Bab 2
PROFIL KABUPATEN SARMI
2.1 WILAYAH ADMINISTRATIF 2.1.1 Gambaran Geografis
Kabupaten Sarmi yang terletak di timur Indonesia Provinsi Papua
merupakan Kabupaten terbaru yang dimekarkan pada tahun 2002 dari
Kabupaten Jayapura. Dengan luas wilayah 17.740 km2 atau 5,60% dari
luas wilayah provinsi papua, dengan jumlah penduduk 36.797 jiwa.
Kabupaten Sarmi terletak di bagian utara provinsi papua atau bagian utara
pulau Papua pada 135’ dan 335’ lintang selatan dan 13805’ dan 14030’
Bujur timur. Secara Geografis, Kabupaten Sarmi terdiri dari 19 (Sembilan
belas) distrik, 108 (seratus delapan) kampung dan 2 (dua) keluarahan.
dari luas wilayah kabupaten Sarmi. Batas wilayah adminstratif Kabupaten
Sarmi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Samudera Pasifik;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Mamberamo Tengah;
Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Jayapura; dan
2.1.2 Administratif Wilayah
Gambaran administrasi pemerintahan di Kabupaten Sarmi
disajikan pada Tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Administratif Kabupaten Sarmi
Sumber : Sarmi dalam Angka 2016
No Distrik/Kecamatan Ibukota
Distrik Luas Wilayah Prosentase
1 Pantai Barat Arbais 1.751 9,87%
2 Sarmi Sarmi 471 2,66
3 Sarmi Timur Holmafen 519 2,93
4 Sarmi Selatan Wapoania 504 2,84
5 Tor Atas Samanente 4.499 25,36
6 Pantai Timur Betaf 3.193 17,69
7 Pantai Timur Bagian Barat Nengke 4.020 22,66
8 Bonggo Armopa 770 4,34
9 Bonggo Timur Mawesmukti 836 4,86
10 Apawer Hulu Aurimi 1.204 6,79
11 Apawer Hilir 12 Sobey 13 Muara Tor 14 Verkam 15 Ismari 16 Sungai Biri 17 Fee’en
Pemerintah Kabupaten Sarmi terdiri dari 19 distrik dengan 108
kampung dan 2 kelurahan yang tersebar diseluruh distrik.
Tabel 2.2.
Nama Kampung dan Status Pemerintahan Wilayah Kabupaten Sarmi Menurut Distrik
No Distrik/Kecamatan Ibukota Distrik Kelurahan Kampung
1 Pantai Barat Arbais - 1. Waim
- 2. Arbais
2 Sarmi Sarmi 1. Sarmi 1. Sarmo
2. Mararena 2. Sawar - 3. Liki
- 4. Armo
- 5. Tafarewar - 6. Neidam
3 Sarmi Timur Holmafen - 1. Sewan
- 2. Binyer
- 3. Waskey
- 4. Sewan II
4 Sarmi Selatan Wapoania - 1. Munukania
- 2. Kasukwe - 3. Wopoania
5 Tor Atas Samanente - 1. Samanente
- 2. Konderjan - 3. Denander - 4. Safrontane
6 Pantai Timur Betaf - 1. Yamben/Beneraf
- 2. Betaf
- 3. Sunum/Yamna - 4. Betaf II
- 5. Beneraf II/ Simapde - 6. Sunum II
- 7. Betaf III
7
Pantai Timur Bagian
Barat Burtin - 1. Dabe
- 3. Vinyabor/ Takar - 4. Dabe II
- 5. Fito/ Takar II - 6. Nengke II - 7. Burtin/ Assyaf - 8. Takar III/ Kwentor - 9. Artibe
8 Bonggo Kiren - 1. Taronta
- 2. Armopa
9 Bonggo Timur Mawesmukti - 1. Tarawasi Marenggi - 2. Mawesday - 3. Kaptiau - 4. Mawesmukti - 5. Tamarsari - 6. Gwinjaya
10 Apawer Hulu Aurimi - 1. Sasawapece
- 2. Wamariri - 3. Aurimi - 4. Tamaja - 5. Syurimania - 6. Kwapitania
11 Apawer Hilir - 1. Karfasia
- 2. Masep
13 Muara Tor - 1. Tanjung Batu
- 2. Ebram
- 3. Holmafen
- 4. Weyen
- 5. Omte
14 Verkam Amsira - 1. Siaratesa
- 2. Amsira - 3. Angkasa II - 4. Kamenawari - 5. Nisro - 6. Siantoa
- 2. Tognfo
- 3. Waaf
- 4. Segar Tor
16 Sungai Biri Ansudu - 1. Ansudu
- 2. Ansudu II - 5. Taprewar/ Wakde II - 6. Timron/ Keder I - 7. Keder II
18 Bonggo Barat - 1. Krim/ Pondena
- 2. Rimsersari
19 Apawer Tengah Airoran - 1. Kapeso
- 2. Pina
Gambar 2.2
2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN SARMI
Dilihat dari Luas Wilayah Kabupaten Sarmi yang terdiri dari 19
(Sembilan belas) distrik, 108 (seratus delapan) kampung dan 2 (dua)
keluarahan. Distrik Tor Atas merupakan Dsitrik terluas yaitu 4.499 km2
atau 25,36% sedangkan Distrik Sarmi merupakan Distrik terkecil yakni 471
km2 atau 2,66% dari luas wilayah kabupaten Sarmi.
