• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Hakim Dalam Proses Peradilan Tindak Pidana Pencurian Dan Pembunuhan Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Pada Pengadilan Negeri Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Hakim Dalam Proses Peradilan Tindak Pidana Pencurian Dan Pembunuhan Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Pada Pengadilan Negeri Medan)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MUHAMMAD FAUZAN AKMAL ZALDHY* LIZA ERWINA**

MARLINA***

Faktor penyebab anak melakukan tindak pidana adalah faktor intern dan faktor ekstern, dan faktor lain yang menyebabkan anak melakan tindak pidana antara lain karena faktor keluarga dan masyarakat tempat anak tinggal.Tindak pidana pencurian dan pembunuhan yang menjadi faktor utamanya antara lain. Pencurian faktor utamanya ialah intelegensia anak dan ekonomi, pembunuhan faktor utamanya adalah intelegensia anak, keluarga dan masyarakat tempat anak bergaul. Peran hakim dalam proses peradilan tindak pidana pencurian dan pembunuhan yang dilakukan oleh anak sesuai dengan hak dan wewenang hakim menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Ketentuan Hukum Acara Pidana Anak Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak. Dan hambatan yang dihadapi Hakim dalam penjatuhan sanksi pidana terhadap anak ialah karena hakim harus mempertimbangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Pasal 71 ayat (1), yang menyatakan bahwa Penjara adalah hukuman terakhir yang dijatuhkan kepada anak yang melakukan tindak pidana, tetapi dalam kenyataannya, sarana pendorong untuk melaksanakan Undang-Undang tersebut tidak maksimal.

Anak adalah masa depan suatu bangsa. Oleh karena itu anak harus dibina dan dilindungi. Salah satu cara pembinaan dan perlindungannya adalah dengan adanya hukum. Beberapa Undang-Undang menyatakan bahwa penangkapan dan penahanan terhadap anak-anak harus dilakukan sesuai dengan hukum dan akan diterapkan sebagai upaya terakhir. Tetapi pada kenyataannya dalam menangani kasus yang dilakukan oleh anak dengan hukum melalui peradilan pidana hampir 100% berakhir dengan pemenjaraan. Penjara dapat menempatkan anak pada dua keadaan yaitu menjadi korban kekerasan atau menempatkan anak lebih intens belajar kriminal. Anak- anak yang ditahan sangat rentan dalam menghadapi resiko seperti mendapatkan pelecehan dan kekerasan yang tidak hanya didapatkan oleh para tahanan dewasa tetapi juga dari aparat penegak hukum.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian yuridis normative dan penelitian yuridis empiris. Penelitian yuridis normative yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Sedangkan penelitian yuridis empiris merupakan penelitian yang dilakukan oleh penulis secara langsung di lapangan yaitu dengan melakukan wawancara di Pengadilan Negeri Medan.

*

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara **

Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ***

Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

vii

Referensi

Dokumen terkait

bahwa sesuai ketentuan Pasal 33 Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 45 Tahun 2017 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera

Unfiled Notes Page 10... Unfiled Notes

MADUKORO BLOK AA -

Pokja Bidang Konstruksi 3 ULP Kabupaten Klaten akan melaksanakan [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara

Obligasi ini tidak dijamin dengan suatu agunan khusus dan tidak dijamin oleh pihak ketiga manapun dan tidak termasuk dalam Program Jaminan Pemerintah Terhadap

[r]

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan

rakyat dan dilakukan langsung atau tidak langsung atas dasar suatu sistem perwakilan. 1 Salah satu wujud dari demokrasi itu sendiri adalah dengan adanya pemilihan