• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 2.1 Peta Orientasi wilayah Kabupaten Sarmi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Gambar 2.1 Peta Orientasi wilayah Kabupaten Sarmi"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 2

PROFIL KABUPATEN SARMI

2.1 WILAYAH ADMINISTRATIF 2.1.1 Gambaran Geografis

Kabupaten Sarmi yang terletak di timur Indonesia Provinsi Papua

merupakan Kabupaten terbaru yang dimekarkan pada tahun 2002 dari

Kabupaten Jayapura. Dengan luas wilayah 17.740 km2 atau 5,60% dari

luas wilayah provinsi papua, dengan jumlah penduduk 36.797 jiwa.

Kabupaten Sarmi terletak di bagian utara provinsi papua atau bagian utara

pulau Papua pada 135’ dan 335’ lintang selatan dan 13805’ dan 14030’

Bujur timur. Secara Geografis, Kabupaten Sarmi terdiri dari 19 (Sembilan

belas) distrik, 108 (seratus delapan) kampung dan 2 (dua) keluarahan.

(2)

dari luas wilayah kabupaten Sarmi. Batas wilayah adminstratif Kabupaten

Sarmi adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Samudera Pasifik;

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Mamberamo Tengah;

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Jayapura; dan

(3)
(4)

2.1.2 Administratif Wilayah

Gambaran administrasi pemerintahan di Kabupaten Sarmi

disajikan pada Tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Administratif Kabupaten Sarmi

Sumber : Sarmi dalam Angka 2016

No Distrik/Kecamatan Ibukota

Distrik Luas Wilayah Prosentase

1 Pantai Barat Arbais 1.751 9,87%

2 Sarmi Sarmi 471 2,66

3 Sarmi Timur Holmafen 519 2,93

4 Sarmi Selatan Wapoania 504 2,84

5 Tor Atas Samanente 4.499 25,36

6 Pantai Timur Betaf 3.193 17,69

7 Pantai Timur Bagian Barat Nengke 4.020 22,66

8 Bonggo Armopa 770 4,34

9 Bonggo Timur Mawesmukti 836 4,86

10 Apawer Hulu Aurimi 1.204 6,79

11 Apawer Hilir 12 Sobey 13 Muara Tor 14 Verkam 15 Ismari 16 Sungai Biri 17 Fee’en

(5)

Pemerintah Kabupaten Sarmi terdiri dari 19 distrik dengan 108

kampung dan 2 kelurahan yang tersebar diseluruh distrik.

Tabel 2.2.

Nama Kampung dan Status Pemerintahan Wilayah Kabupaten Sarmi Menurut Distrik

No Distrik/Kecamatan Ibukota Distrik Kelurahan Kampung

1 Pantai Barat Arbais - 1. Waim

- 2. Arbais

2 Sarmi Sarmi 1. Sarmi 1. Sarmo

2. Mararena 2. Sawar - 3. Liki

- 4. Armo

- 5. Tafarewar - 6. Neidam

3 Sarmi Timur Holmafen - 1. Sewan

- 2. Binyer

- 3. Waskey

- 4. Sewan II

4 Sarmi Selatan Wapoania - 1. Munukania

- 2. Kasukwe - 3. Wopoania

5 Tor Atas Samanente - 1. Samanente

- 2. Konderjan - 3. Denander - 4. Safrontane

6 Pantai Timur Betaf - 1. Yamben/Beneraf

- 2. Betaf

- 3. Sunum/Yamna - 4. Betaf II

- 5. Beneraf II/ Simapde - 6. Sunum II

- 7. Betaf III

7

Pantai Timur Bagian

Barat Burtin - 1. Dabe

(6)

- 3. Vinyabor/ Takar - 4. Dabe II

- 5. Fito/ Takar II - 6. Nengke II - 7. Burtin/ Assyaf - 8. Takar III/ Kwentor - 9. Artibe

8 Bonggo Kiren - 1. Taronta

- 2. Armopa

9 Bonggo Timur Mawesmukti - 1. Tarawasi Marenggi - 2. Mawesday - 3. Kaptiau - 4. Mawesmukti - 5. Tamarsari - 6. Gwinjaya

10 Apawer Hulu Aurimi - 1. Sasawapece

- 2. Wamariri - 3. Aurimi - 4. Tamaja - 5. Syurimania - 6. Kwapitania

11 Apawer Hilir - 1. Karfasia

- 2. Masep

13 Muara Tor - 1. Tanjung Batu

- 2. Ebram

- 3. Holmafen

- 4. Weyen

- 5. Omte

14 Verkam Amsira - 1. Siaratesa

- 2. Amsira - 3. Angkasa II - 4. Kamenawari - 5. Nisro - 6. Siantoa

(7)

- 2. Tognfo

- 3. Waaf

- 4. Segar Tor

16 Sungai Biri Ansudu - 1. Ansudu

- 2. Ansudu II - 5. Taprewar/ Wakde II - 6. Timron/ Keder I - 7. Keder II

18 Bonggo Barat - 1. Krim/ Pondena

- 2. Rimsersari

19 Apawer Tengah Airoran - 1. Kapeso

- 2. Pina

(8)

Gambar 2.2

(9)

2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN SARMI

Dilihat dari Luas Wilayah Kabupaten Sarmi yang terdiri dari 19

(Sembilan belas) distrik, 108 (seratus delapan) kampung dan 2 (dua)

keluarahan. Distrik Tor Atas merupakan Dsitrik terluas yaitu 4.499 km2

atau 25,36% sedangkan Distrik Sarmi merupakan Distrik terkecil yakni 471

km2 atau 2,66% dari luas wilayah kabupaten Sarmi.

Wilayah Kabupaten Sarmi sebagian besar berada di pesisir pantai

dengan memiliki luas wilayah 17.767 km2, dengan ketinggiannya berkisar

antara 1 s/d 90 meter dari permukaan air laut. Dengan kemiringan wilayah

Kabupaten Sarmi antara 0% – 35%. Wilayah yang memiliki ketinggian diatas

permukaan laut adalah Distrik Apawer Hulu dengan ketinggian 90 meter

diatas permukaan laut, sedangkan Distrik Pantai Timur merupakan Distrik

paling rendah dengan ketinggian 1 meter diatas permukaan laut. Lebih

jelasnya untuk pembagian wilayah Kabupaten Sarmi dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.3

Luas Daerah Menurut Distrik Dan Tinggi Rata-Rata Dari Permukaan Laut Kabupaten Sarmi

No Distrik/Kecamatan Ibukota

1 Pantai Barat Arbais 1.751 9,86 2,00

2 Sarmi Sarmi 471 2,65 7,80

3 Sarmi Timur Holmafen 519 2,92 12,50

4 Sarmi Selatan Wapoania 504 2,84 35,00

5 Tor Atas Samanente 4.499 25,32 60,00

6 Pantai Timur Betaf 3.193 17,97 1,00

7

Pantai Timur Bagian

Barat Burtin 4.020 22,63 1,50

8 Bonggo Kiren 770 4,33 20,00

9 Bonggo Timur Mawesmukti 836 4,71 25,00

(10)

11 Apawer Hilir 12 Sobey 13 Muara Tor

14 Verkam Amsira

15 Ismari

16 Sungai Biri Ansudu 17 Fee’en

18 Bonggo Barat

19 Apawer Tengah Airoran

TOTAL 17.767 100

Sumber : Sarmi dalam angka 2016

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI

2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan

Jumlah penduduk Sarmi tahun 2015 tercatat 36.797 jiwa, yang

terbagi berdasarkan jenis kelamin, Jumlah penduduk dengan jenis kelamin

laki-laki berjumlah 19.571 jiwa dan jumlah penduduk dengan jenis kelamin

perempuan berjumlah 17.726 jiwa dibandingkan dengan proyeksi jumlah

penduduk tahun 2014, penduduk sarmi mengalami pertumbuhan sebesar

2,99% akibat dari adanya adanya kelahiran dan perpindahan penduduk

dari daerah lain (migrasi), sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin

tahun 2015 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar

113,61. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

(11)

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Per Distrik Kabupaten Sarmi

No Distrik/Kecamat an

Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk Pertahun (%)

2010 2014 2015 2010 - 2015 2014 - 2015 1 Pantai Barat 2.272 2.455 2.527 11,20% 2,91%

2 Sarmi 11.749 12.595 12.942 10,16% 27,60%

3 Sarmi Timur 1.572 1.690 1.738 10,58% 2,86%

4 Sarmi Selatan 1.816 1.944 1.998 10,02% 2,78%

5 Tor Atas 1.730 1.866 1.920 11,00% 2,91%

6 Pantai Timur 2.153 2.311 2.377 10,42% 2,87%

7 Pantai Timur

Bagian Barat 3.741 4.039 4.155 11,06% 2,87%

8 Bonggo 3.920 4.199 4.315 10,08% 2,76%

9 Bonggo Timur 2.875 3.092 3.181 10,64% 2,88%

10 Apawer Hulu 1.477 1.596 1.644 11,29% 2,99%

11 Apawer Hilir

Sumber : Sarmi dalam angka 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Distrik Tigi Sarmi

memiliki jumlah penduduk terbesar, yakni sebesar 12,942 jiwa pada tahun

2015 dengan proporsi jumlah penduduk laki-laki lebih besar yakni 7.030

(12)

Jumlah penduduk terkecil dimiliki oleh Distrik Apawer Hulu yakni sebesar

1.644 jiwa pada tahun 2015 dengan proporsi jumlah penduduk laki-laki

lebih besar yakni sebesar 826 jiwa dari pada jumlah penduduk perempuan

yakni sebesar 817 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Sarmi

No Distrik/Kecamatan Jenis Kelamin Rasio Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah 2010 - 2015

1 Pantai Barat 1.304 1.223 2.527 106,72

2 Sarmi 7.030 5.912 12.942 118,89

3 Sarmi Timur 915 823 1.738 111,05

4 Sarmi Selatan 1.079 919 1.998 117,4

5 Tor Atas 994 926 1.920 107,27

6 Pantai Timur 1.245 1.132 2.377 109,99

7 Pantai Timur Bagian Barat 2.178 1.977 4.155 110,17

8 Bonggo 2.338 1.977 4.315 118,28

9 Bonggo Timur 1.662 1.519 3.181 109,41

10 Apawer Hulu 826 818 1.644 101,13

11 Apawer Hilir

Sumber : Sarmi dalam angka 2016

Masalah demografi yang patut untuk diperhatikan adalah masalah

(13)

Distrik yang menandakan adanya perbedaan sebaran penduduk. Perbedaan

sumber daya yang dimiliki suatu wilayah dengan wilayah lainnya

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyebaran penduduk

yang tidak merata tersebut. Daerah yang memiliki aktivitas perekonomian

tinggi akan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, seperti halnya Distrik

Sarmi kepadatan penduduk terbesar yaitu sebesar 27,48 Per km²,

sedangkan Distrik yang lainnya memiliki kepadatan antara 0 – 6 Per km².

Jika ditinjau dari sembilan belas Distrik tersebut Distrik Sarmi memiliki

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Kondisi tersebut

mengindikasikan, bahwa peningkatan aktivitas perekonomian disuatu

wilayah menyebabkan terjadinya pertumbuhan penduduk karena mobilitas

penduduk, selain pertumbuhan secara alami. Kesempatan mendapatkan

lapangan pekerjaan dan pembukaan usaha mandiri seperti kesempatan

berdagang merupakan daya tarik terjadinya mobilitas penduduk dari

wilayah lain ke wilayah yang merupakan daerah pengembangan ekonomi.

Sesuai perkembangan yang ada, jalur transportasi darat semakin meningkat

sehingga Kawasan Permukiman tidak saja berada pada daerah pinggir

pantai ataupun sungai namun juga mengikuti jaringan jalan yang ada.

Tabel 2.6

1 Pantai Barat 2.527 6,87 1,44

2 Sarmi 12.942 35,17 27,48

3 Sarmi Timur 1.738 4,72 3.35

(14)

5 Tor Atas 1.920 5,22 0,43

6 Pantai Timur 2.377 6,46 0,76

7 Pantai Timur Bagian Barat 4.155 11,29 1,03

8 Bonggo 4.315 11,73 5,6

9 Bonggo Timur 3.181 8,64 3,69

10 Apawer Hulu 1.644 4,47 1,37

11 Apawer Hilir

Sumber : Sarmi dalam angka 2016

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sarmi juga dipengaruhi

oleh laju arus migrasi. Data sensus penduduk tahun 2010 menunjukan

peningkatan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya, faktor penyebab

pertumbuhan antara lain; kelahiran, kematian dan migrasi (migrasi masuk

dan migrasi keluar).

Data migrasi masuk di Kabupaten Sarmi dapat dilihat pada table

2.7. jumlah penduduk Papua dan Non Papua berikut :

Tabel 2.7

Jumlah Penduduk Papua dan Non Papua, Tahun 2010

(15)

3.

