• Tidak ada hasil yang ditemukan

T3 Penulisan Artikel dan Tajuk Rencana (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T3 Penulisan Artikel dan Tajuk Rencana (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

T3/PA-TR/A/2015 Jusuf Yulindo 210110130094

Apresiasi Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, Panduan Praktis Penulis & Jurnalis Profesional

Bab I s.d. IV

Karya A.S. Haris Sumadiria

I. Rangkuman

Artikel merupakan salah satu karya jurnalistik bentuk opini yang membahas suatu masalah yang bersifat aktual atau kontroversial. Tujuan penulisan artikel ialah memengaruhi, meyakinkan, atau menghibur pembaca. Artikel dimuat di surat kabar, tabloid, maupun majalah.

Artikel memiliki tujuh karakteristik. Ketujuh karakteristik tersebut antara lain: ditulis dengan atas nama (by line story); mengandung gagasan aktual atau kontroversial; gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagian besar khalayak pembaca; ditulis secara referensial; disajikan dengan bahasa yang hidup, populer, dan komunikatif; singkat dan tuntas; orisinal.

Artikel praktis, artikel ringan, artikel halaman opini, serta artikel analisis ahli, merupakan jenis-jenis artikel. Artikel praktis berisi petunjuk bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu. Artikel ringan rata-rata dimuat pada rubrik anak-anak, wanita, remaja, dan keluarga. Artikel halaman opini dimuat pada rubrik opini surat kabar, satu ruang dengan tajuk rencana. Sementara artikel analisis ahli adalah artikel yang ditulis oleh seorang pakar di bidangnya, pembahasan artikel biasanya memfokuskan pada isu-isu tertentu.

Dalam surat kabar, artikel memiliki kedudukan yang strategis. Kedudukan artikel itu antara lain menjadi penafsir atau penerjemah suatu berita, serta sebagai ajang eksistensi diri dan aktualisasi diri penulis.

(2)

Ada beberapa persiapan sebelum seseorang menulis sebuah artikel. Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) mengenali tahapan-tahapan menulis artikel; (2) mencari ide yang menarik; (3) menetapkan topik secara spesifik; (4) memilih judul yang menarik perhatian pembaca; (5) merumuskan tesis secara jelas dan ringkas; (6) membuat kerangka tulisan; (7) memilih sumber rujukan yang relevan.

Berbagai ide dapat dijadikan topik dalam artikel. Pengalaman pribadi, hasil pengamatan, peristiwa aktual, peringatan hari keagamaan atau hari besar, hingga apa yang menjadi minat pembaca, dapat dijadikan topik menulis artikel. Ide yang dituangkan tentunya harus baru, relevan, dan mudah dikerjakan.

Saat menulis artikel, seseorang harus memahami beberapa hal: menguasai pembukaan artikel berikut fungsi dan ketepatannya sesuai dengan topik artikel; menggunakan berbagai teknik pembahasan isi artikel; menguasai sistematika penulisan artikel; memilih penutupan artikel yang paling baik.

Tidak semua artikel yang dikirimkan ke media massa dapat dimuat. Ada beberapa syarat agar sebuah artikel dapat dimuat di media massa. Syarat-syaratnya antara lain: (1) topik bersifat aktual atau kontroversial; (2) tesis mengandung gagasan baru dan orisinal; (3) topik memiliki nilai kepentingan sebagian besar pembaca; (4) topik yang diangkat tidak bertentangan dengan aspek etis, sosiologis, yuridis, dan ideologis; (5) bahasa yang digunakan merujuk pada bahasa baku dan komunikatif; (6) menunjukkan intelegensi seorang intelektual; (7) berdasarkan sumber rujukan tertentu; (8) singkat, utuh, dan pembahasan tuntas; (9) dapat mengikuti semua kebijakan media massa bersangkutan.

(3)

paling lambat 10 hari sebelum tanggal pemuatan; (8) naskah artikel harus asli; (9) dapat juga mengirim artikel melalui surat elektronik (e-mail); (10) mencantumkan nomor rekening untuk memudahkan pengiriman honorarium bila tulisan dimuat; (11) tidak mengirim naskah artikel yang sama kepada media massa lain.

Ada beberapa kemungkinan mengapa suatu artikel tidak dimuat bahkan ditolak media massa. Kemungkinan-kemungkinan tersebut antara lain keterbatasan halaman surat kabar dan naskah artikel terlalu panjang, juga kehilangan momentum akibat terlambat dikirimkan.

Penulis dapat melakukan beberapa hal bila naskah artikel yang dikirimkannya ditolak media massa. Pertama, membaca dan memeriksa kembali naskah dengan saksama. Kedua, melakukan evaluasi mulai dari ide hingga tesis dan kerangka tulisan. Ketiga, merevisi seperlunya sesuai dengan keperluan dan tujuan pengiriman berikutnya. Keempat, mendokumenasikannya sebagai bahan instropeksi diri penulis.

II. Apresiasi

Ada beberapa hal positif yang akan saya komentari terkait buku ini, baik secara teknis maupun isi. Pertama, saya menyukai buku ini karena mencantumkan bagaimana langkah-langkah mengirimkan artikel ke media massa cetak. Sumadiria menjelaskan secara rinci mulai dari memasukkan naskah artikel ke dalam amplop, memberikan identitas jelas penulis dan alamat lengkap media massa yang dituju, hingga hal-hal yang harus diperhatikan saat berkorespondesi dengan media massa yang dituju. Bagi saya, hal teknis ini patut diketahui oleh penulis artikel pemula karena dengan mengetahui itu, besar kemungkinan artikel perdana mereka dimuat di media massa cetak. Hal ini tidak saya temukan dalam Menulis untuk Dibaca: Feature dan Kolom karya Zulhasril Nasir, serta diktat Pengantar Penulisan Artikel

karya S. Sahala Tua Saragih.

(4)

Kedua, buku ini juga mencantumkan beberapa kemungkinan mengapa

suatu artikel tidak dimuat media massa. Hal ini dapat menjadi cambuk bagi penulis artikel untuk lebih terampil lagi menulis artikel, terutama untuk mengetahui seperti apa khalayak media massa tempat artikel itu dikirimkan, serta ide yang diperkirakan dapat mewakili sebagian besar kepentingan pembaca media massa tersebut. Saya tidak menemukan hal ini baik dalam diktat Pengantar Penulisan Artikel yang ditulis oleh S. Sahala Tua Saragih, maupun dalam Menulis untuk

Dibaca: Feature dan Kolom karya Zulhasril Nasir.

Ketiga, secara umum, pembahasan mengenai artikel dalam buku ini

terbilang lengkap. Beberapa hal yang dibahas seputar artikel dijabarkan dengan selengkap-lengkapnya oleh Haris. Karakteristik, jenis, kedudukan dan fungsi, syarat menjadi penulis, tahap-tahap menulis, sumber dan cara menyeleksi ide, ketentuan topik dan judul, rumusan tesis dan kerangka tulisan, cara menulis kutipan, fungsi dan jenis-jenis pendahuluan, hingga cara mengirim dan memperlakukan artikel yang tidak dimuat pun dijelaskan dengan saksama.

Khusus tentang sumber ide artikel. Dalam buku ini, Haris mencantumkan sumber-sumber ide yang dapat digunakan sebagai inspirasi penulis dalam memilih topik dalam artikel.

Dalam diktat Pengantar Penulisan Artikel pun dicantumkan secara khusus tanggal-tanggal penting hari-hari besar maupun bersejarah yang dapat digunakan baik oleh penulis pemula maupun penulis artikel yang sudah mahir dan ternama. Menurut saya, hal ini akan menjadi pemacu seseorang yang sudah memiliki minat tinggi untuk menulis artikel. Setelah memahami salah satu sumber ide ini, penulis pemula tadi dapat memanfaatkan sumber-sumber ide lainnya selain memanfaatkan hari-hari besar dan bersejarah.

Sayang, sumber ide menulis artikel tidak dijelaskan Zulhasril dalam Menulis untuk Dibaca: Feature dan Kolom. Secara umum, buku itu lebih banyak

membahas seluk-beluk kegiatan menulis, serta teknik-teknik menulis berita khas. Bagi penulis pemula yang membutuhkan referensi lengkap seputar artikel, buku itu kurang dapat memenuhi kebutuhannya.

(5)

Keempat, urgensi kegiatan menulis. Dalam kata pengantar, Haris

menjelaskan bahwa menulis merupakan kegiatan penting dan berkaitan dengan peradaban suatu bangsa. Ia mengutip pendapat Gelb yang berisi:

...sebagaimana bahasa membedakan manusia dari binatang, begitu pula tulisan membedakan manusia beradab dari manusia biadab. Dengan kata lain, tulisan hanya terdapat dalam peradaban, dan peradaban tidaklah ada tanpa tulisan.

Kemudian Haris juga mempertegas pendapat Gelb tadi dengan mengatakan jika ingin disebut sebagai beradab, manusia harus membiasakan menulis. Ia juga menambahkan bahwa menulis harus sama pentingnya seperti kebutuhan pokok sehari-hari.

Urgensi kegiatan menulis juga disampaikan S. Sahala Tua Saragih dalam diktat Pengantar Penulisan Artikel dan Zulhasril Nasir dalam Menulis untuk Dibaca: Feature dan Kolom. Dalam diktatnya, Sahala mengutip tulisan Yapi Tambayong

alias Alif Danya Munsyi yang menyatakan bahwa hal yang membedakan manusia beradab dengan hewan ialah buku. Sementara Zulhasril Nasir menyatakan bahwa menulis merupakan hak setiap orang yang dijamin keberlangsungannya oleh undang-undang, seperti Pasal 28F Undang-Undang Dasar RI 1945. Selain itu, Zulhasril juga menegaskan bahwa menulis merupakan keterampilan yang dapat dilatih, bukan bakat.

Tidak ada manusia yang sempurna, terlebih karya ciptanya. Begitu juga dengan Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, Panduan Praktis Penulis & Jurnalis Profesional. Setelah pemaparan-pemaparan kelebihan buku ini, saya akan

menjabarkan soal kekurangan-kekurangan yang saya temukan.

Pertama, sistematika penulisan buku. Dalam Bab I: Mengapa Menulis

Artikel?, saya melihat ada pembahasan singkat mengenai karya jurnalistik bentuk opini lainnya (tajuk rencana, kolom, surat pembaca, karikatur, pojok). Menurut saya, jika melihat judul buku ini yang berfokus pada penulisan artikel dan tajuk rencana, sebaiknya Haris membuat bab pengantar khusus jenis-jenis karya jurnalistik kategori views sebelum memasuki pembahasan apa itu artikel. Bagi saya yang seorang mahasiswa jurnalistik, Bab I buku ini tidak banyak memberikan informasi soal apa itu artikel. Saya tidak melihat Haris mengutip pendapat pakar atau praktisi lain tentang pengertian atau definisi artikel.

Kedua, kesalahan redaksional. Pada halaman iii bagian kata pengantar dari

(6)

halaman iv terdapat kata “menghimbau”. Perbaikan kata-kata tersebut seharusnya menjadi “karena itu”, menyuntingnya”, dan “mengimbau”.

Dalam paragraf pertama antara kalimat pertama dan kedua tidak diberi spasi satu ketukan sehingga antara tanda titik dengan kata pertama menjadi rapat.

“Jadi, apabila kita ingin dijuluki orang beradab dan sekaligus menolak untuk disebut sebagai manusia biadab, maka mulailah untuk membiasakan menulis.” (Haris, 2004: v). Pada induk kalimat tidak terdapat subjek. Seharusnya perbaikan kalimat tersebut menjadi:

Jadi, apabila ingin dijuluki orang beradab dan sekaligus menolak untuk disebut

sebagai manusia biadab, mulailah kita membiasakan menulis.

Ada juga ketidaksetaraan imbuhan pada kalimat “Menulis adalah tradisi kalangan terpelajar, pemikir, sekaligus para pemimpin besar dunia pada zamannya...”. Perbaikan kalimat yang tepat ialah:

Menulis adalah tradisi kalangan pelajar, pemikir, sekaligus para pemimpin besar

dunia pada zamannya...

Kesalahan pemenggalan suku kata terdapat pada paragraf kedua halaman v. Petikannya yakni “Di sana, orang-or- ang besar selalu menulis buku”. Perbaikan yang tepat untuk pemenggalan kata tersebut yakni:

Di sana, orang-o- rang besar selalu menulis buku.

Pada halaman pertama terdapat kesalahan penulisan kata berupa “memberitahu”. Perbaikan yang semestinya yakni “memberi tahu”.

Pada halaman 4 paragraf kedua bagian pembahasan surat pembaca terdapat kalimat yang tidak sempurna, yang menyatu dengan pembahasan sebelumnya. Saya kutip kalimat yang salah tersebut:

“Dalam rubrik ini, pembaca boleh menuliskan apa saja dan ditujukan kepada siapa saja. Syaratnya antara lain pembaca harus menyertakan fotokopi KTP atau identitas lain yang masih berlaku seperti fotokopi SIM atau kartu mahasiswa, misalnya tentang telepon umum yang tidak berfungsi, jalan berlubang, layanan kantor-kantor pemerintah, pihak perusahaan atau badan dan organisasi yang

mengecewakan...”.

(7)

Hal-hal yang disampaikan pembaca melalui surat pembaca di antaranya tentang

telepon umum yang tidak berfungsi, jalan berlubang, layanan kantor-kantor

pemerintah, pihak perusahaan atau badan dan organisasi yang mengecewakan...”

Kesalahan redaksional lainnya yakni masalah kalimat efektif. Banyak kata-kata yang penggunaannya lebih dari satu kali pada sebuah kalimat.

Ketiga, tidak ada contoh artikel utuh yang dibuat oleh Haris maupun

contoh artikel orang lain yang dimuat di media massa cetak. Hal ini tentu menjadi pertaruhan Haris sebagai seorang akademisi karena dengan contoh-contoh artikel yang dimuat dalam buku ini (minimal karya orang lain), pembaca akan merasa yakin bahwa buku ini tepat dijadikan salah satu referensi utama penulisan artikel. Berbeda dengan S. Sahala Tua Saragih yang mencantumkan lampiran berupa 22 contoh artikel dari berbagai sumber ide dalam diktat Pengantar Penulisan Artikel, 9

di antaranya merupakan karyanya sendiri yang telah dimuat di berbagai surat kabar nasional.

Demikian juga dengan yang dilakukan Zulhasril Nasir dalam Menulis untuk Dibaca: Feature dan Kolom. Ia mencantumkan artikel karyanya yang berjudul

Pemberontak dari Alam Permai Minangkabau (dalam majalah berita mingguan

Tempo, 11-17 Agustus 2008) dan Nasib Tan Malaka (dalam harian Kompas, 5

September 2009).

Saya menilai melampirkan contoh artikel yang dimuat di media massa cetak, baik karya penulis sendiri maupun karya orang lain, penting dilakukan. Hal itu karena dengan membaca contoh-contoh artikel, pembaca buku ini dapat mengetahui gambaran seperti apa artikel yang baik beserta dari sumber ide apa saja.

III. Simpulan

1. Tujuan artikel ialah menghibur, memberi tahu, meyakinkan, dan memengaruhi pembaca.

2. Artikel ditempatkan satu ruang dalam rubrik opini bersama tajuk rencana. 3. Artikel dapat ditulis oleh siapa saja sesuai dengan keahlian di bidang

masing-masing.

(8)

5. Topik yang diangkat dalam artikel hendaknya mewakili kepentingan sebagian besar pembaca.

6. Penulis artikel yang baik adalah mereka yang sanggup mengenali wajah media massa cetak yang dituju dan segmentasi pembaca yang disasar.

7. Sumber rujukan yang dicantumkan dalam artikel memperkuat kredibilitas seorang penulis artikel.

8. Penulis harus sabar jika artikelnya tidak dimuat atau ditolak media massa cetak karena faktor keterbatasan halaman surat kabar, artikel terlalu panjang, bahkan kehilangan momentum karena terlambat dikirimkan.

9. Judul yang provokatif, memilih pembukaan yang menarik, serta mengembangkan bagian isi secara variatif dapat menarik minat pembaca untuk membaca artikel hingga tuntas.

10.Hal-hal teknis dan substansi harus diperhatikan seorang penulis artikel jika ingin karyanya dimuat media massa cetak dan dibaca hingga tuntas oleh khalayak pembaca.

IV. Pertanyaan

1. Apa maksud dari berita suasana berwarna (colour news)?

2. Apa saja teknik terbaik mengenali wajah media massa cetak dan khalayaknya agar artikel dapat dimuat?

3. Pada halaman 9 dinyatakan “Artikel ringan dikemas dengan gaya paduan informasi dan hiburan (infotainment).” Apa maksud infotainment itu?

Daftar Pustaka

Nasir, Zulhasril. 2010. Menulis untuk Dibaca: Feature dan Kolom. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Saragih, S. Sahala Tua. Pengantar Penulisan Artikel. Diktat Kuliah. Jatinangor: Fikom Unpad.

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang berbeda yang dilakukan perempuan yaitu (1) Perempuan berbicara untuk menciptakan dan memelihara hubungan, (2) Perempuan senang melibatkan orang lain dalam

Hal ini ditunjukkan dengan penurunan kadar air bahan, dengan kadar air awal sebesar 90,42% menjadi 24,19% produk setelah dikeringkan selama 7 jam pengeringan, karena

HK 02.02/Menkes/148/I/2010” dan perumusan masalah yang dapat ditarik adalah bagaimana batasan kewenangan yang dimiliki dokter dan perawat sebagai pihak pemberi pelayanan kesehatan

Secara praktis, manfaat dari skripsi ini adalah supaya pemegang saham dan calon pemegang saham, Direksi, dan Manajer Investasi, dapat mengetahui hak- hak (perlindungan

Jika landasan etika yang dimiliki Gayus kuat maka ia tidak akan terpengaruh, ketika etika tersebut tidak diperdulikan maka dampaknya secara otomatis etos kerja yang baik

Dari hasil pengujian beberapa kandungan unsur logam Cu, Al dan Cr (Grafik 4.4) terlihat bahwa kadar Cu (Cooper) setiap sample mengalami kenaikan disetiap kenaikan jam kerja

Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Menghitung Persentase Ruang Terbuka Hijau di Daerah Permukiman Kota Denpasar. Nuarsa, I Wayan and

praktikum kurang memadai yang menyebabkan hasil belajar sebagian siswa belum mencapai KKM. Pada materi larutan elektrolit dan non elektrolitakan dibahas beberapa sub