RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum ANGGOTA PERHUKI DKI
DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG
KESEHATAN.
UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 1966
TENTANG WAJIB SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 034
/BIRHUP /1972 TENTANG PERENCANAAN DAN
PEMELIHARAAN RUMAH SAKIT.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 1333/MENKES/SK/XII/1999 TENTANG STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT.
PERMENKES NOMOR 269/MENKES/PER/III/2008
TENTANG REKAM MEDIS
PERMENKES NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
REKAM MEDIS – UU 29/2004 (1)
SETIAP DOKTER ATAU DOKTER GIGI DALAM MENJALANKAN PRAKTIK KEDOKTERAN WAJIB MEMBUAT REKAM MEDIS.
REKAM MEDIS HARUS SEGERA DILENGKAPI
SETELAH PASIEN SELESAI MENERIMA
PELAYANAN KESEHATAN.
SETIAP CATATAN REKAM MEDIS HARUS DIBUBUHI NAMA, WAKTU, DAN TANDA TANGAN PETUGAS YANG MEMBERIKAN PELAYANAN ATAU TINDAKAN.
REKAM MEDIS – UU 29/2004(2)
YANG DIMAKSUD DENGAN “PETUGAS” ADALAH
DOKTER ATAU DOKTER GIGI ATAU TENAGA KESEHATAN LAIN YANG MEMBERIKAN PELAYANAN LANGSUNG KEPADA PASIEN. APABILA DALAM PENCATATAN REKAM MEDIS MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI ELEKTRONIK, KEWAJIBAN MEMBUBUHI TANDA TANGAN DAPAT DIGANTI DENGAN MENGGUNAKAN NOMOR IDENTITAS PRIBADI (PERSONAL IDENTIFICATION NUMBER).
REKAM MEDIS – UU 29/2004 (3)
DOKUMEN REKAM MEDIS MERUPAKAN MILIK
DOKTER, DOKTER GIGI, ATAU SARANA
PELAYANAN KESEHATAN, SEDANGKAN ISI REKAM MEDIS MERUPAKAN MILIK PASIEN.
REKAM MEDIS HARUS DISIMPAN DAN DIJAGA
KERAHASIAANNYA OLEH DOKTER ATAU
DOKTER GIGI DAN PIMPINAN SARANA
REKAM MEDIS – UU 29/2004(4)
REKAM MEDIS” ADALAH BERKAS YANG BERISIKAN
CATATAN DAN DOKUMEN TENTANG IDENTITAS PASIEN, PEMERIKSAAN, PENGOBATAN, TINDAKAN, DAN PELAYANAN LAIN YANG TELAH DIBERIKAN KEPADA PASIEN.
DALAM HAL TERJADI KESALAHAN DALAM
MELAKUKAN PENCATATAN PADA REKAM MEDIS, BERKAS DAN CATATAN TIDAK BOLEH DIHILANGKAN ATAU DIHAPUS DENGAN CARA APA PUN. PERUBAHAN CATATAN ATAU KESALAHAN DALAM REKAM MEDIS HANYA DAPAT DILAKUKAN DENGAN PENCORETAN DAN DIBUBUHI PARAF PETUGAS YANG BERSANGKUTAN.
PERMENKES NOMOR
269/MENKES/PER/III/2008 TENTANG REKAM MEDIS
KETENTUAN UMUM
JENIS DAN ISI REKAM MEDIS
TATA CARA PENYELENGGARAAN
PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN, DAN
KERAHASIAAN
KEPEMILIKAN, PEMANFAATAN DAN
PENGORGANISASIAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
KETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN UMUM
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tentang segala tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.
Dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan observasi dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan (imaging), dan rekaman elektro diagnostik.
Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Tenaga kesehatan tertentu adalah tenaga kesehatan yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasien selain dokter dan dokter gigi.
Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi.
JENIS DAN ISI REKAM MEDIS
Rekam medis harus dibuat secara tertulis,
lengkap dan jelas atau
secara elektronik.
Penyelenggaraan rekam medis dengan
menggunakan
teknologi
informasi
elektronik diatur lebih lanjut dengan
peraturan tersendiri.
UU NO 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
Informasi Elektronik adalah satu atau
sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
Dokumen Elektronik
Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi
Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik
dan/atau
hasil
cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah.
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik
dan/atau
hasil
cetaknya
merupakan perluasan dari alat bukti yang
sahsesuai dengan Hukum Acara yang
berlaku di Indonesia.
Tanda Tangan Elektronik
Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut:
data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada Penanda Tangan;
data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa Penanda Tangan;
segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;
segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait dengan Tangan Elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui.
terdapat cara tertentu yang dipakai untuk
mengidentifikasi siapa Penandatangannya;
dan
terdapat cara tertentu untuk menunjukkan
bahwa Penanda Tangan telah memberikan
persetujuan terhadap Informasi Elektronik
yang terkait.
Setiap Orang yang terlibat dalam Tanda Tangan Elektronik berkewajiban memberikan pengamanan atas Tanda Tangan Elektronik yang digunakannya .
Pengamanan Tanda Tangan Elektronik
sekurang-kurangnya meliputi :
Sistem tidak dapat diakses oleh Orang lain yang tidak berhak;
Penanda Tangan harus menerapkan prinsip kehati-hatian untuk menghindari penggunaan secara tidak sah terhadap data terkait pembuatan Tanda Tangan Elektronik;
Penanda Tangan harus tanpa menunda-nunda, menggunakan cara yang dianjurkan
oleh penyelenggara Tanda Tangan Elektronik ataupun cara lain yang layak dan
sepatutnya harus segera memberitahukan kepada seseorang yang oleh Penanda Tangan dianggap memercayai Tanda Tangan Elektronik atau kepada pihak
pendukung layanan Tanda Tangan
Elektronik jika:
Penanda Tangan mengetahui bahwa data
pembuatan Tanda Tangan Elektronik telah dibobol; atau
Keadaan yang diketahui oleh Penanda
Tangan dapat menimbulkan risiko yang berarti, kemungkinan akibat bobolnya data pembuatan Tanda Tangan Elektronik;
PERBUATAN YANG DILARANG
PASAL 32
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa
hak atau melawan hukum dengan cara
apa
pun
mengubah,
menambah,
mengurangi,
melakukan
transmisi,
merusak, menghilangkan, memindahkan,
menyembunyikan
suatu
Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
milik Orang lain atau milik publik
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa
hak atau melawan hukum dengan cara
apapun memindahkan atau mentransfer
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang
lain yang tidak berhak .
Terhadap perbuatan yang mengakibatkan
terbukanya suatu Informasi Elektronik
dan/atau
Dokumen
Elektronik
yang
bersifat rahasia menjadi dapat diakses
oleh publik dengan keutuhan data yang
tidak sebagaimana mestinya.
KETENTUAN PIDANA
Setiap Orang yang memenuhi unsur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
Setiap Orang yang memenuhi unsur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan/atau denda palingbanyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Setiap Orang yang memenuhi unsur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).
REKAM KESEHATAN
ELEKTRONIK-RKE*
RKE ADALAH KEGIATAN KOMPUTERISASI ISI REKAM KESEHATAN DAN PROSES ELEKTRONISASI .
ELEKTRONISASI INI MENGHASILKAN SISTEM YANG SECARA KHUSUS DIRANCANG UNTUK MENDUKUNG PENGGUNA DENGAN BERBAGAI KEMUDAHAN FASLITAS BAGI KELENGKAPAN DAN KEAKURATAN DATA , MEMBERI TANDA WASPADA, SEBAGAI PERINGATAN, TANDA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIK DAN MENGHUBUNGKAN DATA DENGAN PENEGTAHUAN MEDIS SERTA ALAT BANTU LAINNYA.
FUNGSI RM/RKE
UNTUK MENYIMPAN DATA DAN INFORMASI
PELAYANAN PASIEN.
PENYIMPANAN ( INTITUTE OF MEDICINE, 1997)
ADA 6 UNSUR: MUDAH DIAKSES BERKUALITAS
MENJAGA KEAMANAN FLEKSIBILITAS
DAPAT DIHUBUNGKAN DENGAN BERBAGAI SUMBER EFISIEN
SANDINGAN
AKSES
LANGSUNG DISIMPAN DI
AREA YANG TIDAK BOLEH DIMASUKI SEMBARANG ORANG.
HANYA DIKELUARKAN KE
AREA PELAYANAN DAN KEBERADAANNYA
DIKETAHUI PETUGAS UNIT KERJA AKSES SAMA, NAMUN MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP KERAHASIAAN INFORMASI BERBEDA KARENA LETAK AKSES PENGAWASAN ADA PADA PROGRAM RKE YAITU KODE SANSI, KARTU AKSES, TANDA, ALAT
BIOMETRIK SERTA
DIPERKETATNYA
PENGGUNAAN KOMPUTER DI UNIT DAN RESTRIKSI YANG BERPERAN( ROLE-BASED)
FLEKSIBILITAS
SULIT DIGUNAKAN UNTUK
KEBUTUHAN PENGGUNA YANG BERBEDA
HARUS DIBAWA DARI
TEMPAT YANG SATU KE TEMPAT YANG LAIN.
FLEKSIBILITAS
TIDAK ADA KESULITAN.
TAMPILAN
DATA/INFORMASI DAPAT MENGIKUTI KEMAUAN PENGGUNA.
TIDAK ADA MASALAH
KARENA DATA/
INFORMASI DAPAT
TERSAMBUNG KE TEMPAT
LAIN YANG SUDAH
MENGGUNAKAN RKE
RMK RKE
TERHUBUNG DENGAN BERBAGAI SUMBER TRANSPORTASI MELELAHKAN, BISA HILANG DI JALAN, TERCECER, SALAH LETAK TERHUBUNG DENGAN BERBAGAI SUMBER MUDAH DI TRANSFERRMK RKE
EFISIEN DATA PADA LEMBARAN
KERTAS YANG DI SCAN TIDAK TERSTRUKTUR . ADA YANG BERBENTUK TEKS DENGAN ABJAD TULISAN, GAMBAR (FOTO RONTGEN), GRAFIK
EFISIEN
DATA YANG TIDAK
TERSTRUKTUR LANGSUNG
DIUBAH MENJADI
TERSTRUKTUR . ADA PROGRAM
PERBENDAHARAAN KATA DAN PERANGKAT KODE.
DATA DIKUMPULKAN
DALAM BENTUK STANDAR DAN DIANALISIS SECARA EFISIEN
FUNGSI RKE
SISTEM DOKUMENTASI- PENCITRARAAN(SCANNING, IMAGING)
KOMUNIKASI PERINTAH ATAU MENGAMBIL HASIL SISTEM PESAN KLINIS
REKAMAN PELAYANAN PASIEN
KOMPUTERISASI DATA ENTRY UNTUK PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN
SISTEM PENUNJANG PENGAMBIL KEPUTUSAN KLINIS PORTAL PEMBERI PELAYANAN PAISEN
REKAM KESEHATAN PRIBADI KESEHATAN MASYARAKAT
Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana
pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memuat :
identitas pasien; tanggal dan waktu;
hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit;
hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik; diagnosis;
rencana penatalaksanaan;
pengobatan dan/atau tindakan;
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien;
untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik;
dan
persetujuan tindakan bila diperlukan. ISI REKAM MEDIS
Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari
sekurang-kurangnya memuat :
identitas pasien; tanggal dan waktu;
hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit;
hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik; diagnosis;
rencana penatalaksanaan;
pengobatan dan/atau tindakan;
persetujuan tindakan bila diperlukan;
catatan observasi klinis dan hasil pengobatan; ringkasan pulang (discharge summary);
nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;
pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu;
dan
Ringkasan pulang harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien.
Isi ringkasan pulang sekurang-kurangnya memuat :
a. identitas pasien;
b. diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat;
c. ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan dan tindak lanjut; dan
d. nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan.
Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat, sekurang-kurangnya
memuat :
identitas pasien;
kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan; identitas pengantar pasien;
tanggal dan waktu;
hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan
dan riwayat penyakit;
hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik; diagnosis;
pengobatan dan/atau tindakan;
ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan
unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut;
nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;
sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain; dan
Isi rekam medis pasien dalam keadaan
bencana, selain memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada pasien gawat
darurat ditambah dengan :
jenis bencana dan lokasi dimana pasien
ditemukan;
kategori kegawatan dan nomor pasien bencana
masal; dan
Isi rekam medis untuk pelayanan dokter
spesialis atau dokter gigi spesialis dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Pelayanan yang diberikan dalam ambulans
atau pengobatan masal dicatat dalam
rekam
medis
sesuai
ketentuan
sebagaimana diatur pada pasien gawat
darurat
dan
disimpan
pada
sarana
TATA CARA PENYELENGGARAAN
Setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.
Rekam medis harus dibuat segera dan
dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.
Pembuatan rekam medis dilaksanakan melalui
pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus
dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.
Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan
pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan.
Pembetulan hanya dapat dilakukan dengan cara
pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.
Dokter, dokter gigi dan/atau tenaga
kesehatan
tertentu
bertanggungjawab
atas catatan dan/atau dokumen yang
dibuat pada rekam medis.
Sarana
pelayanan
kesehatan
wajib
menyediakan fasilitas yang diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan rekam
medis.
PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN, DAN KERAHASIAAN
Rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit
wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan.
Setelah batas waktu 5 (lima) tahun dilampaui,
rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik.
Ringkasan
pulang
dan
persetujuan
tindakan medik harus disimpan untuk
jangka
waktu
10
(sepuluh)
tahun
terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan
tersebut.
Penyimpanan rekam medis dan ringkasan
pulang dilaksanakan oleh petugas yang
ditunjuk oleh pimpinan sarana pelayanan
kesehatan.
Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan
non rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.
Setelah batas waktu dimaksud dilampaui, rekam
medis dapat dimusnahkan.
Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat
penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
KUHP- PASAL 322
BARANGSIAPA YANG DENGAN SENGAJA MEMBOCORKAN
SUATU RAHASIA YANG ATAS DASAR JABATAN ATAU PROFESINYA BAIK YANG SEKARANG ATAU DAHULU DIPEGANGNYA DIWAJIBKAN MENYIMPAN RAHASIA, DIANCAM DENGAN HUKUMAN PENJARA PALING LAMA 9 BULAN ATAU DENDA PALING TINGGI RP.
600,- APABILA KEJAHATAN DILAKUKAN TERHADAP SEORANG
TERTENTU KEJAHATAN INI HANYA DAPAT DITUNTUT ATAS DASAR PENGADUAN.
Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat
penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :
untuk kepentingan kesehatan pasien;
memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan;
permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;
permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan; dan
untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
Permintaan rekam medis untuk tujuan harus
dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
Penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat
menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan.
KEPEMILIKAN, PEMANFAATAN DAN TANGGUNG JAWAB
Berkas rekam medis milik sarana pelayanan
kesehatan.
Isi rekam medis merupakan milik pasien.
Isi rekam medis dalam bentuk ringkasan
rekam medis.
Ringkasan rekam medis dapat diberikan,
dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.
Pemanfaatan rekam medis dapat dipakai
sebagai:
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
pasien;
alat bukti dalam proses penegakan hukum,
disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi;
keperluan pendidikan dan penelitian;
dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan;
dan
Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan
pendidikan dan penelitian yang menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan secara tertulis dari pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya.
Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan
pendidikan dan penelitian tidak diperlukan persetujuan pasien, bila dilakukan untuk kepentingan negara.
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan
bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan, dan/atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam medis.
PENGORGANISASIAN
Pengelolaan rekam medis dilaksanakan
sesuai dengan organisasi dan tata kerja
sarana pelayanan kesehatan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan
organisasi
profesi
terkait
melakukan
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
peraturan ini sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing.
Pembinaan dan pengawasan diarahkan
untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
Dalam
rangka
pembinaan
dan
pengawasan,
Menteri,
Kepala
Dinas
Kesehatan
Propinsi,
Kepala
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota,
dapat
mengambil tindakan administratif sesuai
dengan kewenangannya masing-masing.
Tindakan
administratif
dapat
berupa
teguran lisan, teguran tertulis sampai
dengan pencabutan izin
Dokter, dokter gigi, dan sarana pelayanan
kesehatan harus menyesuaikan dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan ini paling lambat 1 (satu) tahun
terhitung sejak tanggal ditetapkan.
KETENTUAN PENUTUP
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
749a/Menkes/Per/XII/1989
tentang
Rekam Medis, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku lagi.
DISINGKAT ALFRED
ADMINISTRASI ALAT BUKTI KEUANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN DOKUMENTASIRekam medis mempunyai fungsi ganda sebagai alat bukti :
1. Keterangan ahli ( pasal 186 dan 187 KUHAP)
CONTOH FORMULIR REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT
SURAT PENGANTAR RAWAT
SURAT MASUK RAWAT
PERINCIAN BIAYA RAWAT INAP
CATATAN WAKTU MASUK
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
CATATAN ANESTESI
PERJALANAN PENYAKIT, PERINTAH DOKTER DAN PENGOBATAN
REKAMAN ASUHAN KEPERAWATAN
RIWAYAT KEPERAWATAN
CATATAN PERAWAT TENTANG PERUBAHAN PASIEN
PENGAWASAN KHUSUS
PERENCANAAN PASIEN PULANG
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HASIL PEMERIKSAAN RADIOTERAPI
DATA HARIAN
DAFTAR OBAT /INFUS
RINGKASAN
1. Lengkap
2. Akurat
3. Tepat Waktu
REKAM MEDIS HARUS SEGERA
DILENGKAPI SETELAH PASIEN SELESAI
MENERIMA PELAYANAN KESEHATAN
KELENGKAPAN REKAM MEDIS SESUAI
DENGAN KETENTUAN ISI REKAM
MEDISDAN JENIS PELAYANAN YANG
KETEPATAN CATATAN SUATU REKAM MEDIS, DIMANA SEMUA DATA PASIEN DITULIS DENGAN TELITI, CERMAT, SEKSAMA SESUAI DENGAN KEADAAN YANG SESUNGGUHNYA.
DAPAT DIPERCAYA
SETIAP TINDAKAN /KONSULTASI YANG DILAKUKAN TERHADAP PASIEN SELAMBAT - LAMBAT NYA DALAM WAKTU 1X24 JAM HARUS DITULIS DALAM LEMBARAN REKAM MEDIS.
RIWAYAT PENYAKIT DAN HASIL PEMERIKSAAN SUDAH HARUS LENGKAP DALAM 24 JAM SETELAH PASIEN DIRAWAT DAN SEBELUM TINDAKAN OPERASI.
TERMASUK RINGKASAN RIWAYAT KELUAR (RESUME) PALING LAMBAT 14 HARI SETELAH PASIEN PULANG KECUALI BILA HASIL TES DAN ATAU OTOPSI BELUM ADA.
SEMUA REKAM MEDIK DIBERI KODE DAN INDEKS DALAM WAKTU 14 HARI SETELAH PASIEN PULANG
Rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan
tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.
Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan
pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan, pembetulan hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf