• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TAHUN 2010-2014

OKTAVIANI DEWI MASITHO

Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Email: oktvndm@gmail.com

Pembimbing

Tony S. Chendrawan, S.T., S.E., M.Si

Abstrack

The purpose of this study was to analyze whether the variable Gross Domestic Product (GDP) and inflation affect the amount of Money Demand (M2) in Indonesia. The data used is quantitative. Data quarterly time series from 2010-2014, which some data has been processed by author. Data from each of the variables obtained from the official website of Badan Pusat Statistik (BPS) and the Ministry of Trade Republic of Indonesia. This study used multiple linear analysis by using SPSS application. And the results of his research that the Gross Domestic Product has significantly influence to Money Demand (M2), while inflation negatively affect Money Demand.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Uang merupakan sesuatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat, sehingga untuk melakukan transaksi ekonomi tidak mengalami kesulitan, karena salah satu fungsi dari uang adalah sebagai standar nilai, maka seluruh barang atau jasa dinilai dengan satuan uang. Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem perekonomian modern. Kehadiran uang sudah melembaga dalam masyarakat, sehingga segala aktivitas masyarakat dipengaruhi, diukur dan banyak ditentukan oleh uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak terlalu dibatasi lagi.

Peranan uang dalam perekonomian antara lain dapat meningkatkan efisiensi baik bagi produsen, konsumen dan kegiatan ekonomi pada umumnya. Uang yang beredar pada masyarakat yaitu uang kartal, uang giral, dan uang kuasi. Dalam perkembangannya, jumlah uang yang beredar yang ada di Indonesia tidak tertutup kemungkinan untuk mengalami kenaikan atau penurunan jumlah uang beredar.

Pengertian permintaan uang dapat didefinisikan sebagai keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat dan perusahaan. Dalam kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang berpendapat. Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak memiliki pengaruh terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Ficher dan dikembangkan oleh Marshall.

Analisis permintaan uang merupakan suatu analisis tentang besaran-besaran ekonomi yang dibutuhkan untuk mendukung kebijakan dibidang moneter. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter di Indonesia melakukan kebijakan moneter dengan tujuan untuk mencapai tujuan stabilitas moneter. Besaran-besaran ekonomi tersebut yang menjadi faktor penentu suatu kebijakan. Dengan demikian variabel menjadi suatu yang sangat penting dalam analisis permintaan uang.

(3)

Tabel 1.1

Jumlah data PDB, Inflasi dan Permintaan Uang tahun 2010-2014 (Triwulan)

PDB

(Milyar) Inflasi(%) PermintaanUang (M2) (Milyar)

Triwulan 2010 2010 2010

I 559.683,4 I 3,65 I 284.156,67

II 574.712,8 II 4,37 II 301.738

III 594.250,6 III 6,15 III 315.164

IIII 585.812 IIII 6,32 IIII 332.616

2011 2011 2011

I 595.721,8 I 6,84 I 345.411,67

II 612.500,6 II 5,89 II 355.016

III 632.823,9 III 4,67 III 359.734,67

IIII 623.519,8 IIII 4,12 IIII 395.803,67

2012 2012 2012

I 633.400,1 I 3,73 I 412.639,67

II 651.326,8 II 4,49 II 449.830,67

III 672.108,7 III 4,48 III 457.246,33

IIII 662.096,4 IIII 4,41 IIII 467.651

2013 2013 2013

I 671.320,3 I 5,26 I 468.327,33

II 688.526,6 II 5,65 II 502.692

III 709.679,8 III 8,6 III 500.018,33

IIII 699.526,3 IIII 8,36 IIII 491.493,33

2014 2014 2014

I 705.934,3 I 7,76 I 468.518

II 723.411,8 II 7,09 II 532.820,67

III 745.151,4 III 4,35 III 505.424,56

IIII 734.684 IIII 6,47 IIII 539.012,07

Sumber:www.bps.go.id,www.kemendagri.go.id, diolah penulis, 2015

(4)

sebelum dan sesudahnya cenderung berfluktuasi tidak stabil atau mengalami penurunan dan peningkatan yang cukup tinggi. Sedangkan tingkat PDB rata-rata juga cenderung stabil walaupun masih ada penurunan di beberapa triwulan, tapi tidak terlalu jauh dari tahun sebelumnya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah Inflasi berpengaruh terhadap Permintaan Uang?