Sumber : Sensus BPS Kabupaten Sarmi, 2010

Sementara Banyaknya penduduk, Rumah tangga dan rata-rata

anggota rumah tangga menurut distrik di Kabupaten Sarmi secara

keseluruhan dapat dilihat pada tabel 2.8. berikut :

Tabel 2.8

Rumah Tangga dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga Menurut di Kabupaten Sarmi

No Distrik/Kecamatan Jumlah Rumah Tangga

Rata-Rata Anggota Rumah Tangga

2014 2015 2014 2015

1 Pantai Barat 535 550 4,59 4,59

2 Sarmi 2.648 2.722 4,76 4,75

3 Sarmi Timur 397 408 4,26 4,26

4 Sarmi Selatan 402 413 4,84 4,83

5 Tor Atas 358 368 5,21 5,22

6 Pantai Timur 531 546 4,35 4,35

(16)

Barat 904

8 Bonggo 935 961 4,49 4,49

9 Bonggo Timur 695 715 4,45 4,45

10 Apawer Hulu 375 386 4,26 4,26

11 Apawer Hilir 12 Sobey 13 Muara Tor 14 Verkam 15 Ismari 16 Sungai Biri 17 Fee’en 18 Bonggo Barat 19 Apawer Tengah

TOTAL 7.755 7.973 4,58 4,58

Sumber : Sarmi dalam angka 2016

Tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah rumah tangga terbanyak

di daerah Sarmi yakni sebanyak 2.722 KK diikuti daerah Bonggo mencapai

961 KK dan yang paling sedikit di Distrik Tor Atas sebanyak 368 KK.

Namun berdasarkan rata-rata anggota rumah tangga terbanyak sebesar

5.22 terdapat di Distrik Tor Atas diikuti Distrik Sarmi Selatan sebesar 4.83

serta Distrik Sarmi sebanyak 4.75.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pemerataan penduduk di

Kabupaten Sarmi masih mengalami masalah. Hal tersebut disebabkan oleh

ketidakmerataan infrastruktur daerah yang masih didominasi di wilayah

Distrik Sarmi serta faktor pengembangan daerah Sarmi yang terus

(17)

2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin dan KK Keseluruhan

Penduduk miskin adalah penduduk yang meliki rata-rata

penegluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Garis

kemiskinan untuk kabupaten sarmi tahun 2014 sebesar 348.720 rupian per

kapita per bulan. Terjadi peningkatan garis kemiskinan pada tahun 2014

dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 333.493 rupiah per kapita

per bulan.

Tabel 2.9

Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kabupaten Sarmi

Tahun Garis Kemiskinan (Rp)

Penduduk Miskin

Jumlah Presentase

2010 258.002 7.100 21,11

2011 280.100 6.800 19,42

2012 305.217 6.600 18,82

2013 333.493 6.300 17,72

2014 348.720 4.800 13,32

2015

Total 1.525.532 31.600 90,39

Sumber : Sarmi dalam angka 2016

2.3.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun Kedepan

Jumlah penduduk pada suatu wilayah pasti berubah seiring

berjalannya waktu. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti kelahiran, kematian dan migrasi. Untuk meramalkan jumlah

penduduk di masa yang akan datang maka dibuatlah rumus proyeksi

(18)

Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa

yang akan datang berdasarkan asumsi perkembangan kelahiran, kematian

dan migrasi. Di Indonesia data penduduk yang dipakai dan dipercaya untuk

keperluan proyeksi berasal dari sensus penduduk yang diselenggarakan

pada tahun yang berahir "0" dan survey antar sensus yang berakhir "5".

Proyeksi ini digunakan untuk kepentingan pembangunan seperti

perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. Perencanaan

pembangunan tersebut dapat berupa fasilitas pendidikan, kesehatan,

perumahan, lapangan kerja dan lainnya.

Dalam demografi, dikenal beberapa rumus untuk menghitung

proyeksi penduduk, salah satunya adalah rumus proyeksi penduduk

geometris. Rumus proyeksi geometris adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Pn = Penduduk pada tahun n

Po = Penduduk pada tahun lalu

1 = Angka Konstanta

r = Angka pertumbuhan penduduk (dalam persen)

(19)

Tabel 2.10

Proyeksi Jumlah Penduduk Per Distrik di Kabupaten Sarmi

No Distrik/Kecamatan Luas

2017 2018 2019 2020 2021

1 Pantai Barat 1.751 2.527 2,91% 2.676 2.754 2.834 2.917 3.002

2 Sarmi 471 12.942 27,60% 21.072 26.888 34.309 43.778 55.861

3 Sarmi Timur 519 1.738 2,86% 1.839 1.891 1.946 2.001 2.058

4 Sarmi Selatan 504 1.998 2,78% 2.111 2.169 2.230 2.292 2.355

5 Tor Atas 4.499 1.920 2,91% 2.033 2.093 2.153 2.216 2.281

6 Pantai Timur 3.193 2.377 2,87% 2.515 2.588 2.662 2.738 2.817

7

Pantai Timur

Bagian Barat 4.020 4.155 2,87% 4.397 4.523 4.653 4.786 4.924

8 Bonggo 770 4.315 2,76% 4.556 4.682 4.811 4.944 5.081

9 Bonggo Timur 836 3.181 2,88% 3.367 3.464 3.564 3.666 3.772

10 Apawer Hulu 1.204 1.644 2,99% 1.744 1.796 1.850 1.905 1.962 11 Apawer Hilir

TOTAL 17.767 36.797 46.310 52.848 61.011 71.244 84.112

2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN 2.4.1 Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

(20)

daerah sangat dipengaruhi oleh proses pembangunan daerah yang sedang berjalan.

Pergerakan pertumbuhan ekonomi di kabupaten Sarmi menunjukkan peningkatan yang sangat baik. PDRB Kabupaten Sarmi tahun 2015 atas dasar harga berlaku mencapai nilai 1.824.60 miliar atau 13,95% mengalami peningkatan sebesar 7,18% dari PDRB pada tahun 2014 yang sebesar 1.602.59 miliar. Sektor pertanian sebagai kontributor tertinggi terhadap PDRB kabupaten sarmi tahun 2015 dengan memberikan kontribusi sebesar 36,17% dan tertinggi kedua adalah sektor konstruksi dengan konstribusi 17,62%.

Peningkatan besaran PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan di kabupaten Sarmi menggambarkan bahwa pergerakan perekonomian dan proses pembangunan di Kabupaten Sarmi yang baru terbentuk tahun 2006 ini terus mengalami peningkatan yang sangat baik setiap tahunnya seperti terlihat pada tabel dan grafik berikut.

Tabel 2.11

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sarmi Tahun 2011 - 2015 (juta rupiah)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan 434.745,8 478.431,6 526.721,2 582.785,4 659.978,6 Pertambangan dan

Penggalian 14.828,2 16.391,3 18.163,3 20.142,5 23.368,9

Industri Pengolahan 27.879,9 30.150,8 32.527,7 35.075,1 38.095,4 Pengadaan Listrik dan

Gas 189,8 217,7 209,8 247,2 259,0

Pengadaan Air Bersih 850,8 907,6 985,5 1.060,0 1.141,8

Konstruksi 180.807,0 203.286,8 228.751,0 275.515,5 321.486,7 Perdagangan Besar

dan Eceran 102.844,8 113.111,2 123.196,8 134.084,9 151.101,5 Transportasi dan

Pergudangan 74.789,2 83.513,1 93.808,7 103.226,7 110.704,5

(21)

Akomodasi dan Makan 6.471,7 7.270,2 8.139,9 9.118,3 10.321,4 Informasi dan

Komunikasi 35.623,9 38.794,2 42.107,9 45.722,2 49.847,8

Jasa Keuangan dan

Asuransi 12.287,1 14.519,7 17.537,9 19.670,2 22.823,5

Real Estate 32.683,8 35.983,2 40.353,8 45.567,2 51.622,2

Jasa Perusahaan 5.591,5 6.356,3 7.246,6 8.264,5 9.449,5

Administrasi Pemerintahan, Petahanan dan Jaminan Sosial

148.065,5 165.632,9 188.977,2 221.720,0 261.932,1

Jasa Pendidikan 30.828,7 34.731,1 39.161,8 45.567,2 49.834,4 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 21.806,0 24.621,7 27.808,8 31.365,5 36.433,0

Jasa lainnya 17.319,9 19.145,8 21.176,0 23.460,3 26.200,9

PDRB 1.147.613,6 1.273.065,2 1.416.873,9 1.602.592,7 1.824.601,2

Sumber : Sarmi dalam angka 2016

Tabel 2.12

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2010 = 100) Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sarmi Tahun 2011 - 2015 (juta rupiah)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan 416.118,1 438.286,1 462.376,5 483.900,3 514.108,5 Pertambangan dan

Penggalian 14.617,7 15.904,1 13.708,4 18.838,5 20.573,5

Industri Pengolahan 26.948,4 28.162,1 29.445,6 30.800,9 32.379,6 Pengadaan Listrik dan

Gas 197,1 219,5 233,1 237,4 240,5

Pengadaan Air Bersih 831,9 868,1 922,4 971,2 1.023,6

Konstruksi 171.413,5 186.172,2 202.369,2 220.015,8 239.575,2 Perdagangan Besar

dan Eceran 100.404,3 105.500,4 110.979,5 116.795,6 125.050,7 Transportasi dan

Pergudangan 72.535,5 76.645,4 81.035,7 85.886,2 88.541,5

Penyediaan Akomodasi dan

Makan 6.209,9 6.649,5 7.127,4 7.656,3 8.311,5

(22)

Komunikasi 33.534,7 35.053,8 36.722,3 38.481,3 40.159,9 Jasa Keuangan dan

Asuransi 11.409,5 12.520,0 14.346,6 15.116,0 16.553,2

Real Estate 30.936,0 32.884,9 34.973,1 37.446,8 40.390,1

Jasa Perusahaan 5.382,1 5.888,0 6.440,3 7.046,3 7.741,7

Administrasi Pemerintahan, Petahanan dan Jaminan Sosial

140.639,8 152.270,7 164.909,1 183.448,8 200.985,3

Jasa Pendidikan 30.123,8 32.910,2 35.954,4 39.298,2 43.098,3 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 21.086,9 22.942,6 24.966,1 27.125,7 29.550,7

Jasa lainnya 16.724,5 17.771,4 18.876,8 20.079,3 21.569,2

PDRB

1.099.113,7 1.170.649,0 1.245.386,5 1.333.144,6 1.429.853,0

Sumber : Sarmi dalam angka 2016

Tabel 2.13. Pertumbuhan PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sarmi Tahun 2011 - 2015 (presentase)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan 4,47 5,33 5,50 4,66 6,24

Pertambangan dan

Penggalian 8,76 8,80 8,83 8,84 9,21

Industri Pengolahan 4,44 4,50 4,56 4,60 5,13

Pengadaan Listrik dan

Gas 2,07 11,34 6,23 1,83 1,31

Pengadaan Air Bersih 4,32 4,35 6,23 5,29 5,40

Konstruksi 8,60 8,61 8,70 8,72 8,89

Perdagangan Besar

dan Eceran 5,05 5,08 5,19 5,24 7,07

Transportasi dan

Pergudangan 5,59 5,67 5,73 5,99 3,09

Penyediaan

(23)

Makan Informasi dan

Komunikasi 4,46 4,53 4,76 4,79 4,36

Jasa Keuangan dan

Asuransi 8,38 9,73 14,59 5,36 9,51

Real Estate 6,27 6,30 6,35 7,07 7,86

Jasa Perusahaan 9,37 9,40 9,38 9,41 9,87

Administrasi Pemerintahan, Petahanan dan Jaminan Sosial

8,17 8,27 8,30 11,24 9,56

Jasa Pendidikan 9,22 9,25 9,25 9,30 9,67

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 8,76 8,80 8,82 8,65 8,94

Jasa lainnya 6,15 6,26 6,22 6,37 7,42

PDRB

6,54 7,25 7,40 6,75 7,18

Sumber : Sarmi dalam angka 2016

2.4.2 Data Pendapatan Per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin Kemiskinan merupakan permasalahan yang paling mendesak dan

selalu menjadi prioritas untuk ditanggulangi, mengingat dampak negatif

yang ditimbulkannya sangat besar terhadap pelaksanaan pembangunan,

misalnya dapat mengurangi produktifitas, memperbesar konflik

multidimensi, meningkatkan eksploitasi sumber daya yang berlebihan, dan

sebagainya. Oleh karena itu, seberapa besar pun jumlahnya, selama masih

ada penduduk yang dikategorikan miskin, pemerintah Sarmi telah

berkomitmen untuk mengentaskannya. Hal ini menjadi tantangan besar

bagi pemerintah Sarmi ketika dihadapkan dengan kondisi bahwa

kebanyakan jumlah penduduk miskin berada di daerah-daerah pegunungan

(24)

menjadikan terisolasinya penduduk dari jangkauan pasar, informasi dan

teknologi.

Jika dilihat capaian selama 5 Tahun terakhir dimana tingkat

kemiskinan menurun hingga 7,79%. Sarmi harus optimis target tersebut

dapat tercapai meskipun harus bekerja dua kali lebih keras dari sepuluh

Tahun terakhir. Pada Tahun 2014 jumlah penduduk miskin mengalami

penurunan menjadi 13,32%. Presentase penduduk miskin Kabupaten Sarmi

cukup baik karena sudah berada dibawah rata-rata Provinsi Papua, yaitu

sebesar 14,15%.

Namun apabila melihat peta kemiskinan, meskipun prosentase

kemiskinan Sarmi mengalami penurunan, tapi nampak ketimpangan

wilayah masih sangat tinggi khususnya didaerah atau Distrik. Konsentrasi

kemiskinan lebih banyak di daerah kampung-kampung, tingginya

kemiskinan tidak terlepas dari rendahnya ketersediaan infrastruktur dan

rendahnya akses pasar di wilayah-wilayah tersebut. Sedangkan kemiskinan

di wilayah perkotaan disebabkan oleh tingginya arus migrasi yang tidak

diikuti oleh ketersediaan lapangan kerja di daerah perkotaan di daerah

perkotaan yang disebabkan masih terkonsentrasinya pertumbuhan ekonomi

di wilayah perkotaan. Kesenjangan antar-wilayah terlihat dalam hal angka

kemiskinan. Ketimpangan tersebut terjadi baik antara daerah yang terisolir

dan daerah yang berdekatan dengan daerah perkotaan dan perdesaan.