Wilayah Kabupaten Sarmi sebagian besar berada di pesisir pantai
dengan memiliki luas wilayah 17.767 km2, dengan ketinggiannya berkisar
antara 1 s/d 90 meter dari permukaan air laut. Dengan kemiringan wilayah
Kabupaten Sarmi antara 0% – 35%. Wilayah yang memiliki ketinggian diatas
permukaan laut adalah Distrik Apawer Hulu dengan ketinggian 90 meter
diatas permukaan laut, sedangkan Distrik Pantai Timur merupakan Distrik
paling rendah dengan ketinggian 1 meter diatas permukaan laut. Lebih
jelasnya untuk pembagian wilayah Kabupaten Sarmi dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.3
Luas Daerah Menurut Distrik Dan Tinggi Rata-Rata Dari Permukaan Laut Kabupaten Sarmi
No Distrik/Kecamatan Ibukota
1 Pantai Barat Arbais 1.751 9,86 2,00
2 Sarmi Sarmi 471 2,65 7,80
3 Sarmi Timur Holmafen 519 2,92 12,50
4 Sarmi Selatan Wapoania 504 2,84 35,00
5 Tor Atas Samanente 4.499 25,32 60,00
6 Pantai Timur Betaf 3.193 17,97 1,00
7
Pantai Timur Bagian
Barat Burtin 4.020 22,63 1,50
8 Bonggo Kiren 770 4,33 20,00
9 Bonggo Timur Mawesmukti 836 4,71 25,00
11 Apawer Hilir 12 Sobey 13 Muara Tor
14 Verkam Amsira
15 Ismari
16 Sungai Biri Ansudu 17 Fee’en
18 Bonggo Barat
19 Apawer Tengah Airoran
TOTAL 17.767 100
Sumber : Sarmi dalam angka 2016
2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI
2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan
Jumlah penduduk Sarmi tahun 2015 tercatat 36.797 jiwa, yang
terbagi berdasarkan jenis kelamin, Jumlah penduduk dengan jenis kelamin
laki-laki berjumlah 19.571 jiwa dan jumlah penduduk dengan jenis kelamin
perempuan berjumlah 17.726 jiwa dibandingkan dengan proyeksi jumlah
penduduk tahun 2014, penduduk sarmi mengalami pertumbuhan sebesar
2,99% akibat dari adanya adanya kelahiran dan perpindahan penduduk
dari daerah lain (migrasi), sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin
tahun 2015 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar
113,61. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Per Distrik Kabupaten Sarmi
No Distrik/Kecamat an
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk Pertahun (%)
2010 2014 2015 2010 - 2015 2014 - 2015 1 Pantai Barat 2.272 2.455 2.527 11,20% 2,91%
2 Sarmi 11.749 12.595 12.942 10,16% 27,60%
3 Sarmi Timur 1.572 1.690 1.738 10,58% 2,86%
4 Sarmi Selatan 1.816 1.944 1.998 10,02% 2,78%
5 Tor Atas 1.730 1.866 1.920 11,00% 2,91%
6 Pantai Timur 2.153 2.311 2.377 10,42% 2,87%
7 Pantai Timur
Bagian Barat 3.741 4.039 4.155 11,06% 2,87%
8 Bonggo 3.920 4.199 4.315 10,08% 2,76%
9 Bonggo Timur 2.875 3.092 3.181 10,64% 2,88%
10 Apawer Hulu 1.477 1.596 1.644 11,29% 2,99%
11 Apawer Hilir
Sumber : Sarmi dalam angka 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Distrik Tigi Sarmi
memiliki jumlah penduduk terbesar, yakni sebesar 12,942 jiwa pada tahun
2015 dengan proporsi jumlah penduduk laki-laki lebih besar yakni 7.030
Jumlah penduduk terkecil dimiliki oleh Distrik Apawer Hulu yakni sebesar
1.644 jiwa pada tahun 2015 dengan proporsi jumlah penduduk laki-laki
lebih besar yakni sebesar 826 jiwa dari pada jumlah penduduk perempuan
yakni sebesar 817 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Sarmi
No Distrik/Kecamatan Jenis Kelamin Rasio Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah 2010 - 2015
1 Pantai Barat 1.304 1.223 2.527 106,72
2 Sarmi 7.030 5.912 12.942 118,89
3 Sarmi Timur 915 823 1.738 111,05
4 Sarmi Selatan 1.079 919 1.998 117,4
5 Tor Atas 994 926 1.920 107,27
6 Pantai Timur 1.245 1.132 2.377 109,99
7 Pantai Timur Bagian Barat 2.178 1.977 4.155 110,17
8 Bonggo 2.338 1.977 4.315 118,28
9 Bonggo Timur 1.662 1.519 3.181 109,41
10 Apawer Hulu 826 818 1.644 101,13
11 Apawer Hilir
Sumber : Sarmi dalam angka 2016
Masalah demografi yang patut untuk diperhatikan adalah masalah
Distrik yang menandakan adanya perbedaan sebaran penduduk. Perbedaan
sumber daya yang dimiliki suatu wilayah dengan wilayah lainnya
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyebaran penduduk
yang tidak merata tersebut. Daerah yang memiliki aktivitas perekonomian
tinggi akan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, seperti halnya Distrik
Sarmi kepadatan penduduk terbesar yaitu sebesar 27,48 Per km²,
sedangkan Distrik yang lainnya memiliki kepadatan antara 0 – 6 Per km².
Jika ditinjau dari sembilan belas Distrik tersebut Distrik Sarmi memiliki
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Kondisi tersebut
mengindikasikan, bahwa peningkatan aktivitas perekonomian disuatu
wilayah menyebabkan terjadinya pertumbuhan penduduk karena mobilitas
penduduk, selain pertumbuhan secara alami. Kesempatan mendapatkan
lapangan pekerjaan dan pembukaan usaha mandiri seperti kesempatan
berdagang merupakan daya tarik terjadinya mobilitas penduduk dari
wilayah lain ke wilayah yang merupakan daerah pengembangan ekonomi.
Sesuai perkembangan yang ada, jalur transportasi darat semakin meningkat
sehingga Kawasan Permukiman tidak saja berada pada daerah pinggir
pantai ataupun sungai namun juga mengikuti jaringan jalan yang ada.
Tabel 2.6
1 Pantai Barat 2.527 6,87 1,44
2 Sarmi 12.942 35,17 27,48
3 Sarmi Timur 1.738 4,72 3.35
5 Tor Atas 1.920 5,22 0,43
6 Pantai Timur 2.377 6,46 0,76
7 Pantai Timur Bagian Barat 4.155 11,29 1,03
8 Bonggo 4.315 11,73 5,6
9 Bonggo Timur 3.181 8,64 3,69
10 Apawer Hulu 1.644 4,47 1,37
11 Apawer Hilir
Sumber : Sarmi dalam angka 2016
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sarmi juga dipengaruhi
oleh laju arus migrasi. Data sensus penduduk tahun 2010 menunjukan
peningkatan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya, faktor penyebab
pertumbuhan antara lain; kelahiran, kematian dan migrasi (migrasi masuk
dan migrasi keluar).
Data migrasi masuk di Kabupaten Sarmi dapat dilihat pada table
2.7. jumlah penduduk Papua dan Non Papua berikut :
Tabel 2.7
Jumlah Penduduk Papua dan Non Papua, Tahun 2010
3.
Sumber : Sensus BPS Kabupaten Sarmi, 2010
Sementara Banyaknya penduduk, Rumah tangga dan rata-rata
anggota rumah tangga menurut distrik di Kabupaten Sarmi secara
keseluruhan dapat dilihat pada tabel 2.8. berikut :
Tabel 2.8
Rumah Tangga dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga Menurut di Kabupaten Sarmi
No Distrik/Kecamatan Jumlah Rumah Tangga
Rata-Rata Anggota Rumah Tangga
2014 2015 2014 2015
1 Pantai Barat 535 550 4,59 4,59
2 Sarmi 2.648 2.722 4,76 4,75
3 Sarmi Timur 397 408 4,26 4,26
4 Sarmi Selatan 402 413 4,84 4,83
5 Tor Atas 358 368 5,21 5,22
6 Pantai Timur 531 546 4,35 4,35
Barat 904
8 Bonggo 935 961 4,49 4,49
9 Bonggo Timur 695 715 4,45 4,45
10 Apawer Hulu 375 386 4,26 4,26
11 Apawer Hilir 12 Sobey 13 Muara Tor 14 Verkam 15 Ismari 16 Sungai Biri 17 Fee’en 18 Bonggo Barat 19 Apawer Tengah
TOTAL 7.755 7.973 4,58 4,58
Sumber : Sarmi dalam angka 2016
Tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah rumah tangga terbanyak
di daerah Sarmi yakni sebanyak 2.722 KK diikuti daerah Bonggo mencapai
961 KK dan yang paling sedikit di Distrik Tor Atas sebanyak 368 KK.
Namun berdasarkan rata-rata anggota rumah tangga terbanyak sebesar
5.22 terdapat di Distrik Tor Atas diikuti Distrik Sarmi Selatan sebesar 4.83
serta Distrik Sarmi sebanyak 4.75.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pemerataan penduduk di
Kabupaten Sarmi masih mengalami masalah. Hal tersebut disebabkan oleh
ketidakmerataan infrastruktur daerah yang masih didominasi di wilayah
Distrik Sarmi serta faktor pengembangan daerah Sarmi yang terus
2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin dan KK Keseluruhan
Penduduk miskin adalah penduduk yang meliki rata-rata
penegluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Garis
kemiskinan untuk kabupaten sarmi tahun 2014 sebesar 348.720 rupian per
kapita per bulan. Terjadi peningkatan garis kemiskinan pada tahun 2014
dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 333.493 rupiah per kapita
per bulan.
Tabel 2.9
Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kabupaten Sarmi
Tahun Garis Kemiskinan (Rp)
Penduduk Miskin
Jumlah Presentase
2010 258.002 7.100 21,11
2011 280.100 6.800 19,42
2012 305.217 6.600 18,82
2013 333.493 6.300 17,72
2014 348.720 4.800 13,32
2015
Total 1.525.532 31.600 90,39
Sumber : Sarmi dalam angka 2016
2.3.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun Kedepan
Jumlah penduduk pada suatu wilayah pasti berubah seiring
berjalannya waktu. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti kelahiran, kematian dan migrasi. Untuk meramalkan jumlah
penduduk di masa yang akan datang maka dibuatlah rumus proyeksi
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa
yang akan datang berdasarkan asumsi perkembangan kelahiran, kematian
dan migrasi. Di Indonesia data penduduk yang dipakai dan dipercaya untuk
keperluan proyeksi berasal dari sensus penduduk yang diselenggarakan
pada tahun yang berahir "0" dan survey antar sensus yang berakhir "5".
Proyeksi ini digunakan untuk kepentingan pembangunan seperti
perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. Perencanaan
pembangunan tersebut dapat berupa fasilitas pendidikan, kesehatan,
perumahan, lapangan kerja dan lainnya.
Dalam demografi, dikenal beberapa rumus untuk menghitung
proyeksi penduduk, salah satunya adalah rumus proyeksi penduduk
geometris. Rumus proyeksi geometris adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Pn = Penduduk pada tahun n
Po = Penduduk pada tahun lalu
1 = Angka Konstanta
r = Angka pertumbuhan penduduk (dalam persen)
Tabel 2.10
Proyeksi Jumlah Penduduk Per Distrik di Kabupaten Sarmi
No Distrik/Kecamatan Luas
2017 2018 2019 2020 2021
1 Pantai Barat 1.751 2.527 2,91% 2.676 2.754 2.834 2.917 3.002
2 Sarmi 471 12.942 27,60% 21.072 26.888 34.309 43.778 55.861
3 Sarmi Timur 519 1.738 2,86% 1.839 1.891 1.946 2.001 2.058
4 Sarmi Selatan 504 1.998 2,78% 2.111 2.169 2.230 2.292 2.355
5 Tor Atas 4.499 1.920 2,91% 2.033 2.093 2.153 2.216 2.281
6 Pantai Timur 3.193 2.377 2,87% 2.515 2.588 2.662 2.738 2.817
7
Pantai Timur
Bagian Barat 4.020 4.155 2,87% 4.397 4.523 4.653 4.786 4.924
8 Bonggo 770 4.315 2,76% 4.556 4.682 4.811 4.944 5.081
9 Bonggo Timur 836 3.181 2,88% 3.367 3.464 3.564 3.666 3.772
10 Apawer Hulu 1.204 1.644 2,99% 1.744 1.796 1.850 1.905 1.962 11 Apawer Hilir
TOTAL 17.767 36.797 46.310 52.848 61.011 71.244 84.112
2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN 2.4.1 Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
daerah sangat dipengaruhi oleh proses pembangunan daerah yang sedang berjalan.
Pergerakan pertumbuhan ekonomi di kabupaten Sarmi menunjukkan peningkatan yang sangat baik. PDRB Kabupaten Sarmi tahun 2015 atas dasar harga berlaku mencapai nilai 1.824.60 miliar atau 13,95% mengalami peningkatan sebesar 7,18% dari PDRB pada tahun 2014 yang sebesar 1.602.59 miliar. Sektor pertanian sebagai kontributor tertinggi terhadap PDRB kabupaten sarmi tahun 2015 dengan memberikan kontribusi sebesar 36,17% dan tertinggi kedua adalah sektor konstruksi dengan konstribusi 17,62%.
Peningkatan besaran PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan di kabupaten Sarmi menggambarkan bahwa pergerakan perekonomian dan proses pembangunan di Kabupaten Sarmi yang baru terbentuk tahun 2006 ini terus mengalami peningkatan yang sangat baik setiap tahunnya seperti terlihat pada tabel dan grafik berikut.
