• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG

WISATA AGRO GUNUNG MAS

CISARUA BOGOR (PTPN VIII)

SKRIPSI

FRANS THOMAS MANURUNG H34086040

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

FRANS THOMAS MANURUNG. Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dibawah bimbingan LUKMAN M BAGA.

Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro). Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya, contoh seperti pada Objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dalam periode 2 tahun (Januari 2001 sampai dengan Desember 2002) relatif tidak stabil jumlahnya apabila dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata lainnya. Beberapa objek wisata agro lain mampu menyerap wisatawan dengan jumlah kunjungan yang relatif di bawah objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Objek agrowisata ini mampu menyerap puluhan ribu dalam jangka waktu 2 tahun, sedangkan objek wisata agro lain belum mampu mencapai jumlah tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis perilaku tingkat kepuasan pengunjung pada objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja dalam memberikan kepuasan kepada pengunjung.

Tujuan penelitian ini : 1) Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. 2) Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian jasa pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, 3) Menganalisis atribut yang harus diperbaiki dan ditambahkan oleh pengelola Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Penelitian diwisata Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor ini dilakukan dengan pendekatan Convenience sample dimana contoh diambil berdasarkan pengunjung yang datang ke lokasi penelitian. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 100 orang. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis IPA (Importance Performance Analysis), CSI (Customer satisfaction Index (CSI).

(3)

Berdasarkan hasil proses keputusan sebagian besar pengunjung menyatakan bahwa sebagian besar pengunjung (36%) datang bersama keluarga, jenis wisata yang di sukai mengarah pada suasana yang tenang dan alamai seperti objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, dimana jenis wisata yang lebih disukai pengunjung mengarah pada wisata yang mengandung nilai pendidikan dan manfaat yang diharapkan pengunjung adalah refresing dan ketenangan, umumnya pengunjung memperoleh informasi mengenai objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor berasal dari teman, pengunjung objek wisata Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor menyatakan bahwa alasan mereka berkunjung ke lokasi Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor karena dekat dengan tempat tinggal, alat transportasi yang digunakan pengunjung untuk mencapai objek Wisata Agro Gunung Mas adalah dengan menggunakan kendaraan pribadi. Sebagian besar pengunjung telah merasa puas dengan kunjungan mereka dengan persentase (91%) sehingga tidak akan mempengaruhi frekuensi kedatangan apabila mengalami kenaikan harga yang telah lama ditentukan.

(4)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG

WISATA AGRO GUNUNG MAS

CISARUA BOGOR (PTPN VIII)

FRANS THOMAS MANURUNG H34086040

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII)” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

(6)

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII) Nama : Frans Thomas Manurung

NIM : H34086040

Disetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Lukman M Baga MA.Ec 19640220 198903 1 001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di kota Loksukon, Aceh Utara Propinsi Nangro Aceh Darusalam pada tangal 24 April 1987. Penulis adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, Putra Bapak M.Manurung dan Ibu M.Silalahi.

Penulis mengawali pendidikannya pada Tahun 1996 diSekolah Dasar Negeri 4 Cot Girek Aceh Utara. Seusai menamatkan pendidikan sekolah dasar penulis melanjutkan pendidikan diSekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Sunggal Medan Sumatra Utara, dan pada Tahun 2005 lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Methodist 1 Medan Sumatra Utara.

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, Penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Ir. Lukman M Baga MA.Ec selaku dosen pembimbing, atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Febriantina Dewi, SE, M.Sc selaku dosen evaluator Kolokium yang telah banyak memberikan saran dan kritikan pada skripsi ini.

3. Dr. Ir Rita Nurmala, MS selaku dosen penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini.

4. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen komite akademik dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini.

5. Kepada Wakil Manajer Objek Wisata Agro Gunung Mas Bapak Wachyuni Hoesni, BSc.

6. Keluarga Besar Objek Wisata Agro Gunung Mas PTPN VIII Bogor yang tidak dapat disebutkan satu persatu..

7. Ayahanda M. Manurung dan Ibunda M. Silalahi tercinta yang telah memberi dukungan moril maupun materil kepada penulis sehingga untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan bimbingan Bapak Ir. Lukman M Baga MA.Ec (Dedek, Kiki, Judo, Reza, Rory dan Windi) yang telah bersama-sama dalam menyelesaikan bimbingan skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, dengan udul Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganilisis sejauh mana tingkat kepuasan pengunjung yang datang ke Objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor yang dikelola oleh PTPN VIII.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala keterbatasan yang ada, skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan pertanian di Indonesia.

Bogor, Agustus 2011

(10)

DAFTAR ISI

(11)
(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Perbandingan Jumlah Kunjungan Wisatawan keBeberapa

Kawasan Agrowisata di Indonesia Selama Bulan

Januari 2001 s/d Desember 2002………... 3

2. Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor Tahun 2002-2007….... 4

3. Skor Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja……… 34

4. Rentang Skala terhadap Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja ………... 35

5. Skala untuk Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Terhadap Atribut ... ... 37

6. Kriteria Nilai Customer satisfaction Index ( Indeks Kepuasan )….... 38

7. Atribut – Atribut Penelitian…………..……….... 39

8. Fasilitas yang Tersedia di Gunung Mas……….... 46 

9. Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia ... ... 49

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

11. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... ... 51

12. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... ... 52

13. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan…………... 52

14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... ... 53

15. karakteristik Responden Berdasarkan Kota Asal Kedatangan .... ... 54

16. Sebaran Responden Berdasarkan Kedatangan ke Wisata Agro Gunung Mas ... ... 56

17. Sebaran Responden Berdasarkan Tipe Wisata yang Disukai... ... 57

18. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Wisata yang disukai ... ... 57

19. Sebaran responden Berdasarkan Manfaat yang Diharapkan oleh Pengunjung Objek Wisata Agro Gunung Mas Puncak Bogor….. 58

20. Sebaran Responden Berdasarkan Pencarian Informasi ... ... 59

21. Sebaran Responden Berdasarkan Pihak yang Mempengaruhi .... ... 60

V

(13)

22. Sebaran Responden Berdasarkan Objek Wisata yang

Pernah Dikunjungi ... ... 61 23. Sebaran Responden Berdasarkan Prioritas Utama Objek Wisata

Agro Gunung Mas……….….. 61 24. Sebaran responden Berdasarkan Cara Memutukan Berkunjung... 62 25. Sebaran Responden Menurut Sumber yang Mempengaruhi

Keputusan untuk Berkunjung ke Agro Wisata Gunung Mas... 63 26. Sebaran Responden Berdasarkan Waktu Perjalanan Wisata

ke Gunung Mas ... ... 64 27. Sebaran Responden Berdasarkan Alasan Kunjungan ke Objek

Wisata Agro Gunung Mas ... ... 64 28. Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan

ke Objek Wisata Agro Gunung Mas... 65 29. Sebaran responden Berdasarkan Alat Transportasi yang

Digunakan Untuk Mencapai Objek Wisata Agro Gunung Mas... 65 30. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan

Pengunjung Terhadap Objek Wisata Agro Gunung Mas ... ... 66 31. Sebaran Responden Berdasarkan Niat Berkunjung Kembali... 66 32. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Responden CSI ... ... 68 33. Tabel Hasil IPA Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan

Responden ... ... 69

VI

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

VII

 

... 17

2. 1 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya ... Tahapan Proses Keputusan Pembelian ... 19

3. Tahap Antara Evaluasi, Alternatif dan Keputusan Membeli ... 21

4. Konsep Kepuasan Konsumen ... 27

5. Kerangka Pemikiran Operasional. ... 3

6. Diagram Kartesius ... 36

7. Struktur Organisasi Unit I Wisata Agro Gunung Mas ... 47

(15)

VIII

 

DAFTAR LAMPIRAN

omor Halaman

1. Kuisioner Analisis Deskriptif ... 85

2. Bukti Surat Keterangan Loyalitas Pelanggan ... 87

3. Data Kunjungan Wisatawan Gunung Mas Tahun 2007 ... 88

4. Struktur Organisasi Unit 1 Wisata Agro Gunung Mas ... 89

5. Peta Rute Tea Walk Wisata Agro Gunung Mas 90

6. Peta Lokasi Penginapan W ... 91 N

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar dominasi untuk

melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai

suatu aktivitas pariwisata menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar

masyarakat maju. Indonesia merupakan negara tropis dengan sumberdaya alam

hayati yang sangat beraneka ragam. Oleh karena itu banyak tempat yang dapat

dijadikan objek wisata. Pariwisata telah menjadi industri yang mendunia dan juga

suatu bisnis yang semakin berkembang. Pariwisata menjadi faktor penting dalam

pengembangan ekonomi karena kegiatannya mendorong perkembangan beberapa

sektor ekonomi nasional. Dalam UUD No 9 Tahun 1990 menyatakan bahwa salah

satu tujuan penyelenggaraan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Peningkatan populasi juga dapat

memungkinkan bahwa pariwisata menjadi salah satu komoditi yang dapat

meningkatkan pendapatan bagi negara. Indonesia memiliki keanekaragaman

hayati (Biodiversity) nomor 3 terbesar di dunia kekayaan alam yang melimpah

tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah/genetik dan sebagai

areal wisata. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam,

peluang untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun semakin besar

dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai. Hal ini tercemin pada

berbagai teknologi pertanian lokal yang berkembang di masyarakat

menyesuaikannya dengan tipologi lahan. Keunikan-keunikan tersebut merupakan

aset yang dapat menarik bangsa lain untuk berkunjung dan berwisata ke

Indonesia.

Pariwisata dikembangkan oleh banyak negara di dunia termasuk

Indonesia. Sebagai suatu produk wisata agro merupakan salah satu daya tarik

penting, banyak negara bergantung dari industri pariwisata sebagai sumber pajak

dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh

karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang

dipakai oleh organisasi non pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu

sebagai daerah wisata.

(17)

2 Tirtawinata dan Fachruddin (1996) menjelaskan bahwa Agrowisata

merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro)

sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan,

pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui

pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan

lahan kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumberdaya

lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (Indigenous Knowledge)

yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Pada era

otonomi daerah, agrowisata dapat dikembangkan dimasing-masing daerah tanpa

perlu ada persaingan antar daerah, mengingat kondisi wilayah dan budaya

masyarakat di Indonesia sangat beragam. Masing-masing daerah bisa menyajikan

atraksi agrowisata yang lain daripada yang lain.

Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi

ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan

dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak

langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya

akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan

agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha

ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat

menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini.

Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya

alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani dan

masyarakat sekitar lokasi wisata. Aset yang penting untuk menarik kunjungan

wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh

sebab itu faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan

terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para

wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat

atau petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan

kelestarian lingkungannya.

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi yaitu kegiatan

(18)

untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar

dilingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan.

Kebutuhan untuk agrowisata sangat terkait dengan masalah iklim dan

kondisi lingkungan hidup ditempat tinggal, biasanya orang yang berdiam di

daerah panas atau dikawasan yang tingkat polusi tanah, air, udara suara sangat

tinggi memiliki kebutuhan untuk mencari tempat wisata yang beriklim sejuk dan

tingkat pencemaran yang minimal. Penduduk Jakarta setiap akhir pekan datang

ke puncak pada setiap hari libur dan hari hari besar ke agaman. Waktu luang,

uang, sarana dan prasarana merupakan permintaan potensi wisata, permintaan

potensi ini harus ditransformasikan menjadi permintaan riil, yaitu pengambilan

keputusan wisata.

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Beberapa Kawasan Agrowisata di Indonesia Selama Bulan Januari 2001 sampai dengan Desember 2002

Nama Objek Agrowisata

Komoditi Lokasi Nama

Pengelola

Jumlah Kunjungan (%)

2 Tahun Rata

Arboretum Deli Serdang, Langkat

Sumber : Dinas Pertanian RI 2003

(19)

Tabel 1. memperlihatkan bahwa wisatawan yang mengunjungi kawasan

Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dalam periode 2 tahun (Januari 2001

sampai dengan Desember 2002) relatif kurang stabil jumlahnya apabila

dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata

lainnya. Beberapa objek agrowisata lain mampu menyerap wisatawan dengan

jumlah kunjungan yang relatif dibawah objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua

Bogor, objek wisata agro ini mampu menyerap puluhan ribu dalam jangka waktu

dua tahun, sedangkan objek wisata agro lain belum mampu mencapai jumlah

tersebut.

Beraneka ragam pilihan jasa pariwisata membuat pengunjung bebas

memilih dan memperkirakan penawaran mana akan menghasilkan nilai tertinggi

bagi mereka, sedangkan dalam sektor pariwisata hampir semua pesaing secara

virtual menawarkan nilai yang sama yaitu keindahan alam dan atribut-atribut yang

ditawarkan. Untuk itu pengetahuan presepsi pengunjung terhadap nilai-nilai apa

yang sesungguhnya penting dan diharapkan pada jasa suatu pariwisata termasuk

agrowisata sangat dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah pengunjung.

Tabel 2. Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor Tahun 2002-2007

Tahun Wisatawan

2003 1.788.774 1.504 1.790.278 (2,50)

2004 1.498.321 18.028 1.516.349 (15,30)

2005 1.747.584 23.397 1.770.981 16,79

2006 1.754.185 56.776 1.810.961 2,26

2007 2.155.702 24.259 2.179.961 20,37

Sumber: Dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Bogor (2007)

Perkebunan teh Gunung Mas Puncak, merupakan salah satu Perkebunan

teh terluas di Jawa Barat yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII

(Persero) atau disingkat PTPN VIII (Persero), yang berlokasi di Jl. Raya Puncak

Km.87 Cisarua Bogor. Menuju kawasan ini dibutuhkan waktu berkisar 1,5 hingga

2 jam perjalanan via Tol Jagorawi dari Jakarta atau berjarak kurang lebih 87 Km,

atau persisnya berada diposisi setelah pertigaan Taman Safari Indonesia dan

sebelum Mesjid Atta'awun Puncak Pas yang berada di Km 90 Jl. Raya Puncak.

Berada didaerah pegunungan yang berhawa sejuk dengan ketinggian berkisar 800

(20)

hingga 1200 meter diatas permukaan laut, tentunya akan memberikan

kenyamanan kepada setiap pengunjung yang bersinggah ke tempat ini, bukan saja

untuk berekreasi tetapi juga untuk beristirahat. Menikmati alam pegunungan yang

disajikan dengan aroma perkebunan teh yang sangat luas, penuh kesejukan, serta

panoramanya yang sangat memukau tentunya menjadikan kebahagiaan bagi setiap

pengunjung yang datang, apalagi kebahagiaan ini bersama keluarga atau

teman-teman. Tentunya tidak mengherankan bila dihari libur akhir pekan dan libur

nasional kawasan wisata Puncak Bogor dan Cipanas Cianjur, Jawa Barat selalu

ramai dikunjungi wisatawan, terutama warga Jabodetabek dan sekitarnya. Selain

karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Ibukota Jakarta, kawasan yang

memiliki udara yang sejuk, memiliki panorama pegunungan yang indah, daya

tarik lain yang menjadi alasan kawasan ini ramai, karena banyak menyimpan

tempat-tempat wisata yang menarik serta wisata kulinernya yang sangat beragam

dan menarik.

Berbagai tawaran wisata alam yang diberikan oleh tempat-tempat wisata

dikawasan ini dengan berbagai macam fasilitas, dari aneka aktifitas wisata, tempat

penginapan, arena olahraga, tempat pertemuan (meeting room), wisata pendidikan

(wisata edukasi), arena bermain anak-anak dan berbagai fasilitas menarik lainnya.

Semua disajikan dengan menu alam wisata pegunungan dengan sejuta

keindahannya yang memberikan kenyamanan dan suasana rileks bagi yang

berkunjung, dengan aroma udara segar, bersih dan sejuk.

1.2. Perumusan Masalah

Indonesia memiliki sumber daya pariwisata yang tidak kalah menariknya

bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asean. Pemanfaatan daerah

yang memiliki potensi wisata alam seperti Wisata Agro Gunung Mas Cisarua

Bogor yang berada di Puncak Bogor yang tetap mengedepankan wisata alam dan

memanfaatkan peran masyarakat sekitar.

Kebun ini terletak pada daerah sejuk dengan ketinggian 800 hingga 1200 m

diatas permukaan laut. Suhu udaranya rata-rata 12 hingga 22 Derajat Celcius,

sehingga tempat ini nyaman untuk beristirahat atau sekedar merelaksasi melepas

kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Berjarak kurang lebih 80 km dari Jakarta ke

arah Puncak, membuat lokasi ini begitu singkat untuk ditempuh. Berdasarkan

(21)

konsep awal pengembangan kawasan wisata agro terbagi menjadi dua jenis yaitu,

wisata agro yang sejak awal direncanakan sebagai kawasan wisata agro dan wisata

agro yang dikembangkan sebagai produk tambahan berupa jasa wisata

(Tritawinata dan Frachrudin 1996). Wisata Agro Gunung Mas sudah mulai

dirintis sejak tahun 1983. Perkebunan Nusantara VIII mulanya adalah Perkebunan

teh yang kemudian diresmikan menjadi kawasan wisata agro pada Tahun 1993.

Jumlah pengunjung yang datang mengalami peningkatan pada tahun-tahun

pertama sejak Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dibuka, akan tetapi pada

tahun tahun tertentu mengalami penurunan.

Kecenderungan penurunan angka pengunjung wisata Agro Gunung Mas

sebesar 8,04 persen disebabkan oleh kurang puasnya pengunjung terhadap objek

wisata Agro Gunung Mas dan dapat berakibat menurunnya tingkat loyalitas,

tingkat pembelian dan pengeluaran uang oleh para wisatawan untuk

membelanjakan uangnya. Ketidakpuasan dan menurunnya tingkat kepuasan

pengunjung wisata Agro Gunung Mas dapat menyebabkan pengunjung mencari

alternatif objek wisata yang lain, oleh karena itu perlu mengetahui tingkat

kepuasan pengunjung yang berwisata. Peningkatan atau perkembangan jumlah

pengunjung dipengaruhi oleh layanan jasa yang diberikan oleh pengelola wisata

agro. Apabila pemberian layanan jasa tersebut dapat memuaskan para pengunjung

maka pengunjung dapat menanggapinya dengan positif yaitu dengan datangnya

pengunjung secara berlanjut selain itu akan ada informasi dari pengunjung kepada

para pengunjung yang lain tentang tempat objek wisata dan layanan jasa yang

diberikan oleh kawasan objek wisata agro. Pengunjung merupakan konsumen

yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang beraneka ragam, keinginan dan

kebutuhan tersebut bergantung pada karakteristik pengunjung seperti daerah asal,

tingkat pendidikan, umur, status perkawinan, suku, jenis kelamin, jenis pekerjaan

dan tingkat pendidikan. Adanya perbedaaan dan ciri karateristik pengunjung

tersebut akan berbeda juga dalam melakukan proses pengambilan keputusan untuk

memilih paket wisata yang ditawarkan di kawasan Wisata Agro Gunung Mas

Puncak Bogor.

(22)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan yang akan dibahas

dalam penelitian ini meliputi :

1. Bagaimana tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas

Cisarua Bogor?

2. Bagaimana proses tingkat pengambilan keputusan terhadap jasa?

3. Atribut apa saja yang dapat diperbaiki dan di tambahkan oleh pengelola

kawasan Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah penelitian yang telah

diuraikan maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas

Cisarua Bogor

2. Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian jasa dan

tingkat loyalitas pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor.

3. Menganalisis atribut yang harus diperbaiki dan ditambahkan oleh Wisata

Agro Gunung Mas Cisarua Bogor.

1.4. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan akan memberikan masukan dan

pertimbangan yang berguna bagi :

1. Pihak manajeman dan pengelola Wisata Agro Gunung Mas Puncak Bogor

dijadikan sebagai referensi dalam memahami pengunjung dan

merencanakan strategi untuk mencapai kepuasan pengunjung.

2. Bagi penulis atau mahasiswa dapat menjadi sarana untuk meningkatkan

dan mengembangkan kemampuan dibidang perilaku konsumen, dan

menambah wawasan dan pengembangan kemampuan menganalisis

karakteristik pengunjung wisata agro.

3. Bagi pihak lain dapat menjadi referensi, masukan dan informasi yang ingin

meneliti lebih lanjut.

(23)

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian analisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas

Cisarua Bogor (PTPN VIII) memiliki keterbatasan antara lain :

1. Responden dibatasi hanya pengunjung yang pernah datang ke Wisata

Agro Gunung Mas Cisarua Bogor minimal satu kali kunjungan.

2. Penelitian hanya dilakukan untuk pengunjung yang telah berusia 15

tahun ke atas, hal ini dipertimbangkan bahwa pada usia ini pengunjung

dapat memahami pertanyaan yang akan diberikan.

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pariwisata

Pariwisata telah menjadi industri yang mendunia, suatu bisnis yang

semakin berkembang. Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan

tujuan untuk mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,

memperbaiki kesehatan, menikmati olah raga atau istrahat dari semua kegiatan

rutinitas. Pariwisata juga merupakan kegiatan orang yang melakukan perjalanan

dan tinggal disuatu tempat diluar lingkungan kesehariannya untuk jangka waktu

tidak lebih dari setahun untuk bersantai (Leisure).

Lebih jauh Morley mengatakan permintaan akan pariwisata tergantung

pada ciri-ciri wisatawan seperti penghasilan, umur, motivasi, dan watak. Ciri-ciri

ini masing-masing akan mempengaruhi kecendrungan orang untuk bepergian

mencari kesenangan, kemampuannya untuk bepergian dan pilihan tempat tujuan

perjalanannya. Indonesia memiliki sumber daya wisata yang amat kaya dengan

asset alam, budaya, flora dan fauna dengan ciri khas Asia dan Australia disetiap

wilayah perairan dan pulau di Indonesia.

Menurut Wahab (1992), manfaat pariwisata bagi suatu Negara, yaitu

sebagai berikut :

1. Pariwisata bagi suatu negara merupakan salah satu faktor penting untuk

menggalang persatuan bangsa dan rakyatnya memiliki daerah yang berbeda,

dialek, adat istiadat, dan cita rasa yang sangat beraneka-ragam.

2. Pariwisata menjadi faktor penting dalam pembangunan ekonomi, karena

kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional.

3. Pariwisata internasional sangat berguna sebagai sarana untuk meningkatkan

saling pengertian internasioal dan sebagai alat penenang dalam ketegangan

politik karena apabila orang-orang dari berbagai warga bertemu dan saling

memperhatikan pola kehidupan rumah tangga, maka tentunya mereka akan

saling berpengertian lebih baik.

4. Pariwisata juga berperan meningkatkan kesehatan serta menjauhkan diri dari

segala kehidupan rutin sehari-hari, semua ini akan menambah daya tahan dan

sangat menurunkan ketegangan saraf.

(25)

2.2 Agrowisata

Agrowisata merupakan bentuk wisata yang memanfaatkan usaha pertanian

sebagai objek dan daya tarik wisata yang berhubungan dengan wisatawan dan

pengunjung yang tinggal disuatu desa atau tempat tertentu. Agrowisata juga

merupakan suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro

(agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan,

pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian.

Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata

No. 47/W.004/MPPT-89 dan No.204/Kpts/HK050/4/1989, tentang koordinasi

pengembangan agrowisata bahwa defenisi agrowisata adalah suatu bentuk

kegiatan yang memanfaatkan pertanian sebagai objek wisata dengan tujuan

memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha dibidang

pertanian.

2.2.1. Manfaat Agrowisata

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata alam yaitu kegiatan

perjalanan dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk

mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar

dilingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Pengembangan

agrowisata sesuai dengan kapasitas, topologi dan fungsi ekologis lahan akan

berpengaruh langsung terhadap kelesatarian sumber daya lahan dan pendapatan

petani serta masyarakat sekitarnya. Agrowisata dapat berfungsi sebagai pusat

informasi setempat untuk mengetahui, mengenal, memahami dan menghayati

peristiwa kehidupan suatu kelompok, sebagai pusat promosi pariwisata setempat

atau pariwisata regional, sebagai pemusatan kegiatan kelompok masyarakat yang

dapat diarahkan dan mewakili semua sektor kehidupan bersama yang dibutuhkan

kelompok tersebut dan juga sebagai arena pendorong tumbuh dan berkembangnya

aspirasi seni dan budaya masyarakat setempat ( Ridjal, 1997 ).

Pada era otonomi daerah, agrowisata dapat dikembangkan

dimasing-masing daerah tanpa perlu ada persaingan antar daerah, mengingat kondisi

wilayah dan budaya masyarakat di Indonesia sangat beragam. Masing-masing

daerah bisa menyajikan atraksi agrowisata yang lain daripada yang lain.

Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis

(26)

lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan

pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung

akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti

pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian.

Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan

pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat

pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin

meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah

melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan

pendapatan petani atau masyarakat sekitar lokasi wisata. Melestarikan sumber

daya alam agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang

mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang

diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah

keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor

kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada

wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari

pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat dan petani setempat

perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian

lingkungannya.

Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup

(seperti museum), ruangan terbuka, atau kombinasi antara keduanya. Tampilan

agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas

dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun

proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa

penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk

mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen

utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna

yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budidaya dan pasca panen komoditas

pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan

pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat

dirasakan. Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua versi atau pola,

yaitu alami dan buatan. Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada

(27)

areal di mana kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani

setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan

kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan

dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan,

atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan,

namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung

untuk pengamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan

kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh,

sanitasi, dan keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami

adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa

Barat, Suku Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya, dan Papua

dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budidaya umbi-umbian.

Untuk membantu meningkatkan masyarakat petani yang berada di pedesaan,

prioritas pengembangan agrowisata hendaknya lebih diarahkan pada

pengembangan agrowisata ruang terbuka (Subowo, 1996).

Tirtawinata dan Facahrudin (1996) mengungkapkan beberapa manfaat dari

agrowisata yaaitu :

1. Memberikan nilai estetika dan keindahan alam, keindahan visual dapat

diperoleh dari topografi, jenis folora dan fauna, warna dan arsitek

bangunan yang tersusun dalam tata ruang yang serasi dengan alam.

2. Memberikan nilai rekreasi, rekreasi ditengah alam yang indah dan

kenyamanan perlu didukung oleh fasilitas pengunjung serta paket acara.

3. Mendapatkan keuntungan ekonomi, baik bagi pengelola, masyarakat,

pemerintah, daerah maupun negara.

2.3. Beberapa Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan analisis perilaku pengunjung wisata

Agro yaitu salah satunya adalah Rury Kurnia Herlita (2008), melakukan penelitian

mengenai “Analisis dan Preferensi dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro Gunung

Mas Cisarua Bogor”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

analisis deskriptif dengan bantuan tabulasi deskriptif, Importance Performance

Analysis (IPA), model angka ideal serta Custumer Satisfaction Index (CSI). Alat

(28)

analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai situasi sekelompok

manusia, suatu objek, suatu kondisi dan suatu sistem pemikiran ataupun kilasan

peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2003). Analisis deskiptif digunakan untuk

menganalisis karateristik umum konsumen dan proses keputusan konsumen untuk

Berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas. Analisis model angka ideal

memberikan informasi berkenaan dengan bagaimana produk atau jasa yang sudah

ada dipandang oleh konsumen. Dalam model angka ideal, konsumen diminta

untuk menunjukkkan sampai sejauh mana mereka percaya suatu produk atau jasa

ditempatkan pada skala yang menggambarkan berbagai derajat atau tingkat atribut

yang menonjol.

Andika (2007) melakukan penelitian mengenai “ Analisis tingkat kepuasan

pengunjung Agrowisata Little Farmes Cisarua Kabupaten Bandung Utara” dengan

alat analisis yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif, Importance

Performance Analysis (IPA), Costumer Satisfaction Index (CSI), nilai Costumer Satisfaction Index (CSI) sebesar 79,12 persen menunjukkan bahwa konsumen merasa puas dengan kinerja pelayanan yang diberikan Agrowisata Little Farmes.

Perusahaan perlu meningkatkan kinerja pada atribut kebersihan pada lokasi dan

pelayanan informasi.

Ritonga (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Motivasi Presepsi

dan Tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agrokusuma, Batu Malang Jawa

Timur, dengan metode pengolahan data deskriptif, model angka ideal dan

Importance Performance Analysis (IPA). Dari hasil penelitian dengan menggunakan model angka ideal diperoleh hasil persepsi pengunjung terhadap

atribut yang paling penting adalah manfaat kunjungan, keamanan dan kebersihan,

Importance Performance Analysis (IPA) menunjukkan bahwa kepuasan konsumen terjadi pada atribut kenyamaan, kebersihan, manfaat kunjungan,

keamanan dan paket wisata.

Oktaviani (2006) dalam penelitiannya mengenai “Analisis kepuasan

pengunjung terhadap kinerja Kebun Wisata Pasirmukti Bogor dan implikasinya

terhadap bauran pemasaran”. Penelitiannya mengunakan alat analisis Importance

Performance Analysis (IPA), Costumer Satisfaction Index (CSI), dan analisis

(29)

GAP untuk melihat tingkat kepentingan atribut-atribut kinerja pelayanan Kebun

Raya.

Baehaqie (2003) meneliti tentang “Analisis tingkat preferensi pengunjung

pada Agrowisata Taman Buah Mekar Sari, Cileungsi, Bogor”. Metode analisis

yang digunakan adalah Importance Performance Analysis (IPA) dan Thurstone,

secara umum dalam hal perilaku diperoleh bahwa yang menjadi alasan kuat bagi

pengunjung untuk berkunjung ke Taman Buah Mekar Sari adalah kemudahan atau

akses untuk mencapai lokasi. Tujuan utama dari pengunjung adalah untuk berlibur

atau berekreasi, dan kunjungan yang dilakukan oleh para responden mayoritas

selalu bersama dengan teman teman. Keputusan untuk melakukan kunjungan

didasarkan atas suatu rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya dan biaya yang

dikeluarkan untuk satu kali kunjungan berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp

100.000.

(30)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Karakteristik Pengunjung

Pengunjung merupakan seorang yang memakai atau menikmati barang

ataupun jasa yang diinginkannya. Karakterisitik pengunjung akan berbeda satu

dengan yang lain dan dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan bagi

para pengunjung, diantaranya yaitu :

a. Usia

Menurut Hurlock (1980), masa dewasa dibagi menjadi empat yaitu : masa

dewasa dini (18-40 tahun), dewasa madya awal (40-59 tahun), dewasa madya

lanjut ( 60 tahun - kematian), usia dewasa madya merupakan masa penuh stress.

b. Tingkat Pendidikan

Menurut Suprijanto (2007) pendidikan dibedakan menjadi 9 jenis yaitu :

pendidikan massal, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan

penyuluhan, pengembangan masyarakat, pendidikan orang deawas, masyarakat

seumur hidup, masyarakat belajar, dan pendidikan formal dan informal.

Pendidikan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan sikap dan

perilaku hidup seseorang, tingkat pendidikan yang tinggi akan mempermudah

seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplikasikannnya dalam prilaku

dan gaya hidup sehari hari.

c. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik

yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien,

penyewaan harta, penyimpanan uang dan semua kegiatan yang bertujuan

memperoleh penghasilan.

d. Jenis Kelamin

Jenis kelamin diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan

perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Di dalam Women’s Studies

Encyclopedia dijelaskan bahwa jenis kelamin adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, mentalitas, dan karakteristik

emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

(31)

e. Status Perkawinan

Status perkawinan dibedakan menjadi belum menikah, menikah, cerai hidup

dan cerai mati. Perkawinan adalah mereka yang terikat dalam perkawinan pada

saat pencacahan baik tinggal bersama maupun tinggal terpisah.

3.1.2 Perilaku Konsumen

Engel, Blackwee dan Miniard (1994) mendefinisikan perilaku konsumen

sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk produk jasa termasuk proses keputusan yang mendahului

dan menyusuli tindakan tersebut. Hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan

bahwa masing-masing konsumen memiliki perbedaan selera dan keinginan.

Swastha dan Handoko (1997) mengemukakan bahwa usaha mengenalkan

dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen adalah awal dari kegiatan

pemasaran suatu perusahaan. Selanjutnya dari keinginan dan kebutuhan tersebut

dirumuskan dan disusun suatu kombinasi dan kebijaksanan produk, harga,

promosi dan distribusi setepat tepatnya agar kebutuhan para konsumennya dapat

dipenuhi secara memuaskan.

Umar (2000) menyatakan bahwa perilaku konsumen terbagi menjadi 2

bagian yaitu perilaku yang tampak dan yang tak tampak, variabel-variabel

perilaku yang tampak antara lain jumlah pembelian, waktu pembelian, karena

siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Sedangkan

perilaku konsemen yang tak tampak adalah ingatan terhadap informasi, perasaan

kepemilikan konsumen dan presepsi. Perilaku konsumen menunjuk kepada

perbedaan perilaku individu dalam bagaimana mereka mendapatkan, mengolah,

dan menggunakan informasi dari berbagai sumber dan situasi pembelian,

mengkonsumsi dan berkomunikasi tentang merek, produk dan kelompok produk.

Defenisi perilaku konsumen dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang secara

langsung ditujukan untuk mendapatkan, mengkonsumsi suatu produk atau jasa

dimana keputusan yang mengawali dan mengikuti kegiatan tersebut berbeda untuk

setiap individuanya dan dapat berubah karena pengaruh dari berbagai pihak

seperti lingkungan, individu dan sebagainya.

(32)

Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya

Sumber : Engel et al (1994)

Pengunjung pada dasarnya adalah konsumen yang menikmati jasa wisata

yang ditawarkan yaitu wisata agro. Wisata alam (Agrowisata) merupakan suatu

bentuk industri pariwisata yang mempunyai segmen pasar terbatas, artinya orang

orang yang melakukan kegiatan wisata alam adalah orang-orang tertentu dan

biasanya oleh orang-orang yang pada umunya usia produktif.

Berbagai keputusan mengenai aktifitas sering kali harus dilakukan oleh

setiap konsumen pada setiap hari. Perilaku konsumen menyatakan bahwa

konsumen berusaha memahami bagaimana mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa. Disiplin perilaku konsumen

juga berusaha mempelajari bagaimana konsumen mengambil keputusan dan

memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan yang terlibat dalam

pengambilan keputusan tersebut ( Sumarwan, 2002 ). Perbedaan Individu

Sumberdaya Konsumen Motivasi & Keterlibatan

Pengetahuan Sikap

(33)

Kltoter (2002) menyatakan perilaku konsumen adalah perilaku pembelian

konsumen akhir, baik individu, rumah tangga yang membeli produk untuk

konsumen personal. Pengertian Kloter tentang perilaku konsumen ini lebih

menekankan pada produk yang dikonsumsi.

Peter dan Olson (1999) pada buku American Marketing Association,

mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan

kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek

pertukaran dalam hidup mereka. Terdapat 3 ide penting dalam definisi tersebut

yaitu :

1. Perilaku Konsumen adalah Dinamis

Definisi tersebut menekankan bahwa perilaku konsumen adalah dinamis yang

berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen serta masyarakat luas selalu

berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi

perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasaran. Salah

satu implikasinya dalam perilaku konsumen adalah bahwa generalisasi perilaku

konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk dan

individu atau grup tertentu.

2. Perilaku Konsumen Melibatkan Interaksi

Hal kedua yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen adalah

keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar.

Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi

pemasaran yang tepat harus memahami apa yang dipikirkan oleh konsumen

(kognisi) dan yang konsumen rasakan (pengaruh), apa yang konsumen lakukan (perilaku) dan apa serta dimana (kejadian disekitar) yang mempengaruhi serta

dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen.

3. Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran

Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen adalah

pertukaran diantara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap

konsisten dengan definisi pemasaran yang juga menekankan pertukaran.

Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus karena berbagai alasan

termasuk bagi para pemasar. Engel et al (1994) mendefinisikan perilaku

(34)

konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan

yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Terdapat beberapa faktor yang

mendasari keputusan konsumen yang saling berhubungan yang terdiri dari faktor

lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis.

3.1.3 Tahapan Proses Keputusan Pembelian

Proses yang dapat mempengaruhi suatu keputusan konsumen untuk

memperoleh produk dan jasa meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian

informasi, evaluasi pasca kunjungan, faktor-faktor yang mempengaruhi proses

keputusan pembelian yaitu pengaruh lingkungan meliputi budaya, kelas sosial,

pengaruh pribadi, sikap dan situasi, kedua perbedaan individu yang meliputi

sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap dan

kepribadian gaya hidup dan demografis dan ketiga faktor proses psikologis

meliputi pengelolaan informasi, pembelanjaan dan perubahan sikap dan perilaku.

Menurut Engel, Blackwell terdapat lima proses dalam pengambilan keputusan

pembelian yang dilakukan oleh konsumen:

Pengenalan kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi

Alternatif Pembelian hasil

Gambar 2.Tahapan Proses Keputusan Pembelian

Sumber: Engel et al (1994)

a. Pengenalan Kebutuhan

Proses membeli diawali saat konsumen menyadari adanya masalah

kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya

dengan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan yang terdapat didalam diri konsumen

dapat disebabkan oleh rangsangan internal yaitu kebutuhan normal seseorang

yang meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan.

Selain itu pengalaman masa lampau seseorang belajar menangani motivasi

terhadap suatu produk untuk memuaskan keinginannya. Sedangkan rangsangan

eksternal berasal dari interaksi langsung dengan keadaan lingkungan yang

memberikan suatu penawaran sesuai dengan keinginan konsumen (Kotler, 2000).

(35)

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk

mencari informasi lebih banyak mengenai produk yang akan kemudian

dikonsumsi. Pencarian informasi dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu

perhatian yang meningkat dengan pengertian pencarian informasi sangat standar

dimana konsumen akan lebih bersikap menerima informasi tentang suatu produk,

perhatian pada iklan dan pembicaraan mengenai produk yang akan dikonsumsi.

Tingkat yang kedua yaitu mencari informasi secara aktif dimana konsumen akan

mencari bahan bacaan yang berhubungan dengan produk, menelpon teman dan

melakukan kegiatan untuk mempelajari komputer lain sebagai perbandingan.

Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan

dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah terbatas menjadi

pemecahan masalah yang ekstensif. Sumber–sumber informasi konsumen dapat

dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :

1. Sumber pribadi : Keluarga, Teman, Tetangga, Kenalan

2. Sumber komersil : Iklan, Pameran, Penyalur tenaga penjualan

3. Sumber umum : Media massa, Organisasi konsumen

4. Sumber pengalaman :Pernah menangani, Menguji, Menggunakan produk

Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu produk

dari sumber komersil yaitu sumber yang didominasi oleh para pemasar tetapi

informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi. Setiap sumber informasi

melaksanakan suatu fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan

pembelian. Informasi komersil umumnya melaksanakan fungsi memberitahu,

sedangkan sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau evaluasi. Dengan

mengumpulkan informasi, konsumen belajar tentang merek yang bersaing dan ciri

masing-masing merek (Kotler, 2002).

c. Evaluasi Alternatif

Menurut Kotler (2002), informasi yang didapatkan oleh konsumen akan

diproses untuk menentukan pilihan dan membuat keputusan akhir. Hal ini

membutuhkan proses evaluasi yang tidak sederhana yang dilakukan oleh satu

orang konsumen atau seluruh konsumen pada situasi membeli. Kebanyakan model

(36)

dari proses evaluasi konsumen bersifat kognitif yaitu mereka memandang

konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan

pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen akan berusaha untuk

memuaskan suatu kebutuhan dan mencari manfaat–manfaat tertentu pada suatu

produk. Konsumen melihat setiap produk sebagai himpunan dari sifat–sifat atau

ciri–ciri tertentu dengan kemampuan yang beragam dalam memberikan manfaat

dan memuaskan kebutuhan.

Konsumen membedakan ciri produk yang relevan dan menonjol, konsumen

akan memberikan perhatian terbesar pada produk yang memberikan manfaat yang

dicari. Konsumen mungkin akan mengembangkan seperangkat kepercayaan

merek tentang dimana setiap merek berbeda pada ciri masing–masing yang akan

menimbulkan citra dari suatu merek. Kepercayaan merek konsumen akan

beragam sesuai dengan pengalamannya dan sesuai dengan akibat dari perhatian

selektif. Konsumen akan sampai pada sikap, pendapat atau preferensi terhadap

alternatif merek melalui beberapa prosedur evaluasi dalam membuat keputusan

diantara atribut obyek yang banyak (Kotler, 2002).

d. Pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek yang

terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan

membeli untuk merek yang paling disukai. Ada dua faktor yang dapat

mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli yang ditunjukkan pada

Gambar 3.

Gambar 3.Tahap Antara Evaluasi, Alternatif dan Keputusan Membeli

Sumber : Kotler (2002).

(37)

Faktor yang pertama adalah sikap orang lain yang akan mempengaruhi

keputusan seseorang untuk membeli. Sikap orang lain akan mengurangi alternatif

pilihan seseorang tergantung pada intensitas sikap negatif orang lain tersebut

terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti

keinginan orang lain tersebut. Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh

faktor–faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan

pembelian berdasarkan faktor–faktor seperti pendapatan keluarga yang

diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Pada

saat konsumen ingin bertindak, faktor–faktor keadaan yang tidak terduga mungkin

timbul dan mengubah tujuan membeli. Keputusan konsumen untuk memodifikasi,

menunda atau menghindari keputusan membeli akan sangat dipengaruhi oleh

resiko yang diperkirakan. Konsumen tidak dapat merasa pasti mengenai hasil

pembelian yang mengakibatkan kecemasan. Jumlah resiko yang diperkirakan akan

bervariasi dengan jumlah uang yang dikeluarkan, jumlah atribut yang tidak pasti

dan besarnya rasa percaya diri konsumen.

Seorang konsumen yang memutuskan untuk melaksanakan tujuan

pembelian akan dihadapkan pada membuat 5 sub keputusan membeli yaitu

keputusan merek, keputusan mengenai penjualan, keputusan mengenai jumlah,

keputusan kapan akan membeli dan keputusan metode membayar. Pada sisi lain

pembelian produk yang dilakukan setiap hari akan melibatkan keputusan dan

pertimbangan yang lebih sedikit.

Engel at al (1994) menyatakan perilaku pengunjung adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan

jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang didahuluinya dan mengikuti

tindakan tersebut. Munculnya kebutuhan berwisata adalah didorongya oleh

kegiatan faktor ekonomi, sosial, psikologi. Pertimbangan-pertimbangan lain yang

dilakukan oleh pengunjung sebelum mengambil keputusan untuk melakukan

perjalanan wisata yaitu biaya, daerah tujuan wisata, akomodasi yang digunakan,

hiburan, waktu dan lamanya berwisata, yaitu diantaranya :

1. Umur, pengaruh pribadi dari setiap umur diduga berpengaruh terhadap

keinginan untuk berkunjung ketempat wisata. Perbedaan umur juga

berpengaruh akan pemilihan tempat dan objek wisata

(38)

2. Pendidikan, tingkat pendidikan berpengaruh dalam menentukan tempat wisata,

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka wawasannya semakin luas.

3. Jenis kelamin, jenis kelamin antara wanita dan pria akan mampu

mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk memilih tempat wisata

yang akan dikunjungi, perbedan jenis kelamin terkait dengan keberanian dalam

menghadapi rintangan.

4. Tingkat pendapatan, pendapatan merupakan penghasilan yang diterima

seseorang. Jumlah pendapatan yang diterima akan mempengaruhi keinginan

untuk melakukan perjalanan wisata, semakin tinggi jumlah pendapatan

seseorang maka kemungkinan akan semakin tinggi untuk melakukan kegiatan

wisata.

Preferensi merupakan bagian dari perilaku konsumen preferensi konsumen

menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada,

preferensi ini terbentuk dari presepsi terhadap produk, preferensi konsumen

berhubungan dengan harapan konsumen akan suatu produk yang disukainya.

Harapan konsumen diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan

kualitas produk (barang atau jasa) dan kepuasan pelanggan. Konsep preferensi

menyatakan bahwa jika seseorang menyatakan bahwa dia lebih menyukai A

daripada B, ini berarti segala kondisi dibawah A tersebut lebih disukai daripada

dibawah pilihan B.

Evaluasi alternatif adalah tahapan dimana konsumen mengevaluasi pilihan

berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga

alternatif yang dipilih. Teori preferensi konsumen digunakan untuk menganalisis

tingkat kepuasan bagi konsumen. Suatu produk atau jasa pada dasarnya adalah

kumpulan atribut-atribut dari setiap produk, baik barang ataupun jasa dapat

menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap suatu produk.

Preferensi dan perilaku konsumen dalam wisata agro memiliki keterkaitan,

dengan mengetahui perilaku konsumen terhadap suatu objek wisata serta

preferensi konsumen terhadap objek wisata agro, dengan tujuan agar dapat

memaksimalkan kepuasan pengunjung, mengingat pengunjung memegang

peranan penting dalam keberadaan suatu objek wisata.

(39)

3.1.4 Presepsi Nilai

A. Pengertian Presepsi

Presepsi merupakan salah satu faktor fisiologis yang mempengaruhi

seseorang dalam melakukan pilihan pembelian. Menurut Kloter (2002) pilihan

pembelian seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu motivasi, presepsi,

pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

Presepsi adalah kesan atau pandangan seseorang terhadap objek tertentu.

Presepsi seseorang tergantung seberapa jauh suatu objek membuat arti terhadap

seseorang. Presepsi juga melibatkan derajat pengertian kesadaran, suatu arti atau

suatu penghargaan terhadap objek tersebut dan merupakan suatu proses aktif,

komunikator menyerap, mengatur dan menafsirkan pengalamannya secara

selektif.

B. Presepsi Pelanggan Tentang Nilai

Nilai adalah alat untuk memprediksi pilihan pelanggan. Pelanggan akan

membeli jasa atau produk yang dia rasakan memberikan nilai tertingi. Pelanggan

akan menimbang keuntungan yang mungkin didapat dibandingkan dengan biaya

yang sedang dan mungkin dikeluarkan. Pelanggan yang memutuskan apakah

suatu nilai telah diciptakan atau ditambahkan. Secara sederhana segmen

pelanggan yang berbeda menghargai kombinasi hal yang berbeda beda dalam

menafsir daya tarik dari penawaran barang dan jasa. Berikut ini merupakan

komponen atau bentuk bentuk dari nilai.

a. Nilai Basis Harga Produk

Nilai basis harga produk merupakan sumber nilai paling dasar. Nilai ini

ditandai oleh pelanggan yang akan beralih kepesaing yang menawarkan harga

lebih murah. Pandangan berupa harga ini mungkin terjadi ketika pelanggan

lebih memusatkan perhatian pada jasa inti daripada keseluruhan penawaran

sebuah perusahaan, khususnya ketika poduk atau jasa inti tersebut tidak

berbeda dengan produk perusahaan lain.

b. Nilai Kemudahan atau Akses

Bentuk nilai ini tercipta ketika perusahaan membuat pelanggan mereka mudah

untuk mengakses produk atau jasa mereka dan untuk berhubungan dengan

(40)

mereka. Nilai kemudahan dan akses diciptakan dengan bersikap terbuka

terhadap bisnis yang diinginkan pelanggan, menyediakan lokasi yang nyaman

dan menawarkan berbagai cara untuk mengakses pelayanan.

c. Nilai Berbasis Pilihan

Nilai berbasis pilihan memberi pelanggan kesempatan untuk menyeleksi

berbagai pilihan yang tersedia atau bagaimana mereka mengakses pilihan

tersebut. Pilihan ini tidak berkembang hanya sampai pada seleksi produk atau

jasa yang ditawarkan, tetapi juga pilihan bagaimana pelanggan dapat berurusan

dengan perusahaan, bagaimana pelanggan dapat membayar apa yang mereka

beli atau bagaimana pelanggan menerima informasi.

d. Nilai Berbasis Kariawan

Jenis nilai ini berkaitan dengan level dan tipe pelayanan yang diterima

pelanggan dari kariawan seringkali membawa pelanggan kembali dan kualitas

ini sering dihubungkan dengan tindakan dan sikap dari para kariawan.

e. Nilai Informasi

Sering kali pelangan tidak menyadari adanya pilihan pilihan yang tersedia bagi

mereka, ketika informasi diberikan kepada pelanggan, mereka dapat membuat

keputusan berbasis pengetahuan yang meningkatkan kenyamanan mereka

dalam mengambil keputusan.

f. Nilai Asosiasi

Pelanggan terkadang mengalami kepuasan dan kenyamanan karena menjadi

pelanggan dari penyedia jasa tertentu yang mereka asosiasikan positif dalam

nilai atau atribut.

g. Nilai Keunikan Pelanggan

Nilai jenis ini tercipta ketika perusahaan memperlakukan mereka sebagai

seorang individu, pelayanan disesuaikan dengan kepribadian pelanggan.

h. Nilai Hubungan

Hal ini mengacu pada nilai yang tercipta ketika sebuah perusahan membuat

pelanggannya merasa lebih nyaman dalam berhubungan dengan perusahaan.

Nilai jenis ini tidak langsung terkait dengan produk dari sebuah perusahan dan

harga produk tersebut, namun lebih kepada aspek yang lebih halus yaitu

interaksi dengan pelanggan.

(41)

i. Nilai yang Memuaskan

Banyak penyedia jasa yang dihargai bukan hanya produk atau jasa inti mereka,

namun karena produk atau jasa tersebut memampukan mereka melakukan

sesuatu.

j. Nilai Kejutan

Hal ini mengacu pada keuntungan yang dapat mengejutkan pelanggan dengan

memberikan berita baik atau perlakuan istimewa. Hal ini mengharuskan

penyedia jasa untuk mencari kesempatan untuk membuat pelanggan terkesan

dengan program dan tindakan yang tidak terduga.

k. Nilai Komonitas

Nilai ini mengacu pada kontribusi yang diberikan pada ekonomi lokal dan

komonitas tempat perusahaan tersebut beroperasi. Ini adalah keuntungan yang

tercipta secara tidak langsung melalui donasi dan sponsorship dan melalui fakta

bahwa perusahaan mempekerjakan banyak orang.

l. Nilai Ingatan

Nilai ini tercipta ketika pelanggan terlibat dalam suatu peristiwa atau

pengalaman yang melekat dalam ingatan mereka selama bertahun tahun.

m. Nilai pengalaman

Sangat terkait dengan konsep nilai ingatan adalah penciptaan pengalaman bagi

pelanggan. Nilai pengalaman tercipta jika pelanggan terlibat.

3.1.5 Kepuasan Pelanggan

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

setelah membandingkan antara presepsi atau kesannya terhadap kinerja suatu

produk dan harapan harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari kinerja dan

harapan. Jika kinerja dibawah harapan berarti pelanggan tidak puas, jika kinerja

memenuhi harapan berarti pelanggan amat puas dan senang. Menurut Drucker dan

Usmara, 2000, mengatakan bahwa keberhasilan usaha tidak ditentukan oleh

produsen melainkan oleh pelanggan, pelangganlah yang menilai apakah produk

yang diciptakan oleh produsen memenuhi kebutuhannya atau tidak. Tujuan akhir

dari analisis pelanggan adalah menjabarkan kebutuhan masyarakat menjadi

(42)

peluang usaha yang menguntungkan. Konsep kepuasan konsumen dapat dilihat

pada gambar 4

Tujuan Perusahaan

Produk

Nilai Produk Bagi Konsumen

Tingkat Kepuasan Konsumen

Kebutuhan dan Keinginan Konsumen

Harapan Konsumen Terhadap Poduk

.

.Gambar 4. Konsep Kepuasan Konsumen

Sumber : Rangkuti (2002)

Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang mendapatkan value

dari produsen atau penyedia jasa. Value biasanya berasal dari produk, pelayanan

atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau pelanggan mengatakan bahwa value

adalah produk yang berkualitas maka kepuasan terjadi jika pengunjung

mendapatkan produk yang berkualitas. Kalau value bagi pelanggan adalah

kenyamanan maka kepuasan terjadi apabila pelayanan yang diperoleh benar-benar

nyaman. Oleh karena itu baik pelangan maupun produsen akan sama-sama

diuntungkan apabila kepuasan terjadi, dengan melihat hubungan ini jelas bahwa

kepuasan pelanggan haruslah menjadi satu tujuan dari setiap produsen.

Pada prinipnya kepuasan konsumen dapat diukur, pengukuran kepuasan

pelanggan menyangkut penentuan tiga faktor yaitu pilihan tentang ukuran kinerja

yang tepat, proses pengukuran secara normatif dan instrument dan teknik

pengukuran yang digunakan untuk menciptakan suatu indikator.

(43)

3.1.6 Faktor Faktor Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen ditentukan oleh prespsi konsumen atas performance

produk atau jasa dalam memenuhi harapan konsumen. Salah satu faktor yang

menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas

jasa yang berfokus pada lima dimensi jasa yaitu :

1. Tagibles ( Berwujud )

Dimensi ini mencakup kondisi fisik, peralatan serta penampilan pekerja. Jasa

tidak dapat diamati secara langsung, maka pelanggan sering kali berpedoman pada

kondisi yang terlihat mengenai jasa dalam melakukan evaluasi seperti karpet,

tempat duduk, penampilan pekerja, keramahan pekerja, dan lain-lain.

2. Reliability ( Keandalan )

Dimensi ini menunjukkan perusahan untuk memberikan pelayanan secara

akurat dan handal, dapat dipercaya, bertanggung jawab atas apa yang dijanjikan,

tidak pernah memberikan janji yang berlebihan dan selalu memenuhi janjinya.

3. Responsivenes (Daya Tanggap)

Dimensi ini mencakup keinginan untuk membantu pelanggan dan

memberikan pelayanan yang cepat dan tepat, selalu memperoleh definisi yang

tepat dan segera mengenai pelanggan. Dimensi ini merefleksikan komitmen

perusahaan untuk memberikan pelayanannya tepat pada waktunya

4. Assurance ( Jaminan)

Dimensi ini mencakup Competency, yaitu kepemilikan keterampilan dan

pengetahuan yang diperlukan, Courtesy merupakan kesopanan, rasa hormat,

perhatian dan keramahan pelayanan, Credibility merupakan kepercayaan terhadap

dan kejujuran dari pembeli jasa dan Security hal ini mencakup kebebasan dari

bahaya, resiko atau keragu raguan. Dimensi assurance mencakup pengetahuan

dan kesopanan pekerja serta kemampuannya untuk memberikan kepercayaan

kepada pelanggan, dimensi ini merefleksikan kompetensi perusahaan, keramahan

kepada pelanggan dan keamanan operasinya.

5. Empaty

Dimensi ini terdiri dari 3 hal yaitu a) Accessibility mencakup kemudahan

untuk mendekati dan menghubungi. b) Communication Skills hal ini mencakup

pemberian informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang dapat dimengerti dan

(44)

mendengarkan tanggapan dan pertanyaan pelanggan. c) Understanding the costumer hal ini mencakup perlunya usaha untuk mengetahui pelanggan dan kebutuhan khususnya.

3.1.7 Alat Analisis dan Teknik Mengukur Kepuasan Konsumen

Ada beberapa teknik mengukur kepuasan konsumen yaitu indeks kepuasan,

analisis kesenjangan, importance perpomence analisis, benchmarking, analisis

diskriminan, amalisis klaster, structural equation modeling dan lain-lain. Pengukuran sangat penting dilakukan oleh perusahan untuk keberlangsungan

usaha yang dijalankan. Kegunaan pengukuran kepuasan antara lain untuk

mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan

pengguna akhir, serta menemukan bagian atau atribut apa yang membutuhkan

peningkatan. Kemampuan untuk memahami kepuasan dan memenuhi harapan

pelanggan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

3.1.7.1 . Indeks Kepuasan Konsumen.

Cara yang paling sederhana untuk mewakili skor kinerja tiap konsumen

terhadap suatu produk adalah dengan merata-ratakan semua skor kinerja tiap

atribut produk tersebut. Kelemahan rata rata ini adalah bahwa setiap atribut

kinerja dianggap memiliki nilai atau bobot (tingkat kepentingan) yang sama.

Sementara itu dalam kenyataannya pelanggan sangat mungkin memberikan bobot

yang berbeda untuk tiap kinerja atribut. Kelemahan rata-rata itu dapat diatasi

dengan mengitung rata-rata pertimbangannya yaitu dengan memperhitungkan

bobotnya. Keunggulan dari indeks kepuasan yaitu perusahaan dapat mengetahui

tingkat kepuasan secara keseluruhan dari atribut-atriut suatu produk. Perusahaan

dapat mengetahui secara umum berada direntang skala kriteria mana tingkat

kepuasan konsumennya. Kelemahan indeks kepuasan adalah nilai indek kepuasan

hanya dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan secara keseluruhan

dari kinerja suatu produk. Perusahaan tidak dapat membuat perumusan strategi

yang tepat hanya dari nilai indeks kepuasan.

3.1.7.2 Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performance Analysis (IPA) adalah analisis yang membandingkan antara tingkat kepentingan dan kinerja dan atribut suatu produk

Gambar

Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor -
Gambar 3.
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional
Tabel 7. Atribut – Atribut Penelitian 
+7

Referensi

Dokumen terkait

Definisi Sampah dalam Dinas Kebersihan Kota Kupang, 2005 adalah limbah yang bersifat padat atau setengah padat yang terdiri dari zat organik, berasal dari kegiatan manusia yang

Setelah mengisi form ini dengan lengkap dan melampirkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan (scan/fotocopy NPWP dan Rekening), mohon segera dikirim ke

Dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah itulah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bengkalis menggambil ukuiran untuk mencapai

◦ Data storage/ penyimpanan data, file data disimpan dalam komputer untuk dapat dicari dan diperbarui nantinya. ◦ Data movement/

Hasil pengujian kuat tarik belah menunjukkan bahwa beton serat baja mempunyai kuat tarik belah yang lebih tinggi daripada beton normal hingga 67,14%. Hasil

Konsultasi dengan aparat pembina industri kecil dan menengah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Bp Dwijo Harsono menghasilkan penentuan lokasi/obyek

Yang  paling  sering  dialami  oleh  pemilik  website  berbasis  CMS  adalah  serangan Deface. Deface adalah teknik hacker yang paling tradisional, di  mana 

Fisika adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep harmonis dengan alam. Fisika merupakan pelajaran yang dapat