• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Bisnis Program Family Gathering Di Kampung Ladang Outbound Camp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Bisnis Program Family Gathering Di Kampung Ladang Outbound Camp"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (Bussiness) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut untuk mencari kesenangan dan untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (Yoeti, 1996 :119).

Undang-undang No.09 Tahun 1990, tentang kepariwisataan menyebutkan defenisi dari Wisata, Wisatawan, Kepariwisataan, dan Pariwisata yaitu :

a. Wisata adalah : Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela bersifat sementara untuk memilih objek dan daya tarik wisata.

b. Wisatawan adalah : orang yang melakukan kegiatan wisata yang tujuannya bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi.

c. Pariwisata adalah : segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengelola objek daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

(2)

d. Kepariwisataan adalah : segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata, yang artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan pariwisata baik yang dilakukan pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat.

e. Objek dan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :

 Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keaadaan alam serta flora dan

fauna seperti pemandangan alam, panorama indah hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binatang-binatang langka.

 Karya manusia yang berwujud Museum, Wisata agro atau pertanian, Wisata air

(tirta), Wisata atau petualangan, Taman rekreasi dan tempat hiburan.

 Sasaran wisata minat khusus, seperti berburu, mendaki gunung, gua, sungai,

tempat-tempat ibadah, perbelanjaan dan lain-lain.

Selain batasan tersebut diatas, banyak defenisi lain yang dikemukakan oleh ahli pariwisata antara lain : Prof.Hans .Buchili menyatakan bahwa setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan untuk maksud tersebut. (Dalam Yoeti, 1996 : 117).

(3)

Dari pendapat di atas yang menjadi cirri-ciri pengertian pariwisata yaitu :

 Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu.

 Perjalanan dilakukan dari satu tempat ke tempat lain.

 Perjalanan itu walau bagaimanapun bentuknya, harus selalu dikaitkan

dengan pertamasyaan dan rekreasi.

 Tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.

2.2 Pengertian Industri dan Produk Wisata

2.2.1 Industri Pariwisata

Bila kita berbicara tentang industri, dari kebanyakan orang mengartikan industri sebagai suatu usaha yang bertujuan untuk menciptakan atau menghasilkan barang-barang atau jasa melalui suatu proses produksi. Tetapi tidak demikian halnya dengan Industri Pariwisata, industri pariwisata disini tidak termasuk dalam arti ekonomis biasa tetapi memiliki perbedaan-perbedaan yang nyata dengan industri lainnya. Industri pariwisata adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang-barang atau jasa (Goods and services) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya selama dalam perjalanan. (Yoeti , 1996 : 153).

R.S Darmajadi (Dalam Yoeti , 1996 : 153) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan industri pariwisata dijelaskan sebagai berikut : “Industri pariwisata

(4)

bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa / pelayanan atau services, yang nantinya baik secara langsung atau pun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perjalanannya “. Pengertian industri akan lebih jelas bila kita

mempelajari dari jasa ataupun produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan, bilamana para wisatawan sedang dalam perjalanan atau pelawatan.

Dengan cara-cara ini akan terlihat tahap-tahap wisatawan sebagai konsumen memerlukan pelayanan (service) tertentu. Pendekatan ini beranggapan bahwa produk dari industri adalah semua jasa yang diberikan perusahaan, semenjak seorang wisatawan meninggalkan tempat tinggalnya, sampai di daerah tujuan wisata yang menjadi pilihannya, sampai ke rumah tempat tingggalnya semula.

2.2.2 Produk Pariwisata

Kalau ada industri tentu ada produk tertentu, dan dalam hal ini produk pariwisata yang akhir dari proses produksinya tidak hanya barang (produk) melainkan fasilitas-fasilitas untuk memnuhi kebutuhan hidup wisatawan selaku konsumen selama ia mengadakan perjalanan.

(5)

biasa tinggal. Jadi produk pariwisata itu adalah produk yang kompleks, produksi komponen-komponennya ditangani oleh bermacam-macam badan baik swasta maupun pemerintah dan oleh perorangan dibutuhkan wisatawan selama perjalanannya (Yoeti , 1996 : 153).

Produk ataupun jasa-jasa adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan angkutan, baik darat, udara maupun laut.

2. Memberikan pelayanan kepada wisatawan berupa alat transportasi yang membawanya ke daerah-daerah yang dipilihnya.

3. Biro Perjalanan Umum

4. Memberikan informasi tentang objek wisata yang telah ada di suatu daerah, pengurusan dokumen-dokumen (Paspor, Visa) membuat dan mengatur suatu rencana perjalanan dan sebagainya.

5. Jasa-jasa pelayanan dari perhotelan / akomodasi, bar dan restaurant, fasilitas rekreasi, entertainment dan lain-lain.

6. Jasa-jasa retail agent atau Tour operator local yang menyelenggarakan city sight tours atau exurciont pada objek wisata dan atraksi wisata setempat.

7. Objek wisata atau atraksi wisata yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.

(6)

9. Jasa-jasa souvenier shop dan handicraft serta shopping centre, dimana wisatawan dapat berbelanja untuk membeli oleh-oleh dan barang-barang lainnya.

10.Perusahaan pendukung seperti penjual post card , perangko (kantor pos), penjual kamera dan film, penukaran uang (money changer) dan bank.

Adapun ciri-ciri dari produk wisata adalah sebagai berikut :

1. Produk terjadi pada saat konsumen mempergunakan jasa-jasa pariwisata. 2. Produk pariwisata tidak dapat dicicipi terlebih dahulu oleh konsumen.

3. Komponen-komponen produk wisata tidak dapat diukur karena memiliki ragam bentuk.

4. Produk wisata sangat tergantung pada manusia dan sedikit sekali tergantung pada alat-alat produksi.

5. Produk wisata merupakan usaha-usaha yang memerlukan insvestasi yang besar, dengan resiko yang tinggi, sedangkan permintaan konsumen elastis.

6. Permintaan (demand) tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor non ekonomi seperti gejolak politik.

2.3Pengertian MICE

(7)

Seebaluck, Naidoo dan Ramseook-Munhurrun, 2013), dan wisata MICE juga telah berkembang pesat di Bali beberapa tahun terakhir ini. Yang menjadi dasar pemikiran dibalik setiap wisata MICE adalah kegiatan yang diperuntukkan guna menyatukan para penyedia informasi dengan penerimanya (Whitfield dan Webber, 2010 dalam Whifield, Dioko, Webber dan Zhang, 2012). Kegiatan wisata MICE melibatkan berbagai sektor seperti sektor transportasi, perjalanan, rekreasi, akomodasi, makanan dan minuman, tempat penyelenggaraan acara, teknologi informasi, perdagangan dan keuangan sehingga wisata MICE dapat digambarkan sebagai industri multifaset. Di banyak daerah tujuan wisata, kegiatan MICE dikategorikan di bawah payung industri event (Dwyer dan Mistilis, 2000; Getz, 2008 dalam Seebaluck et al; 2013).

Setiap istilah dalam wisata MICE memiliki arti yang berbeda-beda walaupun kegiatan MICE itu sendiri merupakan kegiatan jangka pendek yang memiliki signifikansi ekonomi yang besar bagi pariwisata (Law, 1987; Pearson dan McKanna, 1988; Hiller, 1995; Wootton dan Stevens, 1995 dalam Hall, 2003). Istilah meeting dalam MICE dapat didefinisikan sebagai suatu acara terstruktur yang dapat menyatukan sekumpulan orang secara kolektif untuk mendiskusikan topik yang menjadi kepentingan bersama (Seebaluck et al., 2013).

1. Meeting

(8)

dapat diselenggarakan di lingkungan perusahaan, di hotel atau di ruangan pertemuan. Meeting juga dapat didefinisikan sebagai berikut:

It’s a gathering of 10 or more participants for a minimum of 4 hours in a hired venue. The term ‘meetings’ include conventions, conferences, congresses, trade shows and exhibitions, incentive events, corporate and business meetings, and other meetings and all exclude social activities (wedding receptions, holiday parties, etc.), permanently established formal educational activities (primary, secondary or university level education), purely recreational activities (such as concerts and shows of any kind), political campaign rallies, or gatherings of consumers or would-be customers by a company for the purpose of presenting specific goods or services for sale (consumer shows), which would rather fall under the scope of retail or wholesale trade.(UNWTO dalam Seebaluck et al., 2013, p.2).

Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktivitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan bussiness, biasanya melibatkan orang secara bersama-sama .

Contoh meeting adalah :  Rapat Pimpinan  Pelatihan

(9)

2. Intensive

Incentives travel dalam MICE adalah kegiatan perjalanan yang semua biaya

perjalanannya ditanggung oleh organisasi sehingga dapat digunakan sebagai faktor yang memotivasi karyawan untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja dalam memenuhi tujuan yang diinginkan organisasi, seperti target penjualan (Rogers, 2003; Campiranon dan Arcodia, 2008 dalam Seebaluck et al., 2013).

Istilah incentive mengacu kepada jenis perjalanan di mana sebuah perusahaan membayar karyawannya untuk bepergian, untuk menghadiri konferensi atau pameran, untuk kesenangan, sebagai penghargaan atas kinerja yang berhubungan dengan pekerjaan (Mair, 2009). Dengan demikian incentives travel merupakan alat motivasi yang digunakan oleh perusahaan untuk mendorong dan meningkatkan kinerja karyawan dengan memberikan penghargaan untuk tiap peningkatan produktivitas atau tiap pencapaian tujuan perusahaan (Hall, 2003). Menurut SITE, (2013 dalam Seebaluck et al., 2013) incentive travel adalah alat manajemen yang menggunakan pengalaman perjalanan sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada peserta untuk tiap peningkatan kinerja guna mendukung pencapaian tujuan organisasi.

(10)

Perjalanan Insentif merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan suatu

perusahaan dengan membuat kegiatan guna memacu pencapaian target perusahaan tersebut. Biasanya berhubungan dengan penjualan (sales) produk atau jasa mereka, wujudnya seperti :

1. Family gathering, rapat sambil berekreasi, bonus hadiah perjalanan wisata, dan lain-lain.

2. Distributor atau dealer agar pencapaian penjualan terpenuhi, dalam bentuk bonus perjalanan wisata, dan lain-lain.

3. Pemasok (suppliers) untuk peningkatan kerja sama.

4. Pelanggan (customers) agar tetap loyal terhadap produk atau jasa mereka.

Program Perjalanan Insentif berfungsi sebagai salah satu cara atau solusi untuk menggairahkan kembali segmen-segmen guna peningkatan kinerja sebuah perusahaan, yaitu :

(11)

2. Travel Fulfillment Company, menangani perencanaan perjalanan (tour planning), dimana rancangan Perjalanan Insentif tergantung pada kebutuhan perusahaan tersebut.

3. Travel Agency with an Incentive Division, perusahaan tidak menyiapkan perencanaan perjalanan, melainkan hanya menangani program Perjalanan Insentif. Mulai dari negosiasi dengan pihak transportasi (airlines, kereta api maupun bus), akomodasi (hotel, restaurant), tempat kunjungan wisata, guide, dll. Biasanya perusahaan seperti ini akan terlibat secara langsung dalam pelaksanaan program ini sesuai kebutuhan.

Perusahaan dengan pola sesuai point 3, biasanya sudah menyiapkan pelaksanaan program dalam 1 paket, yaitu mulai dari pengaturan transportasi dengan borongan (charter), transfer antar moda transportasi maupun ke hotel, akomodasi, makan-minum (meals), wisata hingga pemandu wisata (guide).

(12)

3.conference

Conferences merupakan elemen ketiga dari wisata MICE yang dapat diartikan

sebagai suatu pertemuan partisipatif yang dirancang terutama untuk tujuan diskusi, mencari dan berbagi informasi, memecahkan masalah dan konsultasi. Conferences biasanya memiliki keterbatasan waktu dan memiliki tujuan khusus (Seebaluck et al., 2013). Conference mirip dengan meeting di mana suatu acara conference melibatkan 10 orang atau lebih selama minimal empat jam dalam satu hari atau lebih dan kegiatan conference diadakan di luar perusahaan itu sendiri (CIC, 2011 dalam Seebaluck et al., 2013).

Mair (2009) menyatakan bahwa conferences pada umumnya dapat dipahami sebagai suatu pertemuan besar yang dihadiri oleh sekelompok individu yang memiliki pemikiran yang sama yang datang bersama-sama dengan tujuan profesional atau pribadi, untuk keperluan membangun jaringan dan untuk tujuan pendidikan.Terdapat dua tujuan utama yang menjadi alasan bagi seseorang untuk menghadiri conference (konferensi) terutama jika konferensi tersebut diadakan di luar negeri. Yang pertama adalah menghadiri konferensi itu sendiri dan yang kedua adalah memanfaatkan semaksimal mungkin destinasi atau tempat di mana konferensi tersebut dilaksanakan.

4. Exhibition

(13)

yang mereka tawarkan (Montgomery dan Strick, 1995 dalam Hall, 2003). Exhibitions dapat berkaitan dengan perdagangan dari industri tertentu saja di mana seluruh pengunjung bekerja dalam industri terkait yang sedang dipamerkan, atau exhibitions bisa terbuka untuk umum sehingga setiap orang dapat menghadiri exhibitions tersebut (Mair, 2009).

Exhibitions juga dikenal sebagai exposition karena exposition memiliki tujuan

untuk mempertemukan pemasok yang berbeda di dalam suatu lingkungan di mana para suplier tersebut dapat mempromosikan produk atau jasa mereka kepada peserta exhibitions (Seebaluck et al., 2013). Fokus utama dari kegiatan ini adalah menciptakan hubungan antar bisnis – business to business relationship - baik untuk mempromosikan produk baru maupun untuk mendapatkan klien baru (Fenich, 2005; Jurisevic, 2002 dalam Seebaluck et al., 2013).

2.3.1 Jenis-jenis kegiatan MICE yaitu :

a. Olahraga (pertandingan professional, kompetisi peringkat, pertandingan persahabatan, lomba-lomba, dll).

b. Seni (pementasan, institusional, lomba/festival, aspresiasi, fashion show). c. Topik Wicara (diskusi, seminar, sarasehan, talkshow, presentasi, dsb). d. Pameran (Pameran komoditas perdagangan, pameran seni).

(14)

f. Family gathering

2.4 Pengertian Family Gathering

Menurut Silvia dan Widodo (2009, p58) Event gathering adalah salah satu cara untuk menjalin hubungan yang lebih baik antara pimpinan dengan karyawan. Tujuan acara ini adalah agar karyawan termotivasi, sebab motivasi sangat mempengaruhi pada kinerja organisasi. Dalam kegiatan Event Gathering juga diharapkan hubungan yang harmonis akan memudahkan komunikasi kedua belah pihak di kemudian hari. Bisa juga dalam acara ini disisipkan acara perkenalan susunan pejabat baru ataupun layanan terbaru.

Media Gathering ini memberikan peluang terciptanya suasana hangat dan kondusif antara pimpinan dengan staf perusahaan. Beberapa contoh format acara adalah coffee morning, makan siang atau malam, buka puasa bersama, product atau service soft launching, wisata bersama, bermain atau bertanding olahraga bersama,

dan lain-lain. Gathering merupakan sebuah kegiatan untuk keluarga besar, komunitas ataupun perusahaan yang dirancang untuk mendapatkan refreshing bersama dalam satu waktu tertentu dalam satu lokasi (baik didalam ruangan (indoor) ataupun diluar ruangan (outdoor)) guna mempererat kekerabatan, kekeluargaan serta tali silaturrahmi.

(15)

karyawannya biasa dikenal dengan nama Family Gathering, untuk seluruh karyawannya saja tanpa keluarganya biasa disebut Employee Gathering, untuk perusahaan mengumpulkan seluruh rekanan (vendor) sebagai bentuk apresiasi terhadap vendornya biasa dikenal dengan nama Customer Gathering. Jadi dalam makna yang luas, gathering dapat dilakukan oleh perusahaan ataupun komunitas sebagai kegiatan bersama dalam satu lokasi dengan berisikan tema yang dikehendaki atau disesuaikan untuk dapat membangun suasana santai, akrab dan kekeluargaan.

(16)

2.4.1 Langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan Gathering: sebagai berikut:

1. Membuat proposal atau rencana kegiatan yang mencakup tujuan, manfaat, tema, konsep dan susunan acara, ketua dan anggota tim kepanitiaan, waktu dan tempat, undangan serta anggaran yang dibutuhkan.

2. Pesan tempat yang sesuai dengan konsep acara

3. Memberitahukan kepada peserta Gathering dengan menyebutkan susunan acara dan contact person untuk kepastian kehadiran.

4. Siapkan logistic seperti catering, transportasi, audio visual, dan lain-lain.

5. Siapkan pidato pembukaan untuk pimpinan perusahaan yang akan membuka acara. 6. Pilih Moderator atau pemandu acara sedapat mungkin menarik dan dapat membawa suasana yang segar dan akrab.

7. Hiburan seperti permainan, musik, dan lagu sangat penting untuk menciptakan suasana yang cair.

8. Dokumentasikan acara dengan baik. Walaupun acara informal, disarankan tetap ada sesi foto bersama.

(17)

Sedangkan untuk Customer Gathering biasanya dilaksanakan perusahaan setiap setahun sekali untuk apresiasi dan sekaligus meningkatkan hubungan dengan para pelanggan perusahaan (loyalty Customers).

Pada umumnya acara yang dilakukan pada saat customer gathering adalah makan bersama, kemudian dilanjutkan acara hiburan untuk para pelanggan yang setia ataupun rekanan yang sering membantu perusahaan dalam mencapai target tahunannya.

Adapun beberapa tujuan dilakukannya customer gathering adalah :

1. Sebagai bentuk apresiasi perusahaan terhadap pelanggan setianya (loyalty customers).

2. Informasi Perkembangan perusahaan sampai dengan saat ini dan apa target untuk tahun mendatangnya.

3. Promosi penjualan ataupun pengenalan produk baru yang akan segera dipasarkan.

Jadi apapun momentnya, gathering sangat tepat diadakan minimal setahun sekali oleh sebuah perusahaan baik itu perusahaan besar ataupun perusahaan kecil, sebagai bentuk apresiasi perusahaan terhadap karyawan, keluarga ataupun koleganya.

2.4.2 Manfaat Pelaksanaan Family Gathering

(18)

1.Sarana refreshing

Perusahaan dengan tingkat tekanan tinggi, proses produksi yang begitu cepat dan tanpa henti mengakibatkan karyawan di perusahaan itu mengalami tingkat tekanan psikologi yang kuat. Maka dari itu banyak perusahaan dengan karyawan ratusan hingga ribuan mengagendakan kegiatan ini untuk mengurangi tingkat kejenuhan para karyawan yang terjadi selama bekerja.

2. Membentuk teamwork yang solid

Tidak selamanya sebuah teamwork akan bekerja selalu solid. Ada pada waktunya kesolidan itu akan mengendor akibat tekanan yang begitu tinggi saat bekerja. Bila ini sampai terjadi maka Family gathering adalah acara yang sangat cocok agar kesolidan bagi teamwork semakin solid.

3. Mempererat hubungan antar karyawan

(19)

4. Memperbaiki konflik dan friksi

Hampir tidak ada perusahaan yang terhindar dari masalah konflik dan friksi. Kompetisi yang tinggi, kesenjangan penghasilan, tingginya tekanan hingga relasi yang memanas adalah masalah yang sering terjadi dalam sebuah perusahaan. Jika hal ini dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan menurunnya produktivitas perusahaan itu sendiri. Maka dari itu acara Family gathering ini perlu dilakukan agar dapat menurunkan suasana panas dalam perusahaan tersebut.

2.5 Pengertian Outbound

Outbound adalah suatu metode pembelajaran yang dirancang untuk pengembangan diri dan kelompok, melalui pembentukan keterbukaan, toleransi, kebersamaan, kepekaan terhadap rasa kebutuhan dan harapan kelompok / orang lain, dengan memanfaatkan alam sebagai media atau sarana belajar. Menurut Lamury (2003), hakikat Outbound adalah pada saat seseorang meninggalkan kenyamanan rumah tangga/tempat kerja yang dikenal, ke tempat asing dengan mcmpertaruhkan diri dalam berbagai resiko, maka ia telah melakukan Outbound.

(20)

pendidikan dan pelatihan, kapan saja kita mempertaruhkan kenyamanan dan kemapanan yang kita miliki untuk mengejar sesuatu yang baru, dengan sendirinya mengandung resiko, maka berarti telah ber-Outbound.

2.5.1 Sejarah Perkembangan Permainan Outbound (Outbound Games)

Kebanyakan orang berfikir bahwa melakukan kegiatan wisata harus dengan perjalanan ke objek-objek wisata baik itu objek wisata alam, maupun objek wisata yang dibuat oleh manusia seperti museum, kebun binatang, dan lain-lain. Padahal berdasarkan salah satu tujuan berwisata itu adalah untuk mencari kesenangan tanpa harus berjalan-jalan, salah satunya ialah dengan melakukan kegiatan wisata alternative yang saat ini mulai berkembang yakni permainan Outbound.

(21)

Hahn sendiri beranggapan bahwa kegiatan berpetualang, melainkan sebagai wahana berlatih anak-anak muda menuju kedewasaan.

Mengingatkan media, metode, dan pendekatan yang dipergunakan di Outward Bound, banyak ahli pendidikan yang mengklasifikasikan bentuk pelatihan ini sebagai

adventure education atau experiental learning. Metode pelatihan ini kemudian berkembang dan mulai ditiru di banyak tempat, bahkan sampai akhirnya diperkenalkan di luar Inggris. Setidaknya, setelah era Perang Dunia II, lembaga serupa dibangun di berbagai daerah di Inggris, Eropa, afrika, Asia, dan Australia.

Di Indonesia, walau bukan berarti bahwa metode ini diketahui baru masuk pada tahun 1990 dengan nama Outward Bound Indonesia. Saat ini, banyak lembaga pendidikan seperti ini didirikan dengan berbagai level profesionalisme dan kelengkapan program serta peralatan.Saat ini permainan Outbound telah menjadi salah satu kegiatan wisata alternative, karna kegiatannya bisa dilakukan tanpa harus berjalan-jalan, tetapi saat ini banyak juga wisatawan yang menyisipkan permainan Outbound dalam perjalanan wisatanya. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan oleh

(22)

2.5.2 Tujuan dan Manfaat Permainan Outbound

1. Tujuan Permainan Outbound

Pengalaman dalam kegiatan Outbound memberikan masukan yang positif dalam perkembangan kedewasaan seseorang. Pengalaman itu mulai dari pembentukan kelompok. Kemudian setiap kelompok akan menghadapi bagaimana cara bekerja sama. Bersama-sama mengambil keputusan dan keberanian untuk mengambil resiko. Setiap kelompok akan menghadapi tantangan dalam memikul tanggung jawab yang harus dilalui. Tujuan utama kegiatan pelaksanaan Outbound adalah melatih para peserta untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada dengan membentuk sikap profesionalisme para peserta yang didasarkan pada perubahan dan perkembangan karakter, komitmen serta kinerja yang diharapkan akan semakin lebih baik.

Sikap dan prilaku profesionalisme seperti ini meliputi :

1. Terbentuknya suatu komitmen yang utuh dari setiap peserta melalui 4C, yaitu: a) Peningkatan kompetensi (competency)

b) Pembentukan konsepsi (conception) pemikiran yang komphrensif,

c) Terjadinya hubungan (connection) yang semakin erat diantara para bawahan dan atasan, serta

(23)

dan bukan sekedar menjadi karyawan. Perubahan ini akan terlihat dari bertumbuh kembangnya rasa tanggung-jawab dalam melakukan tugas di unit kerjanya

masing-masing.

3. Pola perilaku yang berkarakter dalam melakukan tugas-tugas kehidupan,

berdisiplin, bertanggung jawab, berorientasi ke masa depan, mengutamakan tugas pengabdian, memiliki sikap, dan etos kerja yang tinggi.

4. Meningkatkan semangat kerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta meningkatkan keberanian peserta dalam mengambil setiap resiko (rist taking) dari setiap tantangan yang dihadapi.

5. Team building yang solid yang didasarkan pada saling pengertian, kerja sama, koordinasi, menghargai perbedaan, sikap mengutamakan tugas dan kepentingan pribadi, dan meyakini bahwa keberhasilan merupakan buah dari kerjasama dan kebersamaan.

6. Peningkatan kematangan Emotional Question (EQ) melalui program olah rasa yang menjadi posri perhatian Outbound bahkan perhatiannya kepada

pengembangan Spiritual Quotion (SQ) akan sangat membantu peserta dalam meningkatkan kematangn kemampuan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam setiap penyelesaian tugas- tugas yang dihadapi.

2. Manfaat Permainan Outbound

(24)

1. Manfaat Psikologis, yaitu :

a. Menumbuhkan rasa percaya diri

b. Meningkatkan pemahaman tentang konsep diri c. Meningkatkan harga diri

d. Meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru e. Meningkatkan keberanian untuk menguji kemampuan diri f. Memberikan sensasi positif saat mencoba hal baru

2. Manfaat Sosiologis

a. Mengembangkan sikap peduli pada orang lain b. Mengembangkan kemampuan komunikasi c. Mengembangkan rasa memiliki

d. Mengembangkan kemampuan untuk member umpan balik positif e. Mengembangkan kemampuan untuk membangun persahabatan f. Mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan diri 3. Manfaat Edukasional

a. Mengembangkan pengetahuan tentang pendidikan outdoor b. Meningkatkan pengetahuan tentang konservasi alam

c. Meningkatkan kesadaran pentingnya daya dukung lingkungan dalam kehidupan

(25)

g. Meningkatan kesadaran dan klarifikasi nilai kehidupan

4. Manfaat Phisikal

a. Meningkatkan kesegaran jasmani

b. Mengembangkan keterampilan organ tubuh c. Mengembangkan kekuatan tubuh

d. Melatih kemampuan koordinasi gerak tubuh e. Memberikan porsi latihan tambahan

f. Mengembangkan keseimbangan tubuh 5. Manfaat Spiritual

a. Meningktakan keinganan selalu berbuat sebaik mungkin pada diri sendiri maupun orang lain

b. Meningkatkan sikap berani, tangguh dan pantang menyerah dalam menghadapi setiap masalah yang ada

c. Selalu mempunyai kesadaran bahwa apapun kesuksesan yang didapat selalu karena atas keterlibatan dan kemurahan Tuhan

2.5.3 Metode Permainan Outbound

(26)

menarik dengan kegiatan alam terbuka sebagai media belajar. Tantangan fisik dan mental didesain secara khusus untuk memberikan pengalaman belajar tanpa melampaui kapasitas fisik seseorang.

Melalui kegiatan refleksi peserta dapat memetik makna dari proses pembelajaran, mengarah pada pelaksanaan fungsi manajemen dan manfaat permainan bagi pengembangan kerjasama tim dan pengembangan diri untuk menghadapi tantangan berikutnya.

Menurut Ancok (2002) ada berbagai alasan mengapa metode Outbound dipakai sebagai suatu metode belajar, antara lain sebagai berikut :

1. Metode Outbound adalah sebuah simulasi kehidupan komplek menjadi sederhana.

(27)

disiplin dan bertanggung jawab, rendah hati, komitmen, kreatif dan inovatif, juga produktif.

Disamping itu pemahaman tentang alam dengan segala makna yang terkandung di dalamnya sangat membantu manusia dalam merumuskan perilaku-perilaku positif yang bisa ditirunya. Simulasi penyederhaan akan memudahkan seseorang untuk mengambil makna dari kegiatan yang dilakukannya.

2. Metode ini menggunakan pendekatan belajar orang dewasa (andragogi) melalui belajar berdasarkan pengalaman (experiential learning cycle).

Metode Outbound menggunakan cara yang memberikan sebuah pengalaman langsung kepada peserta pelatihan. Suatu kehidupan organisasi disimulasikan melalui sebuah permainan yang secara langsung dirasakan oleh setiap peserta latihan. Peserta langsung merasakan sukses dan gagal di dalam pelaksanaan sebuah tugas. Kalau terjadi kesuksesan peserta segera tahu perilaku apa yang membuat mereka tim kerja yang sukses. Sebaliknya apabila tim kerja gagal dalam melaksanakan tugas, maka segera semua peserta mengetahui secara langsung perilaku mana yang menyebabkan kegagalan. Metode ini akan sangat memudahkan pemahaman terhadap sesuatu perilaku manajemen dalam suatu pemecahan masalah organisasi.

(28)

nyata, atau sebaliknya. Siklus tersebut akan memberikan pengayaan bagi seseorang sehingga seseorang dapat menarik pelajaran dari apa yang sudah dikerjakan.

3. Metode ini penuh dengan kegembiraan karena dilakukan dengan permainan. Kegiatan Outbound banyak sekali menggunakan aktivitas yang mirip dengan permainan. Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa permainan pada dasarnya disukai oleh semua orang. Menurut Eric Berne (dalam Ancok, 2002) dikatakan bahwa dalam diri setiap orang dewasa ada komponen kehidupan sebagai orang tua, sebagai orang dewasa dan sebagai anak. Komponen diri sebagai orang tua diwujudkan dalam perilaku menasehati orang lain. Komponen pribadi sebagai orang dewasa ditunjukkan di saat seseorang berdialog den gan akal sehat dengan orang lain. Sedangkan komponen pribadi sebagai anak -anak terlihat dari perilaku minta perhatian, kasih sayang, dan perilaku bermain seperti anak-anak.

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan jumlah dari nol sampai sepuluh ditulis dengan huruf kecuali yang diikuti oleh satuan ukuran ditulis dengan angka arab, misalnya 3 ton, 7 mL, angka pecahan ditulis

[r]

Putusan arbitrase internasional yang akan dibahas hanya mencakup dua keadaan digunakannya CISG, pertimbangan keadaan pertama tidak ikut dibahas karena sudah cukup

Pendapat Penulis terhadap Tafsir bahwa gugurnya praperadilan saat dilakukannya sidang pertama di pengadilan negeri ini juga diperkuat dalam putusan Mahkamah

Tegangan setengah gelombang V m set Kerr dengan panJang don jarak elektroda secara berturut-turut 15 cm don 0,5 cm pada panjang gelombang J., = 632.8 nm

Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU

[r]

Matakuliah bahasa Indonesia mendeskripsikan pembelajaran tentang kaidah keberaksaraan dan kelisanan bahasa Indonesia; meliputi sejarah bahasa Indonesia, ragam bahasa Indonesia,