BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A.
Konsep Dasar Istirahat Tidur
1. Defenisi Istirahat Tidar
Istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan demikia.n dapat di katakana bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari kecemasan. Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimasa persepsi dan reaksi individu terhahap lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangunkan kembali dangan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak diketahui, namun diyakinin tidur di perlukan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, fisiologis, dan kesehatan (Asmadi, 2008).
Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar. Sedangkan tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus (Tarwoto, 2006).
Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering berfikir tentang hal itu seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat tidur. Ketika seseorang sedang istirahat mereka berada dalam keadaan aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali bergairah dan siap untuk menyelesaikan aktivitas (Potter & Perry, 2005).
2. Jenis-jenis Tahapan Tidur
A. Tahapan tidur NREM (non rapid eye movement)
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada waktu tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekadan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat (Asmadi, 2008). Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing tahap ditandai dengan pola perubahan aktivitas perubahan pendek. keempat tahap tersebut yaitu:
a. Tahap I
tingkat transisi, merespon cahaya, berlangsung beberapa menit, mudah terbangun dengan rangsangan, aktivitas fisik menurun dan bila terbangun terasa sedang bermimpi.
b. Tahap II
Periode suara tidur, mulai relaksasi otot, berlangsung 10-20 menit, fungsi tubuh berlangsung lambat, dapat dibangunkaan dengan mudah.
c. Tahap III
Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak, sulit untuk dibangunkan, relaksasi otot menyeluruh, tekanan darah menurun, berlangsung 15-30 menit.
d. Tahap IV
Tidur nyenyak, sulit untuk dibangunkan, sekresi lambung menurun, gerak bola mata cepat (Tarwoto, 2006).
B. Tahap tidur REM (rapid eye monement)
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial yang di tandai dengan mimpi yang bermacam-macam, otot-otot yang yang meregang, kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur (sering lebih capat) perubahan tekanan darah, gerakan otot tidak teratur.
c. Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan
dalam belajar, memori, dan adaptasi (Mubarak, 2007).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur
a. Setatus kesehatan
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien menjadi kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya. c. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
d. Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan, maka orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur kerena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang telah meminum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan muda marah.
g. Obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan dapat menimbulkan gangguan pola tidur - Diuretik: menyebabkan insomnia
- Kafein: meningkatkan saraf simpatis - Beta bloker: menimbulkan insomnia
4. Kebutuhan pola tidur berdasarkan tingkat usia
Usia Tingkat Perkembangan Jumlah kebutuhan tidur 1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari 18-3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari
3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari 12-18 tahun Masa remaja 8 jam/hari 18-40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jam/hari 40-60 tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 60 tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari
5. Klasifikasi gangguan pola tidur
- Insomnia
Merupakan ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur
- Hipersomnia
Merupakan berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya disebabkan oleh defresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver, dan metabolisme
- Parasomnia
Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti samnohebalisme (tidur sambil berjalan)
- Narcolepsy
Suatu keadaan/kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak terkendali untuk tidur
- Apnoe tidur dan mendengkur
- Mengigau
Hampir semua orang bisa mengigau, hal ini terjadi sebelum tidur REM (Tarwoto, 2010).
6. Gangguan pola tidur secara umum
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan. Gangguan ini terlihat pada pasien dengan kondisi yang memperihatinkan perasaan lelah, mudah terangsang dengan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala, dan sering menguap atau mengantuk (Alimul, 2006).
7. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas masalah Kebutuhan
Istirahat Tidur pada pasien Halusinasi
a. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
- Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan:
Waktu tidur, jumlah tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering bangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam.
- Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari:
Apakah merasa segar pada saat bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
- Adakah alat bantu tidur:
Apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan obat- obatan untuk membantu tidur.
Gangguan tidur/faktor-faktor kontribusi:
2. Pemeriksaan fisik
- Observasi penampilan: wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien - Adakah lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva
merah
- Perilaku: iretabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri, bunging dan kurang kordinasi. 3. Pemeriksaan diagnostik
- Electroencephalogram (EEG) - Electromyogram (EMG) - Electroologram (EOG)
(Tarwoto,2006).
b. Analisa Data
1. Data Subjektif
- Klien mengatakan susah tidur dimalam hari
- Klien mengatakan mendengar sesuatu (suara-ruara)
- Klien mengatakan sering mendengar sesuatu yang menyuruhnya untuk memukul kaca dan menyuruhnya untuk tidak tidur
- Klien mengatakan mendengar suara yang mengajaknya untuk bercakap-cakap
2. Data Objektif
- Klien terlihat berbicara atau tertawa sendiri saat di lakukan pengkajian
- Bersikap seperti mendegar sesuatu - Disorientasi
- Konsentrasi rendah - Pikiran beruba-ubah - Kekacauan alur fikir - Marah-marah tanpa sebab
- Berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
c. Rumusan masalah
Dari data pengkajian yang telah dilakukan maka dapat dirumuskan suatu masalah Gangguan istirahat tidur yang berhubungan dengan halusinasi yang klien rasakan sewaktu malam hari yang mengakibatkan klien susah untuk beristrahat, tidur yang di sebabkan oleh klien sering mendengar suara-suara.
d. Perencanaan
Tujuan:
Perencanaan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal
Rencana tindakan:
- Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur
- Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur
- Tingkatkan aktivitas pada siang hari - Coba untuk memicu tidur
- Kurangi potensial cedera selama tidur
8. Strategi pertemuan pada pasien halusinasi
(kebutuhan istirahat tidur)
No.
Kemampuan Klien
Strategi Pertemuan 1
1 Mengidentifikasi jenis halusinasi 2 Mengidentifikasi isi halusinasi 3 Mengidentifikasi waktu halusinasi 4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
5 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi 6 Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi 7 mengajarkan klien cara menghardik halusinasi
8 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pertemuan 2
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2 Mengevaluasi kebutuhan istirahat, dan tidur klien
3 menganjurkan klien memasukkan kegiatan aktivitas kedalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pertemuan 3
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2 Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang biasa dilakukan klien selama di rumah sakit jiwa
3 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pertemuan 4
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur 3 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal
B. Asuhan Keperawatan Kasus
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN USU
I. BIODATA
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. E
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 17 tahun
Ststus Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ikut orang tua
Alamat : Dusun VII, Desa Perk Bukit Lawang Tanggal Masuk RS : 29 April 2014
No. Register : 03.33.09 Ruangan/kamar :Gunung sitoli Tanggal pengkajian : 02 juni 2014
Diagnose Medis : Skizofrenia paranoid
II. KELUHAN UTAMA
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Klien sering mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul kaca dan menyuruhnya tidak tidur pada malam hari
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Klien mengatakan dengan menyendiri keadaan dapat kembali baik
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat tetapi masih sering mendengar suara-suara dan susah tidar
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak lebih senang menyendiri dan suka termenung
C. Severity
Klien merasa terganggu dengan keadaannya yang sekarang
D. Time
Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
1 tahun yang lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa, tetapi kambuh lagi kerena klien tidak teratur minum obat.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien pernah melakukan pengobatan ke dukun C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien pernah di rawat di rumah sakit jiwa sebelumnya D. Lama dirawat
Klien dirawat di rumah sakit jiwa 1 tahun yang lalu E. Alergi
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
kedua orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti yang di alami klien
B. Saudara kandung
Klien adalah anak pertama dari dua bersaudara dan adik dari klien adalah seorang perempuan dan tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti yang di alami klien
C. Penyakit keturunan yang ada
tidak ada penyakit keturunan dikeluarga keluarga klien D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
klien tidak memiliki saudara ataupun keluarga yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami klien
E. Anggota keluarga yang meninggal
tidak ada anggota keluarga klien yang meninggal
I. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien terhadap penyakitnya
klien mengatakan sudah lama merasakan sakit seperti ini tapi tidak sembuh-sembuh juga dan merasa bosan berada di lingkungan rumah sakit jiwa
B. Konsep diri
- Gambaran diri
klien mengatakan tubuhnya tetap seperti biasa dan menerima apa yang ada pada dirinya
- Ideal diri
klien mengatakan ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit supaya bisa sekolah sesuai dengan keinginannya
- Harga diri
- Peran diri
klien seorang anak laki-laki, sebagai abang dari adik perempuan dan sebagai anak
- Identitas
Klien merupakan seorang anak laki-laki tamatan SMP C. Keadaan emosi
Keadaan emosional klien tampak labil namun klien kooperatif D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti
klien mengatakan dekat dengan kedua orang tuanya - Hubungan dengan keluarga
klien mengatakan dekat dengan keluarganya terutama kepada orang tua dan adik kandungnya
- Hubungan dengan orang lain
klien menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, terutama sesama pasien di ruangan
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
klien tidak mengalami hambatan berhubungan dengan orang lain E. Spiritual
- Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama islam dan klien selalu berdoa disaat pagi dan malam hari dengan harapan cepat sembuh
- Kegiatan ibadah
klien hanya berdoa di tempat tidur
II. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran
Klien sadar penuh (compos mentis), namun klien tampak lesu dan bingung
- Penampilan
Kurang rapi, ramput terpotong rapi, kuku tidak terlalu panjang - Pembicaraan
- Alam perasaan
Klien tampak lesu dan tidak bersemangat - Afek
Apek klien datar klien sulit untuk merespon stimulus yang diberikan - Interaksi selama wawancara
Selama dilakukan wawancara klien tampak kooperatif dan kontak mata mudah teralih ke segala arah dan tampak bingung
- Persepsi
Klien sering mendegar suara-suara yang wujudnya tidak bisa dilihat oleh orang lain dan klien juga mengatakan sering melihat anak pamannya yang telah meninggal dunia.
- Proses pikir
Klien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat - Isi pikir
Saat dilakukan wawancara klien mampu menjawab dan klien kooperatif - Waham
Saat dilakukan wawancara klien tampak curiga dengan keadaan sekitar - Memori
gangguan daya ingat jangka pendek
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Compos mentis (CM), namun klien tampak gelisa dan lesu (tidak bersemangat)
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 36,50c
Pemeriksaan Head to toe
C. Kepala dan rambut
- Bentuk : Bulat ( simetris )
- Ubun-ubun : Normal, tidak ada ditemukan adanya tonjolan - Kulit kepala : Bersih
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : rambut pendek dan merata - Bau : tidak berbau
- Warna kulit: : kuning langsat Wajah
- Warna kulit : Kuning langsat - Struktur wajah : simetris (oval)
- Raut wajah : tampak tidak semangat (lesu) Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan: kedua mata lengkap dan simetris, keadaan mata tampak cekung
- Palbebra : tidak ditemukan adanya kelainan - Konjungtiva : tampak merah
- Pupil : reaksi terhadap cahaya baik
- Cornea dan iris: tidak ditemukan adanya kelainan - Visus: tidak dilakukan pemeriksaan
- Tekanan bola mata: tidak dilakukan pemeriksaan
- Lingkar bola mata: tampak sembab terlihat gelap (kecokelatan) - Kelopak mata: tampak lengket
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi: tidak ditemukan adanya kelainan dan letaknya di medial
- Lubang hidung : normal dan simetris
- Cuping hidung : normal dan tidak ada kelainan Telinga
- Bentuk telinga : bentuk antara telinga kanan dan kiri normal (simetris)
- Lubang telinga: tidak ditemukan adanya kelainan pada lubang telinga, adanya serumen pada lunbang telinga
- Ketajaman pendengaran: dapat mendengarkan dengan baik Mulut dan faring
- Keadaan bibir: bibir tampak kering
- Keadaan gusi dan gigi: gusi dan gigi terlihat bersih - Keadaan lidah: lidah tampak bersih
- Orofaring: tidak ditemukan adanya kelainan - Mulut: sering menguap
Leher
- Posisi trachea: posisi trachea normal di bagian medial
- Thyroid: tidak ditemukan adanya pembengkakan pada thyroid
- Suara: suara normal(lambat)
- Kelenjar limfe: tidak ditemukan adanya pembengkakan pada kelenjar limfe
- Vena jugularis: tidak ditemukan adanya pembesaran pada vena jugularis
- Denyut nadi karotis: denyut nadi karotis teraba Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : kurang bersih
- Warna : kulit berwarna kuning langsat - Kelembaban : kulit tampak kering
- Kelainan pada kulit : tidak ditemukan adanya kelainan pada kulit
IV. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan : 3 x/hari
- Nafsu/selera makan : nafsu makan kuat
- Nyeri ulu hati : tidak ditemukan adanya nyeri ulu hati - Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi
- Tampak makan dan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa): klien tidak pernah memisahkan diri dengan orang lain pada saat makan. - Waktu pemberian makan : pagi, siang dan sore
- Jumlah dan jenis makanan: 1 porsi, jenis nasi, lauk pauk + buah - Waktu pemberian cairan/minum: tidak ditentukan, sesuai dengan
kebutuhan klien
- Masalah makan dan minum: klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan dan mengunyah makanan
II. Perawatan diri/personal hygiene
- Kebersihan tubuh: kebersihan tubuh klien kurang, karena klien mandi jarang menggunakan sabun mandi
- Kebersihan gigi dan mulut: gigi dan mulut tampak bersih
- Kebersihan kuku kaki dan tangan: kuku tangan dan kaki klien tidak panjang dan kurang bersih
III. Pola kegiatan/aktivitas
Mandi dan makan dilakukan klien secara mandiri, BAK dan BAB dilakukan secara mandiri tanpa bantuan perawat atau orang lain, ganti pakaian dilakukan secara mandiri dan kerapian dalam berpakaian cukup terlihat rapi dan klien tampak lesu tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas
Pola istirahat tidur
- Waktu tidur: malam hari sekitar jam 11 - Jumlah jam tidur: 5-6 jam
- Mengalami kesulitan tidur: klien mengatakan kesulitan tidur kerena mendengar suata-suara yang mengajaknya untuk bercakap-cakap
- Sering terbangun pada saat tidur: klien terbangun 3 kali dalam tidur NREM dengan frekuensi bangun 1 jam sekali
- Mengalami mimpi yang mengancam: klien mengatakan sering bermimpim yang mengancam dirinya, sehingga takut untuk tidur kembali
- Alat bantu tidur: klien tidak menggunakan alat bantuk untuk mempermudah tidur
IV. Pola eliminasi
1. BAB
- Pola BAB : 1 x/hari - Karakter feses: lembek
- Riwayat perdarahan : tidak ditemukan adanya kelainan - BAB terakhir : sehari yang lalu
- Diare : klien tidak mengalami diare - Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif 2. BAK
- Pola BAK : 4-5 kali sehari
- Karakter urin : tidak dilakukan pemeriksaan
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ditemukan nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada riwayat penyakit ginjal
- Penggunaan diuretik : tidak menggunakan diuretik - Upaya mengatasi masalah : tidak ditemukan adanya
masalah
V. Mekanisme koping
ANALISA DATA
No.
Data
Masalah Keperawatan
1 DS: Klien mengatakan sulit untuk tidur malam karena klien mendengar suara-suara yang mengganggunya yang mengajaknya untuk bercerita, bercakap-cakap sendiri.
DO: - klien marah-marah tampa sebab - klien tampak lesu
- klien tampak gelisah
- klien tampak tidak semangat untuk melakukan aktivitas
- mata tampak cekung - klopak mata bengkak - konjungtiva merah
- lingkaran bola mata tampak gelap(kecokelatan)
- klien sering menguap - pola tidur kurang dari 6 jam
Gangguan Pola Tidur
Masalah Keperawatan
- Gangguan pola tidur
Diagnose keperawatan prioritas
Perencanaan Keperawatan dan Rasional
Hari/
Tnggal
No. Dx Perencanaan Keperawatan
Senin 02 Juni 2014
1. Gangguan pola tidur
Tujuan dan Kriteria hasil
Tujuan keperawatan: - klien dapat tidur, jumlah tidur terpenuhi, klien memperlihatkan pola tidur yang baik Kriteria hasil:
- Menejemen lingkungan - Mengontrol halusinasi - Meningkatkan pola tidur
Rencana rasional
• Strategi pertemuan 1
- Idenfikasi jenis halusinasi
- Idenfikasi waktu istirahat
- Idenfikasi waktu tidur
- Idenfikasi respon klien terhaap halusinasi
Tingkah laku klien terkait halusinasi menunjukkan isi, waktu, frekuensi, serta situasi dan
kondisi yang menimbulkan halusinasi yang menggugu aktivitas
• Strategi pertemua 2
- Evaluasi jadwal kegiatan harian - Anjurkan klien
istirahat dan tidur di siang hari - Anjurkan klien
untuk melakukan aktivitas kegiatan istirahat dan tidur di siang hari
• Strategi pertemuan 3 - Evaluasi jadwal
kegiatan harian klien
- Latih klien untuk beristirahat dan tidur di siang hari - Anjurkan klian
memasukkan jadwal kegiatan istirahat dan tidur ke dalam jadwal kegiatan harian
• Strategi pertemuan 4 - Evaluasi jadwal
kegiatan harian klien
- Beri pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan istirahat, tidur untuk kesehatan klien
- Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Hari/
Tnggal No.
Dx
Implementasi keperawatan Evaluasi
Senin 02 Juni 2014
1. •Strategi Pertemuan 1
- Mengidenfikasi isi halusinasi - Mengidenfikasi waktu halusinasi - Mengidenfikasi waktu istirahat
dan tidur - Mengidenfikasi
aktivitas kegiatan harian klien
•Strategi pertemuan 2
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Melatih klian untuk istirahat dan tidur di siang hari
- Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian klien
S: klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membuatnya susah tidur dan mengajaknya untuk bercerita
O: Bicara seadanya, bicara lambat, menguap, wajah sembab dan tersenyum A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi di lanjutkan
S: Klien mampu beristirahat dan tidur di siang hari O: Bicara lambat, menguap,
•Strategi pertemuan 3
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Melatih klien untuk istirahat dan tidur di siang hari
- Menganjurkan klien melakukan kegiata harian yang biasa di lakukan
- Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
• Strategi pertemuan 4
- Menevaluasi jadwal kegiatan klien - Memberikan pendidikan kesehatan
istirahat dan tidur
- Menganjurkan klien untuk istirahat, tidur pada siang hari
- Menganjurkan klien memasukkan dalam kegiatan harian klien
S: Klien mampu beristirahat dan tidur di siang hari dan lebih tenang
O: Bicara lambat, menguap, ekspresi wajah tenang A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi di lanjutkan
Evaluasi
Evaluasi keberhasilan hasil tindakan keperawatan yang telah di lakukan untuk klien Halusinasi dengan prioritas masalah kebutuhan istirahat dan tidur.
1. Klien menerima perawat sebagai terafis ditandai dengan a. Klien menerima pawarat sebagai perawatnya
b. Klien mau menceritakan masalah yang dihadapinya kepada perawat c. Klien mau bekerja sama dengan perawat, setiap program yang perawat
tawarkan di laksanakan oleh klien
2. Klien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan masalah yang harus ditandai dengan:
a. Klien mengungkapkan isi halusinasi yang mengakibatkan klien susah untuk istirahat dan tidur dimalam hari
b. Klien menjelaskan waktu dan isi halusinasinya yang mengakibatkan klien susah tidur
c. Klien menjelaskan perasaannya ketika mengalami gangguan tidur yang di alaminya
d. Klien menjelaskan bahwa ia akan berusaha untuk mengatasi kebutuhan tidurnya dengan tidur di siang hari
3. Klien dapat beristirahat dan tidur nyaman dengan: