dari signifikasi level sebesar 5%. 3) Membandingkan F hitung dan F tabel

F hitung dapat menggunakan rumus :

Sumber: Sugiyono (2008: 190) Dimana:

r = koefisien korelasi ganda k = jumlah variable independent n = jumlah anggota sample jika

Untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan fhitung dengan ftabel. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji F Sumber :Sugiyono (2008: 266)

Kriteria pengujian :

- BilaFhitungFtabelmaka Ho ditolak, artinyaadahubunganataupengaruhnyata.

F= R

2

:2

Gambar

Gambar 1. Paradigma Kerangka pemikiran
Tabel 1. Operasional Variabel dan Pengukurannya
Tabel 2. Kriteria Sampel
Tabel 4. Interval Durbin Watson
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman akan terbentuk apabila proses komunikasi yang terjadi efektif, dimana adanya proses komunikasi aktif antara Dinas Kehutanan dan Kelompok Tani Sungai Tuo dan Kelompok Tani

Tanaman kelapa sawit termasuk dalam komoditas prioritas utama untuk diunggulkan Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui pengaruh faktor produksi (tenaga kerja, pupuk,

Keunggulan yang dimiliki oleh Adobe Flash ini adalah ia mampu diberikan sedikit code pemograman baik yang berjalan sendiri untuk mengatur animasi yang ada

Enzim katalase merupakan enzim yang tahan panas, karena sifat tersebut maka katalase digunakan katalase merupakan enzim yang tahan panas, karena sifat tersebut maka katalase

Atas kehendakNya-lah peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu prasyarat memperoleh gelas Sarjana Kehutanan pada program studi Budidaya Hutan, Jurusan

Berdasarkan pandangan tersebut, dapat dirumuskan bahawa unsur emosi yang menyedihkan emosi pasif di dalam sastera adalah lebih meluas dan terperinci jika dibandingkan dengan unsur

Sebanyak 7 dari 8 LKPD yang memiliki langkah kerja yang tidak terstruktur sehingga banyak terjadi kebingungan dalam melaksanakan praktikum dan waktu yang diperlukan

Berdasarkan beberapa langkah di atas maka dapat diketahui bahwa suatu sanad hadis dapat dinyatakan bersambung sanadnya apabila sanad para perawi hadis dengan perawi hadis