• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RINGIN SARI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RINGIN SARI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan I"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN

MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RINGIN SARI

KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

SUGIARTI

NIM : 11511027

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN

MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RINGIN SARI

KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

SUGIARTI

NIM : 11511027

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Keyakinan dalam berusaha dan ketekunan dalam berdoa menghasilkan

kebahagiaan yang hakiki

PERSEMBAHAN

Kedua orang tua yang tak pernah henti memberikan doa tulusnya.

Adikku Nurul Anwar yang selalu memberikan semangat.

Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu memberikan motivasi.

Seseorang yang selalu mendukungku dan menantikan kelulusanku.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, atas karunianya sehingga penelitian ini

dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa

terlantunkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati

Allah.

Penelitian yang diberi judul “Peningkatkan Hasil Belajar IPA Materi

Hubungan Makanan Dengan Kesehatan Melalui Metode Inside Outside Circle

Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali Tahun 2015”, pada dasarnya diadakan penelitian ini bertujuan untuk

menyempurnakan ataupun memperbaiki penerapan metode pembelajaran yang

dipakai oleh guru pengampu mata pelajaran IPA dan dengan sasaran akhir untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang

dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus kedua, penerapan metode Inside Outside

Circle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan

Kesehatan siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali

Peneliti menyadari bahwa skripsi yang ditulis ini masih jauh dari kata

(9)

ix

mungkin bisa selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan

ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan kesempatan serta saran pembangun untuk peneliti.

4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.

5. Bapak Drs. M. Choderin, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan motivasi untuk peneliti.

6. Bapak Suharna, S.Pd.M.H selaku kepala Sekolah SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk meneliti.

(10)

x

Dan hanyalah Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti mempersembahkan hasil

penelitian yang jauh dari kesempurnaan ini kepada seluruh insan pendidikan.

Kritik dan saran pembangun dari pembaca yang budiman sangat berharga

bagi peneliti.

Tengaran, 1 September 2015

Peneliti

(11)

xi ABSTRAK

Sugiarti.2015. Peningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Hubungan Makanan

Dengan Kesehatan Melalui Metode Inside Outside Circle Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Jaka Siswanta, M.Pd.

Kata Kunci : Hasil Belajar dan Metode Inside Outside Circle

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode Inside Outside Cirle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Subjek penelitian terdiri dari 22 siswa, yakni 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Juni-Agustus 2015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang dari tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan nilai pencapaian KKM yang ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II, diperoleh data seperti berikut: KKM pada mata pelajaran IPA adalah 60, sebelum menggunakan metode Inside Outside Circle hanya ada 8 (36,37%) siswa yang tuntas, sedangkan 14 (63,63%) siswa belum mencapai KKM. Setelah diterapkan metode Inside Outside Circle dalam mata pelajaran IPA pada siklus I diperoleh data 15 (68,20%) siswa tuntas, dan 7 (31,80%) siswa tidak tuntas. Setelah dilakukan refleksi pada siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar yaitu sebanyak 20 (90,90%) siswa tuntas sedangkan 2 (0.10%) siswa tidak tuntas atau belum memenuhi KKM yang ditentukan.

(12)

xii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... Iv

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN... V

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... Vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... Vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ……….. 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritik ... 6

(13)

xiii

F. Definisi Operasional ... 7

1. Hasil Belajar Siswa Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan ... 7

2. Metode Pembelajaran Inside Outside Circle…... 8

G. Metode Penelitian ... 10

1. Rancangan Penelitian ... 10

2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian... 13

(14)

xiv

8. Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan... 51

C. Metode Inside Outside Circle ... 59

1. Pengertian Metode Inside Outside Circle ... 59

2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Inside Outside Circle . 60 3. Langkah langkah Metode Inside Outside Circle... 60

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) ... 63

1. Perolehan Nilai Ulangan Mata Pelajaran IPA ... 63

2. Data Keadaan Siswa ... 64

3. Pelaksanaan Penelitian ... 65

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 65

1. Perencanaan Tindakan ... 65

2. Pelaksanaan Tindakan ... 66

3. Pengamatan/ Observasi ... 68

4. Refleksi ... 72

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 73

1. Perencanaan Tindakan ... 73

2. Pelaksanaan Tindakan ... 74

3. Pengamatan/ Observasi ... 76

4. Refleksi ……….. 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 82

(15)

xv

2. Deskripsi Data Siklus I ... 83

3. Deskripsi Data Siklus II ... 85

B. Pembahasan ... 86

1. Siklus I ... 87

2. Siklus II ... 94

3. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan ... 102

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru ... 18

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 48

Tabel 2.2 Beberapa Jenis Mineral, Sumber Bahan Makanan, dan Kegunaannya ... 53

Tabel 2.3 Jenis Vitamin, Sumber Bahan Makanan, dan Kegunaannya .... 54

Tabel 2.4 Jenis-Jenis Gangguan atau Penyakit Akibat Kelebihan atau Kekurangan Salah Satu Zat Gizi ... 58

Tabel 3.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V ……….. 63

Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas V SD Negeri Ringin Sari 64 Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 68

Tabel 3.4 Nilai Evaluasi Siklus I ... 71

Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 77

Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus II ... 80

Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V ……….. 83

Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I ... 84

Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II ... 85

Tabel 4.4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus ... 86

Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru siklus I ... 88

Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru siklus II ... 96

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Penelitian Kelas... 13

Gambar 4.1 Presentase Nilai Evaluasi Siklus I ... 88

Gambar 4.2 Presentase Nilai Tes Evaluasi Siklus II ... 95

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 109

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ………

Lampiran 3 Dokumentasi Siklus I .,……….

Lampiran 4 Dokumentasi Siklus II ………..

Lampiran 5 Soal Evalusi Siklus I ………..

Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus II ………

Lampiran 7 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa (Pra Siklus) …………

Lampiran 8 Lembar Observasi Guru ……….

Lampiran 9 Lembar Data Guru ………..

Lampiran 10 Surat Pengantar Lembaga ……….

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ……….

Lampiran 13 Lembar Konsultasi ………...

Lampiran 14 SKK ………..

Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup ………

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran

alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan

manusia. IPA adalah suatu mata pelajaran yang diberikan mulai sekolah

dasar hingga perguruan tinggi. Adapun ruang lingkup IPA yaitu makhluk

hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses

materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi, dan

Kimia.

IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun

dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi

dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara

yang lain (Ahmadi, 2000: 1-2). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang

diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah atau yang sering

disebut dengan metode ilmiah.

Proses pembelajaran IPA tidak sekedar teori saja, tapi lebih

menekankan pada pengalaman secara langsung untuk memahami alam

sekitar dan untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis

(20)

2

tentang Standar Isi disebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Dengan demikian pembelajaran IPA

diharapkan menjadi sarana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri,

lingkungan, dan alam sekitarnya untuk diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Sebagaimana bahwa IPA adalah usaha manusia dalam memahami

alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta

menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga

mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167).

Setelah dilakukan survei di SD Negeri Ringin Sari Kecamatan

Ampel, Kabupaten Boyolali melalui wawancara dengan guru kelas V

ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran IPA, diantaranya

kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan oleh guru

sehingga masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM yaitu

sebesar 60. Hal tersebut ditandai dengan nilai siswa dari 22 siswa pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam hanya 8 (36,37%) siswa yang

memenuhi standar KKM, sedangkan yang 14 (63,63 %) siswa mendapat

nilai dibawah KKM.

Berdasarkan wawancara dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti

dengan guru kelas V SD Ringin Negeri Sari Kecamatan Ampel,

(21)

3

mendapat nilai dibawah standar KKM seperti siswa kurang

memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, bermain sendiri,

mengobrol dengan teman, tidak adanya konsentrasi saat mengikuti

pelajaran. Berdasarkan pengakuan guru kelas V SD Ringin Sari, guru

menyadari bahwa selama ini ketika ia mengajar belum menggunakan

metode yang melibatkan siswa aktif. Sehingga menyebabkan proses

pembelajaran kurang menarik minat siswa dan siswa cenderung pasif, hal

inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa

di atas peneliti memberikan tawaran solusi yakni dengan metode Inside

Outside Circle. Penerapan metode Inside Outside Circle ini diharapkan

mampu memancing keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

Metode Inside-Outside Circle adalah metode pembelajaran dengan sistem

lingkaran kecil dan lingkaran besar dimana siswa saling membagi

informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda

dengan singkat dan teratur.

Keunggulan dari teknik pembelajaran Inside Outside Circle adalah

adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi

dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu,

siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong-royong dan

mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

(22)

4

Inside Outside Circle ini bisa digunakan untuk semua tingkat usia anak

didik.

Untuk memahami persoalan di atas, peneliti bermaksud

mengadakan penelitian tindakan kelas menggunakan pola kolaboratif,

dimana peneliti bertindak sebagai pengamat dengan judul:

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN MELALUI

METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI RINGIN SARI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN

BOYOLALI TAHUN 2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah:

Apakah penerapan metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan hasil

belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada siswa

kelas V SD Ringin Negeri Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

(23)

5

Untuk mengetahui metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan hasil

IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada siswa kelas V SD

Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015.