Tabel 2.11
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sarmi Tahun 2011 - 2015 (juta rupiah)
Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 434.745,8 478.431,6 526.721,2 582.785,4 659.978,6 Pertambangan dan
Penggalian 14.828,2 16.391,3 18.163,3 20.142,5 23.368,9
Industri Pengolahan 27.879,9 30.150,8 32.527,7 35.075,1 38.095,4 Pengadaan Listrik dan
Gas 189,8 217,7 209,8 247,2 259,0
Pengadaan Air Bersih 850,8 907,6 985,5 1.060,0 1.141,8
Konstruksi 180.807,0 203.286,8 228.751,0 275.515,5 321.486,7 Perdagangan Besar
dan Eceran 102.844,8 113.111,2 123.196,8 134.084,9 151.101,5 Transportasi dan
Pergudangan 74.789,2 83.513,1 93.808,7 103.226,7 110.704,5
Akomodasi dan Makan 6.471,7 7.270,2 8.139,9 9.118,3 10.321,4 Informasi dan
Komunikasi 35.623,9 38.794,2 42.107,9 45.722,2 49.847,8
Jasa Keuangan dan
Asuransi 12.287,1 14.519,7 17.537,9 19.670,2 22.823,5
Real Estate 32.683,8 35.983,2 40.353,8 45.567,2 51.622,2
Jasa Perusahaan 5.591,5 6.356,3 7.246,6 8.264,5 9.449,5
Administrasi Pemerintahan, Petahanan dan Jaminan Sosial
148.065,5 165.632,9 188.977,2 221.720,0 261.932,1
Jasa Pendidikan 30.828,7 34.731,1 39.161,8 45.567,2 49.834,4 Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 21.806,0 24.621,7 27.808,8 31.365,5 36.433,0
Jasa lainnya 17.319,9 19.145,8 21.176,0 23.460,3 26.200,9
PDRB 1.147.613,6 1.273.065,2 1.416.873,9 1.602.592,7 1.824.601,2
Sumber : Sarmi dalam angka 2016
Tabel 2.12
PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2010 = 100) Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sarmi Tahun 2011 - 2015 (juta rupiah)
Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 416.118,1 438.286,1 462.376,5 483.900,3 514.108,5 Pertambangan dan
Penggalian 14.617,7 15.904,1 13.708,4 18.838,5 20.573,5
Industri Pengolahan 26.948,4 28.162,1 29.445,6 30.800,9 32.379,6 Pengadaan Listrik dan
Gas 197,1 219,5 233,1 237,4 240,5
Pengadaan Air Bersih 831,9 868,1 922,4 971,2 1.023,6
Konstruksi 171.413,5 186.172,2 202.369,2 220.015,8 239.575,2 Perdagangan Besar
dan Eceran 100.404,3 105.500,4 110.979,5 116.795,6 125.050,7 Transportasi dan
Pergudangan 72.535,5 76.645,4 81.035,7 85.886,2 88.541,5
Penyediaan Akomodasi dan
Makan 6.209,9 6.649,5 7.127,4 7.656,3 8.311,5
Komunikasi 33.534,7 35.053,8 36.722,3 38.481,3 40.159,9 Jasa Keuangan dan
Asuransi 11.409,5 12.520,0 14.346,6 15.116,0 16.553,2
Real Estate 30.936,0 32.884,9 34.973,1 37.446,8 40.390,1
Jasa Perusahaan 5.382,1 5.888,0 6.440,3 7.046,3 7.741,7
Administrasi Pemerintahan, Petahanan dan Jaminan Sosial
140.639,8 152.270,7 164.909,1 183.448,8 200.985,3
Jasa Pendidikan 30.123,8 32.910,2 35.954,4 39.298,2 43.098,3 Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 21.086,9 22.942,6 24.966,1 27.125,7 29.550,7
Jasa lainnya 16.724,5 17.771,4 18.876,8 20.079,3 21.569,2
PDRB
1.099.113,7 1.170.649,0 1.245.386,5 1.333.144,6 1.429.853,0
Sumber : Sarmi dalam angka 2016
Tabel 2.13. Pertumbuhan PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sarmi Tahun 2011 - 2015 (presentase)
Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 4,47 5,33 5,50 4,66 6,24
Pertambangan dan
Penggalian 8,76 8,80 8,83 8,84 9,21
Industri Pengolahan 4,44 4,50 4,56 4,60 5,13
Pengadaan Listrik dan
Gas 2,07 11,34 6,23 1,83 1,31
Pengadaan Air Bersih 4,32 4,35 6,23 5,29 5,40
Konstruksi 8,60 8,61 8,70 8,72 8,89
Perdagangan Besar
dan Eceran 5,05 5,08 5,19 5,24 7,07
Transportasi dan
Pergudangan 5,59 5,67 5,73 5,99 3,09
Penyediaan
Makan Informasi dan
Komunikasi 4,46 4,53 4,76 4,79 4,36
Jasa Keuangan dan
Asuransi 8,38 9,73 14,59 5,36 9,51
Real Estate 6,27 6,30 6,35 7,07 7,86
Jasa Perusahaan 9,37 9,40 9,38 9,41 9,87
Administrasi Pemerintahan, Petahanan dan Jaminan Sosial
8,17 8,27 8,30 11,24 9,56
Jasa Pendidikan 9,22 9,25 9,25 9,30 9,67
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 8,76 8,80 8,82 8,65 8,94
Jasa lainnya 6,15 6,26 6,22 6,37 7,42
PDRB
6,54 7,25 7,40 6,75 7,18
Sumber : Sarmi dalam angka 2016
2.4.2 Data Pendapatan Per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin Kemiskinan merupakan permasalahan yang paling mendesak dan
selalu menjadi prioritas untuk ditanggulangi, mengingat dampak negatif
yang ditimbulkannya sangat besar terhadap pelaksanaan pembangunan,
misalnya dapat mengurangi produktifitas, memperbesar konflik
multidimensi, meningkatkan eksploitasi sumber daya yang berlebihan, dan
sebagainya. Oleh karena itu, seberapa besar pun jumlahnya, selama masih
ada penduduk yang dikategorikan miskin, pemerintah Sarmi telah
berkomitmen untuk mengentaskannya. Hal ini menjadi tantangan besar
bagi pemerintah Sarmi ketika dihadapkan dengan kondisi bahwa
kebanyakan jumlah penduduk miskin berada di daerah-daerah pegunungan
menjadikan terisolasinya penduduk dari jangkauan pasar, informasi dan
teknologi.
Jika dilihat capaian selama 5 Tahun terakhir dimana tingkat
kemiskinan menurun hingga 7,79%. Sarmi harus optimis target tersebut
dapat tercapai meskipun harus bekerja dua kali lebih keras dari sepuluh
Tahun terakhir. Pada Tahun 2014 jumlah penduduk miskin mengalami
penurunan menjadi 13,32%. Presentase penduduk miskin Kabupaten Sarmi
cukup baik karena sudah berada dibawah rata-rata Provinsi Papua, yaitu
sebesar 14,15%.
Namun apabila melihat peta kemiskinan, meskipun prosentase
kemiskinan Sarmi mengalami penurunan, tapi nampak ketimpangan
wilayah masih sangat tinggi khususnya didaerah atau Distrik. Konsentrasi
kemiskinan lebih banyak di daerah kampung-kampung, tingginya
kemiskinan tidak terlepas dari rendahnya ketersediaan infrastruktur dan
rendahnya akses pasar di wilayah-wilayah tersebut. Sedangkan kemiskinan
di wilayah perkotaan disebabkan oleh tingginya arus migrasi yang tidak
diikuti oleh ketersediaan lapangan kerja di daerah perkotaan di daerah
perkotaan yang disebabkan masih terkonsentrasinya pertumbuhan ekonomi
di wilayah perkotaan. Kesenjangan antar-wilayah terlihat dalam hal angka
kemiskinan. Ketimpangan tersebut terjadi baik antara daerah yang terisolir
dan daerah yang berdekatan dengan daerah perkotaan dan perdesaan.
Menurut hasil Susenas tahun 2010, persentase penduduk miskin di wilayah
dekat perkotaan lebih kecil (kurang dari 75%).
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat di
laut, menokok sagu, mereka terbiasa berburu untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Bahan makanan yang mereka peroleh tidak dapat
diperjuabelikan, karena tidak tersedianya pasar sebagai tempat jual beli
barang. Alhasil mereka hanya mengkonsumsi makanan yang diperoleh
dengan jenis makanan kurang bervariasi dan kemungkinan memiliki
kandungan gizi rendah.
2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis
2.4.3.1 Kondisi Geologi
Berdasarkan formasi geologi, maka di Kabupaten Sarmi terdapat 6
jenis tanah yaitu; Entisol (Ent), Inceptisol (Ept), Ultisol (Ult), Alfisol (Alf),
Oxisol (Ox) dan Mollisol (Olls).
a) Entisol.
Entisol merupakan tanah mineral yang masih muda terbentuk dari
aktivitas deposisi sungai yang bergabung dengan sedimentasi pantai
melahirkan potensi lahan-lahan pertanian yang sangat subur. Jenis
tanah ini ditemukan di Distrik Pantai Timur, Pantai Timur Barat dan
Tor Atas.
b) Inceptisol.
Inceptisol adalah tanah yang menunjukan perkembangan horizon
minimum. Luasan yang cukup besar untuk tanah ini banyak
ditemukan di daerah pegunungan dan hutan sebagai penyangga
cadangan air. Sebaran tanah ini cukup besar dan hampir terdapat
c) Ultisol.
Ultisol merupakan tanah dengan tingkat pencucian yang tinggi, dengan
tingkat kesuburan yang relatif rendah. Ultisol memiliki horizon bawah
permukaan dengan akumulasi liat, biasanya memiliki warna
kemerahan sebagai representasi dari kandungan besi yang tinggi. Jenis
tanah ini hamper ditemukan diseluruh wilayah Kabupaten Sarmi.
d) Alfisol.
Alfisol biasanya adalah tanah-tanah hutan dengan tingkat pencucian
sedang yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Alfisol adalah
tanah yang sangat produktif baik untuk kegiatan pertanian ataupun
yang lainnya. Jenis tanah ini banyak ditemukan di Distrik Sarmi,
Sarmi Timur, Pantai Barat, Pantai Timur, Apawer Hulu dan Tor Atas.
e) Oxisol.
Oxisol merupakan tanah dengan tingkat pelapukan yang lebih tinggi
daripada tanah Ultisol. Persentase luasan tanah ini di Kabupaten
Sarmi sangat kecil dan hanya terdapat di Distrik Pantai Timur, Pantai
Timur Barat dan Apawer Hulu.
f) Mollisol.
Mollisol merupakan tanah pada ekosistem padang rumput. Mollisol
salah satu diantara beberapa tanah pertanian yang paling penting dan
produktif di dunia, tanah ini banyak ditemukan dalam luasan yang
cukup besar di Distrik Pantai Timur dan Tor Atas.
Informasi tentang jenis tanah dan wilayah sebarannya di
Tabel 2.14
Jenis Tanah, Potensi dan Wilayah Sebaran di Kabupaten Sarmi
No Jenis Tanah Potensi Wilayah Sebaran
(Distrik)
1 Entisol Pengembangan Pertanian Pantai Timur, Pantai Timur Barat dan Tor Atas
2 Inceptisol Penyangga Cadangan Air Tersebar di Wilayah Kabupaten Sarmi
3 Ultisol
Tanah liat berwarna merah sebagai represetasi kandungan besi yang tinggi
Tersebar di Wilayah Kabupaten Sarmi
4 Alfisol Pengembangan Pertanian dan Perkebunan
Sarmi, Sarmi Timur, Pantai Barat, Pantai Timur, Apawer Hulu dan Tor Atas
5 Oxisol
Perladangan pertanian sub sistem, penggembalaan/ ternak sapi dan kambing.
Pantai Timur, Pantai Timur Barat dan Apawer Hulu
6 Mollisol Pengembangan Pertanian Pantai Timur dan Tor Atas
Sumber : RTRW Kabupaten Sarmi, 2012
Potensi Geologi di wilayah Kabupaten Sarmi menunjukan adanya
kekuatan yang menjanjikan untuk dieksplorasi dan dieksploitasi secara
terencana sehingga akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan
ekonomi secara signifikan. Realitas yang ada, potensi ini belum dikelola
secara maksimal.
Berdasarkan hasil pemetaan kondisi geologi di Kabupaten Sarmi
diketahui bahwa batuan induk terluas adalah batu formasi unk sebesar
5.580 km2 (31,46% dari luas wilayah Kabupaten Sarmi), kemudian batuan
lain yang memiliki proporsi luas adalah batuan alluvium seluas 5.180 km2
(29,20% dari luas wilayah Kabupaten Sarmi) dan terumbu koral terangkat
seluas 2.540 km2 (14,32% dari luas wilayah Kabupaten Sarmi). Informasi
Sarmi disajikan pada tabel 2.15. dan Peta kondisi geologi Kabupaten Sarmi
dapat dilihat pada gambar 2.2.
Tabel 2.15
Kondisi Geologi Kabupaten Sarmi
NO. KONDISI GEOLOGI LUAS (KM2) PERSENTASE
1 Alluvium 5.180,177 29,20%
2 Batuan Gunung Api Jamur 35,863 0,20%
3 Batuan Mafik 3,734 0,02%
4 Batugamping Dayang 763,124 4,30%
5 Batugamping Koral 182,538 1,03%
6 Endapan Lumpur 1.721,219 9,70%
7 Formasi Auriimi 706,746 3,98%
8 Formasi Biri 2,297 0,01%
9 Formasi Buru 452,871 2,55%
10 Formasi Kukunduri 163,251 0,92%
11 Formasi Makats 298,323 1,68%
12 Formasi Unk 5.580,653 31,46%
13 TerumbuKoral Terangkat 2.540,865 14,32%
14 Ultramafik 108,340 0,61%
Berdasarkan data dalam Atlas Sumber daya Nasional (1990)
menunjukan rata-rata curah hujan tahunan pada Kabupaten Sarmi adalah
2.773 mm dengan luas wilayah 18.231,19 km², maka curah hujan di
Kabupaten Sarmi diperkiraan mencapai 49.193 juta m³. maka Sarmi sangat
berpotensi memiliki kandungan air yang cukup tinggi.
