• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - DOCRPIJM 1503910430Bab 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah Terbaru 15 Oktober 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - DOCRPIJM 1503910430Bab 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah Terbaru 15 Oktober 2016"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II

GAMBARAN UMUM

KONDISI DAERAH

Dalam rancangan akhir dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

daerah Kabupaten Pegunungan Arfak, aspek yang dikaji meliputi aspek Geografi dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum dan

aspek Daya saing daerah. Berikut penjelasan dari masing-masing aspek.

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah 1. Luas dan Batas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Pegunungan Arfak adalah 2.773,74 km2,

membawahi 10 distrik dan 166 kampung (desa); Data daerah administrasi Kabupaten Pegunungan Arfak, disajikan pada tabel berikut.

Tabel II-1.

Daerah Administrasi Distrik dan Jumlah Kampung Kabupaten Pegunungan Arfak.

No Distrik Ibukota Distrik Jumlah Kampung

1 Sururey Sururey 12

2 Didohu Iranmeba 12

3 Anggi Igenbay 13

4 Taige Taige 11

5 Anggi Gida Tomrok 8

6 Membey Membey 6

7 Minyambow Minyambow 37

8 Hingk Hingk 29

9 Catubow Catubow 21

10 Testega Testega 15

Jumlah - 166

(2)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Batas-batas wilayah Kabupaten Pegunungan Arfak adalah:

• Sebelah Utara : Distrik Warmare, Distrik Tanah Rubuh, dan Distrik Prafi Kabupaten Manokwari.

• Sebelah Timur : Distrik Oransbari, Distrik Ransiki, dan Distrik Neney Kabupaten Manokwari Selatan.

• Sebelah Selatan : Distrik Moskona Utara dan Distrik Manimeri Kabupaten Teluk Bintuni, dan Distrik Dataran Isim Kabupaten Manokwari Selatan.

• Sebelah Barat : Distrik Sidey Kabupaten Manokwari, dan Distrik Kebar Kabupaten Tambrauw.

2. Letak dan Kondisi Geografis

Letak Geografis Kabupaten Pegunungan Arfak, sebagai berikut: Bagian

Utara : 0º55’ Lintang Selatan; Bagian Selatan: 1º40’ Lintang Selatan; Bagian Barat : 133º10’ Bujur Timur; Bagian Timur : 134º05’ Bujur Timur.

Gambar II-1.

Data Fisiografi Kabupaten Pegunungan Arfak.

Sumber: Draft RTRW Kabupaten Pegunungan Arfak, 2015.

Ketinggian wilayah (altitude) Kabupaten Pegunungan Arfak adalah 300 –

1.800 meter di atas permukaan laut. Dari segi luas wilayah menurut distrik, Testega merupakan distrik dengan wilayah paling luas (75.515 ha atau 19,65%

(3)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

18,80% dari luas wilayah Kabupaten Pegaf); sedangkan distrik dengan luas

wilayah paling sempit adalah Membey (10.370 ha atau 2,37% dari luas wilayah Kabupaten Pegaf), diikuti distrik Anggi (14.114 ha atau 3,67% dari luas wilayah Kabupaten Pegaf).

Dari segi fisiografi, distrik dengan persentasi wilayah paling banyak masuk dalam kategori extremly steep (sangat curam dengan kemiringan >40%)

adalah Minyambouw (73,83%), diikuti oleh Membey (66,32%); sedangkan distrik dengan flat (kategori berbukit dengan kemiringan <2%) dan very gentle

(bergelombang dengan kemiringan 2 - 8%) adalah Anggi (17,61%), diikuti oleh Taige (8,91%). Data Profil Kabupaten Pegaf Tahun 2013 menyatakan bahwa

hanya 20% wilayahnya memiliki kemiringan 0-25° (datar), selebihnya 80% wilayahnya memiliki kemiringan lebih dari 25° (bergelombang/berbukit).

3. Kondisi Topografi

Sebagaimana diuraikan pada sub bab letak dan kondisi geografis daerah di atas, dapat terlihat bahwa mayoritas wilayah Kabupaten Pegaf adalah sangat curam yang berarti berbanding lurus dengan ketinggian tempat, maka topografi

wilayah ini berkisar antara 15 - 2.940 meter di atas permukaan laut (dpl). Kondisi topografi wilayah yang demikian, mengharuskan perencanaan yang

berbasis pada pemanfaatan lahan yang baik dan konservasi sumberdaya tanah, air, agar terhindar dari bahaya banjir dan longsor.

Sebagian besar (80%) wilayah Kabupaten Pegaf memiliki kelas lereng adalah curam dengan tingkat kemiringan >75%. Kondisi tersebut merupakan

kendala utama bagi pemanfaatan lahan baik untuk pengembangan sarana sarana dan pra sarana fisik, demikian juga pengembangan pertanian dalam arti

luas dalam skala besar.

4. Kondisi Geologi

Proses terbentuknya Pegunungan Arfak banyak dipengaruhi oleh lipatan dan patahan/sesar, yakni Sesar Sorong (SFZ), Sesar Ransiki (RFZ), Sesar

Lungguru (LFZ), dan Sesar Tarera-Aiduna (TAFZ). Keadaan faktual ini dapat menyebabkan daerah Kabupaten Pegunungan Arfak termasuk kawasan rawan bencana khususnya gempa bumi. Secara umum, kondisi geologi didominasi oleh

(4)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

lanau, dan pluton. Batuan di Kabupaten Pegunungan Arfak merupakan endapan

batuan berumur tersier sangat tua yang terdiri dari sedimen klasik, vulkanik, dan karbonat. Umumnya berwarna abu-abu hingga kecokelatan dan bersifat keras.

Struktur tanah di Kabupaten Pegunungan Arfak terdiri dari jenis aluvial

(18,7%), mediterania (2,44%), podsolik merah kuning (10,41%), podsolik cokelat keabuan (7,57%), tanah kompleks (complex of soil) (49,21%), latosol (4,5%), dan

organosol (7,17%). Secara umum, jenis tanah yang ada terdiri dari tanah kapur kemerahan, tanah endapan aluvial dan tanah aluvial muda. Kedalaman efektif

tanah rata-rata di atas 25 cm, kedalaman ini hampir merata diseluruh wilayah distrik kecuali di wilayah pegunungan kapur.

Kawasan rawan bencana longsor terdapat di hampir semua distrik dan kampung-kampung di wilayah Kabupaten Pegunungan Arfak. Dikatakan

demikian, sebab distrik dan kampung-kamung di wilayah kabupaten ini terletak di lembah-lembah kecil (uvale) yang dikelilingi/dipagari oleh pegunungan yang

menjulang tinggi.

5. Kondisi Hidrologi

Curah hujan yang tinggi mencukupi ketersediaan air dan sumber air di Kabupaten Pegunungan Arfak. Selain, terdapat 2 danau, hal ini ditunjukkan pula

oleh banyaknya sungai yang mengalir di setiap distrik. Hampir di setiap kampung terdapat sungai kecil untuk kepentingan minum, cuci, dan kakus Namun, terdapat

beberapa sungai penting di beberapa distrik, seperti pada tabel berikut. Tabel II-2.

Sungai-sungai pada Beberapa Distrik Kabupaten Pegunungan Arfak.

No Distrik Sungai

1 Anggi Irai, Igebaya, dan Bnggimun

2 Anggi Gida Mueng, Ingisrow, Induk, dan Way

3 Membey Usir, Preo, Mengir, Nggui, Meskisi, dan Kik

4 Sururey Duhubeya, Biori, Sururey, dan Debeidena

Sumber: Profil Kabupaten Pegunungan Arfak, 2014.

Kondisi topografi kabupaten Pegaf yang curam dengan sejumlah spot kecil berupa uvalla dan lembah kecil, maka pengembangan irigasi dalam skala besar sulit dikembangkan, tetapi bisa dikembangkan irigasi skala kecil untuk

(5)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 6. Kondisi Klimatologi

Data iklim Kabupaten Pegunungan Arfak yang didalamnya mencakup suhu udara, lama penyinaran, curah hujan, hari hujan, dan kelembaban udara

selama 5 tahun terakhir, disajikan seperti pada tabel berikut. Tabel II-3.

Data Iklim Selama 5 Tahun Terakhir 2011-2015 Kabupaten Pegunungan Arfak

1. Januari 27,48 43,67 327,70 21,67 84,00

2. Februari 27,40 47,33 330,03 20,67 84,33

3. Maret 27,35 44,67 411,23 24,00 84,67

4. April 27,40 43,00 322,00 22,67 86,00

5. Mei 27,80 54,00 314,47 20,67 84,67

6. Juni 27,63 41,67 240,87 21,33 85,00

7. Juli 27,13 45,67 179,77 20,67 85,67

8. Agustus 27,08 52,00 229,27 20,67 83,33

9. September 27,57 48,67 142,53 19,00 83,33

10. Oktober 27,68 61,00 118,30 15,33 82,00

11. Nopember 27,60 47,33 286,53 22,00 83,33

12. Desember 27,77 39,67 267,13 20,33 83,3

Rata-rata 27,49 47,39 260,82 20,92 84,22

Sumber: Diolah dari Kabupaten Manokwari dalam Angka (2009-2013).

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan tahunan adalah 260,82 mm, rata-rata hari hujan per bulan adalah 20,92 hari. Suhu udara

minimum 27,08°C, sedangkan suhu maksimum 27,80°C dengan rata-rata suhu udara adalah 27.49°C, rata-rata kelembaban udara adalah 84,07%. Berdasarkan keadaan iklim sebagaimana disajikan di atas, maka dapat dilakukan klasifikasi

iklim yang mengacu pada Schmidt dan Fergusson, bahwa rata-rata curah hujan tahunan yang ditunjukkan dengan curah hujan (mm) tiap bulan, jika kondisi curah

hujan <60 mm, maka bulan tersebut dikategorikan bulan kering, sedangkan jika kondisi curah hujan 60 – 100 mm maka dikategorikan bulan lembab, selanjutnya

jika curah hujan >100 mm maka dikategorikan bulan basah. Merujuk pada kondisi curah hujan di wilayah Kabupaten Pegunungan Arfak, maka dapat dijelaskan bahwa wilayah tersebut termasuk dalam tipe iklim A karena semua

(6)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Secara spasial, sebaran curah hujan pada wilayah kabupaten

Pegunungan Arfak dapat dikelompokkan atas 4 zona, yaitu zone 1 (curah hujan = 2.750 mm/tahun; zone 2 (curah hujan = 3.500 mm/tahun); zone 3 (curah hujan = 4.500 mm/tahun); dan zone 4 (curah hujan = 5.500 mm/tahun), maka

Kabupaten Pegunungan Arfak termasuk dalam zona 1 kerena curah hujannya adalah 3.129,84 mm/thn.

7. Penggunaan Lahan

Data citra menurut distrik menunjukkan bahwa sebaran luas lahan

menurut tipe penutupan lahan di Kabupaten Pegaf (Situasi tahun 2015) yang didalamnya mencakup badan air, hutan lahan kering primer, hutan lahan kering

sekunder, permukiman, pertanian lahan kering, padang rumput (savana), semak belukar, dan tanah terbuka. Data ini penting untuk diketahui agar dalam

perencanaan pembangunan fisik, dilakukan secara cermat dan berhati-hati sesuai dengan daya dukung lingkungan yang ada.

Data menunjukkan bahwa Testega merupakan distrik dengan Hutan Lahan Kering Primer terluas (97,87% atau 19,12% luas Kabupaten Pegaf), diikuti

Distrik Didohu (87,45%), dan Sururey (75,90%); sedangkan yang paling rendah adalah Distrik Anggi Gida (35,55%), diikuti oleh Distrik Anggi (54,91). Dapat diinformasikan bahwa berdasarkan kategori tipe tutupan lahan hutan, yakni:

Badan Air, Hutan Lahan Kering Primer, Hutan Lahan Kering Sekunder, Pemukiman, Pertanian Lahan Kering, Savana, Semak Belukar, dan Tanah

Terbuka, bahwa tutupan lahan di setiap distrik masuk dalam kategori Hutan Lahan Kering Primer dengan presentasi mulai dari 35,55% sampai dengan

97,41%.

Lahan di Kabupaten Pegaf sebagian besar tertutup hutan dataran tinggi

(hutan primer dan sekunder), rumput, perdu, serta pada ketinggian di atas 2.000 mdpl sudah ditumbuhi jenis vegetasi berdaun jarum yang mengindikasikan

sebagai zona alpin. Sebagian lahan di daerah ini digunakan untuk pemukiman dan sebagian lagi untuk areal pertanian—terutama pertanian ladang berpindah (shifting cultivation)—yang ditanami berbagai jenis tanaman pangan seperti

ubi-ubian dan sayuran.

Pegaf merupakan kabupaten dengan sebagian besar wilayahnya masuk

(7)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Pegunungan Arfak (CAPA). Testega merupakan distrik dengan kawasan CAPA

terluas (98,51% dimana 66.030 ha wilayah distrik ini merupakan kawasan CAPA), diikuti Distrik Membey 74,31%, dan Distrik Anggi (58,20%). Selanjutnya dapat diinformasikan pula mengenai distribusi kawasan distrik menurut kawasan

HL, bahwa Catubouw merupakan distrik dengan kawasan HL paling luas (93,02%), diikuti Distrik Sururey (90,74), dan distrik Minyambouw (85,28%).

Dapat dinyatakan bahwa 80% wilayah Kabupaten Pegaf termasuk dalam kawasan HL dan CAPA. Oleh sebab itu, dalam perencanaan pemanfaatan ruang

untuk pembangunan di Kabupaten Pegaf agar dilakukan secara hati-hati agar tidak bertabrakan dengan aturan mengenai pengelolaan pemanfaatan kawasan

dan/atau implikasi pemanfaatan kawasan dalam kaitan dengan bahaya ekologis atau sustainabilitas wilayah.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Pengembangan wilayah secara keseluruhan di Kabupaten Pegunungan Arfak (PEGAF) dapat dilaksanakan secara terarah dan tepat sasaran jika diketahui potensi sektor unggulan ekonomi wilayah yang merupakan prime

mover pembangunan di PEGAF. Salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam menentukan potensi unggulan wilayah (sektor basis dan non basis)

adalah metode LQ (location quontient), secara matematis formula LQ dapat ditulis sebagai berikut :

= / .

. / . .

Dimana : Xij = derajat aktifitas ke-i di wilayah ke-j,Xi. = total aktifitas

di wilayah ke-j,Xj= total aktifitas ke-j di semua wilayah dan X..= derajat

aktifitas total wilayah. Hasil perhitungan dengan metode LQ menghasilkan

tiga (3) kategori nilai LQ sebagai berikut :

(a) LQ > 1; artinya komoditas ini menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. Komoditas ini memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan tetapi juga dapat diekspor keluar wilayah.

(b) LQ = 1; komodita tergolong non basis, tidak memiliki keunggulan komparatif. Produksi-nya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam wilayah sendiri dan tidak dapat diekspor ke luar wilayah.

(c) LQ < 1; komoditas ini juga termasuk non basis, tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam wilayah dan harus di import dari luar wilayah.

(8)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 1. Pertanian

Sektor pertanian hingga saat ini masih memberikan kontribusi terbesar

dalam pembangunan ekonomi wilayah di Kabupaten Pegunungan Arfak. Hal ini terlihat dari sumbangsih sektor pertanian terhadap PDRB kabupaten sebesar 72,60% (Gambar II-2) didukung oleh tersedianya sumberdaya lahan yang

digunakan secara khusus bagi intensifikasi pertanian termasuk aktifitas peternakan.

Gambar II-2.

Besaran Kontribusi Sektor-Sektor Perekonomian Terhadap PDRB Kabupaten Pegunungan Arfak

Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah).

Kontribusi yang besar dari sektor pertanian, selain didukung oleh

sumberdaya lahan, juga ditunjang oleh peran keluarga petani dalam mengupayakan komoditas-komoditas pertanian meliputi sub sektor tanaman

pangan, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan. Tabel II-4. berikut menunjukkan jumlah rumah tangga petani yang mengusahakan berbagai komoditas sub sektor tanaman pangan. Data pada Tabel II-4. menunjukkan

bahwa jumlah rumah tangga terbanyak yang mengupayakan tanaman pangan

padi ladang, palawija dan jagung hanya berada di Distrik Minyambouw (27,63%) dan Distrik HIngk (23,85%). Nilai LQ untuk sub sektor tanaman pangan di Kabupaten Pegaf, tahun 2015 disajikan pada Tabel II-5. Keragaan penyebaran

(9)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

berdasarkan kategori basis dan non basis disajikan pada Tabel II-5. Data pada

tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis pengelompokan komoditas tanaman pangan yang diidentifikasi dari 10 wilayah distrik di Kabupaten PEGAF yaitu padi ladang, palawija dan jagung. Hasil analisis pada Tabel II-5 tersebut

menunjukkan bahwa sub sektor tanaman pangan yang mempunyai nilai LQ > 1 berpotensi menjadi sektor unggulan (leading sector) yang dapat dikembangkan

sebagai prime mover perekonomian khususnya sub sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten PEGAF.

Tabel II-4.

Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Distrik, Kabupaten Pegunungan Arfak

No Distrik Jumlah Rumah Tangga Nisbah (%)

1 Sururey 347 6.62

Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah) Tabel II-5.

Nilai LQ Sub Sektor Tanaman Pangan Kabupaten Pegunungan Arfak

No Distrik Nilai LQ

Padi Ladang Palawija Jagung

1 Sururey 0 1.48 0.01

2 Anggi 0 1.13 0.74

3 Taige 0 1.45 0.07

4 Membey 0 0.75 1.54

5 Menyambouw 2.76 0.76 1.48

6 Catubouw 0 1.29 0.40

7 Testega 0 1.30 0.39

8 Didohu 0 1.20 0.60

9 Anggigida 0 1.24 0.50

10 Hingk 0 1.02 0.98

Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014, Tim UNIPA, 2015.

Jumlah Rumah Tangga yang mengusahakan Tanaman Hortikultura di

Kabupaten Pegunungan Arfak disajikan pada Tabel II-6. Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa rumah tangga petani yang mengusahakan

(10)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

yang diusahakan oleh masyarakat di kedua distrik tersebut adalah tanaman

cabe, bawang merah, kentang, kunyit, dan sayuran. Selanjutnya, analisis nilai LQ untuk tanaman hortikultura disajikan pada Tabel II-7. Hasil analisis nilai LQ menyatakan bahwa tanaman hortikultura yang diusahakan oleh masyarakat di

wilayah PEGAF terdiri dari cabai, bawang merah, kentang, kunyit, dan sayuran. Besaran nilai LQ masing-masing sub sektor tanaman hortikultura dapat dilihat

pada berikut.

Tabel II-6.

Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura Menurut Distrik Kabupaten Pegunungan Arfak

No Distrik Jumlah Rumah Tangga Nisbah (%)

1 Sururey 290 6.74

Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah)

Tabel II-7.

Nilai LQ Sub Sektor Tanaman Hortikultura Kabupaten Pegunungan Arfak

No Distrik Nilai LQ

Cabe B.Merah Kentang Kunyit Sayuran

1 Sururey 0.00 2.95 1.38 0.00 0.58

2 Anggi 0.00 0.15 1.98 0.00 0.83

3 Taige 0.00 0.00 1.56 0.00 1.03

4 Membey 5.87 2.33 0.73 0.00 0.53

5 Menyambow 0.83 0.43 0.46 0.12 1.34

6 Catubouw 0.69 0.85 0.85 0.00 1.12

7 Testega 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

8 Didohu 0.00 0.20 1.94 0.00 0.83

9 Anggigida 1.15 1.53 1.41 0.00 0.73

10 Hingk 0.29 0.50 0.79 4.55 1.20

Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014, Tim UNIPA, 2015.

Hasil analisis pada tabel di atas menunjukkan bahwa potensi pengembangan wilayah berdasarkan unggulan sub sektor tanaman hortikultura

dapat dijelaskan bahwa komoditi yang memiliki nilai LQ>1 untuk tanaman cabe dapat dikembangkan di Distrik Membey dan Anggi Gida, bawang merah dapat

(11)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

dan Anggigida, tanaman kunyit dapat dikembangkan di Distrik Hingk, tanaman

sayuran di Distrik Taige, Minyambouw, Catubouw, dan Hingk.

Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman perkebunan di Kabupaten Pegunungan Arfak menurut distrik disajikan pada Tabel II-8. Data

pada tabel tersebut menunjukkan bahwa sebaran dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman perkebunan pisang, jambu, dan mangga adalah rumah

tangga petani yang berasal dari Distrik Minyambouw (60,06%), Distrik Catubouw (20,13%) dan Distrik Hingk (19,81%). Keragaan penyebaran sub sektor tanaman

perkebunan yang berpotensi dikembangkan pada wilayah distrik di Kabupaten PEGAF sesuai hasil analis LQ disajikan pada Tabel II-9. Data pada Tabel II-9,

menunjukkan hasil analisis bahwa secara agro-ekologis wilayah distrik Minyambouw memiliki potensi untuk mengembangkan tanaman perkebunan

khususnya jeruk dan mangga, distrik Catubouw dan distrik Anggigida berpotensi dikembangkan tanaman perkebunan pisang, distrik Hingk berpotensi bagi

pengembangan tanaman pisang dan mangga.

Tabel II-8.

Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Perkebunan Menurut Distrik Kabupaten Pegunungan Arfak

No Distrik Jmlah Rumah Tangga Nisbah (%)

1 Sururey 0 0.00

2 Anggi 0 0.00

3 Taige 0 0.00

4 Membey 0 0.00

5 Menyambouw 376 60.06

6 Catubouw 126 20.13

7 Testega 0 0.00

8 Didohu 0 0.00

9 Anggigida 0 0.00

10 Hingk 124 19.81

TOTAL 626 100.00

Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah)

Selain sektor pertanian, sebaran rumah tangga petani yang mengusahakan

(12)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Tabel II-9.

Nilai LQ Sub Sektor Tanaman Perkebunan, Tahun 2015 Kabupaten Pegunungan Arfak

.

No Distrik Nilai LQ

Pisang Jeruk Mangga

1 Sururey 0.00 0.00 0.00

2 Anggi 0.00 0.00 0.00

3 Taige 0.00 0.00 0.00

4 Membey 0.00 0.00 0.00

5 Menyambouw 0.69 1.62 1.26

6 Catubouw 1.58 0.00 0.08

7 Testega 0.00 0.00 0.00

8 Didohu 0.00 0.00 0.00

9 Anggigida 1.59 0.00 0.00

10 Hingk 1.30 0.21 1.22

Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014, Tim UNIPA, 2015

Tabel tersebut menunjukkan bahwa rumah tangga terbanyak yang mengusahakan ternak berada di Distrik Menyambouw (38,05%) disusul oleh

Distrik Anggigida (11,15%), Distrik Membey (10,06%), Distrik Didohu (9,92%) dan Distrik Catubouw (8,13%), sedangkan jumlah rumah tangga petani yang

paling sedikit mengusahakan ternak berada di Distrik Taige (2,01%). Pengembangan sub sektor perikanan menunjukkan bahwa jenis usaha

perikanan yang dilakukan oleh masyarakat adalah perikanan darat/budidaya. Kajian terhadap sub sektor peternakan yang berpotensi bagi pengembangan wilayah dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel II-10.

Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Distrik Kabupaten Pegunungan Arfak

No Distrik Jmlah Rumah Tangga Nisbah (%)

1 Sururey 326 7.89

Sumber :Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah)

Hasil analisis pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa potensi pengembangan khususnya ternak lokal khususnya babi dan ayam kampung

(13)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

seperti sapi potong berpotensi dikembangkan di Distrik Menyambouw,

Catubouw, dan Hingk, ternak kambing berpotensi dikembangkan di Distrik Membey, Menyambouw, dan Hingk, ternak itik dan itik manila dapat dikembangkan di Distrik Menyambouw, Anggigida, dan Taige.

Tabel II-11.

Nilai LQ Sub Sektor Peternakan Tahun 2015 Kabupaten Pegunungan Arfak

1 Sururey 0.15 0.00 1.98 0.01 0.00 0.00

2 Anggi 0.00 0.00 1.15 0.92 0.00 0.00

3 Taige 0.00 0.00 1.96 0.03 0.35 6.76

4 Membey 0.79 2.12 0.19 1.88 0.63 0.00

5 Menyambouw 1.67 1.71 0.68 1.26 3.21 0.00

6 Catubouw 1.07 0.72 1.22 0.76 0.86 0.00

7 Testega 0.00 0.00 0.93 1.16 0.00 0.00

8 Didohu 0.00 0.00 0.92 1.17 0.00 0.00

9 Anggigida 0.00 0.00 0.84 1.23 2.25 0.00

10 Hingk 1.61 1.32 0.89 1.10 0.00 0.00

Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014, Tim UNIPA, 2015

Jumlah rumah tangga yang terlibat dalam usaha sub sektor perikanan darat/budidaya disajikan pada Tabel II-12. Data pada tabel tersebut

menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga yang mengusahakan perikanan darat/budidaya terbanyak berada di Distrik Taige (40,18%), sedangkan jumlah

rumah tangga yang paling sedikit mengusahakan sub sektor perikanan darat/budidaya terdapat di Distrik Testega (13,39%).

Tabel II-12

Jumlah Rumah Tangga Usaha Perikanan Darat/Budidaya Menurut Distrik Kabupaten Pegunungan Arfak

No Distrik Jumlah Rumah Tangga Nisbah (%)

1 Sururey 28 25.00

Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah)

(14)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

mengusahakan aktifitas pertanian sub sektor kehutanan seperti pada Tabel II-13.

Tabel tersebut memperlihatkan bahwa jumlah rumah tangga terbesar yang mengusahakan sub sektor kehutanan berada di Distrik Hingk (43,55%) dan terendah di Distrik Catubouw (1,61%). Jenis usaha kehutanan yang dilakukan

terdiri dari penangkapan satwa liar dan pemungutan hasil hutan. Melalui pendekatan dengan metode LQ di atas, komoditas unggulan masing-masing

subsektor pertanian di PEGAF dapat dihitung dengan data dasar jumlah rumah tangga yang mengusahakan sub sektor pertanian; sedangkan sub sektor

peternakan dihitung dengan data dasar populasi ternak per distrik tahun 2014.

Tabel II-13.

Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Distrik Tahun 2015 Kabupaten Pegunungan Arfak

.No Distrik Jumlah Rumah Tangga Nisbah (%)

1 Sururey 0 0.00

2 Anggi 0 0.00

3 Taige 0 0.00

4 Membey 0 0.00

5 Menyambouw 33 26.61

6 Catubouw 2 1.61

7 Testega 6 4.84

8 Didohu 10 8.06

9 Anggigida 19 15.32

10 Hingk 54 43.55

Total 124 100.00

Sumber :Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah)

2. Pertambangan dan Energi

Hingga saat ini kontribusi sektor pertambangan terhadap pembangunan

di Kabupaten PEGAF sebesar 0.18%, diharapkan ke depan sektor ini mampu berperan sebagai engine growth di Kabupaten PEGAF. Potensinya yang cukup

besar merupakan peluang bagi investor untuk berinvestasi di sektor ini. Potensi sumberdaya alam di sektor pertambangan dan galian meliputi seng, tembaga, uranium, timah, dan emas. Potensi tambang dan sebarannya di Kabupaten

PEGAF dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II-14.

Potensi Bahan Tambang dan Sebarannya Berdasarkan Distrik Kabupaten Pegunungan Arfak, Tahun 2015.

Potensi Bahan Tambang Distrik Volume Cadangan

Timah Anggi Deposit mineral belum diketahui,

(15)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Senk dan Tembaga Anggi Deposit mineral belum diketahui dan sampai saat ini potensi belum dimanfaatkan

Batu Gamping Didohu 13,92 Miliar Ton

Granit Anggi Volume cadangan sebesar 96.83

Miliar metric ton Sumber : RTRW Provinsi Papua Barat, 2009.

Potensi sumber energi lainnya adalah PLTA yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber listrik untuk penerangan selama 24 jam terutama di

Distrik Menyambouw dan Distrik Testega.

3. Industri Pengolahan

Sektor industri selama periode 2013-2015 belum memberikan kontribusi nyata (0.00%) terhadap pembentukan PDRB Kabupaten PEGAF. Peluang

investasi di sektor ini dalam skala ekonomi belum memiliki potensi, namun demikian potensi pengembangan terhadap industri pengolahan kedepannya

dapat dikembangkanhome industry misalnya pembuatan minyak buah merah di Distrik Testega.