2. Apakah Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh terhadap Permintaan Uang? 3. Apakah Inflasi dan Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh terhadap

Permintaan Uang?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh Inflasi dan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Permintaan Uang.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

(5)

BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uang dan Permintaan Uang

Uang adalah barang yang memiliki fungsi diantaranya:  Alat tukar (medium of exchange)

Barang yang diberikan pembeli kepada penjual ketika mereka ingin membeli barang maupun jasa.

 Satuan hitung (unit of account)

Ukuran untuk menetapkan harga-harga dan catatan hutang  Penyimpan aset atau kekayaan (store of value)

Alat yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mentransfer daya beli dari masa sekarang ke masa depan.

Beberapa definisi lain yang dilihat dari tingkat likuiditasnya, biasanya uang didefinisikan sebagai berikut:

 M1 : uang kertas, logam ditambah dengan simpanan dalam bentuk rekening  M2 : M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank umum  M3 : M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga keuangan non-bank (Nopirin, 1992:3).

Pengertian permintaan uang dapat didefinisikan sebagai keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat dan perusahaan (Sadono Sukirno:2000). Dalam kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang berpendapat. Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak memiliki pengaruh terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Ficher dan dikembangkan oleh Marshall.

2.1.1. Teori Klasik

(6)

2.1.2. Teori Keyness

Menurut teori Keynes dalam Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2004), ada 3 motivasi orang memegang uang, yaitu untuk transaksi (transaction motive), berjaga-jaga (precautionary motive), dan memperoleh keuntungan (speculative motive).

A. Motif Transaksi (Transaction Motive)

Permintaan uang untuk transaksi dalam teori Keynes adalah sama dengan permintaan uang dalam teori Klasik. Masyarakat memengang uang (holding money) dalam rangka mempermudah kegiatan transaksi sehari-hari. Permintaan uang untuk transaksi berhubungan positif dengan tingkat pendapatan. Bila pendapatan meningkat, maka kebutuhan uang untuk transaksi meningkat.

B. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)

Hal lain yang juga memotivasi orang memengang uang adalah persiapan untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan atau tak terduga, misalnya sakit atau mengalami kecelakaan. Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga berhubungan positif dengan tingkat pendapatan. Jika pendapatan meningkat, permintaan uang untuk berjaga-jaga juga meningkat.

C. Motif Memperoleh Keuntungan (Speculative Motive)

(7)

Tabel 2.1

Alasan Masyarakat Memegang Uang

Motivasi Beberapa Karakteristik

Kebutuhan Transaksi Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari Sebagai alat tukar

Berhubungan positif dengan pendapatan Berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi Berjaga-jaga Untuk menghadapi kondisis darurat/tak terduga

Sebagai alat tukar

Sebagai penyimpanan nilai

Berhubungan positif dengan pendapatan Berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi Mendapatkan keuntungan Sebagai penyimpan nilai

Sebagai salah satu bentuk asset

Berhubungan negatif dengan tingkat bunga Berhubungan nilai dengan perkiraan inflasi

2.2. Inflasi

Menurut Boediono (1994:155) definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi. Syarat adanya kecenderungan menarik yang terus-menerus juga perlu digaris-bawahi. Kenaikan harga-harga karena, misalnya, musiman, menjelang hari raya, bencana, dan sebagainya, yang sifatnya hanya sementara tidak disebut inflasi.

2.2.1. Teori Inflasi Klasik

(8)

dibandingkan dengan volume transaksi maka obarnya adalah membatasi jumlah uang beredar dan kredit. Pendapat Klasik tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Inflasi = f ( Jumlah uang beredar, Kredit )

2.2.2. Teori Inflasi Keyness

Teori ini mengasumsikan bahwa perekonomian sudah berada pada tingkat full employment. Menurut Keynes kuantitas uang tidak berpengaruh terhadap tingkat permintaan total, karena suatu perekonomian dapat mengalami inflasi walaupun tingkat kuantitas uang tetap konstan. Jika uang beredar bertambah maka harga akan naik. Kenaikan harga ini akan menyebabkan bertambahnya permintaan uang untuk transaksi, dengan demikian akan menaikkan suku bunga. Hal ini akan mencegah pertambahan permintaan untuk investasi dan akan melunakkan tekanan inflasi.

Analisa Keynes mengenai inflasi permintaan dirumuskan berdasarkan konsep inflationary gap. Menurut Keynes, inflasi permintaan yang benar-benar penting adalah yang ditimbulkan oleh pengeluaran pemerintah, terutama yang berkaitan dengan peperangan, program investasi yang besar-besaran dalam kapital sosial. Dengan demikian pemikiran Keynes tentang inflasi dapat dirumuskan menjadi:

Inflasi = f (Jumlah uang beredar, pengeluaran pemerintah, suku bunga, investasi)

2.2.3. Teori Kuantitas

Teori kuantitas merupakan teori yang paling tua mengenai inflasi. Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari (a) jumlah uang yang beredar, dan (b) psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectation). Inti dari teori ini adalah sebagai berikut:

(a) Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar (uang kartal atau uang giral). Penambahan jumlah uang ibarat “bahan bakar” bagi api inflasi. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun sebab musabab awal terjadinya inflasi.

(9)

2.3. Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross Domestic Bruto) merupakan statistika perekonomian yang paling diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat. Hal yang mendasarinya karena GDP mengukur dua hal pada saat bersamaan: total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. Alasan GDP dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan pengeluaran dikarenakan untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti dengan pengeluaran (Mankiw, 2006:5). (a) GDP Rill (real GDP) mengukur jumlah produksi yang tidak dipengaruhi oleh perubahan harga dengan kata lain menilai produksi barang dan jasa pada harga tetap.

(b) GDP Nominal mengukur produksi barang dan jasa yang dinilai denga harga-harga di masa sekarang.

2.3.1. Komponen-komponen dan Perhitungan PDB

Y = C + I + G + NX

Persamaan ini merupakan persamaan identitas - sebuah persamaan yang pasti benar dilihat dari bagaimana variabel-variabel persamaan tersebut dijabarkan. Komponen tersebut ialah:

1. Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan rumah tangga untuk barang dan jasa. 2. Investasi (investment) adalah pembelian barang yang akan digunakan pada masa depan

untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak.

3. Belanja Pemerintah (government purchases) yaitu pengeluaran untuk barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah (mencakup upah pegawai negeri dan pengeluaran untuk pekerjaan umum)

(10)

2.4. Kerangka Pemikiran

2.5. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah dipaparkan maka dapat disajikan hipotesis yaitu diduga:

1. H0 = β1 = β2 = 0 : Tidak ada pengaruh Inflasi dan PDB terhadap Permintaan Uang 2. H1 = β1 ≠ β2 ≠ 0 : Ada pengaruh Inflasi dan PDB terhadap Permintaan Uang

Inflasi

Produk Domestik Bruto (PDB)

(11)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian tentang Analisis Permintaan Uang ini menggunakan model statistika dengan menggunakan analisis regresi. Ruang lingkup dalam penelitian ini menggunakan satu variabel terikat (dependent variable) dan dua variabel bebas (independent variable). Variabel dependen yang digunakan yaitu Permintaan Uang, sementara dua variabel independen yaitu Inflasi dan Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

3.2. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metodetime series. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh berdasarkan informasi yang disusun dan dipublikasikan oleh instansi tertentu. Dalam penelitian ini data Inflasi dan Produk Domestik Bruto (PDB) diperoleh dari website Badan Pusat Statistik (BPS) dan untuk memperoleh Permintaan Uang yaitu dari website Kementrian Perdagangan.

3.3. Metode Yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Regresi Linear Berganda (Multiple Regression) dengan program SPSS 22.0 (software) sebagai alat bantunya. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (Independent Variable) terhadap variabel terikat (Dependent Variable).

3.4. Metode Analisis Data

3.4.1. Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heterokedastisitas dan asumsi-asumsi klasik lainnya. Adapun asumsi-asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut:

A. Uji Normalitas

(12)

harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa & Ashari, 2005:231).

B. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada tidaknya Heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya. Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homokedastisitas. (Gujarati dalam Elmasari, 2010:53)

C. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (Ghozali, 2007:91).

D. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya (Santosa & Ashari, 2005:240).

3.4.2. Pengujian Hipotesis

A. Pengujian Secara Parsial (Uji T)

(13)

B. Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Analisis korelasi berganda ini berkenaan dengan hubungan tiga atau lebih variabel. Sekurang-kurangnya dua variabel bebas dihubungkan dengan variabel terikatnya. Dalam korelasi ganda koefisien korelasinya dinyatakan dalam R.

Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel terikatnya, sehingga dapat diketahui besarnya sumbangan seluruh variabel bebas yang menjadi obyek penelitian terhadap variabel terikatnya.

C. Analisis Koefisien Determinasi

(14)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Normalitas

Untuk menganalisis hasil Uji Normalitas, kita lihat pada baris "Asymp. Sig. (2-tailed)" baris paling bawah. Bila nilai tiap variabel lebih dari ( > 0,05 ) maka uji normalitas bisa terpenuhi.

Hipotesis yang digunakan adalah: H0 = Data berdistribusi normal H1 = Data berdistribusi tidak normal

Jika nilai signifikasi > 0.05 maka H0 diterima Jika nilai signifikasi < 0.05 maka H0 ditolak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 20

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std.

Deviation ,05395819 Most Extreme

Differences

Absolute ,156

Positive ,091

Negative -,156

Test Statistic ,156

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

Sumber:OutputSPSS, diolah penulis, 2015

(15)

4.2. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (Dependent Variable) yaitu ZPRED dengan residualnyaSRESID. Deteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:

 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

 Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Sumber:OutputSPSS, diolah penulis, 2015

(16)

4.3. Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas (Wijaya, 2009:119).

Coefficientsa

Sumber:OutputSPSS, diolah penulis, 2015

Dari hasil output data didapatkan bahwa nilai semua nilai VIF < 10 ini berarti tidak terjadi multikolonieritas. Dan menyimpulkan bahwa uji multikolonieritas terpenuhi.

4.4. Uji Autokorelasi

Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:  Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

 Angka DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi  Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,964a ,929 ,921 ,05704 1,507

Sumber:OutputSPSS, diolah penulis, 2015

(17)

4.5. Pengujian Secara Parsial (Uji T)

Uji T digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,025. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.

Coefficientsa

B Std. Error Beta

1 (Constant) -17,823 2,175 -8,195 ,000

PDB 2,302 ,165 ,980 13,952 ,000

Inflasi -,034 ,054 -,044 -,631 ,536

Sumber:OutputSPSS, diolah penulis, 2015

1. PDB (X1) terhadap Permintaan Uang (Y)

Hipotesis:

H0 = PDB berpengaruh signifikan terhadap Permintaan Uang H1 = PDB tidak berpengaruh signifikan terhadap Permintaan Uang

Terlihat pada kolom Coefficientsterdapat nilai sig 0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,025, atau nilai 0,000 < 0,025, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Variabel X1 mempunyai T-hitung yakni 13,952 dengan T-tabel = 2,42311654 . Jadi T-hitung > T-tabel dapat disimpulkan bahwa variabel X1 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai T positif menunjukkan bahwa variabel X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan PDB memiliki pengaruh signifikan terhadap Permintaan Uang.