Di Kabupaten Sarmi terdapat beberapa sungai besar yaitu Apawer,
Iramuar, Muwar, Verkam, Verkam1a, Moaif, Bulianang, Verkam1, Bier,
Unk, Biri, Wiru, Wiru1, Sermoif dan Tor. Daerah Aliran Sungai (DAS) utama
di Kabupaten Sarmi adalah DAS Sentani, DAS Sentani meliputi wilayah
bagian timur laut Kabupaten Sarmi yang terhimpun oleh sub-sub DAS
Verkam, Tor, Biri, Sermo dan Sub DAS Grime dan juga terdapat 3 danau
yakni Danau Bomberai seluas 133.500 km², Danau Piamfon seluas 2.384
km² dan Danau Teun seluas 4.568 km².
Terdapat beberapa sungai yang daerah tangkapan dan debit airnya
lebih besar antara lain sungai Appuvar dengan daerah tangkapannya
2.874.000 km² dengan debit air 217.400 m²/s, Sungai Moaif dengan daerah
tangkapannya 2.097.000 km² dengan debit air 164.060 m²/s, Sungai Biri
dengan luas daerah tangkapannya 2.173.000 km² dengan debit air 142.385
m²/s dan Sungai Wiru daerah tangkapannya adalah 1.953.000 km².
Tabel 2.16
Karakteristik Sungai di Kabupaten Sarmi
No. Nama
Sumber : Kemen PUPERA, Ditjen Sumber Daya Air
Selain sungai besar yang ada, Kabupaten Sarmi juga memiliki
beberapa danau-danau kecil yang tersebar di daratan Kabupaten Sarmi
dekat pantai maupun di pedalaman. Danau-danau ini telah dimanfaatkan
masyarakat untuk usaha perikanan darat dan juga sumber air minum.
2.4.3.2 Kondisi Topografi
Kondisi topografi atau kemiringan lereng pada wilayah Kabupaten
Sarmi relatif beragam mulai dari wilayah pesisir yang datar sampai dengan
pegunungan dengan kemiringan lereng yang curam. Berdasarkan hasil
besar (sekitar 52,16 persen) wilayah Kabupaten Sarmi memiliki kondisi
topografi yang cukup curam dengan tingkat kemiringan lereng lebih dari 40
persen. Kemudian untuk wilayah kabupaten dengan kemiringan lereng
lahannya berkisar antara 0 sampai 8 persen memiliki proporsi luasan
wilayah sebesar 37,39 persen. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa
wilayah Kabupaten Sarmi yang datar terutama pada kawasan pesisir cukup
rentan terhadap terjadinya banjir dan genangan air. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.17
Kondisi Topografi/Kemiringan Lereng Kabupaten Sarmi
No. Kemiringan Lereng (%) Luas (km2) Persentase (%)
1. 0– 8 6.632,131 37,39
2. 8 – 15 980,531 5,53
3. 15 – 40 874,783 4,93
4. > 40 9.252,555 52,16
Sumber: BPS Kabupaten Sarmi, 2011.
2.4.3.3 Kondisi Klimatologi
Rata-rata curah hujan Kabupaten Sarmi tahun 2015 sebesar
253,9 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan juli yakni 479 mm dan
curah hujan terendah terjadi pada bulan juni yakni 123,7 mm.
Pada tahun 2015, suhu udara di Kabupaten Sarmi berkisar antara
30,8 oC sampai 32,2 oC. Suhu tertinggi terjadi pada bulan
November-Desember yaitu sebesar 32,2 oC dan suhu terendah terjadi pada Maret yaitu
sebesar 30,8 oC. Rata-rata kelembaban udara di Kabupaten Sarmi tahun
bulan mei sebesar 77 persen. Rata-rata tekanan udara permukaan di atas
landasan (QFF) yaitu 10 821mb dan rata-rata tekanan permukaan di atas
laut (QFE) yaitu 10 809mb. Rata-rata penyinaran matahari yaitu 10,2 dan
kecepatan angin 0,4 knot. Adapun informasi lebih lanjut dapat dilihat pada
tabel 2.17 berikut ini:
Tabel. 2.18
Rata-Rata Suhu Udara, Kelembaban, Tekanan Udara, Kecepatan Angin, Curah Hujan, dan Penyinaran Matahari di Stasiun Sarmi
NO. URAIAN KETERANGAN
2. Rata-rata Kelembaban Udara 89 %
3. Tekanan Udara Rata-rata QFF Tekanan Udara Rata-rata QFE
10 821mb 10 809mb
4. Rata-rata Kecepatan Angin 0,4 knot
5. Rata-rata Curah Hujan 253,9 mm
6. Rata-rata Penyinaran Matahari 10,2
Sumber : BPS Kabupaten Sarmi, 2012.
Iklim Kabupaten Sarmi termasuk dalam iklim hutan hujan tropis
(tropical rain forest), yang dipengaruhi oleh musim kemarau, hujan dan
angin Muson. Penentuan musim hujan dan kemarau di Kabupaten Sarmi
agak sulit dilakukan dengan tegas oleh karena di musim kemarau untuk
beberapa waktu curah hujan pun tetap tinggi.
Namun demikian secara umum musim kemarau di Kabupaten
Desember – Maret, dengan masa peralihan pada bulan April – Mei dan bulan
Oktober – November. Angin Muson Tenggara sangat mempengaruhi wilayah
pantai di Kabupaten Sarmi yang dimulai dari bulan Mei hingga November.
Sedangkan bulan Desember hingga November Kabupaten Sarmi dipengaruhi
oleh angin Muson Barat Laut.
2.4.3.4 Kondisi Oceanografi
Kawasan pesisir Kabupaten Sarmi termasuk dalam bagian dari
kawasan pesisir utara wilayah Papua yang kondisinya cukup dipengaruhi
oleh Angin Muson Tenggara yang terjadi pada bulan Juni-Agustus dan
Angin Muson Barat Daya yang terjadi pada bulan Desember-Februari.
Ditinjau dari kondisi kontur dasar laut dari garis pantai maka kondisi
topografi pesisir Kabupaten Sarmi cenderung curam. Isodepth (garis khayal
yang menghubungkan kedalaman perairan yang sama) yang terdapat di
kawasan pesisir ini kurang dari 101m yang ditemukan berjarak kurang
lebih 200 meter dari garis pantai baik pada daratan utama maupun pada
beberapa pulau seperti Pulau Liki, Wakde, Yamna dan Podena. Isodepth
1.000 meter ditemukan berjarak kurang dari 10 mil laut dan kedalaman
1000 meter baru ditemui kurang dari 12 mil laut.
Ditinjau dari kondisi pasang surut permukaan air laut diketahui
bahwa kecepatan arus rata rata maksimal terjadi pada saat pasang yaitu
sekitar 2,2 knot arah 250º dan pada saat surut 0,9 knot arah 90º. Arus
permukaan di perairan utara Papua, pada musim angin muson barat laut
Papua, sebagian arus bergerak masuk keperairan Teluk Cenderawasih. Arus
tersebut bergerak dengan kecepatan rata rata 38 cm/detik. Angin muson
tenggara diperkirakan arus bergerak dari arah timur ke barat. Kecepatan
arus yang bergerak lebih besar dibandingkan dengan angin muson barat
laut, yaitu sebesar 75 cm/detik. Selain menimbulkan arus yang kuat, maka
angin muson barat laut dapat pula menimbulkan gelombang yang sangat
besar.
Ditinjau dari kualitas air laut diketahui bahwa kondisi suhu
permukaan perairan pantai utara Papua pada musim timur berkisar antara
28,42-29,960C dengan suhu rata rata 29,020C. Suhu maksimum
permukaan mencapai 29,960C sedangkan suhu minimum pada kedalaman
1.000meter mencapai 4,310C. Salinitas perairan yang terukur dari
permukaan hingga kedalaman 1.000 meter berkisar antara 33,030-35,958
persen dengan rata -rata 34,633 persen. Lapisan salinitas maksimum
berada pada kedalaman antara 100-200 meter. Densitas air laut tercatat
berkisar antara 20.62-27,43 dengan rata-rata 26,17.
2.4.4 Data Risiko Bencana Alam
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah di Kabupaten Sarmi,
dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi rawan bencana alam,
seperti banjir, tsunami, abrasi, longsor, kebakaran hutan, gempa dan
lain-lain. Kabupaten Sarmi merupakan wilayah rawan bencana alam
diantaranya, rawan kerentanan gerakan tanah, rawan gempa, rawan
Kawasan yang rawan bencana di wilayah Kabupaten Sarmi
berdasarkan pada hasil identifikasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Kawasan sepanjang pesisir dan wilayah pulau-pulau kecil di bagian
utara Kabupaten Sarmi rawan terhadap bencana gempa bumi dan
tsunami; Wilayah yang termasuk dalam kategori daerah dengan potensi
gempa adalah Distrik Bonggo, Distrik Bonggo Timur, Distrik Pantai
Timur, Distrik Pantai Timur Barat, Distrik Sarmi Timur, Distrik Tor
Atas, Distrik Sarmi Selatan, Distrik Sarmi Kota, Distrik Pantai Barat,
dan sebagian Distrik Apawer Hulu.
b. Kawasan sepanjang daerah aliran sungai memiliki potensi bencana
berupa banjir akibat luapan atau peningkatan volume air sungai;
wilayah yang termasuk dalam kategori daerah dengan potensi banjir
meliputi Distrik BonggonTimur, Bonggo, Pantai Timur Barat, Sarmi
Timur, Sarmi Sealatan, Sarmi, dan Pantai Barat.
c. Kawasan yang memiliki kondisi kelerengan lahan ≥ 40%, rawan
terhadap terjadinya bencana longsor terutama pada kawasan yang
tidak memiliki tutupan vegetasi yang memadai; wilayah yang termasuk
dalam kategori daerah dengan potensi bencana longsor meliputi,
Distrik Tor Atas, Pantai Barat, Apawer Hulu, Sarmi Selatan, dan
Bonggo Timur.
Untuk lebih jelas mengenai kerawanan terhadap bencana di
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
2.4.5 Isu-Isu Strategis terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
2.4.5.1 Perkembangan Permukiman
Pemukiman penduduk yang terdapat di Kabupaten Sarmi terdiri
dari pemukiman kampung dan permukiman kota. Pemukiman kota
terkonsentrasi pada perkotaan Sarmi yang berada di Distrik Sarmi Kota,
sementara itu pemukiman kampung tersebar pada wilayah distrik di luar
Sarmi Kota. Secara umum kawasan pemukiman di wilayah Kabupaten
Sarmi berkembang secara linier mengikuti jaringan jalan ataupun mengikuti
garis pantai namun untuk pemukiman penduduk yang berada di perkotaan
Sarmi yang membentuk pola grid (persegi) seperti kompleks perumahan
dinas bagi PNS dan militer.
Pemukiman yang berada di luar perkotaan Sarmi memiliki kondisi
yang relatif terpisah atau menyebar dengan jarak antar kampung yang
relatif jauh (rata-rata lebih dari 5 km), sementara pemukiman pada
perkotaan Sarmi memiliki pola yang memusat dan berdekatan.
2.4.5.2 Air Minum
Salah satu kebutuhan primer dalam kehidupan manusia adalah
air bersih. Air bersih merupakan sumber air baku bagi pemenuhan derajat
kesehatan manusia. Pemakaian air bersih menjadi kebutuhan pokok yang
harus dikonsumsi penduduk secara rutin guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Baik buruknya pelayanan air bersih akan sangat
bergantung pada ketersediaan bahan baku air untuk pengolahan lebih
lanjut. Hingga saat ini sumber bahan baku air yang tersedia untuk diolah
dan dijadikan air bersih, umumnya diambil dari sumber bahan baku air
permukaan dalam hal ini air sungai. Belum adanya UPTD atau PDAM
sebagai lembaga pengelolaan air bersih, sehingga penduduk belum
menggunakan air bersih distribusi PDAM tetapi pemerintah Daerah telah
membangun jaringan air bersih di kabupaten Sarmi dengan kondisi yang
sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan air bersih di ibukota. Pada
konteks kebiasaan, masyarakat yang berada di tepian sungai telah
menjadikan air sungai tersebut sebagai sarana keperluan air minum,
berupa mandi, cuci, dan kakus (MCK) secara langsung yang belum tentu
terjamin kesehatannya. Berdasarkan hasil penelitian, penyediaan air bersih
di Kabupaten Sarmi, dibedakan atas sistem perpipaan dan non-perpipaan.
Sebagian besar penduduk Kabupaten Sarmi masih mengandalkan air
sungai/ air permukaan (non-perpipaan) sebagai sumber penyediaan air
bersih rumah tangga sehari-hari. Adapun untuk penyediaan air bersih
dengan sistem perpipaan dikelola langsung oleh pemerintah daerah.
Pelayanan air bersih Kabupaten Sarmi, saat ini persebarannya
Distrik dan beberapa desa yang dekat dengan ibukota Distrik. Masyarakat
yang belum terlayani oleh jaringan perpipaan air bersih menggunakan air
sungai dan air danau serta sumur gali sebagai sumber air bersihnya dengan
rata-rata kedalaman berkisar 10-15 meter. Lebih lanjut, sebagian warga
juga telah memanfaatkan teknologi pompa air bertenaga listrik. Mekanisme
ini menggunakan air sungai (air permukaan) sebagai air baku. Sebagaian
besar sumber airnya berasal dari air permukaan dan sebagian mata air.