4. Konstruksi

Kontribusi sektor bangunan selama periode 2013-2015 terhadap PDRB Kabupaten PEGAF sebesar 3,63%. Kontribusi sektor ini akan terus meningkat

seiring dengan berjalannya pembangunan terutama pembangunan fisik. Saat ini konstruksi masih difokuskan kepada penyediaan sarana pemerintah agar lebih

efektif dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

Serapan tenaga kerja lokal pada sektor ini masih sangat rendah, hal ini

disebabkan tenaga kerja lokal yang tersedia belum terampil/belum memiliki skill dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan kontruksi. Kedepannya pendampingan

dan pelatihan bagi tenaga kerja perlu dilakukan guna menjawab kebutuhan tenaga kerja terdidik dalam pengembangan sektor bangunan.

5. Hotel dan Pariwisata

Kontribusi sektor ini masih sangat kecil (0.05%) terhadap PDRB Kabupaten PEGAF. Sektor ini berpotensi dikembangkan kedepannya, ditunjang

(16)

Upaya-BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

upaya yang dilakukan berupa promosi di tingkat regional maupun nasional untuk

memperkenalkan potensi wisata di Kabupaten PEGAF. Informasi potensi pariwisata Kabupaten PEGAF dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel II-15.

Potensi Pariwisata di Kabupaten Pegunungan Arfak

No Potensi Objek Wisata Lokasi Keterangan

1 Goa Alam Distrik Anggi Panorama Alam

2 Danau Anggi Giji Distrik Anggi Luas 2.500 Ha 3 Danau Anggi Gida Distrik Anggi Gida Luas 2.500 Ha 4 Pegunungan Kobrey Distrik Anggi Rumah Kaki Seribu 5 Pegunungan Arfak Distrik

Minyambouw

Cagar Alam 45.000 Ha & Kupu– Kupu Sayap Burung. Sumber : RTRW Kabupaten Manokwari, 2013

a. Rencana pengembangan potensi pariwisata dapat dilakukan dengan :

 Membangun jalur transportasi wisata;

 Menata kawasan pariwisata dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan budaya;

 Membangun sarana dan prasarana pendukung pariwisata seperti homestay, hotel, dan restoran.

6. Transportasi dan Komunikasi

Transportasi dan komunikasi merupakan urat nadi pembangunan

ekonomi di Kabupaten PEGAF. Saat ini pemerintah daerah PEGAF sedang giat membangun, merawat dan memperbaiki jalur jalan dari dan ke PEGAF baik

melalui Kabupaten Manokwari maupun melalui Kabupaten Manokwari Selatan. Arahan pengembangan ruas jalan sesuai dengan rencana struktur ruang,

memberikan gambaran terkait bagaimana pemerintah daerah mengintegrasikan hubungan antar wilayah distrik melalui jalur jalan darat, jalur penerbangan udara

maupun membangun sistem komunikasi dengan provider yang dapat menyediakan jangkauan layanan yang lebih baik.

7. Perbankan dan Investasi

Sektor perbankan dan investasi selama periode 2013-2015 belum memberikan kontribusi bagi pembentukan PDRB Kabupaten PEGAF, selama periode tersebut, sumbangsihnya masih 0.00%. Hal ini kemungkinan disebabkan

(17)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

PEGAF. Potensi pengembangan sektor perbankan dan investasi ke depan dapat

dilakukan dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif dan membangun kerja sama dengan lembaga keuangan daerah.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Data hasil analisis Citra Landsat dalam Dokumen Studi Identifikasi Permasalahan dan Analisis Kebutuhan Pembangunan Daerah Kabupaten Pegaf

(2015), menyatakan bahwa mayoritas wilayah Kabupaten Pegaf masuk dalam kategori curam sampai sangat curam. Distrik dengan persentasi wilayah paling

banyak masuk dalam kategoriextremly steep (sangat curam dengan kemiringan >40%) adalah Minyambouw (73,83%), diikuti oleh Membey (66,32%), Testega

(60,96%), Sururei (56,97%), Taige (55,75%), dan Catubouw (49,61%); sedangkan distrik lain menyebar pada kategori kemiringan lahan curam (steep)

dengan persentase kemiringan 26-40 persen adalah Catubouw (39,83%), Anggi Gida (35,74%), Anggi (34%), dan Hingk (30,76)%. Distrik dengan kategori flat

(berbukit dengan kemiringan <2%) dan very gentle (bergelombang dengan kemiringan 2 - 8%) adalah Anggi (17,61%), diikuti oleh Taige (8,91%).

Mayoritas lokasi pemukiman penduduk berada di uvalla-uvalla (lembah kecil) dan banyak lagi di urat-urat gunung serta lokasi dengan kemiringan di atas 45%, bahwa kondisi ini dapat dinyatakan sebagai “berbahaya’. Keadaan

ini memungkinkan terjadi bencana alam sewaktu-waktu. Oleh sebab itu, perencanaan pembangunan fisik hendaknya direncanakan untuk menahan

gempa yang berpotensi terjadi, masyarakat juga diingatkan untuk tidak menebang pohon di daerah hulu sungai (kali-kali kecil) yang mengalir di sekitar pemukiman.

Kawasan rawan bencana longsor terdapat di sebagian besar wilayah

Distrik Minyambouw, Distrik Didohu, dan Distrik Catubuow. Gerakan tanah/ longsor merupakan jenis bencana alam yang paling relatif sering terjadi, karena

tingkat kejadiannya yang hampir setiap tahun atau setiap musim hujan, maka sering menimbulkan bencana kerusakan dan korban jiwa, walaupun dimensi bencana gerakan tanah relatif kecil jika dibandingkan dengan bencana gempa

bumi atau letusan gunung api.

Jenis gerakan tanah yang sering terjadi di daerah Kabupaten Pegaf

(18)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

sangat lambat hingga cepat, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang

sangat mempengaruhi terhadap waktu kejadian longsoran adalah curah hujan (air) yang menjenuhi tanah penutup yang sangat tebal. Oleh karena itu, longsoran sering terjadi pada musim hujan sehingga permukiman yang ada dan

berkembang di Kabupaten Pegaf harus menerapkan konsep permukiman yang ramah terhadap bencana gerakan tanah.

Kawasan rawan bencana banjir terdapat di sebagian besar wilayah Distrik Minyambouw, Distrik Didohu, Distrik Catubouw, Distrik Testega dan Distrik

Anggi. Banjir merupakan salah satu masalah yang terjadi di Kabupaten Pegunungan Arfak. Kriteria kawasan rawan banjir secara umum adalah:

(1) Daerah sepanjang sungai dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 4 meter di atas permukaan air sungai; dan (2) Daerah dengan kemiringan di bawah

5%. Daerah yang dialiri sungai dengan sedimentasi tinggi di atas 20.000 m³/tahun. Sebagaimana kita ketahui bersama dan diberitakan oleh Harian

Cahaya Papua Edisi Senin Tanggal 18 April 2016 bahwa pada Hari Minggu 17 April 2016 terjadi bencana Longsor di Distrik Hink Kabupaten Pegaf yang

menelan korban hilang sebanyak 2 jiwa. 2.1.4. Demografi

Data demografi Kabupaten Pegaf yang utama dalam laporan ini meliuti:

jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, struktur penduduk, tingkat kepadatan penduduk, ratio jenis kelamin, dan angka ketergantungan penduduk. Data jumlah

penduduk Kabupaten Pegaf dan distribusi menurut jenis kelamin dan kelompok umur, yang dijadikan sebagai dasar analisis rasio jenis kelamin dan tingkat ketergantungan penduduk, seperti pada tabel berikut:

Tabel II-16.

(19)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2015.

Berdasarkan tabel di atas., bahwa jumlah penduduk Kabupaten Pegaf adalah 26.729 jiwa dengan rincian laki-laki sebanyak 13.284 jiwa, dan

perempuan 13.445 jiwa. Berdasarkan tabel tersebut, nampak bahwa struktur penduduk Kabupaten Pegaf termasuk dalam struktur penduduk muda, karena

masing-masing kelompok umur pada selang 20 – 34 tahun memiliki proporsi terbanyak (>3.000 jiwa), diikuti kelompok umur antara 0 – 19 tahun (>2.000 jiwa);

sedangkan pada kelompok 35 – 64 tahun hanya berksar 1.900 jiwa - 173 jiwa saja. Data kependudukan Kabupaten Pegaf di atas, dapat disajikan dalam

bentuk piramida penduduk, seperti pada gambar berikut.

Gambar II-3.

Piramida Penduduk Tahun 2013 di Kabupaten Pegunungan Arfak

Sumber: Hasil Olahan dari BPS dan IPM Kabupaten Pegaf, 2013.

Dari segi angka ketergantungan penduduk (dependency ratio), hasil analisis tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk 0-14 tahun sebanyak

8.577 jiwa dan jumlah penduduk umur >64 tahun sebanyak 75 jiwa, sedangkan

2000 1000 0 1000 2000 3000

(20)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

jumlah penduduk umur 14 – 64 tahun sebanyak 18.077 jiwa, maka rasio

ketergantungan penduduk untuk Kabupaten Pegaf sebesar 47,86 atau 48. Artinya, setiap 100 penduduk yang produktif secara ekonomi di Kabupaten Pegaf harus menanggung 48 penduduk tidak produktif. Data kependudukan menurut

distrik mengenai jumlah penduduk menurut jenis kamin, luas wilayah, jumlah rumah tangga, dan kepadatan penduduk disajikan pada tabel berikut.

Tabel II-17.

Data Luas Wilayah, Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Jumlah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Distrik , Tahun 2015.

Kabupaten Pegunungan Arfak No Distrik Luas

(km2)

Jenis Kelamin

Jmlah TanggaRmh PendudukKepdatan Laki2 Permp

1 Sururey 407,44 1.340 1.442 2.782 969 6,83 2 Didohu 176,44 802 851 1.653 480 9,39 3 Anggi 256,80 1.140 1.116 2.256 498 8,79 4 Taige 112,13 722 716 1.438 314 12,82 5 Anggi Gida 199,41 686 738 1.424 299 7.14 6 Membey 49,58 589 585 1.174 226 23,68 7 Minyambow 335,70 3.490 3.500 6.990 2.014 20,82 8 Hingk 365,08 3.030 2.023 6.053 1.818 16,58 9 Catubow 373,72 1.049 1.030 2.079 491 5,56 10 Testega 497,82 436 444 880 217 1,77 Jumlah 2.773,74 13.284 13.445 26.729 7.326 96,40 Rata-rata 277,37 1.328 1.345 2.673 7.326 9,64 Sumber: Diolah dari Kabupaten Pegaf dalam Angka (2015).

Data tabel di atas menunjukkan bahwa luas Kabupaten Pegaf adalah 2.773,74 km2; sedangkan jumlah penduduk sebanyak 26.729 jiwa, sehingga

apabila jumlah penduduk tersebut didistribusi menurut luas wilayah, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk (population dencity) adalah 9,64 orang (10 jiwa)

per km2. Terlihat bahwa Membey merupakan distrik dengan tingkat kepadatan

penduduk per luas wilayah paling tinggi (24 orang per km2), diikuti Distrik

Minyambouw (21 jiwa per km2); sedangkan distrik dengan tingkat kepadatan

penduduk terendah adalah Testega (2 jiwa per km2), diikuti Catubouw (6 jiwa per

km2).

Meskipun population dencity per distrik di Kabupaten Pegaf adalah rendah, namun mencermati keadaan fisiografis wilayah yang masuk dalam

kategori extremly sleep (sangat curam), maka sesunguhnya jumlah penduduk tiap distrik tersebut apabila didistribusikan menurut luas wilayah yang produktif

(21)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

tingkat kepadatan tinggi, dimana distrik Membey merupakan yang terpadat,

diikuti Minyambouw, dan Testega

Dikaji dari segi rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah 0,99, artinya setiap 100 penduduk perempuan, 99 orang di antaranya adalah laki-laki. Angka (rate)

ini menunjukkan keadaan yang seimbang antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Data kependudukan sebagaimana disajikan pada kedua tabel di

atas, dapat dibuat ringkasan indikator kependudukan seperti pada tabel berikut.

Tabel II-18.

Indikator Kependudukan, Tahun 2015 Kabupaten Pegunungan Arfak

Uraian 2014

1. Jumlah Penduduk (jiwa) 26.729

2. Pertumbuhan Penduduk (%)/tahun 1,19

3. Sex Ratio (rate) 0,99

4. Rata2 ART (jiwa/ruta) 4

5. Penduduk menurut kelompok umur (%)

0-14 (Tahun) 8.577

15-64 (Tahun) 18.077

65+ (Tahun) 75

Sumber: Diolah dari Kabupaten Pegaf dalam Angka (2015).

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1. Pertumbuhan PDRB

PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) merupakan salah satu indikator

yang menggambarkan keadaan perekonomian daerah—termasuk Kabupaten Pegaf. Nilai PDRB merupakan besaran yang menunjukkan hasil dari

perekonomian suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Nilai PDRB Kabupaten Pegaf atas dasar harga berlaku tahun 2012 adalah sebesar 117,83 milyar rupiah

dan tahun 2013 meningkat menjadi 126,15 milyar rupiah; sedangkan PDRB atas dasar harga konstannya pada tahun 2012 sebesar 51,7 milyar rupiah dan tahun 2013 sebesar 53,49 milyar rupiah (PRDB Kab Pegaf Menurut Lapangan Usaha,

2013). Data perkembangan PDRB Kabupaten Pegaf, disajikan pada tabel berikut.

(22)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Data perkembangan PDRB , Tahun 2013 (juta rupiah). Kabupaten Pegunungan Arfak

Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK 2000

2011 110.495,70 50.440,54

2012 117.828,28 51.695,32

2013 126.148,22 53.492,79

Sumber: PRDB Kab Pegaf Menurut Lapangan Usaha, 2013.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran keberhasilan pembangunan di kabupaten Pegaf khususnya pembangunan bidang ekonomi.

Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya bila negatif menunjukkan terjadinya penurunan. Secara makro, pertumbuhan ekonomi dilihat dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga

konstan. Penggunaan atas dasar harga konstan, didasarkan atas pengaruh perubahan harga telah dikeluarkan sehingga hasil yang diperoleh hanya

mencerminkan kenaikan produksi barang dan jasa. Data Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pegaf, tahun 2011-2013, disajikan pada tabel berikut:

Tabel II-20.

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011-2013. Kabupaten Pegunungan Arfak

Tahun ADHB

(%)

ADHK 2000 (%)

2011 7,61 2,92

2012 6,64 2,49

2013 7,06 3,48

Sumber: PRDB Kab Pegaf Menurut Lapangan Usaha, 2013.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pegaf cenderung menurun setiap

tahunnya. Hal ini disebabkan kabupaten ini belum memiliki sentra-sentra perekonomian dan sumber perekonomian daerahnya hampir hanya berasal dari

sektor pertanian, dan itupun hanya dilakukan secara konvensional. Selama 3 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pegaf berturut-turut sebesar

2,92% pada tahun 2011; 2,49% pada tahun 2012; dan 3,48% pada tahun 2013. Angka ini tergolong kecil dan jauh dari pertumbuhan ekonomi yang mapan. Butuh kerja keras untuk membangun perekonomian ke depan dan perlu adanya

pembangunan di segala sektor untuk meningkatkan level perekonomian daerah, mengingat Kabupaten Pegaf masih tergolong kabupaten yang masih

(23)
(24)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Gambar II-4.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011-2013 Kabupaten Pegunungan Arfak.

Sumber: Diolah dari PDRB Kabupaten Pegaf, Tahun 2013.

Bila dilihat pertumbuhan ekonomi secara lebih rinci menurut sektor, maka akan terlihat kinerja dari masing-masing sektor ekonomi. Dari pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Pegaf sebesar 3,48% tahun 2013 yang mengalami percepatan pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya, ternyata jika dilihat

pertumbuhan per sektor ekonomi, maka terdapat perbedaan nilai pertumbuhan pada masing-masing sektor. Data laju pertumbuhan sektoral Tahun 2013,

disajikan pada tabel berikut.

Tabel II-21.

Laju Pertumbuhan Sektoral Tahun 2013 Kabupaten Pegunungan Arfak

No. Sektor 2013 (%)

1 Pertanian 2,53

2 Pertambangan dan Penggalian 6,10

3 Industri Pengolahan

-4 Listrik, Gas, dan Air bersih 5,67

5 Konstruksi 5,62

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,61

7 Pengangkutan dan Komunikasi

-8 Keuangan, Real Estate, dan J. Persh

-9 Jasa-jasa 6,51

PDRB 3,48

Sumber: PDRB Kabupaten Pegaf, 2015. 2,92%

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

P

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pegunungan Arfak Tahun 2011-2013

(25)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Sektor Pertanian pada tahu 2013 pertumbuhannya sebesar 2,53%.

Pertumbuhan agregat tersebut merupakan kontribusi dari pertumbuhan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura yang pertumbuhannya sebesar 2,64%, sub sektor tanaman perkebunan 1,43%, sub sektor peternakan 2,52%, sub

sektor kehutanan 2,63%, dan sub sektor perikanan 1,54%.

Sektor Pertambangan dan Galian tumbuh sebesar 6,10%. Angka ini

mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun sebelumnya. Namun demikian, pertumbuhan sebesar 6,10% pada sektor ini jauh

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pegaf.

Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih pada tahun 2013 secara rill

pertumbuhannya sebesar 5,67%. Pertumbuhan ini mengalami percepatan dibanding tahun sebelumnya sebesar 4,63%. Nilai sebesar 5,67% merupakan

pertumbuhan dari sub sektor listrik. Sektor konstruksi tahun 2013 tumbuh secara riil sebesar 5,62%. Pertumbuhan tersebut lebih lambat jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,80%.

Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restauran tumbuh secara riil sebesar

2,61%. Nilai persentasi ini hanya berasal dari sub sektor perdagangan saja, karena sub sektor Hotel dan Restauran belum ada kegiatan usahanya di Kabupaten Pegaf.

Sektor Jasa-Jasa pada tahun 2013 pertumbuhan sebesar 6,51% yang terdiri dari sub sektor Pemerintahan Umum tumbuh sebesar 6,65% dan sub

sektor Jasa Swasta sebesar 4,09%.

Berdasarkan pertumbuhan ekonomi sektoral tahun 2013, terlihat bahwa

sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran, nilai pertumbuhannya berada di bawah nilai pertumbuhan Kabupaten Pegaf. Hal ini

menunjukkan bahwa kedua sektor ini masih sangat lambat dan pergerakan ekonominya, berbeda dengan sektor lain yang nilai pertumbuhannya jauh lebih

(26)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Gambar II-5..

Data pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor, Tahun 2013. Kabupaten Pegunungan Arfak

Sumber: PDRB Kabupaten Pegaf, 2015.

2. Laju Inflasi

Data dan informasi mengenai laju Inflasi Kabupaten Pegaf belum ada—hal ini dimaklumi sebab kabupaten ini adalah baru. Namun mengacu ke Manokwari

sebagai ibukota kabupaten induk dari kabupaten Pegaf, bahwa berdasarkan data yang dipublikasi oleh BPS Papua—oleh Kepala BPS Provinsi Papua, Ir. Didik Koesbianto, M.Si—tanggal 6 Aperil 2015 bahwa secara nasional inflasi tertinggi

terjadi di Kabupaten Manokwari (0,84%), sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Padang dan Kota Cilacap masing-masing 0,01%.

Faktor penentu inflasi sebagaimana dijelaskan di atas seperti Indeks Harga Konsumen (IHK), maupun informasi mengenai laju inflasi untuk kabupaten

Manokwari, tim tidak mempunyai data.

3. Indeks Gini

Disparitas pembangunan antar wilayah di PEGAF masih tinggi. Disparitas

pembangunan merupakan kondisi yang selalu ada dalam proses pembangunan, dimana pada tahap awal proses pembangunan disparitas selalu meningkat dan

0,00% 1,00% 2,00% 3,00% 4,00% 5,00% 6,00% 7,00%

2,53% 6,10%

0,00%

5,67% 5,62%

2,61%

0,00% 0,00% 6,51%

(27)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

selanjutnya akan cenderung menurun seiring dengan berjalannya proses

pembangunan (reverse “U” shape curve) pada Gambar II-6.

Gambar II-6.

Trend Nilai Index Williamson Tahun 2013 s.d. 2014 Kabupaten Pegunungan Arfak.

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Disparitas pembangunan secara horisontal (antar wilayah) ketika dihitung

menggunakan Index Williamson pada Gambar II-6 di atas, terlihat bahwa ketimpangan pembangunan antar wilayah di PEGAF sangat tinggi dengan nilai

IW = 0,86 pada tahun 2014. Sedangkan untuk melihat disparitas pembangunan secara vertikal (ketimpangan pendapatan antar kelompok masyarakat),

digunakan Index Gini, seperti pada Gambar II-7.

Gambar II-7 dibawah menunjukan bahwa nilai IG=0,43 berada pada

kategori ketimpangan sedang. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sumber pendapatan berasal dari sektor pertanian dengan akses pasar yang rendah terutama pada wilayah terluar (winterland) dari Kabupaten Pegunungan

Arfak. Pembangunan wilayah strategis PEGAF kedepannya dilakukan dengan melengkapi prasarana dan sarana pendukung pembangunan wilayah strategis.

Saat ini prasarana dan sarana yang tersedia belum representatif.

Tersedia peta rencana wilayah strategis, yang terdiri dari Kawasan

Strategis Kepentingan Lingkungan Hidup, Kawasan Strategis Kepentingan Perekonomian dan Kawasan Strategis Sosial Budaya. Kawasan strategis masih

(28)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

dalam tahap perencanaan dengan melakukan kajian-kajian pendukung secara

konprehensif.

Gambar II-7.

Kurva Lorenz dan Nilai Index Gini, Tahun 2015 Kabupaten Pegunungan Arfak.

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Potensi kawasan cepat tumbuh merupakan kawasan yang memiliki

potensi untuk berkembang karena dukungan sumberdaya dan letak geografis. Penyediaan Prasarana dan sarana sangat dibutuhkan dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing potensi unggulan daerah demi mendukung pertumbuhan

ekonomi di kawasan tersebut.

Wilayah tertinggal di PEGAF umumnya merupakan daerah hinterland

bagi Distrik Anggi dan Kabupaten Manokwari. Penanganan kawasan tertinggal telah diupayakan dengan membangun jalan menghubungkan semua wilayah

distrik dengan ibu kota kabupaten, mengacu pada rencana struktur ruang kabupaten PEGAF. Medan geografis yang cukup sulit menjadi hambatan utama

dalam pembangunan.

Sejalan dengan perencanaan pembangunan, upaya penanganan

pusat-pusat kegiatan wilayah terus disinkronisasikan atas dasar Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di tingkat kabupaten, Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan skala pelayanan distrik atau beberapa desa dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

(29)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

berfungsi melayani kegiatan skala antar desa. Kajian secara konprehensif masih

terus dilakukan guna memetakan secara efektif dan efisien pusat-pusat kegiatan tersebut.

Penanganan pusat-pusat kegiatan wilayah dimuat dalam rencana struktur

ruang Kabupaten PEGAF. Kajian secara komprehensif masih dilakukan oleh pemerintah PEGAF dalam menentukan kesesuaian suatu kawasan sebagai

simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat mengacu pada kondisi existing ditingkat PKL, PPK dan PPL.

Penerapan perencanaan partisipatif terus dilakukan dengan melibatkan peran kelembagaan di tingkat masyarakat, kelembagaan agama dan

kelembagaan adat. Peran masyarakat secara partisipatif sangat mendukung penerapan perencanaan pembangunan, potensi ini terlihat dari respon positif

masyarakat sebagai stakeholder pembangunan, bahwa masyarakat siap berpartisipasi dalam setiap aktifitas pembangunan karena disadari bahwa tujuan

pemerintah adalah mensejahterahkan rakyatnya.

Sejalan dengan perencanaan pembangunan daerah, telah dan terus

diupayakan ketersediaan dokumen perencanaan yang telah di Perda-kan sebagai payung hukum pelaksanaan pembangunan daerah. Karena merupakan kabupaten pemekaran, DPRD PEGAF hingga saat ini belum dapat menjalankan

fungsi legislatifnya secara total karena minimnya prasarana dan sarana penunjang.

Pelaksanaan Musrenbang sangat partisipatif dan aspiratif dengan kualitas pelaksanaan yang baik karena dilakukan secara berjenjang dimulai dari

Musrenbang di tingkat kampung, Musrenbang di tingkat distrik dan Musrenbang di tingkat kabupaten. Penyampaian aspirasi dalam pelaksanaan Musrenbang

belum dapat dieksekusi karena hingga saat ini belum terpilih kepada daerah definitif.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

1. Pendidikan

Indikator penting pendidikan, terutama untuk pendidikan SD, SMP, dan

(30)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Rasio Murid terhadap Sekolah dan Guru

Rasio murid terhadap sekolah dan guru di Kabupaten PEGAF selama

tahun 2015 disajikan pada tabel berikut.

Tabel II-22.

Indikator Penting Pendidikan, SD,SMP dan SMA/SMK, tahun 2015

Kabupaten Pegunngan Arfak.

Jumlah 89 287 7.131 1:80 1:3

Rata-rata 22 72 1.783 -

-Sumber: Hasil olahan dari data sekunder, 2015.

Tabel 2.22. menunjukkan bahwa rasio murid SD terhadap sekolah adalah 1:116. Dalam hal ini daya tampung tiap kelas adalah 16. Artinya tiap kelas dapat

menampung hanya 16 murid. Rasio guru terhadap murid adalah 1:4. Artinya tiap guru mempunyai beban bimbingan adalah 4 orang. Beban ini dianggap ringan.

Dalam Tabel 2.22, tersirat bahwa daya tampung sekolah dan beban kerja guru untuk tiap jenjang pendidikan adalah ringan.

1. Rata-rata lama sekolah penduduk di Kabupaten PEGAF yang dicatat selama tahun 2013 adalah 8,09 tahun (setingkat SMP kelas II) (IPM

PEGAF, 2013). Tingkat pendidikan ini tergolong rendah.

2. Literacy (Membaca dan Menulis) huruf Latin. Menurut IPM PEGAF (2013)

Angka Melek Huruf adalah 74,89% adalah 3. Beban tanggungan guru SD adalah 1: 4 (ringan) 4. Beban tanggungan guru SMP adalah 1:2 (ringan)

5. Beban tanggungan guru SMA/SMK adalah 1:14 adalah ( ringan)

Angka Partisipasi Kasar (APK) penduduk dalam pendidikan disajikan pada tabel berikut.

a. Angka Melek Huruf

Data perkembangan angka melek huruf tahun 2013 s.d tahun 2015

(31)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Tabel II-23.

Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2013 s.d 2015 Kabupaten Pegunungan Arfak

No Uraian 2013 2014 2015

1 Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun

yang bisa membaca dan menulis (jiwa) 0 11.090 0

2 Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas

(jiwa) 0 18.142 0

3 Angka melek huruf (%) 74,89 61,13

Sumber: Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014, 2015.

Tabel di atas menunjukkan bahwa Angka Melek Huruf kabupaten Pegaf Tahun 2015 adalah 61,13%, yang berarti bahwa dari setiap 100 penduduk

berusia >15 tahun, 63 orang diantaranya dapat membaca dan menulis, sedangkan 27 orang sisanya tidak bisa membaca dan menulis. Kondisi Angka

Melek Huruf Kabupaten Pegaf Tahun 2013 adalah 74.89%, angka ini menunjukkan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan Tahun 2015. Keadaan ini

dapat dimaklumi sebab data pada tahun tersebut masih merupakan data gabungan antara kabupaten Pegaf dengan Manokwari sebagai kabupaten induk.

Data Angka Melek Huruf Kabupaten Pegaf periode 2013-2015 disajikan seperti pada tabel berikut.

Tabel. II-24.

Angka Melek Huruf Menurut Distrik Tahun 2013 s.d 2015 Kabupaten Pegunungan Arfak

7 Minyambouw 0 3.417 0

8 Hingk 0 0 0

9 Catubouw 0 0 0

10 Testega 0 471 0

Jumlah 0 7.351 0

Kabupaten Pegaf 61,13

(32)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Tabel diatas menunjukkan bahwa Angka Melek Huruf untuk kabupaten

Pegaf adalah sebesar 61,13%, data ini diperoleh dari BPS Kabupaten Pegaf Tahun 2015; sedangkan data junlah penduduk >15 tahun yang bisa membaca dan menulis tidak tersedia baik di BPS dan DDA. Dengan demikian, tidak bisa

dilakukan penghitungan mengenai Angka Melek Huruf menurut distrik di kabupaten Pegaf.

Berdasarkan data yang dihimpun dan dianalisis dari beberapa sumber, yakni Distrik Dalam Angka, BPS Kabupaten Pegaf tahun 2014, dan Tim UNIPA

Tahun 2015, dapat dihasilkan data komposit indeks pendidikan kabupaten Pegaf Tahun 2013, seperti pada tabel berikut.

Tabel II-25

Data komposit indeks pendidikan, Tahun 2013 Kabupaten Pegunungan Arfak

Indikator Tahun

1 Angka Melek Huruf (%) 74,89

2 Indeks Melek Huruf 74,89

3 Rata-rata Lama Sekolah (thn) 8,09

4 Indek Rata-rata Lama Sekolah 53,94

5 Indeks Pendidikan 67,91

Sumber: IPM dan Statistik Kabupaten Pegaf (2013).

Di bidang pendidikan, ada beberapa indikator yang mencerminkan kualitas dasar dari pendidikan. Kualitas pendidikan yang digunakan sebagai

standar Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yakni Angka Melek Huruf (literacy rate-AMH), rata-rata lama sekolah (Mean Years of Schooling-MYS), dan Angka

Partisipasi Murni (Net Enrolment Rate-APM). Secara umum, Indeks Pendidikan di Kabupaten Pegaf—yang merupakan indeks komposit dari Indeks Melek Huruf

dan Indeks Rata-rata Lama Sekolah) masih tergolong cukup rendah. Data komposit indiek pendidikan kabupaten Pegaf, disajikan pada Tabel II-24..

Secara umum dapat dijelaskan bahwa data komposit Indeks Pendidikan Kabupaten Pegaf sebagaimana disajikan di atas, berada terrendah ketiga setelah kabupaten Tambrauw dan Manokwari Selatan dari 13 kabupaten/Kota di

wilayah Provinsi Papua Barat. Secara spesifik, dapat dijelaskan bahwa Angka Melek Huruf Kabupaten Pegaf merupakan yang terendah di Provinsi Papua

Barat, rata-rata lama sekolah berada pada posisi keenam terendah setelah Kabupaten Tambrauw, Manokwari, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, dan Raja

(33)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Kesehatan

Data IPM Kabupaten Pegaf Tahun 2013 menunjukkan bahwa Angka

Harapan Hidup Kabupaten Pegaf adalah 71,47 tertinggi nomor 2 setelah Kota Sorong (72,80 tahun); Indeks Kesehatan/Harapan Hidup Kabupaten Pegaf adalah 77,45 tahun tertinggi kedua setelah Kota Sorong (79,67 tahun),

sedangkan Provinisi Papua Barat (73,56 tahun). Informasi tentang Angka Kematian Bayi/Infant Mortality Rate (IMR) di Kabupaten Pegaf belum dapat

diperoleh mengingat merupakan kabupaten baru, namun satu-satunya data yang tersedia diperoleh dari perkiraan angka kematian bayi hasil input angka

harapan hidup Kabupaten Pegaf Tahun 2013 pada Program Mortpack (IPM Pegaf, 2013), bahwa diperkirakan IMR di Kabupaten Pegaf pada tahun yang

sama adalah 23,70 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini jauh lebih rendah dari perkiraan IMR provinsi Papua Barat, yakni 31,87 per 1.000 kelahiran hidup, dan

satu tingka lebih rendah dari IMR Kota Sorong (19,37 per 1.000 kelahiran hidup).

Deskripsi sistem kesehatan di Kabupaten PEGAF dilakukan menurut sistem kesehatan tradisional, sistem kesehatan modern, pelayanan kesehatan,

lingkungan kesehatan dan perilaku kesehatan. Sistem kesehatan masa lampau dimaksudkan sebagai sistem kesehatan tradisional. Ketika itu, belum ada

pemerintah sehingga belum dikenal sistem kesehatan modern. Ketika itu, sudah tentu laju perkembangan penyakit tidak dapat dikendalikan.Akibatnya angka

kematian cenderung lebih tinggi daripada angka kelahiran.

Pada waktu itu, jika seorang sakit, menurut mayoritas informan kunci

bahwa penyebab kesakitan itu karena perbuatan orang lain (manusia hidup lain atau mereka menyebut suanggi) dan roh orang mati. Selain itu, minoritas

informan kunci berpandangan bahwa kesakitan itu disebabkan karena lingkungan di sekitar rumah yang kotor.

Pelayanan kesehatan modern bagi masyarakat mulai dilakukan apa adanya oleh misionaris tersebut. Tidak jelas proses pelayanan kesehatan

(34)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Pembangunan sarana/prasarana kesehatan di Pegunungan Arfak, dan

pelaporan jenis-jenis penyakit, angka kelahiran, angka kematian, dan lain- lain, juga belum terungkap.

Peristiwa kesakitan menimbulkan persepsi dan sikap/perilaku masyarakat

yang berbeda-beda. Mayoritas informan kunci, mengatakan penyebab penyakit berasal dari lingkungan yang kotor. Sebagian kecil informan kunci mengatakan

bahwa penyebab kesakitan adalah kekurangan gizi sebagai akibat kerja keras tanpa istirahat yang baik. Ada juga yang berpendapat bahwa penyebab

kesakitan adalah perbuatan manusia “berilmu “adat Arfak”.

Perilaku kesehatan masyarakat Arfak pada saat sekarang dapat diamati

dari perilaku pengolahan minum air, adanya makanan pantangan, cara memasak makanan dan kaitannya dengan nilai gizi dan pemberian air susu ibu

pertama kepada bayi.

Mayoritas informan kunci mengatakan bahwa minum air tanpa direbus

terlebih dahulu akan menyebabkan penyakit. Hanya sebagian kecil informan kunci mengatakan minum air tanpa direbus terlebih dahulu tidak menybabkan

penyakit. Kedua pendapat ini berpotensi merugikan. Oleh sebab itu, perlu diberikan penyuluhan bahwa air minum harus direbus terlebih dahulu sebelum diminum, sebab kuman penyakit yang sangat kecil tidak bisa dilihat dengan

mata telanjang ada dalam air sehingga jika diminum akan menyebabkan penyakit diare.

Ibu rumah tangga di Kabupaten PEGAF menyadari pentingnya perawatan kesehatan bayi/anaknya. Tindakan yang mereka lakukan adalah ketika ibu atau

bayi mau tidur atau ditidurkan harus menggunakan kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk. Makanan yang mereka berikan kepada bayi sampai umur 2

tahun adalah ASI dan bubur saring yang terbuat dari nasi, keladi dan sayur bayam, pisang, ikan, dan betatas. Kadang-kadang mereka memberikan papeda,

nasi, sayur, dan pisang. Makanan tambahan tersebut diberikan dengan frekuensi 2-3 kali per hari atau rata-rata 3 kali per hari.Dalam satu hari bayi/anak dimandikan 2-3 kali atau rata-rata 2,5 kali/hari.

(35)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

kunci yang telah memanfaatan fasilitas kesehatan dengan baik bagi keluarganya.

Pemberian obat kepada pasien diminum dengan baik pula.

Berdasarkan data kuantitaif maupun kualitatif sebagaimana diutarakan di atas, dapat disajikan data komposit IPM kabupaten Pegaf yang didalamnya

mencakup Angka Harapan Hidup (thn), Angka Melek Huruf (%), Rata-rata Lama Sekolah (thn), dan Pengeluaran Riil Per Kapita (ribu rupiah), seperti pada tabel

berikut.

Tabel II-26.

Komposit IPM Tahun 2013 Kabupaten Pegunungan Arfak

Indikator Nilia

1 Angka Harapan Hidup (thn) 71,47

2 Angka Melek Huruf (%) 74,89

3 Rata-rata Lama Sekolah (thn) 8,09

4 Pengeluaran Riil Per Kapita (ribu rupiah) 565,41

Sumber: IPM dan Statistik Kabupaten Pegaf (2013).

Gambar II-8.

Indeks Komponen IPM, Tahun 2013 Kabupaten Pegunungan Arfak

Sumber: IPM Kabupaten Pegaf, 2013.

(36)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Secara teoritis bahwa pengangguran terbuka merupakan penduduk usia

kerja yang sedang mempersiapkan usaha atau telah bekerja tapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak bekerja, misal karena sakit, cuti, dan sebagainya. Data BPS Kabupaten Pegaf menunjukkan bahwa jumlah penduduk

usia kerja (15-64 tahun) sebanyak 18.077 jiwa, sedangkan jumlah penduduk usia non-produktif sebanyak 8.625 jiwa. Namun belum ada data yang bersumber dari

Dinas Kependudukan dan Catatatan Sipil maupun instansi lain yang memungkinkan informasi melakukan analisis sesuai definisi yakni banyaknya

penduduk yang sedang memperisapkan usaha atan telah bekerja tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak bekerja, misal karena sakit, cuti, dan

sebagainya.

Jumlah pekerja formal pedesaan/perkotaan, yakni setiap pekerja baik

pada sektor formal maupun non-formal, dimana dari output yang dihasilkan oleh setiap pekerja pada unit kerja tertentu yang memberikan sumbangsih kepada

PDRB. Berdasarkan definisi tersebut, tidak ada data dan informasi dari instansi terkait yang dapat memungkinkan tim untuk dapat menganalisisnya.

Jumlah pekerja pada lapangan kerja kurang produktif di sini berkaitan dengan kontribusinya terhadap PDRB maupun terhadap pendapatan per kapita. Berdasarkan defini tersebut, dapat dikatakan bahwa tidak ada data mengenai

pekerja pada sektor formal, namun dari sisi besar penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, berdasarkan hasil analisis, ±

82,26% penduduk Kabupaten Pegaf menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, dengan demikan 14.870 jiwa penduduk usia produktif yang

menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, dapat diklaim sebagai bekerja pada lapangan kerja kurang produktif.

Tingkat kesempatan kerja, merupakan tingkat ketersediaan jenis pekerjaan (baik sektor formal maupun informal) tingkat tersedianya kesempatan

bagi para pencari kerja pada usia kerja untuk terlibat secara penuh dalam pekerjaan-perkerjaan tersebut. Lagi-lagi tidak tersedia data yang diperlukan untuk keperluan analisis tingkat kesempatan kerja.

Kapasitas balai latihan kerja, proporsi tenaga kerja Indonesia terdidik di Kabupaten Pegaf, dan jumlah kasus pelanggaran/penyimpangan regulasi

(37)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

fisik maupun kelembagaannya), demikian pula data mengenai proporsi tenaga

kerja terdidik, dan jumlah kasus pelanggaran/penyimpangan regulasi ketenagakerjaan juga belum ada.

Identifikasi permasalahan yang dihadapi di bidang ini, antara lain:

(1) Belum tersedianya data-data mengenai pengangguran terbuka, pekerja formal pedesaan/perkotaan, jumlah pekerja pada berbagai lapangan pekerjaan,

tingkat kesempatan, tingkat kesempatan kerja, proporsi tenaga kerja terdidik perlu dilakukan oleh instansi yang berkompeten; (2) Belum masksimal dilakukan

sosialisasi mengenai berbagai produk peraturan pemerintah yang berkaitan dengan ketenagakerjaan; (3) Belum ada Perda yang berhubungan dengan

ketenagakerjaan untuk Kabupaten Pegaf; dan (4) Belum adanya Balai Latihan Kerja (BLK) untuk menjawab kebutuan kabupaten.

Analisis kebutuhan pembangunan bidang ketenagakerjaan, di sini meliputi: (1) Perlu pelatihan kepada staff instansi tenaga kerja untuk

mempersiapkan tenaga untuk melakukan pendataan berkaitan dengan tanaga kerja, kesempatan kerja, pengangguran, dll sesuai format yang berlaku secara

nasional bahkan diupayakan untuk dipublis secara on-line; (2) Perlu ada disosialisasikan mengenai berbagai produk perundang-undangan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan; (3) Ke depan, perlu dipikirkan dan bila

diperlukan maka didirikan BLK untuk melatih tenaga penduduk usia produktif yang ada agar terampil guna menjawab kebutuhan pembangunan di Kabupaten

Pegaf.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga Pemuda Dan Olahraga

Jumlah pemuda di Kabupaten Arfak yang berumur 15-19 dan 20-29

tahun diperhitungkan sebanyak 981 orang (PEGAF Dalam Angka,2013). Para pemuda tersebut tersebar di 10 Distrik dalam wilayah Kabupaten Pegunungan

Arfak. Mereka berpotensi sebagai tenaga kerja lokal. Dari jumlah pemuda tersebut sekitar 43 orang adalah pelajar SMP dan SMA. Mereka dipastikan memiliki bakat dalam bidang seni budaya dan olahraga, namun belum

dikembangkan.

Kabupaten Pegunungan Arfak sebagai DOB belum dibentuk organisasi

(38)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

pemuda dalam cabang olahraga seperti cabang futsal, volley, bulu tangkis,

karate, taekwaondo, tenis meja, team basket, team sepak bola, tinju, lari marathon, lari seratus meter, dan lain sebagainya.

Namun, potensi tersebut belum dikembangkan. Kegiatan Olahraga dan

kesenian dikembangkan secara terbatas di sekolah- sekolah. Dampak negatif dalam pembangunan adalah apabila pemuda tidak dilibatkan dalam berbagai

kegiatan olahraga akan menimbulkan kerawanan sosial. Permasalahan pemuda dan Olahraga serta kebutuhannya adalah sebagai berikut:

a. Belum ada organisasi kepemudaan dan olahraga b. Belum ada sarana/prasarana olahraga

c. Tidak ada pendanaan khusus untuk pembinaan organisasi kepemudaan.

Budaya

Sub sektor budaya dapat menjadi peluang yang menjanjikan untuk

mendukung sektor pariwisata dalam peningkatan perekonomian masyarakat serta dapat meningkatkan pendapatan daerah. Namun belum dikelola

potensinya secara baik. Sektor pariwisata dan budaya kabupaten Pegunungan Arfak belum memberikan kontribusi PDRB

Menurut PEGAF Dalam Angka (2013), obyek wisata di Kabupaten Pegunungan Arfak terdapat di distrik Anggi,Sururey dan Minyambouw. Potensi wisata di distrik Anggi berupa obyek wisata alam dan budaya, sedangkan obyek

wisata di distrik Sururey dan Minyambouw, masing-masing memiliki obyek wisata budaya dan sejarah. Secara terinci, Objek wisata di kabupaten Pegunungan

Arfak tersebut dari tahun 2013 sampai dengan 2015 berjumlah 9 (sembilan) objek wisata, yang terdiri dari : 4 (empat) objek wisata alam, 2 (dua) objek wisata

budaya dan seni, dan 3 (tiga) objek wisata air.

Jumlah wisatawan dalam negeri dan luar negeri yang datang berkunjung

di 9 (sembilan) objek wisata di kabupaten Pegunungan Arfak tersebut selama tahun 2013 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan dan kemajuan terutama

wisata alam, banyak wisatawan berkunjung melihat burung cenderawasih, burung pintar, gua, gunung, daya tarik objek wisata tirta (wisata air) juga mengalami peningkatan terutama wisata danau anggi gida dan anggi gidi. Hal ini

ditunjukkan dengan penyelenggaraan event festival arfak danau anggi, pada festival ini juga menampilkan seni budaya asli daerah arfak ditunjukkan melalui

(39)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

datang sebagian besar melalui manokwari belum terdata dan tertata dengan

baik.

Selain itu, Pegunungan Arfak merupakan destinasi yang sangat unik dan menarik, bagian pemasaran pariwisata telah melakukan beberapa promosi

pariwisata melalui media cetak, elektronik dan media sosial.Membangun kemitraan dengan cara membuka peluang (memberi kesempatan) kepada

investor untuk membangun infrastruktur pariwisata, seperti : hotel, penginapan, travel, restaurant, serta membangun pondok-pondok singgah di 9 (sembilan)

objek wisata yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut dideskripsi permasalahan wisata dan

kebutuhannya yang meliputi:

a. Potensi wisata belum dimanfaatkan secara maksimal b. Deskripsi obyek wisata yang tersebar di Pegaf.

c. Kurang tenaga professional di dinas dan pengelola budaya dan pariwisata d. Dukungan pendanaan yang kurang.

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib

1. Pendidikan

Di Kabupaten PEGAF sudah didirikan dan dikelola PAUD. Sampai saat ini, jumlah PAUD sebanyak 30 unit, yang menyebar di distrik Sururey (1 unit),

Didohu (2 unit), Anggi (1 unit), Taige (2 unit), Anggi Gida (4 unit), Membey (1 unit), Minyambouw (10 unit) dan Hingk (9 unit). Distrik-distrik yang lain belum didirikan PAUD. Sampai saat ini belum ada Sekolah Taman Kanak Kanak (STK)

di Kabupaten PEGAF.

Jumlah sarana pendidikan dasar di Kabupaten PEGAF pada tahun 2015

disajikan pada Tabel II-26. a. Angka Partisipasi Sekolah

Tingkat pratisipasi sekolah adalah parameter penting untuk mengukur kinerja pembangunan bidang pendidikan. Angka partisipasi sekolah dapat di lihat

(40)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Tabel II-27.

Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2013-2015 Kabupaten Pegunungan Arfak

No. Jenjang Pendidikan 2013 2014 2015

1 SD

1.1 jumlah murid 7-12 tahun 0 0 0

1.2.

jumlah penduduk kelompok usia

7-12 tahun 0 0 0

1.3 APK SD/MI 0 0 121.95

2 SMP/MTs

2.1 Jumlah murid usia 13-15 tahun 0 0 0

2.2.

Jumlah penduduk kelompok usia

13-15 tahun 0 0 0

2.3 APK SMP/MTs 0 0 53.55

Sumber: Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014, 2015.

Tabel diatas menjelaskan bahwa angka partisipasi sekolah untuk tingkat

sekolah dasar pada tahun 2015 adalah 125.95, yang artinya bahwa dari 1000 penduduk anak usia sekolah (SD) 121 orang diantaranya ikut berpartisipasi

dalam pendidikan sekolah dasar. Mayoritas anak usia sekolah belum berpartisipasi dalam pendidikan. Sama halnya juga dengan usia anak sekolah

SMP yang hanya asebesar 53.55 orang. Tabel II-28.

Angka partisipasi kasar Sekolah (APK) Tahun 2013-2015 Kabupaten Pegunungan Arfak

Sumber: Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014, 2015.

Angka partisipasi sekolah untuk SD dan SMP pada tingkat distrik (Tabel II-27) belum bisa dihitung karena tidak tersedia data yang memadai/cukup.

Gambar

Gambar II-3.
Tabel II-21.
Gambar II-5..
Gambar II-6.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada STMIK Prabumulih, dapat disimpulkan bahwa sistem penilaian yang dilakukan oleh STMIK Prabumulih masih manual

Hasil penghitungan analisa Gambar 6 diatas menunjukkan persentase pemotongan sapi perah betina umur produktif sebanyak 26 % atau 47 ekor dari total pemotongan 184

Pada gambar 3.2 bagian grafik tanpa kontrol pH dapat dilihat bahwa nilai pH substrat turun secara polinomial. Hal ini dikarenakan pada menit tersebut telah memasuki tahapan

BNI 31 Mei 2016 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL 1.  Pendapatan Bunga  a... BNI

• Saat Anda memutar file audio dengan data lagu yang ditambahkan menggunakan JVC Playlist Creator atau JVC Music Control, Anda dapat mencari file audio berdasarkan Genre,

secara umum masyarakat wajib pajak kendaraan bermotor Unit Pelayanan Pendapatan Tapung memberikan gambaran sikap petugas sudah lumayan baik dan ramah, tetapi ada

Bagi Kepala Sekolah Dasar dapat menggunakan hasil penelitian tentang pengaruh Self Efficacy, Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru dengan dimoderasi