• Tidak ada hasil yang ditemukan

Multivariate Statistical Process Control dalam Produksi Pulp pada PT. Toba Pulp Lestari Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Multivariate Statistical Process Control dalam Produksi Pulp pada PT. Toba Pulp Lestari Sumatera Utara"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Statistical Process Control (SPC) merupakan bagian dari statistik yang dapat

dipakai untuk memonitor, mengendalikan dan menganalisis proses suatu produksi dengan menggunakan metode - metode statistik. SPC dibagi mejadi 2 bagian berdasarkan variabelnya yaitu Univariate Statistical Process Control dan Multivariate Statistical Process Control. Salah satu alat yang digunakan dalam

SPC adalah dengan Control Chart (diagram kontrol) atau disebut juga grafik pengendali.

Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan kayu (kayu maupun non

kayu) berserat melalui berbagai proses pembuatannya. Pulp digunakan sebagai bahan baku dalam industri kertas dan tekstil. Pulp itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu material/bahan yang bersifat halus dan lembab yang terdiri dari bahan serat kayu. Tampilannya dapat berupa benda setengah cair dan hingga setengah padat dan padat (tergantung seberapa banyak kandungan air/zat di dalam

nya). Ketika berbentuk sebagai benda cair, pulp menyerupai “bubur” oleh karena itu pulp juga disebut sebagai bubur kayu. Pulp diolah dari berbagai proses yang

mengaplikasikan teknologi mesin, kimia dan manusia. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sejumlah produk barang seperti kertas dan juga pakaian serta pelengkap busana, mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan industri yang memproduksi barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(2)

Kualitas produk yang baik merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan agar memperoleh daya saing produk di pasaran. Kemampuan bersaing yang tinggi menentukan perusahaan dapat bertahan dalam persaingan di pasaran.

Salah satu masalah utama dalam proses manufaktur sekarang ini adalah bahwa beberapa perusahaan menggunakan pengendali kualitas sederhana menemukan produk yang cacat atau tidak sesuai dengan spesifikasi perusahaan setelah proses produksi selesai. Hal ini disebut juga sebagai detection model atau model deteksi kualitas. Tetapi, model ini tidak benar-benar memperoleh kualitas yang diinginkan, walaupun sistem ini dapat menemukan produk yang memiliki kualitas yang benar – benar rendah. Model deteksi bergantung pada sekumpulan pemeriksa untuk menguji produk pada proses yang bervariasi dari keseluruhan proses produksi dan menangkap kesalahan atau error. Metode pengendali kualitas seperti ini menghabiskan banyak biaya dan sangat tidak memadai mengingat

banyaknya jumlah uang, waktu dan material produksi yang dihabiskan dan terbuang untuk produk yang tidak dapat dijual di pasaran atau yang tidak

memenuhi standar kualitas. Inspeksi tidak akan menemukan semua produk cacat dan dengan demikian akan meningkatkan jumlah material yang terbuang karena telah digunakan untuk membuat produk yang bahkan tidak dapat dijual ke pasaran karena memiliki kualitas di bawah standar. Produk cacat yang tidak dapat dideteksi oleh pemeriksa akan dijual ke pasaran dengan resiko rusaknya reputasi produk dan perusahaan yang memproduksinya dan resiko dibatalkannya pesanan produk oleh konsumen yang kecewa.

(3)

SPC lebih mengarah ke prevention model atau model pencegahan, yang akan menggantikan sistem deteksi. Statistik digunakan untuk meningkatkan suatu proses secara sistematis, sehingga produksi dari material yang di bawah standar kualitas akan dicegah. Kondisi di mana persentase produk cacat akan bertambah jika proses produksi tidak ditingkatkan. Pada dasarnya, model pencegahan akan mengurangi atau bahkan meniadakan pemborosan yang harus ditanggung oleh model deteksi. Jika cacat pada produk sudah ditemukan pada awal proses produksi, perbaiki proses sehingga cacat produk bisa diperbaiki pada proses berikutnya. Model ini memantau proses sehingga penyesuaian yang dibutuhkan dapat dilakukan sebelum kualitas produk menurun.

PT. Toba Pulp Lestari adalah suatu industri penghasil pulp atau lazim disebut bubur kertas. PT. Toba Pulp Lestari merupakan salah satu perusahaan dengan bahan baku Eucalyptus yang digunakan untuk bahan baku kertas dan

bahan baku serat rayon. Pabrik ini merupakan salah satu industri strategis penghasil devisa di antara 5.935 unit pabrik sejenis yang terdapat di dunia dengan

kapasitas produksi terpasang 210.459 ton pulp per tahun. Dari jumlah tersebut di atas, 5.258 unit terdapat di Asia.

Lokasi pabrik ini terletak di Desa Sosor ladang, Kecamatan Permaksian, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai pada tahun 1989, di mana produksi sekitar 70% diekspor ke mancanegara, sisanya untuk kebutuhan pasar domestik. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memonitor proses produksi sehingga diketahui hasil produksi yang tidak terkontrol dengan menggunakan diagram kontrol pada proses produksi PT. Toba Pulp Lestari.

1.2 Rumusan Masalah

(4)

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Data yang digunakan sebagai sampel adalah data pada PT. Toba Pulp Lestari Sumatera Utara.

2. Karakteristik kualitas yang diteliti dibatasi hanya untuk karakteristik kualitas yang berlaku di perusahaan, karakteristik kualitas atau variabel yang akan diteliti adalah VISCOSITY(Cuam), VISCOSITY, BRIGHTNESS, SOLUBILITY IN 10% NaOH [S10], SOLUBILITY IN

18% NaOH [S18], ALPHA CELLULOSE, ASH CONTENT, CALCIUM As Ca, IRON As Fe, DCM EXTRACTIVES.

3. Penelitian dilakukan pada produk akhir yaitu produk pada tahapan proses terakhir produksi.

4. Data yang diolah adalah data selama satu bulan yaitu data pada bulan Desember tahun 2015.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mencegah terjadinya produk pulp yang tidak sesuai dengan spesifikasi PT. Toba Pulp Lestari Sumatera Utara dengan menggunakan

metode Multivariate Statistical Process Control dengan diagram kontrol T2 Hotelling sehingga produk yang dihasilkan sesuai spesifikasi perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian

(5)

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini disusun dengan langkah – langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data atau bahan referensi yang berkaitan dengan Multivariate Statistical Process Control.

b. Menentukan lokasi dan waktu penelitian.

c. Mengumpulkan data sekunder. Data sekunder merupakan metode penggunaan bahan dokumen, karena dalam hal ini peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri tetapi meneliti dan memanfaatkan data

atau dokumen yang dihasilkan pihak-pihak lain. Dalam hal ini, data yang digunakan adalah data yang bersumber pada Data PT. Toba Pulp Lestari Sumatera Utara.

d. Mengolah dan menganalisis data.

1. Data yang digunakan merupakan karakteristik yang diukur secara sebenarnya pada perusahaan, karakteristik kualitas atau variabel yang akan diteliti adalah VISCOSITY(Cuam), VISCOSITY, BRIGHTNESS, SOLUBILITY IN 10% NaOH[S10], SOLUBILITY IN 18% NaOH[S18], ALPHA CELLULOSE, ASH CONTENT, CALCIUM As Ca, IRON As Fe, DCM EXTRACTIVES.

2. Melakukan uji distribusi normal multivariat data. Pengujian distribusi normal multivariat dilakukan dengan menggunakan metode q-q plot.

3. Menentukan rata – rata sampel dari setiap karakteristik mutu sampel.

4. Menentukan varians – kovariansi sampel.

5. Menghitung nilai T2 untuk masing – masing sampel.

Referensi

Dokumen terkait

Bagian akar yang fungsinya untuk melindungi ujung akar saat menembus tanah adalah..... Fungsi kambium yang kedalam akan membentuk batang,tetapi fungsi

[r]

penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika tergolong sedang dengan nilai rata-rata 69,52, (2) Berpikir kreatif

1) Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) tertulis yang secararutin dikomunikasikan kepada semua petugas. 2) Melakukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81,25% perempuan yang terinfeksi HIV/AIDS termasuk dalam usia produktif, 78,1 % responden aktif di kelompok dukungan sebaya

Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan I peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan tindakan I,

1) Menganalisis hubungan antara usia saat hamil dengan kejadian BBLR di Kecamatan Wanasari tahun 2015. 2) Menganalisis hubungan antara jarak kelahiran dengan

Dalam titik ini, dapat ditarik simpulan bahwa kebiasaan kecil yang dilakukan di lingkungan rumah dengan sekedar meminta anak untuk membelikan rokok, ternyata hadir