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Penelitian

Penerapan metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan

hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada

siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali tahun 2015.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode Inside Outside Circle ini dikatakan efektif

apabila mencapai indikator keberhasilan sebagai berikut:

a. Kriteria Ketuntasan Klasikal dari jumlah seluruh siswa ≥ 85%.

b. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari

siklus I ke siklus II.

c. Kriteria Ketuntasan Minimal siswa kelas IV dalam pembelajaran

(24)

6 E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik dari segi teoritis

maupun praktis yaitu :

1. Manfaat Teoritik

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian ilmu

pendidikan.

b. Dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari

penelitian lapangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi yang diajarkan.

b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk

memperkenalkan pembelajaran IPA melalui penerapan metode

Inside Outside Circle guna meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi

sekolah dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan mutu

(25)

7 F. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian

dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul di

atas, maka penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah

yang ada. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

1. Hasil Belajar Siswa Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa

setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih

oleh siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima

pengalaman belajar (Hartiny, 2010: 37). Dalam penelitian ini yang

dimaksud hasil belajar siswa materi Hubungan Makanan dengan

Kesehatan adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai

pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai

dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan serta

tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu)

jika proporsi jawaban siswa ≥ 65 %, dan suatu kelas dikatakan tuntas

belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut ≥ 85 % siswa

yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud, 1996: 48 dalam Trianto,

2009: 241). Tetapi berdasarkan ketentuan KTSP penentuan

keberhasilan belajar di tentukan oleh masing-masing sekolah yang

(26)

8

berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu: kemampuan setiap peserta

didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya

dukung setiap sekolah juga berbeda. Dengan demikian, setiap sekolah

dan setiap mata pelajaran memiliki KKM yang dapat berbeda dengan

sekolah lain (Trianto, 2009: 241-242). Adapun KKM individu di SD

Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali untuk mata

pelajaran IPA adalah sebesar 60. Dan siswa dikatakan tuntas

belajarnya apabila nilai mata pelajaran IPA materi Hubungan Makanan

dengan Kesehatan telah mencapai 60.

2. Metode Pembelajaran Inside Outside Circle

Metode Inside Outside Circle merupakan metode pembelajaran

yang melibatkan siswa aktif. Metode Inside Outside Circle adalah

metode pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil dan lingkaran

besar dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang

bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

Metode Inside Outside Circle ini mempunyai keunggulan serta

kelemahan. Adapun keunggulan dari metode ini adalah adanya struktur

yang jelas yang memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi

dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa juga memiliki banyak

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan

keterampilan berkomunikasi.

Sedangkan kelemahan dari penerapan metode Inside Outside

(27)

9

terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalah gunakan untuk

bergurau, serta rumit untuk dilakukan (Huda, 2013: 247).

Implementasi dari metode Inside Outside Circle ini yaitu

diawali dengan pembentukan kelompok yang dilakukan oleh guru.

Jika kelas termasuk kelas gemuk, maka bagilah menjadi 2 kelompok

besar. Tiap-tiap kelompok besar terdiri dari 2 kelompok lingkaran

dalam dan kelompok lingkaran luar yang jumlah anggotanya sama.

Untuk lebih jelasnya berikut adalah langkah-langkah penerapan

metode Inside Outside Circle dalam pelaksanaan pembelajaran di

kelas:

a. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil, mereka berdiri

melingkar dan menghadap keluar. Separuh kelas lagi membentuk

lingkaran besar, mereka berdiri menghadap ke dalam. Pola

bentukan dari kedua lingkaran ini adalah siswa-siswa dalam

lingkaran kecil akan berada di dalam lingkaran siswa-siswa yang

membentuk lingkaran besar, sehingga setiap siswa dalam lingkaran

kecil nantinya akan berhadapan dengan siswa yang berada di

lingkaran besar masing-masing akan menjadi pasangan.

b. Misalnya, anggap saja dalam satu ruang kelas terdapat 30 siswa.

Siswa 1-15 membentuk lingkaran dalam, sedangkan siswa 16-30

membentuk lingkaran luar. Siswa 1 akan berhadapan dengan siswa

(28)

10

berhadapan dengan siswa 18 dan begitu seterusnya dalam bentuk

lingkaran.

c. Setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil dan besar saling berbagi

informasi. Siswa yang berada di lingkaran kecil (lingkaran dalam)

dipersilakan memulai terlebih dahulu. Pertukaran informasi bisa

dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan

namun tetap dengan nada bicara yang tenang (tidak terlalu keras).

Setelah itu, siswa berada di lingkaran besar (lingkaran luar)

dipersilakan untuk berbagi informasi.

d. Kemudian, siswa yang berada di lingkaran kecil diaam di tempat,

sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau

dua langkah searah perputaran jarum jam. Dengan cara ini,

masing-masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi

infomasi lagi dan lagi.

e. Kemudian, giliran siswa yang berada di lingkaran besar untuk

membagikan informasi. Demikian seterusnya (Huda, 2013:

247-248)

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari

(29)

11

research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Untuk

lebih jelasnya seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006)

menjelaskan pengertian penelitian tindakan kelas secara lebih

sistematis.

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk

menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan

mutu objek yang diamati.

b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan

terencana dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas,

gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta

didik.

c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik

yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang

sama.

Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan

kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan

kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan

belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersamaan (Suyadi, 2010: 18).

Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan

(30)

12

terhadap mata pelajaran IPA rendah dan adanya keinginan guru untuk

memperbaiki hasil belajar siswa.

Hal ini sejalan dengan tujuan utama penelitian tindakan kelas

yaitu untuk mengubah perilaku penelitiannya, dan atau untuk

mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang pada

gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku orang lain

(Sumadayo, 2013: 23).

Peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya

perbaikan suatu praktik pendidikan berdasarkan refleksi dari

pemberian tindakan. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah

jenis penelitian kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai

pengamat. Proses belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru

pengampu kelas dan siswa. Hal ini bertujuan agar proses belajar

mengajar berjalan secara alami, sehingga nilai dan data yang diperoleh

(31)

13

Adapun siklus atau tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

adalah sebagai berikut (Suyadi, 2010: 50):

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ringin Sari

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015. Sekolah Dasar

ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan

pengembangan model pembelajaran yang akan meningkatkan

prestasi kinerja guru dan siswa. Dengan demikian tujuan

(32)

14

b. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan

Juni-Agustus 2015 pada semester ganjil tahun 2015.

c. Subjek penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

guru Ilmu Pengetahuan Alam dan siswa kelas V SD Negeri Ringin

Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015 dengan

jumlah siswa sebanyak 22 siswa, yang terdiri dari 11 siswa

laki-laki, dan 11 siswa perempuan.

3. Langkah-langkah Penelitian

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus

disiapkan untuk melaksanakan tindakan perbaikan berkaitan

dengan masalah penelitian yang ditetapkan (Samsu Sumadayo,

2013:44). Hal –hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:

1) Membuat rencana atau skenario pelaksanaan pembelajaran

menggunakan metode Inside Outside Circle materi Hubungan

Makanan dengan Kesehatan.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang

diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan metode Inside Outside Circle materi Hubungan

(33)

15

3) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui

kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

metode Inside Outside Circle.

4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode

Inside Outside Circle..

5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan

metode Inside Outside Circle.

6) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa

dengan menggunakan tes evaluasi.

b. Pelaksanaan

Merupakan tahapan pengaplikasian semuan perencanaan

tindakan yang telah disusun (Sumadayo, 2013: 44). Jadi, guru

mengadakan proses pembelajaran menggunakan metode Inside

Outside Circle. Adapun hal-hal yang dilakukan guru adalah:

1) Guru membagi fotocopy materi dan meminta siswa membaca

materi tentang Hubungan Makanan dengan Kesehatan.

2) Guru meminta siswa menulis informasi tentang materi

Hubungan Makanan dengan Kesehatan.

3) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok. Kelompok

pertama membentuk lingkaran kecil, mereka berdiri melingkar

dan menghadap keluar. Kelompok kedua membentuk lingkaran

besar, mereka berdiri melingkar dan menghadap ke dalam.

(34)

16

4) Kemudian setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil atau

lingkaran besar saling berbagi informasi yang didapat dari

membaca materi tadi secara bergantian. Pertukaran informasi

dimulai dari siswa yang berada di lingkaran kecil terlebih

dahulu. Sehingga yang bergeser terlebih dahulu adalah siswa

yang berada di lingkaran kecil. Sementara siswa yang berada di

lingkaran besar diam di tempat. Dan setelah selesai barulah

giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang memberi

informasi.

5) Setalah itu, siswa diminta menuliskan semua informasi yang

diperoleh dan diminta membacakan di depan kelas.

c. Observasi atau Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk menggali data yang

dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran

dengan menggunakan lembar observasi guru. Selain itu dilakukan

tes evaluasi untuk menggali data siswa.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan

eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi

atas pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk

(35)

17

menentukan tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan

masalah penelitian (Sumadayo, 2013: 44).

Pada tahap refleksi meliputi: (1) mencatat hasil observasi

dan pelaksanaan pembelajaran, (2) evaluasi hasil observasi, (3)

analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan pada siklus I,

siklus II dan sebagainya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas adalah :

a. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa

nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam

mata pelajaran IPA materi Hubungan Makanan dengan

Kesehatan. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes objektif dan tes subjektif.

b. Lembar observasi, adalah alat yang digunakan dalam

mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi

berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian.

Observasi dilakukan untuk mengamati guru dalam menerapkan

metode Inside Outside Circle. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini mencakup beberapa aspek yang diamati adalah (1)

Kemampuan guru membuka pelajaran, (2) Sikap guru dalam

proses pembelajaran, (3) Penguasaan bahan pembelajaran atau

(36)

18

pembelajaran, (5) Pemanfaatan media pembelajaran dan sumber

belajar, (6) Evaluasi pembelajaran, (7) Kemampuan menutup

kegiatan pembelajaran, dan (8) Tindak lanjut atau follow up

(Rusman, 2011: 99-100). Berikut adalah aspek-aspek yang

digunakan untuk mengamati guru saat melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle:

Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru

No Aspek yang diamati

Kemampuan Guru Membuka Pelajaran

1. Memeriksa kesiapan siswa

2. Memberi motivasi awal

3. Memberikan apresepsi (kaitan materi yang

sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

diberikan

Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

5. Kejelasan artikulasi

6. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian

siswa

7. Mobilitasi posisi mengajar

Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)

8. Bahan belajar disajikan sesuai langkah-langkah

(37)

19

menerapkan metode Inside Outside Circle.

9. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar

(materi)

10. Kejelasan dalam memberikan contoh

Kegiatan Belajar Mengajar (Proses

Pembelajaran)

11. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan

atau indikator yang telah ditetapkan

12. Memiliki keterampilan mengatur siswa saat

penerapan metode Inside Outside Circle

13. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran dengan menggunakan metode Inside

Outside Circle.

14. Melaksanakan proses pembelajaran dengan

penerapan metode Inside Outside Circle dengan

runtut.

15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang

disediakan

Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber

Belajar

16. Menggunakan media secara efektif dan efisien

17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

(38)

20

18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah

ditetapkan

19. Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP

Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran

20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan

21. Memberi kesempatan untuk bertanya dan

menjawab pertanyaan

22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran

Tindak Lanjut (Follow Up)

23. Memberikan tugas kepada siswa baik secara

individu maupun kelompok

24. Menginformasikan materi atau bahan belajar yang

akan dipelajari berikutnya

c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat

membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang

berupa foto kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan

metode Inside Outside Circle.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas adalah:

a. Tes tertulis

Tes tertulis dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui

(39)

21

mendapatkan data kuantitatif dari siswa dalam materi

Hubungan Makanan dengan Kesehatan. Peneliti membuat

lembar tes tertulis yang berupa tes objektif dan tes subjektif.

b. Observasi

Observasi ini dilakukan terhadap guru selama pembelajaran

berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan

kekurangan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan

metode Inside Outside Circle.

c. Dokumentasi

Intrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik

dokumentasi adalah foto kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode Inside Outside Circle.

6. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan

membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah

ditentukan oleh sekolah yakni sebesar 60. Oleh karena itu setiap siswa

dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan

siswa ≥ 60. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau

belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 60.

Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui

siklus-siklus digunakan tolok ukur kriteria ketuntasan klasikal. Adapun KKL

(40)

22

Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan

rumus (Aqib. dkk, 2010: 41):

Sedangkan untuk mencari nilai rentang kategori yang

digunakan dalam lembar observasi guru adalah dengan menentukan

interval kelas dengan rumus (Supramono, Sugiarto, 1993: 29):

i =

Keterangan:

i : interval kelas

H: nilai observasi yang tertinggi +

unit pengamat terkecil

L : nilai observasi yang terkecil −

unit pengamat terkecil

K: banyaknya kelas

H. Sistematika Penulisan

Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo judul

persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

tulisan, motto dan persembahan, kata pengatar, abstrak, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Bab I pendahuluan berisi yang mencakup latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,

definisi operasional, dan sistematika penulisan. Metode penelitian P= ∑

(41)

23

mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah

penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.

Bab II kajian pustaka mencakup: peningkatan hasil belajar, Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA), dan metode Inside Outside Circle.

Bab III metodologi penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan

pra siklus meliputi rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Deskripsi

pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan sebagainya.

Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi

per siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau

wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.

(42)

24

Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang

untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui

pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dengan demikian, belajar

dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan

pengetahuan, sikap, maupun keterampilan (Baharuddin, 2007: 12).

Pendapat tersebut senada dengan James O. Whittaker (dalam

Djamarah, 2011: 12) yang merumuskan belajar sebagai proses

dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman.

Belajar dikatakan sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Djamarah, 2011:

13). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan sseorang melalui

pelatihan dan pengalaman sehingga dapat mengubah pengetahuan,

(43)

25

Belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu (1) belajar

mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku, (2)

perubahan kemampuan atau perilaku yang terjadi bersifat relatif

menetap, (3) perubahan tersebut disebabkan karena hasil adanya

latihan atau pengalaman dan bukan karena proses dari

pertumbuhan atau kematangan (Hartiny, 2010: 32).

b. Ciri-ciri Belajar

Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada

beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri

belajar (Djamarah, 2011: 15).

1) Perubahan yang Terjadi Secara Sadar

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari

terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu

merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan daam dirinya.

2) Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri

individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu

perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan

berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses

belajar berikutnya.

3) Perubahan dalam Belajar Brsifat Positif dan Aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu

(44)

26

lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak

usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik

perubahan yang diperoleh. Perubahan bersikap aktif artinya

bahwa perubahan itu tidak terjadi sendirinya, melainkan karna

usaha individu sendiri.

4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat

menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang

terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi

karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah

pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui

suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah

laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan

mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam

sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

c. Prinsip-prisip Belajar

Soekamto dan Winataputra (dalam Baharuddin, 2007: 16)

(45)

27

mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip

belajar yakni:

1) Apapun yang dipelajari siswa , dialah yang harus belajar bukan

orang lain.Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses

belajar.

4) Penguasaan yang sempurna dari seetiap langkah yang

dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi

tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan

menjadi tiga yakni faktor internal, faktor eksternal dan faktor

pendekatan belajar.

1) Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

meliputi dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat

jasmaniah); 2) aspek psikologis ( yang bersifat rohaniah).

a) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang

(46)

sendi-28

sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas

siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang

lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya,

dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga

materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat

kesehatan indra pendengar dan indra penglihatan, juga

sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap

informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di

kelas.

b) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang

dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan

pembelajaran siswa. Diantara faktor-faktor tersebut adalah:

(1) Inteligensi Siswa/Tingkat Kecerdasan

Inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas

otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh

lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran

otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia

lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh

lainnya. Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa

tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat

(47)

29 (2) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal ang berdimensi

afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau

merespon dengan cara yang relative tetap terhadap

objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif

maupun negatif.

Sikap yang positif, terutama kepada anda dan

mata pelajaran yang anda sajikan merupakn pertanda

awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut.

Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap anda dan mata

pelajaran anda, apalagi diiringi kebencian kepada anda

atau mata pelajaran anda dapat menimbulkan kesulitan

belajar siswa tersebut.

(3) Bakat Siswa

Setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti

berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat

tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi,

secara global bakat itu mirip dengan inteligensi.

(4) Minat Siswa

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

(48)

30

selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian

hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

Umpamanya, seorang siswa yang menaruh

minat besar terhadap matematika akan memusatkan

perhatiannya lebih banyak daripada siswwa lainnya.

Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif

terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi

untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi

yang diinginkan.

(5) Motivasi Siswa

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan

internal organism baik manusia atau hewan yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam

perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan

menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang

berasal dari siswa sendiri yang dapat mendorongnya

melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi

intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan

kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk

(49)

31

Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan

keadaan yang dating dari luar individu siswa yang

mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah,

suri tauladan orangtua, guru, dan seterusnya merupakan

contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang

menolong siswa untuk belajar.

Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang

bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan

menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam

melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran

baik di sekolah maupun di rumah.

2) Faktor Eksternal Siswa

Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga

terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan social dan

faktor lingkungan nonsosial.

a) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para

staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat

mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru

yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik

dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin

(50)

32

berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang poitif bagi

kegiatan belajar siswa.

Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa

adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman

sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi

kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu

sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,

ketegangan keluarga, dan demografi keluarga atau letak

rumah, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun

buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang

dicapai siswa.

b) Lingkungan nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial

ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal

keluarga siswa dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga

siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan

waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini

dipandang turut mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa.

c) Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala

cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang

(51)

33

tertentu. Di samping faktor-faktor internal dan eksternal

siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap

taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut (Syah,

2010: 145-156).

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Setelah melalui proses pembelajaran, maka seseorang akan

menerima hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan

dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

dan sintesis, yang diraih oleh siswa dan merupakan tingkat

penguasaan setelah menerima pengalaman belajar (Hartiny, 2010:

37).

Sedangkan menurut Snelbelker (dalam Rusmono, 2012: 8)

hasil belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang

diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar, karena

belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang

berubah sebagai akibat dari pengalaman.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan itu

mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar

(52)

34

siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut

yang ditandai dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara

berkelanjutan serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM).

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan

individu) jika proporsi jawaban siswa ≥ 65 %, dan suatu kelas

dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas

tersebut ≥ 85 % siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud,

1996: 48 dalam Trianto, 2009: 241). Siswa dikatakan tuntas

belajarnya apabila nilai yang diperoleh sekurang-kurangnya

mencapai 60.

b. Jenis Hasil Belajar

Jenis hasil belajar memiliki sasaran yang berupa

ranah-ranah yang terkandung dalam dalam tujuan pendidikan.

Ranah-ranah tersebut diklasifikasikan menjadi tiga yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotorik (Dimyati, 2002: 202-208).

1) Ranah kognitif (cognitive domain)

Yang termasuk ranah kognitif yaitu:

a) Pengetahuan, merupakan tingkat terendah tujuan ranah

kognitif berupa pengenalan, dan pengingatan kembali

terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan

(53)

35

b) Pemahaman, merupakan tingkat berikutnya dari tujuan

ranah kognitif berupa kemampuan memahami atau

mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu

menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya.

c) Penerapan, merupakan kemampuan menggunakan

generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi

konkret atau situasi baru. Dalam peneran siswa dituntut

memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih

generalisasi atau abstraksi tertentu secara tepat untuk

dieterapkan dalam situasi yang baru dan menerapkan secara

benar.

d) Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran

ke bagian-bagian yang menjadi unsur pokok.

e) Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan

unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang baru.

f) Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran

untuk suatu maksud atau tujuan tertentu. Dalam evaluasi,

siswa diminta untuk menerapkan pengetahuan dan

kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus.

2) Ranah afektif (Effective Domain)

Ranah afektif ini berhubungan dengan perhatian, sikap,

(54)

36

Kratwohl, Bloom, dan Masia (dalam Dimyati, 2002: 205) yang

termasuk ke dalam ranah afektif yaitu:

a) Menerima, merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif

berupa perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang

meningkat secara lebih aktif. Dalam menerima siswa

diminta untuk menunjukkan kesadaran, kesediaan untuk

menerima, dan perhatian terkontrol.

b) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi

stimulan dan merasa terikat serta secara aktif

memperhatikan. Untuk merespon siswa diminta untuk

menunjukkan persetujuaan, kesediaan, dan kepuasan dalam

merespon.

c) Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau

kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut

untuk mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian

atas apa yang terjadi. Dalam menilai, siswa dituntut untuk

menunjukkan penerimaan terhadap nilai, kesukaran

terhadap nilai, dan keterikatan terhadap nilai.

d) Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk

suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang

dipercaya. Untuk menunjukkan kemampuan

(55)

37

mengorganisasikan nilai-nilai ke suatu organisasi yang

lebih besar.

e) Karakterisasi, merupakan kemampuan untuk

mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu

merespon, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai

atau membuat pertimbangan-pertimbangan. Dalam

karakterisasi ini, siswa diminta untuk menunjukkan

kemampuannya dalam menjelaskan, memberikan batasan

dan mempertimbangkan nilai-nilai yang direspon.

3) Ranah psikomotorik (psikomotor domain)

Menurut Davies (dalam Dimyati, 2002:205) ranah

psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik,

manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi

saraf dan koordinasi badan.

a) Persepsi (perception) mencakup kemampuan untuk

mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua

perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara

ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan yang

dinyatakan dengan adanya suatu reaksi yang menunjukkan

kesadaran akan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara

rangsangan-rangsangan yang ada.

b) Kesiapan (set) mencakup kemampuan untuk menempatkan

(56)

38

rangkaian gerakan, yang dinyatakan dalam bentuk

kesiapan jasmani dan mental.

c) Gerakan terbimbing (Guided Response) mencakup

kemampuan untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak

yang dinyatakan dengan menggerakkan angota tubuh

menurut contoh yang telah diberikan.

d) Gerakan yang terbiasa (mechanical response) mencakup

kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerakan

dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi contoh yang

diberikan karena siswa sudah mendapat latihan yang

cukup, yang dinyatakan dengan menggerakkan anggota

tubuh.

e) Gerakan yang komplek (complex response) mencakup

kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang

terdiri atas berbagai komponen dengan lancar tepat dan

efisien yang dinyatakan dalam satu rangkaian perbuatan

yang berurutan, serta menggabungkan beberapa sub

keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerakan yang

teratur.

c. Perwujudan Hasil Belajar

Menurut Syah (dalam Sriyanti, 2008: 20) menyatakan

bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud

(57)

39

1) Kebiasaan

Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan

kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan

mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan.

Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan

berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.

2) Ketrampilan

Ketrampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan

urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini

membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan

kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat

dilihat tingkat ketrampilan yang ada dalam individu.

3) Pengamatan

Pengamatan dapat diartikan proses menerima,

menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui

panca indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar

akan menghasilkan pengamatan objektif dan benar.

4) Berpikir asosiatif dan daya ingat

Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya

mampu berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat.

Berpikir asosiatif maksudnya berpikir untuk menggabungkan

(58)

40

mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut. Selain itu, orang

belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik.

5) Berpikir rasional dan kritis

Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat

berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu

menggunakan logika untuk menentukan sebab akibat,

menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.

6) Sikap

Sikap adalah kecenderungan yang ralatif menetap

untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan

ditandai muncul kecenderungan baru dalam diri sseorang dalam

menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.

7) Inhibisi

Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan

kesanggupan individu untuk mengurangi atau menghentikan

tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih dan melakukan

tindakan lain yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya

kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik.

8) Apresiasi

Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri

individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan

(59)

41 9) Tingkah laku efektif

Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif.

Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud hasil

belajar. Maksudnya, seseorang dikatakan berhasil belajar jika

orang tersebut memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu

tingkah laku yang memiliki manfaat (Sriyanti, 2008: 20-21).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Noehi Nasution dan kawan-kawan (dalam Djamarah, 2011:

176) mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi proses

dan hasil belajar, yakni:

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak

didik. dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi

dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Selama

hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan

alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua

lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi

kehidupan anak didik. Keduanya mempunyai pengaruh cukup

signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah.

(a) Lingkungan Alami

Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal

anak didik hidup dan berusaha di dalamnya. Pencemaran

(60)

42

yang hidup di dalamnya. Keadaan suhu dan kelembaban

udara berpengaruh terhadap belajar anak didik di sekolah.

Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik

hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang panas

dan pengap.

(b) Lingkungan Sosial Budaya

Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa

melepaskan diri dari ikatan social. Sistem sosial yang

terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada

norma-norma sosial, susila, dan hukum yang berlaku dalam

masyarakat. Demikian juga halnya di sekolah. Ketika anak

didik berada di sekolah, maka dia berada dalam sistem

social di sekolah. Peraturan dan tata tertib sekolah harus

anak didik taati. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan

untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang

menunjang keberhasilan belajar di sekolah. Lingkungan

social budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang

mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak

didik di sekolah. Misalnya, pembangunan gedung sekolah

yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas, pabrik, pasar dan

lain-lain dapat menimbulkan kegaduhan suasana kelas yang

membuat anak didik tidak bisa berkonsentrasi dalam

(61)

43 2) Faktor Instrumental

Yang termasuk faktor-faktor instrumental yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah: kurikulum,

program, sarana dan fasilitas, dan guru.

3) Faktor Fisiologis

Menurut Noehi Nasution (dalam, Djamarah, 2011: 189)

kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap

kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan

segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang

dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekuragan gizi

ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak

kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah megantuk, dan

sukar menerima pelajaran.

4) Faktor Psikologis

Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja

merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas

belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi

faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu akan

kurang signifikan. Oleh karena faktor psikologis juga

mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Adapun ang

termasuk faktor psikologis adalah .minat, kecerdasan, bakat,

(62)

44 B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha manusia dalam

memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,

serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran

sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167).

Sedangkan pengertian IPA menurut Ahmadi (2000: 1-2) IPA

merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan

cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,

observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu

dengan cara yang lain.

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian IPA adalah suatu pengetahuan yang diperoleh atau disusun

melalui pengamatan serta menggunakan prosedur atau metode ilmiah

dan dijelaskan menggunakan penalaran untuk memahami alam semesta

sehingga akan mendapatkan kesimpulan.

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA di sekolah dasar berfungsi untuk

mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan konsep yang

terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman

melalui serangkaian proses ilmiah. Konsep pembelajaran IPA di

(63)

45

memisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi,

fisika.

Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Mulyasa, 2006: 111)

dimaksudkan untuk:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

(64)

46 3. Karakteristik IPA

IPA memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya

menurut Jacobson & Bergman (dalam Susanto, 2013: 170), meliputi:

a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori.

b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati

fenomena alam, termasuk juga penerapannya.

c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam

menyingkap rahasia alam.

d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian

atau berupa saja.

e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang

bersifat objektif.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa hakikat IPA

merupakan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip, proses yang

mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep

IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan

dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan

konsep IPA. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut pembelajaran IPA

akan mendapat pengalaman langsung melaluui pengamatan, diskusi

dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian, dapat

menmbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan dengan

merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu berfikir

(65)

47

4. Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek

berikut (Mulyasa, 2006: 112)

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,

dan gas.

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya.

5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA kelas

V SD/MI

Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas V

SD/ MI semester satu dalam struktur Kurikulum Satuan Tingkat

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Tabel 2.2 Beberapa Jenis Mineral, Sumber Bahan Makanan, dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saat bertemu pengiklan penulis sebagai Account Executive harus dengan baik. memaparkan visi misi yang dimiliki oleh Koran JITU, keuntungan

Hasil uji Nagelkerke R-Square menunjukkan nilai Nagalkerke R- Squaresebesar 0.652, maka varians dari keputusan seorang nasabah non-muslim untuk menggunakan jasa bank

Analisa data pada penelitian ini meliputi analisis kecenderungan ( Trend Analisys ) antara parameter kualitas air sungai dengan jarak dari sumber pencemar, analisis kualitas

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan ridho dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Tingakat Absensi

Seiring dengan meningkatnya harga minyak kelapa sawit di pasaran dunia, maka berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No 92/PMK.011/2007 yang berlaku sejak September 2007 dan

Desa Sumber Asri dan Desa Ngaringan hanya 2 (dua) dari 30 desa di Kabupaten Blitar yang menjadi daerah pertama pelaksanaan Program Pembaruan Agraria di Kabupaten Blitar pada

Cambridge IGCSE (9–1) Music is accepted by universities and employers worldwide as providing proof of musical skills, knowledge and understanding.. This syllabus offers students

 Dengan diberi contoh gerakan oleh guru, siswa dapat melakukan gerak koordinasi kepala, tangan, dan kaki sesuai hitungan dengan benar..  Dengan diberikan teks cerita tentang