• Tidak ada hasil yang ditemukan

upaya meningkatkan hasil rendemen minyak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "upaya meningkatkan hasil rendemen minyak"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL RENDEMEN MINYAK INTI SAWIT (CRUDE PALM KERNEL OIL) DI PT. BUDI NABATI PERKASA

ROSA MEILINA J1A113032

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

PT. Budi Nabati Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan PK (Palm Kernel) dan CPO (Crude Palm Oil), produk turunanya yaitu RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil), RBDPST (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin), PFAD (Palm Fatty Acid Destilate), CPKO (Crude Palm Kernel Oil), RBDPKO (Refined Bleched Deodorized Palm Kernel Oil), palm kernel fatty acid destilate dan PKE (Palm Kernel Expeller). Secara garis besar proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit (crude palm kernel oil) dilakukan beberapa tahap yaitu, tempat sampling, quality check (pengecekan kualitas inti sawit di laboratorium), penimbangan, loading ramp, tangki penyimpanan (silo), press I, press II, penyaringan, storage tank dan gudang PKE (Palm Kernel Expeller).

Faktor yang dapat menyebabkan rendahnya rendemen yang dihasilkan selama proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit (crude palm kernel oil) berasal dari mutu bahan baku yang digunakan meliputi kadar air, kadar kotoran dan kadar minyak inti sawit. Rendahnya rendemen yang di dapat akan mengakibatkan target yang tidak tercapai dapat membuat kerugian yang di tanggung oleh pabrik. Selain bahan baku, rendemen dipengaruhi oleh proses pengepressan, proses pengepressan yang tekanannya tidak optimal akan menyebabkan rendahnya rendemen yang dihasilkan.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Rendemen Minyak Inti Sawit (Crude Palm Kernel Oil) Di PT. Budi Nabati Perkasa

Lokasi : PT. Budi Nabati Perkasa, JLRaya Pelabuhan Desa Talang Duku RT 11. Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi 36391, Jambi

Nama : Rosa Meilina

Nim : J1A113032

Program Studi : Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas/Universitas : Teknologi Pertanian/ Universitas Jambi Waktu Pelaksanaan : 16 Januari -16 Maret 2017

Dosen Pembimbing : Ade Yulia S.TP.,M.Sc Dosen Penguji : Ir. Indriyani, M.P

Jambi, Juni 2017 Disetujui:

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Abdi Rahoma S.TP Ade Yulia, S.TP, M, Sc Quality Control NIP: 198301162006042002

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Jambi

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang ini yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Rendemen Minyak Inti Sawit (Crude Palm Kernel Oil) Di PT. Budi Nabati Perkasa”

Terwujudnya Laporan Praktek Kerja Lapang ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan dan nasehat baik secara langsung maupun tidak langsung. Saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sejak masa pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) hingga selesai penyusunan laporan ini. Terimakasih ini saya ucapkan kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Hj. Dharia Renate, M.sc selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi.

2. Bapak Dr. Mursalin, S.TP, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi.

3. Ibu Ade Yulia, S.TP, M.sc selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapang dan selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

4. Bapak Indra Haryadi selaku kepala pabrik di PT. Budi Nabati Perkasa

5. Bapak Abdi Rahoma S.TP selaku Pembimbing lapang 1 pada Praktek Kerja Lapangan.

6. Bapak Rudy selaku kepala produksi inti sawitdi PT. Budi Nabati Perkasa 7. Segenap jajaran manajemen, staff dan pekerja PT. Budi Nabati Perkasa

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL)...3

1.3 Manfaat Kerja Lapang (PKL)...3

1.4 Tempat Praktek Kerja Lapang...4

1.5 Jadwal Waktu Praktek Kerja Lapang (PKL)...4

BAB II TINJAUAN TEMPAT MAGANG ...5

2.1 Sejarah Pabrik...5

2.2 Struktur Organisasi Pabrik...5

2.2.1 Jumlah tenaga kerja...7

2.3 Kegiatan Umum Pabrik...9

2.3.1 Bahan Baku...9

2.3.2 Produk...11

2.3.3 Proses Pengolahan Inti Sawit...11

2.3.3.1 Tempat Sampling...11

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG...19

(6)

3.2 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang...19

3.3 Masalah yang dihadapi...20

3.4 Solusi yang diberi...25

BAB IV PENUTUP...27

4.1 Kesimpulan...27

DAFTAR PUSTAKA...28

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halam

1. Jumlah tenaga kerja PT. Budi Nabati Perkasa...8

2. Jam kerja karyawan kantor dan teknik PT. Budi Nabati Perkasa...9

3. Jam Kerja Karyawan Pengolahan...9

4. Komposisi Biji Inti Sawit...10

5. Pengujian Penerimaan inti sawit dan Pengujian laboratorium produksi di PT. Budi Nabati Perkasa...21

6. Standar mutu minyak inti sawit di PT. Budi Nabati Perkasa...21

7. Standar Nasional Indonesia mutu minyak inti sawit...22 Y

(8)

Gambar Halama

1. Varietas Buah Kelapa Sawit...11

2. inti Sawit...12

3. Jembatan Timbang...13

4. Loading ramp...13

5. Tangki Penyimpanan...14

6. Conveyor dan Elevator...15

7. Silo dan Mesin Press 1...15

8. Silo mesin press II dan bak oil fit...16

9. Elevator dan bak vibrating...16

10. Filter press...17

11. Storage tank...17

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)...29

2. Bagan Proses Palm Kernel...30

3. Struktur Organisasi PT. Budi Nabati Perkasa...31

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.) merupakan tanaman yang berasal dari Nigeria, Afrika Barat yang saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu tanaman perkebunan yang sangat di perhitungkan di Indonesia. Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati dengan potensi produksi sekitar 6 ton minyak per hektar setiap tahunnya (Sastrosayono, 2008). Komoditas kelapa sawit baik yang berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non-migas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi (Sastrosayono, 2003).

Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari daging buah (pericarp) dan inti (kernel). Daging buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar atau kulit buah yang disebut pericarp, lapisan sebelah dalam disebut mesocrap dan lapisan paling dalam disebut endocarp. Selain itu, daging buah kelapa sawit pada proses pengolahannya akan diolah menjadi minyak kelapa sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil). Sedangkan inti sawit diolah kembali menjadi minyak inti sawit atau CPKO (Crude Palm Kernel Oil). Bentuk inti sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam. Inti sawit mengandung lemak, protein, serat dan air. Pada pemakaiannya lemak yang terkandung di dalamnya disebut minyak inti sawit dan ampas atau bungkilnya yang kaya protein digunakan sebagai bahan makanan ternak. Kadar minyak dalam inti kering adalah 44 – 53% (Mangoensoekardjo, 2003).

(11)

inti sawit menjadi minyak inti sawit tidak terlalu rumit bila di bandingkan dengan proses pengolahan buah sawit.

Pengolahan inti sawit (palm kernel) tidak banyak menghasilkan minyak inti sawit (crude palm kernel oil), karena kandungan minyak yang terdapat pada inti sawit lebih sedikit jumlahnya di bandingkan dengan minyak yang terdapat pada daging buah sawit sehingga harga minyak inti sawit (crude palm kernel oil) lebih mahal di bandingkan minyak sawit mentah (crude palm oil). Dalam proses produksi yang menghasilkan minyak inti sawit dengan jumlah maksimal, harus di perlukan sistem pengolahan yang maksimal sehingga akan tercapainya tujuan dan keuntungan yang ditetapkan.

Tujuan dari pengolahan inti sawit adalah untuk memperoleh minyak dari inti sawit. Dengan meningkatnya teknologi pengolahan kelapa sawit menjadi minyak inti sawit menyebabkan kebutuhan minyak akan bertambah, sehingga perusahaan yang mengolah inti sawit akan meningkatkan mutu produksi dengan meminimalkan biaya pengolahan yang sekecil-kecilnya. Salah satu tahap proses pengolahan inti sawit adalah proses pengempaan (pengepressan), dimana pada proses ini sering terjadi kehilangan minyak yang terikut pada bungkil sebagai sisa dari proses pengepressan, sehingga hal tersebut dapat merugikan perusahaan.

Proses pengepressan adalah proses pemisahan minyak dari inti sawit dengan cara melumatkan dan mengempa inti sawit. Tujuan dalam proses ini yaitu untuk mengeluarkan minyak sebanyak mungkin dari inti sawit dengan bantuan alat pengempa, sehingga tidak terlalu banyak kehilangan minyak yang masih terkandung didalam bungkil (palm kernel expeller) yang merupakan hasil akhir dari proses pengepressan. Pengertian kehilangan minyak adalah jumlah minyak yang seharusnya diperoleh dari hasil suatu proses namun minyak tersebut tidak dapat diperoleh atau hilang.

(12)

itu diperlukan standar dan pengawasan mutu terhadap produksi minyak inti sawit untuk memberikan jaminan mutu terhadap konsumen. Dalam proses pengolahan inti sawit, mutu dari hasil olah sangat ditentukan oleh bahan bakunya. Produksi minyak inti sawit sebagai bahan makanan mempunyai aspek kualitas yang berhubungan dengan kadar air, kadar kotoran dan kadar minyak. Rendahnya mutu minyak inti sawit sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor faktor tersebut yaitu penanganan pasca panen, pengangkutan, kesalahan selama pemprosesan dan penyimpanan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mempelajari “Upaya Meningkatkan Hasil Rendemen Minyak Inti sawit (Crude Palm Kernel Oil) Di PT. Budi Nabati Perkasa”

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL)

Praktek kerja lapang (PKL) di PT. Budi Nabati Perkasa bertujuan untuk : a. Mempelajari dan mengetahui angka kehilangan minyak (oil losses) pada

stasiun pressing serta faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen minyak inti sawit (Crude Palm Kernel Oil).

b. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa melalui latihan kerja serta aplikasi ilmu dengan bidangnya.

c. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi, merumuskan dan memecahkan permasalahan sesuai dengan bidang keahliannya dilapangan secara sistematis.

1.3 Manfaat Kerja Lapang (PKL)

(13)

1.4 Tempat Praktek Kerja Lapang

Pelaksanaan praktek kerja lapang (PKL) ini bertempat di PT. Budi Nabati Perkasa, Jl. Raya Pelabuhan Desa Talang Duku RT. 11 Kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi, Jambi 36391, Provinsi Jambi.

1.5 Jadwal Waktu Praktek Kerja Lapang (PKL)

(14)

BAB II

TINJAUAN TEMPAT MAGANG 2.1 Sejarah Pabrik

Pada awalnya PT. Budi Nabati Perkasa berdiri di provinsi Jambi sejak tahun 2003. PT. Budi Nabati Perkasa merupakan perusahaan cabang dari PT. Sungai Budi Group yang bergerak dibidang pengolahan palm kernel menjadi CPKO (Crude Palm Kernel Oil) dan CPO (Crude Palm Oil) menjadi minyak goreng, yang merupakan perusahaan swasta Nasional. PT. Budi Nabati Perkasa memiliki lokasi proyek yang terletak di Jl. Raya Pelabuhan Desa Talang duku RT.11 Kecamatan Taman Rajo Kabupaten. Muaro Jambi, Jambi 36391. PT. Budi Nabati Perkasa memiliki luas areal ± 50.000 m2 (5 Ha).