Menurut hasil Susenas tahun 2010, persentase penduduk miskin di wilayah

dekat perkotaan lebih kecil (kurang dari 75%).

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat di

(25)

laut, menokok sagu, mereka terbiasa berburu untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Bahan makanan yang mereka peroleh tidak dapat

diperjuabelikan, karena tidak tersedianya pasar sebagai tempat jual beli

barang. Alhasil mereka hanya mengkonsumsi makanan yang diperoleh

dengan jenis makanan kurang bervariasi dan kemungkinan memiliki

kandungan gizi rendah.

2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis

2.4.3.1 Kondisi Geologi

Berdasarkan formasi geologi, maka di Kabupaten Sarmi terdapat 6

jenis tanah yaitu; Entisol (Ent), Inceptisol (Ept), Ultisol (Ult), Alfisol (Alf),

Oxisol (Ox) dan Mollisol (Olls).

a) Entisol.

Entisol merupakan tanah mineral yang masih muda terbentuk dari

aktivitas deposisi sungai yang bergabung dengan sedimentasi pantai

melahirkan potensi lahan-lahan pertanian yang sangat subur. Jenis

tanah ini ditemukan di Distrik Pantai Timur, Pantai Timur Barat dan

Tor Atas.

b) Inceptisol.

Inceptisol adalah tanah yang menunjukan perkembangan horizon

minimum. Luasan yang cukup besar untuk tanah ini banyak

ditemukan di daerah pegunungan dan hutan sebagai penyangga

cadangan air. Sebaran tanah ini cukup besar dan hampir terdapat

(26)

c) Ultisol.

Ultisol merupakan tanah dengan tingkat pencucian yang tinggi, dengan

tingkat kesuburan yang relatif rendah. Ultisol memiliki horizon bawah

permukaan dengan akumulasi liat, biasanya memiliki warna

kemerahan sebagai representasi dari kandungan besi yang tinggi. Jenis

tanah ini hamper ditemukan diseluruh wilayah Kabupaten Sarmi.

d) Alfisol.

Alfisol biasanya adalah tanah-tanah hutan dengan tingkat pencucian

sedang yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Alfisol adalah

tanah yang sangat produktif baik untuk kegiatan pertanian ataupun

yang lainnya. Jenis tanah ini banyak ditemukan di Distrik Sarmi,

Sarmi Timur, Pantai Barat, Pantai Timur, Apawer Hulu dan Tor Atas.

e) Oxisol.

Oxisol merupakan tanah dengan tingkat pelapukan yang lebih tinggi

daripada tanah Ultisol. Persentase luasan tanah ini di Kabupaten

Sarmi sangat kecil dan hanya terdapat di Distrik Pantai Timur, Pantai

Timur Barat dan Apawer Hulu.

f) Mollisol.

Mollisol merupakan tanah pada ekosistem padang rumput. Mollisol

salah satu diantara beberapa tanah pertanian yang paling penting dan

produktif di dunia, tanah ini banyak ditemukan dalam luasan yang

cukup besar di Distrik Pantai Timur dan Tor Atas.

Informasi tentang jenis tanah dan wilayah sebarannya di

(27)

Tabel 2.14

Jenis Tanah, Potensi dan Wilayah Sebaran di Kabupaten Sarmi

No Jenis Tanah Potensi Wilayah Sebaran

(Distrik)

1 Entisol Pengembangan Pertanian Pantai Timur, Pantai Timur Barat dan Tor Atas

2 Inceptisol Penyangga Cadangan Air Tersebar di Wilayah Kabupaten Sarmi

3 Ultisol

Tanah liat berwarna merah sebagai represetasi kandungan besi yang tinggi

Tersebar di Wilayah Kabupaten Sarmi

4 Alfisol Pengembangan Pertanian dan Perkebunan

Sarmi, Sarmi Timur, Pantai Barat, Pantai Timur, Apawer Hulu dan Tor Atas

5 Oxisol

Perladangan pertanian sub sistem, penggembalaan/ ternak sapi dan kambing.

Pantai Timur, Pantai Timur Barat dan Apawer Hulu

6 Mollisol Pengembangan Pertanian Pantai Timur dan Tor Atas

Sumber : RTRW Kabupaten Sarmi, 2012

Potensi Geologi di wilayah Kabupaten Sarmi menunjukan adanya

kekuatan yang menjanjikan untuk dieksplorasi dan dieksploitasi secara

terencana sehingga akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan

ekonomi secara signifikan. Realitas yang ada, potensi ini belum dikelola

secara maksimal.

Berdasarkan hasil pemetaan kondisi geologi di Kabupaten Sarmi

diketahui bahwa batuan induk terluas adalah batu formasi unk sebesar

5.580 km2 (31,46% dari luas wilayah Kabupaten Sarmi), kemudian batuan

lain yang memiliki proporsi luas adalah batuan alluvium seluas 5.180 km2

(29,20% dari luas wilayah Kabupaten Sarmi) dan terumbu koral terangkat

seluas 2.540 km2 (14,32% dari luas wilayah Kabupaten Sarmi). Informasi

(28)

Sarmi disajikan pada tabel 2.15. dan Peta kondisi geologi Kabupaten Sarmi

dapat dilihat pada gambar 2.2.

Tabel 2.15

Kondisi Geologi Kabupaten Sarmi

NO. KONDISI GEOLOGI LUAS (KM2) PERSENTASE

1 Alluvium 5.180,177 29,20%

2 Batuan Gunung Api Jamur 35,863 0,20%

3 Batuan Mafik 3,734 0,02%

4 Batugamping Dayang 763,124 4,30%

5 Batugamping Koral 182,538 1,03%

6 Endapan Lumpur 1.721,219 9,70%

7 Formasi Auriimi 706,746 3,98%

8 Formasi Biri 2,297 0,01%

9 Formasi Buru 452,871 2,55%

10 Formasi Kukunduri 163,251 0,92%

11 Formasi Makats 298,323 1,68%

12 Formasi Unk 5.580,653 31,46%

13 TerumbuKoral Terangkat 2.540,865 14,32%

14 Ultramafik 108,340 0,61%

(29)
(30)

Berdasarkan data dalam Atlas Sumber daya Nasional (1990)

menunjukan rata-rata curah hujan tahunan pada Kabupaten Sarmi adalah

2.773 mm dengan luas wilayah 18.231,19 km², maka curah hujan di

Kabupaten Sarmi diperkiraan mencapai 49.193 juta m³. maka Sarmi sangat

berpotensi memiliki kandungan air yang cukup tinggi.

