• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Grapari Telkomsel Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Grapari Telkomsel Binjai"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pelayanan Publik (Public Service)

Dalam arti yang sempit, pelayanan publik adalah suatu tindakan

pemberian barang dan jasa kepada masyarakat oleh pemerintah dalam rangka

tanggung jawabnya kepada publik, baik diberikan secara langsung maupun

melalui kemitraan dengan swasta dan masyarakat, berdasarkan jenis dan intensitas

kebutuhan masyarakat, kemampuan masyarakat dan pasar.

Dalam arti luas, pelayanan publik identik dengan public administrarion

yaitu berkorban atas nama orang lain dalam mencapai kepentingan publik . Dalam

konteks ini pelayanan publik lebih dititik beratkan kepada bagaimana

elemen-elemen admininistrasi publik seperti policy making, desain organisasi, dan proses

manajemen dimanfaatkan untuk mensukseskan pemberian pelayanan publik,

dimana pemerintah merupakan pihak provider yang diberi tanggung jawab.

Berdasarkan beberapa pandangan diatas, maka pengertian pelayanan

publik adalah sebagai pemberian jasa yang diberikan oleh suatu organisasi

(perusahaan, pemerintah, swasta) kepada publiknya dengan atau tanpa

pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat

(Wasistiono,2003:43). Pelayanan publik dapat diartikan pemberian layanan

(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada

(2)

Berdasarkan organisasi yang meyelengarakannya, pelayanan publik atau

pelayanan umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Pelayanan Publik atau pelayanan umum yang diselengarakan oleh organisasi

publik. pelayanan Publik atau pelayanan umum diselenggarkan oleh

organisasi publik dapat dibedakan lagi menjadi:

1. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan bersifat

primer. Ini adalah semua penyediaan barang/ jasa publik yang

diselenggarakan oelh pemerintah yang didalamnya pemerintah merupakan

satu-satunya penyelenggara dan pengguna/ klien mau tidak mau harus

memanfaatkan. Misalnya pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara

dan pelayana perizinan.

2. Pelayanan publik yang diselenggrakan oleh pemerintah dan bersifat

sekunder. ini adalah segala bentuk penyedian barang/ jasa publik yang

diselenggarakan oelh pemerintah, tetapi yang didalamnya pengguna/ klien

tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa penyelenggara

pelayanan , misalnya program asuransi tenaga kerja, program pendidikan

dan pelayanan oleh BUMN.

b. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi

privat. Ini adalah semua penyediaan barang dan jasa publik yang

diselenggarakan oleh swasta, seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS,

perusahaan pengangkutan milik swasta, perusahan pertelekomunikasian milik

(3)

2.2. Pergeseran Peran Pemerintah Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Salah satu fungsi utama dalam penyelenggaraan pemerintah adalah

memberikan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat. Untuk itulah

perumusan tentang peran pemerintah merupakann bagian yang sangat penting,

karena dari sinilah bisa dipetakan fungsi-fungsi penyelengaraan pemerintah dalam

pelayanan publik. Sejarah membuktikan bahwa seiring berjalan waktu, dominasi

peranan pemerintah dan swasta dalam penyelengaraan pelayanan pasang

surut.Namun secara umum, dari waktu ke waktu peran negara yang teralalu

dominan terus digugat. Gugatan terhadap dominasi negara tersebut pada dasarnya

juga mencerminkan pertentangan dua ideologi besar yang terjadi pasca Perag

Dunia II, yaitu antara sosialime di satu sisi dengan liberslisme di sisi yang lain.

Sosialisme memposisikan instusi negara sebagai aktor dominan dalam mengelola

kepentingan publik. Sementara itu liberalisme justru memposisikan negara pada

posisi yang sebaliknya. Walaupun tetap membutuhakan kehadiran negara, akan

tetapi negara-negara pasar memiliki peran yang lebih dominan (Pratikno,2007:123

dalam Pusat kajian Manajemen Pelayanan LAN RI)

Makin meluasnya ideologi liberlisme, yang ditandai dengan keruntuhan

tembok berlin, bubarnya Uni Soviet dan negara negara satelitnya di Eropa Timur,

membuat dominasi negara sebagaimana digagas oleh ideologi sosialime makin

merosot. Pierre dan Peters (2000:4) mencatat bahwa tahun 1980-an sampai

dengan tahun 1990-an merupakan era dimana peran negara mengalami

kemerosotan yang paling significant. D inegara-negara Eropa, terutama Inggris di

(4)

besar-besaran. Inefisiensi yang terjadi di berbagai perusahaan negara seperti

kereta api, air minum, listrik, dan lain-lain membuat pilihan privatisasi menjadi

cara yang dianggap paling baik untuk menyelamatkan keungan negara. Di luar

Eropa, peran negara yang sangat penting sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi

di negara-negara Asia juga mengalami penurunan yang sangat radikal pasca krisis

ekonomi yang melanda kawasan ini pada tahun 1998. Skema IMF dan bank Dunia

dalam memberikan bantuan yang mensyaratkan negara-negara yang dilanda krisis

untuk memangkas peran pemerintah dalam berbagai sektor merupakan salah satu

penyebab makin mengecilnya peran negara di kawasan Asia tersebut. Bahkan

sebelum krisis melanda negara-negara Asia (Fukuyama (2002:6) dalam Pusat

kajian Manajemen Pelayanan LAN RI) menyebut IMF, Bank Dunia serta

pemerintah Amerika Telah mengeluarkan suatu paket yang disebut sebagai

“Konsesus Washington” yang menekankan pentingnya serangkaian langkah yang

mengurangi derajat campur tangan negara dalam menangani masalah

perekonomian.

Namun demikian, sejarah juga mencatat bahwa memberikan peran kepada

sektor swatsa terlalu berlebihan ternyata juga berimplikasi sama buruknya dengan

melakukan monopoli kekuasan yang dilakukan oleh negara. Krisis ekonomi

melanda Amerika Serikat saat ini yang dipicu oleh berbagai skandal oleh sektor

swasta melalui praktik-praktik bisnis yang curang pasca kejatuhan Lehman

Brothers, Meryll Linch dan berbagai perusahaan besar lainnya membuat para

penganjur liberalisme melai berfikir ulang. Skema bailout yang diusulkan oleh

(5)

negara manakala pasar dianggap mampu memecahkan semua urusan publik

dengan lebih efektif, efisien dan resfonsif ternyata gagal mewujudkan janjinya

(Purwanto,2009 dalam Pusat kajian Manajemen Pelayanan LAN RI)

Singkat kata, berbagai kegagalan praktik pasar bebas mengindikasikan

bahwa negara masih akan memiliki peran yang cukup penting dalam memberikan

pelayanan publik. Di Indonesia, berbagai bentuk pelayanan seperti pendidikan,

kesehatan, perumahan, transportasi publik dan pemenuhan kebutuhan bahan

pokok yang lain seperti sembako , masih membutuhkan intervensi negara. Di lain

pihak meskipun negara masih memiliki peran yang penting hal ini tidak berarti

bahwa sektor swasta dan masyarakat madani (civil society organization CSO)

tidak perlu diberi peran. Realitas bahwa prinsip prinsip yang diterapkan oleh

manajeman swasta dalam mengelolah pelayanan lebih efisien dan tanggap pada

kepentingan pelanggan serta pendekatan yang dilakukan oleh CSO yang lebih

responsif terhadap kebutuhan masyarakat menunjukan bahwa pemerintah perlu

belajar dan bekerja sama bagaiman sektor swasta dan CSO bekerja memberikan

(6)

2.3Kualitas Pelayanan

2.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan

Defenisi kualitas menurut Goetsch Davis, (Zulian Yamit, 2004:8) yakni

merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Pendekatan yang digunakan Goetsch Davis ini menegaskan bahwa kualitas bukan

hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga

menyangkut kualitas manusia dan kualitas lingkungan.

Kualitas pelayanan menurut Stanton (1996:220) adalah tingkat baik

buruknya kegiatan yang dapat didentifikasikan secara tersendiri, yang pada

hakekatnya bersifat (intangible), yang merupakan pemenuhan kebutuhan dan

tidak harus terikat pada penjualan produk atau jasa lainnya. Untuk menghasilkan

jasa mungkin perlu atau tidak dipergunakan penggunaan benda nyata (tangible).

Akan tetapi sekalipun penggunaan benda itu perlu, namun tidak terdapat adanya

pemindahan hak milik atas benda tesebut.

2.3.2 Pengukur Kualitas Pelayanan

Parasuraman, Zethalm, dan Berry 1990 (dalam Kotler, 2007:56)

menyimpulkan bahwa ada lima penentu mutu jasa yang disebut ServQual (Service

Quality) yang dipakai untuk mengukur kualitas pelayanan,yaitu :

1. Tangible, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

(7)

kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan

sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikanoleh pemberi jasa.

2. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan

pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

3. Responsiveness atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan,

dengan penyampaian informasi yang jelas.

4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan,

dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya

para pelanggan kepada perusahaan.

5. Emphaty, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau

pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami

keinginan konsumen.

Untuk lebih menjelaskan pembahasan mengenai dimensi SerQual (Service

Quality) maka di bawah ini dijabarkan secara mendetail mengenai kelima dimensi

konsep Service Quality. Antara lain:

1. Tangible (hal-hal yang terlihat)

Adalah bukti fisik suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya

kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik

perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan

(8)

Indikator yang dapat diukur dari tangible adalah sebagai berikut :

a. Penampilan luar fasilitas fisik perusahaan :

I. Kondisi gedung.

II. Kondisi sarana penunjang kegiatan sehari-hari.

b. Penampilan dalam perusahaan :

I. Kondisi kebersihan.

II. Suasana dalam gedung.

III. Sirkulasi udara (ventilasi).

IV. Pencahayaan dalam ruangan.

V. Jumlah loket yang tersedia.

VI. Poster, spanduk atau brosur sebagai sarana penunjang kegiatan perusahaan

sehari-hari.

2. Reliability (kehandalan)

Dalam unsur ini, pemasar dituntut untuk menyediakan produk/jasa yang

handal. Produk/jasa jangan sampai mengalami kerusakan/kegagalan. Dengan kata

lain, produk/jasa tersebut selalu baik. Para anggota perusahaan juga harus jujur

dalam menyelesaikan masalah sehingga pelanggan tidak merasa ditipu. Selain itu,

pemasar juga harus tepat janji bila menjanjikan sesuatu kepada pelanggan. Sekali

lagi perlu diperhatikan bahwa janji bukan sekedar janji, namun janji harus

(9)

Indikator yang dapat diukur dari Reliability adalah sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan sesuai janji.

b. Melakukan pelayanan pada saat pertama.

c. Menyediakan pelayanan pada waktu yang dijanjikan.

3. Responsiveness (ketanggapan)

Para anggota perusahaan juga harus memperhatikan janji spesifik kepada

pelanggan. Unsur lain yang juga penting dalam hal cepat tanggap ini adalah

anggota perusahaan selalu siap membantu pelanggan. Apapun posisi seseorang

dalam perusahaan hendaknya selalu memerhatikan pelanggan yang menghubungi

perusahaan.

Dalam hal ini bisa diartikan kemampuan menolong konsumen dan

memberikan pelayanan yang cepat. Indikator yang dapat diukur dari

responsiveness adalah sebagai berikut:

a. Karyawan cepat tanggap terhadap jasa yang dibutuhkan pelanggan.

b. Pelayanan yang tepat pada pelanggan.

c. Keinginan untuk membantu pelanggan.

4. Assurance (Jaminan)

Pada saat persaingan semakin kompetitif, anggota perusahaan harus tampil

lebih kompeten, artinya memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang

masingmasing. Faktor security, yaitu memberikan rasa aman dan terjamin kepada

(10)

sangatlah beresiko bila menipu pelanggan. Selain itu anggota perusahaan harus

bersikap ramah dengan menyapa pelanggan yang datang.

Dalam hal ini perilaku para karyawan harus membuat konsumen tenang

dan merasa perusahaan dapat menjamin jasa pelayanan yang dibutuhkan

pelanggan. Selain kedua faktor yang telah dijelaskan di atas, ada indikator dari

pengukuran Assurance seperti yang terdapat di bawah ini :

a. Karyawan memberi tahu konsumen, apa pelayanan yang dibutuhkan konsumen

dan akan dikerjakan.

b. Perilaku karyawan yang memberikan ketenangan bagi konsumen bahwa

transaksi yang dilakukannya terjamin.

5. Empathy (Empati)

Untuk mewujudkan sikap empati, setiap anggota perusahaan hendaknya

dapat mengelola waktu agar mudah dihubungi, baik melalui telepon ataupun

bertemu langsung. Dering telepon usahakan maksimum tiga kali, lalu segera

dijawab. Ingat, waktu yang dimiliki pelanggan sangat terbatas sehingga tidak

mungkin menunggu terlalu lama. Usahakan pula untuk melakukan komunikasi

individu agar hubungan dengan pelanggan lebih akrab. Anggota perusahaan juga

harus memahami pelanggan, artinya pelanggan terkadang seperti anak kecil yang

menginginkan segala sesuatu atau pelanggan terkadang seperti orang tua yang

(11)

2.3.3 Prinsip-Prinsip Kualitas Pelayanan

Dalam rangka menciptakan gaya manajemen dan lingkungan yang

kondusif bagi organisasi untuk menyempurnakan kualitas, organisasi

bersangkutan harus mampu mengimplementasikan enam prinsip utama yang

berlaku bagi perusahaan. Keenam prinsip ini sangat bermanfaat dalam

membentuk mempertahankan lingkungan yang tepat untuk melaksanakan

penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan dengan didukung oleh para

pemasok, karyawan, dan pelanggan. Menurut Wolkins, dikutip dalam Saleh

(2010:105) keenam prinsip tersebut terdiri atas:

1) Kepemimpinan

Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dari

manajemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin dan mengarahkan

organisasinya dalam upaya peningkatan kinerja kualitas. Tanpa adanya

kepemimpinan dari manajemen puncak, usaha peningkatan kualitas hanya

akan berdampak kecil.

2) Pendidikan

Semua karyawan perusahaan, mulai dari manajer puncak sampai karyawan

operasional, wajib mendapatkan penekanan dalam pendidikan tersebut antara

lain konsep kualitas sebagai strategi bisnis, alat, teknik implementasi strategi

(12)

3) Perencanaan Strategik

Proses perencanaan strategi harus mencakup pengukuran dan tujuan kualitas yang

digunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk mencapai visi dan misinya.

4) Review

Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi manjemen

untuk mengubah perilaku organisasi. Proses ini menggambarkan mekanisme yang

menjamin adanya perhatian terus-menerus terhadap upaya mewujudkan

sasaran-sasaran kualitas.

5) Komunikasi

Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses

komunikasi organisasi, baik dengan karyawan, pelanggan, maupun dengan

stakeholder lainnya.

6) Total Human Reward

Reward dan recognition merupakan aspek krusial dalam implementasi strategi

kualitas. Setiap karywan berprestasi perlu diberi imbalan dan prestasinya harus

diakui. Dengan cara seperti ini, motivasi, semangat kerja, rasa bangga dan rasa

memiliki (sense of belonging) setiap anggota organisasi dapat meningkat, yang

pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan produktifitas dan profitabilitas bagi

(13)

2.3.4 Unsur-Unsur Kualitas Pelayanan

Unsur-unsur kualitas pelayanan yang dikutip dalam Saleh (2010:106)

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Penampilan. Personal dan fisik sebagaimana layanan kantor depan

(resepsionis) memerlukan persyaratan seperti berpenampilan menarik, badan

harus tegap/tidak cacat, tutur bahasa menarik, familiar dalam berperilaku,

penampilan penuh percaya diri.

b. Tepat Waktu dan Janji. Secara utuh dan prima petugas pelayanan dalam

menyampaikan perlu diperhitungkan janji yang disampaikan kepada

pelanggan bukan sebaliknya selalu ingkar janji. Demikian juga waktu jika

mengutarakan 2 hari selseai harus betul-betul dapat memenuhinya.

c. Kesediaan Melayani. Sebagiamana fungsi dan wewenang harus melayani

kepada para pelanggan, konsekuensi logis petugas harus benar-benar bersedia

melayani kepada para pelanggan.

d. Pengetahuan dan Keahlian. Sebagai syarat untuk melayani dengan baik,

petugas harus mempunyai pengetahuan dan keahlian. Di sini petugas

pelayanan harus memiliki tingkat pendidikan tertentu dan pelatihan tertentu

yang diisyaratkan dalam jabatan serta memiliki pengalaman yang luas

dibidangnya.

e. Kesopanan dan Ramah Tamah. Masyarakat pengguna jasa pelayanan itu

sendiri dan lapisan masyarakat baik tingkat status ekonomi dan sosial rendah

(14)

masyarakat dituntut adanya keramahtamahan yang standar dalam melayani,

sabar, tidak egois dan santun dalam bertutur kepada pelanggan.

f. Kejujuran dan Kepercayaan. Pelayanan ini oleh pengguna jasa dapat

dipergunakan berbagai aspek, maka dalam penyelenggaraannya harus

transparan dari aspek kejujuran, jujur dalam bentuk aturan, jujur dalam

pembiayaan dan jujur dalam penyelesaian waktunya. Dari aspek kejujuran ini

petugas pelayanan tersebut dapat dikategorikan sebagai pelayan yang

dipercaya dari segi sikapnya, dapat dipercaya dari tutur katanya, dapat

dipercayakan dalam menyelesaikan akhir pelayanan sehingga otomatis

pelanggan merasa puas. Unsur pelayanan prima dapat ditambah unsur yang

lain.

g. Kepastian Hukum. Secara sadar bahwa hasil pelayanan terhadap masyarakat

yang berupa surat keputusan, harus mempunyai legitimasi atau mempunyai

kepastian hukum. Bila setiap hasil yang tidak mempunyai kepastian hukum

jelas akan mempengaruhi sikap masyarakat

h. Keterbukaan. Secara pasti bahwa setiap urusan/kegiatan yang memperlakukan

ijin, maka ketentuan keterbukaan perlu ditegakkan. Keterbukaan itu akan

mempengaruhi unsur-unsur kesederhanaan, kejelasan informasi kepada

masyarakat.

i. Efisien. Dari setiap pelayanan dalam berbagai urusan, tuntutan masyarakat

adalah efisiensi dan efektifitas dari berbagai aspek sumber daya sehingga

(15)

yang tinggi. Dengan demikian efisiensi dan efektifitas merupakan tuntutan

yang harus diwujudkan dan perlu diperhatikan secara serius.

j. Biaya. Pemantapan pengurusan dalam pelayanan diperlukan kewajaran dalam

penentuan pembiayaan, pembiayaan harus disesuaikan dengan daya beli

masyarakat dan pengeluaran biaya harus transparan dan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

k. Tidak Rasial. Pengurusan pelayanan dilarang membeda-bedakan kesukuan,

agama, aliran dan politik dengan demikian segala urusan harus memenuhi

jangkauan yang luas dan merata.

l. Kesederhanaan. Prosedur dan tata cara pelayanan kepada masyarakat untuk

diperhatikan kemudahan, tidak berbelit-belit dalam pelaksanaan.

2.4 Konsep Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan didefenisikan sebagai perbandingan antara persepsi

pelanggan terhadap jasa yang diterima dan harapanya sebelum menggunakan jasa

tersebut Zeithaml dan Bitner 2003 ( dalam Jasfar, 2012: 19) . Kotler (2007)

mengungkapkan kepuasan pelanggan adalah Perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang

dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di

bawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan pelanggan

puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang.

Pelanggan akan merasa puas bila keinginan pelanggan telah terpenuhi oleh

(16)

suatu produk, maka pelanggan menjadi lebih puas dan kemungkinan untuk

menjadi pelanggan suatu produk tersebut dalam waktu lama akan sangat besar.

Kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain

kualitas produk, pelayanan, aktivitas penjualan, dan nilai-nilai perusahaan.

Untuk menghadapi persaingan dan perubahan perilaku konsumen tersebut

maka banyak perusahaan yang berpusat pada pelangganlah yang dapat

memberikan nilai Superior kepada mereka, dan memenangkan persaingan.

Perusahaan akan terus berusaha dengan sekuat tenaga untuk mempertahankan

pelanggannya karena biaya yang dikeluarkan untuk menarik pelanggan baru akan

lebih tinggi dibandingkan biaya untuk mempertahankan pelanggan yang ada.

Oleh karena itu, mempertahankan pelanggan selalu lebih penting

dilakukan dibandingkan dengan menarik pelanggan baru. Kunci untuk

mempertahankan pelanggan adalah dengan memberikan kepuasan pelanggan yang

tinggi. Pelanggan yang merasa puas akan bersedia datang kembali mengulangi

pembeliannya dan merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli.

Ada 5 prinsip utama yang harus dijalankan agar pelanggan menjadi sangat

puas atau setidaknya terpenuhi ekspektasinya yaitu :

1. Memahami Pelanggan. Pelanggan adalah manusia yang harus dikelola

keinginannya. Memahami pelanggan merupakan langkah pertama yang

terpenting. Apabila berhasil memahami kebutuhannya, maka langkah

selanjutnya akan terasa mudah.

2. Membuat pelanggan mengerti semua layanan instansi terkait. Pelanggan yang

(17)

disediakan. Atau setidaknya telah mendengar berita positif tentang organisasi

tersebut. Mereka mengetahui secara lengkap dan jelas semua layanan yang

dimiliki organisasi terkait.

3. Menciptakan Kesan Positif. Kesan positif yang terekam di benak pelanggan

akan selalu diingat. Hal sederhana yang bisa dilakukan misalnya adalah

dengan memberikan senyum/salam yang ramah, menjaga kebersihan, mau

mendengarkan dan membantu mereka dengan tulus serta cepat tanggap.

4. Senantiasa Menggunaka Kata-Kata Positif. Kata-kata yang positif akan

ditangkap oleh pelanggan sebagai kesan yang positif juga. Sebaliknya jangan

pernah menggunakan kata-kata negatif karena akan memberikan citra negatif.

Jangan pernah menyalahkan mereka, apalagi membuat marah. Hormati

mereka sebagai pelanggan sehingga merasa aman dan diperhatikan.

5. Mempertahankan yang Sudah Baik dan Terus Melakukan Perbaikan. Apabila

selama ini pelanggan sudah merasa puas dengan layanan yang ada maka wajib

untuk mempertahankannya. Buatlah sesuatu yang sudah baik menjadi standart

Referensi

Dokumen terkait

Anda hanya dapat menggunakan 반말 kepada seseorang yang jelas dan tentu saja lebih muda dari Anda, seseorang pada usia yang sama seperti Anda, atau (jika orang lain adalah lebih tua

Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, dan atas perhatiannya kami ucapkan terima

Buol Tahun Anggaran 2013 akan melaksanakan Seleksi Sederhana dengan Prakualifikasi untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi sebagai berikut :.. Paket

Scanned

Kementerian Perhubungan akan melaksanakan pengadaan barang/jasa sumber dana APBN Tahun Anggaran 2013 melalui Metode Seleksi Umum yang akan dilaksanakan oleh Satuan

suatu barang (misalnya, BBM) akan membuat harga jual menjadi lebih rendah dari semestinya..  Produsen akan

It was concluded that supplementation of up to 300 g per head per day of leucaena resulted in improved feed intake, testicular growth, sperm production and semen quality of

angka yang (kadang-kadang) turut membentuk sebuah fungsi tetapi berdiri sendiri sebagai bilangan (tidak terkait pada suatu variabel tertentu)... Unsur Pembentuk Fungsi: