Lampiran 4
Uji Kadar Sulfur Dioksida (SO2
Uji kadar sulfur dioksida dengan menggunakan acuan metode SNI 19-7119.7-2005. Lingkup pengujian meliputi (SNI, 2005):
)
1. Cara pengambilan contoh uji gas sulfur dioksida dengan menggunakan larutan penyerap.
2. Cara penghitungan volum contoh uji gas yang diserap.
3. Cara penentuan gas sulfur dioksida di udara ambient dengan metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm dengan kisaran konsentrasi 0,01 ppm sampai 0,4 ppm udara atau 25 g/m3sampai 1000μg/m3
4. Acuan normatif mengacu kepada ASTM D2914-1995, Test method for fulfur dioxide content of the atmosphere ( West-Gaeke Method).
.
Istilah dalam pengujian ini meliputi (SNI, 2005):
1. Udara ambient, udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup dan unsure lingkungan hidup lainnya.
2. μg/Nm3, satuan ini dibaca sebagi microgram per normal meter kubik, notasi N menunjukkan satuan volum hisap udara kering di koreksi pada kondisi normal (250
3. Midget impringer, botol tempat penyerap contoh uji yang dilengkapi dengan ujung silinder gelas yang berada di dasar labu dengan maksimum diameter dalam 1 mm.
4. Larutan induk, larutan dasar konsentrasi tinggi yang digunakan untuk membuat larutan standar konsentrasi lebih rendah.
5. Larutan standar, larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui untuk digunakan sebagai pembanding di dalam pengujian.
6. Kurva kalibrasi, grafik yang menyatakann hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan hasil pembacaan serapan dan merupakan suatu garis lurus. 7. Larutan penyerap, larutan yang dapat menyerap analat.
8. Blanko laboratorium, larutan penyerap yang diperlakukan sebagai control kontaminasi selama preparasi dan penentuan contoh uji di laboratorium.
9. Blanko lapangan, larutan penyerap yang diperlakukan sebagai control kontaminasi selama pengambilan contoh uji.
10.Pengendalian mutu, kegiatan yang bertujuan untuk memantau kesalahan analisis, baik berupa kesalahan metode, kesalahan manusia, kontaminasi, maupun kesalahan pengambilan contoh uji dan perjalanan laboratorium.
1. Cara Uji
• Bahan
Bahan yang digunakan dalam uji konsentrasi sulfur dioksida terdiri dari : ( lampiran )
1. Larutan penyerap tetrakloromerkurat ( TCM ) 0,04 M 2. Larutan induk natrium metabisulfit (Na2S2O5
3.Larutan standar natrium metabisulfit ( Na )
2S2O5
4. Larutan induk iod (I
).
2
5. Larutan iod 0,01 N
) 0,1 N
9. Larutan Na2S2O3
10. Larutan asam klorida ( HCL ) 1 M 0,01N
12. Larutan asam fosfat (H3PO4
13. Larutan induk pararosanilin hidroklorida (C ) 3 M
19H17N3
14. Penentuan kemurnian pararosanilin
.HCL) 0,2%
15. Larutan kerja pararosanilin
16. Larutan formaldehida (HHO) 0,2% v/v 17. Larutan penyangga asetat 1 M (pH = 4,74 )
• Peralatan
Peralatan terdiri dari :
1. Labu ukur 50 mL; 100 ml; 250 mL; 1000 mL 2. Pipet volumetric 1 mL; 2 mL; 5 mL; 50 mL 3. Gelas ukur 100 mL
4. Gelas piala 100 mL; 250 mL; 500 mL; 1000 mL 5. Tabung uji 25 mL
6. Spektrofotometer UV - Vis dilengkapi dengan kuvet 7. Timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg
8. Buret 50 mL
9. Labu Erlenmeyer asah bertutup 250 mL 10. Oven
14. Pengaduk 15. Botol pereaksi
2. Pengambilan contoh uji
Pengambilan contoh uji terdiri dari pengambilan contoh uji 1 jam, 2 jam dan 24 jam. Pengambilan contoh ini tergantung dari jenis alat yang tersedia. Dari data laboratorium Biro Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara bahwa alat yang tersedia adalah untuk pengambilan contoh uji selama 2 jam. Peralatan ini telah menjadi standarisasi Badan Standarisasi Nasional Indonesia (BLH, 2011). Langkah – langkah pengambilan contoh uji adalah sebagi berikut (SNI,2005): a. Masukkan larutan penyerap SO2
b. Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir 0,5 L/menit sampai 1 L/menit, setelah stabil catat laju alir awal F
sebanyak 10 ml ke masing – masing botol penyerap. Atur botol penyerap agar terlindung dari hujan dan senar matahari langsung.