Pabrik ini bertempat diantara perbatasan Desa Kumpeh dan Desa Talang Duku. PT. Budi Nabati Perkasa dikembangkan dengan pola kemitraan yaitu adanya kerja sama antara masyarakat sekitar sebagai karyawan pekerja. Perijinan industri kernel di PT. Budi Nabati Perkasa terlampir pada IUI: 503/010/11/BPTSP/XI/2014.

Visi dari PT. Budi Nabati Perkasa adalah menjadi produsen minyak goreng nabati dan turunannya yang terintegrasi penuh dengan biaya produksi yang rendah dan ramah lingkungan dan Misi dari PT. Budi Nabati Perkasa adalah kekuatan melalui integrasi

2.2 Struktur Organisasi Pabrik

Struktur organisasi menggambarkan hubungan kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang berkaitan satu sama lain untuk mecapai tujuan tertentu yang diharapkan oleh semua pihak yang terkait didalamnya. Struktur organisasi merupakan bagian penting dalam berdirinya suatu perusahaan untuk memperlancar jalannya perusahaan.

(15)

pihak-pihak tersebut untuk melakukan aktivitas yang sesuai dengan kapabilitas dan tingkat intelejensinya. Wadah tersebut adalah sebuah organisasi atau lembaga pengorganisasian yang bertujuan untuk mengatur operasional perusahaan tersebut.Pengorganisasian perusahaan merupakan suatu wadah atau tempat perkumpulan orang-orang atau badan yang secara bersama-sama menjalankan suatu usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Struktur organisasi PT. Budi Nabati Perkasa dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi PT. Budi Nabati Perkasa sebagai berikut :

1. Direktur

Bertanggung jawab dalam memimpin dan membina PT. Budi Nabati Perkasa secara efektif dan efesien.

2. Kepala Pembelian

Menyediakan bahan baku dan bahan yang mendukung dalam proses produksi sesuai dengan kebutuhan order

3. Kepala Pemasaran

Melakukan analisis pasar, menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran perusahaan.

4. Kepala Pabrik

Kepala pabrik bertanggung jawab langsung kepada area manager dalam kelancaran proses pabrik.

5. Keuangan/Akunting

Merencanakan, menganggarkan, memeriksa, mengelola, dan menyimpan dana yang dimiliki oleh perusahaan.

6. Supervisor Sales

Mengkoordinir tim sales, memonitoring aktivitas tim sales, membuat strategi-strategi penjualan, memberikan laporan penjualan tim sales, mensosialisasikan dan memberitahu informasi mengenai penjualan yang baru kepada tim sales.

7. Human Resource Development (HRD)

HRD bertugas mengurus ketenagakerjaan atau personalia perusahaan dan bertanggung jawab pada staff HRD.

8. Kepala QC (Quality Control)

(16)

Bertugas dalam menerapkan dan meningkatkan pemeliharaan pencegahan, meningkatkan dan mempertahankan kemampuan atau kecepatan perbaikan peralatan sistem dalam kondisi layak kerja.

10. Kepala Produksi

Bertanggung jawab mengawasi dan mengevaluasi semua kegiatan proses produksi palm kernel hingga menghasilkan CPKO (CrudePalm Kernel Oil), serta mengkoordinir dan mengarahkan semua karyawan agar bekerja lebih baik untuk mencapai kualitas produksi.

11. Kepala Gudang

Bertanggung jawab dalam merencanakan, mengkoordinasi, mengontrol dan mengevaluasi semua kegiatan penerimaan, penyimpanan dan persediaan stok CPKO (Crude Palm Kernel Oil) dan PKE (Palm Kernel Expeller) yang akan didistribusikan.

12. Operator

Operator adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengoperasikan peralatan atan mesin pada masing-masing stasiun.

13. Karyawan Pabrik

Karyawan pabrik mempunyai tugas melakukan pekerjaan dipabrik sesuai dengan bagian masing–masing dan bertanggung jawab atas kelancaran proses kegiatan pada masing–masing bagian yang telah terstruktur dan terorganisasi. 2.2.1 Jumlah tenaga kerja

(17)

2.2.2. Jam kerja

Pengaturan jam kerja yang berlaku di PT. Budi Nabati Perkasa terdiri atas 2 bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Kantor

Untuk bagian tersebut hanya ada 1 shift dengan 8 jam kerja per hari dan 40 jam kerja per minggu dengan bagian dapat dilihat pada Tabel 2.

b. Bagian Pengolahan

Untuk bagian pengolahan jam kerja terbagi atas dua shift dengan 12 jam kerja/shift/hari. Jam kerja karyawan berdasarkan shift dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 1. Jumlah tenaga kerja PT. Budi Nabati Perkasa

NO BAGIAN PEKERJAAN JUMLAH

7 Kepala Quality Control 1

8 Kepala HRD 1

9 Ka. Maintance & Utility 1

10 Kepala produksi 2

Tabel 2. Jam kerja karyawan kantor dan teknik PT. Budi Nabati Perkasa

No Hari Waktu Kerja (WIB) Istirahat

1 Senin-Sabtu 08.00 – 12.00 14.00 – 16.00

12.00 – 14.00 Sumber : PT. Budi Nabati Perkasa

(18)

Shift Waktu Kerja (WIB)

I 08.00 – 20.00

II 20.00 – 08.00

Sumber : PT. Budi Nabati Perkasa

2.3 Kegiatan Umum Pabrik

Pabrik minyak kelapa sawit PT. Budi Nabati Perkasa menghasilkan beberapa jenis produk yaitu RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil), RBDPST (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin), CPKO (Crude Palm Kernel Oil), PFAD (Palm Fatty Acid Destilate), RBDPKO (Refined Bleched Deodorized Palm Kernel Oil), PKE (Palm Kernel Expeller) dan Palm Kernel Fatty Acid Destilate. Produk turunan CPO (Crude Palm Oil) diangkut oleh mobil truck menuju pasar untuk didistribusikan kekonsumen , sedangkan produk berupa CPKO (Crude Palm Kernel Oil) didistribusikan menggunakan kapal laut daerah pemasarannya keluar Negeri.

2.3.1 Bahan Baku

Bahan baku merupakan komponen penting perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Bahan baku yang akan diolah di PT. Budi Nabati Perkasa berupa CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (palm kernel). Bahan baku CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit berasal dari pihak plasma, yaitu bahan baku yang berasal dari perusahaan mitra seperti pabrik kelapa sawit Muaro Jambi, pabrik kelapa sawit Muko-muko, pabrik kelapa sawit Riau, dan perusahaan lainnya.

Inti kelapa sawit merupakan buah tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging buah dan tempurungnya serta selanjutnya dikeringkan. Adapun komposisi biji inti sawit dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Komposisi Biji Inti Sawit

(19)

Sumber: S. Ketaren, 1986.

Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah , dikenal tiga varietas kelapa sawit yaitu:

1. Dura

Tempurung cukup tebal 2 - 2,8 mm dan tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung.Daging buah tipis dengan persentase daging buah terhadap buah 35-50%. Inti buah (kernel) besar tetapi kandungan minyaknya rendah di bawah 12%.

2. Tenera

Varietas ini mempunyai sifat-sifat dari induknya, yaitu dura dan pisifera. Tebal tempurung tenera adalah 0,5 - 4,0 mm. Persentase daging buah terhadap buah 60-90%, kandungan minyak daging buah 18-23% dan kandungan minyak inti 40-45%.

3. Pisifera

Ketebalan tempurung sangat tipis bahkan hampir tidak ada tetapi daging buahnya tebal. Persentase daging buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat kecil, pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. Penyerbukan silang antara pisifera dan dura akan menghasilkan varietas tenera.

(20)

Gambar 1. Varietas Buah

Kelapa Sawit 2.3.2 Produk

Pabrik Minyak sawit PT. Budi Nabati Perkasa mengolah CPO (Crude Palm Oil) menghasilkan beberapa jenis produk yaitu RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil), RBDPST (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin). Selain memiliki pabrik minyak goreng, PT. Budi Nabati Perkasa juga memiliki pabrik inti sawit. Pabrik di PT. Budi Nabati Perkasa mengolah inti sawit menjadi Bleched Deodorized Palm Stearin, PFAD (Palm Fatty Acid Destilate), CPKO (Crude Palm Kernel Oil), RBDPKO (Refined Bleched Deodorized Palm Kernel Oil), PKE (Palm Kernel Expeller) dan Palm Kernel Fatty Acid Destilate.

2.3.3 Proses Pengolahan Inti Sawit 2.3.3.1 Tempat Sampling

Inti sawit yang diangkut dengan menggunakan truck terlebih dahulu harus melewati tempat sampling sebelum masuk ke loading ramp untuk dilakukan pengambilan sampel. Setelah itu sampel di bawak ke laboratorium QC (Quality Control) untuk dianalisa. Adapun cara pengambilan sampel sebagai berikut:

(21)

 Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat sekop, tombak dan ember

 Sekop digunakan untuk mengambil sampel inti sawit pada bagian atas, tombak digunakan untuk mengambil sampel pada bagian tengah truck  Sampel yang telah diambil akan diletakkan ke dalam ember, kemudian

sampel diletakkan dan diratakan kedalam talam. Setelah itu dibagi menjadi empat bagian diambil secara silang atau secara acak dan dimasukkan kedalam plastik. Sampel dibawa ke laboratorium QC (Quality Control) untuk dianalisa quality dari inti sawit tersebut. Gambar inti sawit dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Inti sawit

2.3.3.2 Quality Check (Pengecekan kualitas inti sawit di laboratorium)

Dalam menganalisa inti sawit ditinjau berdasarkan kadar kotoran dan kadar air (moisture) . PT.Budi Nabati Perkasa memiliki standar kadar kotoran 8,0% dan kadar air 8,0%. Apabila inti sawit untuk sampel atas inspect sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, maka bagian QC (Quality Control) membuat tiket bongkar dan diserahkan ke petugas ware house kemudian truck akan menuju loading ramp untuk dilakukan pembongkaran dan dicek sampel curahnya. Untuk pengambilan sampel curah ada tiga bagian yaitu: belakang, tengah dan depan kemudian sampel diantar ke laboratorium QC (Quality Control) untuk dianalisa. Dalam menganalisa inti sawit ditinjau berdasarkan kadar kotoran dan kadar air (moisture).

(22)

PT. Budi Nabati Perkasa memiliki 1 unit jembatan timbang, jembatan timbang yang digunakan adalah avery weigh-trinix dengan kapasitas beban maksimum 4000 ton. Penimbangan bertujuan untuk mengetahui berat inti sawit yang masuk ke pabrik, dan asal inti sawit. Untuk truck muatan inti sawit yang telah mendapatkan tiket bongkar maka pembongkaran terus berlanjut. Inti sawit yang telah di bongkar akan masuk ke loading ramp dan jatuh ke silo untuk disimpan sementara waktu. Gambar jembatan timbang dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Jembatan timbang 2.3.3.4 Loading Ramp

Loading ramp adalah tempat pembongkaran Inti sawit yang telah di analisa kualitasnya. Alat pendistribusian inti sawit pada loading ramp ini adalah traktor. Inti sawit yang telah di bongkar akan di dorong meggunakan traktor menuju tangki penyimpanan untuk disimpan sementara waktu. Gambar loading ramp dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Loading ramp

(23)

Tangki penyimpanan (silo) berfungsi sebagai tempat penyimpanan inti sawit sementara dan sebagai tempat pengeringan inti . PT. Budi Nabati Perkasa memiliki 1 unit silo dengan kapasitas 300 ton, Proses pendistribusian inti sawit berdasarkan sistem FIFO (First In First Out). Silo dilengkapi dengan blower yang berfungsi untuk menghisap uap air yang terdapat didalam silo. Selain itu, blower tangki penyimpanan berdasarkan sistem FIFO yaitu dimana inti sawit yang lebih dahulu dibongkar pada loading ramp akan langsung ditransfer ke silo dan begitu seterusnya. Pasokan bahan baku inti sawit di PT. Budi Nabati Perkasa tidak hanya berasal dari pabrik kelapa sawit yang ada di pulau Sumatera saja, tetapi ada juga yang berasal dari luar pulau Sumatera dan biasanya disebut dengan inti kapal, inti sawit diangkut dengan menggunakan kapal laut bak terbuka. Gambar silo dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Tangki penyimpanan (silo) 2.3.3.6 Press I

(24)

Kemudian minyak kasar yang ada bak oil pit akan alirkan ke Bak vibrating, selanjutnya akan dipompa ke filter press untuk disaring.

Apabila telah selesai melewati proses penyaringan maka CPKO (Crude Palm Kernel Oil) tersebut akan masuk kedalam buffer tank dan kemudian menuju storage tank. Bungkil yang keluar dari bagian depan mesin akan turun kedalam conveyor kemudian dialirkan menuju elevator. Dengan menggunakan elevator, bungkil diangkat dan jatuh kedalam conveyor. Dari conveyor tersebut maka bungkil selanjutnya masuk ke conveyor dan diangkat menuju silo bungkil. Bungkil yang ada dalam silo tersebut selanjutnya akan memasuki tahap proses kedua (press II). Gambar proses press 1 dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.

Gambar 6. Mesin press 1 dan silo

Gambar 7. Convayer dan elevator 2.3.3.7 Press II

(25)

untuk dianalisa (kadar air, kadar kotoran dan kadar minyak). Minyak yang keluar dari mesin press II akan dibawa oleh conveyor menuju bak oil Pit, kemudian di alirkan ke bak vibrating, selanjutnya akan dipompa ke filter press untuk disaring. Setelah itu akan dialirkan ke buffer tank lalu ke storage tank.

PT. Budi Nabati Perkasa memiliki mesin Press II sebanyak 33 buah. Mesin press memiliki kapasitas sebesar 5 ton/mesin dalam sehari. Sedangkan bungkil yang keluar dari mesin press II akan dibawa oleh convayer melewati metal trapping kemudian dibawa oleh elevator menuju gudang PKE (Palm Kernel Expeller). Setelah itu bungkil masuk ke dalam gudang penyimpanan dengan temperatur maksimal 50º C. Gambar proses press II dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9.

Gambar 8. Mesin press II dan bak oil fit

Gambar 9. Elevator dan bak vibrating

2.3.3.8 Penyaringan

(26)

ke buffer tank sedangkan ampas minyak (cake) tersebut akan tertinggal didalam filter press. Cake yang dihasilkan dari mesin filter press dibongkar secara manual menggunakan tenaga manusia. Cake yang masih basah dikembalikan ke mesin press I untuk di press kembali. Gambar filter press dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Filter press 2.3.3.9 Storage Tank

Storage tank merupakan tempat penampungan dan penyimpanan sementara CPKO (Crude Palm Kernel Oil) yang telah dihasilkan sebelum dipasarkan ke pabrik pengolahan selanjutnya atau di eksport keluar negeri. Untuk menjaga kualitas sementara CPKO (Crude Palm Kernel Oil) pada storage tank, maka dialirkan steam dengan suhu 50°C - 60°C untuk mencegah terjadinya pembekuan minyak didalam tangki dan menjaga pH minyak. Pembekuan minyak didalam tangki akan mempersulit pemompaan minyak pada saat pengisian kedalam truk pengiriman sementara CPKO (Crude Palm Kernel Oil). Kapasitas Storage tank yang dimiliki PT. Budi Nabati Perkasa sebesar 3000 ton. Gambar storage tank dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Storage tank 2.3.3.10 Gudang PKE

(27)

temperature maksimal 50º C untuk mencegah terjadinya penggumpalan bungkil yang berada didalam gudang. Gudang PKE adalah proses akhir dari produksi inti sawit. PT. Budi Nabati Perkasa memiliki 1 gudang berkapasitas sekitar 1000 ton. Gambar Gudang PKE dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Gudang PKE 2.3.4 Stasiun Penunjang

a. Pembangkit Tenaga Listrik (Power House)

Stasiun pembangkit tenaga listrik digunakan puntuk memenuhi kebutuhan pabrik maupun domestik. PT. Budi Nabati Perkasa memiliki 2 jenis pembangkit listrik yaitu turbin dan genset. Komponen-komponen yang termasuk pada stasiun ini yaitu :

 Turbin merupakan unit mesin pembangkit tenaga listrik yang digerakkan oleh tenaga uap untuk memutar generator sehingga dapat menghasilkan arus listrik. Prinsipnya yaitu mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik, yang kemudian diubah menjadi energi mekanis yang akhirnya diubah menjadi energi listrik.

(28)

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG 3.1 Bidang dan Unit Kerja

Kegiatan praktek kerja lapang (PKL) yang dilaksanakan di PT. Budi Nabati Perkasa sebagian besar dilakukan pada stasiun proses pengolahan inti sawit dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung proses yang terjadi dalam pengolahan inti sawit serta untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam unit pengolahan hingga menajdi minyak inti sawit (crude palm kernel oil).

Pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) dioperasikan dalam suatu rangkaian proses yang continue, dimana hasil proses dari suatu instalasi akan dilanjutkan oleh instalasi berikutnya dengan mempertahankan mutu. Kesalahan yang terjadi pada tahapan proses tertentu tidak dapat diperbaiki pada proses berikutnya. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan atau perlakuan yang benar untuk setiap tahapan proses sehingga hasil akhir yang diperoleh akan maksimal.

3.2 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

Pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapang (PKL) dimulai dari hari Senin tanggal 16 Januari 2017 hingga hari Kamis tanggal 16 Maret 2017 di PT. Budi Nabati Perkasa ,Jl. Raya Pelabuhan Desa Talang duku RT. 11 kecamatan Taman Rajo Kabupaten Muaro Jambi, Jambi 36391, Provinsi Jambi.

(29)

3.3 Masalah yang dihadapi

Permasalahan yang dihadapi pada proses pengolahan minyak inti sawit di PT. Budi Nabati Perkasa adalah tingginya kehilangan minyak. Tingginya kehilangan minyak pada bungkil merupakan masalah yang menyebabkan kerugian di pabrik. Tingkat losses yang dihasilkan setiap produksi berbeda-beda. Untuk mengetahui penyebab losses pada produksi inti sawit maka dilakukan pengujian selama 4 hari pada inti sawit dan minyak inti sawit baik dalam skala laboratorium maupun skala produksi. Adapun parameter yang diamati dalam skala laboratorium dan skala produksi dapat dilihat pada Tabel 5.

Kandungan bahan baku yang baik harus memenuhi standar yang ditetapkan di PT. Budi Nabati Perkasa. Kandungan bahan baku yang telah ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 6.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat rendemen yang dihasilkan yaitu mutu bahan baku dan proses pengepressan. Bahan baku adalah salah satu unsur proses produksi, yang diolah melalui proses untuk dijadikan produk. Bahan baku yang baik memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hasil produk yang baik bila di proses dengan benar. Bahan baku yang digunakan dalam proses pengolahan harus memenuhi kriteria standar yang telah ditetapkan pabrik. Adapun faktor yang menyebabkan tingkat rendemen yang dihasilkan sebagai berikut : a. Kadar air

(30)

Tabel 5. Pengujian Penerimaan inti sawit dan Pengujian laboratorium produksi di PT. Budi Nabati Perkasa

Tanggal

Penerimaan inti sawit Hasil produksi crude palm kernel oil (CPKO) Kadar

20/02/ 2017 7,0 7,1 48, 387 42,144 52,865 4,9 11,174 5,9

21/02/2017 7,9 7,8 47,154 40,911 53,689 5,0 11,745 6,3

22/02/2017 8,5 7,9 45,987 39,576 53,924 5,3 11,986 6,5

23/02/2017 7,2 7,4 47,805 41,455 53.345 5,0 11,013 5,9

Jumlah 30,6 30,2 189,33 129,09 213,82 20,2 45,92 24,6

Rata-rata 7,7 7,5 47,333 41,021 53,454 5,05 11,480 6,138

Sumber :PT. Budi Nabati Perkasa

Tabel 6. Standar mutu minyak inti sawit di PT. Budi Nabati Perkasa

Spesifikasi Satuan Inti sawit Minyak inti sawit Keterangan

Kadar air % 8,0 0,5 Maksimal

Kadar minyak % 40,0 - Maksimal

Kadar kotoran % 8,0 - Maksimal

(31)

Tabel 7. Standar Nasional Indonesia mutu minyak inti sawit Spesifikasi Satuan Inti sawit Keterangan

Kadar air % 8,0 Maksimal

Kadar minyak % 46 Minimal

Kadar kotoran % 6,0 Maksimal

Sumber: SNI 01-0002-1987

Inti sawit berasal dari pihak plasma, yaitu inti sawit yang berasal dari perusahaan mitra seperti: pabrik kelapa sawit Muaro Jambi, pabrik kelapa sawit Muko-muko, pabrik kelapa sawit Riau, dan mitra lainnya. Untuk bahan baku (inti sawit) yang tidak terlalu jauh dari pabrik dikirm menggunakan truck, tetapi inti sawit yang asalnya dari luar jambi seperti Kalimantan dikirim menggunakan kapal bak terbuka. Pengiriman inti sawit dengan kapal bak terbuka dapat mengakibatkan kandungan air inti sawit meningkat, karena pada waktu perjalanan menuju pabrik memakan waktu yang sangat lama dan cuaca yang tidak menentu pada saat diperjalanan.

Kandungan air yang terdapat dalam inti sawit akan mempengaruhi proses pengepressan, hal ini menyebabkan proses pemisahan kandungan minyak di dalam inti sawit akan sulit keluar karena kandungan air akan mengganggu proses pengepressan. Semakin tinggi kandungan air maka proses pengepressan akan semakin sulit yang menyebabkan masih banyaknya minyak yang terkandung didalam bungkil. Standar kadar air yang ditetapkan di PT. Budi Nabati Perkasa maksimal sebesar 8,0% yang sudah memenuhi SNI 01-0002-1987 yaitu 8,0%. Tetapi pada Tabel 5, pada tanggal 22 Februari terdapat kadar air bahan baku yang digunakan melebihi standar.

Kadar air yang terdapat pada inti sawit akan mempengaruhi rendemen yang di dapat pada proses pengolahan. Pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa dengan tingginya kadar air akan menyebabkan redemen minyak yg dihasilkan rendah dan mengakibatkan turunnya kadar minyak pada inti sawit sehingga oil losses juga semakin tinggi.

(32)

Kadar minyak merupakan banyaknya kandungan minyak yang terdapat di dalam inti sawit. Kandungan minyak di dalam inti sawit sangat dipengaruhi oleh kadar air dan kadar kotoran, oleh sebab itu perlu diminimalkan serendah mungkin untuk kandungan kadar air dan kandungan kadar kotoran, apabila jumlah kandungan kadar air dan kadar kotoran yang terdapat pada inti sawit tinggi otomatis kadar minyak yang dihasilkan akan rendah. Tinggi dan rendahnya kandungan minyak di dalam inti sawit akan mempengaruhi rendemen yang dihasilkan.

Menurut SNI 01-0002-1987, kadar minyak pada inti sawit minimal sebesar 46% sedangkan standar kadar minyak di PT. Budi Nabati Perkasa minimal 40,0%. Kadar minyak yang terdapat pada inti sawit sesuai dengan standar minimal SNI. Namun, untuk menghasilkan rendemen yang tinggi kadar air pada inti sawit harus dibawah standar pabrik serta proses pengolahan yang efektif.

Dapat dilihat pada Tabel 5, tanggal 22 Februari kandungan kadar minyak inti sawit sebesar 45,987% menghasilkan rendemen minyak inti sawit sebesar 39,576% yang berarti masih dibawah standar minimal pabrik hal ini disebabkan karena kandungan kadar air inti sawit sebesar 8,5% dan kadar minyak pada bungkil yang dihasilkan yaitu 11,986% .

c. Kadar kotoran

Zat pengotor inti sawit adalah semua bahan yang bukan inti sawit, misalnya tempurung (cangkang), serabut, batu dan dinyatakan dalam persen (%). Inti sawit bermutu baik apabila memiliki zat pengotor yang rendah. Kebersihan inti sawit sebagai bahan utama minyak inti sawit (crude palm kernel oil) harus dijaga dengan cara membuang zat pengotor.

(33)

terdapat inti sawit yang tertindas oleh traktor dan kotoran tanah yang menempel pada inti sawit. Pada minyak inti sawit zat pengotor merupakan komponen yang merusak kualitas minyak, karena minyak yang bermutu tinggi mempunyai salah satu kejernihan atau bersih dari benda-benda asing. Benda-benda asing pada minyak ada yang bersifat larut dalam minyak dan tidak bisa larut dalam minyak.

d. Proses Pengepressan

Proses pengepressan adalah proses pemisahan minyak dari inti sawit dengan cara melumatkan dan mengempa inti sawit. Tujuan dalam proses ini yaitu untuk mengeluarkan minyak sebanyak mungkin dari inti sawit dengan bantuan alat pengempa, sehingga tidak terlalu banyak kehilangan minyak yang masih terkandung didalam bungkil yang merupakan proses akhir dari pengepressan.

Tekanan press diatur oleh cone yang berada pada bagian ujung mesin press yang ditekan menggunakan hidrolik. Di PT. Budi Nabati Perkasa terdapat 66 unit mesin press yang berkapasitas 5 ton/mesin dengan tekanan 8 bar. Pada proses pengepressan dilakukan menggunakan steam yang berupa uap air panas sehingga minyak kasar yang keluar tidak terlalu kental sehingga pori pori silinder press tidak tersumbat. Proses pengepressan inti sawit ini menggunakan tekanan dan suplai steam yang kurang optimal sehingga proses pengepresan perlu dilakukan pengawasan agar tekanan tidak berkurang dan suplai steam yang digunakan optimal. Pemberian steam dalam proses pengepressan untuk meningkatkan dan menjaga suhu dalam tabung penampungan inti sawit sebelum pengepressan 85-90°C

(34)

Tahap proses pengepressan ini menggunakan sistem tekanan dengan alat cone dan kempa ulir yang terdapat di dalam alat press. Pada tahap pengolahan ini sering terjadinya kehilangan minyak yang terdapat di dalam bungkil dari sisa proses pengepressan. Penyebab akan kehilangan minyak ini karena lengahnya pengawasan operator bagian pengepressen sehingga tekanan yang optimal tidak tercapai. Tekanan yang di gunakan di dalam pengepressan ini sebesar 7-8 bar karena jika tekanan di bawah 7-8 proses pengepressan tidak berjalan dengan optimal yang di tandai dengan tingginya kehilangan minyak yang terdapat di dalam bungkil. Proses pengepressan yang menggunakan kempa ulir memiliki masa pakai selama 3000 jam sehingga jika telah melibihi masa pakai kempa ulir akan aus yang menyebabkan tekanan menjadi tidak optimal.

Proses pengepressan mengalirkan steam ke dalam alat press yang bertujuan untuk memberikan panas sehingga minyak yang terdapat di dalam inti sawit pecah dan mudah keluar saat proses pengepressan. Berdasarkan data pada Tabel 5 di atas terdapat rendemen yang tidak tercapai pada tanggal 22 sebesar 39,276%. Hal ini disebabkan karena di duga tidak tercapai tekanan saat proses pengepressan dan kurangnya suplai steam ke dalam alat pengepressan serta berkemungkinan karena tingginya kadar air pada inti sawit yang di olah.

3.4 Solusi yang diberi

(35)

a. Pengawasan bahan baku

Untuk bahan baku yang perlu diperhatikan yaitu pada saaat pendistribusian dan gudang penyimpanan bahan baku. Inti sawit yang berasal dari luar Sumatera seperti Kalimantan pendistribusiannya menggunakan transportasi kapal bak terbuka yang memakan waktu lama, sebaiknya harus dilengkapi dengan terpal tertutup rapat agar pada saat cuaca hujan maupun panas kadar air yang terkandung di dalam inti sawit tidak meningkat. Pada gudang, inti sawit seharusnya tidak langsung kontak dengan lantai dan penyimpanan inti sawit harus merata agar tidak terjadi penguapan. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat papan sebagai landasan inti sawit yang diletakkan secara merata digudang agar terhindar dari penguapan dan pertumbuhan kapang.

b. Proses pengepressan

(36)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari praktek kerja lapangan yang telah di lakukan di PT.Budi Nabati Perkasa dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Proses pengolahan inti sawit di PT. Budi Nabati Perkasa sudah mengikuti standar operasional pengolahan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

b. Upaya untuk meningkatkan rendemen minyak inti sawit yaitu dengan tindakan pengendalian, pengawasan dan memperbaiki alat yang daya kerjanya tidak optimal.

c. Adapun tindakan pengendalian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan rendemen minyak inti sawit yaitu : mengawasi mutu bahan baku dari mitra selama inti sawit di perjalanan sampai inti sawit sebelum di olah. Mengawasi bagian proses pengepressan meliputi tekanan harus optimal 7-8 bar dengan menambahkan alat pengatur tekanan hidrolik cone, suplai steam yang harus optimal dan massa pakai kempa ulir selama 3000 jam.

d. Kehilangan minyak (oil losses) dalam proses pengepressan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu mutu inti sawit, jumlah inti sawit yang terdapat didalam alat press, tekanan press dan suplai steam.

4.2. Saran

(37)
(38)

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Y., Widyastuti, Y.E., Satyawibawa, I. dan Hartono, R. 2004. Kelapa Sawit Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ketaren , S. 1986 .”Pengantar Teknologi Lemak dan Minyak Pangan”. Universitas Indonesia Press,Jakarta.

Mangoensoekarjo, S., dan Semangun, H. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta Sitinjak, K. 1983. Pengolahan Kelapa Sawit. Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara. Medan

(39)

LAMPIRAN Lampiran 1. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)

No Tanggal Kegiatan Keterangan/Tempat

1 16 Januari 17 Pengenalan Pesarta Magang Ruang Rapat

2 17-20 Januari 2017 Pengenalan lingkungan pabrik Seluruh bagian pabrik

3 23-27 Januari 2017 Administrasi Kantor Kantor Pabrik

4 30 Januari-03 Februari 2017 Proses Produksi Minyak Goreng Pabrik Minyak Goreng 5 06-10 Februari 2017 Proses Pengemasan/Refill Minyak Goreng Pabrik Minyak Goreng Refill 6 13-17 Februari 2017 Proses Produksi Minyak Kernel Pabrik Minyak Kernel

7 20 Februari 17 Shounding Storage Tank

8 21-24 Februari 2017 Analisa Laboratorium Laboratorium PT.Nabati Perkasa 9 27 Februari - 03 Maret 2017 Analisa Laboratorium Laboratorium PT.Nabati Perkasa 10 06-10 Maret 2017 Praktek Kerja Laboratorium PT.Nabati Perkasa 11 13 Maret 2017 Bimbingan dengan Pembimbing Lapangan

12 14 – 15 Maret 2017 Bimbingan Laporan PKL dan dokumentasi

(40)

Lampiran 2. Bagan Proses Palm Kernel

Palm kernel

Metal trapping

Pressing 1

Palm kernle Expeller

Pressing 2

Palm kernel Expeller

Metal trapping

PKE Storage

Pengiriman

Filter

Pengolahan CPKO Storage Crude palm kernel oil

(41)

Lampiran 3. Struktur Organisasi PT. Budi Nabati Perkasa

Direktur

Koordinator pabrik

Ka Pemasaran Kepala Pabrik Akunting / Keuangan

Staff Spv sales Wakil Manajemen

Ka. Gudang Ka. Produksi

Ka. Maintance & Utility Ka. QC

Ka PGA/HRD

Staff Ka.

Security/Satpam pam

Komandan Regu

Analis QC

Mekanik

Elektrik Sales

Ka. Shift

Operatror/ shift

Staff Ka pembelian

(42)
(43)

Gambar

Tabel 1. Jumlah tenaga kerja PT. Budi Nabati Perkasa
Tabel 4. Komposisi Biji Inti Sawit
Gambar 1.Varietas Buah
Gambar 2. Inti sawit
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk itu penulis akan membahas Pemanfaatan Augmented Reality Pada Aplikasi Home Seekers 3D Sebagai Strategi Marketing Penjualan Rumah. Bagaimana sebuah aplikasi bisa

Pediatrics (2004), Ikterus adalah salah satu faktor yang mempengaruhi angka kematian bayi, Penelitian di dunia kedokteran menyebutkan bahwa 70% bayi baru lahir

Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Kewirausahaan berfungsi sebagai acuan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum pada dasarnya

Untuk kajian QSAR dalam penelitian ini digunakan analisis regresi multilinear dengan data log (1/IC 50 ) sebagai variabel tidak bebas, sedangkan data muatan bersih atom pada

Membahas Pengelolaan PNS yang mengalami gangguan

Nolan (2011) menjelaskan bahwa ada keterlibatan perempuan Sendang Biru dalam lingkungan kerja mulai dari perdagangan ikan sampai pengaturan usaha perahu milik mereka. Penelitian

WONG PING FOO KLINIK KESIHATAN CHERAS BARU, JALAN 16, KAMPUNG CHERAS BARUOFF JALAN KUARI, 59200 KUALA LUMPUR.