Kegiatan produksi dan distribusinya banyak digunakan sistem perpompaan.
Berdasarkan hasil penelitian di Kabupaten Sarmi, maka dapat dijabarkan
secara global dan sistematis; sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum,
yang meliputi variabel: pengelola, tingkat pelayanan, sumber air baku,
kapasitas sub sistem, jumlah sambungan, jam operasi sub. sistem,
kehilangan air, jam operasi pelayanan, restribusi dan tekanan pada jaringan
distribusi.
2.4.5.3 Sampah
Pengelolaan sampah oleh penduduk dilakukan menggunakan
sistem tradisional seperti membakar dan mengubur dalam tanah. Saat ini
belum terdapat pelayanan sampah yang dilayani oleh Instansi Teknis.
Pengelolaan sampah mempunyai kaitan dengan aspek kebersihan
lingkungan. Pengelolaan sampah harus dilakukan oleh intansi teknis yang
bertanggung jawab dalam mengangkut sampah, membuang ke TPA dan
mengelola TPA, namun Kabupaten Sarmi belum sistim pengolahan sampah
yang memadai baik TPS maupun TPA.
2.4.5.4 Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang
sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan
komponen penting dalam perencanaankota (perencanaan infrastruktur
khususnya). Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang,
atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal. Adanya suatu sistem drainase di
perkotaan maka akan diperoleh banyak manfaat pada kawasan perkotaan
yang bersangkutan, yaitu akan semakin meningkatnya kesehatan,
kenyamanan dan keasrian daerah pemukiman khususnya dan daerah
perkotaan pada umumnya, dan dengan tidak adanya genangan air, banjir
dan pembuangan limbah yang tidak teratur, maka kualitas hidup penduduk
di wilayah bersangkutan akan menjadi lebih baik sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman seluruh masyarakat.8
Jaringan drainase di Kabupaten Sarmi sebagian besar terdapat di
pusat kegiatan dan di sepanjang jaringan jalan utama. Sedangkan di luar
pusat kota sebagian besar menggunakan sistem jaringan drainase alami
dimana kondisi fisiknya masih berupa tanah serta dalam keadaan dangkal
(tertutup tanah). Secara umum, kondisi drainase di kabupaten masih belum
memadai karena beberapa hal misalnya sistem jaringan yang ada belum
terpadu dan terpola dengan baik, sebagian besar salurannya terputus dan
terdapat fisik saluran masih tanah. Sistem pengaliran pada umumnya
menyebabkan aliran lambat sehingga tingkat sedimentasi tinggi.
Terdapatnya daerah cekungan dibeberapa tempat dengan tidak dilengkapi
saluran drainase yang memadai menyebabkan timbulnya
genangan-genangan pada saat hujan. Sistem jaringan drainase di Kabupaten Sarmi
bermuara di Danau Tigi atau di Sungai. Prasarana drainase dominan hanya
terdapat di daerah Waghete yang memiliki kepadatan penduduk lebih besar
dibanding kota Distrik lainnya. Untuk kawasan pedesaan, drainase banyak
dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan masyarakat. Rata-rata masyarakat
membangun drainase lebih bersifat swadaya. Pembangunan tersebut lebih
pada kebutuhan untuk mengalirkan air pemakaian rumah tangga keperluan
sehari hari.
Kondisi drainase yang ada di daerah perkotaan rata-rata belum
masuk pada kategori layak, yang mana dipengaruhi oleh sampah yang
dibuang dan terbuang ke saluran maupun limpasan pasir yang
menimbulkan sedimentasi di saluran drainase tersebut. Kondisi ini akan
sangat berpengaruh negatif pada masa yang akan datang untuk
mengantisipasi timbulnya genangan di badan jalan. Lebih lanjut, juga
terdapat drainase yang sudah tidak layak pakai karena kerusakan pada
penampang horizontal maupun vertikalnya. Salah satu kriteria yang
digunakan dalam pengelolaan drianase adalah keberadaan genangan air di
desa/kelurahan yang bersangkutan. Terdapatnya genangan air menunjukan
indikasi terhambatnya aliran air menuju saluran drinase, baik karena
tumpukan sampah, Daya tampungan drainase yang sudah tidak mencukupi
Gambar 2.10 Kondisi Drainase
2.4.5.5 Sanitasi
Pengelolaan air limbah sangat terkait dengan upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Pada konteks wilayah, untuk daerah
perkotaan dan perkampungan, Kabupaten Sarmi belum memiliki prasarana
pengolahan limbah (yang milik pemerintah). Permasalahan kesehatan,
derajat kesehatan masyarakat belum terdata secara khusus, terkait dengan
pengaruh limbah yang kemungkinan terkonsumsi masyarakat; seperti
limbah yang masuk ke sumber air bersih. Secara umum, limbah yang
dihasilkan belum masuk pada kategori skala besar, karena hanya berupa
Pernyataan tidak berskala besar ini pada dasarnya bersifat kualitatif,
karena belum ada keluhan yang signifikan dari masyarakat terkait
pengaruh limbah yang mengalir ke saluran drainase pada derajat kesehatan
keluarga.
Sanitasi air limbah domestik mencakup saluran pembuangan dan
sistem pengolahan air buangan rumah tangga baik yang berasal dari WC.
Sistem pengolahan air limbah domestik yang digunakan di Kabupaten
Sarmi yaitu sistem pengolahan secara individu di masing – masing rumah
atau sering disebut on-site sistem. Atau disamping itu, masih banyak
masyarakat yang mempergunakan cubluk atau tangki septic yang secara
konstruksi tidak memenuhi persyaratan desain yang ditentukan.
Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kabupaten Sarmi
ditangani melalui sistem setempat (on site) ataupun melalui sistem terpusat
(off site). Air limbah domestik diolah melalui sistem on site dengan
menggunakan tangki septik. Sistem air limbah yang dikelola oleh
masyarakat (rumah tangga) terbatas pada pelayanan pembuangan kotoran
rumah tangga (black water) yang berasal dari jamban dengan cara
ditampung dalam tangki septik dan cubluk. Sedangkan buangan air limbah
rumah tangga (grey water) dialirkan kesaluran drainase jalan, kebun atau
lahan kosong yang ada disekitar pemukiman. Pada permukiman yang
berada di tepian sungai, air limbah yang dihasilkan langsung dibuang ke
badan air / sungai. Warga yang tidak memiliki jamban masih melakukan
praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di kebun, sungai dan tanah
lapang. Jamban yang dimiliki warga juga ada yang telah menggunakan
Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sarmi belum memiliki Instalasi
Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) untuk mengolah lumpur tinja dari tangki
septik. Sehingga saat ini warga harus membuat tangki septik baru saat
tangki septik telah penuh. Sehingga untuk masa yang akan datang
perencanaan dan pembangunan IPLT harus menjadi prioritas.