1
c. Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 sampai 2 jam dan catat temperatur dan tekanan udara.
( L/menit).
d. Setelah 2 jam, catat laju alir akhir F2
e. Diamkan selama 20 menit setelah pengambilan contoh uji untuk menghilangkan pengganggu
Contoh alat dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
3.Persiapan Pengujian
1.Standarisasi larutan natrium tiosulfat 0.01N
a. Panaskan kalium iodat (KIO3) pada suhu 1800
b. Larutkan 0,09 g kalium iodat (KIO
C selama 2 jam dan didinginkan dalam desikator.
3
c. Pipet 25 mL Larutan kalium iodat ke dalam labu Erlenmeyer asah 250 mL.
) ke dalam labu ukur 250 mL dan tambahkan air suling sampai tanda tera, lalu homogenkan.
e. Tutup labu Erlenmeyer dan tunggu 5 menit, titrasi larutan dalam Erlenmeyer dengan larutan tiosulfat 0,1N sampai warna larutan kuning muda.
f. Tambahkan 5 mL indicator kanju, dan lanjutkan titrasi sampai titk akhir (warna biru tepat hilang), catat volum larutan penitar yang diperlukan. g. Hitung normalitas larutan natrium tio sulfat tersebut dengan rumor
sebagai berikut: N = b x 1000 x V 35,67 x 250 x V
1
Dengan pengertian :
2
yang digunakan dalam titrasi (mL)
2
35,67 : bobot ekivalen KIO
: volum larutan natrium tiosulfat hasil titrasi (mL);
3 (KIO3
1000 : volum larutan KIO
/6)
3
1000 : konversi liter (L) ke mL
yang dibuat dalam labu ukur 250 mL
2. Penentuan Konsentrasi SO2 dalam larutan induk Na2S2O
a) Pipet 25 ml larutan induk Na
5
2S2O5
b) Titrasi larutan dalam Erlenmeyer dengan larutan tio 0,01 N sampai warna larutan kuning muda
pada langkah 4.2.2 ke dalam labu Erlenmeyer asah dan pipet 50ml larutan iod 0,01 N ke dalam labu dan simpan dalam ruangan tertutup selama 5 menit
d) Pipet 25 ml air suling sebagai blanko ke dalam Erlenmeyer asah dan lakukan langkah-langkah diatas (Vb
e) Hitung konsentrasi SO
).
2
C=
dalam larutan induk tersebut dengan rumus sebagai berikut :
(Vb-Vc
V
) x N x 32,03 x 1000
a
Dengan pengertian :
C adalah konsentrasi SO2 dalam larutan induk Na2S2O5
Vb adalah volum natrium tio sulfat hasil titrasi blanko (mL) (ug/mL)
Vc adalah volum natrium tio sulfat hasil titrasi larutan induk Na2S2O5
N adalah normalitas larutan natrium tio sulfat 0,01 N (N)
(mL)
Va adalah volum larutan induk Na2S2O5 yang dipipet (mL)
1000 adalah konversi gram ke ug;
32,03 adalah berat ekivalen SO2 (BM SO2
Melalui rumus diatas dapat diketahui jumlah (ug) S)2 tiap mL larutan induk Na
/2)
2S2O5, sedangkan jumlah (ug) SO2
3. Pembuatan Kurva Kalibrasi
untuk tiap mL larutan standar dihitung dengan memperhatikan faktor pengenceran.
a) Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat
b) Masukkan masing-masing 0,0 mL; 1,0 mL; 2,0 mL;3,0 mL dan 4,0 mL larutan standar Na2S2O5
c) Tambahkan larutan penjerap sampai volum 10 mL
d) Tambahkan 1 mL larutan asam sulfamat 0,6% dan tunggu sampai 10 menit e) Tambahkan 2,0 mL larutan formaldehida 0,2%
f) Tambahkan 5,0 mL larutan pararosanilin
g) Tepatkan dengan air suling sampai volum 25 mL, lalu homogenkan dan tunggu sampai 30-60 menit
h) Ukur Serapan masing-masing larutan standar dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm.
i) Buat kurva kalibrasi antara serapan dengan jumlah SO2
1. Pengujian Contoh Uji
(ug)
1. Pengujian contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 1 jam
a.pindahkan larutan contoh uji kedalam tabung uji 25 mL dan tambahkan 5 mL air suling untuk membilas.
b. lakukan langkah-langkah pada 4.5.3 butir d sampai h.
c. baca serapan contoh uji kemudian hitung konsentrasi dengan menggunakan kurva kalibrasi
d.lakukan langkah-langkah diatas untuk pengujian blanko dengan menggunakan 10 mL larutan penyerap.
2. Pengujian contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 24 jam
a. pindahkan larutan contoh uji ke dalam labu ukuran 50 mL, bilas dan tepatkan dengan larutan penjerap lalu homogenkan
c.lakukan langkah-langkah pada 4.5.3 butir d) sampai h)
d. baca serapan contoh uji kemudian hitung konsentrasi dengan menggunakan kurva kalibrasi
e. lakukan langkah-langkah diatas untuk pengujian blanko dengan menggunakan 10 mL larutan penyerap.
3. Volum contoh uji udara yang diambil
Volum contoh uji udara yang diambil dikoreksi pada kondisi normal (25o
V=F
C, 760 mmHg) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1+F2 x t x Pa x
: laju alir awal (L/menit);
2
T : durasi pengambilan contoh uji (menit); : laju alir akhir (L/menit);
Pa
T
: tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji (mmHg);
a :
298 : temperatur pada kondisi normal 25
temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji (K);
o
4. Konsentrasi sultur dioksida (SO2
a. Konsentrasi SO
) di udara ambient
2
C= a x 1000
dalam contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 1 jam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
v dengan pengertian: C : konsentrasi SO2
a : jumlah SO
di udara(ug/Nm3)
2
kalibrasi (ug)
dari contoh uji dengan melihat kurva
v : volum udara pada kondisi normal (L) 1000:adalah konversi liter (L) ke m3 b. Konsentrasi SO2
C = a x 1000 x 50
dalam contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 24 jam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
v 5
dari contoh uji dengan melihat kurva
v : volum udara kondisi normal (L);
50 : jumlah total larutan penjerap yang dipakai untuk pengambilan contoh uji 24 jam;
2. Jaminan mutu dan pengendalian mutu
1. Jaminan mutu
a.gunakan thermometer dan barometer yang terkalibrasi b.gunakan alat ukur laju alir (flow meter) yang terkalibrasi.
c. hindari terjadinya penguapan yang berlebihan dari larutan penjerap dalam botol penjerap, gunakan aluminium foil atau box pendingin sebagai pelindung terhadap matahari.
d. pertahankan suhu larutan penjerap dibawah 25oC selama pengangkutan ke laboratorium dan penyimpanan sebelum analisa, untuk menghindari kehilangan SO
e. hindari pengambilan contoh uji pada saat hujan
2
2. Pengendalian mutu
• Uji blanko
a. Uji blanko laboratorium
Menggunakan larutan penjerap sebagai contoh uji (blanko) dan dikerjakan sesuai dengan penentuan contoh uji untuk mengetahui kontamonasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap tahap-tahap selama penentuan di laboratorium.
b. Uji blanko lapangan
kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap tahap-tahap selama penentuan di lapangan
• Linieritas kurva kalibrasi
Lampiran 5
Pemeriksaan C-Reactive Protein Metoda ELISA (Quantikine ELISA R & D
System)
1. Peralatan
1. Microplate reader yang mampu mengukur absorban pada 450 nm dengan koreksi gelombang pada 540nm atau 570nm
2. Pipet dan pipet tips 3. Air destilasi
4. Squirt bottle, manifold dispenser atau automated microplate washer 5. 100 mL, 500 mL graduated cylinders
6. Polypropylene test tubes untuk larutan standard an sampel 7. Human CRP Control.
8. Serum, sampel disentrifugasi selama 15 menit dengan 1000xg, simpan dalam temperature < - 200
9. Reagen CRP standar
C
2. Cara Kerja
1. Siapkan reagen, larutan standar, dan sampel 2. Ambil micropalte strips dari plate frame
3. Tambahkan 100μL Assay diluents RD1F kedalam setiap sumur.
5. Aspirat dari setiap sumur dan cuci, ulangi proses sebanyak 3 sampai 4 kali pencucian. Cuci dengan memasukkan Wash buffer (400μL)
menggunakan squirt bottle
6. Tambahkan 200 μL CRP Conjugate kedalam setiap sumur, tutup dengan strip baru , inkubasi selama 2 jam pada temperature kamar.
7. Ulangi aspirat dan pencucian sepertk dalam langkah 5.
8. Tambahkan 200μL Stop Solution ke setiap sumur. Inkubasi selama 30 menit pada temperature kamar. Hindari cahaya.
9. Tambahkan 50μL Stop Solution kedalam setiap sumur. Perhatikan warna perubahan biru ke warna kuning.
Lampiran 6
Uji Spirometri
1.Peralatan
Alat yang digunakan adalah Alpha Spirometer produksi Vitalograph, Ireland.
Spirometri Vitalograph,Ireland
2. Cara Kerja:
a. Letakkan alat spirometer pada tempat permukaan rata b. Pasangkan tube dengan lengkap
c. Hubungkan alat dan pasangkan kabel arus pada tempatnya
d. Responden / sampel dalam posisi berdiri tegak, bila tidak memungkinkan responden untuk berdiri, maka diperbolehkan dalam posisi duduk.
f. Tentukan besar nilai dugaan nilai standar paru Pneumobile Project Indonesia
g. Nyalakan alat spirometer.
h. Lakukan kalibrasi dengan menggunakan alat kalibrasi
i. Masukkan data sesuai yang tertera pada alat spirometer ( identitas, tanggal lahir, tinggi badan, jenis kelamin dan ras )
j. Responden menarik napas secara maksimal
k. Masukkan tube filter ( mouthpiece ) ke dalam rongga mulut responden l. Lakukan ekspirasi ( meniup ) secara perlahan-lahan dengan usaha yang
merata sampai mencapai titik ekspirasi maksimal untuk memperoleh Kapasitas Vital
m.Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali n. Kembalikan tube mouthpiece ketempatnya. o. Cetak data setelah dilakukan pengujian fungsi paru p. Bersihkan tube dan dikembalikan ke tempat semula
q. Penandatanganan oleh responden pada lembar data yang telah dicetak oleh alat spirometri untuk keaslian data pemeriksaan.
3. Pengukuran dan Nilai
Tabel 3.2. Derajat Gangguan Fungsi Paru
Keparahan Persen Prediksi VEP1
Ringan > 70%
Sedang 60-69%
Sedang Berat 50-59%
Sangat Berat < 35%
Alat Absorpsi S02
Alat Uji Spiometri
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Kategori Lama Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Kadar SO2 10
Jam
Jumlah
Kendaraan
Kadar SO2 10 Jam
Pearson Correlation 1 .469**
Sig. (2-tailed) .000
N 59 59
Jumlah Kendaraan
Pearson Correlation .469** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 59 59
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
Interval of the
Difference
Kategori Lama Kerja * Interpretasi Spirometri Crosstabulation
Count
Interpretasi Spirometri Total
Normal Restriksi Restriksi +
Obstruksi
Kategori Lama Kerja < 5 tahun 11 17 2 30
>= 5 tahun 11 16 2 29
Jenis Kelamin * Interpretasi Spirometri Crosstabulation
Count
Interpretasi Spirometri Total
Normal Restriksi Restriksi +
Obstruksi
Kategori Lama Kerja Statistic Std. Error
Kadar SO2 10 Jam
< 5 tahun
Mean 236.32447 2.011834
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 232.20980
Upper Bound 240.43913
5% Trimmed Mean 236.47535
Median 238.33350
Variance 121.424
Std. Deviation 11.019267
Minimum 216.533
Maximum 253.400
Range 36.867
Interquartile Range 11.000
Skewness -.498 .427
Kurtosis -.120 .833
>= 5 tahun
Mean 237.75859 2.462909
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 232.71355
Upper Bound 242.80363
5% Trimmed Mean 238.06882
Median 241.40000
Variance 175.912
Std. Deviation 13.263173
Minimum 216.533
Maximum 253.400
Range 36.867
Interquartile Range 23.000
Kurtosis -1.097 .845
Nilai h-CRP
< 5 tahun
Mean .0650490 .00916123
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .0463122
Upper Bound .0837858
5% Trimmed Mean .0624581
Median .0456950
Variance .003
Std. Deviation .05017814
Minimum .00694
Maximum .16953
Range .16259
Interquartile Range .07122
Skewness 1.128 .427
Kurtosis .219 .833
>= 5 tahun
Mean .0606514 .00709894
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .0461099
Upper Bound .0751929
5% Trimmed Mean .0585597
Median .0602300
Variance .001
Std. Deviation .03822895
Minimum .00822
Maximum .16953
Range .16131
Interquartile Range .06482
Skewness .684 .434
Kurtosis .593 .845
Nilai VEP1/KVP < 5 tahun
Mean 90.33 2.145
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 85.95
Upper Bound 94.72
5% Trimmed Mean 91.96
Median 95.00
Variance 138.092
Std. Deviation 11.751
Minimum 47
Maximum 101
Range 54
Interquartile Range 10
Skewness -2.537 .427
Kurtosis 7.095 .833
95% Confidence Interval for
Variance 57.079
Std. Deviation 7.555
Minimum 63
Maximum 98
Range 35
Interquartile Range 7
Skewness -1.434 .434
Kurtosis 3.421 .845
Nilai VEP1 Pred (%)
< 5 tahun
Mean 86.10 4.432
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 77.04
Upper Bound 95.16
5% Trimmed Mean 85.56
Median 83.50
Variance 589.197
Std. Deviation 24.273
Minimum 25
Maximum 155
Range 130
Interquartile Range 24
Skewness .540 .427
Kurtosis 2.130 .833
>= 5 tahun
Mean 77.03 2.731
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 71.44
Upper Bound 82.63
5% Trimmed Mean 77.72
Median 78.00
Variance 216.249
Std. Deviation 14.705
Minimum 36
Maximum 102
Range 66
Interquartile Range 21
Skewness -.655 .434
Kurtosis 1.062 .845
Nilai KVP Pred (%) < 5 tahun
Mean 82.90 4.811
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 73.06
5% Trimmed Mean 80.93
Median 77.00
Variance 694.369
Std. Deviation 26.351
Minimum 35
Maximum 167
Range 132
Interquartile Range 22
Skewness 1.540 .427
Kurtosis 3.632 .833
>= 5 tahun
Mean 72.38 2.358
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 67.55
Upper Bound 77.21
5% Trimmed Mean 72.49
Median 74.00
Variance 161.244
Std. Deviation 12.698
Minimum 45
Maximum 95
Range 50
Interquartile Range 20
Skewness -.134 .434
Kurtosis -.537 .845
Nilai FEF 25-75 %
< 5 tahun
Mean 101.53 7.585
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 86.02
Upper Bound 117.05
5% Trimmed Mean 100.22
Median 105.50
Variance 1726.051
Std. Deviation 41.546
Minimum 12
Maximum 219
Range 207
Interquartile Range 48
Skewness .612 .427
Kurtosis 1.340 .833
>= 5 tahun
Mean 89.52 4.672
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 79.95
5% Trimmed Mean 90.31
Median 87.00
Variance 633.044
Std. Deviation 25.160
Minimum 19
Maximum 142
Range 123
Interquartile Range 27
Skewness -.520 .434
Kurtosis 1.812 .845
Tests of Normality
Kategori Lama Kerja Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Si
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kadar SO2 10 Jam
Based on Mean 2.647 1 57 .109
Based on Median 1.998 1 57 .163
Based on Median and with
adjusted df 1.998 1 56.765 .163
Nilai h-CRP
Based on Mean 1.577 1 57 .214
Based on Median .469 1 57 .496
Based on Median and with
adjusted df .469 1 44.344 .497
Based on trimmed mean 1.323 1 57 .255
Nilai VEP1/KVP
Based on Mean 1.948 1 57 .168
Based on Median .616 1 57 .436
Based on Median and with
adjusted df .616 1 42.915 .437
Based on trimmed mean 1.142 1 57 .290
Nilai VEP1 Pred (%)
Based on Mean 2.959 1 57 .091
Based on Median 2.592 1 57 .113
Based on Median and with
adjusted df 2.592 1 44.841 .114
Based on trimmed mean 2.875 1 57 .095
Nilai KVP Pred (%)
Based on Mean 4.267 1 57 .043
Based on Median 2.549 1 57 .116
Based on Median and with
adjusted df 2.549 1 36.104 .119
Based on trimmed mean 3.437 1 57 .069
Nilai FEF 25-75 %
Based on Mean 5.229 1 57 .026
Based on Median 4.937 1 57 .030
Based on Median and with
adjusted df 4.937 1 48.942 .031
Based on trimmed mean 5.266 1 57 .025
Kategori
Coefficient 1.000 .010 -.304 *
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).