Di Kabupaten Sarmi terdapat beberapa sungai besar yaitu Apawer,

Iramuar, Muwar, Verkam, Verkam1a, Moaif, Bulianang, Verkam1, Bier,

Unk, Biri, Wiru, Wiru1, Sermoif dan Tor. Daerah Aliran Sungai (DAS) utama

di Kabupaten Sarmi adalah DAS Sentani, DAS Sentani meliputi wilayah

bagian timur laut Kabupaten Sarmi yang terhimpun oleh sub-sub DAS

Verkam, Tor, Biri, Sermo dan Sub DAS Grime dan juga terdapat 3 danau

yakni Danau Bomberai seluas 133.500 km², Danau Piamfon seluas 2.384

km² dan Danau Teun seluas 4.568 km².

Terdapat beberapa sungai yang daerah tangkapan dan debit airnya

lebih besar antara lain sungai Appuvar dengan daerah tangkapannya

2.874.000 km² dengan debit air 217.400 m²/s, Sungai Moaif dengan daerah

tangkapannya 2.097.000 km² dengan debit air 164.060 m²/s, Sungai Biri

dengan luas daerah tangkapannya 2.173.000 km² dengan debit air 142.385

m²/s dan Sungai Wiru daerah tangkapannya adalah 1.953.000 km².

(31)

Tabel 2.16

Karakteristik Sungai di Kabupaten Sarmi

No. Nama

Sumber : Kemen PUPERA, Ditjen Sumber Daya Air

Selain sungai besar yang ada, Kabupaten Sarmi juga memiliki

beberapa danau-danau kecil yang tersebar di daratan Kabupaten Sarmi

dekat pantai maupun di pedalaman. Danau-danau ini telah dimanfaatkan

masyarakat untuk usaha perikanan darat dan juga sumber air minum.

2.4.3.2 Kondisi Topografi

Kondisi topografi atau kemiringan lereng pada wilayah Kabupaten

Sarmi relatif beragam mulai dari wilayah pesisir yang datar sampai dengan

pegunungan dengan kemiringan lereng yang curam. Berdasarkan hasil

(32)

besar (sekitar 52,16 persen) wilayah Kabupaten Sarmi memiliki kondisi

topografi yang cukup curam dengan tingkat kemiringan lereng lebih dari 40

persen. Kemudian untuk wilayah kabupaten dengan kemiringan lereng

lahannya berkisar antara 0 sampai 8 persen memiliki proporsi luasan

wilayah sebesar 37,39 persen. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa

wilayah Kabupaten Sarmi yang datar terutama pada kawasan pesisir cukup

rentan terhadap terjadinya banjir dan genangan air. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.17

Kondisi Topografi/Kemiringan Lereng Kabupaten Sarmi

No. Kemiringan Lereng (%) Luas (km2) Persentase (%)

1. 0– 8 6.632,131 37,39

2. 8 – 15 980,531 5,53

3. 15 – 40 874,783 4,93

4. > 40 9.252,555 52,16

Sumber: BPS Kabupaten Sarmi, 2011.

2.4.3.3 Kondisi Klimatologi

Rata-rata curah hujan Kabupaten Sarmi tahun 2015 sebesar

253,9 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan juli yakni 479 mm dan

curah hujan terendah terjadi pada bulan juni yakni 123,7 mm.

Pada tahun 2015, suhu udara di Kabupaten Sarmi berkisar antara

30,8 oC sampai 32,2 oC. Suhu tertinggi terjadi pada bulan

November-Desember yaitu sebesar 32,2 oC dan suhu terendah terjadi pada Maret yaitu

sebesar 30,8 oC. Rata-rata kelembaban udara di Kabupaten Sarmi tahun

(33)

bulan mei sebesar 77 persen. Rata-rata tekanan udara permukaan di atas

landasan (QFF) yaitu 10 821mb dan rata-rata tekanan permukaan di atas

laut (QFE) yaitu 10 809mb. Rata-rata penyinaran matahari yaitu 10,2 dan

kecepatan angin 0,4 knot. Adapun informasi lebih lanjut dapat dilihat pada

tabel 2.17 berikut ini:

Tabel. 2.18

Rata-Rata Suhu Udara, Kelembaban, Tekanan Udara, Kecepatan Angin, Curah Hujan, dan Penyinaran Matahari di Stasiun Sarmi

NO. URAIAN KETERANGAN

2. Rata-rata Kelembaban Udara 89 %

3. Tekanan Udara Rata-rata QFF Tekanan Udara Rata-rata QFE

10 821mb 10 809mb

4. Rata-rata Kecepatan Angin 0,4 knot

5. Rata-rata Curah Hujan 253,9 mm

6. Rata-rata Penyinaran Matahari 10,2

Sumber : BPS Kabupaten Sarmi, 2012.

Iklim Kabupaten Sarmi termasuk dalam iklim hutan hujan tropis

(tropical rain forest), yang dipengaruhi oleh musim kemarau, hujan dan

angin Muson. Penentuan musim hujan dan kemarau di Kabupaten Sarmi

agak sulit dilakukan dengan tegas oleh karena di musim kemarau untuk

beberapa waktu curah hujan pun tetap tinggi.

Namun demikian secara umum musim kemarau di Kabupaten

(34)

Desember – Maret, dengan masa peralihan pada bulan April – Mei dan bulan

Oktober – November. Angin Muson Tenggara sangat mempengaruhi wilayah

pantai di Kabupaten Sarmi yang dimulai dari bulan Mei hingga November.

Sedangkan bulan Desember hingga November Kabupaten Sarmi dipengaruhi

oleh angin Muson Barat Laut.

2.4.3.4 Kondisi Oceanografi

Kawasan pesisir Kabupaten Sarmi termasuk dalam bagian dari

kawasan pesisir utara wilayah Papua yang kondisinya cukup dipengaruhi

oleh Angin Muson Tenggara yang terjadi pada bulan Juni-Agustus dan

Angin Muson Barat Daya yang terjadi pada bulan Desember-Februari.

Ditinjau dari kondisi kontur dasar laut dari garis pantai maka kondisi

topografi pesisir Kabupaten Sarmi cenderung curam. Isodepth (garis khayal

yang menghubungkan kedalaman perairan yang sama) yang terdapat di

kawasan pesisir ini kurang dari 101m yang ditemukan berjarak kurang

lebih 200 meter dari garis pantai baik pada daratan utama maupun pada

beberapa pulau seperti Pulau Liki, Wakde, Yamna dan Podena. Isodepth

1.000 meter ditemukan berjarak kurang dari 10 mil laut dan kedalaman

1000 meter baru ditemui kurang dari 12 mil laut.

Ditinjau dari kondisi pasang surut permukaan air laut diketahui

bahwa kecepatan arus rata rata maksimal terjadi pada saat pasang yaitu

sekitar 2,2 knot arah 250º dan pada saat surut 0,9 knot arah 90º. Arus

permukaan di perairan utara Papua, pada musim angin muson barat laut

(35)

Papua, sebagian arus bergerak masuk keperairan Teluk Cenderawasih. Arus

tersebut bergerak dengan kecepatan rata rata 38 cm/detik. Angin muson

tenggara diperkirakan arus bergerak dari arah timur ke barat. Kecepatan

arus yang bergerak lebih besar dibandingkan dengan angin muson barat

laut, yaitu sebesar 75 cm/detik. Selain menimbulkan arus yang kuat, maka

angin muson barat laut dapat pula menimbulkan gelombang yang sangat

besar.

Ditinjau dari kualitas air laut diketahui bahwa kondisi suhu

permukaan perairan pantai utara Papua pada musim timur berkisar antara

28,42-29,960C dengan suhu rata rata 29,020C. Suhu maksimum

permukaan mencapai 29,960C sedangkan suhu minimum pada kedalaman

1.000meter mencapai 4,310C. Salinitas perairan yang terukur dari

permukaan hingga kedalaman 1.000 meter berkisar antara 33,030-35,958

persen dengan rata -rata 34,633 persen. Lapisan salinitas maksimum

berada pada kedalaman antara 100-200 meter. Densitas air laut tercatat

berkisar antara 20.62-27,43 dengan rata-rata 26,17.

2.4.4 Data Risiko Bencana Alam

Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah di Kabupaten Sarmi,

dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi rawan bencana alam,

seperti banjir, tsunami, abrasi, longsor, kebakaran hutan, gempa dan

lain-lain. Kabupaten Sarmi merupakan wilayah rawan bencana alam

diantaranya, rawan kerentanan gerakan tanah, rawan gempa, rawan

(36)

Kawasan yang rawan bencana di wilayah Kabupaten Sarmi

berdasarkan pada hasil identifikasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kawasan sepanjang pesisir dan wilayah pulau-pulau kecil di bagian

utara Kabupaten Sarmi rawan terhadap bencana gempa bumi dan

tsunami; Wilayah yang termasuk dalam kategori daerah dengan potensi

gempa adalah Distrik Bonggo, Distrik Bonggo Timur, Distrik Pantai

Timur, Distrik Pantai Timur Barat, Distrik Sarmi Timur, Distrik Tor

Atas, Distrik Sarmi Selatan, Distrik Sarmi Kota, Distrik Pantai Barat,

dan sebagian Distrik Apawer Hulu.

b. Kawasan sepanjang daerah aliran sungai memiliki potensi bencana

berupa banjir akibat luapan atau peningkatan volume air sungai;

wilayah yang termasuk dalam kategori daerah dengan potensi banjir

meliputi Distrik BonggonTimur, Bonggo, Pantai Timur Barat, Sarmi

Timur, Sarmi Sealatan, Sarmi, dan Pantai Barat.

c. Kawasan yang memiliki kondisi kelerengan lahan ≥ 40%, rawan

terhadap terjadinya bencana longsor terutama pada kawasan yang

tidak memiliki tutupan vegetasi yang memadai; wilayah yang termasuk

dalam kategori daerah dengan potensi bencana longsor meliputi,

Distrik Tor Atas, Pantai Barat, Apawer Hulu, Sarmi Selatan, dan

Bonggo Timur.

Untuk lebih jelas mengenai kerawanan terhadap bencana di

(37)

Gambar 2.4

(38)

Gambar 2.5

(39)

Gambar 2.6

(40)

2.4.5 Isu-Isu Strategis terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

2.4.5.1 Perkembangan Permukiman

Pemukiman penduduk yang terdapat di Kabupaten Sarmi terdiri

dari pemukiman kampung dan permukiman kota. Pemukiman kota

terkonsentrasi pada perkotaan Sarmi yang berada di Distrik Sarmi Kota,

sementara itu pemukiman kampung tersebar pada wilayah distrik di luar

Sarmi Kota. Secara umum kawasan pemukiman di wilayah Kabupaten

Sarmi berkembang secara linier mengikuti jaringan jalan ataupun mengikuti

garis pantai namun untuk pemukiman penduduk yang berada di perkotaan

Sarmi yang membentuk pola grid (persegi) seperti kompleks perumahan

dinas bagi PNS dan militer.

Pemukiman yang berada di luar perkotaan Sarmi memiliki kondisi

yang relatif terpisah atau menyebar dengan jarak antar kampung yang

relatif jauh (rata-rata lebih dari 5 km), sementara pemukiman pada

perkotaan Sarmi memiliki pola yang memusat dan berdekatan.

(41)

2.4.5.2 Air Minum

Salah satu kebutuhan primer dalam kehidupan manusia adalah

air bersih. Air bersih merupakan sumber air baku bagi pemenuhan derajat

kesehatan manusia. Pemakaian air bersih menjadi kebutuhan pokok yang

harus dikonsumsi penduduk secara rutin guna meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Baik buruknya pelayanan air bersih akan sangat

bergantung pada ketersediaan bahan baku air untuk pengolahan lebih

lanjut. Hingga saat ini sumber bahan baku air yang tersedia untuk diolah

dan dijadikan air bersih, umumnya diambil dari sumber bahan baku air

permukaan dalam hal ini air sungai. Belum adanya UPTD atau PDAM

sebagai lembaga pengelolaan air bersih, sehingga penduduk belum

menggunakan air bersih distribusi PDAM tetapi pemerintah Daerah telah

membangun jaringan air bersih di kabupaten Sarmi dengan kondisi yang

sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan air bersih di ibukota. Pada

konteks kebiasaan, masyarakat yang berada di tepian sungai telah

menjadikan air sungai tersebut sebagai sarana keperluan air minum,

berupa mandi, cuci, dan kakus (MCK) secara langsung yang belum tentu

terjamin kesehatannya. Berdasarkan hasil penelitian, penyediaan air bersih

di Kabupaten Sarmi, dibedakan atas sistem perpipaan dan non-perpipaan.

Sebagian besar penduduk Kabupaten Sarmi masih mengandalkan air

sungai/ air permukaan (non-perpipaan) sebagai sumber penyediaan air

bersih rumah tangga sehari-hari. Adapun untuk penyediaan air bersih

dengan sistem perpipaan dikelola langsung oleh pemerintah daerah.

Pelayanan air bersih Kabupaten Sarmi, saat ini persebarannya

(42)

Distrik dan beberapa desa yang dekat dengan ibukota Distrik. Masyarakat

yang belum terlayani oleh jaringan perpipaan air bersih menggunakan air

sungai dan air danau serta sumur gali sebagai sumber air bersihnya dengan

rata-rata kedalaman berkisar 10-15 meter. Lebih lanjut, sebagian warga

juga telah memanfaatkan teknologi pompa air bertenaga listrik. Mekanisme

ini menggunakan air sungai (air permukaan) sebagai air baku. Sebagaian

besar sumber airnya berasal dari air permukaan dan sebagian mata air.

Kegiatan produksi dan distribusinya banyak digunakan sistem perpompaan.

Berdasarkan hasil penelitian di Kabupaten Sarmi, maka dapat dijabarkan

secara global dan sistematis; sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum,

yang meliputi variabel: pengelola, tingkat pelayanan, sumber air baku,

kapasitas sub sistem, jumlah sambungan, jam operasi sub. sistem,

kehilangan air, jam operasi pelayanan, restribusi dan tekanan pada jaringan

distribusi.

(43)

2.4.5.3 Sampah

Pengelolaan sampah oleh penduduk dilakukan menggunakan

sistem tradisional seperti membakar dan mengubur dalam tanah. Saat ini

belum terdapat pelayanan sampah yang dilayani oleh Instansi Teknis.

Pengelolaan sampah mempunyai kaitan dengan aspek kebersihan

lingkungan. Pengelolaan sampah harus dilakukan oleh intansi teknis yang

bertanggung jawab dalam mengangkut sampah, membuang ke TPA dan

mengelola TPA, namun Kabupaten Sarmi belum sistim pengolahan sampah

yang memadai baik TPS maupun TPA.

(44)

2.4.5.4 Drainase

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang

sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan

komponen penting dalam perencanaankota (perencanaan infrastruktur

khususnya). Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang,

atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau

membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan

dapat difungsikan secara optimal. Adanya suatu sistem drainase di

perkotaan maka akan diperoleh banyak manfaat pada kawasan perkotaan

yang bersangkutan, yaitu akan semakin meningkatnya kesehatan,

kenyamanan dan keasrian daerah pemukiman khususnya dan daerah

perkotaan pada umumnya, dan dengan tidak adanya genangan air, banjir

dan pembuangan limbah yang tidak teratur, maka kualitas hidup penduduk

di wilayah bersangkutan akan menjadi lebih baik sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman seluruh masyarakat.8

Jaringan drainase di Kabupaten Sarmi sebagian besar terdapat di

pusat kegiatan dan di sepanjang jaringan jalan utama. Sedangkan di luar

pusat kota sebagian besar menggunakan sistem jaringan drainase alami

dimana kondisi fisiknya masih berupa tanah serta dalam keadaan dangkal

(tertutup tanah). Secara umum, kondisi drainase di kabupaten masih belum

memadai karena beberapa hal misalnya sistem jaringan yang ada belum

terpadu dan terpola dengan baik, sebagian besar salurannya terputus dan

terdapat fisik saluran masih tanah. Sistem pengaliran pada umumnya

(45)

menyebabkan aliran lambat sehingga tingkat sedimentasi tinggi.

Terdapatnya daerah cekungan dibeberapa tempat dengan tidak dilengkapi

saluran drainase yang memadai menyebabkan timbulnya

genangan-genangan pada saat hujan. Sistem jaringan drainase di Kabupaten Sarmi

bermuara di Danau Tigi atau di Sungai. Prasarana drainase dominan hanya

terdapat di daerah Waghete yang memiliki kepadatan penduduk lebih besar

dibanding kota Distrik lainnya. Untuk kawasan pedesaan, drainase banyak

dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan masyarakat. Rata-rata masyarakat

membangun drainase lebih bersifat swadaya. Pembangunan tersebut lebih

pada kebutuhan untuk mengalirkan air pemakaian rumah tangga keperluan

sehari hari.

Kondisi drainase yang ada di daerah perkotaan rata-rata belum

masuk pada kategori layak, yang mana dipengaruhi oleh sampah yang

dibuang dan terbuang ke saluran maupun limpasan pasir yang

menimbulkan sedimentasi di saluran drainase tersebut. Kondisi ini akan

sangat berpengaruh negatif pada masa yang akan datang untuk

mengantisipasi timbulnya genangan di badan jalan. Lebih lanjut, juga

terdapat drainase yang sudah tidak layak pakai karena kerusakan pada

penampang horizontal maupun vertikalnya. Salah satu kriteria yang

digunakan dalam pengelolaan drianase adalah keberadaan genangan air di

desa/kelurahan yang bersangkutan. Terdapatnya genangan air menunjukan

indikasi terhambatnya aliran air menuju saluran drinase, baik karena

tumpukan sampah, Daya tampungan drainase yang sudah tidak mencukupi

(46)

Gambar 2.10 Kondisi Drainase

2.4.5.5 Sanitasi

Pengelolaan air limbah sangat terkait dengan upaya peningkatan

derajat kesehatan masyarakat. Pada konteks wilayah, untuk daerah

perkotaan dan perkampungan, Kabupaten Sarmi belum memiliki prasarana

pengolahan limbah (yang milik pemerintah). Permasalahan kesehatan,

derajat kesehatan masyarakat belum terdata secara khusus, terkait dengan

pengaruh limbah yang kemungkinan terkonsumsi masyarakat; seperti

limbah yang masuk ke sumber air bersih. Secara umum, limbah yang

dihasilkan belum masuk pada kategori skala besar, karena hanya berupa

(47)

Pernyataan tidak berskala besar ini pada dasarnya bersifat kualitatif,

karena belum ada keluhan yang signifikan dari masyarakat terkait

pengaruh limbah yang mengalir ke saluran drainase pada derajat kesehatan

keluarga.

Sanitasi air limbah domestik mencakup saluran pembuangan dan

sistem pengolahan air buangan rumah tangga baik yang berasal dari WC.

Sistem pengolahan air limbah domestik yang digunakan di Kabupaten

Sarmi yaitu sistem pengolahan secara individu di masing – masing rumah

atau sering disebut on-site sistem. Atau disamping itu, masih banyak

masyarakat yang mempergunakan cubluk atau tangki septic yang secara

konstruksi tidak memenuhi persyaratan desain yang ditentukan.

Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kabupaten Sarmi

ditangani melalui sistem setempat (on site) ataupun melalui sistem terpusat

(off site). Air limbah domestik diolah melalui sistem on site dengan

menggunakan tangki septik. Sistem air limbah yang dikelola oleh

masyarakat (rumah tangga) terbatas pada pelayanan pembuangan kotoran

rumah tangga (black water) yang berasal dari jamban dengan cara

ditampung dalam tangki septik dan cubluk. Sedangkan buangan air limbah

rumah tangga (grey water) dialirkan kesaluran drainase jalan, kebun atau

lahan kosong yang ada disekitar pemukiman. Pada permukiman yang

berada di tepian sungai, air limbah yang dihasilkan langsung dibuang ke

badan air / sungai. Warga yang tidak memiliki jamban masih melakukan

praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di kebun, sungai dan tanah

lapang. Jamban yang dimiliki warga juga ada yang telah menggunakan

(48)

Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sarmi belum memiliki Instalasi

Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) untuk mengolah lumpur tinja dari tangki

septik. Sehingga saat ini warga harus membuat tangki septik baru saat

tangki septik telah penuh. Sehingga untuk masa yang akan datang

perencanaan dan pembangunan IPLT harus menjadi prioritas.

Gambar

Gambar 2.1 Peta Orientasi wilayah Kabupaten Sarmi
Tabel 2.1
Tabel 2.2.
Gambar 2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji regresi menunjukkan bahwa alokasi dana desa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keluarga pra sejahtera di wilayah pesisir Kabupaten Aceh

Penyusunan rencana zonasi kawasan pesisir sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal periode