• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Paparan Sulfur Dioksida Dengan Kadar Protein C-Reaktif, Nilai VEP1, KVP, Rasio VEP1 KVP Dan AEP 25-75% Pada Pekerja SPBU Di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi Paparan Sulfur Dioksida Dengan Kadar Protein C-Reaktif, Nilai VEP1, KVP, Rasio VEP1 KVP Dan AEP 25-75% Pada Pekerja SPBU Di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Lampiran 4

Uji Kadar Sulfur Dioksida (SO2

Uji kadar sulfur dioksida dengan menggunakan acuan metode SNI 19-7119.7-2005. Lingkup pengujian meliputi (SNI, 2005):

)

1. Cara pengambilan contoh uji gas sulfur dioksida dengan menggunakan larutan penyerap.

2. Cara penghitungan volum contoh uji gas yang diserap.

3. Cara penentuan gas sulfur dioksida di udara ambient dengan metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm dengan kisaran konsentrasi 0,01 ppm sampai 0,4 ppm udara atau 25 g/m3sampai 1000μg/m3

4. Acuan normatif mengacu kepada ASTM D2914-1995, Test method for fulfur dioxide content of the atmosphere ( West-Gaeke Method).

.

Istilah dalam pengujian ini meliputi (SNI, 2005):

1. Udara ambient, udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup dan unsure lingkungan hidup lainnya.

2. μg/Nm3, satuan ini dibaca sebagi microgram per normal meter kubik, notasi N menunjukkan satuan volum hisap udara kering di koreksi pada kondisi normal (250

3. Midget impringer, botol tempat penyerap contoh uji yang dilengkapi dengan ujung silinder gelas yang berada di dasar labu dengan maksimum diameter dalam 1 mm.

(5)

4. Larutan induk, larutan dasar konsentrasi tinggi yang digunakan untuk membuat larutan standar konsentrasi lebih rendah.

5. Larutan standar, larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui untuk digunakan sebagai pembanding di dalam pengujian.

6. Kurva kalibrasi, grafik yang menyatakann hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan hasil pembacaan serapan dan merupakan suatu garis lurus. 7. Larutan penyerap, larutan yang dapat menyerap analat.

8. Blanko laboratorium, larutan penyerap yang diperlakukan sebagai control kontaminasi selama preparasi dan penentuan contoh uji di laboratorium.

9. Blanko lapangan, larutan penyerap yang diperlakukan sebagai control kontaminasi selama pengambilan contoh uji.

10.Pengendalian mutu, kegiatan yang bertujuan untuk memantau kesalahan analisis, baik berupa kesalahan metode, kesalahan manusia, kontaminasi, maupun kesalahan pengambilan contoh uji dan perjalanan laboratorium.

1. Cara Uji

Bahan

Bahan yang digunakan dalam uji konsentrasi sulfur dioksida terdiri dari : ( lampiran )

1. Larutan penyerap tetrakloromerkurat ( TCM ) 0,04 M 2. Larutan induk natrium metabisulfit (Na2S2O5

3.Larutan standar natrium metabisulfit ( Na )

2S2O5

4. Larutan induk iod (I

).

2

5. Larutan iod 0,01 N

) 0,1 N

(6)

9. Larutan Na2S2O3

10. Larutan asam klorida ( HCL ) 1 M 0,01N

12. Larutan asam fosfat (H3PO4

13. Larutan induk pararosanilin hidroklorida (C ) 3 M

19H17N3

14. Penentuan kemurnian pararosanilin

.HCL) 0,2%

15. Larutan kerja pararosanilin

16. Larutan formaldehida (HHO) 0,2% v/v 17. Larutan penyangga asetat 1 M (pH = 4,74 )

Peralatan

Peralatan terdiri dari :

1. Labu ukur 50 mL; 100 ml; 250 mL; 1000 mL 2. Pipet volumetric 1 mL; 2 mL; 5 mL; 50 mL 3. Gelas ukur 100 mL

4. Gelas piala 100 mL; 250 mL; 500 mL; 1000 mL 5. Tabung uji 25 mL

6. Spektrofotometer UV - Vis dilengkapi dengan kuvet 7. Timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg

8. Buret 50 mL

9. Labu Erlenmeyer asah bertutup 250 mL 10. Oven

(7)

14. Pengaduk 15. Botol pereaksi

2. Pengambilan contoh uji

Pengambilan contoh uji terdiri dari pengambilan contoh uji 1 jam, 2 jam dan 24 jam. Pengambilan contoh ini tergantung dari jenis alat yang tersedia. Dari data laboratorium Biro Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara bahwa alat yang tersedia adalah untuk pengambilan contoh uji selama 2 jam. Peralatan ini telah menjadi standarisasi Badan Standarisasi Nasional Indonesia (BLH, 2011). Langkah – langkah pengambilan contoh uji adalah sebagi berikut (SNI,2005): a. Masukkan larutan penyerap SO2

b. Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir 0,5 L/menit sampai 1 L/menit, setelah stabil catat laju alir awal F

sebanyak 10 ml ke masing – masing botol penyerap. Atur botol penyerap agar terlindung dari hujan dan senar matahari langsung.

1

c. Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 sampai 2 jam dan catat temperatur dan tekanan udara.

( L/menit).

d. Setelah 2 jam, catat laju alir akhir F2

e. Diamkan selama 20 menit setelah pengambilan contoh uji untuk menghilangkan pengganggu

(8)

Contoh alat dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

3.Persiapan Pengujian

1.Standarisasi larutan natrium tiosulfat 0.01N

a. Panaskan kalium iodat (KIO3) pada suhu 1800

b. Larutkan 0,09 g kalium iodat (KIO

C selama 2 jam dan didinginkan dalam desikator.

3

c. Pipet 25 mL Larutan kalium iodat ke dalam labu Erlenmeyer asah 250 mL.

) ke dalam labu ukur 250 mL dan tambahkan air suling sampai tanda tera, lalu homogenkan.

(9)

e. Tutup labu Erlenmeyer dan tunggu 5 menit, titrasi larutan dalam Erlenmeyer dengan larutan tiosulfat 0,1N sampai warna larutan kuning muda.

f. Tambahkan 5 mL indicator kanju, dan lanjutkan titrasi sampai titk akhir (warna biru tepat hilang), catat volum larutan penitar yang diperlukan. g. Hitung normalitas larutan natrium tio sulfat tersebut dengan rumor

sebagai berikut: N = b x 1000 x V 35,67 x 250 x V

1

Dengan pengertian :

2

yang digunakan dalam titrasi (mL)

2

35,67 : bobot ekivalen KIO

: volum larutan natrium tiosulfat hasil titrasi (mL);

3 (KIO3

1000 : volum larutan KIO

/6)

3

1000 : konversi liter (L) ke mL

yang dibuat dalam labu ukur 250 mL

2. Penentuan Konsentrasi SO2 dalam larutan induk Na2S2O

a) Pipet 25 ml larutan induk Na

5

2S2O5

b) Titrasi larutan dalam Erlenmeyer dengan larutan tio 0,01 N sampai warna larutan kuning muda

pada langkah 4.2.2 ke dalam labu Erlenmeyer asah dan pipet 50ml larutan iod 0,01 N ke dalam labu dan simpan dalam ruangan tertutup selama 5 menit

(10)

d) Pipet 25 ml air suling sebagai blanko ke dalam Erlenmeyer asah dan lakukan langkah-langkah diatas (Vb

e) Hitung konsentrasi SO

).

2

C=

dalam larutan induk tersebut dengan rumus sebagai berikut :

(Vb-Vc

V

) x N x 32,03 x 1000

a

Dengan pengertian :

C adalah konsentrasi SO2 dalam larutan induk Na2S2O5

Vb adalah volum natrium tio sulfat hasil titrasi blanko (mL) (ug/mL)

Vc adalah volum natrium tio sulfat hasil titrasi larutan induk Na2S2O5

N adalah normalitas larutan natrium tio sulfat 0,01 N (N)

(mL)

Va adalah volum larutan induk Na2S2O5 yang dipipet (mL)

1000 adalah konversi gram ke ug;

32,03 adalah berat ekivalen SO2 (BM SO2

Melalui rumus diatas dapat diketahui jumlah (ug) S)2 tiap mL larutan induk Na

/2)

2S2O5, sedangkan jumlah (ug) SO2

3. Pembuatan Kurva Kalibrasi

untuk tiap mL larutan standar dihitung dengan memperhatikan faktor pengenceran.

a) Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat

b) Masukkan masing-masing 0,0 mL; 1,0 mL; 2,0 mL;3,0 mL dan 4,0 mL larutan standar Na2S2O5

c) Tambahkan larutan penjerap sampai volum 10 mL

(11)

d) Tambahkan 1 mL larutan asam sulfamat 0,6% dan tunggu sampai 10 menit e) Tambahkan 2,0 mL larutan formaldehida 0,2%

f) Tambahkan 5,0 mL larutan pararosanilin

g) Tepatkan dengan air suling sampai volum 25 mL, lalu homogenkan dan tunggu sampai 30-60 menit

h) Ukur Serapan masing-masing larutan standar dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm.

i) Buat kurva kalibrasi antara serapan dengan jumlah SO2

1. Pengujian Contoh Uji

(ug)

1. Pengujian contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 1 jam

a.pindahkan larutan contoh uji kedalam tabung uji 25 mL dan tambahkan 5 mL air suling untuk membilas.

b. lakukan langkah-langkah pada 4.5.3 butir d sampai h.

c. baca serapan contoh uji kemudian hitung konsentrasi dengan menggunakan kurva kalibrasi

d.lakukan langkah-langkah diatas untuk pengujian blanko dengan menggunakan 10 mL larutan penyerap.

2. Pengujian contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 24 jam

a. pindahkan larutan contoh uji ke dalam labu ukuran 50 mL, bilas dan tepatkan dengan larutan penjerap lalu homogenkan

(12)

c.lakukan langkah-langkah pada 4.5.3 butir d) sampai h)

d. baca serapan contoh uji kemudian hitung konsentrasi dengan menggunakan kurva kalibrasi

e. lakukan langkah-langkah diatas untuk pengujian blanko dengan menggunakan 10 mL larutan penyerap.

3. Volum contoh uji udara yang diambil

Volum contoh uji udara yang diambil dikoreksi pada kondisi normal (25o

V=F

C, 760 mmHg) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1+F2 x t x Pa x

: laju alir awal (L/menit);

2

T : durasi pengambilan contoh uji (menit); : laju alir akhir (L/menit);

Pa

T

: tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji (mmHg);

a :

298 : temperatur pada kondisi normal 25

temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji (K);

o

(13)

4. Konsentrasi sultur dioksida (SO2

a. Konsentrasi SO

) di udara ambient

2

C= a x 1000

dalam contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 1 jam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

v dengan pengertian: C : konsentrasi SO2

a : jumlah SO

di udara(ug/Nm3)

2

kalibrasi (ug)

dari contoh uji dengan melihat kurva

v : volum udara pada kondisi normal (L) 1000:adalah konversi liter (L) ke m3 b. Konsentrasi SO2

C = a x 1000 x 50

dalam contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 24 jam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

v 5

dari contoh uji dengan melihat kurva

v : volum udara kondisi normal (L);

50 : jumlah total larutan penjerap yang dipakai untuk pengambilan contoh uji 24 jam;

(14)

2. Jaminan mutu dan pengendalian mutu

1. Jaminan mutu

a.gunakan thermometer dan barometer yang terkalibrasi b.gunakan alat ukur laju alir (flow meter) yang terkalibrasi.

c. hindari terjadinya penguapan yang berlebihan dari larutan penjerap dalam botol penjerap, gunakan aluminium foil atau box pendingin sebagai pelindung terhadap matahari.

d. pertahankan suhu larutan penjerap dibawah 25oC selama pengangkutan ke laboratorium dan penyimpanan sebelum analisa, untuk menghindari kehilangan SO

e. hindari pengambilan contoh uji pada saat hujan

2

2. Pengendalian mutu

Uji blanko

a. Uji blanko laboratorium

Menggunakan larutan penjerap sebagai contoh uji (blanko) dan dikerjakan sesuai dengan penentuan contoh uji untuk mengetahui kontamonasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap tahap-tahap selama penentuan di laboratorium.

b. Uji blanko lapangan

(15)

kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap tahap-tahap selama penentuan di lapangan

Linieritas kurva kalibrasi

(16)

Lampiran 5

Pemeriksaan C-Reactive Protein Metoda ELISA (Quantikine ELISA R & D

System)

1. Peralatan

1. Microplate reader yang mampu mengukur absorban pada 450 nm dengan koreksi gelombang pada 540nm atau 570nm

2. Pipet dan pipet tips 3. Air destilasi

4. Squirt bottle, manifold dispenser atau automated microplate washer 5. 100 mL, 500 mL graduated cylinders

6. Polypropylene test tubes untuk larutan standard an sampel 7. Human CRP Control.

8. Serum, sampel disentrifugasi selama 15 menit dengan 1000xg, simpan dalam temperature < - 200

9. Reagen CRP standar

C

2. Cara Kerja

1. Siapkan reagen, larutan standar, dan sampel 2. Ambil micropalte strips dari plate frame

3. Tambahkan 100μL Assay diluents RD1F kedalam setiap sumur.

(17)

5. Aspirat dari setiap sumur dan cuci, ulangi proses sebanyak 3 sampai 4 kali pencucian. Cuci dengan memasukkan Wash buffer (400μL)

menggunakan squirt bottle

6. Tambahkan 200 μL CRP Conjugate kedalam setiap sumur, tutup dengan strip baru , inkubasi selama 2 jam pada temperature kamar.

7. Ulangi aspirat dan pencucian sepertk dalam langkah 5.

8. Tambahkan 200μL Stop Solution ke setiap sumur. Inkubasi selama 30 menit pada temperature kamar. Hindari cahaya.

9. Tambahkan 50μL Stop Solution kedalam setiap sumur. Perhatikan warna perubahan biru ke warna kuning.

(18)

Lampiran 6

Uji Spirometri

1.Peralatan

Alat yang digunakan adalah Alpha Spirometer produksi Vitalograph, Ireland.

Spirometri Vitalograph,Ireland

2. Cara Kerja:

a. Letakkan alat spirometer pada tempat permukaan rata b. Pasangkan tube dengan lengkap

c. Hubungkan alat dan pasangkan kabel arus pada tempatnya

d. Responden / sampel dalam posisi berdiri tegak, bila tidak memungkinkan responden untuk berdiri, maka diperbolehkan dalam posisi duduk.

(19)

f. Tentukan besar nilai dugaan nilai standar paru Pneumobile Project Indonesia

g. Nyalakan alat spirometer.

h. Lakukan kalibrasi dengan menggunakan alat kalibrasi

i. Masukkan data sesuai yang tertera pada alat spirometer ( identitas, tanggal lahir, tinggi badan, jenis kelamin dan ras )

j. Responden menarik napas secara maksimal

k. Masukkan tube filter ( mouthpiece ) ke dalam rongga mulut responden l. Lakukan ekspirasi ( meniup ) secara perlahan-lahan dengan usaha yang

merata sampai mencapai titik ekspirasi maksimal untuk memperoleh Kapasitas Vital

m.Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali n. Kembalikan tube mouthpiece ketempatnya. o. Cetak data setelah dilakukan pengujian fungsi paru p. Bersihkan tube dan dikembalikan ke tempat semula

q. Penandatanganan oleh responden pada lembar data yang telah dicetak oleh alat spirometri untuk keaslian data pemeriksaan.