2. Inflasi (X2) terhadap Permintaan Uang (Y)

Hipotesis:

(18)

Terlihat pada kolomCoefficientsterdapat nilai sig 0,536. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,025, atau nilai 0,536 > 0,025, maka H1 diterima dan Ho ditolak. Variabel X2 mempunyai T-hitung yakni 0,631 dengan T-tabel = 2,42311654 . Jadi T-hitung < T-tabel dapat disimpulkan bahwa variabel X2 tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai T negatif menunjukkan bahwa X2 mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Inflasi memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Permintaan Uang.

4.6. Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,025. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F menurut tabel maka hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

ANOVAa

1 Regression ,724 2 ,362 111,280 ,000b

Residual ,055 17 ,003

Total ,780 19

a. Dependent Variable: Permintaan_Uang b. Predictors: (Constant), Inflasi, PDB Sumber:OutputSPSS, diolah penulis, 2015 Hipotesis:

H0 = Inflasi dan PDB berpengaruh signifikan terhadap Permintaan Uang H1 = Inflasi dan PDB tidak berpengaruh signifikan terhadap Permintaan Uang Pengujian secara simultan X1 dan X2 terhadap Y:

(19)

4.7. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain (Santosa & Ashari, 2005:125).

Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih mendekati angka 0 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas. Tapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,964a ,929 ,921 ,05704 1,507

a. Predictors: (Constant), Inflasi, PDB b. Dependent Variable: Permintaan_Uang Sumber:OutputSPSS, diolah penulis, 2015

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang di Indonesia tahun 2010-2014 didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Vaiabel Produk Domestik Bruto (PDB) mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap Permintaan Uang (M2).

2. Variabel Inflasi mempunyai hubungan negatif sehingga berpengaruh tidak signifikan atau tidak berkontribusi terhadap Permintaan Uang (M2).

3. Menurut Koefisien Determinasi (R-square) sebesar 0,929 berarti 92,9% maka keragaman Permintaan Uang dapat dijelaskan oleh variabel Produk Domestik Bruto (PDB) dan Inflasi secara bersama-sama.

4. Sedangkan dari hasil Uji F secara bersama-sama (simultan) Inflasi dan PDB berpengaruh signifikan terhadap Permintaan Uang (M2).

5.2. Saran

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, www.bps.go.id

Boediono. 1994. Ekonomi Moneter, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 5. Yogyakarta: BPFE.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar N. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika (Buku 1, edisi ke-5). Jakarta: Salemba Empat.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, www.kemendagri.go.id

Mankiw, N. Gregory. 2006.Pengantar Ekonomi Makro (Edisi 3). Jakarta: Salemba Empat. Manurung, Mandala, dan Prathama Rahardja. 2004. Uang, Perbankan dan Ekonomi

Moneter. Kajian Kontekstual Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Nopirin.Ekonomi Moneter II. 1992. Yogyakarta: BPFE.

Sukirno, Sadono. 2000.Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Santosa & Ashari. 2005. Analisis Statistic Dengan Microsoft Excel & SPSS. Yogyakarta:

Andy Offset.

Gambar

Tabel 1.1Jumlah data PDB, Inflasi dan Permintaan Uang tahun 2010-2014 (Triwulan)
Tabel 2.1Alasan Masyarakat Memegang Uang

Referensi

Dokumen terkait

The aim of this study are to analyze the text of female sexuality articles that realized in the women magazines (i.e. vocabulary, grammar, cohesion and text

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Tujuan penelitian peng- embangan ini adalah menghasilkan modul interaktif dengan menggunakan learning content development system pada materi pokok usaha dan energi untuk

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

memperhatikan penjelasan materi dari guru, mengikuti kegiatan diskusi dan berperan aktif dalam kelompok agar waktu digunakan secara efisien, serta lebih tertib

Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger pada perusahaan di BEI maka desain penelitian yang

Faktor yang dapat menyebabkan rendahnya rendemen yang dihasilkan selama proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit ( crude palm kernel oil) berasal dari

Jika mengacu pada Ghozali (2012) maka tidak terdapat multikolinieritas pada model dalam penelitian ini, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi