• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjadwalan Flowshop Berdasarkan Algoritma Nawaz, Enscore dan Ham (NEH) dengan Pendekatan Shortest Processing Time (SPT) dan Longest Processing Time (LPT) di PT Growth Sumatra Industry, Ltd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penjadwalan Flowshop Berdasarkan Algoritma Nawaz, Enscore dan Ham (NEH) dengan Pendekatan Shortest Processing Time (SPT) dan Longest Processing Time (LPT) di PT Growth Sumatra Industry, Ltd"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Umum Perusahaan

PT. Growth Sumatra Industry Ltd adalah salah satu badan usaha

penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang bergerak di bidang pengolahan

bijih besi dan baja. Pada awalnya perusahaan ini bernama PT. Industri Besi dan

Baja Sumatra yang berlokasi di Jln. K.L. Yos Sudarso Km. 10 Medan-Belawan.

Perusahaan ini berdiri tanggal 23 April 1969 dengan akte notaris no. 93. Tanggal

23 April 1969 dengan akte notaris Kousmulyono Ongko SH.

Berdasarkan akte pendiriannya perusahaan ini berbentuk Perseroan

Terbatas (PT) dan memiliki modal sektor sebanyak 1000 lembar saham, yang

dijual dengan harga Rp. 100.000/ lembar saham. Perusahaan ini mengalami

perubahan nama pada tanggal 8 Februari 1971 menjadi PT. Growth Sumatra

Industry Ltd.

Pada awalnya perusahaan ini beroperasi dalam pembuatan kuali dengan

menggunakan alat-alat yang masih sederhana dan terbatas jumlahnya seperti satu

unit dapur peleburan dan satu unit mesin penggilingan. Saat ini perusahaan

mengalami kemajuan yang sangat pesat dan keuntungan yang semakin tinggi.

Perusahaan juga telah memanfaatkan teknologi baru di bidang pengolahan logam.

Saat ini perusahaan telah memiliki 3 unit tanur busur listrik , 1 unit mesin casting,

dan 5 unit peralatan penggilingan. Pada tahun 1989 perusahaan menambah areal

(2)

adalah sebagai berikut:

1. Nama perseroan : PT. Growth Sumatra Industry, Ltd

2. Surat persetujuan : No.950/SEKR/SP.PMDN 1970 tanggal 30

Juni 1970

3. Bidang usaha : Industri pengolahan besi dan baja

4. Perizinan

- Izin bangunan : No.2/BG tgl. 22 Januari 1971

- Izin dampak lingkungan : No. 271/OG/MDL/15377/7

5. Hak atas tanah : No. 46, 48, dan 49 tgl 19 Maret 1974

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Growth Sumatera Industry, Ltd merupakan perusahaan manufaktur

yang bergerak dibidang pengolahan besi dan baja yang menghasilkan produk

sebagai berikut.

1. Baja beton, yang digolongkan dalam empat bagian.

- Baja beton polos

- Baja beton bunga

- Baja siku

- Baja strip

2. Besi beton, yang digolongkan dalam lima bagian.

- Besi beton polos

- Besi beton bunga

(3)

- Besi strip

- Wire rod

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Growth Sumatra Industry, Ltd berlokasi di Jalan KL. Yos Sudarso

Km.10 Medan-Belawan yang dibangun pada area tanah seluas 123.705 m2.

PT.Growth Sumatra Industry, Ltd mempunyai batas-batas lokasi sebagai berikut :

- Sebelah timur berbatasan dengan PT. Abdi Rakyat Bakti dan pemukiman

penduduk

- Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman penduduk

- Sebelah utara berbatasan dengan Sungai Deli

- Sebelah selatan berbatasan dengan jalan Raya K.L Yos Sudarso

2.4. Organisasi dan Manajemen 2.4.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi menggambarkan keseluruhan aktivitas manajemen

dalam pengelompokan orang-orang, penetapan tugas, fungsi-fungsi, wewenang

serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas

yang berdayaguna dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Struktur organisasi

PT. Growth Sumatra Industry, Ltd adalah berbentuk fungsional dimana

bagian-bagian dalam organisasi dibagi menurut fungsi dan tugas masing-masing. Struktur

(4)

2.4.2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab setiap jabatan yang ada

pada PT. Growth Sumatra Industry secara umum sebagai berikut:

1. Direktur Utama

Direktur utama merupakan seorang atau beberapa orang yang menjalankan

perusahaan dengan mendapatkan kuasa langsung bertanggungjawab penuh

atas perkembangan perusahaan. Tugas dan tanggung jawab dari direktur

utama sebagai berikut:

a. Memimpin dan mengurus aspek kegiatan perusahaan sesuai dengan

tujuan dan senantiasa berusaha untuk meningkatkan efisiensi

perusahaan.

b. Menentukan kebijakan perusahaan secara garis besar demi tercapainya

tujuan utama perusahaan.

c. Mengadakan hubungan kerja dengan pihak luar, baik hubungan dengan

perusahaan lain maupun kegiatan-kegiatan perusahaan.

d. Mengkoordinasikan tugas-tugas yang didelegasikan kepada tiap-tiap

direktur dan menjalin hubungan kerja yang baik dengan para direktur

agar terbentuk suatu grup kerja yang harmonis.

e. Mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang tepat

demi kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan

sehingga segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan.

f. Bertanggungjawab atas segala keterangan tentang keadaan dan operasi

(5)

laporan berkala lainnya kepada pemegang saham.

2. Direktur Gilingan

Tugas dan tanggung jawab dari direktur gilingan sebagai berikut:

a. Mendistribusikan sasaran dan kebijakan perusahaan serta instruksi dari

Direktur Utama yang berhubungan dengan operasional gilingan dan

workshop.

b. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan,

kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala

kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan.

c. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para direktur agar terbentuk

suatu kerja yang harmonis.

d. Bertanggung jawab terhadap Direktur Utama.

3. Direktur Peleburan

Tugas dan tanggung jawab dari direktur peleburan sebagai berikut:

a. Mendistribusikan sasaran dan kebijakan perusahaan serta instruksi dari

Direktur Utama yang berhubungan dengan operasional peleburan,

gudang, dan workshop.

b. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan,

kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala

kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan.

c. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para direktur agar terbentuk

suatu kerja yang harmonis.

(6)

4. Direktur Keuangan

Tugas dan tanggung jawab dari direktur keuangan sebagai berikut:

a. Mendistribusikan sasaran dan kebijakan perusahaan serta instruksi dari

Direktur Utama yang berhubungan dengan administrasi, penjualan,

dan pembelian.

b. Menyusun prosedur komunikasi keluar dan ke dalam perusahaan.

c. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para direktur agar terbentuk

suatu kerja yang harmonis.

d. Bertanggung jawab terhadap Direktur Utama.

5. Manager Gilingan

Tugas dan tanggung jawab dari manajer gilingan sebagai berikut:

a. Melaksanakan sasaran dan kebijakan perusahaan sesuai dengan

pedoman dan instruksi kerja dari Direktur Gilingan.

b. Mengatur dan menyusun seluruh kegiatan yang ada di lantai produksi

gilingan.

c. Mengkoordinir operasional gilingan sesuai dengan kebijakan dan

prosedur yang berlaku yang didelegasikan kepada setiap Kabag.

Gilingan.

d. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan,

kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala

kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan.

e. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para manager agar

(7)

f. Bertanggung jawab terhadap Direktur Gilingan.

6. Manager Peleburan

Tugas dan tanggung jawab dari manajer peleburan sebagai berikut:

a. Melaksanakan sasaran dan kebijakan perusahaan sesuai dengan

pedoman dan instruksi kerja dari Direktur Peleburan.

b. Mengatur dan menyusun seluruh kegiatan yang ada di lantai produksi

peleburan.

c. Mengkoordinir operasional peleburan sesuai dengan kebijakan dan

prosedur yang berlaku yang didelegasikan kepada setiap Kabag.

d. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan,

kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala

kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan.

e. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para manager agar

terbentuk suatu kerja yang harmonis.

f. Bertanggung jawab terhadap Direktur Peleburan.

7. Manager Pembelian

Tugas dan tanggung jawab dari manajer pembelian sebagai berikut:

a. Melaksanakan sasaran dan kebijakan perusahaan sesuai dengan

pedoman dan instruksi kerja dari Direktur Keuangan.

b. Mengatur penerimaan barang sesuai dengan prosedur yang berlaku.

c. Mengawasi kegiatan pemasukan bahan baik bahan baku dan bahan

penolong, maupun material.

(8)

kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala

kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan.

e. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para manager agar

terbentuk suatu kerja yang harmonis.

f. Bertanggung jawab terhadap Direktur Keuangan dan semua aktivitas

perhitungan material yang masuk.

8. Manajer Penjualan

a. Melaksanakan sasaran dan kebijakan perusahaan sesuai dengan

pedoman dan instruksi kerja dari Direktur Keuangan.

b. Mengatur pengeluaran barang sesuai dengan prosedur yang berlaku.

c. Mengarahkan kegiatan penjualan dan pengiriman produk

d. Mengawasi kegiatan pengeluaran produk.

e. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan,

kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala

kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan.

f. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para manager agar

terbentuk suatu kerja yang harmonis.

g. Bertanggung jawab terhadap Direktur Keuangan dan semua aktivitas

perhitungan produk yang keluar.

9. Manager Personalia/Umum/Adm.

Tugas dan tanggung jawab dari manajer personalia/umum/adm.sebagai

berikut:

(9)

pedoman dan instruksi kerja dari Direktur Keuangan.

b. Mengatur penyedia jasa-jasa administrasi yang berhubungan dengan

personalia, purchasing dan arsip personil.

c. Mengkoordinir operasional umum sesuai dengan kebijakan dan

prosedur yang berlaku yang didelegasikan kepada setiap Kabag.

d. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan,

kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala

kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan.

e. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para manager agar

terbentuk suatu kerja yang harmonis.

f. Bertanggung jawab terhadap Direktur Keuangan.

10. Kabag. Gilingan I, II, III, IV, V, dan VI

Tugas dan tanggungjawab kabag. Gilingan I, II, III, IV, V, dan VI sebagai

berikut:

a. Mengawasi dan merencanakan gilingan I, II, III, IV, V, dan VI agar

sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang ditetapkan.

b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan gilingan I, II, III, IV, V, dan VI

untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat

dilakukan perbaikan.

c. Menyusun produk yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

d. Bertanggung jawab terhadap Manager Gilingan dan pelaksanaan

(10)

11. Kabag. Tarik As

Tugas dan tanggungjawab kabag. tarik as sebagai berikut:

a. Mengawasi dan merencanakan produksi tarik as agar sesuai dengan

spesifikasi dan standar mutu yang ditetapkan.

b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi tarik as untuk

mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan

perbaikan.

c. Menyusun produk besi as yang sesuai dengan spesifikasi yang

ditetapkan.

d. Bertanggung jawab terhadap Manager Gilingan dan pelaksanaan

kegiatan produksi tarik as.

12. Kabag. Distribusi Billet

Tugas dan tanggungjawab kabag. distribusi billet sebagai berikut:

a. Mengawasi dan merencanakan distribusi billet agar sesuai dengan

kebutuhan penggilingan.

b. Mengawasi dan mengevaluasi distribusi billet untuk mendeteksi

kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan pemebuhan.

c. Bertanggung jawab terhadap Manager Gilingan dan pelaksanaan

kegiatan distribusi billet.

13. Kabag. Workshop

Tugas dan tanggungjawab kabag. workshop sebagai berikut:

a. Memimpin kegiatan pemeliharaan dan perbaikan semua peralatan

(11)

b. Menangani masalah yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas

maintenance di lapangan kerja gilingan dan peleburan yang tidak

dapat ditangani bawahan.

c. Mengarahkan dan mengontrol aktivitas maintenance dan utilitas.

d. Bertanggung jawab terhadap Manager Gilingan.

14. Kabag. Continous Casting Machine (CCM)

Tugas dan tanggungjawab kabag. continous casting machine sebagai

berikut:

a. Mengawasi dan merencanakan kegiatan peleburan scrap menjadi billet

agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang ditetapkan.

b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan peleburan scrap menjadi billet

untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat

dilakukan perbaikan.

c. Menyusun billet yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

d. Bertanggung jawab terhadap Manager Peleburan dan pelaksanaan

kegiatan peleburan menjadi billet.

15. Kabag. Ladle

Tugas dan tanggungjawab kabag. ladle sebagai berikut:

a. Mengawasi dan merencanakan kegiatan penentuan kebutuhan scrap

agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang ditetapkan.

b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan penentuan kebutuhan scrap

untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat

(12)

c. Mengawasi penentuan kebutuhan scrap yang ditetapkan.

d. Bertanggung jawab terhadap Manager Peleburan dan pelaksanaan

kegiatan peleburan scrap.

16. Kabag. Electric Arc Furnance (EAF)

Tugas dan tanggungjawab kabag. electric arc furnance sebagai berikut:

a. Mengawasi dan merencanakan kegiatan mensortir scrap dan menuang

scrap agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang

ditetapkan.

b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan mensortir scrap dan menuang

scrap untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga

dapat dilakukan perbaikan.

c. Mengawasi mensortir scrap dan menuang scrap yang ditetapkan.

d. Bertanggung jawab terhadap Manager Peleburan dan pelaksanaan

kegiatan peleburan scrap.

17. Kabag. Gudang

Tugas dan tanggungjawab kabag. gudang sebagai berikut:

a. Mengawasi dan merencanakan kebutuhan spare part dan bahan

penolong agar sesuai dengan kebutuhan peleburan dan hasil produksi.

b. Mengawasi dan mengevaluasi pengeluaran sparepart dan bahan

penolong sesuai dengan kebutuhan dengan menyetujui permintaan

kebutuhan barang dan sebagainya.

c. Bertanggung jawab terhadap Manager Peleburan dan pelaksanaan

(13)

18. Kabag. Keuangan

Tugas dan tanggungjawab kabag. keuangan sebagai berikut:

a. Mengatur penyimpanan dan penerimaan serta pengeluaran uang

perusahaan sesuai dengan sasaran dan kebijaksanaan perusahaan.

b. Merencanakan anggaran pendapatan dan belanja tahunan.

c. Menyusun neraca dan perhitungan rugi pada setiap bulan.

d. Mengkoordinir penagihan atas piutang yang timbul akibat penjualan

hasil produksi serta piutang lainnya.

e. Mengawasi pemberian kompensasi berupa gaji/upah, uang makan,

tunjangan lembur, bonus dan kompensasi lainnya.

f. Bertanggung jawab atas pengeluaran untuk pembiayaan usaha dan

pembayaran kepada pihak lain.

g. Mengambil keputusan mengenai isu-isu modal kerja, memegang uang,

mengelola dan mengendalikan arus kas perusahaan.

h. Bertanggung jawab kepada keuangan perusahaan.

19. Kabag. Personalia

Tugas dan tanggungjawab kabag. personalia sebagai berikut:

a. Mengawasi dan merencanakan pengembangan tenaga kerja sesuai

dengan sasaran dan kebijaksanaan perusahaan.

b. Mengawasi dan mengevaluasi pengembangan dan pelatihan tenaga

kerja.

c. Mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan

(14)

perusahaan dan lembaga yang sesuai.

d. Bertanggung jawab terhadap Manager Personalia dan pelaksanaan

kegiatan tenaga kerja.

20. Kabag. Quality Control

Tugas dan tanggungjawab kabag. quality control sebagai berikut:

a. Mengadakan peninjauan langsung dan menganalisis bahan

b. Meneliti, memeriksa dan menganalisis mutu produk sejak dari bahan

baku sampai produk jadi agar sesuai dengan spesfikasi dan standar

mutu yang ditetapkan.

c. Bertanggung jawab terhadap pelaksaanaan karakteristik ISO.

d. Bertanggung jawab terhadap Manager Umum dan pelaksanaan kegiatan

pengendalian mutu produk.

21. Kabag. Adm

Tugas dan tanggungjawab kabag. adm. sebagai berikut:

a. Mengumpulkan informasi dari setiap bagian serta menyimpan

arsip-arsip perusahaan dan melaksanakan surat-menyurat untuk kelancaran

kegiatan perusahaan.

b. Menentukan bentuk-bentuk surat, bon, rekening serta cara

pengaturannya.

c. Membantu direktur utama menyusun program pertemuan dengan tamu-

tamu perusahaan.

(15)

22. Supervisor Gilingan I, II, III, IV, V, dan VI

Tugas dan tanggungjawab supervisor gilingan I, II, III, IV, V, dan VI

sebagai berikut:

a. Mengawasi kegiatan gilingan I, II, III, IV, V, dan VI untuk mendeteksi

kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

b. Mengelola dan menyimpan data gilingan I, II, III, IV, V, dan VI.

c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Gilingan I, II, III, IV, V, dan VI.

23. Supervisor Tarik As

Tugas dan tanggungjawab supervisor tarik as sebagai berikut:

a. Mengawasi kegiatan produksi tarik as untuk mendeteksi kekurangan

dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

b. Mengelola dan menyimpan data produksi tarik as.

c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Tarik As.

24. Supervisor Distribusi Billet

Tugas dan tanggungjawab supervisor distribusi billet sebagai berikut:

a. Mengawasi distribusi billet untuk mendeteksi kekurangan dan

penyimpangan sehingga dapat dilakukan pemebuhan.

b. Mengelola dan menyimpan data distribusi billet.

c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Distribusi Billet.

25. Supervisor Workshop

Tugas dan tanggungjawab supervisor workshop sebagai berikut:

a. Mengawasi kegiatan perbaikan dan perawatan mesin/peralatan gilingan

(16)

b. Menangani masalah yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas

maintenance di lapangan kerja gilingan dan peleburan yang tidak

dapat ditangani bawahan.

c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Workshop.

26. Supervisor Continous Casting Machine (CCM)

Tugas dan tanggungjawab supervisor continous casting machine sebagai

berikut:

a. Mengawasi kegiatan peleburan scrap menjadi billet untuk mendeteksi

kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

b. Mengelola dan menyimpan data peleburan scrap menjadi billet.

c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Continous Casting Machine

(CCM).

27. Supervisor Ladle

Tugas dan tanggungjawab supervisor ladle sebagai berikut:

a. Mengawasi kegiatan penentuan kebutuhan scrap untuk mendeteksi

kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

b. Mengelola dan menyimpan data kebutuhan scrap.

c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Ladle.

28. Supervisor Electric Arc Furnance (EAF)

Tugas dan tanggungjawab supervisor electric arc furnance sebagai berikut:

a. Mengawasi kegiatan mensortir scrap dan menuang scrap untuk

mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan

(17)

b. Mengelola dan menyimpan data sortir scrap dan penuangan scrap yang

ditetapkan.

c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Electric Arc Furnance (EAF).

29. Supervisor Gudang

Tugas dan tanggungjawab supervisor gudang sebagai berikut:

a. Mengawasi pengeluaran sparepart dan bahan penolong sesuai dengan

kebutuhan dengan memproses surat permintaan kebutuhan barang dan

sebagainya.

b. Mengawasi kondisi stok sparepart dan bahan penolong pada gudang.

c. Menyusun laporan kondisi stok sparepart dan bahan penolong.

d. Bertanggung jawab terhadap Kabag Gudang.

30. Karyawan Gilingan I, II, III, IV, V, dan VI

Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas gilingan billet

menjadi produk seperti besi beton atau besi siku dan membersihkan daerah

di sekitar gilingan.

31. Karyawan Tarik As

Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas produksi tarik as

dan membersihkan daerah di sekitar produksi tarik as.

32. Karyawan Distribusi Billet

Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas distribusi billet

dan membersihkan daerah di sekitar distribusi billet.

33. Karyawan Workshop

(18)

perawatan mesin/peralatan gilingan dan peleburan, memperbaiki atau

mengganti derek yang ada dalam pabrik, dan membersihkan daerah di

sekitar workshop.

34. Karyawan Continous Casting Machine (CCM)

Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas peleburan scrap

menjadi billet dan membersihkan daerah di sekitar peleburan scrap

menjadi billet.

35. Karyawan Ladle

Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas penentuan

kebutuhan scrap dan membersihkan daerah di sekitar penentuan kebutuhan

scrap.

36. Karyawan Electric Arc Furnance (EAF)

Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas sortir scrap dan

penuangan scrap dan membersihkan daerah di sekitar penentuan

kebutuhan scrap.

37. Karyawan Gudang

Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas pengeluaran

sparepart dan bahan penolong sesuai dengan surat permintaan kebutuhan

barang, memeriksa spare part dan bahan penolong, dan membersihkan

daerah di sekitar gudang.

38. Karyawan Pembelian

Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas pembelian dan

(19)

sparepart, menjalankan tugas yang diberikan oleh Manager Pembelian,

dan menyusun laporan pembelian yang berkaitan dengan aktivitas

pembeliannya.

39. Karyawan Penjualan

Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan pedoman aktivitas

pemasaran dan menjual produk yang dihasilkan oleh perusahaan baik

dalam maupun luar negeri.

40. Karyawan Keuangan

Tugas dan tanggungjawab adalah melakukan pembayaran hutang dagang

dan lain, menyediakan kas untuk kebutuhan bagian penggajian, dan

mengatur keluar masuknya arus kas, serta menyusun laporan keuangan.

41. Karyawan Personalia

Tugas dan wewenang adalah mengadakan, melatih dan mengembangkan

sumber daya manusia, memberikan kompensasi berupa gaji/upah, uang

makan, tunjangan lembur, bonus dan kompensasi lainnya, dan memberi

ulasan kinerja tahunan dan penilaian terhadap karyawan.

42. Karyawan Quality Control

Tugas dan tanggungjawab adalah mengawasi kualitas produk agar sesuai

dengan Standar Nasional Industri (SNI) dan melakukan pengujian kualitas

produk.

43. Karyawan Administrasi

Tugas dan tanggungjawabnya adalah mengawasi masuk dan keluar

(20)

administrasi piutang dagang dan melakukan penagihan, administrasi

hutang dagang, dan menginstruksikan pembayaran serta menyusun laporan

yang diterima dari masing-masing divisi setiap periode.

2.4.3. Jam Kerja

Ketentuan jam kerja di PT. Growth Sumatra Industry dapat dibagi menjadi

2 bagian yaitu:

a. Karyawan bagian kantor

Terdiri dari 1 shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut:

Untuk hari Senin-Kamis:

Pukul 08.30-12.00 Wib : Kerja Aktif

Pukul 12.00-13.00 Wib : Istirahat

Pukul 13.00-16.30 Wib : Kerja Aktif

Untuk hari Jumat:

Pukul 08.30-12.00 Wib : Kerja Aktif

Pukul 12.00-14.00 Wib : Istirahat

Pukul 14.00-16.30 Wib : Kerja Aktif

Untuk hari Sabtu:

Pukul 08.30-12.00 Wib : Kerja Aktif (tanpa istirahat)

b. Karyawan Bagian Produksi

Terdiri dari 3 shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut:

(21)

Shift B (Sore) : pukul 14.00-22.00 Wib

Shift C (Malam) : pukul 22.00-06.00 Wib

Setiap karyawan bagian produksi akan mengalami pergantian shift pada

setiap pertengahan bulan dan akhir bulan, yaitu karyawan dari shift A pindah

ke shift B, dari shift B pindah ke shift C dan dari shift C pindah ke shift A,

demikian seterusnya.

2.5. Proses Produksi

Proses produksi merupakan suatu proses perubahan elemen-elemen input

dalam sistem produksi yang terbuat dari bahan baku, manusia, mesin, peralatan,

metode kerja, modal dan energi sehingga menghasilkan nilai tambah yang

mengubah input menjadi output.

2.5.1. Bahan yang Digunakan 1. Bahan Baku

Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pengolahan besi dan baja

adalah scrap (besi tua atau besi bekas) karbon rendah medium yang terdiri atas 3

macam:

Import scrap adalah scrap yang didatangkan dari luar negeri (Singapura dan

(22)

Home scrap adalah scrap yang berasal dari pabrik-pabrik di lingkungan PT.

Growth Sumatra Industry, Ltd.

Local scrap adalah scrap yang berasal dari luar lingkungan PT. Growth

Sumatra Industry, Ltd misalnya scrap mobil bekas dan kapal-kapal tua.

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah suatu bahan yang dimasukkan kedalam tanur

sewaktu proses peleburan berlangsung didalam tanur. Bahan tambahan yang

dipakai dalam proses pengolahan besi dan baja adalah:

a. Batu Kapur (CaO)

Fungsinya adalah mengurangi kadar fosfor dan memisahkan segala

kotoran yang ada pada cairan besi sehingga cairan besi tetap bersih.

b. Batubara, Carbon raiser fungsinya adalah mengatur kadar karbon dalam

cairan besi, meningkatkan kadar karbon pada proses peleburan dan

menaikkan temperatur cairan di dalam tanur.

c. Fluorspar (CaF2) fungsinya adalah mencairkan slag (terak) untuk

memudahkan pemisahannya dengan cairan besi. Slag adalah setiap

elemen-elemen logam cair yang beroksidasi dengan udara.

d. Ferro Silikon (FeSi) fungsinya adalah membuang gas dan cairan sehingga

tidak terjadi oksidasi, menyempurnakan aliran besi pada waktu penuangan

dan membuat besi menjadi liat dan permukaannya mengkilat.

e. Ferro Manganese (FeMn) fungsinya menambah kekuatan dan kekerasan

(23)

f. Oksigen fungsinya adalah sebagai pengontrol kadar karbon dan

mempercepat proses peleburan.

g. Tepung MgO (Mangnesium Oksida) fungsinya adalah melapisi dinding

tanur setelah penuangan.

h. Silikon Karbida fungsinya adalah menaikkan kadar karbon dan silikon.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong yaitu bahan yang tidak ikut dalam proses produksi, tetapi

merupakan bagian dalam produk akhir yang akan dihasilkan. Bahan

tambahan yang digunakan dalam proses produksi di PT. Growth Sumatra

Industry, Ltd adalah:

a. Air

Air digunakan untuk pendinginan pada CCM (Continuous Casting

Machine) dan Rolling Mill. Air diambil dari sumur bor yang berada di

lokasi pabrik. Air ini diolah dengan Water Treatment dan kemudian

dialirkan ke pabrik dengan menggunakan pompa air.

b. Sekam padi

Sekam padi dimasukkan ke dalam ladel setelah cairan besi/ baja dituang ke

dalam ladel. Sekam ini berguna untuk menjaga kestabilan suhu dalam

ladel dan mencegah agar tidak terjdinya pencampuran udara luar dengan

cairan baja.

c. Minyak nabati

Minyak nabati digunakan untuk mengurangi gesekan antara mould dengan

(24)

d. Minyak pelumas (Oli)

Minyak pelumas (Oli) digunakan untuk meminyaki roda gigi yang

terdapat pada mesin-mesin. Pemberian minyak pelumas akan

memperlancar putaran roda. Minyak pelumas yang dipakai untuk roda gigi

adalah RORED HD-A (Sae 140), sedangkan untuk hidrolik sirkulasi

digunakan minyak pelumas TURALIK 69 (VG 100).

e. Bahan bakar

Bahan bakar yang digunakan untuk generator adalah bahan bakar solar,

generator adalah sumber listrik bagi penerangan diseluruh lingkungan

pabrik pada saat arus listrik PLN terputus.

f. Bahan bakar gas

Bahan bakar gas digunakan untuk pemanasan ladel dan untuk dapur

pemanas ulang. Bahan bakar yang digunakan adalah Liquefied Natural

Gas (LNG).

2.5.2. Uraian Proses Produksi

PT. Growth Sumatra Industry, Ltd mempunyai tiga bagian utama proses

produksi, yaitu proses Peleburan (Melting), proses penuangan (Continuous

Casting Machine) dan proses Penggilingan (Rolling Mill).

2.5.2.1.Proses Peleburan (Melting)

Proses pengolahan logam pada pabrik peleburan dibagi atas dua unit, yaitu

(25)

1. Unit Scrap

Scrap yang digunakan oleh PT. Growth Sumatra Industry adalah scrap

impor, home scrap dan lokal scrap, impor scrap biasanya sudah dalam

keadaan ditekan (dipress). Scrap ini didatangkan dengan truk dan ditimbun di

dua tempat yaitu:

a. Scrap yard, yaitu tempat penimbunan scrap dilapangan terbuka

dibelakang pabrik. Ini merupakan tempat penimbunan scrap impor dan

home scrap. Proses pengangkutan scrap dari scrap yard ke scrap bay

dengan menggunakan truk dengan bantuan bucket.

b. Scrap Bay, yaitu tempat penimbunan scrap di lapangan tertutup di

samping tanur. Scrap lokal biasanya langsung dibawa ke tempat ini

ditambah dengan scrap dari scrap yard. Tugas utama unit scrap adalah

pemotongan scrap, pemilihan scrap dan pengangkatan scrap yang

diuraikan sebagai berikut:

- Pemotongan Scrap, dilakukan dengan menggunakan gas alam (LNG)

dan oksigen scrap yang harus dipotong adalah yang bentuknya

panjang dan besar agar mudah dimasukkan dan meningkatkan

efisiensi penggunaan ruang. Pemilihan tabung-tabung yang tertutup

agar dibelah karena dapat menimbulkan ledakan sewaktu dilebur.

Ledakan ini dapat menumpahkan cairan logam dan merusak dinding

(26)

- Pemilihan Scrap

Sebelum scrap dimasukkan kedalam EAF, scrap harus dipilih sesuai

dengan syarat-starat sebagai berikut:

1) Kering dari oli dan air

2) Scrap tidak boleh berupa granat bom dan peluru

3) Karat (Fe2O3 dan Fe3O4) pada scrap mengandung banyak oksigen

4) Tembaga harus dipisahkan dari scrap

5) Scrap berupa baja karbon rendah

- Pengangkatan Scrap

Scrap mempunyai bentuk ukuran yang tidak menentu sehingga alat

pengangkatan yang sesuai ialah magnetic crane dan bucket. Kapasitas

angkat maksimum crane adalah 20 ton sedangkan bucket adalah 40

ton.

2. Unit Electric Arc Furnance (EAF)

Electric Arc Furnance atau tanur busur listrik merupakan tanur yang

memanfaatkan energi listrik yang diubah menjadi energi panas untuk

melebur scrap baja. Pada PT. Growth Sumatra Industry, Ltd jenis EAF yang

digunakan adalah EAF langsung pada tanur ini ruang tanur dilapisi dengan

bata tahan api. Tanur berlapis bata tahan api beralas serbuk ganister dan

berdinding bata silika yang digunakan untuk peleburan baja karbon rendah

dan baja paduan rendah. Bahan bakunya adalah scrap yang mempunyai

kadar fosfor dan belerang yang rendah. Secara berkala komposisi logam cair

(27)

sewaktu logam cair dituang komposisinya telah memenuhi persyaratan.

Jenis tanur yang digunakan pada PT. Growth Sumatra Industry adalah EAF

langsung dengan dinding magnesia. EAF langsung memiliki tanur yang

dapat dibuka dengan memutar kesamping untuk memasukkan elektroda.

Elektroda yang digunakan adalah grafit (bahan dasar karbon) berdiameter

14 inci dengan berat 375 kg/buah dan diperkirakan akan habis 5 kg/ton pada

saat scrap dilebur.

2.5.2.2. Proses Penuangan

Proses penuangan logam pada pabrik terdiri atas unit ladle dan unit

continuous casting machine (CCM).

1. Unit Ladle

Scrap yang dicairkan di unit EAF kemudian dituangkan kedalam ladel dan

diangkut oleh Bridge Crane ke CCM. Ladel tersebut dari pelat baja dengan

ketebalan 22 mm dan dilapisi dengan batu tahan api. Saluran keluar cairan

logam (cairan baja/ logam cair) dibuat di dasar ladel. Mekanisme pembukaan

dan penutupan saluran diatur melalui sliding gate yang digerakkan secara

manual. Batu tahan api disusun berselang-seling sehingga diperoleh lingkaran

bulat sesuai dengan bentuk ladle. Untuk merekatkan batu tahan api digunakan

morter jenis M-80 SLP yang mempunyai komposisi Al2O385% dan SiO2

10% sebagai pengisi antara batu tahan api LW dengan batu tahan api SK 22

digunakan lapisan MgO (Magnesium Oksida). Lapisan MgO ini berfungsi

(28)

terpasang didasar ladle. Weel block ini juga terbuat dari batu tahan api,

dimana pada bagian bawahnya dipasang sliding gate. Batu tahan api dalam

ladle dapat dipakai dalam ± 70 kali tuang sedangkan sliding gate dapat

dipakai empat kali tuang. Sebelum digunakan untuk menampung cairan

logam, terlebih dahulu dipanaskan dengan gas alam (LNG) sekitar 30 menit

tujuannya agar temperatur cairan logam pada saat dituang kedalam ladle tidak

menurun.

2. Unit Continuous Casting Machine (CCM)

Unit CCM adalah suatu mesin yang dapat melaksanakan pengecoran secara

terus-menerus, dimana cairan logam yang dimasukkan kedalam mesin ini

akan keluar langsung sebagai billet. CCM merupakan satu kesatuan unit-unit

yang terdiri atas beberapa komponen, yaitu:

- Tundish

- Kereta tundish

- Saluran pembuangan cairan dan tong penampung baja cair

- Box bending mould

- Bending Mould

- Oscillating machine

- Cooling chamber

- Dummy bar

- Roll conveyor dan collecting table

- Extraction machine

(29)

2.5.2.3. Proses Penggilingan (Rolling Mill)

Proses penggilingan merupakan proses pengolahan billet dengan

menggilingnya menjadi baja tulangan polos, baja tulangan as, besi siku ataupun

WF. Dimana penggilingan dilakukan untuk memperkecil ukuran sesuai yang

diinginkan dan melakukan pembentukan. Billet yang telah dicetak dikirim ke

setiap rolling mill untuk digiling sesuai dengan ukuran dan bentuk yang telah

ditentukan. Sebelum masuk ke rolling mill, ujung dan pangkal billet akan

dipotong oleh rotary shear untuk mendapatkan ujung yang sempurna. Hal yang

perlu diperhatikan adalah semakin kecil ukuran billet yang diinginkan maka akan

semakin banyak rolling strand yang digunakan, sebaliknya bila semakin besar

billet yang digunakan maka akan semakin sedikit rolling strand yang digunakan.

2.6. Mesin dan Peralatan 2.6.1. Mesin Produksi

Mesin produksi yang digunakan yaitu:

1. Nama Mesin : Electric Arc Furnance (EAF)

Fungsi : Tempat bahan baku utama untuk dilebur

Jumlah : 3 Unit

Merek : SS 3600-L

Tipe : Steel Marketing

Kapasitas : 20 Ton/ proses

Sistem Kontrol Suhu : Otomatis

(30)

Ukuran Dapur : 4 m x 9 m

Diameter dalam : 3,6 m

Tinggi : 2,8 m

Operating Temperatur : 16800C

Penggerak : Hidrolik

2. Nama Mesin : Ladle

Fungsi : Tempat penuangan cairan dari tanur ke CCM

Jumlah : 12 Unit

Kapasitas : 20 ton

Sistem Kontrol Operasi : Manual

Diameter : 1,5 m

Tinggi : 2,5 m

Tebal : 10 cm

Maksimum Temperatur : 17000C

3. Nama Mesin : Continuous Casting Machine

Fungsi : Tempat pencetakan baja secara continuous

Merek : Daniel 2 BLC – 501 / 2

Power : 697 kwh /ton, 220/380 V

Jumlah : 1 unit

Sistem operasi : Manual

Ukuran CCM : 130m x 130 m

(31)

Fungsi : Sebagai penampung cairan baja ladle

Flowing speed : 10 ton / 15 menit

Sistem Kontrol : Manual

Jumlah : 8 unit

5. Nama mesin : Hydrolic Shear Machine

Fungsi : Memotong billet sesuai ukuran

Model : Hidrolik

Power : 6 Hp

Tegangan : 380 V

Kapasitas : 2,6 m/menit

Jumlah : 2 Unit

6. Nama mesin : Reheating Furnance

Fungsi : Tempat pemanasan ulang billet

Kapasitas : 200 batang billet

Power : 500 kwh / ton ; 220/380 V

Sistem Kontrol : Otomatis

Jumlah : 4 Unit

7. Nama Mesin : Rolling Mill Machine

Fungsi : Membentuk baja billet sesuai cetakan

Jumlah : 5 unit

Merek : NKC Taiwan, RDC

Power : 500 – 1.200 HP

(32)

Sistem control suhu : Otomatis

8. Nama Mesin : Flying Shear Machine

Fungsi : Memotong bagian ujung billet setelah dicetak

Jumlah : 5 unit

Merek : SI 132 M-6-A

Tegangan : 380 V

Sistem kontrol : Otomatis

9. Nama Mesin : Cooling Bed

Fungsi : Tempat penampungan baja beton keluar dari

rolling mill dan sekaligus tempat pendinginan

Jumlah : 6 unit

Power : 250 kwh /ton ; 220V

Kapasitas : 200 batang billet

Sistem kontrol : Otomatis

Penggerak : Elektromotor

10. Nama Mesin : Shapping Machine

Merek : HU DONG

Model : B 6050

Jumlah : 3 Unit

Penggerak : Otomatis

(33)

Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Nama : Electric crane

Fungsi : mengangkat charging bucket dan tundish ke

tempat peleburan

Kapasitas : 30 ton

Jumlah : 10 unit

2. Nama : charging bucket

Fungsi : Pembuatan scrap baja yang akan dimasukan ke tanur

Kapasitas : 7 ton

Jumlah : 10 unit

3. Nama : Compressor

Jumlah : 6 unit

Power : 100 Hp

Tekanan : 5 kg/cm2

4. Nama : trafo

Fungsi : Supply daya keseluruhan pabrik

Sistem pendingin : ONAN

Tipe : indoor

Daya : 600 KVA

Rating arus : 173,2 A

Massa total : 9.000 kg

Jumlah : 4 unit

(34)

Fungsi : Untuk menyediakan udara pada Reheating Furnance

Penggerak : electromotor

Tipe : sentrifugal

Jumlah : 2 unit

6. Nama : Gap-Bed Lathe Machine (Mesin Bubut)

Fungsi : Mebuat gigi pada rolling

Merek : CROWB-4

Tipe : C40271

Jumlah : 7 unit

7. Nama : roll conveyor

Tipe : horizontal

Merek : AEE/50 Hz

Tipe : B6050

Jumlah : 5 unit

2.7. Utilitas

Utilitas adalah alat perlengkapan yang mendukung pelaksanaan produksi

dalam kegiatan perusahaan. Beberapa utilitas yang digunakan antara lain :

1. Fasilitas Penyediaan Sumber Tenaga Listrik

Sumber arus listrik pada PT. Growth Sumatera Industry berasal dari PLN

(Perusahaan Listrik Negara) dan generator. Sumber listrik dari PLN

digunakan dalam kegiatan proses produksi dalam perusahaan, selain itu juga

(35)

yang dibangkitkan dari generator hanya berfungsi sebagai supply cadangan

apabila ada gangguan pada PLN.

2. Fasilitas Penyediaan Air

Air merupakan unit pendukung yang sangat penting pada proses produksi

yaitu sebagai media pendingin tanur maupun rolling machine. Sumber air

berasal dari air sungai dan PAM (Perusahaan Air Minum) .

3. Dust Collector

Dust collector merupakan tempat penyaringan partikel-partikel debu yang

berasal dari asap dan debu pabrik peleburan. Asap dan debu ini tidak

langsung dibuang begitu saja, tetapi dialirkan terlebih dahulu ke dust

collector melalui pipa asap, selanjutnya asap dan debu diproses atau disaring

dalam dust collector sehingga kadar debunya memenuhi nilai ambang batas

(NAB) yang ditetapkan oleh Departemen Perindustrian dan Kesehatan.

4. Bengkel

Untuk perawatan korektif dan fasilitas produksi, perusahaan membentuk unit

perbaikan dan perawatan (repairing and maintenance) yaitu fasilitas

perbengkelan. Dengan adanya bengkel ini maka perusahaan dapat menekan

biaya perbaikan dan reparasi seminimum mungkin dan waktu perbaikan alat

yang lebih singkat bila dikerjakan oleh pihak orang lain.

5. Laboratorium

Laboratorium digunakan sebagai tempat pengujian komposisi kimia dan

pengujian sifat mekanik baja dari proses produksi. Laboratorium pengujian

(36)

sistem komputasi, sehingga dengan adanya ini proses analisis kimia dapat

diketahui secara cepat dan akurat.

2.8. Safety and Fire Protection

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu

bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,

tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak

lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Bahaya kecelakaan kerja dalam pabrik dapat dihindari dengan

memperhatikan hal berikut :

1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari :

- Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain

- Lingkungan kerja

- Proses kerja

- Sifat pekerjaan

- Cara kerja

2. Perbuatan berbahaya yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang

dapat terjadi antara lain karena :

(37)

- Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)

- Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.

- Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.

Dengan memperhatikan hal tersebut, maka diharapkan keselamatan kerja

akan lebih terjamin sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar. Apabila

terjadi kecelakaan kerja maka tindakan penyelamatan dilakukan melalui unit

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) pada poliklinik sebelum dibawa ke

rumah sakit.

Sedangkan Pencegahan terhadap kebakaran pabrik dapat diatasi dengan

cara :

- Konstruksi bangunan yang tahan api

- Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar

- Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran

- Sistem tanda kebakaran yang manual yang memungkinkan seseorang

menyatakan tanda bahaya segera dan memberikan tanda secara otomatis

- Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.

- Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.

Adapun sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan

yaitu:

1. Helm digunakan sebagai pengaman kepala dari benda-benda yang jatuh dari

atas.

2. Pelindung Telinga (Ear Protection) Pelindung telinga digunakan sebagai

(38)

3. Pakaian Seragam sebagai baju kerja untuk melindungi diri dari panas dan debu

dilapangan.

4. Sepatu Boot sebagai pelindung kaki dari ancaman benda-benda yang jatuh

dari atas.

5. Kaca Mata, sebagai pelindung mata dari debu, sinar ultraviolet dan radiasi.

6. Dust Mask (Masker debu digunakan untuk mencegah masuknya debu dan

bau-bauan zat kimia kedalam saluran pernapasan.

7. Sarung Tangan sebagai pelindung dari bahan-bahan panas dan bahan kimia

yang beracun.

2.9. Waste Treatment

PT. Growth Sumatera Industry, Ltd melakukan pengawasan secara regular

dengan pengambilan sampel dari bahan yang berdekatan dengan pabrik untuk

melihat pengaruh limbah dan gas dari proses produksi baja. Proses pengolahan

limbah yang dihasilkan pada proses produksi telah disesuaikan dengan standar

lingkungan dan telah menggunakan teknologi ramah lingkungan. Proses

pengolahan limbah terdiri dari 3 bagian yaitu :

1. Proses Pengolahan Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan operasi pabrik dikumpulkan pada

tempat penyimpanan sementara, dan ditutup dengan baik. Limbah padat

(39)

2. Proses Pengolahan Limbah cair

Limbah cair diolah dengan cara pengolahan atau pemurnian air industri pada

water purifying. Setelah dimurnikan maka air kemudian digunakan kembali

untuk keperluan industri.

3. Proses Pengolahan Limbah Gas

Proses pengolahan limbah gas adalah proses dry scrubbling system dimana

bahan gas hasil reaksi dibuang kedalam sebuah reactor. Gas yang dilepas dari

tungku reduksi termasuk karbon dan debu diisap kedalam sistem pembersihan

gas kering dan ventilator pengisapan melalui pipa gas. Fasilitas utama untuk

pembuangan limbah gas melalui dry scrubing system dan reacted chloride

Referensi

Dokumen terkait

4.2.2 Kolom Pembatasan Perlakuan Nasional SOC AANZFTA di Jasa Telepon Seluler Sebagian besar negara-negara yang tergabung pada kerjasama AANZFTA telah memberikan komitmen penuh

ruangan tersebut dengan menampilkan nama ruangannya beserta informasinya yang datanya diakses dari firebase. Mahasiswa dalam arsitektur sistem disini digambarkan juga

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu: Identifikasi Masalah, Perancangan Sistem, Implementasi Sistem,

Ta hap Pertama: Identifikasi masalah, yaitu mengidentifikasi masalah-masalah yang ada serta mengumpulkan data terkait tentang kebutuhan yang dibutuhkan dalam proses

Kesehatan reproduksi perempuan tidak terpisah dengan kebijakan kependudukan.. Kebijakan kependudukan meliputi dua hal yang mendasar

Tulisan ini akan menganalisis salah satu kebijakan yang berisikan kebijakan deliberatif secara substantif yang muncul dan telah berkembang di Indoensia, yaitu Kebijakan

Berdasarkan observasi terhadap proses implementasi Pengembangan Pembelajran ASSURE dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik ditemukan beberapa hal antara lain

Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa karbon aktif komersial yang teraktivasi fisika memiliki nilai bilangan iodin dan luas permukaan yang lebih besar daripada