3. Pengukuran dan Nilai

Tabel 3.2. Derajat Gangguan Fungsi Paru

Keparahan Persen Prediksi VEP1

Ringan > 70%

Sedang 60-69%

Sedang Berat 50-59%

(20)

Sangat Berat < 35%

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)

Alat Absorpsi S02

Alat Uji Spiometri

(27)

(28)
(29)
(30)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Kategori Lama Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

(31)

Kadar SO2 10

Jam

Jumlah

Kendaraan

Kadar SO2 10 Jam

Pearson Correlation 1 .469**

Sig. (2-tailed) .000

N 59 59

Jumlah Kendaraan

Pearson Correlation .469** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 59 59

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

Interval of the

Difference

Kategori Lama Kerja * Interpretasi Spirometri Crosstabulation

Count

Interpretasi Spirometri Total

Normal Restriksi Restriksi +

Obstruksi

Kategori Lama Kerja < 5 tahun 11 17 2 30

>= 5 tahun 11 16 2 29

(32)

Jenis Kelamin * Interpretasi Spirometri Crosstabulation

Count

Interpretasi Spirometri Total

Normal Restriksi Restriksi +

Obstruksi

Kategori Lama Kerja Statistic Std. Error

Kadar SO2 10 Jam

< 5 tahun

Mean 236.32447 2.011834

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 232.20980

Upper Bound 240.43913

5% Trimmed Mean 236.47535

Median 238.33350

Variance 121.424

Std. Deviation 11.019267

Minimum 216.533

Maximum 253.400

Range 36.867

Interquartile Range 11.000

Skewness -.498 .427

Kurtosis -.120 .833

>= 5 tahun

Mean 237.75859 2.462909

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 232.71355

Upper Bound 242.80363

5% Trimmed Mean 238.06882

Median 241.40000

Variance 175.912

Std. Deviation 13.263173

Minimum 216.533

Maximum 253.400

Range 36.867

Interquartile Range 23.000

(33)

Kurtosis -1.097 .845

Nilai h-CRP

< 5 tahun

Mean .0650490 .00916123

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .0463122

Upper Bound .0837858

5% Trimmed Mean .0624581

Median .0456950

Variance .003

Std. Deviation .05017814

Minimum .00694

Maximum .16953

Range .16259

Interquartile Range .07122

Skewness 1.128 .427

Kurtosis .219 .833

>= 5 tahun

Mean .0606514 .00709894

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .0461099

Upper Bound .0751929

5% Trimmed Mean .0585597

Median .0602300

Variance .001

Std. Deviation .03822895

Minimum .00822

Maximum .16953

Range .16131

Interquartile Range .06482

Skewness .684 .434

Kurtosis .593 .845

Nilai VEP1/KVP < 5 tahun

Mean 90.33 2.145

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 85.95

Upper Bound 94.72

5% Trimmed Mean 91.96

Median 95.00

Variance 138.092

Std. Deviation 11.751

Minimum 47

Maximum 101

Range 54

Interquartile Range 10

Skewness -2.537 .427

Kurtosis 7.095 .833

(34)

95% Confidence Interval for

Variance 57.079

Std. Deviation 7.555

Minimum 63

Maximum 98

Range 35

Interquartile Range 7

Skewness -1.434 .434

Kurtosis 3.421 .845

Nilai VEP1 Pred (%)

< 5 tahun

Mean 86.10 4.432

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 77.04

Upper Bound 95.16

5% Trimmed Mean 85.56

Median 83.50

Variance 589.197

Std. Deviation 24.273

Minimum 25

Maximum 155

Range 130

Interquartile Range 24

Skewness .540 .427

Kurtosis 2.130 .833

>= 5 tahun

Mean 77.03 2.731

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 71.44

Upper Bound 82.63

5% Trimmed Mean 77.72

Median 78.00

Variance 216.249

Std. Deviation 14.705

Minimum 36

Maximum 102

Range 66

Interquartile Range 21

Skewness -.655 .434

Kurtosis 1.062 .845

Nilai KVP Pred (%) < 5 tahun

Mean 82.90 4.811

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 73.06

(35)

5% Trimmed Mean 80.93

Median 77.00

Variance 694.369

Std. Deviation 26.351

Minimum 35

Maximum 167

Range 132

Interquartile Range 22

Skewness 1.540 .427

Kurtosis 3.632 .833

>= 5 tahun

Mean 72.38 2.358

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 67.55

Upper Bound 77.21

5% Trimmed Mean 72.49

Median 74.00

Variance 161.244

Std. Deviation 12.698

Minimum 45

Maximum 95

Range 50

Interquartile Range 20

Skewness -.134 .434

Kurtosis -.537 .845

Nilai FEF 25-75 %

< 5 tahun

Mean 101.53 7.585

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 86.02

Upper Bound 117.05

5% Trimmed Mean 100.22

Median 105.50

Variance 1726.051

Std. Deviation 41.546

Minimum 12

Maximum 219

Range 207

Interquartile Range 48

Skewness .612 .427

Kurtosis 1.340 .833

>= 5 tahun

Mean 89.52 4.672

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 79.95

(36)

5% Trimmed Mean 90.31

Median 87.00

Variance 633.044

Std. Deviation 25.160

Minimum 19

Maximum 142

Range 123

Interquartile Range 27

Skewness -.520 .434

Kurtosis 1.812 .845

Tests of Normality

Kategori Lama Kerja Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Si

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Kadar SO2 10 Jam

Based on Mean 2.647 1 57 .109

Based on Median 1.998 1 57 .163

Based on Median and with

adjusted df 1.998 1 56.765 .163

(37)

Nilai h-CRP

Based on Mean 1.577 1 57 .214

Based on Median .469 1 57 .496

Based on Median and with

adjusted df .469 1 44.344 .497

Based on trimmed mean 1.323 1 57 .255

Nilai VEP1/KVP

Based on Mean 1.948 1 57 .168

Based on Median .616 1 57 .436

Based on Median and with

adjusted df .616 1 42.915 .437

Based on trimmed mean 1.142 1 57 .290

Nilai VEP1 Pred (%)

Based on Mean 2.959 1 57 .091

Based on Median 2.592 1 57 .113

Based on Median and with

adjusted df 2.592 1 44.841 .114

Based on trimmed mean 2.875 1 57 .095

Nilai KVP Pred (%)

Based on Mean 4.267 1 57 .043

Based on Median 2.549 1 57 .116

Based on Median and with

adjusted df 2.549 1 36.104 .119

Based on trimmed mean 3.437 1 57 .069

Nilai FEF 25-75 %

Based on Mean 5.229 1 57 .026

Based on Median 4.937 1 57 .030

Based on Median and with

adjusted df 4.937 1 48.942 .031

Based on trimmed mean 5.266 1 57 .025

(38)

Kategori

Coefficient 1.000 .010 -.304 *

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Gambar

Tabel 3.2. Derajat Gangguan Fungsi Paru

Referensi

Dokumen terkait

tingkat signifikansi atau p-value sebesar 0,000, dikarenakan probabilitas (0,000) &lt; 0,05 maka Ho ditolak berarti model yang digunakan untuk menguji

UMKM Concordia merupakan sebuah usaha yang bergerak di bidang kerajinan tangan rumahan yang berdiri mulai bulan Maret 2016.. Alasan memilih usaha ini karena pemilik suka

Berdasarkan hasil pengembangan yang telah direvisi, dapat dibuat kesimpulan yaitu yang pertama penelitian dan pengembangan ini menghasilkan modul Administrasi

Desa Sumuran menjadi lokasi penelitian penulis yang dimana memiliki jumlah penduduk paling banyak yaitu 4.580 jiwa dengan jumlah rumah

Program ekstrakurikuler melalui ekskursi di FSR IKJ dilaksanakan setiap tahun, pada semester kedua yang diikuti oleh mahasiswa baru atau mahasiswa yang masih belajar

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Willi Yunantias, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MINAT

Terdapat perbedaan hasil belajar kognitif IPA Biologi siswa yang signifikan dengan menggunakan model pembelajaran Structured Dyadic Methods (SDM) dan model pembelajaran

Plat kopling tunggal atau ganda digunakan pada sepeda motor yang poros engkol-nya (crankshaft) sejajar dengan rangka (rumah transmisi/persnelling) dan kopling tersebut